KESEJAHTERAAN HEWAN
KELAS C
Laporan ini disusun untuk memenuhi penugasan mata kuliah Kesejahteraan Hewan
sebagai bahan referensi yang menunjang presentasi tentang dokter hewan sebagai praktisi.
Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
telah membantu proses pembaaan makalah ini sampai makalah ini terselesaikan. Namun, tidak
menutupi kemungkinan adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif. Semoga makalah ini
bermamfaat bagi kita semua.
Akhir kata, Laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan dengan segala kerendahan
hati penulis mendoakan semoga perlindungan dari Allah SWT selalu menyertai kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kepedulian untuk kesejahteraan hewan sering didasarkan pada keyakinan bahwa binatang
yang hidup dan pertimbangan kesejahteraan atau penderitaan yang harus diberikan kepada mereka,
terutama ketika mereka berada di bawah perawatan dari manusia. Keprihatinan ini dapat mencakup
bagaimana hewan disembelih sebagai sumber makanan, bagaimana mereka digunakan dalam
penelitian ilmiah, bagaimana mereka dipelihara (sebagai hewan peliharaan, di kebun binatang,
peternakan, sirkus, dll), dan bagaimana aktivitas manusia mempengaruhi kesejahteraan dan
kelangsungan hidup spesies liar.
Animal Welfare (Kesejahteraan hewan), adalah expresi yang berkenaan dengan moril. Semua
manusia bertanggungjawab terhadap masing-masing binatang yang dipelihara atau bebas di alam.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa Dalam teori Kesejahteraan Binatang ada ajaran tentang kepedulian dan
perlakuan manusia terhadap masing-masing hewan dan bagaimana masyarakat dapat meningkatkan
kwualitas hidup hewan itu. Setiap jenis satwa liar dan hewan harus dibiarkan hidup bebas di alam atau
hidup yang berkwualitas di lingkungan yang disesuaikan dengan pola perilaku, kebutuhan serta
karakteristik habitat alamnya di kandang. Lagi pula, manusialah yang bertanggungjawab untuk
mewujudkannya.
Kebun Binatang merupakan suatu tempat berbentuk taman atau ruang terbuka hijau yang
merupakan tempat untuk mengumpulkan, memelihara kesejahteraan dan memperagakan satwa liar
untuk umum dalam lingkungan buatan. Kebun binatang berfungsi sebagai tempat pendidikan, riset,
dan tempat konservasi untuk satwa yang terancam punah serta sebagai tempat rekreasi. Kebun
Binatang diatur penyelenggaraannya sebagai lembaga konservasi ex-situ. Sebagai lembaga konservasi
Kebun Binatang Bandung memiliki empat tugas utama yaitu ; 1) Untuk memelihara dan
mengembangbiakan satwa, 2) Tempat penelitian, 3) Pendidikan dan 4) Wisata.
Kebun binatang menjadi salah satu wisata yang digemari banyak masyarakat. Banyak
keluarga yang sering berlibur di kebun binatang karena selain refreshing, tapi juga bisa menjadi
sarana edukasi untuk anak-anak agar lebih dekat dan mengenal dengan satwa. Kesejahteraan Hewan
dikebun binatang mulai terganggu dengan adanya objek wisata kebun binatang yang memfasilitasi
pengunjung bisa berfoto dengan hewan yang ada dikebun binatang dan bertempat daerah terbuka.
Secara tidak langsung membuat pengelola konservasi tersebut untuk melakukan hal yang membuat
kesejahteraan hewan terganggu, contohnya membius untuk memberikan jaminan keselamatan
terhadapat pengunjung. Salah satu hewan yang sering menjadi objek foto wisatawan yaitu Singa.
Singa merupakan salah satu hewan yang termasuk dalam bagian satwa liar.
Pemberian obat bius terhadap hewan di kebun binatang akan menimbulkan menimbulkan efek
trias anestesi, pasien akan mengalami keadaan tidak sadar, reflek-reflek proteksi menghilag akibat
mati rasa dan kelumpuhan otot rangka termasuk otot perafasan. Di samping pengaruh trias anestesi
tersebut pasien juga menderita manipulasi bedah, mulai dari derajat ringaan sampai berat. Sehigga
pada keadaan demikia pasien sangat memerlukan tindakan bantuan kehidupan selama prosedur
anestesi/diagnostik (Mangku dkk., 2010; Rani dkk., 2012).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan Batasan masalah di atas maka masalah dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
C. Tujuan
Dalam makalah ini, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
D. Manfaat
Kita sebagai warga negara Indonesia menyadari akan hewan yang di lindungi dan dengan
artikel ini dibuat maka akan mengedukasi kita bagaimana seharusnya hewan di kebun binatang
kesejahteraannya terjamin.
BAB II
PEMBAHASAN
Animal welfare atau kesejahteraan hewan adalah suatu keadaan fisik dan psikologi
hewan sebagai usaha untuk mengatasi lingkungannya. Berdasarkan UndangUndang Nomor
18 Tahun 2009, Animal welfare adalah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan
fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu di terapkan dan
ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang yang tidak layak terhadap
hewan yang dimanfaatkan manusia
Sasaran animal welfare adalah semua hewan yang berinteraksi dengan manusia
dimana intervensi manusia sangat mempengaruhi kelangsungan hidup hewan, bukan yang
hidup di alam. Dalam hal ini adalah hewan liar dalam kurungan (Lembaga konservasi,
entertainment, laboratorium), hewan ternak dan hewan potong (ternak besar/kecil), hewan
kerja dan hewan kesayangan.
Berfoto bersama hewan yang terkenal buas seperti singa atau harimau terkadang
dianggap sesuatu yang hebat. Meski hewan buas yang diajak perfoto itu tampak tak
berbahaya dan terlatih dengan baik, tapi ada kenyataan menyedihkan di baliknya. Hewan
tersebut seakan sudah di berikan obat bius untuk membuat hewan tersebut setengah sadar.
Seperti pada pernyataan Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group, sebuah lembaga yang
fokus pada isu perdagangan satwa. Dalam keterangannya mereka mengatakan singa itu
"dipaksa bangun untuk berfoto bersama pengunjung" dan "terlihat seperti dibius."
"Kami melihat ngantuknya tidak normal, terlihat dari matanya. Setelah dibangunkan, singa
itu jatuh lagi. Kami curiga dia diberi kentamine semacam obat bius," kata Marison Guciano
dari Scorpion kepada BBC Indonesia.
Dalam praktek khususnya hewan besar, ketamine tidak dianjurkan sebagai anestesi
tunggal karena pada pemberian anestesi umum pemberian ketamine diberikan dengan
kombinasi sedativa yang diberikan setelah tampak efek secara klinis pada penderita. Hasil
anestesi ketamine memberikan efek relaksasi yang baik dan kesadaran sepenuhnya dari
penderita akan dicapai 2 sampai 3 jam, pemberian ketamine dapat diberikan secara berulang
sesuai dengan tingkat kedalaman anestesi yang dikehendaki (Higgins dan Kock 1984).
Dalam penelitian yang dilakukan, ketamine dikombinasikan dengan atropine sebagai
premedikasi untuk mengurangi sekresi saliva dan kelenjar bronchial
Namun banyak juga yang beranggapan bahwa salah satu hewan yang di peruntukkan
untuk objek foto wisatawan contohnya singa. singa merupakan hewan karnivora, sehingga
lebih aktif pada sore hari. Sementara pada siang hari mereka lebih banyak tidur dan
beristirahat.
Animal Welfare memiliki 3 aspek penting yaitu: Welfare Science, Welfare ethics dan
Welfare law. Dijelaskan lebih lanjut bahwa Welfare science mengukur efek pada hewan
dalam situasi dan lingkungan berbeda, dari sudut pandang hewan. Welfare ethics mengenai
bagaimana manusia sebaiknya memperlakukan hewan. Welfare law mengenai bagaimana
manusia harus memperlakukan hewan.
Debat tentang Kesejahteraan Binatang tidak merupakan debat yang baru di Indonesia.
Telah ada beberapa gerakan Kesejahteraan Binatang, dan ada para aktivis binatang yang
berusaha mencegah terjadinya kekejaman terhadap binatang di Indonesia. Sebenarnya,
gerakan Kesejahteraan Binatang semakin penting di seluruh dunia. Gerakan anti
penganiayaan terhadap binatang dimulai dengan sungguh-sungguh beberapa dasawarsa yang
lalu. Sejak periode ini, ada jauh lebih banyak kesadaran tentang Kesejahteraan Binatang di
seluruh dunia.
Pada akhirnya hewan yang digunakan sebagai objek foto Wisatawan di kebun
binatang ini lebih baik di perlakukan sebaik-baiknya peraturan pemeliharaan hewan
konservasi dan perlunya edukasi untuk pengunjung tempa wisata kebun binatang akan
perlunya tidak terlalu berlebihan dan sembarangan untuk mengajak hewan berfoto.
(1) Untuk kepentingan kesejahteraan hewan dilakukan tindakan yang berkaitan dengan
penangkapan dan penanganan; penempatan dan pengandangan; pemeliharaan dan
perawatan; pengangkutan; pemotongan dan pembunuhan; serta perlakuan dan pengayoman
yang wajar terhadap hewan.
(2) Ketentuan mengenai kesejahteraan hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan secara manusiawi yang meliputi:
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kesejahteraan hewan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri.
BAB III
ASSIGNMENT
Menurut saya kasus Pembiusan Hewan sebagai objek Foto Wisatawan di kebun Binatang ini
melanggar kesejahteraan hewan, karena membatasi kebebasan dan memberikan efek tidak baik untuk
kesehatan hewan apabila di lakukan terus menerus, karna apabila ini menjadi budaya maka tidak
menutup kemungkinan hewan lain selain singa akan terkena dampaknya. Hewan sendiri sangat
membutuhkan kebebasannya untuk menunjang kealamian sifatnya sesuai dengan tempat tinggal
asalnya. Untuk perundang-undangannya pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Pasal
302 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang mengatur tentang kesejahteraan Hewan.
Gambar
2. Kebun binatang Lujan di Ibu Kota Buenos Aires, Argentina
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan