Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

DOMESTIKASI HEWAN

Disusun Oleh :
Sabrina 2003056042

JURUSAN PERTERNAKAN FAKULTAS


PERTANIAN UNIVERSITAS
MULAWARMAN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb,

Salam sejahtera bagi kita semua.

Segala puji syukur kita haturakan kepada tuhan yang maha esa. Karena atas
berkatnya saya dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia tentang domestikasi
hewan ini dengan baik dan benar.

Makalah ini umum digunakan dibilang keilmuan. Melalui makalah yang telah
saya buat,tentunya saya mendapatkan banyak ilmu yang bermanfaat, khususnya
mengenai domestikasi, penjinakan dan budidaya hewan. Untuk itu saya mengucapkan
banyak terima kasih kepada :

1. Tuhan yang maha kuasa.


2. Ibu Purwanti M.Hum selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu saya menerima kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.
Saya berharap semoga dengan makalah ini dapat membagi ilmu dan memberi manfaat
bagi kita semua.

Samarinda, 26 November 2020.

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................


2.1 Pengertian Domestikasi ..................................................................
2.2 Asal Usul Ternak ..............................................................................
2.3 Hewan Awal Domestikasi ................................................................
2.4 Komunitas Proses Domestikasi ........................................................
2.5 Perubahan Hewan Domestikasi .......................................................
2.6 Alasan Domestikasi Hewan ..............................................................

BAB III PENUTUP ................................................................................................


3.1 Kesimpulan .......................................................................................
3.2 Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hewan yang kita dapat sekarang merupakan hasil evolusi hewan yang dilakukan oleh
campur tangan manusia. Ini dikarenakan kebutuhan manusia akan sumber protein dari
hewan membuat manusia mulai berpikir untuk mengembangbiakan hewan secara
massal yang dulunya hanya didapat dari hasil berburu di alam.

Proses ini dimulai kurang lebih 10000-15000 tahun yang lalu,proses ini disebut dengan
domestikasi. Proses domestikasi memerlukan waktu yang panjang, perencanaan yang
matang dan harus mempertimbangkan berbagai aspek baik secara internal maupun
secara eksternal yakni aspek lingkungan, aspek biologis dan ekologis.

Kebanyakan hewan yang telah di domestikasi lebih tenang daripada kerabatnya yang
hidup liar di alam.Hal ini dikarenakan hewan sudah dijinakkan sesuai dengan keinginan
yang diharapkan oleh manusia. Hewan domestikasi mengalami kehilangan fungsi organ -
organ jaringan tertentu dari fungsi organ aslinya dikerenakan perubahan secara
anatomi, morfologi dan fisiologis.Tetapi dalam domestikasi tidak mempengaruhi
kerangka bentuk tubuh hewan itu sendiri.

Hewan - hewan yang didomestikasikan bertujuan untuk membantu dalam memburu,


dipelihara, diambil daging,susu, kulit, dan bulunya juga ditujukan untuk alat transportasi
manusia.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian domestikasi
2. Asal usul ternak
3. Hewan awal domestikasi
4. Komunitas – komunitas proses domestikasi
5. Alasan domestikasi hewan
6. Perubahan hewan domestikasi

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui lebih rinci mengenai domestikasi pada hewan dan penulisan makalah
ini merupakan hal yang umum digunakan dibidang keilmuan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Domestikasi

Domestikasi adalah usaha penjinakan hewan liar yang habitatnya berada di alam
bebas untuk bisa beradaptasi dengan baik dilingkungan hidup manusia baik berupa
pakannya maupun habitatnya. Domestikasi melibatkan suatu populasi hewan yang
menggunakan seleksi, pemuliaan (perbaikan keturunan) serta perubahan perilaku dari
hewan yang didomestikasi. Domestikasi juga merupakan salah satu upaya untuk
menyelamatkan populasi hewan yang hampir punah, karena kelangsungan hidup
peranakan hasil domestikasi lebih terjaga daripada peranakan yang ada di alam liar.
Domestikasi menurut ahli :
Menurut Effendi (2002),proses yang menjadikan spesies liar (wild species) menjadi
spesies budidaya dikenal dengan istilah domestikasi species.
Menurut Evans (1996),Domestikasi merupakan proses perkembangan organisme yang
dikontrol oleh manusia dan oleh sebab itu domestikasi mencakup perubahan genetik
(tumbuhan) yang berlangsung berkesinambungan semenjak dibudidayakan.
Menurut Pullin (1994),Domestikasi adalah sebuah proses mematuralisasikan hewan –
hewan ke dalam kehidupan manusia dengan segala kebutuhan dan kapasitasnya.

Menurut Ekastuti (2012), domestikasi merupakan pengadopsian yang dilakukan manusia


terhadap tumbuhan dan hewan dari alam liar kedalam kehidupan manusia sehari – hari.

Kemudian dengan pendapat diatas Ensminger (dalam Sulistyoningdih, 2011),


menambahkan bahwa tingkah laku hewan adalah reaksi seluruh organisme pada
rangsangan tertentu atau cara bereaksi terhadap lingkungannya.Pengubahan
perilaku/sifat merupakan hal yang penting dalam proses domestikasi hewan, karena
hewan yang memiliki sifat yang lebih jinak, tenang serta penurut akan memudahkan
manusia dalam mendomestikasinkan hewan tersebut.

3
Menurut Zairin (dalam Anggoro, 2013) yang menyatakan bahwa domestikasi merupakan
suatu cara pengadopsian hewan dalam suatu populasi yang hampir punah (terancam
kelestariannya) dari kehidupan liar (habitat asli) ke dalam lingkungan budidaya.
Pelaksanaan domestikasi salah satunya yaitu, untuk mengurangi ketergantungan induk-
induk dari alam secara bertahap dalam pelaksanaan budidaya berkelanjutan
(sustainable aquaculture) dan digantikan dengan induk-induk produktif hasil
domestikasi.

Menurut Effendi (dalam Anggoro, 2013), menyebutkan bahwa terdapat tiga tahapan
domestikasi spesies liar, yaitu: (1) mempertahankan agar tetap bisa bertahan hidup
(survive) dalam lingkungan akuakultur (wadah terbatas, lingkungan artifisial, dan
terkontrol), (2) menjaga agar tetap bisa tumbuh, dan (3) mengupayakan agar bisa
berkembang biak dalam lingkungan terkontrol.Hal ini dikarenakan proses domestikasi
membutuhkan tahapan - tahapan dalam menjinakkan hewan liar.

Menurut Muflikh (dalam Anggoro, 2013) disebutkan bahwa domestikasi merupakan


upaya untuk menjinakkan hewan liar yang hidup di alam bebas agar terbiasa pada
lingkungan rumah tangga manusia baik berupa pakan maupun habitat.

Menurut Kayadoe (2008) menambahkan bahwasanya penangkaran merupakan proses


domestikasi untuk hewan/satwa yang masih hidup liar.

Menurut Yulfiperius (dalam Saputri, 2016) berpendapat bahwa domestikasi


dimaksudkan untuk menjaga hewan liar tetap tumbuh dan berkembang biak dalam
lingkungan budidaya, sehingga memperoleh keturunan yang baik secara kualitas dan
kuantitas.
Menurut Augusta (2016) juga menambahkan bahwa domestikasi adalah salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk mencegahnya terjadi kepunahan terhadap
populasi/spesies yang terancam keberadaan kelangsungan hidupnya. Jadi agar
populasi/spesies tidak punah maka salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mencegahnya adalah dengan melakukan domestikasi terhadap satwa- satwa liar yang
hidup di alam bebas.

4
Menurut Belteky dan Price (dalam Sutriyono, 2016) menyebutkan bahwa domestikasi
merupakan salah satu cara konservasi yang telah banyak dilakukan oleh masyarakat
sejak dahulu kala dan dalam prosesnya domestikasi telah menyebabkan terjadinya
perubahan fenotipe yang mempengaruhi tingkah laku, performa, fisiologi, dan
reproduksi. Perubahan morfologi akan menghasilkan beberapa spesies baru dalam
waktu yang relatif singkat.

Menurut Hale (1969), domestikasi adalah keadaan dimana breeding, pemeliharaan dan
pemberian pakan berada dibawah pengawasan manusia.

Menurut Zairin (2003), ada beberapa tingkatan yang dapat dicapai manusia dalam upaya
penjinakan hewan ke dalam suatu sistem budidaya. Tingkatan dimaksud, sebagaimana
berlangsung pada ikan, adalah sebagai berikut.
1. Domestikasi sempurna, yaitu apabila seluruh daur hidup ikan sudah dapat
berlangsung dalam sistem budidaya.
2. Domestikasi hampir sempurna, yaitu apabila seluruh daur hidupnya dapat
berlangsung dalam sistem budidaya, tapi keberhasilannya masih rendah.
3. Domestikasi belum sempurna, yaitu apabila baru sebagian daur hidupnya dapat
berlangsung dalam sistem budidaya.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2016 tentang Museum


Nasional Sejarah Alam Indonesia disebutkan bahwa domestikasi adalah proses
penjinakan hewan liar dan binatang buas menjadi hewan peliharaan, pembudidayaan
tumbuhan menjadi tanaman, dan pembiakan mikroorganisme untuk dapat dikelola dan
dimanfaatkan kegunaannya bagi kehidupan manusia. Dalam arti yang sederhana,
domestikasi merupakan proses penjinakan yang dilakukan terhadap hewan atau
tanaman liar yang ada di alam menjadi hewan atau tumbuhan yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia.

5
2.2 Asal Usul Ternak
Terdapat 2 teori yang mengusulkan asal – usul ternak yaitu teori polyphyletic
origin theorie dan teori monophyletic origin theorie.
.1). Teori Polyphyletic Origi

Dari gambar diatas menyatakan bahwa anjing berasal dari dua species yaitu anjing liar
ialah jackal dan wolf (serigala).Ini terjadi karena sesuatu species hewan ternak yang ada
sekarang pada mulanya berasal dari dua species hewan liar atau lebih, dimana
penjinakannya dilakukan pada tempat atau daerah yang berbeda, pada waktu (periode)

Jackaj )
al ( ag

Woseri)
lf ( gala
yang tidak sama dan kemudian kedua species atau lebih dari hewan liar itu mengalami
perkawinan silang

2).Teori Monophyletic Origin

6
Berbeda dengan teori monophyletic yang menyatakan bahwa sesuatu species hewan
ternak yang ada sekarang pada mulanya hanya berasal dari satu species hewan liar.Ini
bisa kita lihat dalam. Gambar diatas dimana anjing yang ada sekarang berasal dari
serigala.

Kemudian dalam asal - usul ternak terdapat alur atau proses yaitu,dari hewan liar yang
hidup bebas dialam kemudian diambil untuk diperbanyak melalui pengembangbiakan
dan pembesaran tubuh satwa liar dan tumbuhan dengan tetap mempertahankan
kemurnian jenisnya proses ini disebut dengan penangkaran.Tujuan dilakukannya
penangkaran ini untuk Mendapatkan spesimen tumbuhan dan satwa liar dalam jumlah,
mutu, kemurnian jenis dan keanekaragaman genetik yang terjamin, untuk kepentingan
pemanfaatan sehingga mengurangi tekanan langsung terhadap populasi alam.
Mendapatkan kepastian secara administratif maupun secara fisik bahwa pemanfaatan
spesimen tumbuhan atau satwa liar yang dinyatakan berasal dari kegiatan penangkaran
adalah benar-benar berasal dari kegiatan penangkaran.

Setelah itu berlanjut pada proses domestikasi yang merupakan pengadopsian tumbuhan
dan hewan dari kehidupan liar ke dalam lingkungan kehidupan sehari-hari
manusia.Dalam arti yang sederhana, domestikasi merupakan proses “penjinakan” yang
dilakukan terhadap hewan liar.Tetapi domestikasi berbeda dengan penjinakan, dimana
penjinakan dilakukan hanya kepada individu sedangkan domestikasi melibatkan
populasi, seperti seleksi, pemuliaan (perbaikan keturunan), serta perubahan
perilaku/sifat dari organisme yang menjadi objeknya.Dan berlanjut lagi pada budidaya
yang merupakan kegiatan yang diatur secara terencana untuk melestarikan dan
membiakkan tanaman atau hewan. Budidaya bertujuan untuk tetap berkelanjutan dan
untuk mencapai hasil yang berguna dan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia.

7
2.3 Awal Domestikasi

Hewan yang didomestikasi merupakan dari hewan liar yang telah dipelihara.
Berikut pada tabel dibawah ini merupakan hewan - hewan yang pertama kali
didomestikasikan.

Hewan Peliharaan Awal Proses Moyang Hewan Liar Tempat Awal

Anjing Sebelum 10.000 Serigala (Canis Asia Timur


(Canis lupus SM lupus lupus)
familiaris)

Domba/biri-biri 7.000 SM Domba padang Irak, Iran, Asia


(Ovis orientalis aries) Barat Daya

Kambing 7.000 SM Kambing gunung Pegunungan


(Capra aegagrus Zagros,Irak, dan
hircus) Iran

Babi 7.000 SM Babi hutan Anatolia, Asia


(Sus scrofa Barat Daya
domestica)

Sapi 6.500 - Asia Barat Daya


(Bos primigenius dan Eropa, India,
taurus) Timur Tengah,
dan Sub Sahara

Ayam 6.000 SM Ayam Hutan Lembah Sungai


(Gallus – Gallus Indus, Asia
domesticus) Tenggara

Kucing 6.000 Kucing liar (Felis Asia Barat Daya,


(Felis silvestris catus) silvestris) Siprus

Tikus Belanda 5.000 SM Belum Diketahui Peru

8
“Marmut” (Carvia
Porcellus)

Keledai 5.000 SM Keledai liar Afrika Timur Laut


(Equus africanus dan Mesir
asinus)

Kuda 4.000 SM Kuda liar Ukraina dan


(Equus ferus daerah Laut
caballus) Hitam dan
padang Eurasia

Llama 4.000 SM Guanako Pegunungan


(Lama glama) Andes, Peru

Kerbau 4.000 SM Kerbau Liar Lembah Sungai


(Bubalus bubalis) Indus

Unta 3.000 SM Unta Liar Jazirah Arab


(punuk tunggal)
dan Asia Tengah
(punuk ganda)

Angsa 3.000 SM Angsa Lia Laut Tengah


Timur

Yak 2.500 SM Yak liar Tibet


(Bos grunniens)

Sapi Bali (Bos 2.500 SM Banteng Jawa


Javanicus)

8
Pada saat mendomestikasikan hewan ada kriteria – kriteria yang harus dipertimbangkan
yaitu :
1.Pakannya mudah didapatkan, pakan hewan yang didomestikasikan harus berada
diluar piramida makanan manusia (gandum dan jagung) dan pakannya tidak digunakan
oleh manusia seperti (rerumpunan dan sebagainya) dan mudah dalam penyimpanannya.
Contohnya hewan karnivora yang pakannya hanya daging – dagingan membuat hewan
ini lebih sulit untuk di domestikasi.

2.Pertumbuhan cepat contohnya (ayam,kambing, babi dan lain-lain),sehingga


mempercepat dalam proses pengembangbiakan dan pemanfaatannya.

3.Memungkinkan untuk dikembangkanbiakan dalam penangkaran.Contohnya


memelihara ayam disekitar rumah atau didalam kandang dimana Habitat aslinya bukan
berada pada lingkungan hidup manusia.

4.Tidak agresif, atau tidak membahayakan bagi manusia dalam mendomestikasikannya.


Biasanya hewan herbivora yang memakan tumbuh – tumbuhan yang tidak agresif
dibandingkan dengan hewan karnivora yang memakan daging – dagingan.

5.Tidak mudah stres, dimana hewan yang didomestikasikan mudah dalam beradaptasi
pada lingkungan hidup yang baru dan mudah beradaptasi dengan keberadaan manusia
disekitarnya.

6.Memiliki hierarki sosial yang dapat dimodifikasi.

2.4 Komunitas Proses Domestikasi

Komunitas yang ada pada saat proses domestikasi, yaitu :


1). Komunitas pemburu, pengumpul dan pencari ikan
Ini dimulai pada Jaman pleistosen – akhir jaman es (80.000 – 10.000 tahun lalu),
manusia purba. Pada mulanya orang – orang purba mulai mengembangkan alat-alat dari

8
batu dan tulang ini digunakan untuk berburu.Perburuan dilakukan secara berkelompok
dan dalam perburuan sudah dibantu dengan menggunakan serigala jinak (Canis lupus)
sebagai nenek moyang dari anjing. Binatang yang diburu yaitu ada rusa merah, elk, sapi
liar, babi hutan.dan orang purba juga berburu paus dengan menggunakan hairpoon.

2). Komunitas pembudidaya dan pemeliharaan


Ini berlangsung pada Jaman Neolitik (sekitar 9.500 SM). Pada jaman ini terjadi
perubahan iklim. Dimana diwilayah Afrika Selatan, Arab, Irak, dan Iran permukaan tanah
yang dulunya hutan terbuka dan padang rumput berubah menjadi padang pasir.

Para pemburu dan pengumpul mulai berpindah ke lembah sungai dan oasis. Di wilayah
sabit subur (fertile crescent).Pertama kali budidaya serealia dan tanaman lainnya
dilakukan diwilayah sabit subur ini. Wilayah Sabit subur membentang dari pantai Teluk
Persia membentang ke arah barat laut, membentang sepanjang sungai Efrat dan Tigris
meliputi:Mesopotamia (Irak, sebagian kecil dari Iran, Suriah dan Lebanon),Suriah-
Palestina, dan Mesir. Berikut adalah peta wilayah Sabit subur:
.

8
Kemudian para pemburu dan pengumpul sudah menyimpan biji -bijian (serealia) yang
telah mereka budidayakan di dalam suatu lubang untuk menjaganya agar tahan
lama.Ibu-ibu pada jaman Neolitik merawat anaknya hingga lebih 3 tahun memberikan
dampak terhadap lactational amnorrhea (meningkatnya laktasi) yaitu pemberian air
susu ibu (ASI) secara eksklusif yang bertujuan untuk menekan terjadinnya ovulasi.Tetapi
dengan terjadinya kehidupan yang berpindah-pindah, kebutuhan menyusui ibu kepada
anaknya dikurangi, agar proses ovulasi menjadi lebih cepat dan menghasilkan anak yang
lebih banyak.

Dengan meningkatnya populasi maka untuk memenuhi kebutuhan pada jaman Neolitik
dilakukannya budidaya serealia dan budidaya hewan. Hewan yang dibudidayakan, yaitu
ada domba liar, kambing liar, babi, dan sapi.Proses Domestikasi diawali di punggung
bukit Zagros yang marginal ke daerah sabit subur.Panjang keseluruhan pegunungan yang
membentuk Zagros kira-kira 1.500 km, mulai di bagian timur laut irak, berakhir di selat

8
Hormuz. Banyak puncak yang lebih tinggi dari 3.000 meter. Gunung tertinggi adalah Zard
Kuh pada ketinggian 4.548 meter.Dibawah ini merupakan gambar pegunungan Zagros.

3). Pusat dunia purba

•Asia Tenggara (Thailand)

8
Sapi dan Babi di Non Nok, sekitar 6.000 tahun yang lalu, Kerbau (Bubalus bubalis) di Ban
Chiang pertengahan milenium ke dua SM.

•Asia Selatan (India & Pakistan)

Sapi (Bos indicus) 7000 SM, Kerbau air (Bubalus bubalis) 6.000 SM.

•Asia Tengah (Bagian selatan Ukraina)

Kuda di Dereivka aeneolitik di bagian selatan Ukraina pada 3.500 SM

•Timur Jauh (China)

Babi di Yang-Shao pada 6.000 tahun yang lalu,

Anjing di Yang-Shao pada 4.865 SM, Kuda di Cina pada abad ke 5 M

2.5 Perubahan Hewan Domestikasi

Perubahan yang terjadi pada hewan yang telah di domestikasi yaitu


pada anatomi konfirmasi dan fisiologinya. Hewan domestikasi umumnya
ukurannya lebih kecil daripada hewan liarnya. Konformasi proporsi tubuh hewan
domestikasi berbeda dengan hewan liarnya, misalnya domba liar yang tumbuh
baik sama dengan domba suffolk umur 3 bulan..Pada bagian kulit dan bulu
hewan domestikasi bulunya menjadi lebih panjang, contohnya kambing anggora
, kucing anggora , kelinci anggora. Kemudian surai pada kuda domestikasi lebih
panjang daripada kuda liar, penampilan warna belang yang tidak ditemukan
pada sapi liar.

Tengkorak pada hewan yang telah di domestikasi daerah muka dan rahang
hewan menjadi sangat pendek. Terjadi penurunan ukuran tanduk pada domba,
kambing, sapi. Dan ukuran otak hewan domestikasi ukuran otaknya lebih kecil

8
dibandingkan yang liar. Ukuran otak kucing domestikasi 10-15% lebih kecil
dibandingkan liarnya. Berat otak kelinci domestikasi 22% lebih rendah daripada
hewan liarnya.

Contoh perubahan utama yang terjadi pada domba domestikasi :

1. Adanya kehilangan pigmen. Domba Soay primitif berwarna coklat atau


hitam, sedangkan breed modern berwarna putih.

2. Breed liar yang selalu menggugurkan bulunya pada musim semi, kini
hilang

3. Penurunan serat pelindung bagian luar pada kulit (kemps) yang progresif
dan terjadi peningkatan underwool.

2.6 Alasan Domestikasi Hewan

• Motif ekonomi:
Daerah marginal di punggung sabit subur merupakan perkampungan petani paling awal.
Dimana pada musim hujan hasil bercocok tanam serealia atau biji - bijian melimpah.
Namun pada musim kemarau hasil bercocok tanam serealia ini mulai berkurang.
Sehingga untuk menyimpannya agar tahan lama biji - bijian ini disimpan dalam tempat
yang terbuat dari tanah liat atau dalam lubang yang diplester yang dinamakan silo.
Bagaimana dengan daging dalam bentuk hidup, maka dimulailah domestikasi domba
dan kambing. Kemudian domestikasi sapi perah yang diperkirakan pada tahun 2.600 SM.
Kotoran ternak digunakan sebagai pupuk dan sudah dilakukannya penyapihan hewan
ketika anaknya umur 3 bulan. Hewan juga digunakan untuk menarik gerobak, kereta dan
membajak ini terjadi pada 3000-2800 SM.

8
• Motif kepercayaan:
Orang - orang Catal Huyuk (Turki) pada 5.800 SM
menjadikan sapi sebagai pemujaan yang ditujukan untuk mendapatkan kesuburan.
Kemudian di Mesir Kucing (Felis silvestris libyca) yang merupakan nenek moyang dari
seluruh kucing piaraan modern, digunakan sebagai penyembahan terhadap dewa Bast
(dewa kesuburan) dan Ra (dewa matahari).

Hewan yang sesuai sifat dan tingkah lakunya untuk didomestikasikan, yaitu :

1. Terbang dengan jarak yang dekat dengan manusia. Dengan sifat tersebut
memungkinkan manusia untuk mendekati, menangkap dan menjinakan hewan tersebut.

2. Daya tahan dan kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang baru. Hewan
muda harus mampu bertahan hidup sebelum waktunya dipisah dari induknya dan
mampu beradaptasi terhadap pakan yang baru dan mungkin sangat terbatas.

3. Bagi hewan yang baru lahir memiliki tingkah laku yang tenang dan mampu
membentuk ikatan yang erat dengan induknya melalui mekanisme yang mencontoh
jejak unggas dewasa (misalnya anak ayam, itik, dan angsa). Apabila disapih dari induknya
sebelum sepenuhnya mengetahui jejak hewan dewasa, manusia dapat
menggantikannya.

4. Pola tingkah lakunya teroganisir menurut sistem hirarki dominan. Dimna hewan yang
telah mengembangkan sistem sosialnya lebih siap menerima manusia sebagai mitra
yang dominan di dalam hubungan antara manusia/hewan, sekalipun pada hewan
dewasa.

5. Tingkah laku seksual yang tidak memilih – milih.. Hal ini menjamin keberhasilan dalam
proses pemuliabiakan hewan domestikasi.

Hewan yang didomestikasi harus memiliki kelima sifat dan tingkah laku diatas. Ini
dikerenakan banyak hewan liar yang dipelihara oleh manusia prasejarah sebagai hewan

8
peliharaan, namun tidak berkembang sifat-sifatnya, dan juga tidak dapat ditaklukan
sepenuhnya, atau gagal dalam mempertahankan hidupnya dan pemuliabiakannya.

Hewan yang telah di domestikasi sifat dan tingkah lakunya dapat kembali menjadi liar
contohnya babi yang didomestikasi berasal dari babi liar, sehingga ketika babi di biarkan
hidup bebas lagi di alam maka akan kembali ke sifat asalnya dan Sapi Bali yang berasal
dari banteng, bila hidup bebas akan kembali kepada sifat liarnya. Begitu juga dengan
Sapi Eropa akan kembali memiliki sifat seperti Auroch, nenek moyang sapi domestik
yang sekarang telah punah.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Domestikasi merupakan penjinakan populasi hewan dari alam liar kedalam


kehidupan manusia. Hewan yang telah di domestikasi memiliki perbedaan dengan nenek
moyangnya yang berada dialam liar. Domestikasi sudah terjadi puluhan ribu tahun yang
lalu dan sampai sekarang, dalam proses domestikasi sudah banyak mengalami kemajuan
seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Tidak jarang banyak
hewan yang gagal untuk didomestikasi karena tingkah laku dan adaptasi terhadap
lingkungan manusia yang tidak berjalan baik. Sehingga dalam domestikasi hewan harus
memiliki kriteria sifat dan tingkah laku yang mudah beradaptasi dengan lingkungan

8
manusia agar proses domestikasi berjalan dengan baik.Tujuan domestikasi hewan tidak
hanya untuk dimanfaatkan daging, kulit, susu dan telurnya tetapi domestikasi juga
bertujuan untuk menjaga kelestarian hewan agar tidak mengalami kepunahan.

3.2 Saran

Dalam makalah ini masih banyak kekurangan penulis diharapkan kepada


pembaca dapat memberikan kritik dan masukan yang membangun untuk makalah ini
bisa dikembangkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Rutledge, Kim dan Ramroop Tara, dkk (2011) Domestication. (Online). Tersedia :
http://www.nationalgeographic.org/encyclopedia/domestication/

Dunn, Margery G. (Editor). (1989, 1993). “Exploring Your World: The Adventure of
Geography.” Washington, D.C.: National Geographic Society.

Daru, Taufan Purwokusumaning. 2020. Dalam modul Domestikasi.Samarinda:


Universitas Mulawarman

8
Sang Rusa. (2011, 07 November). Domestikasi Ternak. Diakses pada 07 November
2011, Tersedia :http://sang-rusa.blogspot.com/2011/11/domestikasi-ternak.html?
m=1

Akhmaddhian, Suwari. 2013. Peran Pemerintah Daerah Dalam Mewujudkan Hutan


Konservasi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
(Studi di Kabupaten Kuningan. Diakses pada 5 Oktober 2017, Tersedia :
https://media.neliti.com/media/publications/38568-ID-peran-pemerintah-daerah-
dalam-mewujudkan-hutan-konservasi-berdasarkan-undang-und.pdf.

Literasi Geografi. (2018, 13 April). Domestikasi Hewan Dan Keanekaragaman Hayati.


Diakses pada 13 April 2018, Tersedia
:https://sampoernageografi.blogspot.com/2018/04/domestikasi-hewan-dan-
keanekaragaman.html

Anda mungkin juga menyukai