disusun oleh:
Kelompok A.2021.8 Gelombang 3
Semoga karya tulis ini memberikan manfaat bagi pembaca sebagai tambahan
pengetahuan. Penulis mohon maaf jika terdapat kekurangan dalam penulisan laporan ini.
Terima kasih.
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah KRKB Gembira Loka
Tujuan Yayasan Gembira Loka Zoo
Visi dan Misi KRKB Gembira Loka
KEGIATAN KOASISTENSI
Poliklinik Satwa
Unit Reptil
Unit Aves
Unit Nutrisi
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hasil pemeriksaan ektoparasit dibawah mikroskop.
Gambar 2. Kodok yang menderita red-leg syndrome.
Gambar 3. Bearded dragon yang menderita YFD dan dermatophilosis.
Gambar 4. Healer spray yang digunakan.
Gambar 5. Bearded Dragon yang mengalami abnormalitas extremitas caudal.
Gambar 6. Hasil rontgen Bearded Dragon.
Gambar 7. Pemberian tetes EFISOL® dan obat injeksi pada Green Tree Python.
Gambar 8. Bumblefoot pada Burung Gagang Bayam
Gambar 9. Pengambilan sampel swab mukosa dan tracheal wash pada python albino.
Gambar 10. Nekropsi burung perkutut.
Gambar 11. Potongan cacing yang ditemukan saat nekropsi dan hasil pemeriksaan sampel
cacing di bawah mikroskop.
Gambar 12. Nekropsi Green Tree Python dan cacing pada saluran pencernaan
Gambar 13. Hasil pemeriksaan sampel feses di bawah mikroskop.
Gambar 14. Penyediaan pakan untuk satwa di zona reptil
Gambar 15. Proses pemandian iguana
Gambar 16. Area interaksi iguana dan area interaksi kura-kura
Gambar 17. Persiapan pakan dan pemberian pakan pada area lory kingdom
Gambar 18. Penyemprotan desinfektan pada area kandang
Gambar 19. Zona interaksi burung di depan pintu masuk taman burung
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pakan Kandang Beruang
Tabel 2. Pakan Kandang Kasuari
Tabel 3. Pakan Kandang Reptil
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang
tinggi di dunia. Oleh karena itu, kekayaan yang berupa keanekaragaman hayati ini perlu
dijaga dan dilestarikan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penurunan jumlah
populasi yang dapat mengakibatkan kepunahan. Upaya konservasi satwa liar pada
prinsipnya dapat dilakukan baik di habitat alaminya (in situ) maupun di luar habitat
alaminya (ex situ). Salah satu bentuk konservasi satwa liar di luar habitat alaminya adalah
kebun binatang. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.31/Menhut-
II/2012 tentang Lembaga Konservasi antara lain menggariskan fungsi utama lembaga
konservasi termasuk kebun binatang di dalamnya adalah sebagai pusat pengembangbiakan
terkontrol satwa liar dengan tetap mempertahankan kemurnian genetiknya. Selain fungsi
utama tersebut, kebun binatang sebagai lembaga konservasi (ex situ) juga memiliki fungsi
lain yakni sebagai tempat pendidikan, peragaan, penitipan sementara, sumber indukan dan
cadangan genetik untuk mendukung populasi in situ, sarana rekreasi yang sehat serta
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan (Puspitasari dkk., 2016).
Gembira Loka di Yogyakarta merupakan salah satu kebun binatang di Indonesia
yang memiliki fungsi dan tujuan yaitu sebagai wadah kegiatan rekreasi alami yang fungsi
dan tujuannya sebagai tempat rekreasi, konservasi, penelitian dan edukasi, perkembangan
ilmu zoology dan botani di Indonesia dan kesadaran masyarakat dalam merawat, menjaga
dan melindungi flora dan fauna (Mahfuzhoh, 2020). Pemeliharaan satwa di kebun binatang
tentunya harus memperhatikan kesejahteraan dari hewan tersebut berdasarkan asas five
freedom rights of animals welfare. Maka dari itu, dokter hewan berperan sebagai profesi
medis yang memiliki kompetensi dan tanggung jawab untuk memberikan jaminan
kesehatan hewan dalam mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan hewan. Sehingga perlu
adanya pelatihan mengenai satwa liar dan konservasi salah satunya melalui kegiatan
koasistensi dokter hewan di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka.
Tujuan
Tujuan pelaksanaan koasistensi interna hewan besar di KRKB Gembira Loka yaitu
dapat memberikan bekal ilmu kepada mahasiswa koasistensi dengan keterampilan praktis
dan sistematis, pengalaman lapangan dengan kasus-kasus penyakit satwa liar (wild and zoo
animals), serta diharapkan dapat memahami mengenai manajemen pemeliharaan dan
perawatan satwa liar.
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah KRKB Gembira Loka
Ide awal pembangunan Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka berasal
dari keinginan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tahun 1933 akan sebuah tempat
hiburan, yang di kemudian hari dinamakan Kebun Rojo. Ide tersebut direalisasikan oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono IX dengan bantuan Ir. Karsten, seorang arsitek berkebangsaan
Belanda. Ir. Karsten kemudian memilih lokasi di sebelah barat sungai Winongo, karena
dianggap sebagai tempat paling ideal untuk pembangunan Kebun Rojo tersebut. Namun
akibat dampak Perang Dunia II dan juga pendudukan oleh Jepang, pembangunan Kebun
Rojo terhenti.
Pada saat proses pemindahan ibukota negara dari Yogyakarta kembali ke Jakarta di
tahun 1949 setelah selesainya Perang Dunia II, tercetus lagi sebuah ide untuk memberikan
kenang-kenangan kepada masyarakat Yogyakarta berupa sebuah tempat hiburan dari
pemerintah pusat yang dipelopori oleh Januismadi dan Hadi, SH. Ide tersebut mendapat
sambutan hangat dari masyarakat Yogyakarta, akan tetapi realisasinya masih belum
dirasakan oleh masyarakat.Hingga di tahun 1953, dengan berdirinya Yayasan Gembira
Loka Yogyakarta (sesuai akta notaris RM. Wiranto No. 11 tanggal 10 September 1953)
yang diketuai oleh Sri Paduka KGPAA Paku Alam VIII, maka pembangunan Kebun Rojo
yang tertunda baru benar-benar dapat direalisasikan (Anonim, 2011).
Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya 1959, KGPAA Paku Alam VIII
menunjuk Tirtowinoto untuk melanjutkan pembangunan Gembira Loka. Dipilihnya
Tirtowinoto karena yang bersangkutan dinilai memiliki kecintaan terhadap alam dan minat
yang besar terhadap perkembangan Gembira Loka. Ternyata sumbangsih Tirtowinoto yang
tidak sedikit, baik dalam hal pemikiran maupun material, terbukti mampu membawa
kemajuan yang pesat bagi Gembira Loka. Puncaknya di tahun 1978, ketika koleksi satwa
yang dimiliki semakin lengkap, sehingga pengunjung Gembira Loka mampu mencapai 1,5
juta orang (Anonim, 2011). Dalam perkembangannya, pada bulan November 2009 Yayasan
Gembira Loka menjalin kerja sama dengan PT. Buana Alam Tirta untuk mengelola
Gembira Loka, dan diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi Gembira
Loka di masa depan (Anonim, 2011).
KEGIATAN KOASISTENSI
Kegiatan Koasistensi Klinik Interna Hewan Besar di KRKB Gembira Loka
dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus - 3 September 2022 dan sebanyak empat orang dari
kelompok A.2021.8 gelombang III ditugaskan di empat unit, yaitu unit poliklinik satwa,
unit reptil, unit aves, dan unit nutrisi, secara bergiliran. Setiap orang ditempatkan di unit
poliklinik satwa selama tiga hari dan tiga hari lainnya ditempatkan di unit reptil, aves dan
nutrisi. Kegiatan koasistensi pada masing-masing unit diuraikan sebagai berikut:
Poliklinik Satwa
Kegiatan di poliklinik satwa dimulai pada pukul 08.00 WIB. Kegiatan diawali
dengan mengeluarkan beberapa satwa seperti kura-kura sulcata, kura-kura pardalis
(leopard tortoise), bearded dragon, iguana, dan beberapa jenis unggas yang di poliklinik
dari kandang untuk dijemur di bawah cahaya matahari dan/atau diumbar. Kegiatan
dilanjutkan dengan pembersihan tempat pakan dan minum serta kandang dengan
menggunakan sabun cuci, disikat lalu dibilas dengan air mengalir dan dijemur hingga
kering. Kemudian, satwa di poliklinik diberi pakan dan satwa yang sakit diberikan
perawatan. Beberapa kasus yang sedang ditangani di unit poliklinik satwa diuraikan
sebagai berikut:
Infestasi Ektoparasit pada Elang Bondol atau Brahminy kite (Haliastur indus)
Pada tanggal 29 Agustus 2022, Elang Bondol dengan berat badan 650 gram yang
sudah selesai karantina (1 bulan) dilepaskan ke unit aves. Elang dipasang microchip dengan
injeksi secara intramuskular (IM) pada bagian pectoral. Ditemukan ektoparasit pada bulu
elang sehingga diberikan pengobatan ivermectin secara injeksi subkutan. Sampel
ektoparasit yang diambil dari bulu kemudian diamati dibawah mikroskop untuk tujuan
identifikasi ektoparasit. Hasil menunjukkan bahwa ektoparasit tersebut berkemungkinan
adalah Proterothrix sp. karena merupakan feather mite yang sering ditemukan pada burung.
Gambar 1. Hasil pemeriksaan ektoparasit dibawah mikroskop (Dokumentasi pribadi).
Gambar 6. Hasil rontgen bearded dragon pada tanggal 29 Agustus 2022 yang
menunjukkan abnormalitas ukuran costae dan abnormalitas pada vertebra bagian pelvis,
diagnosa hewan tersebut mengalami spondylosis (Dokumentasi pribadi).
Gambar 7. Pemberian tetes EFISOL® (gambar kiri) dan injeksi antibiotik enrofloxacin,
Hematodin®, dan tramadol (gambar kanan) pada Green Tree Python (Dokumentasi
pribadi).
Pengambilan Sampel Swab Mukosa dan Tracheal Wash pada Python Albino
Pada tanggal 31 Agustus 2022, dilakukan pengambilan sampel swab mukosa dan
tracheal wash dengan endotracheal tube (ET) pada ular phyton yang menderita stomatitis
dan rhinitis. Pengambilan sampel tracheal wash dilakukan dengan cara mulut ular dibuka,
lalu ET dimasukkan ke dalam trakea, selang dimasukkan ke dalam ET, kemudian spuit
yang berisi NaCL dipasang pada selang tersebut dan NaCL dimasukkan ke trakea, setelah
itu ditarik kembali dengan spuit. Sampel yang didapat kemudian dimasukkan ke dalam tube
plain. Sampel kemudian dikirim ke Balai Besar Veteriner Wates untuk dilakukan uji
sensitivitas.
Gambar 9. Pengambilan sampel swab mukosa (gambar kiri) dan tracheal wash (gambar
kanan) pada python albino (Dokumentasi pribadi).
Gambar 11. Potongan cacing yang ditemukan saat nekropsi (gambar kiri) dan hasil
pemeriksaan sampel cacing di bawah mikroskop (gambar kanan) (Dokumentasi pribadi).
Nekropsi Green Tree Python
Pada tanggal 31 Agustus 2022, satu ekor ular yang didiagnosa stomatitis mati dan
dilakukan nekropsi. Hasil nekropsi ditemukan adanya cacing pada saluran pencernaan
mulai dari esophagus hingga usus. Kemudian dilakukan pemeriksaan mikroskopis sampel
feses dan cacing dari ular tersebut. Hasil pemeriksaan natif sampel feses ditemukan 3 jenis
telur cacing, yakni telur nematoda dan cestoda.
Gambar 12. Nekropsi Green Tree Python (gambar kiri) dan ditemukan adanya cacing pada
saluran pencernaan (gambar kanan) (Dokumentasi pribadi).
Gambar 13. Hasil pemeriksaan sampel feses di bawah mikroskop. Ditemukan 3 jenis telur
cacing yang berkemungkinan adalah telur cacing nematoda (gambar kiri) dan cestoda
(gambar kanan) (Dokumentasi pribadi).
Unit Reptil
Unit reptil merupakan zona dengan koleksi satwa yang meliputi berbagai jenis ular,
biawak, iguana, soa-soa, kadal, buaya, kura-kura. Kegiatan di unit reptil dimulai pada
pukul 08.00 WIB. Kegiatan diawali dengan mempersiapkan pakan reptil, membersihkan
kandang reptil, memandikan reptil, memberikan pakan reptil, zona interaksi reptil, dan
perawatan hewan sakit oleh keeper. Kegiatan dilakukan di bawah bimbingan dan
pengawasan keeper.
Gambar 14. Penyediaan pakan untuk satwa di zona reptil (Dokumentasi pribadi).
Interaksi Reptil
Terdapat dua tempat interaksi satwa pada zona reptil, yaitu interaksi kura-kura dan
interaksi iguana. Interaksi reptil dimulai ketika persiapan dan pembersihan kandang selesai
dilaksanakan, sekitar pukul 10.00 WIB. Kegiatan interaksi reptil membebaskan pengunjung
untuk berinteraksi langsung dengan satwa yang tersedia untuk interaksi pada saat itu, yaitu
kura-kura aldabra, kura-kura sulcata dan iguana merah. Pada interaksi reptil, terdapat 2 atau
lebih keeper yang menjaga dan mengawasi zona interaksi. Di area interaksi kura-kura,
pengunjung dapat berinteraksi dengan kura-kura secara langsung dengan pemberian pakan
seperti wortel, kaktus, dan dedaunan dengan biaya Rp 15.000 per keranjang pakan.
Gambar 16. Area interaksi iguana (gambar kiri) dan area interaksi kura-kura (gambar
kanan) (Dokumentasi pribadi).
Unit Aves
Unit aves merupakan zona yang memiliki koleksi satwa meliputi berbagai jenis
burung. Kegiatan di unit aves dimulai pukul 08.00 - 16.00 WIB. Kegiatan dimulai dari
pembersihan kandang, peracikan pakan, pembersihan alat makan dan minum, serta
interaksi satwa. Kegiatan dilakukan bersama dengan keeper yang ada di kandang. Terdapat
beberapa area pada zona aves yaitu dome, lory kingdom, area elang, karantina, nursery, dan
area interaksi.
Gambar 17. Persiapan pakan (gambar kiri) dan pemberian pakan pada area lory kingdom
(gambar kanan) (Dokumentasi pribadi).
Pembersihan Kandang
Pembersihan kandang dilakukan pada area lory kingdom dan nursery. Kegiatan
pembersihan kandang dimulai dari menyapu area kandang, menyemprotkan air dan
desinfeksi area kandang, serta mencuci alat pakan dan minum.
Gambar 18. Penyemprotan desinfektan pada area kandang (Dokumentasi pribadi).
Interaksi Burung
Terdapat dua tempat interaksi burung, yaitu di depan pintu masuk taman burung
dan di depan kandang pinguin. Interaksi dilakukan setiap hari mulai pukul 10.00 - 16.00
WIB. Biasanya menggunakan 4-5 ekor burung untuk interaksi dan foto bagi para
pengunjung yang diawasi oleh 1 hingga 2 orang keeper. Jenis burung yang sering
digunakan untuk interaksi yaitu kakaktua, makau, dan burung nuri. Pergantian burung
untuk interaksi dilakukan setiap jam 13.00 WIB.
Gambar 19. Zona interaksi burung di depan pintu masuk taman burung (Dokumentasi
pribadi).
Unit Nutrisi
Unit nutrisi merupakan unit yang bertugas untuk mengatur, mempersiapkan dan
mendistribusikan pakan sesuai dengan kebutuhan satwa yang ada di dalam zoo. Kegiatan
unit nutrisi dimulai dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Pada pagi hari, pakan
dipersiapkan, diolah dan ditakar sesuai dengan kebutuhan pakan yang hari tersebut.
Pengolahan pakan dapat berupa perebusan, pemotongan, pencacahan, pengupasan dan
dihaluskan dengan blender. Pakan yang sudah diolah kemudian ditakar dan dimasukkan ke
dalam wadah yang sudah disesuaikan dengan kategori dan jenis satwa. Pakan yang
kemudian didistribusikan ke setiap kandang oleh petugas unit nutrisi. Distribusi dilakukan
pada pagi hari sekitar pukul 08.00 hingga 09.00 dan siang hari setelah jam 13.00 sesuai
dengan kebutuhan pakan satwa masing-masing. Beberapa contoh formulasi pakan satwa
pada KRKB Gembira Loka Yogyakarta disajikan pada tabel-tabel berikut.
Rumput ✓ ✓ ✓ ✓
Alam
Pakan Jumlah
Pisang 2 Sisir
Kangkung 11 Ikat
Pepaya 1kg
Tomat 5 buah
Wortel 1.5kg
Udang 0.25kg**
Semangka 1 Buah***
*note : (*) Diberikan pada sabtu dan minggu, (**) Diberikan tiap Senin, Rabu dan Jum’at,
(***) Diberikan tiap Senin.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kegiatan koasistensi klinik interna hewan besar kelompok A.2021.8 gelombang III
yang dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus - 3 September 2022 di KRKB Gembira Loka
Yogyakarta terbagi menjadi 4 bagian meliputi unit poliklinik satwa, unit aves, unit reptil,
dan nutrisi. Kegiatan yang dilaksanakan selama menjalankan koasistensi mengikuti
kegiatan harian di KRKB Gembira Loka.
Saran
Dengan adanya laporan ini diharapkan menjadi sarana edukasi dan evaluasi kerja
serta referensi teknis pelaksanaan tiap unit di dalam KRKB Gembira Loka Yogyakarta
guna meningkatkan optimalitas dan pemeliharaan hewan serta efektivitas kerja terkait
dalam kegiatan setiap hari.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Gembira Loka Zoo. http://gembiralokazoo.com/page/archive. Diakses pada
tanggal 30 Agustus 2022.
Mahfuzhoh, E. 2020. Perilaku Pengunjung Anak di Taman Wisata Edukasi Satwa Studi
Kasus: Kebun Binatang Gembira Loka di Yogyakarta. Sinektika Jurnal Arsitektur,
17(1): 26-33.
Puspitasari, A., Masy’ud, B., Sunarminto, T. 2016. Nilai Kontribusi Kebun Binatang
terhadap Konservasi Satwa, Sosial Ekonomi dan Lingkungan Fisik: Studi Kasus
Kebun Binatang Bandung. Media Konservasi, 21(2): 116-124.