Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KEGIATAN

KOASISTENSI KLINIK INTERNA HEWAN BESAR


KEBUN RAYA DAN KEBUN BINATANG (KRKB) GEMBIRA LOKA
YOGYAKARTA
PERIODE 29 AGUSTUS - 3 SEPTEMBER 2022

disusun oleh:
Kelompok A.2021.8 Gelombang 3

Nurul Hanifah, S.K.H. 21/488321/KH/11142


Tan Yun Fen, S.K.H. 21/488373/KH/11153
Laksamana Fajar Triatmojo, S.K.H. 21/488381/KH/11160
Muhamad Andhika Dwi Putra, S.K.H. 21/488615/KH/11191

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan serta laporan Koasistensi
Klinik Interna Hewan Besar di Kebun Raya dan Kebun Binatang (KRKB) Gembira Loka
Yogyakarta sebagai salah satu syarat yang diperlukan dalam penyelesaian rangkaian
koasistensi di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada.
Dalam proses penulisan laporan ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan
masukan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pimpinan Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka yang telah memberikan
izin pelaksanaan kegiatan koasistensi.
2. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan dan Pimpinan Program Profesi Dokter Hewan
beserta jajarannya karena telah memberikan izin kegiatan koasistensi di Kebun
Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka.
3. Dr. drh. Irkham Widiyono selaku Ketua Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
4. drh. Berta Alviyanto, drh. Randy, drh. Danuja, dan drh. Dwiana Pungki selaku
Pembimbing Lapangan Koasistensi Klinik Interna Hewan Besar di KRKB Gembira
Loka.
5. Seluruh staff, keeper, medik veteriner dan karyawan KRKB Gembira Loka.
6. Rekan-rekan koasistensi kelompok A.2021.2 atas kerjasamanya.
7. Semua pihak yang membantu baik selama pelaksanaan kegiatan dan dalam
penyusunan laporan ini.

Semoga karya tulis ini memberikan manfaat bagi pembaca sebagai tambahan
pengetahuan. Penulis mohon maaf jika terdapat kekurangan dalam penulisan laporan ini.
Terima kasih.

Yogyakarta, 1 September 2022


Tim Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah KRKB Gembira Loka
Tujuan Yayasan Gembira Loka Zoo
Visi dan Misi KRKB Gembira Loka
KEGIATAN KOASISTENSI
Poliklinik Satwa
Unit Reptil
Unit Aves
Unit Nutrisi
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hasil pemeriksaan ektoparasit dibawah mikroskop.
Gambar 2. Kodok yang menderita red-leg syndrome.
Gambar 3. Bearded dragon yang menderita YFD dan dermatophilosis.
Gambar 4. Healer spray yang digunakan.
Gambar 5. Bearded Dragon yang mengalami abnormalitas extremitas caudal.
Gambar 6. Hasil rontgen Bearded Dragon.
Gambar 7. Pemberian tetes EFISOL® dan obat injeksi pada Green Tree Python.
Gambar 8. Bumblefoot pada Burung Gagang Bayam
Gambar 9. Pengambilan sampel swab mukosa dan tracheal wash pada python albino.
Gambar 10. Nekropsi burung perkutut.
Gambar 11. Potongan cacing yang ditemukan saat nekropsi dan hasil pemeriksaan sampel
cacing di bawah mikroskop.
Gambar 12. Nekropsi Green Tree Python dan cacing pada saluran pencernaan
Gambar 13. Hasil pemeriksaan sampel feses di bawah mikroskop.
Gambar 14. Penyediaan pakan untuk satwa di zona reptil
Gambar 15. Proses pemandian iguana
Gambar 16. Area interaksi iguana dan area interaksi kura-kura
Gambar 17. Persiapan pakan dan pemberian pakan pada area lory kingdom
Gambar 18. Penyemprotan desinfektan pada area kandang
Gambar 19. Zona interaksi burung di depan pintu masuk taman burung
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pakan Kandang Beruang
Tabel 2. Pakan Kandang Kasuari
Tabel 3. Pakan Kandang Reptil
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang
tinggi di dunia. Oleh karena itu, kekayaan yang berupa keanekaragaman hayati ini perlu
dijaga dan dilestarikan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penurunan jumlah
populasi yang dapat mengakibatkan kepunahan. Upaya konservasi satwa liar pada
prinsipnya dapat dilakukan baik di habitat alaminya (in situ) maupun di luar habitat
alaminya (ex situ). Salah satu bentuk konservasi satwa liar di luar habitat alaminya adalah
kebun binatang. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.31/Menhut-
II/2012 tentang Lembaga Konservasi antara lain menggariskan fungsi utama lembaga
konservasi termasuk kebun binatang di dalamnya adalah sebagai pusat pengembangbiakan
terkontrol satwa liar dengan tetap mempertahankan kemurnian genetiknya. Selain fungsi
utama tersebut, kebun binatang sebagai lembaga konservasi (ex situ) juga memiliki fungsi
lain yakni sebagai tempat pendidikan, peragaan, penitipan sementara, sumber indukan dan
cadangan genetik untuk mendukung populasi in situ, sarana rekreasi yang sehat serta
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan (Puspitasari dkk., 2016).
Gembira Loka di Yogyakarta merupakan salah satu kebun binatang di Indonesia
yang memiliki fungsi dan tujuan yaitu sebagai wadah kegiatan rekreasi alami yang fungsi
dan tujuannya sebagai tempat rekreasi, konservasi, penelitian dan edukasi, perkembangan
ilmu zoology dan botani di Indonesia dan kesadaran masyarakat dalam merawat, menjaga
dan melindungi flora dan fauna (Mahfuzhoh, 2020). Pemeliharaan satwa di kebun binatang
tentunya harus memperhatikan kesejahteraan dari hewan tersebut berdasarkan asas five
freedom rights of animals welfare. Maka dari itu, dokter hewan berperan sebagai profesi
medis yang memiliki kompetensi dan tanggung jawab untuk memberikan jaminan
kesehatan hewan dalam mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan hewan. Sehingga perlu
adanya pelatihan mengenai satwa liar dan konservasi salah satunya melalui kegiatan
koasistensi dokter hewan di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka.

Tujuan
Tujuan pelaksanaan koasistensi interna hewan besar di KRKB Gembira Loka yaitu
dapat memberikan bekal ilmu kepada mahasiswa koasistensi dengan keterampilan praktis
dan sistematis, pengalaman lapangan dengan kasus-kasus penyakit satwa liar (wild and zoo
animals), serta diharapkan dapat memahami mengenai manajemen pemeliharaan dan
perawatan satwa liar.

TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah KRKB Gembira Loka
Ide awal pembangunan Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka berasal
dari keinginan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tahun 1933 akan sebuah tempat
hiburan, yang di kemudian hari dinamakan Kebun Rojo. Ide tersebut direalisasikan oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono IX dengan bantuan Ir. Karsten, seorang arsitek berkebangsaan
Belanda. Ir. Karsten kemudian memilih lokasi di sebelah barat sungai Winongo, karena
dianggap sebagai tempat paling ideal untuk pembangunan Kebun Rojo tersebut. Namun
akibat dampak Perang Dunia II dan juga pendudukan oleh Jepang, pembangunan Kebun
Rojo terhenti.
Pada saat proses pemindahan ibukota negara dari Yogyakarta kembali ke Jakarta di
tahun 1949 setelah selesainya Perang Dunia II, tercetus lagi sebuah ide untuk memberikan
kenang-kenangan kepada masyarakat Yogyakarta berupa sebuah tempat hiburan dari
pemerintah pusat yang dipelopori oleh Januismadi dan Hadi, SH. Ide tersebut mendapat
sambutan hangat dari masyarakat Yogyakarta, akan tetapi realisasinya masih belum
dirasakan oleh masyarakat.Hingga di tahun 1953, dengan berdirinya Yayasan Gembira
Loka Yogyakarta (sesuai akta notaris RM. Wiranto No. 11 tanggal 10 September 1953)
yang diketuai oleh Sri Paduka KGPAA Paku Alam VIII, maka pembangunan Kebun Rojo
yang tertunda baru benar-benar dapat direalisasikan (Anonim, 2011).
Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya 1959, KGPAA Paku Alam VIII
menunjuk Tirtowinoto untuk melanjutkan pembangunan Gembira Loka. Dipilihnya
Tirtowinoto karena yang bersangkutan dinilai memiliki kecintaan terhadap alam dan minat
yang besar terhadap perkembangan Gembira Loka. Ternyata sumbangsih Tirtowinoto yang
tidak sedikit, baik dalam hal pemikiran maupun material, terbukti mampu membawa
kemajuan yang pesat bagi Gembira Loka. Puncaknya di tahun 1978, ketika koleksi satwa
yang dimiliki semakin lengkap, sehingga pengunjung Gembira Loka mampu mencapai 1,5
juta orang (Anonim, 2011). Dalam perkembangannya, pada bulan November 2009 Yayasan
Gembira Loka menjalin kerja sama dengan PT. Buana Alam Tirta untuk mengelola
Gembira Loka, dan diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi Gembira
Loka di masa depan (Anonim, 2011).

Tujuan Yayasan Gembira Loka Zoo


Maksud dan tujuan YGL seperti tertuang dalam akta pendirian, mengadakan kebun
binatang dan tempat hiburan yang sehat bagi masyarakat, sekaligus bermanfaat untuk
memberikan pengetahuan dan pendidikan (Anonim, 2011).

Visi dan Misi KRKB Gembira Loka


Kebun Raya dan Kebun Binatang GL Zoo memiliki visi "Melestarikan tumbuh-tumbuhan
dan satwa sesuai dengan alam habitatnya, sehingga bisa bermanfaat bagi alam dan
kehidupan manusia", serta misi berupa:
1. Tempat pengembangan dan pelestarian jenis-jenis tumbuhan.
2. Sebagai paru-paru kota dan cadangan air resapan di kota Yogyakarta.
3. Sebagai lembaga konservasi yang mampu mensejahterakan satwa dengan
memelihara dan merawat satwa sesuai habitatnya.
4. Mengembangbiakan tumbuhan dan menangkarkan satwa dengan menjaga
kemurnian genetik dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa.
5. Pusat penelitian satwa yang mampu memberikan informasi mengenai jenis satwa,
habitat satwa, pakan, cara reproduksi dan perawatan satwa guna menunjang
pelestarian satwa.
6. Sebagai sarana pendidikan yang mampu memberikan informasi tentang satwa
sehingga menambah pengetahuan akan manfaat pelestarian satwa di lembaga
konservasi.
7. Untuk penyadaran kepada masyarakat untuk mencintai dan melestarikan jenis
tumbuhan dan satwa dari bahaya kepunahan.
8. Tempat rekreasi berwawasan lingkungan agar lebih dirasakan manfaat atas
keseimbangan dan kemanfaatan ekosistem yang ada.
9. Mengembangkan tempat rekreasi yang kreatif, menarik dan edukatif.
10. Melakukan promosi untuk memperkenalkan, meningkatkan dan menjaga
kunjungan.

KEGIATAN KOASISTENSI
Kegiatan Koasistensi Klinik Interna Hewan Besar di KRKB Gembira Loka
dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus - 3 September 2022 dan sebanyak empat orang dari
kelompok A.2021.8 gelombang III ditugaskan di empat unit, yaitu unit poliklinik satwa,
unit reptil, unit aves, dan unit nutrisi, secara bergiliran. Setiap orang ditempatkan di unit
poliklinik satwa selama tiga hari dan tiga hari lainnya ditempatkan di unit reptil, aves dan
nutrisi. Kegiatan koasistensi pada masing-masing unit diuraikan sebagai berikut:

Poliklinik Satwa
Kegiatan di poliklinik satwa dimulai pada pukul 08.00 WIB. Kegiatan diawali
dengan mengeluarkan beberapa satwa seperti kura-kura sulcata, kura-kura pardalis
(leopard tortoise), bearded dragon, iguana, dan beberapa jenis unggas yang di poliklinik
dari kandang untuk dijemur di bawah cahaya matahari dan/atau diumbar. Kegiatan
dilanjutkan dengan pembersihan tempat pakan dan minum serta kandang dengan
menggunakan sabun cuci, disikat lalu dibilas dengan air mengalir dan dijemur hingga
kering. Kemudian, satwa di poliklinik diberi pakan dan satwa yang sakit diberikan
perawatan. Beberapa kasus yang sedang ditangani di unit poliklinik satwa diuraikan
sebagai berikut:

Infestasi Ektoparasit pada Elang Bondol atau Brahminy kite (Haliastur indus)
Pada tanggal 29 Agustus 2022, Elang Bondol dengan berat badan 650 gram yang
sudah selesai karantina (1 bulan) dilepaskan ke unit aves. Elang dipasang microchip dengan
injeksi secara intramuskular (IM) pada bagian pectoral. Ditemukan ektoparasit pada bulu
elang sehingga diberikan pengobatan ivermectin secara injeksi subkutan. Sampel
ektoparasit yang diambil dari bulu kemudian diamati dibawah mikroskop untuk tujuan
identifikasi ektoparasit. Hasil menunjukkan bahwa ektoparasit tersebut berkemungkinan
adalah Proterothrix sp. karena merupakan feather mite yang sering ditemukan pada burung.
Gambar 1. Hasil pemeriksaan ektoparasit dibawah mikroskop (Dokumentasi pribadi).

Reg-Leg Syndrome pada Kodok


Tiga ekor kodok didiagnosa menderita red-leg syndrome yang disebabkan oleh
bakteri. Gejala klinis ditandai dengan lesi pada jari serta kemerahan pada abdomen.
Pengobatan dilakukan dengan mengoleskan salep Burnazin® (sulfadiazine silver) pada
bagian jari yang terdapat lesi serta abdomen yang hiperemi sebanyak 2 kali sehari dan
pergantian air dilakukan pada pagi hari.

Gambar 2. Kodok yang menderita red-leg syndrome (Dokumentasi pribadi).

Yellow Fungus Disease (YFD) pada Bearded Dragon


Pada tanggal 29 - 31 Agustus 2022, bearded dragon yang menderita YFD diberi
perawatan antifungal. YFD adalah penyakit kulit akibat infeksi jamur yang sering terjadi
pada bearded dragon. Gejala yang dapat diamati akibat infeksi jamur ini adalah adanya
bercak kekuningan pada permukaan kulit (sisik) dan akan berubah menjadi warna coklat
setelah beberapa waktu. Pada bearded dragon tersebut ditemukan jamurnya pada bagian
ventral tubuh dan pengobatan dilakukan dengan mengoleskan salep Terbinafine HCL pada
bagian ventral tubuh satwa.
Pada bearded dragon tersebut juga ditemukan vulnus di bagian dorsal tubuh dan di
bagian antara femur dan tibia extremitas caudal dexter. Penanganan dilakukan dengan
semprot Healer spray untuk tujuan membantu penyembuhan luka. Bearded dragon tersebut
diduga menderita dermatophilosis yang berkemungkinan terjadi akibat infeksi bakteri pada
lesi kulit yang timbul karena infeksi jamur.

Gambar 3. Bearded dragon yang menderita YFD dan dermatophilosis (Dokumentasi


pribadi).

Gambar 4. Healer spray yang digunakan (Dokumentasi pribadi).

Abnormalitas extremitas caudal pada Bearded Dragon


Pada tanggal 29 Agustus 2022, bearded dragon yang mengalami abnormalitas
extremitas caudal diberikan pulveres Neurobion® dan vitamin yang dicairkan dalam 1 cc
air hangat secara per oral. Pada sore hari, bearded dragon tersebut di rontgen. Hasil
rontgen menunjukkan abnormalitas pada vertebrae bagian pelvis dan diagnosa mengarah ke
spondylosis. Spondylosis adalah penyakit degeneratif yang menyebabkan kelainan pada
struktur normal dan fungsi dari tulang belakang. Tanda klinis yang dapat muncul antara
lain lemah pinggul dan/atau ataxia, rasa sakit pada daerah kaudal tubuh, ekor yang lemah
atau tidak dapat bergerak, paraparesis dan lemahnya refleks fleksor otot kaki. Bearded
dragon kemudian diobati dengan tramadol sebanyak 0,5 cc secara injeksi IM untuk
membantu mengurangi rasa sakit yang mungkin dialami satwa tersebut.
Pada tanggal 30 Agustus 2022, terapi bearded dragon dilanjutkan dengan
fisioterapi menggunakan lampu infrared yang membantu mengurangi rasa sakit. Terapi
infrared tersebut berlangsung selama 15 menit. Terapi infrared menyebabkan peningkatan
aliran darah ke bagian yang dirawat sehingga sel dan saraf di bagian tersebut mendapatkan
oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk penyembuhan.
Pada tanggal 31 Agustus 2022, bearded dragon dilanjutkan terapi infrared lagi dan
diberikan Neurobion® dan vitamin yang dicairkan dalam 1 cc air hangat secara per oral.

Gambar 5. Bearded dragon yang mengalami abnormalitas extremitas caudal (Dokumentasi


pribadi).

Gambar 6. Hasil rontgen bearded dragon pada tanggal 29 Agustus 2022 yang
menunjukkan abnormalitas ukuran costae dan abnormalitas pada vertebra bagian pelvis,
diagnosa hewan tersebut mengalami spondylosis (Dokumentasi pribadi).

Stomatitis pada Green Tree Python (Morelia viridis)


Dua ekor ular Green Tree Python didiagnosa menderita stomatitis. Gejala klinis
yang terlihat yaitu adanya lesi pada area dalam mulut dan penurunan nafsu makan. Pada
tanggal 29 Agustus 2022, kedua ular tersebut dilakukan pengobatan meliputi lesi
dibersihkan dengan NaCL, diberi tetes obat Nystatin® di mulut, dan injeksi Hematodin®
sebanyak 0,05 cc. Pada tanggal 31 Agustus 2022 satu ekor ular diberikan pengobatan
injeksi antibiotik enrofloxacin sebanyak 0,05 cc, Hematodin® 0,1 cc, tramadol 0,5 cc, dan
pada bagian lesi diberi tetes EFISOL®.

Gambar 7. Pemberian tetes EFISOL® (gambar kiri) dan injeksi antibiotik enrofloxacin,
Hematodin®, dan tramadol (gambar kanan) pada Green Tree Python (Dokumentasi
pribadi).

Bumblefoot pada Burung Gagang Bayam (Himantopus leucocephalus)


Pada tanggal 29 Agustus 2022, dilakukan perawatan pada burung gagang bayam di
unit aves. Lesi dengan bentukan seperti abses dengan keropeng berwarna gelap di bagian
tengah ditemukan pada kaki burung sehingga didiagnosa bumblefoot. Bumblefoot atau
ulcerative pododermatitis adalah infeksi bakteri dan reaksi inflamasi yang sering terjadi
pada kaki burung. Secara umumnya, penyakit ini terjadi akibat infeksi bakteri
(Staphylococcus sp.) pada luka di kaki. Penanganan dilakukan dengan pembersihan luka
dengan NaCL. Setelah pembersihan, luka dioleskan Benoson-G®, yang merupakan salep
antibiotik (gentamicin), Bioplacenton®, untuk membantu penyembuhan luka, dan salep
Ichtyol, yang berfungsi sebagai antiseptik.
Gambar 8. Bumblefoot pada Burung Gagang Bayam (Dokumentasi pribadi).

Infeksi pada Ekor Coatimundi


Pada tanggal 29 Agustus 2022, dilakukan pengambilan sampel darah seekor
coatimundi. Pengambilan sampel darah dilakukan melalui vena coccygea untuk dilakukan
pengecekan darah rutin. Hewan tersebut terdapat luka pada ekor, sehingga harus dilakukan
operasi pemotongan ekor (caudectomy). Pada tanggal 30 Agustus 2022, hasil darah
menunjukkan nilai hemoglobin menurun dan nilai diferensial leukosit tinggi. Sehingga
operasi ditunda terlebih dahulu, dan dilakukan perbaikan kondisi tubuhnya selama 1
minggu. Pengobatan yang dilakukan yaitu injeksi hematodin 1cc, antibiotik amoxicillin 2
kali sehari, dan hepatotec (hepatoprotektan) 1 kali sehari.

Pengambilan Sampel Swab Mukosa dan Tracheal Wash pada Python Albino
Pada tanggal 31 Agustus 2022, dilakukan pengambilan sampel swab mukosa dan
tracheal wash dengan endotracheal tube (ET) pada ular phyton yang menderita stomatitis
dan rhinitis. Pengambilan sampel tracheal wash dilakukan dengan cara mulut ular dibuka,
lalu ET dimasukkan ke dalam trakea, selang dimasukkan ke dalam ET, kemudian spuit
yang berisi NaCL dipasang pada selang tersebut dan NaCL dimasukkan ke trakea, setelah
itu ditarik kembali dengan spuit. Sampel yang didapat kemudian dimasukkan ke dalam tube
plain. Sampel kemudian dikirim ke Balai Besar Veteriner Wates untuk dilakukan uji
sensitivitas.
Gambar 9. Pengambilan sampel swab mukosa (gambar kiri) dan tracheal wash (gambar
kanan) pada python albino (Dokumentasi pribadi).

Nekropsi Burung Perkutut


Pada tanggal 30 Agustus 2022, seekor burung perkutut mati dan dilakukan
nekropsi. Pemeriksaan feses ditemukan potongan cacing cestoda. Sampel cacing tersebut
kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa cacing
tersebut adalah Raillietina sp.

Gambar 10. Nekropsi burung perkutut (Dokumentasi pribadi).

Gambar 11. Potongan cacing yang ditemukan saat nekropsi (gambar kiri) dan hasil
pemeriksaan sampel cacing di bawah mikroskop (gambar kanan) (Dokumentasi pribadi).
Nekropsi Green Tree Python
Pada tanggal 31 Agustus 2022, satu ekor ular yang didiagnosa stomatitis mati dan
dilakukan nekropsi. Hasil nekropsi ditemukan adanya cacing pada saluran pencernaan
mulai dari esophagus hingga usus. Kemudian dilakukan pemeriksaan mikroskopis sampel
feses dan cacing dari ular tersebut. Hasil pemeriksaan natif sampel feses ditemukan 3 jenis
telur cacing, yakni telur nematoda dan cestoda.

Gambar 12. Nekropsi Green Tree Python (gambar kiri) dan ditemukan adanya cacing pada
saluran pencernaan (gambar kanan) (Dokumentasi pribadi).

Gambar 13. Hasil pemeriksaan sampel feses di bawah mikroskop. Ditemukan 3 jenis telur
cacing yang berkemungkinan adalah telur cacing nematoda (gambar kiri) dan cestoda
(gambar kanan) (Dokumentasi pribadi).

Unit Reptil
Unit reptil merupakan zona dengan koleksi satwa yang meliputi berbagai jenis ular,
biawak, iguana, soa-soa, kadal, buaya, kura-kura. Kegiatan di unit reptil dimulai pada
pukul 08.00 WIB. Kegiatan diawali dengan mempersiapkan pakan reptil, membersihkan
kandang reptil, memandikan reptil, memberikan pakan reptil, zona interaksi reptil, dan
perawatan hewan sakit oleh keeper. Kegiatan dilakukan di bawah bimbingan dan
pengawasan keeper.

Persiapan dan Pemberian Pakan


Pakan yang disiapkan meliputi buah-buahan seperti pepaya dan pisang, sayuran
seperti sawi hijau, sawi putih, kangkung, wortel, dan tomat, rumput, kaktus kipas, mencit,
serta daging ayam. Pakan dipotong sesuai jenis satwanya.
Pakan untuk soa-soa meliputi sawi hijau, wortel, pepaya, dan pisang yang dipotong
kecil dan tipis, sedangkan pakan untuk iguana adalah sama seperti soa-soa dengan
tambahan kangkung. Pakan untuk kura-kura meliputi rumput, buah-buahan, sawi hijau,
sawi putih, wortel, tomat, dan kaktus kipas. Buaya diberikan daging ayam, sedangkan ular
diberikan mencit atau ayam sebagai pakannya. Pemberian pakan pada ular biasanya
dilakukan seminggu sekali.
Pemberian pakan untuk satwa di ruang akomodasi dilakukan pada pagi hari. Untuk
satwa seperti kura-kura dan buaya yang berada di kandang luar, pemberian pakan
dilakukan sekitar pukul 14.00 WIB.

Gambar 14. Penyediaan pakan untuk satwa di zona reptil (Dokumentasi pribadi).

Pembersihan Kandang dan Perawatan Satwa


Pembersihan kandang dilakukan oleh keeper. Sisa pakan dalam kandang diambil
dan dilakukan pembersihan tempat pakan dan minum serta kandang dengan menggunakan
sabun cuci, disikat lalu dibilas dengan air mengalir.
Iguana kemudian dimandikan dengan meletakkan iguana dalam box yang diisi air
secukupnya dan juga disemprot air. Selain itu, juga dilakukan pemandian ular dengan
merendamkan ular selama 15 menit dalam air yang sudah ditambahkan serbuk Reptile
Electrolyte Soak dan proses ini dilakukan seminggu sekali.

Gambar 15. Proses pemandian iguana (Dokumentasi pribadi).

Interaksi Reptil
Terdapat dua tempat interaksi satwa pada zona reptil, yaitu interaksi kura-kura dan
interaksi iguana. Interaksi reptil dimulai ketika persiapan dan pembersihan kandang selesai
dilaksanakan, sekitar pukul 10.00 WIB. Kegiatan interaksi reptil membebaskan pengunjung
untuk berinteraksi langsung dengan satwa yang tersedia untuk interaksi pada saat itu, yaitu
kura-kura aldabra, kura-kura sulcata dan iguana merah. Pada interaksi reptil, terdapat 2 atau
lebih keeper yang menjaga dan mengawasi zona interaksi. Di area interaksi kura-kura,
pengunjung dapat berinteraksi dengan kura-kura secara langsung dengan pemberian pakan
seperti wortel, kaktus, dan dedaunan dengan biaya Rp 15.000 per keranjang pakan.
Gambar 16. Area interaksi iguana (gambar kiri) dan area interaksi kura-kura (gambar
kanan) (Dokumentasi pribadi).
Unit Aves
Unit aves merupakan zona yang memiliki koleksi satwa meliputi berbagai jenis
burung. Kegiatan di unit aves dimulai pukul 08.00 - 16.00 WIB. Kegiatan dimulai dari
pembersihan kandang, peracikan pakan, pembersihan alat makan dan minum, serta
interaksi satwa. Kegiatan dilakukan bersama dengan keeper yang ada di kandang. Terdapat
beberapa area pada zona aves yaitu dome, lory kingdom, area elang, karantina, nursery, dan
area interaksi.

Persiapan dan Pemberian Pakan


Pakan yang diberikan meliputi buah-buahan, sayuran, ikan, biji-bijian, mealworm,
dan jangkrik. Sayuran dan buah-buahan di potong kecil-kecil kemudian dicampur dengan
biji-bijian. Beberapa buah-buahan dan sayuran seperti pisang, jeruk, dan jagung dipotong
besar dan ditusukkan pada tangkai pohon. Pakan burung yang berada di nursery adalah
pisang dan pepaya yang dipotong kecil-kecil, ditambah dengan potongan sawi, jagung, dan
kacang. Pada kegiatan koas kali ini kami melakukan pemberian pakan pada area lory
kingdom, nursery, dan burung pelikan.

Gambar 17. Persiapan pakan (gambar kiri) dan pemberian pakan pada area lory kingdom
(gambar kanan) (Dokumentasi pribadi).

Pembersihan Kandang
Pembersihan kandang dilakukan pada area lory kingdom dan nursery. Kegiatan
pembersihan kandang dimulai dari menyapu area kandang, menyemprotkan air dan
desinfeksi area kandang, serta mencuci alat pakan dan minum.
Gambar 18. Penyemprotan desinfektan pada area kandang (Dokumentasi pribadi).

Interaksi Burung
Terdapat dua tempat interaksi burung, yaitu di depan pintu masuk taman burung
dan di depan kandang pinguin. Interaksi dilakukan setiap hari mulai pukul 10.00 - 16.00
WIB. Biasanya menggunakan 4-5 ekor burung untuk interaksi dan foto bagi para
pengunjung yang diawasi oleh 1 hingga 2 orang keeper. Jenis burung yang sering
digunakan untuk interaksi yaitu kakaktua, makau, dan burung nuri. Pergantian burung
untuk interaksi dilakukan setiap jam 13.00 WIB.

Gambar 19. Zona interaksi burung di depan pintu masuk taman burung (Dokumentasi
pribadi).
Unit Nutrisi
Unit nutrisi merupakan unit yang bertugas untuk mengatur, mempersiapkan dan
mendistribusikan pakan sesuai dengan kebutuhan satwa yang ada di dalam zoo. Kegiatan
unit nutrisi dimulai dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Pada pagi hari, pakan
dipersiapkan, diolah dan ditakar sesuai dengan kebutuhan pakan yang hari tersebut.
Pengolahan pakan dapat berupa perebusan, pemotongan, pencacahan, pengupasan dan
dihaluskan dengan blender. Pakan yang sudah diolah kemudian ditakar dan dimasukkan ke
dalam wadah yang sudah disesuaikan dengan kategori dan jenis satwa. Pakan yang
kemudian didistribusikan ke setiap kandang oleh petugas unit nutrisi. Distribusi dilakukan
pada pagi hari sekitar pukul 08.00 hingga 09.00 dan siang hari setelah jam 13.00 sesuai
dengan kebutuhan pakan satwa masing-masing. Beberapa contoh formulasi pakan satwa
pada KRKB Gembira Loka Yogyakarta disajikan pada tabel-tabel berikut.

Tabel 1. Pakan Kandang Beruang

Pakan Beruang Beruang “Lili” Beruang “Tuti” Beruang


“Poter” “Dewi”

Pisang 1.5kg 1kg 1kg 1kg

Pepaya 1.5kg 1kg 1kg 0.5kg

Jagung 1 Biji 1 Biji 1 Biji 1 Biji

Kangkung 1 Ikat 1 Ikat 1 Ikat 1 Ikat


*note : Hari Selasa ditambahkan ayam rebus 2 ekor tiap beruang, pisang tidak dikupas dan
tidak menggunakan pepaya. Hari Jum’at ditambahkan 1 butir telur.

Tabel 2. Pakan Kandang Kasuari

Pakan Kasuari “Bambang” Kasuari Kasuari Kasuari


“Milea” “Dilan” “Bembi”

Pisang (tidak 1 kg 1.5kg 1.5kg 0.5kg


dikupas)

Pepaya 0.5kg 1kg 1kg 0.5kg

Ubi Mentah 0.2kg - - 0.2kg


Tomat 0.2kg - - 0.2kg

Ubi Rebus - - 0.5kg -

Wortel Rebus 0.3kg 0.3kg 0.3kg 0.3kg

Daging* 20gr 50gr 50gr 20gr

Rumput ✓ ✓ ✓ ✓
Alam

Kangkung 1 Ikat 1 Ikat 1 Ikat 1 Ikat

Apel/Pir 0.2kg 0.2kg 0.2kg 0.2kg


*note : daging diberikan pada hari Senin, Rabu, dan Jum’at

Tabel 3. Pakan Kandang Reptil

Pakan Jumlah

Pisang 2 Sisir

Daging Babi 1.3kg

Sawi Hijau 5kg

Sawi Putih 1kg

Kangkung 11 Ikat

Melon 0.5 buah

Pepaya 1kg

Tomat 5 buah

Wortel 1.5kg

Kaktus 0.7kg / 1.75kg*

Ayam 1.5 ekor

Nila Beku 2 Plastik (3kg dan 2 kg)

Cacing Beku 2 Keping

Takari (Pelet) 6 Bungkus

Udang 0.25kg**
Semangka 1 Buah***
*note : (*) Diberikan pada sabtu dan minggu, (**) Diberikan tiap Senin, Rabu dan Jum’at,
(***) Diberikan tiap Senin.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kegiatan koasistensi klinik interna hewan besar kelompok A.2021.8 gelombang III
yang dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus - 3 September 2022 di KRKB Gembira Loka
Yogyakarta terbagi menjadi 4 bagian meliputi unit poliklinik satwa, unit aves, unit reptil,
dan nutrisi. Kegiatan yang dilaksanakan selama menjalankan koasistensi mengikuti
kegiatan harian di KRKB Gembira Loka.

Saran
Dengan adanya laporan ini diharapkan menjadi sarana edukasi dan evaluasi kerja
serta referensi teknis pelaksanaan tiap unit di dalam KRKB Gembira Loka Yogyakarta
guna meningkatkan optimalitas dan pemeliharaan hewan serta efektivitas kerja terkait
dalam kegiatan setiap hari.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Gembira Loka Zoo. http://gembiralokazoo.com/page/archive. Diakses pada
tanggal 30 Agustus 2022.
Mahfuzhoh, E. 2020. Perilaku Pengunjung Anak di Taman Wisata Edukasi Satwa Studi
Kasus: Kebun Binatang Gembira Loka di Yogyakarta. Sinektika Jurnal Arsitektur,
17(1): 26-33.
Puspitasari, A., Masy’ud, B., Sunarminto, T. 2016. Nilai Kontribusi Kebun Binatang
terhadap Konservasi Satwa, Sosial Ekonomi dan Lingkungan Fisik: Studi Kasus
Kebun Binatang Bandung. Media Konservasi, 21(2): 116-124.

Anda mungkin juga menyukai