Gambar 1.3.
Kemudian ekornya dipindahkan dari
tangan kanan ke antara jari manis
dan jari kelingking, hingga mencit
cukup erat dipegang (Gambar I.3).
Pemberian obat kini dapat dimulai.
Femur
Sciatic nerve
Gambar 1.5.
5. Intra Peritoneal : Untuk penyuntikan dengan teknik ini mencit dipegang pada
(IP) punggungnya sehingga kulit abdomen menjadi tegang (Gambar
1.3). Pada saat penyuntikan, posisi kepala mencit lebih rendah
dari abdomennya. Jarum disuntikkan dengan membentuk sudut
10⁰C dengan abdomen, agak menepi dari garis linea alba, untuk
menghindari vesica urinaria, jangan pula terlalu tinggi agar tidak
mengenai hepar. Maksimum volume injeksi IP adalah 1 mL
Tikus
Karakteristik Utama Tikus
Hewan ini pada umumnya tenang dan mudah ditangani, tidak begitu
fotofobik dan tidak cenderung berkumpul dengan temannya. Tikus relatif resisten
terhadap infeksi, cerdas, dan aktifitasnya tidak terganggu dengan adanya
manusia. Tikus menjadi galak dan agresif jika diperlakukan kasar atau
mengalami defisiensi nutrisi. Tikus memiliki suhu normal 37⁰C dengan laju
respirasi 210 x/menit.
Cara Handling Tikus
Tikus dapat diperlakukan sama dengan 2
mencit, dengan beberapa cara: 1
Cara 1: Harus diperhatikan bahwa
sebaiknya bagian ekor yang dipegang
adalah bagian pangkal. Tikus diangkat dari
kandangnya dengan memegang
tubuh/ekornya dari belakang, kemudian
diletakkan diatas permukaan kasar.
Tangan kiri diluncurkan dari belakang
Gambar 1.6
tubuhnya, menuju kepala dan ibu jari
diselipkan ke depan untuk mencepit kakki
kanan depan tikus antara jari dengan
telunjuk (Gambar 1.6)
Cara 2: Teknik ini dilakukan dengan
bantuan alat sehingga dikenal dengan
restrain mekanik. Tujuan dari teknik ini
untuk mengoleksi darah atau penyuntikan
pada vena ekor. Langkah yang dilakukan
sama dengan cara 1, kemudian tikus
dimasukkan ke dalam pelxiglas restraint
box dengan arah kepala dimasukkan
terlebih dahulu. Tutup ujung box agar tikus
tidak dapat keluar (Gambar 1.7) Gambar 1.7
Gambar 1.8
2. Subkutan : Injeksi diberikan di bawah kulit pada daerah tengkuk dengan
syringe 1-10 mL, jarum no 22-23. Maksimum volume injeksi 5
– 10 mL (Gambar 1.9)
Gambar 1.9.
3. Intravena : Penyuntikan dilakukan pada v. coccygea (jarum masuk
kurang lebih 3 mm ke dalam lumen vena. Sebelumnya ekor
dicelupkan kedalam air hangat dengan suhu 47⁰C (± 1 menit)
agar terjadi dilatasi vena dan memudahkan penyuntikan
(tikus dimasukkan ke dalam plexiglass restraint box. Injeksi
rute ini menggunakan syringe 1 mL dan jarum no 25-30G.
Maksimum volume injeksi 0,5 ml pada tikus muda
(Gambar 1.10)
5. Intra Peritoneal : Untuk penyuntikan dengan teknik ini dilakukan oleh 2 orang.
Salah seorang memegang tikus dengan cara restraint 1. Pada
saat penyuntikan, posisi kepala tikus lebih rendah dari
abdomennya. Jarum disuntikkan dengan membentuk sudut 30
⁰C dengan abdomen, agak menepi dari garis linea alba, untuk
menghindari vesica urinaria, jangan pula terlalu tinggi agar
tidak mengenai hepar. Syringe 1-10 ml, jarum 22 – 30 G
dengan maksimum volume injeksi 5- 10 ml (Gambar 1.12)
Gambar 1.12
6. Intra Dermal : Penyuntikan ini dilakukan pada tikus dalam kondisi
teranestesi. Sebelum penyuntikan rambut pada area kulit
dicukur dan disterilkan dengan alkohol. Jarum disuntikkan
dengan membentuk kemiringan 20⁰C; dimasukkan diantara
lapisan dalam kulit. Syringe 1 ml, jarum no 25-30 G.
Gambar 1.13
Kelinci
Karakteristik Utama Kelinci
Kelinci jarang sekali bersuara, kecuali dalam keadaan nyeri luar biasa..
Pada umumnya, kelinci akan meronta apabila keamanannya terganggu. Kelinci
harus diperlakukan dengan halus namun sigap. Suhu rektal kelinci sehat antara
38.5- 40⁰C. Suhu rektal ini berubah apabila hewan tersebut tereksitasi ataupun
karena gangguan lingkungan. Sedangkan , lju respirasi kelinci dewasa normal
adalah 38-65 x/menit. Maksimum volume injeksi disetarakan pada bobot badan
kelinci 1.5 kg.
Cara Handling Kelinci
Menangkap atau memperlakukan kelinci
jangan dengan mengangkat pada
telinganya, tetapi pada leher kelinci dengan
menggunakan tangan kiri dan bagian
pantatnya dengan tangan kanan (Gambar
1.14)