PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keterkaitannya yang erat dengan ilmu dasar maupun ilmu klinik, sangat sulit
obat.
memisahkan dan menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif, cara kerja racun
dalam tubuh dan bahan yang digunakan utk menetralkan. Ilmu ini sudah
dalam jumlah yang kecil. Beberapa macam keracunan telah diketahui terjadi
berbeda-beda.
sejak puluhan tahun lalu. Agar mengetahui bagaimana kemampuan obat pada
sampingnya tentunya kita membutuhkan hewan uji atau hewan percobaan. Hewan
coba adalah hewan yang khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologis.
B. Maksud Percobaan
Melakukan cara penanganan dan cara memegang hewan uji dengan benar
C. Tujuan Percobaan
Agar mahasiswa mengetahui cara penanganan dan cara memegang hewan
A. Landasan teori
terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya lewat reseptor. Dalam ilmu
yang mendasari manfaat dan resiko penggunaan obat. Karena itu dikatakan
Hewan coba / hewan uji atau sering disebut hewan laboratorium adalah
percobaan digunakan untuk penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada
berjalan sejak puluhan tahun yang lalu. Sebagai pola kebijaksanaan pembangunan
adalah adanya Deklarasi Helsinki. Deklarasi ini berisi tentang segi etik percobaan
mana faktor keturunan dan lingkungan berhubungan dengan sifat biologis yang
1. Hewan liar.
3. Hewan yang bebas kuman spesifik patogen, yaitu hewan yang dipelihara
4. Hewan yang bebas sama sekali dari benih kuman, yaitu hewan yang
1. Faktor internal pada hewan percobaan sendiri : umur, jenis kelamin, bobot
digunakan tentu tergantung pula kepada bahan atau bentuk sediaan yang
1. Mencit
b. Penakut, fotofobik
c. Lebih aktif pada malam hari
juga bagian leher belakang dekat kepala dengan ibu jari dan telunjuk.
dalam dalam satu periode dan obat yang digunakan pada percobaan
dalam suatu kelompok atau kandang, sehingga hewan uji perlu diberikan
tanda atau kode. Dapat pula dengan memberi kode pada ujung ekor
dengan garis melintang atau sejajar sesuai nomor urut hewan uji. Gunakan
larutan 10% asam pikrat dalam air dan sebuah sikat atau kuas yang
diberikan pada punggung hewan uji. Punggung hewan uji dibagi menjadi 3
bagian:
a. Hewan uji biasa memberikan hasil dengan variasi yang lebih besar
b. Hewan uji harus diberi makan sesuai dengan makanan standar dan
minum.
BAB III
METODE KERJA
1. Alat
a. Kandang mencit
b. Baskom
c. Kawat penutup
d. Timbangan
e. Mistar
f. Tissu
g. Spidol
2. Bahan
a. Mencit
B. Cara kerja
3. Ekor mencit di jepit di antara jari manis dan kelingking tangan kiri,
kemudian ibu jari dan telunjuk tangan kiri menjepit kulit mencit tepat
di belakang telinga mencit. Usahakan mencit tidak dapat bergerak saat
di pegang.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan
B. Pembahasan
hewan coba sebelum kita melakukan pemberian obat terhadap hewan coba maka
dari itu kita harus mengetahui bagaimana cara penanganan hewan coba yang baik
Langkah awal dari percobaan ini adalah menyiapkan alat dan bahan.
sebelumnya telah dijelaskan oleh dosen. Hewan yang dipakai dalam percobaan ini
Untuk mencit cara penanganannya adalah yang pertama ujung dari ekor
mencit diangkat dengan tangan kiri, dibiarkan mencit mencengkram alas penutup
kandang yang kasar yang berupa kawat sehingga tertahan ditempat, setelah itu
mencit di elus-elus agar tenang dan mudah dipegang. Kemudian ibu jari kita dan
jari telunjuk kanan menjepit tengkuk mencit seerat mungkin tetapi tidak boleh
terlalu kencang karena mencit terlalu kecil selanjutnya ekor mencit dipindahkan,
dijepit di antara jadi manis dan kelingking tangan kanan dengan demikian, mencit
yang telah terpegang oleh tangan kanan siap untuk diberi perlakuan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
diperhatikan kondisi dari hewan coba tersebut agar hewan coba tidak mengalami
stres. Untuk perlakuan mencit awalnya ujung ekor mencit diangkat dengan
tangan kiri dan biarkan mencit mencengkram alas penutup kandang yang kasar
(kawat), selanjutnya ekor mencit dijepit di antara jari manis dan kelingking tangan
kiri, lalu ibu jari dan telunjuk menjepit kulit mencit tepat di belakang telinga
B. Saran
penanganan hewan coba di laboratorium agar hewan uji tidak mengalami stres.
Untuk praktikan diharapkan berhati-hati dalam menangani hewan uji agar tidak
DAFTAR PUSTAKA
http:www//linggawidayana.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-
farmakologi-1.html. Diakses tanggal 1 Maret 2020/ 20.15