Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Iklan sebagai media informasi juga dapat menimbulkan permasalahan.

Semata untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya tidak jarang

pelaku usaha (korporasi) memberikan informasi atau promosi secara

berlebihan (puffery) dan mengesankan keunggulan produknya terlalu hebat.

Sehingga muatan dalam informasinya kerap kali tidak jelas, tidak sesuai

dengan janji promosi dan berkesan menyesatkan.

Hal tersebut terkait dengan pasal 9, 10, 12, 13, 20 Undang-Undang No. 8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang dimana mengatur tentang

Larangan Bagi Pelaku Usaha. Selain dalam Undang-Undang Perlindungan

Konsumen hal ini juga terkait dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2002

tentang Penyiaran Bab V Pasal 48 tentang Pedoman Prilaku Penyiaran.

Selanjutnya bertentangan dengan Etika Pawiwara Indonesia angka 1.2.2

tentang Bahasa iklan dan angka 4.13.1 - 4.13.3 tentang penggunaan data riset.

Agar terhindar dari hal-hal tersebut di atas, hukum seharusnya memberikan

perlidungan kepada konsumen. Bentuk iklan-iklan yang isinya mengelabui

dan tidak bertanggung jawab, harus sedini mungkin dapat dicegah dan

dikontrol. Meskipun Undang-Undang Perlindungan Konsumen telah

memberikan batasan-batasan mengenai hal-hal yang dilarang untuk dimuat

dalam sebuah iklan, namun pada kenyataannya, tidaklah mudah memberikan

1
justifikasi bahwa sebuah iklan tertentu telah memberikan informasi yang

menyesatkan bagi masyarakat konsumen.

B. RUMUSAN MASALAH

1) apa itu iklan yang menyesatkan beserta contohnya?

2) apa itu iklan yang mengelabui beserta contohnya?

3) apa saja hal yang terkait dengan iklan yang melanggar aturan dan beserta

contohnya?

4) apa hak-hak konsumen terhadap iklan ?

C. TUJUAN RUMUSAN MASALAH

1) mengetahui hal yang berkaitan dengan iklan yang menyesatkan

2) mengetahui hal yang berkaitan dengan iklan yang mengelabui

3) mengetahui hal yang terkait dengan iklan yang melanggar aturan

4) mengetahui hak-hak konsumen terhadap iklan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN dan FUNGSI IKLAN

Iklan merupakan sebuah sarana untuk mempromosikan, memperkenalkan

atau menawarkan suatu barang kepada para konsumen. Dengan iklan seorang

pelaku usaha dapat lebih mudah dalam mensosialisasikan produk usahanya

kepada konsumen, tanpa harus terjun langsung ke lapangan. Iklan juga sangat

bermanfaat bagi para konsumen (masyarakat luas) guna untuk mendapatkan

suatu barang atau jasa untuk dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Namun dalam masalah periklanan juga harus diperhatikan

ketentuan-ketentuan yang mengaturnya. Hal itu dimaksudkan agar iklan-iklan

yang ada dapat bermanfaat bagi konsumen dan juga agar tidak mengelabui

ataupun menyesatkan para konsumen.

Fungsi Iklan :

1. Mengkomunikasikan berbagai atribut produk

2. Membujuk konsumen sehingga mau membeli produk tersebut.

B. HAL YANG DILARANG DALAM PERIKLANAN

Perihal periklanan telah diatur dalam Undang-Undang Perlindungan

Konsumen tentang larangan-larangan bagi pelaku usaha yang berhubungan

dengan kegiatan mempromosikan atau mengiklankan suatu barang/ jasa

dengan cara yang tidak benar atau menyesatkan, mengenai:

3
1. Harga dan tarif suatu barang atau jasa

2. Kegunaan barang atau jasa

3. Bahaya penggunaan barang atau jasa

4. dan yang lainnya

Ketentuan diatas dimaksudkan agar dalam melakukan kegiatan

periklanan selalu memperhatikan nilai-nilai positif, manfaat dari suatu barang

tersebut dan cara menampilkannya juga tidak secara sembarangan, tetapi

harus memperhatikan norma-norma kesopanan, agama dan lain sebagainya.

Namun sejauh ini masih juga banyak ditemui beberapa iklan yang tidak

memperdulikan ketentuan-ketentuan yang ada. Mereka dengan seenaknya

menerbitkan iklan secara sembarangan dan kadang bisa mengelabui dan

menyesatkan masyarakat (konsumen).

C. PERATURAN TENTANG PERIKLANAN

Di Indonesia terdapat suatu wadah yang mengawasi tentang periklanan

salah satunya adalah PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia), PPPI

menghimbau agar konsumen bersikap kritis terhadap iklan, dengan cara

meminta konsumen melaporkan iklan -iklan yang bermasalah atau melanggar

peraturan dan etika kedalam web yang telah disediakan.

Peraturan dan Undang-undang yang terkait tentang periklanan adalah :

1. UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

2. UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers

3. UU No 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran

4
4. UU No 7 Tahun 1996 tentang Pangan

5. PP No 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan

Selain undang-undang ada aturan tentang tata krama dan tata cara

periklanan di Indonesia yaitu berupa kode etik profesi dan kode etik bisnis.

Referensi dan acuan untuk mengkategorikan sebagai iklan yang

menyesatkan atau mengelabui, menurut saidi (2003), ada dua pendekatan

yaitu :

1. Moral dan Etika (menekankan kepada kaidah-kaidah norma sosial dan

etika yang berlaku dimasyarakat mengenai apa yang boleh dan apa yang

tidak boleh)

2. Hukum Positif (UU maupun peraturan yang dibuat oleh DPR).

D. IKLAN YANG MENYESATKAN

Iklan di identikan sebagai media promosi dan pengenalan bagi produk

yang akan di produksi atau di jual ke masyarakat. Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dalam Ketentuan Umum Pasal

1 ayat (6) menyebutkan : “Promosi adalah kegiatan pengenalan atau

penyebarluasan informasi suatu barang dan/atau jasa untuk menarik minat

beli konsumen terhadap barang dan/atau jasa yang akan dan sedang

diperdagangkan”.

Di dalam menentukan bentuk-bentuk iklan, terlebih dahulu membedakan

iklan menjadi 2 (dua) macam iklan, yaitu iklan media elektronik (televisi,

radio, internet,dsb) dan non media elektronik (surat kabar, majalah,brosur,

reklame, dsb).

5
Iklan melalui media televisi merupakan media favorit dan kerap kali

menjadi pilihan utama pelaku usaha. Iklan televisi mengambil peranan

penting dalam periklanan, diantaranya:

a. Iklan televisi berperan penting dalam membangun dan mengembangkan

citra positif bagi suatu perusahaan dan produk yang di hasilkan,

b. Membentuk opini publik yang positif terhadap perusahaan tersebut,

c. Mengembangkan kepercayaan masyarakat terhadap produk konsumsi dan

perusahaan yang memproduksinya,

d. Menjalin komunikasi secara efektif dan efisien dengan masyarakat luas,

sehingga dapat membentuk pemahaman yang sama antara terhadap suatu

produk barang dan jasa yang di tawarkan kepada masyarakat luas.

Dalam kegiatan bisnis periklanan ada beberapa pihak dalam bisnis

periklanan, yaitu sebagai berikut:

1) Perusahaan periklanan (advertising),

2) Media periklanan (Media massa),

3) Pemasang iklan (Pengiklan),

4) Konsumen yaitu pemakai dan penikmat produk yang di iklankan,

5) Pemerintah selaku pengawas berjalannya aturan main (rule of the game)

yang baik dan jelas dalam bisnis periklanan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “menyesatkan”

berasal dari kata “sesat” artinya “salah jalan; tidak melalui jalan yang benar”.

Namun apabila kata “sesat” ditambah awalan “me-“ dan akhiran “kan” maka

ia akan berubah menjadi kata “menyesatkan” yang mengandung arti

“membawa ke jalan yang salah; menyebabkan sesat (salah jalan)”.

6
Sedangkan kata “iklan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

mengandung arti :

1) Berita pesanan untuk mendorong, membujuk kepada khalayak ramai

tentang benda dan jasa yang ditawarkan;

2) Pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa

yang dijual, dipasang di dalam media massa seperti surat kabar atau

majalah.

Kewajiban pelaku usaha seperti pada ketentuan Pasal 7 huruf b UU No.8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah : “Memberikan

informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang

dan/atau jasa serta member penjelasan penggunaan, perbaikan dan

pemeliharaan”.

Kemudian menurut Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia,

memuat asas-asas umum periklanan harus memuat :

1) Iklan harus jujur, bertanggung jawab, dan tidak bertentangan dengan

hukum yang berlaku.

2) Iklan tidak boleh menyinggung perasaan dan merendahkan martabat

negara, agama, adat budaya, hukum, dan golongan.

3) Iklan harus dijiwai oleh asas persaingan yang sehat.

Kriteria iklan yang menyesatkan di televisi apabila merujuk pada

perspektif hukum positif di Indonesia antara lain yaitu:

a. Iklan yang mengelabui konsumen (misleading) mengenai kualitas,

kuantitas, bahan, kegunaan, harga, tarif, jaminan dan garansi barang

dan/atau jasa dimana pelaku usaha tidak bisa bertanggungjawab dan

7
memenuhi janji-janji sebagaimana dinyatakan dalam iklan yang di

tayangkan di televisi.

b. Mendeskripsikan/memberikan informasi secara keliru, salah, maupun

tidak tepat (deceptive) mengenai barang dan/atau jasa.

c. Memberikan gambaran secara tidak lengkap (ommision) mengenai

informasi barang dan/atau jasa.

d. Hal lain yang dilarang dan melanggar ketentuan hukum oleh pelaku

usaha adalah memberikan informasi yang berlebihan (puffery)

mengenai kualitas, sifat, kegunaan, kemampuan barang dan/atau jasa

dan membuat perbandingan barang dan/atau jasa yang menyesatkan

konsumen.

Pada dasarnya standar kriteria periklanan di Indonesia sedikit banyaknya

telah disesuaikan dengan standar kriteria yang berlaku di negara-negara maju,

misalnya di Amerika Serikat, yaitu dengan telah mempergunakan unsur-unsur

fakta material sebagaimana tertuang dalam Pasal 10 Undang-Undang

Perlindungan Konsumen serta konsumen rasional sebagaimana terdapat

dalam Pasal 17 Ayat (1) huruf a dan b UUPK.

Tetapi keberadaan fakta material dan konsumen rasional tersebut belum

cukup jelas diatur dalam ketentuan perlindungan konsumen di Indonesia

sehingga pada prakteknya belum secara tegas dijadikan sebagai dasar

penentuan iklan menyesatkan. Iklan-iklan yang kerap menyesatkan di

televisi, selain pelanggaran dari sisi gambar, gerakan dan bahasa, hal ini juga

dikarenakan belum adanya kontrol yang serius terhadap iklan yang

menyesatkan di televisi.

8
Selain menyesatkan dan tidak mengedukasi yang menyaksikan tayangan

iklan tersebut, Jelas sekali dibutuhkan kontrol yang serius dari pemerintah

dengan lembaga-lembaga yang berwenang untuk dapat mencegah dan

mengontrol iklan-iklan yang isinya mengelabui dan tidak bertanggung jawab.

Contoh iklan yang menyesatkan salah satu nya adalah Minuman

Isotonik. Minuman isotonik sendiri adalah minuman yang ditambahkan gula

dan elektrolit. Iklan yang muncul menganjurkan untuk mengonsumsi produk

tersebut agar terhindar dari kekurangan elektrolit saat berpuasa.

Minuman isotonik sendiri sebenarnya kita konsumsi kalau memang kita

membutuhkan, misalnya saat kita berkeringat atau saat berolahraga, dan tentu

tidak pada saat kita habis bangun tidur seperti saat sahur. Larutan isotonik

sendiri mengandung gula dan elektrolit, terutama garam atau natrium.

Oleh karena itu, kita harus memperhitungkan bahwa dengan

mengonsumsi produk isotonik ini akan terjadi penambahan konsumsi gula

dan garam. Bagi orang obesitas atau penderita kencing manis, penambahan

gula harus diperhitungkan karena jika tidak akan menyebab orang yang

obesitas akan semakin gemuk dan orang dengan penyakit kencing manis gula

darahnya menjadi tidak terkontrol. Begitu pula bagi seseorang yang

menderita hipertensi tambahan garam dari larutan isotonik ini juga harus

diperhitungkan.

Sebaiknya selama Puasa ini kita lebih baik mengonsumsi air putih saja

dan menghindari produk-produk isotonik ini jika kita tidak membutuhkan.

Bagi masyarakat yang memang sudah mempunyai permasalahan kesehatan,

9
sebaiknya konsultasi dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi produk-

produk tersebut.

E. IKLAN YANG MENGELABUI

Jenis Informasi yang mengelabui :

1. Objective Claim yaitu suatu informasi yang diberikan kepada konsumen

tentang karakteristik suatu produk dan kebenarannya dapat dibuktikan

dengan pengujian.

2. Subjective Claim yaitu informasi sukar dibuktikan kebenarannya karena

kriteria yang digunakan bersifat sangat subjective.

3. Klaim dua arti yaitu klaim atau pernyataan yang mengandung dua arti

sebagian benar dan sebagian salah

4. Klaim Tidak Rasional yaitu pernyataan yang tidak mempunyai dasar,

tidak didukung oleh logika

a. Merugikan pembuat iklan

b. Menimbulkan reaksi dari konsumen, pemerintah, perusahaan produk

pesaing.

10
Berikut ini beberapa contoh iklan yang menipu, untuk aneka produk, di mana

materi iklan berbeda jauh dari kenyataan yang sebenarnya.

Gambar di atas adalah iklan mengenai produk kolam plastik, yang kebetulan

juga banyak beredar di Indonesia. Asyik ya melihat desainnya?

Kenyataannya? Silakan lihat produk yang sebenarnya pada gambar di bawah

ini. Jauh dari apa yang diiklankan.

Subway: Sweet Chicken Teriyaki Sandwich

11
ayam dengan saus teriyaki, tomat, dan selada yang begitu segar! Namun itu

hanya ada dalam iklan.

Aslinya? Berantakan dan lembek !!!

McDonalds: Fruit and Maple Oatmeal

Menu baru dari McDonalds ini bernama Fruit and Maple Oatmeal. Sepertinya

terlihat menggoda dan sangat cocok dijadikan sarapan.

Tapi, tunggu dulu berkomentar sebelum Anda melihat aslinya. Sebab,

porsinya sedikit, dan tampilan terlalu encer, dengan buah-buahan yang sangat

sedikit pula.

12
F. IKLAN YANG MELANGGAR ATURAN

Sering terlihat berbagai macam iklan rokok pada media televisi, pelaku

usaha periklanan semakin gencar dalam membuat iklan dengan tujuan untuk

menarik konsumen agar membeli produk yang diandalkan. Namun dari

banyaknya iklan-iklan tersebut masih terdapat iklan-iklan yang menyesatkan

dan mengelabui konsumen, seperti halnya kasus pelanggaran iklan rokok

yang digugat secara legal standing oleh Tim Advokasi Gerakan Nasional

Penanggulangan Masalah Merokok terhadap PT. Djarum Kudus Tbk dan PT.

HM. Sampoerna Tbk.

Apabila konsumen tidak jeli dan kritis terhadap iklan, hal ini akan

berakibat lemahnya posisi konsumen. Menyadari pada masalah tersebut maka

pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen. Di mana dengan adanya piranti hukum yang

melindungi konsumen itu tidak dimaksudkan untuk mematikan usaha para

pelaku usaha melainkan perlindungan konsumen justru dapat mendorong

iklim berusaha yang sehat dan juga bertujuan melindungi konsumen secara

integratif dan komprehensif agar dapat diterapkan secara efektif di

masyarakat.

Melalui Undang-Undang Perlindungan Konsumen, diharapkan dapat

memberikan perlindungan kepada konsumen apabila mengalami kerugian,

misalnya melalui proses beracara legal standing yang merupakan langkah

tegas untuk menghadapi tindakan yang menyimpang dan melanggar aturan.

Untuk membuat konsumen tertarik, iklan harus dibuat menarik bahkan

kadang dramatis. Tapi iklan tidak diterima oleh target tertentu (langsung).

13
Iklan dikomunikasikan kepada khalayak luas (melalui media massa

komunikasi iklan akan diterima oleh semua orang: semua usia, golongan,

suku, dsb). Sehingga iklan harus memiliki etika, baik moral maupun bisnis.

Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan

kewajiban moral (KBBI).

Ciri-ciri iklan yang baik :

1. Etis: berkaitan dengan kepantasan.

2. Estetis: berkaitan dengan kelayakan (target market, target audiennya,

kapan harus ditayangkan?

3. Artistik: bernilai seni sehingga mengundang daya tarik khalayak.

a. Iklan rokok: Tidak menampakkan secara eksplisit orang merokok.

b. Iklan pembalut wanita: Tidak memperlihatkan secara realistis dengan

memperlihatkan daerah kepribadian wanita tersebut

c. Iklan sabun mandi: Tidak dengan memperlihatkan orang mandi secara

utuh.

1. Jujur : tidak memuat konten yang tidak sesuai dengan kondisi produk

yang diiklankan

2. Tidak memicu konflik SARA

3. Tidak mengandung pornografi

4. Tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.

5. Tidak melanggar etika bisnis, ex: saling menjatuhkan produk tertentu dan

sebagainya.

14
6. Tidak plagiat

Etika Pariwara Indonesia (Epi). Disepakati Organisasi Periklanan dan Media

Massa, 2005. Berikut ini kutipan beberapa etika periklanan yang terdapat

dalam kitab EPI.

1. Tata Krama Ragam Iklan

Ex: Iklan minuman keras maupun gerainya hanya boleh disiarkan di media

nonmassa; Iklan rokok tidak boleh dimuat pada media periklanan yang

sasaran utama khalayaknya berusia di bawah 17 tahun; dll.

2. Tata Krama Pemeran Iklan

Ex: Iklan tidak boleh memperlihatkan anak-anak dalam adegan-adegan

yang berbahaya ; Iklan tidak boleh melecehkan, mengeksploitasi,

mengobyekkan, atau mengornamenkan perempuansehingga memberi

kesan yang merendahkan kodrat, harkat, dan martabat mereka; dll.

3. Tata Krama Wahana Iklan

Ex: Iklan untuk berlangganan apa pun melalui SMS harus juga

mencantumkan cara untuk berhenti berlangganan secara jelas, mudah dan

cepat; Iklan-iklan rokok dan produk khusus dewasa hanya boleh disiarkan

mulai pukul 21.30 hingga pukul 05.00 waktu setempat, dll.

Contoh iklan yang melanggar aturan, yaitu:

 Iklan Mie sedap cup yang diperankan raditya dika. Karena dlm iklan

ini mie sedap “Pengen gw pacarin”. Seolah-olah mie sedap itu

manusia yang mengerti isi hati manusia sehingga mau dipacarin.

15
 Iklan cat avian melanggar kode etik penyiaran

Iklan ini diberhentikan tayang oleh KPI karena melanggar Pedoman

Perilaku Penyiaran Komisi. Penyiaran Indonesia dan Standar Program

Siaran. Seperti iklan Cat Kayu dan Besi Avian yang ditayangkan pada

tahun 2013. Alur ceritanya dimulai ketika seorang tukang mengecat

bangku di taman dengan warna biru, lalu tukang cat akan

menempelkan kertas bertuliskan „AWAS CAT BASAH‟ pada bangku

tersebut, namun kertas itu terbang sehingga tukang cat harus mengejar

kertas tersebut. Ketika sedang mengejar kertas, ada seorang wanita

yang duduk di bangku tersebut, tukang cat kemudian menunjukkan

kertas tersebut pada wanita itu, dengan wajah takut karena baju

perempuan itu putih dan takut terkena cat. Wanita itu jengkel pada

tukang cat, lalu ia mengecek roknya apakah terkena cat atau tidak. Di

bagian ini, wanita menyibakkan roknya agak tinggi sehingga pahanya

terlihat dan hampir terlihat pakaian bagian dalam. Karena ini lah KPI,

menegur beberapa stasiun TV yang menayangkan iklan tersebut tanpa

sensor. KPI meminta untuk melakukan editing pada iklan ini sebelum

ditayangkan.

16
Iklan tersebut telah melanggar:

 Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia tahun 2012

BAB V

PENGHORMATAN TERHADAP NILAI DAN

NORMA KESOPANAN DAN KESUSILAAN

Pasal 9

Lembaga penyiaran wajib menghormati nilai dan norma kesopanan dan kesusilaan

yang berlaku dalam masyarakat.

BAB XII

PROGRAM SIARAN BERMUATAN SEKSUAL

Pasal 16

Lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan pelarangan dan/atau pembatasan

program siaran bermuatan seksual.

BAB XXIII

SIARAN IKLAN

Pasal 43

Lembaga penyiaran wajib tunduk pada peraturan perundang-undangan

yang mengatur tentang periklanan dan berpedoman pada Etika

Pariwara Indonesia.

17
 Standar Program Siaran

BAB V

PENGHORMATAN TERHADAP NORMA KESOPANAN DAN

KESUSILAAN

Pasal 9

(2) Program siaran wajib berhati-hati agar tidak merugikan dan menimbulkan

dampak negatif terhadap keberagaman norma kesopanan dan kesusilaan yang

dianut oleh masyarakat.

BAB XII

PELARANGAN DAN PEMBATASAN SEKSUALITAS

Bagian Pertama

Pelarangan Adegan Seksual

Pasal 18

Program siaran yang memuat adegan seksual dilarang:

h. mengeksploitasi dan/atau menampilkan bagian-bagian tubuh tertentu, seperti:

paha, bokong, payudara, secara close up dan/atau medium shot;

BAB XXIII

SIARAN IKLAN

Pasal 58

(1) Program siaran iklan tunduk pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan berpedoman pada Etika Pariwara Indonesia.

(4) Program siaran iklan dilarang menayangkan:

18
Saat ini banyak sekali iklan di Indonesia yang melanggar etika periklanan,

iklan media cetak maupun elektronik. Nah ini salah satu contoh iklan yang

melanggar etika periklanan :

1. Iklan Provider XL

Kesalahan dari iklan ini :

 Memakai kata TERmurah

Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata yang berawalan “Ter, Paling,

nomer satu, top” ini melanggar tata karna isi iklan dalam bentuk bahasa.

 Memakai kata GRATIS

Selain itu pada iklan xl ini mereka memakai kata “GRATIS”. Kata gratis

atau kata lain yang bermakna sama juga tidak boleh dicantumkan dalam

iklan, bila ternyata konsumen harus membayar biaya lain. Ini juga

termasuk tata karma isi iklan

19
2. Iklan Shampo Clear

ini ditemukan di jalan menuju keluar tol semanggi. Iklan ini melanggar,

Alasannya adalah karena memakai kata NO. 1, dalam Tata krama isi iklan,

kata NO.1 melanggar aturan “bahasa” .

3. Iklan televisi NANO-NANO NOUGAT versi “Suster ngesot &

satpam”

20
Iklan ini melanggar tata karma isi iklan “rasa takut dan tahayul” karena

ada sesosok makhluk gaib (suster ngesot) yang ngesot di sebuah ruangan

gelap, serta music yang menyeramkan sebagai backsound. ini

menimbulkan rasa takut orang yang sedang menonton TV.


BAB IIII

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam penulisan ini dapat disimpulkan bahwa Dalam periklanan kita

tidak dapat lepas dari etika. Dimana di dalam iklan itu sendiri mencakup

pokok-pokok bahasan yang menyangkut reaksi kritis masyarakat Indonesia

tentang iklan yang dapat dipandang sebagai kasus etika periklanan. Sebuah

perusahaan harus memperhatikan etika dan estetika dalam sebuah iklan dan

terus memperhatikan hak-hak konsumen.

Berdasarkan uraian mengenai maslah periklanan dan etika bisnis, dapat

dikemukakan beberapa kesimpulan yakni:

1. Hubungan antara etika dan periklanan sangat erat kaitannya dengan pola

kebiasaan masyarakat yang terpengaruh dari macam periklanan yang

disajikan.

2. Periklanan merupakan pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang

atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa (surat kabar atau

majalah) atau ditempat umum.

3. Periklanan dan Etika Bisnis merupakan penerapan prinsip-prinsip etika

yang umum pada suatu wilayah perilaku manusia yang khusus, yaitu

kegiatan ekonomi dan bisnis, terutama yang diterapkan pada media

periklanan.

27
4. Di Indonesia khususnya terdapat permasalahan-permasalahan dalam dunia

periklanan terutama menyangkut iklan yang tidak mendidik, iklan yang

cenderung menyidir produk lain.

B. SARAN

Dalam penulisan ini penulis memberikan saran yaitu dalam bisnis

periklanan perlulah adanyakontrol tepat yang dapat mengimbangi kerawanan

tersebut sehingga tidak merugikan konsumen. Sebuah perusahaan harus

memperhatikan kepentingan dan hak–hak konsumen, dan tidak hanya

memikirkan keuntungan semata.

Berdasarkan uraian mengenai periklanan dan etika bisnis dapat penulis

kemukakan beberapa saran antara lain sebagai berikut:

1. Sebaiknya pemerintah menerapkan peraturan atau perundangan yang

secara tegas mengatur segala yang berkaitan dengan etika dan periklanan

2. Produsen seharusnya tidak hanya memikirkan untuk mendapat keuntungan

yang maksimal tanpa melihat dari kepentingan produsen untuk

mendapatkan sesuatu yang lebih dari sekedar produk yang diiklankan.

3. Pemerintah serta masyarakat berperan aktif dalam menyaring serta sebagai

ontrol sosial bagi pengiklanan produk-produk yang menyimpang bahkan

bila telah keluar dari jalur etika yang semestinya.

28
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kompasiana.com/isharyanto/hak-konsumen-terhadap-promosi-
produk-melalui-iklan_552c5f9d6ea83449718b4654

https://simomot.com/2014/02/11/iklan-iklan-yang-menipu/

https://simomot.com/2014/02/04/fast-food-yang-berbeda-tampilan-antara-iklan-
dan-aslinya/

http://aniatih.blogspot.co.id/2014/05/periklanan-dan-etika-pengontrolan.html

http://www.iklansuaramerdeka.com/hak-konsumen-perlu-diperjuangkan/

http://nurulrohmawatissi.blogspot.co.id/2012/12/iklan-yang-menyesatkan-dan-
mengelabuhi.html

http://wartakesehatan.com/50026/awas-iklan-makanan-sehat-dapat-
mengelabui-anda

http://habibwakit.blogspot.co.id/2013/12/iklan-yang-menyesatkan.html

http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/31487-
pelanggaran-iklan-cat-kayu-dan-besi-avian-kpi-pusat-tegur-lima-stasiun-tv

http://stirapanut.blogspot.co.id/2014/01/etika-bisnis-iklan-yang-melanggar-
etika_9.html

29

Anda mungkin juga menyukai