BUATAN
INDONESIA
ETIKA PROMO PRODUK DAN LAYANAN
DI ERA DIGITAL
DISAMPAIKAN OLEH :
Dr.H.M.Ridha Haykal Amal, SH, MH, S,Sos,
M.Si
Kepala UPT. Perlindungan Konsumen Medan
Pengertian Promosi
Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen Iklan sebagai salah satu
dalam Ketentuan Umum bentuk informasi,
Pasal 1 ayat (6) merupakan alat bagi
menyebutkan: “Promosi pelaku usaha produk untuk
adalah kegiatan memperkenalkan
pengenalan atau produknya kepada
penyebarluasan masyarakat agar dapat
informasi suatu barang memikat
dan/atau jasa untuk masyarakat untuk
menarik minat beli menggunakan produk
konsumen terhadap tersebut.
barang dan/atau jasa
yang akan dan sedang
diperdagangkan”.
2
Tata Cara Promosi Sesuai Peraturan Undang- Undang
Undang-Undang
Perlindungan Konsumen Tata Krama dan tata
No. 8 tahun 1999, Pasal Cara Periklanan
17 Ayat (1) a yang Indonesia Bab II B No.
berbunyi: "Pelaku usaha 1 Ayat a yang berbunyi:
periklanan dilarang "Iklan tidak boleh
memproduksi iklan menyesatkan, antara
yangmengelabui lain dengan
konsumen mengenai
memberikan keterangan
kualitas, kuantitas, bahan,
kegunaan dan harga
yang tidak benar,
barang dan/atau tarif jasa mengelabui dan
serta ketepatan waktu memberikan janji yang
penerimaan barang berlebihan".
dan/atau
jasa".
3
ETIKA DALAM PROMOSI
Menurut Ki Hajar Dewantara didefinisikan bahwa etika adalah ilmu yang mempelajari
segala soal kebaikan dan keburukan didalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang
mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan,
sampai mengenai tujuan yang dapat merupakan perbuatan
Pengusaha berharap dengan beriklan akan membuat konsumen mau melakukan
pembelian sehingga meningkatkan pendapatan, profit perusahaan dan menghindari kerugian.
Dalam menghindari kerugian, banyak pengusaha yang melakukan trik dalam berkomunikasi
yang biasanya digunakan oleh praktisi komunikasi yaitu “tell the truth but not all the truth”.
Bahasa yang digunakan sangat menarik bagi konsumen, tapi saat diaplikasikan ternyata
memiliki syarat dan ketentuan yang harus konsumen tanggung. Ada hal-hal tidak etis yang
dilakukan beberapa pengusaha dalam kegiatan periklanan yaitu:
• Membohongi dengan cara mengatakan sesuatu yang tidak benar dengan sengaja saat
beriklan
• Menyesatkan dan menjerumuskan konsumen dalam promo yang tidak benar dan terlalu
banyak persyaratan
• Menipu publik dengan mengatakan hal yang tidak benar mengenai produk atau jasa dengan
mengada-adakan promosi yang ternyata tidak ada
Tata Krama dan Tata Cara
Periklanan Indonesia Bab II B Ayat c
yang berbunyi "Iklan tidak boleh Tata Krama dan Tata Cara
secara langsung ataupun tidak
Periklanan Indonesia, bab II B
langsung merendahkan
No. 1 Ayat a yang berbunyi:
produkproduk lain".
"Iklan tidak boleh menyesatkan,
antara lain dengan memberikan
keterangan yang tidak benar,
mengelabui dan memberikan
janji yang berlebihan". Contoh
Tata Krama dan tata Cara Periklanan
Iklan yang melanggar ketentuan
Indonesia Bab II B No. 3 Ayat b yang
ini adalah iklan TV "Jeruk
berbunyi: "Iklan harus dijiwai oleh
Minum Jeruk" Nutrisari.
asas persaingan yang sehat.
Perbandingan
PENGATURAN PERIKLANAN/ PROMOSI DI INDONESIA
Tata krama dan tata cara periklanan di indonesia di atur lebih jelas
dalam hukum positif, antara lain
1. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen.
2. Undang - Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang PERS.
3. Undang – Undang Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Penyiaran
4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan
Pangan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Pengamanan
Rokok Bagi Kesehatan
6. Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 368/Men.Kes/SK/IV/1994 Tentang
Pedoman periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan,
Kosmetik, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makan - Minum
Dalam UU Perlindungan Konsumen, masalah periklanan diatur secara umum pada Pasal 8
sampai dengan Pasal 16 dan secara khusus pada Pasal 17 UUPK, yang mengatur perbuatan-
perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha.
Pasal 17 UUPK menentukan bahwa pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi iklan yang :
a. Mengelabuhi konsumen mengenai kualitas, kuantitas, bahan, kegunaan, dan harga barang dan /
atau tarif jasa serta ketepatan waktu penerimaan barang dan / atau jasa;
b. Mengelabuhi jaminan /garansi terhadap barang dan / atau jasa;
c. Memuat informasi yang keliru, salah atau tidak tepat mengenai barang dan / atau jasa;
d. Tidak memuat informasi mengenai risiko pemakian barang dan / atau jasa;
e. Mengeksploitasi kejadian dan / atau seseorang tanpa seiizin yang berwenang atau persetujuan
yang bersangkutan;
f. Melanggar etika dan / atau ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai periklanan.
Jadi setiap iklan produk menurut Undang-undang
Perlindungan Konsumen (UUPK) harus memenuhi
persyaratan yaitu :
1. Jujur, tidak membohongi
2. Sesuai dengan yang sebenarnya, tidak
mengelabui
3. Informasinya benar tidak keliru atau salah
4. Lengkap harus memuat risiko pemakaian
5. Etis
8
Era Digital 4.0
15
ASPEK YURIDIS DALAM ETIKA PROMOSI
TAHUN
No. JENIS PENGADUAN TOTAL
2018 2019 2020 2021
1. Jasa Pembiayaan Kendaraan 48 45 33 40 166
2. Jasa Pembiayaan Assuransi 14 2 5 7 28
3. Pelayanan jasa listrik 14 2 9 17 42
4. Pembiayaan Perumahan 11 8 4 4 27
5. Pembiayaan pinjaman uang 2 - - - 2
6. Pelayanan Jasa Bank 6 - 2 9 17
7. Pelayanan Jasa Loundry 1 - - - 1
8. Pelayanan jasa restoran 1 1 1 2 5
9. Pelayanan jasa kesehatan 1 - - - 1
10. Pelayanan jasa parkir 1 - - - 1
11. Pelayanan jasa penerbangan 1 1 - - 2
12. Pelayanan jasa telekomunikasi 4 - 1 - 5
13. Minuman Kadaluarsa - 1 - - 1
14. Rokok Kadaluarsa - 1 - - 1
15. Jasa pembelian tiket pesawat - 1 - - 1
19
Kasus - Kasus di BPSK Kota Medan
1. Jasa Pembiayaan Kendaraan
Konsumen mengambil kredit motor di Oto Multiartha, cicilan sudah dibayar sesuai jadwal
pembayaran, ada kendala pengambilan BPKB hanya bisa diambil oleh yang bersangkutan
sementara beliau tidak dapat dijumpai lagi. Setelah disidangkan di BPSK Kota Medan,
Majelis mengabulkan Pengaduan Konsumen untuk menghukum pelaku usaha
menyerahkan atau mengembalikan barang yaitu BPKB Mobil Mazda No. Pol. B 1499 BOU
sebagaimana diatur dalam pasal 19 ayat 2 UU No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen.
2. Jasa Pembiayaan Asuransi
Konsumen sebagai ahli waris mengajukan klaim, ternyata ada perbedaan data di aplikasi
dengan tanya jawab dilapangan akhirnya klaim asuransi ditolak. Setelah disidangkan di
BPSK Kota Medan , majelis menghukum pelaku usaha untuk mencairkan Klaim Asuransi
Konsumen sebesar Rp.300.000.000, sebagaimana diatur dalam pasal 19 ayat 2 UU No.8
Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
20
Terima Kasih