Abstrak
Dalam kegiatan ekonomi akan kita temukan produsen dan konsumen. Konsumen
adalah seseorang yang melakukan kegiatan konsumsi atau pemakaian barang atau
jasa guna untuk memenuhi kebutuhan seseorang tersebut dalam kehidupannya.
Dengan melihat gejala-gejala ekonomi yang ada saat ini, seperti halnya konsumen
memakai barang atau jasa tersebut bukan atas dasar kebutuhan akan tetapi untuk
mencapai suatu value (nilai). Oleh karena itu, perlu adanya perlindungan
konsumen yaitu segala upaya yang menjamin segala kepastian hukum untuk
memberikan perlindungan kepada konsumen. Akan tetapi, apa yang kita lihat
sekarang apakah banyak dari konsumen yang mendapatkan perlindungan itu
sendiri?. Maka dari itu, muncullah lembaga atau instansi perlindungan konsumen
yang berperan untuk melindungi para konsumen. Disini penulis akan membahas
apa saja lembaga atau instansi dalam kaitannya dengan perlindungan konsumen
dan apa peranan lembaga atau instansi perlindungan konsumen.
Kata Kunci: Konsumen, Perlindungan Konsumen, dan Lembaga atau Instansi
Perlindungan Konsumen
Pendahuluan
Di era globalisasi ini, kegiatan ekonomi menjadi kegiatan yang sangat
sering kita temukan. Karena kegiatan ekonomi sendiri merupakan hal yang tidak
dapat ditinggalkan oleh setiap orangnya. Dalam kegiatan ekonomi kita akan
menemukan produsen sebagai orang yang memproduksi atau menyediakan barang
untuk memenuhi permintaan (demand) para konsumen yang menggunakan barang
tersebut.
Pada era ini juga mulai muncul era perdagangan bebas. Era perdagangan
bebas merupakan suatu era kemana pemasaran merupakan suatau disiplin
Lembaga atau Instansi dalam Kaitannya dengan Perlindungan Konsumen
1
Sri Redjeki Hartono, makalah Aspek-aspek Hukum Perlindungan Konsumen dalam
buku Hukum Perlindungan Konsumen, Ibid, hal. 34, dalam buku Celina Tri Siwi Kristiyanti,
Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hal 34-35
1
Lembaga atau Instansi dalam Kaitannya dengan Perlindungan Konsumen
2
Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan
Konsumen Nasional.
3
Ibid
2
Lembaga atau Instansi dalam Kaitannya dengan Perlindungan Konsumen
4
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen
Nasional
5
Pasal 1 angka 9: Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat adalah
lembaga non-Pemerintah yang terdaftar dan diakui oleh Pemerintah yang mempunyai kegiatan
menangani perlindungan konsumen. Pasal 1 angka 11: Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
adalah badan yang bertugas menangani dan menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dan
konsumen. Pasal 1 angka 12: Badan Perlindungan Konsumen Nasional adalah badan yang
dibentuk untuk membantu upaya pengembangan perlindungan konsumen.
3
Lembaga atau Instansi dalam Kaitannya dengan Perlindungan Konsumen
6
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta,
2008, hal. 26.
7
Magdalena Peggy Pantouw, Peran dan Fungsi Lembaga Pengawasan Dalam Tanggung
Jawab Pelaku Usaha Menurut UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Lex
Crimen Vol. V, No. 6, Agustus, 2016. (Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Prof. Ronald J.
Mawuntu, S.H., M.H; Henry R. Ch. Memah, S.H., M.H)
8
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan ..., hal. 13
4
Lembaga atau Instansi dalam Kaitannya dengan Perlindungan Konsumen
9
Pasal 31 Undang-Undang Nomor 8 Tahun1999 tentang Perlindungan Konsumen
5
Lembaga atau Instansi dalam Kaitannya dengan Perlindungan Konsumen
Fungsi dan peran BPKN diatur pada Pasal 34 UUPK. Pasal tersebut
menyebutkan beberapa fungsi dan peran BPKN dalam hal perlindungan
konsumen, antara lain BPKN dapat melakukan survei yang menyangkut
kebutuhan konsumen, menerima pengaduan tentang perlindungan konsumen dari
masyarakat, lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat, atau pelaku
usaha, menyebarluaskan informasi melalui media mengenai perlindungan
konsumen, memberikan saran dan rekomendasi kepada Pemerintah dalam rangka
penyusunan kebijaksanaan di bidang perlindungan konsumen.
2. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM)
Pengakuan pemerintah terhadap LPKSM bukanlah tanpa syarat, LPKSM
harus terdaftar pada pemerintah kabupaten/kota dan bergerak di bidang
perlindungan konsumen sebagaimana tercantum dalam anggaran dasarnya.
Pendaftaran tersebut hanya dimaksudkan sebagai pencatatan dan bukan
merupakan perizinan. Demikian pula, bagi LPKSM yang membuka kantor
perwakilan atau cabang di daerah lain, cukup melaporkan kantor perwakilan atau
cabang tersebut kepada pemerintah kabupaten/kota setempat tidak perlu
melakukan pendaftaran di tempat kedudukan kantor perwakilan atau cabang
tersebut.10
Tugas Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM)
meliputi :11
a. Menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran atas hak
dan kewajiban dan kehati-hatian konsumen dalam mengonsumsi barang
dan/atau jasa.12
b. Memberikan nasihat kepada konsumen yang memerlukannya.13
10
Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2001 tentang Lembaga Perlindungan
Konsumen Swadaya Masyarakat.
11
Pasal 44 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen
12
penyebaran informasi yang dilakukan oleh LPKSM, merupakan penyebarluasan
berbagai pengetahuan mengenai perlindungan konsumen termasuk peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan masalah perlindungan konsumen. Pasal 4 Peraturan {emerntah Nomor 59
Tahun 2001 tentang Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat.
13
Pemberian nasihat kepada konsumen yang memerlukan dilaksanakan LPKSM secara
lisan atau tertulis agar konsumen dapat melaksanakan hak dan kewajibannya. Pasal 5 Peraturan
Pemerintah Noor 59 Tahun 2001 tentang Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat.
6
Lembaga atau Instansi dalam Kaitannya dengan Perlindungan Konsumen
7
Lembaga atau Instansi dalam Kaitannya dengan Perlindungan Konsumen
20
Pasal 49 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
21
Pasal 54 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
8
Lembaga atau Instansi dalam Kaitannya dengan Perlindungan Konsumen
Pada Pasal 54 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) UUPK mengatur bahwa, dalam
menyelesaikan sengketa konsumen dibentuk Majelis yang terdiri atas sedikitnya 3
(tiga) anggota dibantu oleh panitera. Putusan yang dijatuhkan Majelis BPSK
bersifat final dan mengikat. Sanksi yang dijatuhkan terhadap pelanggaran UUPK
adalah sanksi administratif dan sanksi pidana, adanya kedua sanksi tersebut
diharapkan membawa efek jera agar tidak ada lagi pelanggaran kepada konsumen,
sehingga konsumen mendapatkan hak-hak yang seharusnya sebagai konsumen.22
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat diambnil kesimpulan :
1. Lembaga atau instansi dalam kaitannya dengan perlindungan konsumen ada
4, yaitu : (a)Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN); (b)Lembaga
Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM); (c)Yayasan
Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI); (d)Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK)
2. Walaupun peran dan fungsi lembaga perlindungan konsumen adalah untuk
melindungi konsumen dari berbagai eksis negatif yang timbul dalam kegiatan
ekonomi, lembaga perlindungan konsumen memiliki peran dan fungsinya
masing-masing.
3. Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) dapat melakukan survei
yang menyangkut kebutuhan konsumen, menerima pengaduan tentang
perlindungan konsumen dari masyarakat, lembaga perlindungan konsumen
swadaya masyarakat, atau pelaku usaha, menyebarluaskan informasi melalui
media mengenai perlindungan konsumen, memberikan saran dan
rekomendasi kepada Pemerintah dalam rangka penyusunan kebijaksanaan di
bidang perlindungan konsumen.
4. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) berperan
dan berfungsi untuk : (a) menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan
kesadaran atas hak dan kewajiban dan kehati-hatian konsumen dalam
mengonsumsi barang dan/atau jasa; (b) memberikan nasihat kepada
konsumen yang memerlukannya; (c) bekerja sama dengan instansi terkait
dalam upaya mewujudkan perlindungan konsumen; (d) membantu konsumen
22
Gst. Ngurah Arya Dharma Susila dan Ni Nyoman Sukerti, Makalah Peranan Lembaga
Perlindungan Konsumen Terhadap Penjuala Obat-Obatan Melalui Internet, Maret, 2021, hal. 4-5
9
Lembaga atau Instansi dalam Kaitannya dengan Perlindungan Konsumen
10
Lembaga atau Instansi dalam Kaitannya dengan Perlindungan Konsumen
11
Lembaga atau Instansi dalam Kaitannya dengan Perlindungan Konsumen
12