Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FINAL

Nama : Basri

Nim : C0122101

Kelas : Manajemen C

Mata kuliah : Hukum Bisnis

Dosen pengampuh : Nurwahyuni Syahrir, S.E.,M.M.

1. Masing-masing mahasiswa mencari jurnal atau penelitian terdahulu, topiknya tentang


hak dan kewajiban dari konsumen dan pelaku usaha serta pembuatan apa saja yang
dilarang oleh pelaku usaha terhadap konsumennya dalam kegiatan sehari-hari,
kemudian kemukakan pendapat pribadinya dan penjelasannya yang didukung dengan
konsep-konsep atau teori yang berkaitan dengan konsep tersebut !

Judul jurnal : HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN MENURUT UU NO.8


TAHUN 1999

TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Artikel ini membahas pentingnya perlindungan konsumen dalam konteks Undang-


Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen di Indonesia. Menurut
saya, perlindungan konsumen merupakan hal yang sangat penting dalam memastikan
keadilan dan keamanan bagi para konsumen. Dalam era globalisasi seperti sekarang,
di mana dunia usaha terus berkembang, perlindungan konsumen menjadi semakin
krusial untuk mencegah kerugian yang mungkin dialami oleh konsumen.

Saya setuju dengan pendapat dalam artikel bahwa konsumen perlu meningkatkan
kesadaran, pengetahuan, kepedulian, kemampuan, dan kemandirian untuk melindungi
diri serta menumbuhkembangkan sikap perilaku usaha yang bertanggung jawab.
Peningkatan kesadaran dan pengetahuan konsumen akan hak-hak mereka akan
membantu dalam mencegah penipuan dan praktik bisnis yang merugikan.

Selain itu, larangan terhadap pelaku usaha untuk menawarkan, mempromosikan, atau
mengiklankan barang dan jasa secara tidak benar atau menyesatkan sangatlah penting.
Hal ini menunjukkan komitmen untuk mencegah praktik bisnis yang tidak etis dan
merugikan konsumen.

Namun, saya juga melihat bahwa masih banyak pelaku usaha yang melanggar
larangan yang tercantum dalam peraturan perlindungan konsumen. Hal ini
menunjukkan perlunya penegakan hukum yang lebih kuat dan peningkatan kesadaran
akan aturan perlindungan konsumen di kalangan pelaku usaha.

Terakhir, saya percaya bahwa pemerintah dan lembaga terkait, seperti Badan
Perlindungan Konsumen Nasional, perlu terus aktif dalam memberikan saran dan
pertimbangan kepada pemerintah dalam upaya mengembangkan perlindungan
konsumen di Indonesia.

Dalam konteks Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen


di Indonesia, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Pertama, pentingnya
peningkatan kesadaran, pengetahuan, kepedulian, kemampuan, dan kemandirian
konsumen untuk melindungi diri serta menumbuhkembangkan sikap perilaku usaha
yang bertanggung jawab. Hal ini sejalan dengan tujuan perlindungan konsumen untuk
meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen dalam melindungi
diri.

Selain itu, larangan terhadap pelaku usaha untuk menawarkan, mempromosikan, atau
mengiklankan barang dan jasa secara tidak benar atau menyesatkan sangatlah penting.
Hal ini menunjukkan komitmen untuk mencegah praktik bisnis yang tidak etis dan
merugikan konsumen. Namun, masih ditemukan banyak pelaku usaha yang
melanggar berbagai larangan yang tercantum dalam peraturan perlindungan
konsumen.

Pemerintah dan lembaga terkait, seperti Badan Perlindungan Konsumen Nasional,


perlu terus aktif dalam memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam
upaya mengembangkan perlindungan konsumen di Indonesia. Selain itu, pendidikan
mengenai hak dan kewajiban konsumen juga perlu ditingkatkan agar konsumen dapat
lebih memahami hak-hak mereka dan tidak dirugikan oleh pelaku usaha.

Dalam kesimpulan, perlindungan konsumen merupakan hal yang sangat penting


dalam memastikan keadilan dan keamanan bagi para konsumen. Namun, masih
diperlukan upaya yang lebih kuat dalam penegakan hukum dan peningkatan
kesadaran akan aturan perlindungan konsumen di kalangan pelaku usaha.

Artikel tersebut membahas hak dan kewajiban konsumen menurut Undang-Undang


No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen di Indonesia. Dalam konteks
pembangunan perekonomian nasional, terutama dalam era globalisasi, penting bagi
dunia usaha untuk memberikan kepastian atas barang dan jasa tanpa mengakibatkan
kerugian bagi konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa perlindungan konsumen
merupakan hal yang sangat penting dalam memastikan keadilan dan keamanan bagi
para konsumen.

Salah satu poin penting yang dibahas dalam artikel adalah perlunya peningkatan
kesadaran, pengetahuan, kepedulian, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri serta menumbuhkembangkan sikap perilaku usaha yang bertanggung
jawab. Peningkatan kesadaran dan pengetahuan konsumen akan hak-hak mereka akan
membantu dalam mencegah penipuan dan praktik bisnis yang merugikan. Ini
menunjukkan bahwa perlindungan konsumen tidak hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah dan lembaga terkait, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif dari
konsumen itu sendiri.
Selain itu, artikel juga menyebutkan asas dan tujuan perlindungan hukum konsumen,
hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha, serta perbuatan yang dilarang bagi
pelaku usaha. Hal ini menunjukkan bahwa perlindungan konsumen tidak hanya
mencakup hak-hak konsumen, tetapi juga kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi
oleh konsumen dan pelaku usaha untuk menciptakan lingkungan bisnis yang adil dan
berkeadilan.

Dalam konteks larangan terhadap pelaku usaha untuk menawarkan, mempromosikan,


atau mengiklankan barang dan jasa secara tidak benar atau menyesatkan, artikel
menekankan pentingnya komitmen untuk mencegah praktik bisnis yang tidak etis dan
merugikan konsumen. Namun, disayangkan bahwa masih banyak.

Artikel tersebut membahas hak dan kewajiban konsumen menurut Undang-Undang


No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen di Indonesia. Dalam konteks
pembangunan perekonomian nasional, terutama dalam era globalisasi, penting bagi
dunia usaha untuk memberikan kepastian atas barang dan jasa tanpa mengakibatkan
kerugian bagi konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa perlindungan konsumen
merupakan hal yang sangat penting dalam memastikan keadilan dan keamanan bagi
para konsumen.

Salah satu teori yang relevan dengan pembahasan ini adalah Teori Kontrak Sosial.
Teori ini mengemukakan bahwa terdapat kesepakatan antara individu-individu dalam
masyarakat dengan pemerintah atau otoritas yang mengatur. Dalam konteks
perlindungan konsumen, teori ini dapat diinterpretasikan sebagai kesepakatan antara
konsumen dan pemerintah untuk melindungi hak-hak konsumen dalam transaksi
bisnis. Konsumen memiliki harapan bahwa pemerintah akan melindungi mereka dari
praktik bisnis yang merugikan.

Selain itu, teori Ekonomi Perilaku juga relevan dalam konteks ini. Teori ini
menekankan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis,
sosial, dan ekonomi. Dalam hal ini, perlindungan konsumen tidak hanya mencakup
aspek hukum dan regulasi, tetapi juga melibatkan pemahaman tentang perilaku
konsumen dan bagaimana mereka dapat dilindungi dari praktik bisnis yang tidak etis.

Teori Keadilan juga dapat diterapkan dalam pembahasan ini. Teori ini menekankan
pentingnya adanya keadilan dalam distribusi sumber daya dan hak-hak dalam
masyarakat. Dalam konteks perlindungan konsumen, teori ini menyoroti pentingnya
konsumen memiliki hak yang sama untuk dilindungi dari praktik bisnis yang
merugikan, tanpa memandang status sosial atau ekonomi mereka.

Selain itu, teori mengenai tanggung jawab sosial Dalam konteks teori yang berkaitan
dengan perlindungan konsumen, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan.
Pertama, Teori Ekonomi Perilaku dapat diaplikasikan dalam memahami perilaku
konsumen terkait dengan hak dan kewajiban mereka. Teori ini menekankan bahwa
perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis, sosial, dan ekonomi.
Dalam hal ini, perlindungan konsumen tidak hanya mencakup aspek hukum dan
regulasi, tetapi juga melibatkan pemahaman tentang perilaku konsumen dan
bagaimana mereka dapat dilindungi dari praktik bisnis yang tidak etis.

Selain itu, Teori Keadilan juga relevan dalam konteks ini. Teori ini menekankan
pentingnya adanya keadilan dalam distribusi sumber daya dan hak-hak dalam
masyarakat. Dalam konteks perlindungan konsumen, teori ini menyoroti pentingnya
konsumen memiliki hak yang sama untuk dilindungi dari praktik bisnis yang
merugikan, tanpa memandang status sosial atau ekonomi mereka.

Dalam kesimpulan, perlindungan konsumen merupakan hal yang sangat penting


dalam memastikan keadilan dan keamanan bagi para konsumen. Namun, masih
diperlukan upaya yang lebih kuat dalam penegakan hukum dan peningkatan
kesadaran akan aturan perlindungan konsumen di kalangan pelaku usaha.

2. Masing-masing mahasiswa mencari jurnal atau penelitian terdahulu, topiknya tentang


Anti Monopoli atau UU Anti Monopoli, Persaingan Usaha Tidak Sehat, dan Komisi
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), serta Sanksi, kemudian kemukakan pendapat
pribadinya dan penjelasannya yang didukung dengan konsep-konsep atau teori yang
berkaitan dengan konsep tersebut !

Jurnal AL-QADAU PERADILAN DAN HUKUM KELUARGA ISLAM

Tantangan Undang-Undang Anti Monopoli Dalam Pasar Bebas

Artikel ini memberikan analisis yang komprehensif tentang tantangan yang terkait
dengan implementasi undang-undang anti monopoli di pasar bebas, dengan fokus
khusus pada Indonesia. Penekanannya pada pentingnya hukum ekonomi yang kuat
untuk menghilangkan persaingan tidak sehat dan praktik monopoli menunjukkan
kesadaran akan dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh dominasi ekonomi yang
tidak sehat. Selain itu, artikel ini memberikan wawasan yang mendalam tentang
Undang-Undang Anti Monopoli di Indonesia, termasuk ruang lingkup hukum, sanksi
pidana, dan dampak positif dan negatif dari perilaku monopoli.

Artikel ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang tantangan yang dihadapi
dalam implementasi Undang-Undang Anti Monopoli di pasar bebas, khususnya di
Indonesia. Penekanannya pada sanksi pidana dan dampak positif serta negatif dari
perilaku monopoli menunjukkan kompleksitas dalam menangani masalah ini. Selain
itu, artikel ini juga menggambarkan bagaimana landasan yuridis filosofis dalam
hukum ekonomi Indonesia telah dilanggar oleh praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme
di masa lalu.

Pentingnya perlindungan hukum terhadap produk dan industri dalam negeri, sambil
tetap memberikan kepastian hukum bagi produk luar negeri, merupakan tantangan
yang signifikan dalam konteks globalisasi. Artikel ini memberikan wawasan yang
mendalam tentang bagaimana globalisasi membawa dampak positif dan negatif
terhadap implementasi Undang-Undang Anti Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat.

Secara keseluruhan, artikel ini memberikan analisis yang komprehensif dan kritis
tentang tantangan yang terkait dengan implementasi undang-undang anti monopoli di
pasar bebas, khususnya dalam konteks Indonesia. Artikel ini dapat menjadi sumber
yang berharga bagi pembuat kebijakan, praktisi hukum, dan para akademisi yang
tertarik pada hukum persaingan dan regulasi ekonomi dalam konteks globalisasi.

Pentingnya landasan yuridis filosofis dalam undang-undang ekonomi Indonesia, serta


dampak globalisasi terhadap implementasi undang-undang anti monopoli, juga
diperhatikan dengan baik dalam artikel ini. Hal ini menunjukkan bahwa penulis tidak
hanya mempertimbangkan aspek praktis dari hukum tersebut, tetapi juga
memperhatikan aspek filosofis dan global yang memengaruhi implementasinya.

Secara keseluruhan, artikel ini memberikan analisis yang mendalam dan kritis tentang
tantangan yang terkait dengan implementasi undang-undang anti monopoli di pasar
bebas, khususnya dalam konteks Indonesia. Artikel ini dapat menjadi sumber yang
berharga bagi pembuat kebijakan, praktisi hukum, dan para akademisi yang tertarik
pada hukum persaingan dan regulasi ekonomi dalam konteks globalisasi.

Artikel ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang tantangan yang dihadapi
dalam implementasi Undang-Undang Anti Monopoli di pasar bebas, khususnya di
Indonesia. Penekanannya pada sanksi pidana dan dampak positif serta negatif dari
perilaku monopoli menunjukkan kompleksitas dalam menangani masalah ini. Selain
itu, artikel ini juga menggambarkan bagaimana landasan yuridis filosofis dalam
hukum ekonomi Indonesia telah dilanggar oleh praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme
di masa lalu.

Pentingnya perlindungan hukum terhadap produk dan industri dalam negeri, sambil
tetap memberikan kepastian hukum bagi produk luar negeri, merupakan tantangan
yang signifikan dalam konteks globalisasi. Artikel ini memberikan wawasan yang
mendalam tentang bagaimana globalisasi membawa dampak positif dan negatif
terhadap implementasi Undang-Undang Anti Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat.

Secara keseluruhan, artikel ini memberikan analisis yang komprehensif dan kritis
tentang tantangan yang terkait dengan implementasi undang-undang anti monopoli di
pasar bebas, khususnya dalam konteks Indonesia.

Teori yang mendukung jurnal tersebut antara lain adalah teori hukum persaingan
usaha. Teori ini menekankan pentingnya regulasi untuk mencegah praktik monopoli
dan persaingan usaha tidak sehat yang dapat merugikan konsumen dan menghambat
pertumbuhan ekonomi. Selain itu, teori ekonomi politik juga relevan dalam konteks
ini, karena menyoroti bagaimana kekuatan politik dan ekonomi dapat mempengaruhi
implementasi undang-undang anti monopoli. Teori globalisasi juga dapat digunakan
untuk memahami dampak globalisasi terhadap implementasi undang-undang anti
monopoli di pasar bebas, seperti yang dibahas dalam jurnal tersebut.

3. Masing-masing mahasiswa mencari jurnal atau penelitian terdahulu, topiknya tentang


senketa dan kemungkinan sengketa yang mungkin timbul dalam bidang ekonomi
disertai cara penyelesaian sengketa melalui negosisasi, nediasi, arbitrase, dan ligitasi,
kemudian kemukakan pendapat pribadinya dan penjelasannya yang didukung dengan
konsep-konsep atau teori yang berkaitan dengan konsep tersebut !

Judul jurnal : EFEKTIFITAS PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI


SYARIAH MELALUI BADAN ARBITRASE SYARIAH NASIONAL DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA

Artikel ini memberikan gambaran yang jelas tentang efektivitas penyelesaian


sengketa ekonomi syariah melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional Daerah Istimewa
Yogyakarta (BASYARNAS DIY). Menurut pendapat saya, penelitian ini memberikan
pemahaman yang mendalam tentang proses penyelesaian sengketa melalui
BASYARNAS DIY, termasuk metode penyelesaiannya, faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitasnya, dan saran untuk meningkatkan peran lembaga arbitrase
syariah. Selain itu, rekomendasi untuk merevisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun
1999 juga merupakan langkah yang penting untuk mendukung optimalisasi lembaga
arbitrase syariah. Dengan demikian, artikel ini memberikan kontribusi yang berharga
dalam memperkuat sistem penyelesaian sengketa ekonomi syariah di Indonesia.

Artikel ini memberikan gambaran yang jelas tentang efektivitas penyelesaian


sengketa ekonomi syariah melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional Daerah Istimewa
Yogyakarta (BASYARNAS DIY). Penelitian ini menunjukkan bahwa penyelesaian
sengketa melalui BASYARNAS DIY berjalan efektif dan efisien, didukung oleh
landasan hukum yang kuat, mediator, arbiter BASYARNAS, dan kerjasama dengan
hakim Pengadilan Agama. Namun, penting untuk terus meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang peran BASYARNAS dalam penyelesaian sengketa ekonomi
syariah agar proses penyelesaian sengketa dapat berjalan lebih efektif. Selain itu,
rekomendasi untuk merevisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 juga merupakan
langkah yang penting untuk mendukung optimalisasi lembaga arbitrase syariah.
Dengan demikian, artikel ini memberikan kontribusi yang berharga dalam
memperkuat sistem penyelesaian sengketa ekonomi syariah di Indonesia.

Pada pandangan pribadi saya, artikel ini memberikan wawasan yang komprehensif
tentang penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui Badan Arbitrase Syariah
Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta (BASYARNAS DIY). Penelitian ini
mengungkapkan bahwa penyelesaian sengketa melalui BASYARNAS DIY telah
berjalan efektif dan efisien, didukung oleh landasan hukum yang kuat, mediator,
arbiter BASYARNAS, dan kerjasama dengan hakim Pengadilan Agama. Namun,
masih diperlukan evaluasi lebih lanjut untuk memastikan keefektifan penyelesaian
sengketa melalui BASYARNAS DIY.
Selain itu, artikel ini juga menyoroti pentingnya revisi Undang-Undang Nomor 30
Tahun 1999 untuk mendukung optimalisasi lembaga arbitrase syariah. Rekomendasi
ini merupakan langkah penting untuk memperkuat sistem penyelesaian sengketa
ekonomi syariah di Indonesia.

Saya setuju bahwa penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui BASYARNAS


DIY memerlukan dukungan dari budaya masyarakat pencari keadilan. Proses
penyelesaian sengketa di BASYARNAS DIY sangat dipengaruhi oleh budaya
masyarakat, dan kerjasama yang kooperatif dari para pihak yang bersengketa sangat
mendukung proses penyelesaian sengketa secara cepat dan efisien.

Dalam hal ini, saya setuju dengan saran penulis bahwa revisi Undang-Undang Nomor
30 Tahun 1999 perlu segera dilakukan untuk mencakup pembahasan mengenai
arbitrase syariah. Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan dukungan yang lebih
besar kepada Lembaga BASYARNAS agar lembaga arbitrase syariah dapat berperan
lebih optimal.

Berdasarkan informasi yang disajikan dalam artikel tersebut, saya percaya bahwa
penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional
Daerah Istimewa Yogyakarta (BASYARNAS DIY) telah berjalan efektif dan efisien.
Proses penyelesaian sengketa di BASYARNAS DIY didukung oleh landasan hukum
yang kuat, mediator, arbiter BASYARNAS, dan kerjasama dengan hakim Pengadilan
Agama. Selain itu, penggunaan mediasi sebagai cara alternatif penyelesaian sengketa
di luar pengadilan juga merupakan langkah yang positif.

Saya juga setuju bahwa peningkatan pemahaman masyarakat tentang peran


BASYARNAS dalam penyelesaian sengketa ekonomi syariah sangat penting untuk
memastikan keefektifan penyelesaian sengketa. Dukungan dari budaya masyarakat
pencari keadilan juga menjadi faktor kunci dalam proses penyelesaian sengketa di
BASYARNAS DIY.

Rekomendasi untuk merevisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 agar mencakup


pembahasan mengenai arbitrase syariah dan mendukung optimalisasi lembaga
arbitrase syariah juga merupakan langkah yang penting. Dukungan yang lebih besar
dari pemerintah terhadap Lembaga BASYARNAS juga diperlukan agar lembaga
arbitrase syariah dapat berperan lebih optimal.

Secara keseluruhan, artikel ini memberikan wawasan yang penting tentang


penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui BASYARNAS DIY dan memberikan
rekomendasi yang berharga untuk meningkatkan efektivitas penyelesaian sengketa
ekonomi syariah di Indonesia.

Artikel ini didasarkan pada teori efektivitas hukum yang dikemukakan oleh Soerjono
Soekanto. Teori ini menyatakan bahwa hukum dapat dikatakan efektif jika memiliki
dampak positif dalam membimbing atau merubah perilaku manusia sehingga menjadi
perilaku hukum. Dalam konteks penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui
Badan Arbitrase Syariah Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta (BASYARNAS
DIY), teori efektivitas hukum ini relevan karena mengukur sejauh mana suatu
lembaga penyelesaian sengketa dapat mencapai tujuannya dalam membimbing atau
merubah perilaku manusia menjadi perilaku hukum.

Dalam artikel ini, penulis juga menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi


efektivitas penyelesaian sengketa ekonomi syariah, seperti faktor hukum, faktor
penegak hukum, faktor sarana dan prasarana, faktor masyarakat, dan budaya
masyarakat. Teori efektivitas hukum ini menjadi landasan untuk mengevaluasi sejauh
mana faktor-faktor tersebut berkontribusi terhadap efektivitas penyelesaian sengketa
ekonomi syariah melalui BASYARNAS DIY.

Dengan demikian, teori efektivitas hukum yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto
memberikan landasan yang kuat untuk menganalisis dan mengevaluasi efektivitas
penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui lembaga arbitrase syariah seperti
BASYARNAS DIY.

Anda mungkin juga menyukai