DISUSUN OLEH :
AMELIA RAHMAWATI ( 171011200586 )
AUTIA ISTIKAWATI ( 171011200534 )
DHEA EKA RAMADHANI ( 171011200545 )
WAHYUDI ( 171011200593 )
ZUSANNA RONIEK ( 171011200542 )
1. KONSUMEN
Konsumen adalah penikmat dari produk yang dihasilkan oleh pebisnis atau pelaku usaha,
memakai barang atau jasa yang tersedia baik untuk kepentingan sendiri, keluarga, atau orang
lain dan tidak untuk diperdagangkan. Menurut pasal 1 ayat 1 UU No. 8 tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen, adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
memberi perlingungan kepada konsumen.
Konsumen merupakan pihak yang sangat lemah bahkan tidak mengerti terhadap produk
tersebut. Asas yang mengatur tentang perlindungan konsumen : Asas Manfaat, Asas Keadilan,
Asas Keseimbangan, Asas Keamanan dan keselamatan konsumen dan Asas Kepastian
Hukum.
A. Tujuan perlindungan konsumen :
1. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindari efek negatif
pemakaian barang dan jasa
2. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi
diri
3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menutut
hak sebagai konsumen
4. Meningkatkan kualitas barang atau jasa yang menjami kelangsungan usaha produksi
barang kesehatan, kenyamanan, keamanan, dll
Setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan sendiri, keluarga, orang lain maupun untuk makhluk hidup lain dan untuk tidak
diperdagangkan
Contoh :
Tiap manusia yang membutuhkan barang dan jasa untukmemenuhi kebutuhan sehari-hari
2. Asas Keadilan
Memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan
melaksanakan kewajibannya secara adil
3. Asas keseimbangan
Memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha dan pemerintah
dalam arti materiil dan spiritual
Lembaga non pemerintah yang terdaftar dan diakui oleh pemerintah, yang mempunyai
kegiatan menangani perlindungan konsumen
Contoh :
Lembaga Pembelaan&Perlindungan Konsumen di Semarang; Lembaga Peduli Konsumen
Masyarakat di Jakarta; Lembaga Konsumen Siaga di Jogjakarta, Yayasan Bina Konsumen
Indonesia di Bandung, dsb
Badan yang bertugas menangani dan menyelesaikan sengketa antar pelaku usaha dan
konsumen
Contoh :
Terdapat dalam tiap kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang menenagani sengketa
konsumen diluar peradilan, misal
BPSK Kota Semarang
BPSK Kota Surakarta
BPSK Kabupaten Boyolali
Dsb
2. PELAKU USAHA
Pelaku Usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, yang
berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi (Pasal 1 ayat
(3) UU No.8 Tahun 1999.
Persaingan Usaha tidak sehat merupakan suatu persaingan antar pelaku
usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau
jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau
menghambat persaingan usaha.
UU No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat, Tujuannya adalah :
1. Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
2. Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan
usaha sehat sehingga menjamin adanya kepastian, kesempatan berusaha
yang sama bagi pelaku usaha besar, baik pelaku usaha menengah maupun
pelaku usaha kecil
3. Mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang
ditimbulkan oleh pelaku usaha,dan
4. Terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.
Dampak positif lain dari UU No. 5 Tahun 1999, adalah: terciptanya pasar yang tidak
terdistorsi sehingga menciptakan peluang usaha yang semakin besar bagi pelaku usaha.
2. Bahwa demokrasi dalam bidang ekonomi menghendaki adanya kesempatan yang sama
bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi di dalam proses produksi dana pemasaran
barang atau jasa, dalam iklim usaha yang sehat;
3. Bahwa setiap orang yang berusaha di Indonesia harus berada dalam situasi persaingan
yang sehat dan wajar, sehingga tidak menimbulkan adanya pemusatan kekuatan ekonomi
pada pelaku usaha tertentu
3. KEUNGGULAN KOMPETITIF
Secara realitas cakupan persaingan tidak hanya semata-mata pada tingkat lokal,
wilayah dan nasional tetapi sudah menjalar sampai ke internasional. Pertanyaannya,
bagaimana nasib
perusahaan yang tidak siap?
Untuk itu ada upaya-upaya yang harus dilakukan oleh para pengusaha atau
perusahaan, antara lain:
a. Upaya-upaya memaksimumkan daya saing perusahaan, tentu melalui perbaikan yang
terencana dan berkelanjutan terhadap proses produk, jasa, sumber daya manusia, dan
lingkungan.
b. Dukungan kemudahan-kemudahan dalam kegiatan penguatan (kreit), penelitian,
teknologi dan pengembangan sumber daya manusia, serta perluasan jaringan pasar
internasional.
c. Tentu semua itu perlu mendapat dukungan dari keinginan bukan hanya sekedar
retorika politik.