PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dimasyarakat. Hal ini dapat mempengaruhi stabilitas harga barang dan kualitas
penting dalam pemasaran suatu produk, karena harga adalah satu dari empat
bauran pemasaran atau markeeting mix. Empat bauran yang dimaksud adalah
jual beli, seperti makanan, pakaian barang-barang dan atau properti rumah
lainnya didapatkan dengan cara membeli. Tetapi dalam ajaran agama islam
1
Kasmir, Kewirausahaan(Jakarta: Pt Raja grafindo persada, 2008), 37.
2
Suryana, kewirausahaan (Jakarta: Pt Salemba empat, 2001), 128.
1
2
kemaslahatan ummat, baik dalam konteks jual beli maupun dalam konteks
bagaimana etika yang baik dalam menjalankan usaha maupun berbisnis.3 Nabi
unsur (hukum adat, hukum agama dan warisan belanda). Jadi hal-ikhwal jual
dengan terwujud nya UUNo.8 tahun 1999 yang mana sudah dijelaskan pada
yang berbunyi “pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas
3
Ibid, 176.
4
Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/93604/ berdagang-ala-nabi-muhammad
3
bahwa ganti rugi yang dimaksud pada ayat (1) “dapat berupa pengambilan
uang atau penggantian barang atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau
dan minuman diartikan sebagai kondisi atau upaya yang diperlukan untuk
yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi
5
Lihat UU No. 08 Tahun 1999TentangPerlindunganKonsumen, pasal 2
6
LihatUndang undang tentang pangan tahun 2012pada penjelasan pertimbangan umum UUP
4
lainnya yang telah diedarkan atau diperdagangkan tidak merugikan serta aman
bagi kesehatan jiwa manusia. Konsumen perlu dilindungi secara hukum dari
penikmat dari produk tersebut yang di pastikan ada yang merasa dirugikan
atau pun sebaliknya sebab posisi konsumen selalu berada lebih lemah
dengan itu UUPK memberikan profesional hak bagi konsumen yang harus
dan keselamatan dalam mengonsumsi barang dan atau jasa. 2) Hak untuk
memilih barang dan atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut
sesuai dengan nilai tukar dan kondisi jaminan yang dijanjikan. 3) Hak atas
informasi yang benar, jelas, 8dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/ataujasa.
7
LihatPasal 1 ayat (2) menyebutkan bahwa, konsumen adalah setiap orang pemakai barang
dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang
lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Pasal 1 ayat (1) undang-undang
perlindungan konsumen menjelaskan bahwa perlindungan konsumen adalah segala upaya yang
menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.
8
5
konsumen. 7) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur
dan/atau penggantian jika barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai
menjamin keamanan terhadap semua produk yang dibuat oleh perusahaan atau
Kabupaten dengan jumlah UMKM terbanyak se- Jawa Timur dengan jumlah
9
Pasal 4 Bab III tentang Hak dan Kewajiban Konsumen dalam UU No 8 tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen
6
mencapai 34,95 persen pada triwulan ketiga 2017. Hasil itu menjadikan sektor
subsektor lain. Hal ini di dukung oleh Menteri Perindustrian yang mengatakan
sebagai contoh di 2017 pertumbuhannya mencapai 9,23% atau naik dari 2016
yang sebesar 8,46%. Sektor makanan dan minuman akan tetap tumbuh dan
menjadi andalan sektor industri pengolahan non migas hal ini didukung oleh
Dengan data yang diuraikan di atas, usaha mikro, kecil dan menengah
dijalankan sebagai patokan regulasi dalam berbisnis. Sebab jika makanan yang
10
https://jatim.antaranews.com/berita/244640/menteri-pertumbuhan-industri-makanan-
minuman-paling-konsisten-video
7
8 Tahun 1999 maka usaha ini bermasalah secara hukum (de jure).
sebagai objek penelitian. Sebab usaha ini memiliki mangsa pasar yang cukup
pelanggan tetap produk ini. Bisnis home industri ini tidak hanya
memperoduksi satu macam jenis camilan “mie lidi” saja, akan tetapi juga
Mangli cukup memiliki banyak pelanggan tetap. Setiap hari perusahaan ini
memproduksi puluhan kilo dari semua ragam cemilan yang disediakan. Jika
melihat banyaknya konsumen maka kualitas produk dari Raja Lidi harus
tentang hak dan kewajiban yang dimiliki konsumen, salah satu diantaranya
pada Bab III pasal 4 “Hak Konsumen adalah:” a). hak atas kenyamanan,
Lidi berkewajiban untuk memenuhi semua amanah darai UUPK. Akan tetapi
8
ada beberapa problema yang ditemukan dalam objek penelitian, salah satu
diantaranya ketiadaan waktu kadalwarsa dan juga labelitas halal. Dengan fakta
yang terjadi peneliti tergugah untuk mendalami penelitian ini sebab terjadi
kesenjangan antara idealitas legal formal dengan realitas yang terjadi. Apakah
B. Fokus Penelitian
daerah Mangli?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
berlaku.
2. Bagi Masyarakat
sebagaimana mestinya.
Perlindungan Konsumen.
melindungi diri.
mendapatkan informasi.
11
undang ini dapat membantu meluruskan persepsi yang keliru dari pelaku
dapat membuat aturan dan memaksa semua pihak untuk mentaati aturan
E. Definisi Istilah
1. Sistem Pengawasan
dan pengendalian atas kegiatan yang telah dan sedang dilakukan, agar
yang diperlukan.11 Dari definisi ini yang dimaksud oleh peneliti adalah
11
J.H. Jackson Mathis, R.L. &. 2006. Human Resource Management: Manajemen
Sumber Daya Manusia. Terjemahan Dian Angelia. Jakarta: Salemba Empa
13
produksi dan teknologi yang sangat sederhana, modal kecil, serta tenaga
kerja nya yang sangat sedikit. Dalam istilah lain kerap disebut dengan
bahan langsung dari alam, tetapi barang tersebut diolah dahulu sehingga
adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta (tidak
Tahun 1995 adalah: milik WNI, berdiri sendiri, berafiliasi langsung atau
tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan
14
juga dapat berarti industri rumah tangga, karena termasuk dalam kategori
usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
sampai 4 orang
tidak saja bagi pekerja atau kepentingan keluarga, tetapi juga anggota
lebih efisien dan lebih murah dibanding industri besar. Hal lain yang perlu
tenaga kerja, modal, pemasaran akan dapat berkembang dengan baik. Jadi
3. Perlindungan Konsumen
pihak satu sama lain yang berkaitan dengan barang atau jasa. Menurut UU
yaitu16:
kepada konsumen.
adalah bagian dari hukum konsumen yang memuat asas-asas atau kaidah-
mengatur hubungan dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain
merupakan bagian dari hukum konsumen. Hal ini dapat kita lihat bahwa
kepentingan pihak konsumen dan salah satu bagian dari hukum konsumen
17
Erman Rajagukguk, 2000, Pentingnya Hukum Perlindungan Konsumen dalam Era Perdagangan
Bebas, Mandar Maju, Bandung, h.2
18
Ibid., h.12
18
oleh peniliti adalah hak dan kewajiban yang dimiliki oleh semua
19
Happy Susanto, 2008, Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan, Visimedia, Jakarta, h.4
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Penelitian Terdahulu
tangga (home industry) yang tidak memiliki izin dari dinas kesehatan
kerugian materi maupun fisik maka upaya yang biasa ditempuh oleh
produsen atau pelaku usaha tanggung jawab Home Industry atau industri
izin dari dinas kesehatan, sedangkan pada penelitian ini fokusnya pada
20
Abrianto, Pertanggungjawaban Terhadap Produk Industri Rumah Tangga (Home Industry)
Tanpa Izin Dinas Kesehatan, (Jember: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2012)
19
20
Konsumen Atas Kode Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pada
adalah Peranan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Surabaya selaku
Indonesia di Jawa Timur terhadap kode izin edar Produk Industri Rumah
dalam hal ini bertanggung jawab atas izin edar yang telah dimiliki pada
produk kopi yang telah dibuat. Persamaan skripsi ini dengan penelitian
berwenang dalam hal ini adalah lembaga BPOM. Perbedaan yang ada pada
BPOM atas produk kopi, sedangkan pada penelitian ini memfokuskan pada
tanggung jawab pelaku usaha atas hak dan kewajiban konsumen dalam
3. Penelitian oleh Sity Zulfania tahun 2015 dengan judul Tanggung Jawab
Tanpa Label dari Universitas Jember22. Hasil penelitian skripsi ini yaitu
21
Andi Kurniasari, Perlindungan Konsumen Atas Kode Badan Pengawas Obat Dan Makanan
(BPOM) Pada Produk Kopi, (Makasar: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2013)
22
Sity Zulfania, Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Produk Pangan Kemasan
Industri Rumah Tangga Tanpa Label, (Jember: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2015)
21
saudari Zulfania ini lebih mengarah pada tanggung jawab pelaku usaha
ada pada skripsi ini lebih memfokuskan pada tanggung jawab hukum
pelaku usaha pada labelisasi produk pangan sedangkan pada penelitian ini
PIRT yang telah didapat oleh pelaku usaha dengan tinjauan dari undang-
4. Penelitian oleh Edi Suparjo tahun 2016, dengan judul Sistem Informasi
Berbasis Web dari Universitas Muria Kudus23. Hasil penelitian dari skripsi
instansi harus akurat, tepat waktu, dan fleksibel. Hal ini akan menunjang
sistem manual yaitu pendataan PIRT masih didata dengan mencatat secara
tanggung jawab perizinan PIRT oleh pelaku usaha ditinjau dari undang-
23
Edi Suparjo, Sistem Informasi Perijinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) Di Kabupaten
Kudus Berbasis Web, (Kudus: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2016)
24
Hendra Muttaqin, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Produk Pangan Industri
Rumah Tangga Yang Tidak Berlabel Di Kota Semarang, (Semarang: Skripsi Tidak Diterbitkan,
2016)
23
tentang Label dan Iklan Pangan serta Keputusan Badan Pengawas Obat dan
Cara Produksi Pangan Yang Baik Untuk Industri Rumah Tangga (CPPB-
hal ini upaya perlindungan konsumen tidak berjalan dengan baik karena
Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan. Persamaan skripsi
ini dengan penelitian ini sama sama membahas perlindungan hukum atas
lebih fokus pada hak hak kosumen atas produk sedangkan pada penelitian
Tabel 2.1
Penelitian Penelitian Terdahulu
NO. PENULIS/ JUDUL PERBEDAAN PERSAMAAN
1. Pengertian Pengawasan
25
Yohannes Yahya, Pengantar Manajemen (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hlm. 133.
26
26
M. Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: Rajawali:
2013), hlm. 172.
27
c. Pengawasan menurut Fahmi yang dikutip oleh Erlis Milta Rin Sondole
oganisasi mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien, serta lebih jauh
27
Zamani, Manajemen (Jakarta: IPWI, 1998), hlm. 132.
28
Erlis Milta Rin Sondole dkk, Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Pengawasan
terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran VII
Pertamina BBM Bitung, Jurnal EMBA, 2015, Vol. 3, hlm. 652
29
Maringan Masry Simbolon, Dasar – Dasar Administrasi dan Manajemen (Jakarta:
Ghalia Indonesia : 2004), hlm. 61. 6 Ibid, Hlm. 62
28
c. Tujuan
2. Produksi
a. Pengertian Produksi
itu produksi dapat ditinjau dari dua pengertian, yaitu pengertian secara
Kegiatan produksi tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan
Pengertian produksi lainnya yaitu hasil akhir dari proses atau aktivitas
sedemikian rupa.32
31
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi, Raja Grafindo, Jakarta, 2002, hlm.
193.12
32
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi, Raja Grafindo, Jakarta, 2002, hlm. 193.
30
dan output seperti yang diterangkan pada teori produksi akan dibahas
yang berbasis pada pertanian berlaku pengertian input atau output dan
teori produksi.
b. Fungsi Produksi
faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi
dua bagian, yaitu fungsi produksi jangka pendek (short run) dan
33
Soekartawi, Teori Ekonomi Produksi: Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-
Douglas, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm. 17.
31
pendek adalah periode waktu dimana paling tidak hanya ada satu
hal ini hanya dapat dilakukan dengan jalan menambah jam kerja dan
yang cukup panjang, dimana semua input dan teknologi berubah, tidak
ada input tetap dalam jangka panjang. Pembagian fungsi produksi ini
tidak didasarkan pada lama waktu yang dipakai dalam suatu proses
surface).36
36
Ari Sudarman, Op.Cit., hlm. 14
37
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 Tentang Perlindungan Konsumen
33
mendapatkan informasi.
pelaku usaha.
38
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
34
menjadi harapan bagi semua bangsa yang ada didunia ini untuk dapat
dimaksudkan untuk mematikan usaha para pelaku usaha akan tetapi justru
berkualitas.41
39
Abdul Halim Barkatullah, Opcit, Nusa Media, Bandung,2010. 8-9.
40
Husni Syawali dan Neni SM, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju, Bandung, 2000. 7.
41
Gunawan W dan A Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, Gramedia Pustaka Utama,
2000. 17.
35
yaitu:
kepastian hukum.
36
keselamatan konsumen.
pendidikan baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung, baik
bagi konsumen maupun pelaku usaha sehingga apa yang menjadi tujuan
4. Perlindungan Hukum
konsumen agar mendapatkan sesuatu yang berupa barang dan jasa yang
42
Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta:Raja Grafindo
Persada, 2004. 26
37
bantuan hukum.43
undangan, faktor aparat atau badan penegak hukum dan faktor kesadaran
hukum.44
43
Soerdjono soekarto, pengantar penelitian hukum (jakarta: Ui press, 1984), 133.
44
Ahmadi Mirudan SutarmanYudo, Hukum Perlindungan Konsumen, PT.Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2005, 4.
38
a. Pengertian konsumen
keluarga, orang lain maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk
konsumen yang membeli kepada suatu produk dari pelaku usaha yang
Hak konsumen
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta
3) hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi
47
Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, Op.Cit.06
40
7) hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif;
undangan lainnya.48
2) Hak dan memperoleh barang dan atau jasa dengan harga yang
wajar.
Kewajiban konsumen
48
Celina tri siwi krisyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, (jakarta: sinar grafika, 2014), hal, 31
49
Ibid.,47
41
dan keselamatam.
dan/atau jasa.
c. Pelaku Usaha
50
Ibid., 48-50
51
Burhanuddin S, Pemikiran hukum Perlindungan Konsumen, (2011), 6-10.
42
adalah:
undangan lainnya.52
52
Ibid.,51
43
diperdagangkan:
dengan perjanjian.53
53
Ibid., 54
44
54
Ibid.,20.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu di
1. Metode Pendekatan
maupun hukum yang tidak tertulis atau baik bahan hukum primer, sekunder
hukum sebagai kenyataan sosial, kultural atau das sein karena dalam
penelitian ini data yang digunakan data primer yang diperoleh langsung dari
lokasi penelitian.56
55
Sugiyono, Metode Penelitian, (Bandung:Alfabeta,2010), 2
56
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitiaan Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta, Rineka
Cipta,2012),126
46
47
bahan hukum baik primer, sekunder maupun tersier (yang merupakan data
2. Jenis Penelitian
peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat. 58 Atau dengan kata
lain yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan sebenarnya atau
dan menemukan fakta-fakta dan data yang dibutuhkan, setelah data yang
3. Lokasi Penelitian
diatas.
4. Subyek Penelitian
macam aspek mengenai isu yang sedang di coba untuk dicari jawabnya 62.
terjadi atau terdapat pada subjek penelitian atau sumber data yang diperoleh
oleh peneliti.
yang benar. Adapaun pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
61
Soerjono SOekanto, Pengantar Peneliti Hukum, UI Press, Jakarta, 1984, hlm 10.
62
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Jakarta:kencana,2007),93
49
1. Observasi
data yang di perlukan dalam penelitian baik secara langsung ataupun tidak
langsung.
2. Wawancara
berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatapan muka
63
Ibid, 94
64
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Berbagai ALternatif Pendekatan
(Jakarta:kencana,2007),66.
65
Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, (Jakarta:Bumi Aksara,2003),83.
50
3. Dokumenter
jurnal, website resmi tentang penelitian ini dan dokumentasi lain yang
terkait.
C. Analisis Data
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh melalui observasi,
pengolahan data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
diambil adalah deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku
66
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Jakarta:kencana,2007),125
67
Lexy J Maoleng, Metode Penelitian Kualittaif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008), 62
51
kualitatif ada tiga komponen analisa yaitu reduksi data, penyajian data, dan
1. Reduksi data
memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya. Data
2. Penyajian data
hubungan antar kategori, dan sebagainya. Penyajian data yang paling sering
objek atau fenomena yang sebelumnya masih sama, setelah diteliti menjadi
jelas.
68
Milles and Huberman,Metode Penelitian Kualitatif, (jakarta:Gramedia,2002),68.
52
D. Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian. Sering hanya di tekankan pada uji
validitas dan reliabilitas. Pada penelitian ini peneliti menguji keabsahan data
dari itu untuk keperluan pengecekan dan perbandingan terhadap data itu70.
dokumen tertulis, arsip, dokumen sejarah, catatan resmi, gambar atau foto.
Masing-masing cara itu menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang
peneliti lakukan terdiri dari tahapan pra lapangan, tahapan pelaksaan penelitian
e. Mengurus perizinan
69
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 350.
70
Maoleng, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:PT Remaja Rosdakarya), 25
53
penelitian. Pada tahap ini, peneliti menyusun data yang telah di analisis dan
Adapun yang diteliti adalah bentuk pengawasan produksi Raja Lidi pada
bisnis perseorangan di daerah Mangli. Produk Raja Lidi sesuai dengan hak-
konsumen (UUPK). Oleh karena itu, untuk mendapat gambaran yang jelas
Mie lidi adalah salah satu jajanan lagendaris yang rasa nya renyah
gurih dan pedas serta bentuk nya yang panjang menyerupai lidi. Banyak
sekarang. Didirikan pada tahun 2011, berawal dari menjual keripik pisang,
makroni dan jagung marning. Karena pada waktu itu musim mie lidi, jadi
perlu adanya penambahan menu mie lidi agar dapat menyesuaikan situasi.
Ternyata yang paling menonjol penjualan nya iyalah mie lidi baik di
sedikit menu awal di hapus dan lebih memprioritaskan penjualan mie lidi.
54
55
akan diteruskan atau hanya sebagai pabrik mie lidi saja, ternyata itu
penjualan mie lidi. Karena tidak adanya kendaraan yang memadai dan
biaya yang tak cukup untuk membayar becak, maka mereka memutuskan
melonjak jadi mereka memutuskan untuk membuat banner “jual mie lidi”.
mempunyai mesin sendiri. Pada waktu itu salah satu teman bapak Moh
Yusuf menjual mesin kepada beliau dan pada akhirnya beliau membeli
pemasarannya, mereka mencoba menjual mie lidi dengan cara yang paling
tempat umum lainya. Pada acara besar seperti acara JFC atau pada acara
Jember
satu dengan yang lain dalam satu lembaga. Tujuannya dari struktur adalah
NO NAMA KETERANGAN
1 Bapak herman Produksi
2 Bapak Supriyadi Produksi
3 Bapak arii Produksi
4 Bapak Jamil Produksi
5 Bapak Muhit Produksi
6 Ibu romlah Packing
7 Ibu Susi Packing
8 Ibu Fatim Penggoreng
9 Mbak Widi Penggoreng
10 Ibu siti Penggoreng
11 Ibu Kembar Penggoreng
12 Mbak astuti Pengemasan
13 Mbak Lutfi Pengemasan
14 Ibu Jumliah Pengemasan
15 Ibu ani Pengemasan
16 Ibu nita Pengemasan
17 Mas Fajar Distribusi/antar barang
18 Bapak wagianto Distribusi/antar barang
Produk yang dijual oleh raja Lidi ini ada beberapa produk
1) Mie Lidi
Mie Lidi adalah jajanan tempo dulu yang lagendaris, Mie lidi
2) Molreng
58
3) Makaroni
peraturan perundang-undangan;
b. Obat dan makanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas obat, narkotika,
psikotropika, precursor, zat adiktif, obat
tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik, dan
pangan olahan.
Sesuai amanat ini, BPOM menurut Pasal 3,
dalam melaksanakan tugas pengawasan obat dan
makanan , BPOM menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan kebijakan nasional di bidang
pengawasan obat dan makanan;
b. Pelaksanaan kebijakan nasional di bidang
pengawasan obat dan makanan;
c. Penyusunan dan penetapan norma, standar,
prosedur, dan kriteria di bidang pengawasan
sebelum beredar dan pengawasan selama
beredar;
d. Pelaksanaan pengawasan sebelum beredar dan
pengawasan selama beredar;
e. Koordinasi pelaksanaan pengawasan obat dan
makanan dengan instansi pemerintah pusat
dan daerah;
f. Pemberian bimbingan teknis dan supervise di
bidang pengawasan obat dan makanan;
di lingkungan BPOM;
71
yang ditetapkan.
71
Peraturan PresidenRepublik Indonesia Nomor 80 tahun
2017 tentang Badan Pengawasan Obat Dan Makanan.
Jakarta, 2017.
62
penegakan hukum.
kewenangan :
melalui:
1) Public warning;
lainnya.
Produk Produk
Makanan Minuman
1. Produk makanan Produk air inuman atau
kaleng atau Mineral
dalam kemasan
2. Produk minyak Produk es krim
makan baik
nabati maupun
hewani
3. Produk kecap, saos, Produk minuman
tempe, ringan
tahu, dan krupuk
4. Produk bumbu
Produk minuman
masak/penyedap keras atau
masakan Alcohol
5. Jajanan anak Produk susu, sirup,
6. Produk mie, Produk jamu
spaghetti,
mihun, soun,
macaroni.
7. Produk tepunng Produk minuman olahan
roti, kue, gula, lainnya
manisan.
66
72
72
Sumber data balai POM kabupaten jember 07 februari 2022
67
Tanggung jawab yang diberikan oleh Owner Mie Lidi apa bila ada
73
Andi Hammzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, (Edisi Revisi, Sapta Artha Jaya 2005), 26.
74
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, (Sinar Grafika, Jakarta 2009), 22.
75
Abdul Halim Barkatulah, Hukum Perlindungan Konsumen (Kajian Teoretis dan Perkembangan
Pemikiran, Nusa Media, Bandung 2008), 7.
68
yakni :
diperdagangkan.
d. Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
e. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak
bahan. Karena Bapak Yusli sendiri membuat mie lidi tanpa menambahkan
bahan kimia. Dan jika terjadi komplain atas kelalaian owner maka owner
76
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, (PT Grasindo,
Jakarta 2000), 59.
77
Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen, (Kencana, Jakarta 2013), 83.
70
yang tidak akan habis, selama masih ada interaksi sesama manusia untuk
mie raja lidi di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember ini tidak sesuai
Kabupaten Jember
penting sekali mencantumkan label halal dalam kemasan barang dan atau
jasa, akan tetapi dikarenakan biaya yang sangat mahal dan perlu waktu
yang sangat lama maka membuat produsen sendiri enggan. Pernah dahulu
mendaftarkan produk mie lidi ini tetapi sampai saat ini tidak ada tindak
lanjut dari pihak yang berwajib. Hanya saja setiap bulannya di tagih untuk
Perlindungan Konsumen
salah satunya adalah memberi label atau membuat penjelasan barang yang
Kabupaten Jember ini tidak memberikan label halal dalam produk nya.
dan juga pelaku usaha harus bertanggung jawab dengan apa yang
diperbuat olehnya.
data bahwa Owner Mie raja Lidi Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember
PENUTUP
A. Kesimpulan
cukup maju, hal mana terlihat dari cakupan materinya yang lebih luas dan
unsur kesalahan yang harus dibuktikan oleh pelaku usaha (produsen), bukan
Pertanggung jawaban yang ditentukan dalam Pasal 1367 (1) KUHperdata ini
Pengawasan ini harus selalu dilakukan secara teliti menurut keahlian, karna
jika tidak produsen sebagai pihak yang menghasilkan produk dapat dianggap
lalai dan kelalaian ini kalau kemudian menyebabkan sakit, cidera, atau
81
82
mekanisme hukum pidana dan perdata atas dasar kelalaian pelaku usaha
konsumen tanpa memperhatikan akibat dan atau efek sampingnya yang akan
para konsumen tersebut akan mendapatkan sanksi dari pihak yang berwenang
pelaku usaha harus memberikan ganti rugi sebagaimna diatur dalam Pasal 19
ayat (1) dan (2) UUPK. Apabila tidak bisa di selesiakan secara kekeluargaan
kerugian yang diminta oleh konsumen. Maka pelaku usaha dapat dikenakan
sanksi sesuai dengan Pasal 41 ayat (1) sampai dengan ayat (5) UUPK
( tentang tanggung jawab industri pangan), Dan pelaku usaha dapat juga
undangan dapat dipidana penjara paling lama 5 ( lima ) tahun atau denda
pidana paling banyak Rp. 2000.000.000,-( dua miliar rupiah), serta sanksi
administratif yaitu pada Pasal 60 ayat 1,2, dan 3 UUPK, Berupa penetapan
ganti rugi paling banyak Rp. 200.000.000 ( dua ratus juta rupiah).
DAFTAR PUSTAKA
Diterbitkan, 2012)
Rineka Cipta,2012),126
Ari Sudarman, Teori Ekonomi Mikro, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta, hlm.
122.
Erlis Milta Rin Sondole dkk, Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Pengawasan
hlm. 652
Rosdakarya,2008), 62
Kurniasari Andi, Perlindungan Konsumen Atas Kode Badan Pengawas Obat Dan
Diterbitkan, 2013)
84
85
umum UUP:
Pasal 1 ayat (2) menyebutkan bahwa: konsumen adalah setiap orang pemakai
Mathis, R.L. &. J.H. Jackson 2006. Human Resource Management: Manajemen
Empa
Meliala Adrianus, 2006, Praktik Bisnis Curang, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,
h.15230
Bakti,2004),134.
86
Pasal 4 Bab III tentang Hak dan Kewajiban Konsumen dalam UU No 8 tahun
UU RI No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM (Usaha Mikro Kecil Dan Menengah),
2000), 53.
siwi krisyanti Celina tri, Hukum Perlindungan Konsumen, (jakarta: sinar grafika,
2014), hal, 31
hlm. 193.
Soekanto Soerjono, Pengantar Peneliti Hukum, UI Press, Jakarta, 1984, hlm 10.
Cobb-Douglas,
87
h.4
(Jakarta:kencana,2007),66.
Bandung, 2000. 7.
Tambunan Tulus T.H. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia (Beberapa Isu
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah, (Jember, IAIN Jember Press,
2015), 48.
2002),15.
133.
Zulfania Edi , Sistem Informasi Perijinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT)
2016)
Diterbitkan, 2015)
Sumber Internet
https://www.nu.or.id/post/read/93604/
https://jatim.antaranews.com/berita/244640/menteri-pertumbuhan-industri-
makanan-minuman-paling-konsisten-