Anda di halaman 1dari 30

MEMPERSIAPKAN STRATEGI PERLINDUNGAN

KONSUMEN PADA MASA RESESI EKONOMI


("Persiapan konsumen dalam menghadapi resesi ekonomi")

Dr. Firman Turmantara Endipradja, S.H., S.Sos., M.Hum.


Komisioner BPKN RI
Dosen Hukum Perlindungan Konsumen & Kebijakan Publik Pascasarjana Universitas Pasundan

Jakarta, 3 Oktober 2020

1
KORELASI UU NO.8/1999 TTG PERLINDUNGAN KONSUMEN RESESI
“Undang-­undang tentang Perlindungan
Konsumen ini merupakan payung yang
mengintegrasikan dan memperkuat penegakan
hukum di bidang perlindungan konsumen.”
STRATEGI
UU NO.8/1999
PERLINDUNGAN “Undang-­undang tentang Perlindungan
TTG
KONSUMEN Konsumen pada dasarnya bukan merupakan
PERLINDUNGAN
PADA MASA awal dan akhir dari hukum yang mengatur
KONSUMEN
RESESI tentang perlindungan konsumen, sebab sampai
pada terbentuknya Undang­-undang tentang
Perlindungan Konsumen ini telah ada beberapa
undang­undang yang materinya melindungi
kepentingan konsumen, seperti: (ada 23 UU)”
“Dikemudian hari masih terbuka kemungkinan
terbentuknya undang­-undang baru yang pada
dasarnya memuat ketentuan­-ketentuan yang
melindungi konsumen.” 2
Apa kaitannya antara
Ekonomi dengan
Perlindungan Konsumen ?

3
a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk
mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang
merata materiil dan spiritual dalam era demokrasi
ekonomi berdasarkan Pancasila dan Undang­Undang
Dasar 1945;

UU NO.8/1999 b. bahwa pembangunan perekonomian nasional opada


TTG era globalisasi harus dapat mendukung tumbuhnya dunia
KONSIDERAN usaha sehingga mampu menghasilkan beraneka barang
PERLINDUNGAN
MENIMBANG dan/ jasa yang memiliki kandungan teknologi yang dapat
KONSUMEN meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak dan
sekaligus mendapatkan kepastian atas barang dan/jasa
yang diperoleh dari perdagangan tanpa mengakibatkan
kerugian konsumen;

c. bahwa semakin terbukanya pasar nasional sebagai


akibat dari proses globalisasi ekonomi harus tetap
menjamin peningkatan kesejahteraan masyarakat serta
kepatian atas mutu, jumlah dan keamanan barang dan/
atau jasa yang diperolehnya di pasar;
4
”Pembangunan dan perkembangan perekonomian umumnya
dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan
nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang dan/atau
jasa yang dapat dikonsumsi. Di samping itu, globalisasi dan
perdagangan bebas yang didukung oleh kemajuan teknologi
telekomunikasi dan informatika telah memperluas ruang gerak
arus transaksi barang dan/atau jasa melintasi batas­batas
wilayah suatu negara, sehingga barang dan/jasa yang
UU NO.8/1999
ditawarkan bervariasi baik produksi luar negeri maupun
TTG PENJELASAN produksi dalam negeri. Kondisi yang demikian pada satu pihak
PERLINDUNGAN UMUM mempunyai manfaat bagi konsumen karena kebutuhan
KONSUMEN konsumen akan barang dan/atau jasa yang diinginkan dapat
terpenuhi serta semakin terbuka lebar kebebasan untuk
memilih aneka jenis kualitas barang dan/atau jasa sesuai
dengan keinginan dan kemampuan konsumen. Disisi lain,
kondisi dan fenomena tersebut di atas dapat mengakibatkan
kedudukan pelaku usaha dan konsumen menjadi tidak
seimbang dan konsumen berada pada posisi yang lemah.
Konsumen menjadi objek aktivitas bisnis untuk meraup
keuntungan yang sebesarbesarnya oleh pelaku usaha melalui
kiat promosi, cara penjualan, serta penerapan perjanjian
5
standar yang merugikan konsumen.”
PELAKU
BUMN USAHA

PELAKU PELAKU
EKONOMI BISNIS
SWASTA
(UUD 1945) (UU 8/1999)

KONSUMEN
KOPERASI

6
Pasal 1 angka 3 UUPK:
Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha,
baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum
yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam
wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun
bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha
dalam berbagai bidang ekonomi.
(Pelaku usaha yang termasuk dalam pengertian ini adalah
perusahaan, korporasi, BUMN, koperasi, importir, pedagang,
distributor, dan lain­-lain.)

7
Pasal 1 angka 2 UUPK:
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.
(Di dalam kepustakaan ekonomi dikenal istilah konsumen akhir dan
konsumen antara. Konsumen akhir adalah pengguna atau pemanfaat akhir
dari suatu produk, sedangkan konsumen antara adalah konsumen yang
menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses suatu produk
lainnya. Pengertian konsumen dalam undang­undang ini adalah konsumen
akhir.)

8
Konsumen adalah seluruh rakyat Indonesia.
Konsumen adalah setiap orang, mulai jabang bayi sampai
manula, termasuk pelaku usaha (sebagai subjek hukum)
adalah konsumen.
Konsumen juga tidak mengenal usia, gender, profesi,
jabatan, status sosial dll.
Kita semua adalah konsumen.
Konsumen adalah kekuatan besar bagi suatu negara dalam
membangun perekonomiannya.

9
Bagaimana Peran Konsumen dalam perekonomian ?
• Roh dari perekonomian adalah perniagaan/bisnis.
• Produk yang dihasilkan pelaku usaha akan digunakan/dipakai oleh konsumen.
• Dinamika dan rasa percaya diri masyarakat/konsumen dalam bertransaksi
(berusaha/berniaga), merupakan hal yang fundamental bagi kesehatan
ekonomi suatu bangsa.
• Kondisi bertransaksi dengan “percaya diri” ini membangun dinamika pasar
dan daya beli konsumen efektif, dan berkontribusi bagi pertumbuhan
ekonomi nasional yang berkualitas.
• Dalam negara demokrasi ekonomi Pancasila, produk pelaku usaha di pasar
tidak bisa terlepas dari keterlibatan/pengaturan negara.
• Refleksi atau implementasi perlindungan konsumen sesuai dengan amanat
konstitusi adalah bahwa negara wajib hadir untuk melindungi dan
mensejahterakan rakyat.
10
Bagaimana kesiapan Indonesia
menyikapi dampak dari resesi yang
sudah terjadi di beberapa negara ?

11
• Resesi merupakan suatu keadaan dimana suatu ekonomi mengalami
penurunan signifikan selama enam bulan berturut-turut.
• Menurut National Bureau of Economic Research (NBER), sebuah
lembaga penelitian mendefinisikan, resesi adalah penurunan secara
signifikan aktivitas ekonomi yang terjadi dalam berbagai sektor
perekonomian selama beberapa bulan secara berturut-turut.
• Resesi biasanya terlihat pada Produk Domestik Bruto (PDB) riil,
lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran.

12
Ciri-ciri suatu keadaan resesi ekonomi
• 1. Banyak terjadi PHK dibeberapa tempat, dimana menurut Surat Edaran SE-
643/MEN/PHI-PPHI/IX/2 tanggal 26 September 2005, SE-907/MEN/PHI/-PPHI/X/2004,
dan SE.2/MEN/III/2012 tentang Pencegahan PHK, menyatakan pemerintah seperti
Gubernur/Bupati/Walikota untuk mengambil langkah agar menghindari PHK, namun
apabila situasi tidak memungkinkan dan tetap melakukan PHK, maka perusahaan harus
mengikuti ketentuan yang ada pada UU Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003, yang
mengatur tentang PHK dimana para karyawan yang di PHK berhak mendapatkan uang
penghargaan selama bekerja di perusahaan sesuai pasal 156 ayat 3, dan berhak
mendapatkan uang penggantian hak sesuai pasal 156 ayat 4.
• 2. Pendapatan menurun, dan tingkat pengangguran bertambah dimana sulitnya mencari
pekerjaan, jika pengangguran meningkat, maka tingkat pembelian konsumen akan
menurun sehingga menyebabkan keadaan suatu bisnis menurun.
• 3. Perusahaan manufaktur mulai mengalami penurunan seperti perusahaan-perusahaan
retail, karena konsumen menurun.
• 4. Nilai PDB (Produk Domestik Bruto) menurun, dan perang dagang Amerika -- China.
13
Adakah korelasi antara pandemi dengan resesi ?
• Sejak pandemi virus corona menyebar luas di seluruh dunia sejak awal tahun 2020 berbagai negara mulai
menerapkan pembatasan aktivitas masyarakat masing-masing negara agar penyebaran virus corona tidak
menelan banyak korban lagi. Bahkan beberapa negara sudah ada yang menerapkan kebijakan lockdown dan
penyebaran virus corona dapat lebih lambat.
• Kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh berbagai negara tersebut memberikan efek yang cukup signifikan pada
kegiatan ekonomi di suatu negara. Kegiatan perdagangan, ekspor, impor dan lainnya agak terhambat karena
kebijakan tersebut.
• Problemnya adalah, di satu sisi harus mementingkan sektor kesehatan tetapi di sisi yang lain terkena imbasnya
sehingga pertumbuhan ekonomi melambat jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
• Kondisi ekonomi tersebut memang sudah diprediksi dari berbagai institusi besar di seluruh dunia akibat dampak
dari pandemi virus corona yang dengan sekejap dapat membuat banyak korban terinfeksi dengan cepat. Bahkan
hingga tanggal 4 Agustus 2020 virus corona sudah menginfeksi 18 juta orang di seluruh dunia dan masih belum
ditemukan vaksin yang dapat menyembuhkan para pasien tersebut.
• Saat ini resesi sudah terjadi pada negara-negara besar salah satunya adalah Amerika Serikat. Amerika Serikat
mengalami penurunan yang cukup dalam mengingat saat ini menjadi negara yang paling banyak terinfeksi virus
corona. Akibatnya aktivitas ekonomi negara paman sam tersebut benar-benar terganggu dalam enam bulan
berturut-turut yang menyebabkan pemicu resesi terjadi.

14
• Bagaimana dengan Indonesia?
• Potensi resesi masih akan terus terjadi di berbagai negara besar lain.
• Dengan melihat kondisi seperti saat ini bukan tidak mungkin Indonesia turut
terkena imbas akibat dari resesinya negara-negara besar.
• Saat ini pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 Indonesia mencatatkan
penurunan sebesar 5,32%. Walaupun telah terjadi penurunan yang cukup
besar dari kuartal sebelumnya, Indonesia belum memasuki masa resesi
dikarenakan suatu negara dapat dikatakan mengalami resesi jika
pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut mengalami minus.
• Cepat atau lambat Indonesia akan mengalami dampak dari resesi karena
Amerika Serikat membuat daya beli konsumen menurun, dan otomatis
permintaan ekspor diprediksi akan merosot khususnya pada semester II-
2020.
15
• Resesi ekonomi AS ini akan memiliki dampak signifikan bagi perdagangan
Indonesia. Resesi AS perlu diwaspadai karena AS merupakan partner dagang
terbesar Indonesia setelah China.”
• Kegiatan perdagangan internasional yang terganggu akibat resesi dari
Amerika Serikat akan menimbulkan potensi Indonesia juga mengalami hal
yang sama. Jika benar terjadi maka akan terjadi dampak bagi negara seperti
investasi yang anjlok secara otomatis akan menimbulkan pemutusan
hubungan kerja (PHK) dimana-mana karena menghilangnya jumlah lapangan
pekerjaan. Akibatnya jumlah produksi barang atau jasa akan merosot dan
dapat menyebar ke berbagai sektor yang kena imbas dan dapat
mengganggu aktivitas bisnis yang dapat menyebabkan meningkatnya tingkat
kredit macet dan dapat menyebabkan bisnis dapat gulung tikar.

16
• Resesi kali ini berbeda dengan resesi tahun 1998. Perbedaannya
adalah resesi saat ini diawali oleh adanya pademi covid-19 di seluruh
dunia.
• Sebagai regulator, dalam menghadapi pandemi ini, OJK telah
mengeluarkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 11/POJK.03/2020 tentang
Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical
Dampak Penyebaran COVID-19, yang memberikan keleluasaan dan
menghitung risiko yang akan terjadi kalau pelaku usaha jasa keuangan
(perbankan, leasing) melakukan/memberikan kebijakan restrukturisasi
kredit kepada konsumen.
• Dalam POJK tersebut konsumen yang terdampak pandemi virus
corona bisa mengajukan menundaan pembayaran cicilan kredit
selama maksimal 1 tahun. 17
• Secara tersirat, pemerintah mengindikasikan Indonesia bisa masuk ke
jurang resesi pada kuartal III 2020. Hal ini mengikuti pertumbuhan
ekonomi yang terkontraksi atau minus sejak kuartal II 2020.
• Apabila benar pertumbuhan ekonomi masih minus pada kuartal III
2020, ini adalah resesi pertama yang dialami Indonesia sejak 1998.
• Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat, selama masa
pandemi COVID-19, ada begitu banyak aduan dari masyarakat yang
terkait dengan berbagai masalah, mulai dari yang paling tinggi yaitu
masalah harga-harga barang-barang yang menjadi kebutuhan di masa
pandemi seperti hand sanitizer, masker, dan juga suplemen serta
vitamin. 

18
Dampak resesi ekonomi, terutama pada masyarakat/konsumen kelas bawah
adalah :
• tingkat pengangguran yang bertambah.
• Produksi dalam negeri berkurang otomatis lapangan kerja juga berkurang.
• Naiknya angka kemiskinan.
• Bisa menyebabkan deflasi atau penurunan harga.
• Resesi yang berkelanjutan menyebabkan hyper inflasi (kenaikan harga
sangat tinggi).
• Pekerjaan makin sulit, dan harga-harga yang melambung naik.
• Inflasi tinggi akan terjadi jika resesi berkepanjangan, sehingga perusahaan
tidak sanggup bertahan kemudian tutup.
• Akibatnya, kapasitas produksi makin berkurang, sehingga jumlah barang
beredar berkurang.
19
Apa Tanda-tanda Akan
Terjadinya Resesi di
Indonesia ?

20
• Dampak pandemi terhadap perekonomian, terutama
karena PSBB, Lockdown, Work From Home,
Sosial/Physical Distancing, dll.
• Pelbagai skenario yang kurang menggembirakan
mengenai pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini.
• Beberapa negara sudah
mengumumkan/mengonfirmasikan resesi ekonominya.

21
STRATEGI
PERLINDUNGAN
KONSUMEN PADA
MASA RESESI

AMANAT KONSTITUSI
MASYARAKAT/ UNTUK MELINDUNGI DAN
KONSUMEN PEMERINTAH/ MENSEJAHTERAKAN RAKYAT
SEPULUH HAL PERSIAPAN
KONSUMEN NEGARA

22
10 PERSIAPAN KONSUMEN PADA MASA
RESESI EKONOMI

Palin tidak ada 10 hal yang dapat


diterapkan untuk menjaga
keberlangsungan hidup masyarakat
sebagai konsumen di masa-masa resesi
yang penuh ketidakpastian.
23
1. Untuk memenuhi kebutuhan hidup jangan berhutang, dan selesaikan hutang yang dimiliki,
mulai dari hutang dalam jumlah besar hingga hutang terkecil. Satu persatu mulai
diselesaikan, dan jangan sampai gali lubang -- tutup lubang.
2. Menyiapkan dana darurat, dimana dana darurat ini dijadikan sebagai penanda peringatan
untuk kita agar ketika Resesi terjadi, kita masih dapat survive.
3. Sebagai pebisnis perlu menyiapkan dana cash agar dapat melakukan dan membayar biaya
operasional perusahaan dengan baik, sebaiknya jangan terlalu agresif untuk melakukan
expansi.
4. Sebagai pegawai atau karyawan, perlu mencari penghasilan tambahan, kecil-kecilan tidak
apa-apa, agar dapat menabah penghasilan ketika Resesi terjadi, sehingga tetap mempunyai
dana cadangan, yang nantinya dapat masuk sebagai 'dana darurat'.
5. Memulai Investasi, jangan menunda-nunda. Investasi tak hanya melulu melalui materi
namun investasikan diri melalui pengetahuan tentang investasi, seperti reksa dana, saham,
ataupun yang lainnya, apabila terjadi PHK sudah mempersiapkan keuangan dengan baik.

24
6. Lindungi sumber penghasilan. Jika seorang karyawan maka disarankan tidak agresif pindah
pekerjaan sebelum ada kepastian pekerjaan baru lebih stabil. Anda bisa memanfaatkan
waktu-waktu seperti saat ini untuk meningkatkan skill yang diinginkan. Tak lupa juga mulai
mencari penghasilan lain di luar gaji untuk terus menambah pendapatan bulanan yang
dimiliki seperti bisnis online, freelance dan lainnya sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki. Sedangkan untuk pebisnis sebaiknya dipertimbangkan ulang rencana ekspansi. Mulai
siapkan strategi untuk bertahan ditengah kondisi seperti saat ini dengan memberikan
layanan atau tambahan fitur pada produk yang dimiliki agar dapat menarik hati banyak calon
konsumen. Selain itu, dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan agar lebih dapat berhemat.
7. Persiapkan dana darurat. Selain mengamankan sumber penghasilan yang kedua adalah
mempersiapkan dana darurat yang harus dipersiapkan sebaiknya tiga hingga 12 kali
pengeluaran bulanan. Dana darurat digunakan dalam keadaan yang sangat mendesak.
Misalkan tiba-tiba terkena menjadi korban PHK maka dana darurat yang dimiliki dapat
menyelamatkan kehidupan sehari-hari dalam beberapa bulan kedepan sampai mendapatkan
pekerjaan baru kembali.

25
8. Menahan penggunaan kartu kredit. Godaan penggunaan kartu kredit harus dapat ditahan di
tengah kondisi seperti saat ini. Apalagi menggunakan kartu kredit untuk kebutuhan
konsumtif yang tidak memiliki nilai tambah. Selain itu, rencana untuk kredit kendaraan
hingga rumah perlu dipertimbangkan lagi, apalagi jika harus mengusik dana cadangan. 
9. Jangan boros. Belanja rutin seperti kebutuhan bulanan ataupun sehari-hari harus tetap
dilakukan. Kenapa? karena pembelanjaan konsumsi rumah tangga ini menjadi faktor
dominan untuk mendorong ekonomi dalam negeri.
10. Jangan terlalu cemas dan berpikir berlebihan tetap jalankan kehidupan seperti biasa dan
terus bekerja dengan semangat yang tinggi. Tetap perbanyak sedekah dan menyerahkan
semuanya kepada Allah agar senantiasa bisa melewati masa resesi.

26
Bagaimana Peran Negara
dalam Perlindungan
Konsumen Saat Resesi ?

27
• Konstitusi dan Pembukaan UUD 1945 : “Negara/pemerintah wajib melindungi dan
mensejahterakan rakyat” (Negara wajib hadir dalam perlindungan warga negara/rakyat.)
• Dalam mempersiapkan strategi perlindungan konsumen saat resesi, negara harus
mendasarkan pada FILOSOFI PERLINDUNGAN KONSUMEN, yang apabila dirinci paling tidak
mencakup 7 hal :
1. Setiap konsumen adalah pengguna/pemakai lebih dari satu barang dan/atau jasa, yang
dipastikan pernah dirugikan oleh perilaku pelaku usaha.
2. Konsumen adalah seluruh rakyat yang posisinya lemah namun punya kedudukan strategis
sebagai suatu kekuatan ekonomi bangsa.
3. Hakikat penggunaan barang dan/atau jasa oleh konsumen adalah untuk memenuhi
kebutuhan hidup.
4. Konsep mengembangkan Perlindungan Konsumen (vide Pasal 31 dan Pasal 33);
5. Memasyarakatkan sikap keberpihakan kepada konsumen (Keberpihakan kepada
konsumen dimaksudkan untuk meningkatkan sikap peduli yang tinggi terhadap konsumen/
wise consumerism) (vide Pasal 34 huruf e dan Penjelasannya)
6. Menyelaraskan dengan Tujuan Perlindungan Konsumen (vide Pasal 3 UUPK).
7. Mempermudah pelayanan publik, termasuk pengurusan perizinan, KTP dll. 28
Penutup
Intisari dari perlindungan konsumen di masa resesi perlu didasarkan pada hak-hak konsumen yakni :
1. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;
2. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai
dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
3. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau
jasa;
4. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;
5. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan
konsumen secara patut;
6. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
7. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
8. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau
jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
9. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Apakah resesi itu akan terjadi atau tidak, kehidupan harus tetap berjalan, pemerintah perlu
membenahi dan mengoptimalkan kebijakan pemberian BLT dan wajib menjamin stabilitas harga
bahan pokok begitu juga ketersediaannya, yang justru harus di waspadai adalah kelangkaan stok
29
beras nasional.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai