Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ETIKA BISNIS

PELANGGARAN ETIKA BISNIS DIGITAL

DISUSUN OLEH:
Muhammad Alfin Najah
2140104139

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TIDAR
2022

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................I
DAFTAR ISI................................................................................................................................II
BAB I PEMBUKAAN.................................................................................................................1
BAB II ISI....................................................................................................................................2
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................6

ii
BAB I
PEMBUKAAN
Di era digital ini banyak sekali pelaku bisnis yang memanfaatkan media sosial sebagai
salah satu sarana untuk menjalankan bisnisnya. Perdagangan elektronik mendorong banyak
perusahaan untuk berkomunikasi secara aktif dengan pelanggannya di seluruh dunia dengan
biaya rendah dan lintas negara. Di dalam kegiatannya diperlukan etika agar tidak terjadi
pelanggaran pelanggaran yang dapat merugikan pihak lain maupun pihak sendiri. Etika bisnis
digital, pelaku bisnis haruslah jujur, adil, ramah, janji untuk ditepati, kepedulian pada
pelanggan, menghargai pesaing, dan mematuhi hukum yang ada serta berdedikasi tinggi.
Tantangan yang dihadapi para pemain bisnis daring adalah pembentukan kepercayaan
konsumen terkait dengan kemanan transaksi guna melindungi kepentingan konsumen dari
peluang penipuan.

Namun, dalam penerapannya tetap saja masih ada pelaku bisnis yang melanggar etika
bisnis di era digital ini. Seperti yang terjadi pada kasus yaitu PT. Megasari Makmur dengan
produknya HIT yang ternyata produk yang dipromosikan mengandung beberapa bahan yang
sangat berbahaya yang menyebabkan keracunan bagi para penggunanya sehingga pemerintah
menarik peredarannya dari masyarakat.

1
BAB II
ISI
PT. Megasari Makmur memproduksi banyak produk seperti tisu basah, berbagai jenis
pengharum ruangan, dan juga obat nyamuk dengan merk HIT. Obat nyamuk
memperkenalkan dirinya sebagai obat nyamuk yang murah dan lebih tangguh dalam
kelasnya. PT. Megasari Makmur tidak hanya memasarkan produk HIT di Indonesia tetapi
juga mengekspornya ke luar negeri. Namun, obat anti nyamuk HIT dinyatakan mengandung
obat berbahaya karena penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos yang dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap manusia. Departemen Pertanian, dalam hal ini
Komisi Pestisida melakukan inspeksi di pabrik produksi HIT dan menemukan penggunaan
pestisida yang menganggu kesehatan manusia seperti keracunan terhadap darah, penggunaan
syaraf, gangguan pernafasan, gangguan sel terhadap tubuh, kanker hati, dan kanker lambung.

Karena hal diatas, pemerintah menarik produk HIT untuk tidak beredar di masyarakat.
Obat nyamuk HIT yang mmepromosikan dirinya sebagai obat anti nyamuk yang murah dan
ampuh ternyata sangat berbahaya karena tidak hanya menggunakan bahan diatas namun juga
menggunakan Propoxur dan Diklorvos tetapi juga karena jenis semprot HIT 2,1 A dan cairan
isi ulang HIT 17 L. Hal tersebut terbukti ketika ada salah satu korban yaitu asisten rumah
tangga yang mengalami pusing, mual, dan muntah akibat keracunan, setelah menghirup udara
yang baru disemprotkan obat anti-nyamuk HIT.

Dalam perusahaan modern, tindakan tanggung jawab atas produk yang dipromosikan
dan didistribusikan kepada pihak yang berkerja sama bahwa produk tersebut aman tidak ada
apalagi produk juga dipromosikan melalui media digital seperti televisi. Pandangan
tradisional berpendapat bahwa mereka melakukan secara sadar dan bebas apa yang
diperlukan perusahaan, masing-masing secara moral bertanggung jawab. Lain halnya,
pendapat kritikus yang menyatakan bahwa ketika sebuah kelompok terorganisasi seperti
perusahaan bertindak bersama-sama, tindakan perusahaan mereka dapat dideskripsikan
sebagai tindakan kelompok dan konsekuensinya tindakan kelompoklah, bukan tindakan
individu, yang mengharuskan kelompok bertanggung jawab atas tindakan tersebut.

Diketahui bahwa etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral
yang benar atau salah. Etika bisnis mengedepankan moral yang diterapkan oleh kebijakan,
institusi, dan pelaku bisnis. Etika bisnis merupakan standar formal dan bagaimana standar

2
tersebut diterapkan ke dalam sistem dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk
memproduksi dan mendistribusikan barang yang diproduksi kepada pihak yang menikmati
produk tersebut.

Dari kasus diatas terlihat bahwa perusahaan melakukan pelanggaran etika bisnis
terhadap prinsip kejujuran terhadap produk yang dihasilkan melalui media salah satunya
siaran televisi. Hal tersebut dipicu oleh perusahaan yang ingin menekan biaya produksi
produk, sehingga dari perusahaan berani melakukan pelanggaran tersebut. Dengan menekan
biaya produksi produk, perusahaan akan mendapatkan lebih banyak laba dan ongkos produksi
yang rendah. Mengesampingkan aspek kesehatan konsumen dan membiarkan penggunaan zat
berbahanya dalam produknya yang dapat menimbulkan banyak dampak buruk bagi
konsumsen pada saluran pernafasan dan juga menimbulkan kanker hati dan kanker lambung.

Dan walaupun perusahaan sudah meminta maaf dan juga memberi kompensasi ganti
rugi dengan memproduksi barang baru yang tidak mengandung zat berbahaya, tetapi
seharusnya perusahaan juga harus memikirkan efek buruk apa saja yang ditimbulkan dan
konsumen rasakan bila dalam penggunaan jangka panjang. Sebagai produsen memberikan
kualitas produk yang aman dan baik serta tidak menimbulkan dampak buruk bagi
konsumennya selain memberikan harga yang lebih murah dibanding dengan pesaing yang
lainnya.

Pihak produsen yaitu PT. Megasari Makmur menyanggupi untuk menarik semua
produk HIT yang telah dipasarkan dan mengajukan izin baru untuk memproduksi HIT
Aerosol Baru dengan formula yang telah disempurnakan, bebas dari bahan kimia berbahaya.
HIT Aerosol Baru telah lolos uji dan mendapatkan izin dari pemerintah. Dari kasus tersebut,
PT.Megarsari Makmur melanggar undang-undang yaitu

1. Pasal 4 tentang Hak Konsumen


Ayat 1 : “hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi
barang dan/atau jasa”.
Ayat 3 : “hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi jaminan
barang dan/atau jasa”.
PT. Megarsasi Makmur tidak pernah memberi peringatan kepada konsumennya
bahwa produk yang dipasarkan terdapat zat-zat berbahaya. Akibatnya, kesehatan
konsumen dibahayakan dengan alasan mengurangi biaya produksi HIT.

3
2. Pasal 7 tentang Kewajiban Pelaku Usaha
Ayat 2 : “memberikan informasi yang bernar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan
pemeliharaan.
Perusahaan tidak pernah memberikan indikasi penggunaan produk mereka.
3. Pasal 8
Ayat 1 : “pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang
dan/atau jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang
dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan”.
Ayat 4 : “pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2)
dilarang memeprdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menarinya dari
peredaran”.
Perusahaan memperdagangkan produk mereka yang tidak sesuai standar dan
ketentuan.
4. Pasal 19
Ayat 1 : “pelaku usaha bertanggungjawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,
pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa
yang dihasilkan atau diperdagangkan”.
Ayat 2 : “ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian
uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau
perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
Ayat 3 : “pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari
setelah tanggal transaksi.
Perusahaan harus memberikan ganti rugi kepada konsumen karena telah
merugikan konsumen.

4
BAB III

PENUTUP

Pelanggaran etika bisnis itu dapat melemahkan daya saing hasil industri di pasar
internasional. Ini biasa terjadi sikap para pebisnis yang menganggap remeh etika bisnis yang
berlaku secara umum dan tidak mengikat itu. Kecenderungan makin banyaknya pelanggaran
etika bisnis membuat keprihatinan banyak pihak karena pelanggaran tersebut dilakukan
dengan faktor yang sama yaitu ingin mendapatkan laba yang lebih banyak. Seperti apada
kasus PT. Megarsari Makmur pada produknya HIT yang menggunakan bahan yang
berbahaya untuk kesehatan konsumen untuk menekan biaya produksi produk. Salah satu
sumber mengatakan bahwa walaupun perusahaan sudah melakukan permintaan maaf dan
berjanji menarik produknya, namun permintaan maaf tersebut hanyalah sebuah klise dan
penarikan produk tersebut tidak sungguh-sungguh dilakukan karena produk masih berdar di
pasaran.

5
DAFTAR PUSTAKA

Hendro, Tri 2017, Etika Bisnis Modern. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

https://elearning.stiemp.ac.id/wp-content/uploads/2020/05/contoh-beberapa-perusahaan-
yang-melanggar-etika-bisnis-.pdf

Anda mungkin juga menyukai