Kelas : MJ22
Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur dinyatakan ditarik dari
peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos yang dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan terhadap manusia. Departemen Pertanian, dalam hal ini Komisi
Pestisida, telah melakukan inspeksi di pabrik HIT dan menemukan penggunaan pestisida
yang menganggu kesehatan manusia seperti keracunan terhadap darah, gangguan syaraf,
gangguan pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung.
HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah ternyata sangat
berbahaya karena bukan hanya menggunakan Propoxur tetapi juga Diklorvos (zat turunan
Chlorine yang sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia). Obat anti-nyamuk
HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan HIT 17 L (cair
isi ulang). Selain itu, Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan melaporkan PT Megarsari
Makmur ke Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11 Juni 2006. Korbannya
yaitu seorang pembantu rumah tangga yang mengalami pusing, mual dan muntah akibat
keracunan, setelah menghirup udara yang baru saja disemprotkan obat anti-nyamuk HIT.
Pertanyaan
a. Analisa kasus tersebut di atas dengan menggunakan Konsep Hukum Bisnis yang berhubungan
dengan etika bisnis !
b. Bagaimana aturan hukum bisnis yang mengatur tentang etika bisnis dalam mepromosikan
produknya kepada masyarakat sehingga produknya tidak membahayakan bagi kesehatan
masyarakat yang menjadi konsumen dariproduk tersebut ?
c. Bagamaina peran Lembaga Konsumen Indonesia dalam menyikapi produk yang dikeluarkan oleh
PT Megasari Makmur yang memproduksi berbagai macam produk dan salah satunya adalah obat
nyamuk merk HIT yang terindikasi memiliki kandungan berbahaya bagi kesehatan manusia ?
d. Apa peran Kepolisian terhadap kasus tersebut di atas ?
Jawab:
b. Aturan hukum bisnis yang mengatur tentang etika bisnis dalam mempromosikan
produk kepada masyarakat adalah adanya kewajiban untuk memberikan informasi yang jujur,
akurat, dan lengkap kepada konsumen. . Perusahaan diharapkan mematuhi aturan-aturan yang
mengatur perlindungan konsumen agar dpat melindungi kesehatan dan keselamatan
konsumen. Perusahaan harus memastikan bahwa promosi produk tidak menyesatkan
konsumen dan tidak menyembunyikan informasi penting yang berkaitan dengan risiko atau
bahayanya produk tersebut, sehingga keselamatan konsumen dapat terjaga.
Selain itu, aturan hukum bisnis juga mewajibkan perusahaan untuk menjaga kualitas
dan keselamatan produk yang mereka produksi dan jual. Mereka harus mengikuti standar
keselamatan yang berlaku dan menghindari penggunaan bahan-bahan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia. Jika terdapat risiko atau efek samping yang diketahui, perusahaan harus
memberikan peringatan yang jelas kepada konsumen.
Perusahaan juga harus bertanggung jawab dengan memberikan ganti rugi atas
kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau
jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan dari perusahaan tersebut. Ganti rugi sebagaimana
dimaksud dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis
atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Pihak Kepolisian memiliki peran dalam melakukan penyelidikan terhadap kasus pelanggaran
hukum bisnis yang melibatkan PT Megasari Makmur. Mereka akan mengumpulkan bukti dan
informasi yang diperlukan mengungkap kejadian yang sebenarnya untuk proses hukum lebih
lanjut. Jika terbukti adanya pelanggaran hukum, Kepolisian memiliki wewenang untuk
menegakkan hukum dan mengambil tindakan yang sesuai terhadap perusahaan atau individu
yang terlibat dalam pelanggaran tersebut, seperti mengajukan tuntutan hukum atau
memberikan sanksi administratif sesuai dengan hukum yang berlaku. Kemudian, Kepolisian
juga dapat bekerja sama dengan otoritas terkait, seperti BPOM dan lembaga lainnya, untuk
mengumpulkan informasi dan mendukung proses hukum terhadap PT Megasari Makmur,
serta menindaklanjuti laporan pelanggaran yang dilakukan oleh PT Megasari Makmur dengan
memeriksa pabrik dan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut serta menarik
produk-produk yang diindikasikan berbahaya dari peredaran.
Jawab:
a. Berdasarkan kasus yang terjadi di atas, PT Surabaya Delta Plaza (PT SDP) mengajak
para pedagang untuk maramaikan komplek pertokoan, lalu salah seorang diantara pedagang
yang menerima ajakan PT surabaya Delta Plaza adalah Tarmin Kusno, Empat bulan berlalu
Tarmin menempati ruangan itu, pengelola SDP mengajak Tarmin membuat “Perjanjian Sewa
Menyewa” dihadapan Notaris, dan kedua belah pihakpun sepakat. Maka berdasarkan pasal
1548-1600 KUH Perdata terkait “Sewa Menyewa”, dengan adanya perjanjian/ikatan kontrak
tersebut maka pihak PT. Surabaya Delta Plaza dan Tarmin Kusno mempunyai keterikatan untuk
memberikan atau berbuat sesuatu sesuai dengan isi perjanjian yang telah dibuat. Berdasarkan
syarat sahnya suatu perjanjian diperlukan empat hal yaitu:
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. Suatu hal tertentu;
4. Suatu sebab yang halal.
Namun, Tarmin Kusno berpendapat bahwa perjanjian dalam Akte Notaris No. 40 tidak
berlaku karena menurutnya pihak PT SDP telah membatalkan "Gentlemen agreement" dan
menunda pembayaran. Namun, pengelola SDP berpendapat bahwa perjanjian tetap berlaku dan
harga sewa ruangan tetap seperti yang tercantum dalam Akte tersebut. Dalam hal ini, penting
untuk mempertimbangkan isi perjanjian dan apakah ada ketentuan tertentu yang mengatur
pembatalan perjanjian atau penundaan pembayaran. Akibat ketidakpenuhan kewajiban Tarmin
Kusno, pihak PT SDP melakukan penutupan COMBI Furniture secara paksa. Tindakan ini
dapat dianggap sebagai tindakan perlindungan kepentingan PT SDP sebagai pihak yang merasa
dirugikan akibat ketidakpenuhan Tarmin terhadap kewajiban yang telah disepakati. Kemudian,
PT SDP menggugat Tarmin Kusno di Pengadilan Negeri Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa
PT SDP ingin menyelesaikan sengketa ini melalui jalur hukum dan mencari pemulihan
kerugian atau pemenuhan kewajiban Tarmin.
b. Perjanjian dapat terbentuk melalui kesepakatan antara kedua belah pihak. Dalam kasus ini,
perjanjian sewa-menyewa ruangan terbentuk melalui kesepakatan antara PT SDP dan Tarmin,
berdasarkan pasal 1548-1600 KUH Perdata terkait “Sewa Menyewa”. Pihak-pihak yang terlibat
dalam perjanjian memiliki kebebasan untuk menentukan syarat-syarat perjanjian sesuai dengan
kesepakatan mereka. Harga sewa, service charge, dan sanksi merupakan syarat-syarat yang
ditentukan dalam perjanjian tersebut. Penyewa ruangan (Tarmin) memiliki kewajiban untuk
membayar sewa dan tagihan lainnya sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam
perjanjian. Kewajiban ini harus dipenuhi dalam jangka waktu yang disepakati. Akta Notaris
(Akte No. 40) yang dibuat dalam perjanjian tersebut memiliki kekuatan bukti yang sah dalam
hukum perdata. Ini berarti isi akta tersebut dapat digunakan sebagai bukti yang mengikat kedua
belah pihak. Dalam kasus ini, PT SDP menggugat Tarmin ke Pengadilan Negeri Surabaya
karena Tarmin tidak memenuhi kewajibannya. Pengadilan akan mempertimbangkan isi
perjanjian dan bukti-bukti lain yang ada untuk menentukan apakah Tarmin melanggar
perjanjian dan harus membayar tagihan yang belum diselesaikan.
Jawab:
a. Berdasarkan kasus yang terjadi di atas, PT Kramat Jati Plaza (PT KJP) mengajak para
pedagang untuk maramaikan komplek pertokoan, lalu salah seorang diantara pedagang yang
menerima ajakan PT Kramat Jati Plaza adalah Adam Malik, Empat bulan berlalu Adam
menempati ruangan itu, pengelola KJP mengajak Adam membuat “Perjanjian Sewa Menyewa”
dihadapan Notaris, dan kedua belah pihakpun sepakat. Maka berdasarkan pasal 1548-1600
KUH Perdata terkait “Sewa Menyewa”, dengan adanya perjanjian/ikatan kontrak tersebut maka
pihak PT Kramat Jati Plaza dan Adam Malik mempunyai keterikatan untuk memberikan atau
berbuat sesuatu sesuai dengan isi perjanjian yang telah dibuat. Berdasarkan syarat sahnya suatu
perjanjian diperlukan empat hal yaitu:
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. Suatu hal tertentu;
4. Suatu sebab yang halal.
Namun, Adam Malik berpendapat bahwa perjanjian dalam Akte Notaris No. 40 tidak
berlaku karena menurutnya pihak PT KJP telah membatalkan "Gentlemen agreement" dan
menunda pembayaran. Namun, pengelola KJP berpendapat bahwa perjanjian tetap berlaku dan
harga sewa ruangan tetap seperti yang tercantum dalam Akte tersebut. Dalam hal ini, penting
untuk mempertimbangkan isi perjanjian dan apakah ada ketentuan tertentu yang mengatur
pembatalan perjanjian atau penundaan pembayaran. Akibat ketidakpenuhan kewajiban Adam
Malik, pihak PT KJP melakukan penutupan COMBI Furniture secara paksa. Tindakan ini dapat
dianggap sebagai tindakan perlindungan kepentingan PT KJP sebagai pihak yang merasa
dirugikan akibat ketidakpenuhan Adam terhadap kewajiban yang telah disepakati. Kemudian,
PT KJP menggugat Adam Malik di Pengadilan Negeri Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa PT
KJP ingin menyelesaikan sengketa ini melalui jalur hukum dan mencari pemulihan kerugian
atau pemenuhan kewajiban Adam.
b. Perjanjian dapat terbentuk melalui kesepakatan antara kedua belah pihak. Dalam kasus ini,
perjanjian sewa-menyewa ruangan terbentuk melalui kesepakatan antara PT KJP dan Adam,
berdasarkan pasal 1548-1600 KUH Perdata terkait “Sewa Menyewa”. Pihak-pihak yang terlibat
dalam perjanjian memiliki kebebasan untuk menentukan syarat-syarat perjanjian sesuai dengan
kesepakatan mereka. Harga sewa, service charge, dan sanksi merupakan syarat-syarat yang
ditentukan dalam perjanjian tersebut. Penyewa ruangan (Adam) memiliki kewajiban untuk
membayar sewa dan tagihan lainnya sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam
perjanjian. Kewajiban ini harus dipenuhi dalam jangka waktu yang disepakati. Akta Notaris
(Akte No. 40) yang dibuat dalam perjanjian tersebut memiliki kekuatan bukti yang sah dalam
hukum perdata. Ini berarti isi akta tersebut dapat digunakan sebagai bukti yang mengikat kedua
belah pihak. Dalam kasus ini, PT KJP menggugat Adam ke Pengadilan Negeri Jakarta karena
Adam tidak memenuhi kewajibannya. Pengadilan akan mempertimbangkan isi perjanjian dan
bukti-bukti lain yang ada untuk menentukan apakah Adam melanggar perjanjian dan harus
membayar tagihan yang belum diselesaikan.
Pertanyaan :
a. Menurut hukum Indonesia, apa bentuk perusahaan ini ? dan Apakah perusahan ini
merupakan badan hukum ?
b. Tindakan penting apa saja yg harus dilakukan oleh para sekutu (partner) setelah
perusahaan itu didirikan ? Apa akibat hukum kalau tindakan tersebut tidak dilakukan ?
c. Apabila anda menjadi manajer, bagaimana cara anda memenuhi tuntutan Syafiq.
Jawab:
a. Menurut Hukum Indonesia, perusahaan ini terbentuk sebagai sebuah
kemitraan/ persekutuan (partnership). Dalam kasus ini, para pendiri perusahaan yaitu
Roxy, Richard, Tanako, Sutra, dan Citra, berkontribusi dalam bentuk modal, resep,
dan keterlibatan dalam manajemen dan bekerjasama dalam mendirikan perusahaan
Expresso. Mereka membentuk usaha di mana dua atau lebih individu atau entitas
bekerja sama untuk menjalankan bisnis dan berbagi keuntungan dan kerugian sesuai
dengan kesepakatan yang dibuat, inilah yang disebut sebagai kemitraan.
Perusaahan ini bukan badan hukum, karena untuk menjadi badan hukum,
perusahaan harus memenuhi persyaratan dan prosedur yang ditetapkan oleh hukum
perusahaan di Indonesia. Hal ini meliputi pendaftaran perusahaan ke instansi yang
berwenang, seperti Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atau Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), serta pemenuhan persyaratan
lainnya yang diatur oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas.
b. Tindakan yang perlu dilakukan para sekutu yaitu harus membuat perjanjian
kemitraan yang jelas dan menyeluruh, yang mencakup hak dan kewajiban masing-
masing pihak, pembagian keuntungan dan kerugian, peran dan tanggung jawab, serta
prosedur pengambilan keputusan di perusahaan, Perusahaan harus memiliki rekening
bank bisnis terpisah untuk keperluan keuangan perusahaan, Perusahaan harus
mendaftarkan NPWP dan memenuhi kewajiban perpajakan yang berlaku, perusahaan
perlu memperoleh izin usaha atau lisensi khusus dari otoritas yang berwenang,
mendaftarkan perusahaan ke instansi yang berwenang sesuai dengan bentuk
perusahaan yang dipilih, mengatur pembagian laba dan kerugian serta pengelolaan
perusahaan.
Sekitar 500 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Garmen Tekstil dan Sepatu-
Gabungan Serikat Buruh Independen (SBGTS-GSBI) PT Megariamas Sentosa, Selasa
siang ‘menyerbu’ Kantor Sudin Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Jakarta
Utara di Jl Plumpang Raya, Kelurahan Semper Timur, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.
Mereka menuntut pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan yang
mempekerjakan mereka karena mangkir memberikan tunjangan hari raya (THR).
Demonstrasi ke Kantor Nakertrans bukan yang pertama, sebelumnya ratusan buruh ini
juga mengadukan nasibnya karena perusahan bertindak sewenang-wenang pada
karyawan. Bahkan ada beberapa buruh yang diberhentikan pihak perusahaan karena
dinilai terlalu vokal. Akibatnya, kasus konflik antar buruh dan manajemen dilanjutkan
ke Pengadilan Hubungan Industrial. Karena itu, pihak manajemen mengancam tidak
akan memberikan THR kepada pekerjanya. Dalam demo tersebut para buruh menuntut
perusahaan untuk mendapatkan THR sesuai dengan peraturan yang berlaku. Para
demonstras mengatakan “ jangan dikarenakan ada konflik internal kami tidak
mendapatkan THR, karena setahu mereka perusahaan garmen tersebut tidak merugi,
bahkan sebaliknya”. Sekedar diketahui ratusan buruh perusahaan garmen dengan
memproduksi pakaian dalam merek Sorella, Pieree Cardine, Felahcy, dan Young Heart
untuk ekspor itu telah berdiri sejak 1989 ini mempekerjakan sekitar 800 karyawan yang
mayoritas perempuan.
Pertanyaan :
a. Apa yang harus dilakukan oleh pengusaha dalam menyikapi tindakan yang dilakukan
oleh ratusan buruh dengan menuangkan aspirasi mereka dalam bentuk orasi dengan
menggunakan berbagai macam poster yang mereka harapkan bisa menjadi perhatian
bagi pihak perusahaan terhadap apa yang mereka tuntut ?
b. Bagaimana penyelesaian konflik antar buruh dan majikan berdasarkan Undang-
undang RI Nomor 2 Tahun 2004 ?
c. Bagaimana penyelesaian perselisihan melalui Pengadilan Hubungan Industrial (PHI)
?
Jawab:
a. Yang harus dilakukan olehpengusaha dalam menyikapi tindakan buruh tersebut yaitu:
- Pengusaha perlu mendengarkan dan memahami tuntutan serta aspirasi para buruh.
- Pengusaha harus melakukan evaluasi terhadap klaim buruh terkait tidak
diberikannya tunjangan hari raya (THR). Mengecek kembali kebijakan dan
peraturan perusahaan terkait pemberian THR, serta memastikan apakah perusahaan
telah mematuhi ketentuan perundangan yang berlaku.
- Pengusaha perlu meninjau kondisi keuangan perusahaan untuk menentukan apakah
perusahaan mampu memberikan THR sesuai dengan peraturan yang berlaku.
- Pengusaha harus membuat komitmen untuk menyelesaikan masalah dan memenuhi
tuntutan yang sah dari buruh. Komitmen ini dapat melibatkan kesepakatan tertulis,
jaminan pelaksanaan THR, atau solusi lain untuk mengatasi masalah tersebut.
- Pengusaha harus memastikan bahwa mereka mematuhi ketentuan hukum terkait
tunjangan hari raya (THR) dan kewajiban perusahaan lainnya sesuai dengan
Undang-Undang Tenaga Kerja yang berlaku.
- Pengusaha dapat melakukan negosiasi dengan perwakilan buruh untuk mencari
solusi yang mengunutngkan bagi kedua belah pihak. Jika diperlukan, dapat
melibatkan pihak ketiga yang netral sebagai mediator dalam proses negosiasi.