ANALISIS KASUS
Kelompok :
STIKS TARAKANITA
Desember 2013
Latar Belakang
Indonesia adalah negara tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi. Hal tersebut
karena Indonesia terletak pada 60 LU - 110 LS dan 950 BT - 1410 BT dan berada tepat
pada garis lintang khatulistiwa. Karena curah hujan yang tidak menentu, hal itu
membuat beberapa daerah di Indonesia mengalami banyak masalah kesehatan
diantaranya karena pertumbuhan populasi hewan yang rentan pada kondisi hujan yakni
nyamuk yang semakin berkembang pesat. Iklim Indonesia yang lembab, sangat cocok
untuk perkembangan nyamuk. Hal ini menyebabkan populasi nyamuk di Indonesia
sangat besar jumlahnya, khususnya pada musim penghujan. Setiap manusia di dunia,
kemungkinan besar pernah merasakan gigitan nyamuk. Oleh karena itu, nyamuk dirasa
sangat merugikan manusia karena gigitannya yang gatal, suaranya yang menggangu,
dan beberapa di antara spesies-spesies nyamuk merupakan vektor penyakit menular.
Beberapa upaya pemberantasan nyamuk kini sudah banyak dilakukan oleh pemerintah
maupun masnyarakat Indonesia yang sudah sadar akan dampak dari bahaya nyamuk itu
sendiri. Dimulai dari mencegahnya melalui media maupun sosialisasi lingkungan yang
dilakukan beberapa kepala daerah setempat. Upaya masyarakat sendiri yang banyak
dilakukan diantaranya menjaga lingkungan agar tetap bersih melalui pengadaan kerja
bakti, foging (pengasapan rumah warga), serta penganjuran alat pengusir nyamuk
lainnya seperti obat nyamuk. Obat nyamuk adalah salah satu cara pencegahan untuk
mengusir nyamuk paling mudah untuk pencegahan mendasar yang banyak dilakukan
oleh masyarakat. Jenis obat nyamuk diantaranya ada dalam bentuk lotion, obat nyamuk
bakar, semperot, elektrik dan lain-lain. Akan tetapi, jika ditelusuri pemakaian obat
nyamuk bukanlah solusi terbaik karena obat nyamuk juga mengandung racun yang
berbahaya bagi konsumen yang memakainya. Selain asap racunnya yang menyumbang
polusi pada lingkungan dengan skala kecil, disisi lain hal itu juga dapat menimbulkan
masalah kesehatan yang mengancam konsumen.
Konsumen itu sendiri adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup
lain, dan tidak untuk diperdagangkan. Para konsumen diberi undang-undang
Perlindungan Konsumen, yang adalah segala upaya yang menjamin kepastian hukum
untuk memberi perlingan kepada konsumen. Sedangkan, Pelaku Usaha adalah setiap
orang perorangan atau badan usaha, baik yg berbentuk badan hukum atau bukan badan
hukum, yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah
hukum NKRI.
CONTOH KASUS
Kasus Penarikan Produk Obat Anti-Nyamuk HIT
Pada hari Rabu, 7 Juni 2006, obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari
Makmur dinyatakan akan ditarik dari peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur
dan Diklorvos yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap manusia,
sementara yang di pabrik akan dimusnahkan. Sebelumnya Departemen Pertanian, dalam
hal ini Komisi Pestisida, telah melakukan inspeksi mendadak di pabrik HIT dan
menemukan penggunaan pestisida yang menganggu kesehatan manusia seperti
keracunan terhadap darah, gangguan syaraf, gangguan pernapasan, gangguan terhadap
sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung.
HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah ternyata sangat
berbahaya karena bukan hanya menggunakan Propoxur tetapi juga Diklorvos (zat
turunan Chlorine yang sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia). Obat
anti-nyamuk HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan
HIT 17 L (cair isi ulang). Selain itu, Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan melaporkan
PT Megarsari Makmur ke Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11 Juni
2006. Korbannya yaitu seorang pembantu rumah tangga yang mengalami pusing, mual
dan muntah akibat keracunan, setelah menghirup udara yang baru saja disemprotkan
obat anti-nyamuk HIT.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, perlindungan konsumen adalah segala upaya
yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada
konsumen. Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.
Kasus mencuat saat ini adalah kasus obat nyamuk HIT, kasus ini merupakan cerminan
bagaimana para pelaku usaha tidak mau memberikan informasi yang cukup dan
memadai tentang kandungan dari obat nyamuk tersebut. Belum lagi terdapat penelitian
dari suatu lembaga penelitian independen di Jakarta yang menemukan fakta bahwa pada
umumnya pasta gigi mengandung bahan detergent yang membahayakan bagi kesehatan.
Dalam kasus-kasus kecil, bisa terlihat dengan gamblang bagaimana perlakuan pelaku
usaha yang bergerak di bidang industri retail dalam urusan uang kembalian pecahan Rp.
25,00 dan Rp. 50,00. Yang ini malah lebih parah lagi perlakuannya, biasanya diganti
dengan permen dalam berbagai jenisnya (biasanya terjadi di supermarket) atau kalau
tidak malah dianggap sumbangan (ini biasanya di minimarket).
Ditemukannya zat berbahaya seperti Propoxur dan Diklorvos pada produk obat anti-
nyamuk yang dibuat oleh PT Megarsari Makmur yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan tentu saja sangat mengagetkan. Padahal sudah ada undang-undang yang
mengatur hak-hak konsumen, yaitu UU No.8 tahun 1999 mengenai perlindungan
konsumen.
Agar tidak terulang lagi kejadian-kejadian yang merugikan bagi konsumen, maka kita
sebagai konsumen harus lebih teliti dalam memilih atau memakai barang/jasa yang
ditawarkan, seperti :
1. Kritis terhadap iklan dan promosi dan jangan mudah terbujuk,
2. Teliti sebelum membeli (Baca keterangan label yang ada),
3. Biasakan belanja sesuai rencana,
4. Memilih barang yang bermutu dan berstandar yang memenuhi aspek keamanan,
keselamatan,kenyamanan dan kesehatan,
5. Membeli sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan,
6. Perhatikan label, keterangan barang dan masa kadaluarsa.
Rendahnya daya tawar dan pengetahuan hukum konsumen seringkali dimanfaatkan oleh
lembaga pembiayaan yang menjalankan praktek dengan akta di bawah tangan. Untuk
itu, konsumen diharapkan dapat melakukan hal sebagai berikut:
1. Konsumen dihimbau beritikad baik untuk selalu membayar angsuran secara tepat
waktu.
2. Konsumen dihimbau untuk lebih kritis dan teliti dalam membaca klausula baku,
terutama mengenai:
a. Hak-hak dan kewajiban para pihak
b. Kapan perjanjian itu jatuh tempo;
c. Akibat hukum bila konsumen tidak dapat memenuhi kewajibannya
(wanprestasi)
3. Bila ketentuan klausula baku ternyata tidak sesuai dengan ketentuan UUPK dan
UUF, serta merugikan konsumen, maka pelaku usaha harus diminta untuk
menyesuaikannya dengan ketentuan tersebut.
4. Bila terjadi sengketa, konsumen dapat memperjuangkan hak-haknya dengan
meminta pertimbangan dan penyelesaian melalui Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen.
Kesimpulan
Obat nyamuk memang merupakan salah satu cara pencegahan sederhana yang dapat
dilakukan masyarakat untuk mencegah dampak dari masalah yang ditimbulkan oleh
nyamuk berbahaya. Namun, pada dasarnya banyak beragam obat nyamuk yang
mengandung bahan-bahan berbahaya yang justru berdampak buruk bagi konsumen yang
memakainya. Penggunaan bahan pestisida jenis Diklorovos obat nyamuk HIT dapat
menyebabkan kerugian bagi konsumen seperti kanker, penyakit saluran pernafasan dan
lain-lain. Kasus ini dapat menjadi pandangan tajam bagi hukum karena hal ini
memungkinkan banyak pengusaha yang hanya mau mengambil untung saja tanpa
mempedulikan konsumen. Sayangnya, konsumen juga memiliki hak-hak yang harus
dilindungi diantaranya: hak untuk mendapatkan informasi yang benar, hak untuk
memilih, hak untuk mendapatkan keamanan dan perlindungan dari persaingan curang
para pelaku usaha. Konsumen dapat menyelesaikan sengketa kasus ini diantaranya
melalui pelaku usaha, pemerintah serta konsumen. Selain itu adapun Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) yang dapat menangani kasus kecil
konsumen. Perindungan konsumen adalah mutlak harus dilakukan untuk setiap
perusahaan khususnya perusahaan yang memproduksi produk home and care.
Saran
http://lindamaya.blogspot.com/2013/07/contoh-kasus-perlindungan-konsumen.html
http://andiprawiro.blogspot.com/2009/03/bab-i-pendahuluan_27.html