Anda di halaman 1dari 6

Kasus Pelanggaran Etika Pemasaran dan Produksi.

Iklan-iklan obat nyamuk yang bertebaran di berbagai stasiun televisi swasta begitu
memikat dengan mengedapankan keunggulan tiap produk obat nyamuk. Celakanya,
masyarakat kita mudah terpedaya dengan rayuan iklan. Barang-barang yang
diiklankan ditelevisi maupun media cetak dan radio dianggap bagus. Masyarakat
produk berani beriklan bila sudah mendapat izin dari pemerintah. Bila izin sudah
keluar, berarti aman digunakan. Semestinya demikian, tapi kenyataannya sering
menyimpang.

Berbagai racun yang terkandung dalam obat nyamuk yang berfungsi untuk
memusnahkan nyamuk sangat beraneka ragam seperti yang telah ditulis oleh
Hikmatul Fitroh dalam emailnya. Racun tersebut antara lain Diklorvos, Propoxur dan
transfluthrin.

Dulu diklorvos memang termasuk salah satu pestisida handalan dalam membasmi
hama, karena itu Diklorvos digunakan dalam produk-produk pembasmi nyamuk dan
serangga yang sering berkeliaran dalam rumah. Daya kerjanya cukup mengagumkan.
Sekali semprot puluhan nyamuk dan serangga tewas. Namun Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan bahwa pestisida adalah racun pembasmi
hama, jadi sudah pasti termasuk kelompok B3 yakni Bahan Beracun dan Berbahaya.
Berhubung diklorvos termasuk jenis pestisida, maka obat anti nyamuk yang
mengandung diklorvos tentu beracun dan berbahaya pula.

Kekhawatiran YLKI ini sejalan dengan hasil telaah WHO (Badan Kesehatan Dunia).
Badan Kesehatan Dunia ini menyatakan diklorvos (dichlorvos) termasuk bahan
bahaya racun tinggi. Jenis bahan aktif ini dapat merusak sistem saraf, mengganggu
sistem pernafasan, dan jantung.

Telah lebih lanjut mengungkapkan diklorvos sangat berpotensi menyebabkan kanker,


menghambat pertumbuhan organ, serta kematian janin. Diklorvos juga merusak
kemampuan reproduksi dan merusak produksi dan kualitas air susu ibu.

Tak cuma manusia, lingkungan ikut menanggung getahnya. Bahan aktif jenis
diklorvos menimbulkan gangguan cukup serius pada hewan maupun tumbuhan, sebab
bahan ini memerlukan waktu yang lama untuk dapat terurai baik di udara, air, maupun
tanah.

Peristiwa inspeksi mendadak (sidak) terhadap pabrik obat anti nyamuk HIT, PT
Megasari Makmur (MM) yang dilakukan Direktur Sarana Produksi Pertanian
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian, Sputnik Sudjono, pada 7
Juni 2006 lalu menemukan fakta dua varian obat anti nyamuk HIT tidak ramah
lingkungan dan berbahaya bagi manusia. Dua varians produk itu adalah HIT jenis 2,1
A (dalam bentuk kemasan spray) dan jenis 17 L (dalam bentuk cairan). Keduanya
terbukti mengandung diklorvas, senyawa kimia jenis pestisida yang terlarang
digunakan dalam produk-produk rumah tangga.

Kali ini tidak ada ampun lagi. Pemerintah memberi waktu dua bulan pada PT. MM
untuk menarik seluruh produk jenis 2,1 dan 17 L dari pasaran dan segera
memusnahkannya. PT. MM juga diwajibkan untuk menghentikan iklan kedua produk
tersebut dan menyebarkan pengumuman agar masyarakat menghentikan penggunaan
dua produk HIT tersebut. Bila ingin berpromosi lagi, PT. MM harus membuat format
iklan baru. Tentunya ini hanya bisa terlaksana bila HIT betul-betul sudah bebas dari
diklorvos. Jika dalam tempo dua bulan sejak 7 Juni 2006 produk terlarang itu masih
beredar di pasaran, pemerintah akan mencabut izin produksi pabrik PT. MM. Tak
hanya itu, kini PT. MM terjerat dengan pelanggaran UU Perlindungan Konsumen UU
No. 8 Tahun 1999 dan terancam terkena sangsi berupa denda yang tidak sedikit
nilainya karena dengan sengaja telah mengabaikan keselamatan konsumen demi
kepentingan bisnis.

Propoxur digolongkan bad actor karena daya racunnya tinggi. Jika terhirup maupun
terserap tubuh dapat mengaburkan penglihatan, keringat berlebihan, pusing, sakit
kepala, dan badan lemah. Propoxur juga menurunkan aktivitas enzim yang berperan
pada saraf transmisi, dan berpengaruh buruk pada hati dan reproduksi. Di Amerika,
propoxur hanya diizinkan terbatas untuk perkebunan dan pertanian dengan catatan
para pekerjanya harus menggunakan peralatan pelindung. 

Pyrethroid termasuk racun kelas menengah. Efeknya bisa menyebabkan iritasi pada
mata maupun kulit yang sensitif, dan menyebabkan penyakit asma. Pyrethroid yang
digunakan pada obat anti nyamuk umumnya berupa di-allethrin, transflutrin,
bioallethrin, pralethrin, d-phenothrin, cyphenothrin, atau esbiothrin. Sedangkan pada
obat anti nyamuk jenis oles, zat aktif yang biasa digunakan adalah jenis DEET
Diethyltoluamid. Zat aktif ini juga berefek mengiritasi kulit dan berbahaya bila
mengenai selaput lendir tubuh dan permukaan kulit terluka.

Setelah uraian panjang lebar terhadap bahaya racun yang terkandung dalam obat
nyamuk di pasaran jadi kita harus bagaimana? Cara teraman adalah back to nature
seperti jaman dahulu kala, kalau malam pakai kelambu, kalau siang pakai tangan atau
raket listrik. Pemeliharaan tanaman yang dapat mengusir nyamuk, banyak dijual di
bursa tanaman hias juga merupakan salah satu cara teraman secara natural. 

Obat nyamuk hanya digunakan bila gangguan memang sudah tak terkendali atau
melebihi batas toleransi dan GUNAKAN DENGAN CARA YANG AMAN. Jangan
pernah berfikir racun itu aman... beberapa memang ampuh tapi tak ada yang benar-
benar aman. Pilihlah yang efek racunnya paling kecil, jika sekedar untuk
mengendalikan nyamuk maka pilihan terbaik adalah Baygon Tutup Hijau (racunnya
transfluthrin dan Cyfluthrin), Vape, Mortein. Kalau perlu mengendalikan kecoa maka
Baygon selain tutup hijau dan Mortein adalah pilihan terbaik. Untuk obat nyamuk
bakar hampir sama semua.

Obat nyamuk elektrik pilihannya ada pada Baygon dan Vape, sedangkan lotion
penolak nyamuk antara Sari Puspa atau Autan (kandungan DEET 13 dan 12.5,
sedangkan Lavender hingga 15).

Yang terpenting dalam menggunakan obat nyamuk terutama dengan sistem spray
(semprot) adalah ruangan harus diisolasi dari keberadaan manusia selama kurang
lebih 15-30 menit. Setelah itu baru aman untuk jika digunakan oleh manusia.

Produk HIT dianggap merupakan anti nyamuk yang efektif dan murah untuk
menjauhkan nyamuk dari kita. Tetapi, ternyata murahnya harga tersebut juga
membawa dampak negatif bagi konsumen HIT.
Telah ditemukan zat kimia berbahaya di dalam kandungan kimia HIT yang dapat
membahayakan kesehatan konsumennya, yaitu Propoxur dan Diklorvos. 2 zat ini
berakibat buruk bagi manusia, antara lain keracunan terhadap darah, gangguan syaraf,
gangguan pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker
lambung.
Obat anti-nyamuk HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis
semprot) dan HIT 17 L (cair isi ulang). Departemen Pertanian juga telah
mengeluarkan larangan penggunaan Diklorvos untuk pestisida dalam rumah tangga
sejak awal 2004 (sumber : Republika Online). Hal itu membuat kita dapat melihat
dengan jelas bahwa pemerintah tidak sungguh-sungguh berusaha melindungi
masyarakat umum sebagai konsumen. Produsen masih dapat menciptakan produk
baru yang berbahaya bagi konsumen tanpa inspeksi pemerintah.
Jika dilihat menurut UUD, PT Megasari Makmur sudah melanggar beberapa pasal,
yaitu :
1. Pasal 4, hak konsumen adalah :
Ayat 1 : “hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang dan/atau jasa”
Ayat 3 : “hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa”
PT Megasari tidak pernah memberi peringatan kepada konsumennya tentang adanya
zat-zat berbahaya di dalam produk mereka. Akibatnya, kesehatan konsumen
dibahayakan dengan alasan mengurangi biaya produksi HIT.
2. Pasal 7, kewajiban pelaku usaha adalah :
Ayat 2 : “memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan
pemeliharaan”
PT Megasari tidak pernah memberi indikasi penggunaan pada produk mereka, dimana
seharusnya apabila sebuah kamar disemprot dengan pestisida, harus dibiarkan selama
setengah jam sebelum boleh dimasuki lagi. 
3. Pasal 8
Ayat 1 : “Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang
dan/atau jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang
dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan”
Ayat 4 : “Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2)
dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari
peredaran”
PT Megasari tetap meluncurkan produk mereka walaupun produk HIT tersebut tidak
memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku bagi barang tersebut. Seharusnya,
produk HIT tersebut sudah ditarik dari peredaran agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, tetapi mereka tetap menjualnya walaupun sudah ada korban dari
produknya.
4. Pasal 19 :
Ayat 1 : “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,
pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa
yang dihasilkan atau diperdagangkan”
Ayat 2 : “Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian
uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau
perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku”
Ayat 3 : “Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari
setelah tanggal transaksi”
Menurut pasal tersebut, PT Megasari harus memberikan ganti rugi kepada konsumen
karena telah merugikan para konsumen

Komentar dan saran mengenai artikel diatas :


PT. Megasari Makmur sudah melakukan perbuatan yang sangat merugikan dengan
memasukkan 2 zat berbahaya pada produk mereka yang berdampak buruk pada
konsumen yang menggunakan produk mereka. Salah satu sumber mengatakan bahwa
meskipun perusahaan sudah melakukan permintaan maaf dan berjanji menarik
produknya, namun permintaan maaf itu hanyalah sebuah klise dan penarikan produk
tersebut seperti tidak di lakukan secara sungguh –sungguh karena produk tersebut
masih ada di pasaran.
Pelanggaran prinsip etika pemasaran yang dilakukan oleh PT. Megasari Makmur
yaitu Pprinsip Kejujuran dimana perusahaan tidak memberikan peringatan kepada
konsumennya mengenai kandungan yang ada pada produk mereka yang sangat
berbahaya untuk kesehatan dan perusahaan juga tidak memberi tahu penggunaan dari
produk tersebut yaitu setelah suatu ruangan disemprot oleh produk itu semestinya
ditunggu 30 menit terlebih dahulu baru kemudian dapat dimasuki /digunakan ruangan
tersebut.
Melakukan apa saja untuk mendapatkan keuntungan pada dasarnya boleh dilakukan
asal tidak merugikan pihak mana pun dan tentu saja pada jalurnya. Disini perusahaan
seharusnya lebih mementingkan keselamatan konsumen yang menggunakan
produknya karena dengan meletakkan keselamatan konsumen diatas kepentingan
perusahaan maka perusahaan itu sendiri akan mendapatkan keuntungan yang lebih
besar karena kepercayaan / loyalitas konsumen terhadap produk itu sendiri.

Sumber :

http://adey-am20.blogspot.com/2010/11/contoh-kasus-pelanggaran-etika-
bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai