Anda di halaman 1dari 7

Ciri-Ciri Usaha Mikro

Berikut ini adalah ciri-ciri usaha mikro:

1. Jenis barang yang dijual itu tidak selalu tetap atau sama, artinya dapat
berubah kapanpun.
2. Tempat usahanya juga tidak menetap, artinya dapat berpindah tempat
sewaktu-waktu.
3. Belum pernah melakukan dalam hal administrasi keuangan, serta juga
menggabungkan kekayaan keluarga dengan keuangan usaha.
4. Tetap dapat berkembang meski negara mengalami krisis ekonomi.
5. Tidak sensitif terhadap suku bunga.
6. Pemilik usaha mikro ini biasanya jujur serta ulet dan juga mau untuk
dibimbing apabila menerima pendekatan yang tepat.
7. Sulit untuk mendapat bantuan kredit dari perbankan
8. Tenaga kerja yang dimiliki tidak banyak, sekitar 1 sampai 5 orang saja,
termasuk juga anggota keluarganya.
9. Usahanya juga relatif kecil.
10. Lokasi usaha itu berada di lingkungan rumah.
11. Jarang terlibat dalam kegiatan atau aktivitas ekspor-impor.
12. Manajemen usaha juga dilakukan sendiri dengan secara sederhana.

 Usaha Kecil

Yang dikatakan ialah sebagai usaha kecil merupakan sebuah usaha yang dikelola
oleh perorangan dan juga bukan dengan melalui badan usaha. Kriteria usaha kecil
ialah sebagai usaha mikro jika mempunyai atau memiliki kekayaan bersih dibawah
Rp. 300.000.000,- per tahun.

Contoh Usaha Kecil

Pada hakikatnya, usaha kecil ini digolongkan menjadi tiga (3) macam jenis
diantaranya:

1. Industri kecil, contohnya seperti: industri logam, industri rumahan, industri


kerajinan tangan, dan lain sebagainya.
2. Perusahaan berskala kecil, contohnya seperti: koperasi, mini market,toserba,
dan lain-lain.
3. Usaha informal, contohnya seperti: pedagang kaki lima dengan menjual
sayur, daging, dsb.

Ciri-Ciri Usaha Kecil

Berikut ini merupakan beberapa hal yang membedakan usaha kecil dengan jenis
usaha lainnya:

1. Tidak mempunyai sistem pembukuan. Hal tersebut mengakibatkan


pengusaha kecil tidak dapat atau sulit mendapat bantuan kredit dari
perbankan.
2. Sulit untuk dalam meningkatkan atau juga memperbesar skala usahanya. Hal
tersebut terjadi disebabkan karena biasanya teknologi yang digunakan
memiliki sifat semi modern, bahkan juga ada yang mengerjakan usaha kecil
dengan secara tradisional (tanpa teknologi).
3. Tidak terlibat dalam aktivitas / kegiatan ekspor-impor.
4. Modal yang dimiliki jumlahnya terbatas.
5. Pemilik usaha kecil tidak dapat membayar gaji pegawai dalam jumlah besar.
6. Biaya produksi per unit lebih tinggi disebabkan karena pemilik usaha kecil ini
tidak mendapat diskon pembelian seperti yang didapat dari perusahaan
besar.
7. Jenis produk yang dijual juga tidak banyak. Apabila produk baru mereka tidak
laku di pasaran, atau juga produk lamanya itu ketinggalan zaman, usaha kecil
tersebut bisa saja mengalami kebangkrutan.
8. Kurang dapat dipercaya oleh masyarakat. Usaha kecil tersebut harus
berusaha dan juga memberikan bukti saat menawarkan produk baru.
Disebabkan, apabila reputasinya dulu itu kurang akan diperhitungkan oleh
masyarakat. Masyarakat akan cenderung menerima serta juga menyukai
produk dari perusahaan besar dikarenakan sudah memiliki namanya sudah
dikenal banyak orang.
9. Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak
gampang berubah
10. Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah
11. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih
sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan
keluarga, sudah membuat neraca usaha
12. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP
13. Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira
usaha
14. Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal
15. Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik
seperti business planning.

 Usaha Menengah

Dikaatan sebagai usaha menengah jika keuntungan bersih badan usaha itu tidak
lebih dari Rp. 500.000.000,- per bulan. Perhitungan itu tidak termasuk kekayaan
tanah serta juga bangunan. Usaha menengah tersebut juga  termasuk kriteria UMKM
disebabkan karena  kepanjangan UMKM itu sendiri yakni Usaha Mikro Kecil dan
Menengah.

Berikut ini adalah beberapa jenis usaha menengah:

1. Usaha perkebunan, perternakan, pertanian, kehutanan skala menengah.


2. Usaha perdagangan skala besar yang melibatkan aktivitas atau kegiatan
ekspor-impor.
3. Usaha ekspedisi muatan kapal laut, garmen, serta juga jasa transportasi
seperti bus dengan jalur antar propinsi.
4. Usaha industri makanan, minuman, elektronik, serta juga logam.
5. Usaha pertambangan.
6. Memiliki manajemen usaha yang lebih baik dan lebih baik dan modern.
Adanya pembagian tugas yang jelas antara bagian produksi, bagian
pemasaran, bagian keuangan, dsb.
7. Pernah melakukan manajemen administrasi keuangan dengan cara
menerapkan sistem akuntansi secara teratur. Hal ini akan mempermudah
pihak Auditing atau pihak tertentu dalam melakukan pemeriksaan dan juga
penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan
8. Memberikan jaminan sosial kepada para pekerja, seperti jamsostek, jaminan
kesehatan, dsb.
9. Telah mengurus segala persyaratan legalitas, seperti izin tetangga, izin
usaha, NPWP, izin tempat, dan lain sebagainya.
10. Telah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan
11. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan
terdidik.

Kelebihan UMKM
Dibawah ini merupakan kelebihan yang dimiliki UMKM diantaranya sebagai berikut:

1. Pemilik usaha itu bebas dalam bertindak serta jugaa dalam mengambil
keputusan.
2. Pemilik umumnya memiliki peran atau juga turun tangan dengan secara
langsung dalam menjalankan usaha.
3. Usaha yang dijalankan itu memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat.

Kekurangan UMKM
Dibawah ini merupakan kekurangan yang dimiliki UMKM diantaranya sebagai
berikut:

1. Sulit untuk dapat mengembangkan usaha disebabkan karena jumlah modal


yang dimiliki terbatas.
2. Sulit untuk bissa mendapat karyawan disebabkan karena jumlah gaji yang
ditawarkan itu tidak terlalu besar.
3. Biasanya lemah dalam spesialisasi. Pemilik usaha UMKM ini tidak berjualan
barang tertentu dengan secara tetap. Artinya Mereka dapat saja menjual
barang lain dilain waktu.

Nah itulah penjelasan mengenai UMKM : Pengertian, Ciri, Kriteria, Klasifikasi, Jenis,
Kelebihan, Kekurangan dan Contohnya, semoga apa yang dipaparkan diatas dapat
bermanfaat untuk anda.

2.4.Perkembangan UMKM di Indonesia


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mengalami peningkatan yang
sangat menggembirakan dikarenakan berhasil menyumbangkan 57% dari PDB (di
dukung oleh data BPS tahun 2006 - 2010) dimana UMKM meningkat bukan hanya
dari segi kuantitas melainkan tenaga kerja, modal serta asset mereka. UMKM juga
dikatakan usaha ekonomi produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau
krisis mereka tidak terkena dampak yang begitu menyedihkan. Hal tersebut dikarena
prinsip kemandirian yang dimiliki yang artinya mereka memiliki modal sendiri dan
tidak terlalu bergantung pada lembaga lain  sehingga membuat mereka kokoh
hingga saat ini dan menjadi katup perekonomian negara.
Pencapaian yang sangat menggembirakn bagi UMKM kita tidak didapat hanya
dengan sekali mengedipkan mata. Banyak tantangan yang mereka harus lalui dan
banyak masalah yang harus mereka selesaikan baik secara modal, tenaga kerja,
kegiatan produksi dan hal lainnya. Sehingga apabila terdapat UMKM yang tidak siap
dan tak mampu menghindari atau mengatasi gejolak yang datang maka tidak
mustahil akan ada juga UMKM yang kolaps.
Berdasarkan masalah-maslah yang dialami oleh UMKM ,strategi penyelesaian
masalah-masalah tersebut yang mereka alami agar tak terulang kembali dan terus
meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas. Strategi yang penulis sarankan,
baik bagi pemerintah khususnya Menteri Koperasi dan UMKM, anggota serta
pengurus koperasi di seluruh Indonesia dan para owner UMKM di seluruh Indonesia
untuk agar memiliki komitmen yang kuat untuk meningkatkan perekonomian
Indonesia melalui cara-cara berikut, diantaranya:
1. Penyediaan modal dan akses kepada sumber dan lembaga keuangan. Ditambah
dengan pemberian kemudahan (bukan berbelit-belit) dalam mengurus administrasi
untuk mendapatkan modal dari lembaga keuangan. Dapat juga melalui pengefektifan
dan pengefisienan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah disediakan oleh
pemerintah sebelumnya.
2. Meningkatkan kualitas dan kapasitas kompetensi SDM. Melalui pendidikan dan
pelatihan baik dilakukan oleh pemerintah maupun oleh koperasi atau UMKM itu
sendiri. Selain itu, untuk meningkatkan kualitas SDM, mereka perlu “dibangunkan”
kembali mengapa mereka berada di koperasi, orang yang masih konsisten berusaha
mengembalikan mindset orang yang  tidak aktif agar mereka mau berorganisasi
khususnya koperasi berdasarkan asas dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
3. Meningkatkan kemampuan pemasaran UMKMK. Pemberian pendidikan mengenai
pemasaran atau dengan cara membuka/merekrut tenaga profesional yang ahli dalam
hal pemasaran.
4. Meningkatkan akses informasi usaha bagi UMKMK.
5. Menjalin kemitraan yang saling menguntungkan antar pelaku usaha (UMKMK,
Usaha Besar dan BUMN).
6. Melakukan/membuat program goes to goal, yaitu langsung ke tujuan atau
sasaran. Dilakukan dengan cara memberikan bantuan baik modal, konsep, dan hal-
hal yang dibutuhkan oleh koperasi dan UMKM atau dengan membidik para individu
yang memiliki jiwa enterpreneur dengan tetap adanya prinsip prudensial dan adanya
manager investasi (meminjam istilah perbankan syariah dimana nasabah yang telah
diberi pinjaman tetap terus mendapat pengawasn atau layanan prima dalam
pengolahan dana yang ). Selama ini banyak orang ahli dalam bidang UMKMK
mengadakan seminar-seminar demi meningkatnya kualitas dan kuantitas dari
UMKMK, namun “efek” yang ada dari seminar tersebut tidaklah lama, hanya
bertahan sebentar, untuk itu lebih baik mereka mencari langsung terjun ke lapangan
untuk mencari orang-orang yang benar-benar serius di UMKMK dan jika dilihat
potensi usahanya bagus segera dipinjami dana dalam rangka mengembangkan
usahanya.

2.5.Data Perkembangan UMKM 5 tahun

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah unit usaha mikro sangat dominan, yakni
mencapai lebih dari  52 juta unit atau  98% lebih dari seluruh jenis unit usaha. Peran
mereka dalam PDB mencapai sekitar  32%  setiap tahunnya. Sementara itu jumlah
usaha kecil mencapai lebih dari 500 ribu unit usaha (1%) , dan peran mereka dalam
PDB rata-rata mencapai 10%. Untuk usaha menegah, jumlahnya mencapai 41 ribu
unit usaha (0,08%) dengan sumbangan terhadap PDB lebih dari 13%.  Sementara itu
jumlah usaha besar mencapai hampir 5000 unit (0,01%) dengan sumbangan
terhadap PDB sekitar 44%.

Anda mungkin juga menyukai