Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN
A. USAHA KECIL DAN ENTREPRENEURSHIP
Pembahasan mengenai Usaha Kecil tidak lepas dari pemahaman tentang
lingkungan lingkungan dan sistem perusahaan berskala kecil serta pengusahanya.
Berbagai kegiatan yang dilakukan Usaha Kecil dan hambatan – hambatan yang dijumpai
dalam dunia usaha tercakup dalam suatu istilah yang disebut Enterpreneur atau
wirausahanya sangat mendominasi perilaku bisnis dan sangat menentukan arah masa
depan bagi suatu usaha kecil.

A.1. Kriteria Usaha Kecil

Menurut KADIN dan asosiasi serta himpunan Pengusaha Kecil, juga criteria dan
Bank Indonesia maka yang termasuk kategori Usaha – Kecil adalah :

1. Usha Perdagangan :
Keagenan, pengecer, Ekspor/ Inpor, dan lain – lain dengan Modal aktif Perusahaan
(MAP) tidak melebihi Rp 150.000.00/ tahun dan Capital Turn – Over (CTO) atau
Perputaran Modal tidak melebihi Rp. 600.000,00.
2. Usaha Pertanian :
Pertanian Pangan maupun Perkebunan, Perikanan Darat/ Laut, Peternakan dan Usaha
lain yang termasuk lingkup pengawasan Departemen dan Usaha lain yang termasuk
lingkup pengawasan Departemen Pertanian. Ketentuan Batas MAP dan CTO seperti
butir I.a. di atas.
3. Usha Industri :
Industri Logam/ Kimia, Makanan/ Minuman, Pertambangan, Bahan – Galian, serta
Aneka Industri Kecil Lainnya, dengan Batas MAP = Rp. 250.000.000,00 serta batas
CTO = Rp. 1.000.000.000,00.
4. Usaha Jasa :
Menjual tenaga/ pelayanan bagi Pihak Ketiga, Konsultan, Perencanaan,
Perbengkelan, Transportasi serta Restoran dan lainnya dengan Batas MAP dan CTO
seperti butir I.a. di atas.
5. Usaha Jasa Konstruksi :
Kontraktor Bangunan, Jalan, Kelistrikan, Jembatan, Pengairan dan usaha – usaha lain
yang berkaitan dengan Teknis Kontruksi Bangunan, dengan Batas MAP dan CTO
seprti butir I.c.
Pada masing – masing jenis Usaha dari butir A.1.a. s/d A.1.e. di atas batas jumlah
tenaga kerja perusahaan tidak lebih dari 300 orang. Berbeda dengan di Amerika,
kriterianya lebih seragam dan untuk semua jenis usaha dengan batasan :
1. Modal dan Assets tidak melebihi US$ 3.000.000
2. Tenaga Kerja tidak melebihi : 100 orang

A.2. Bentuk dan Jenis Usaha Kecil

Berbagai usaha kcil yang terdapat di Indonesia dapat digolongkan menurut bentuk
– bentuk, jenis serta kegiatan yang dilakukannya. Penggolongan menurut bentuk
berdasarkan pada pola kepemimpinan dan pertanggungjawabannya. Penggolongan
menurut jenis berdasarkan pada jenis produk atau jasa yang dihasilkan serta aktivitas
yang dilakukannya. Disamping penggolongan berdasarkan kategori di atas, pada
hakikatnya usaha kecil yang ada secara umum dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) golongan
khusus yang meliputi :

a. Industri Kecil.
b. Perusahaan Berskala Kecil.
c. Sector Informal.

A.2.1. Bentuk

Berdasarkan bentuk usahanya, maka prusahaan kecil yang terdapat di Indonesia


dapat digolongkan ke dalam 2 bentuk :

1. Usaha Perseorangan.
2. Usaha Persekutuan/ Partnership.

Usaha perseorangan bertanggung jawab kepada pihak kegiatan atau pihak lain
(dalam hal ini konsumen) dengan dukungan harta kekayaan perusahaan yang merupakan
milik pribadi dari perusahaan yang bersangkutan. Jumlahnya di Indonesia cukup besar
dan skala usahanya relative kecil. Pada umumnya lebih mudah untuk didirikan, karena
tidak memerlukan persyaratan yang rumit dan bertahap seperti bentuk – bentuk usaha
lainnya.

Usaha persekutuan berusaha mencapai tujuan – tujuan perusahaan dalam


memperoleh laba. Merupakan bentuk kerja sama dari beberapa orang yang bertanggung
jawab secara pribadi terhadap kewajiban – kewajiban usaha persekutuannya. Berbeda –
beda menurut bentuk- bentuk persekutuan yang dibentuk.

A.2.2. Jenis

Jenis usaha kecil dikategorikan berdasarkan jenis produk atau jasa yang dihasilkan
maupun aktivitas yang dilakukan oleh suatau usaha kecil, serta mengacu pada criteria
usaha kecil yang telah dikenal pada butir A.1. di atas.

Berbagai ragam jenis usaha kecil yang dikenal meliputi :

a. Usaha Perdagangan.
b. Usaha Pertanian.
c. Usaha Industri.
d. Usaha Jasa.
e. Usaha Jasa Konstruksi.

A.3. Keunggulan dan Kelemahan Usaha Kecil

Pemerintah melalui Departemen Perindustrian, Departemen Tenaga Kerja,


Departemen Perdaganan serta pihak perbankan telah melakukan upaya yang semaksimal
mungkin dalam membantu pengusaha kecil, Industri kecil maupun sektor informal.
Melalui strategi pengembangan industry kecil, pada akhir pelita III telah dicapai jumlah
unit usaha kecil yang tersebar di Pulau Jawa (76,54%) serta di Propinsi lainnya (23,46%).
Sumer : Data dan Profil Industri Kecil di Indonesia Departemen Perindustrian RI.

A.3.1. Keunggulan Usaha Kecil

Pada kenyataannya, usaha kecil mampu tetap bertahan dan mengantisipasi


kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun berbagai factor penyebab
lainnya tanpa subsidi dan proteksi, Industri Kecil di Indonesia mampu menambah nilai
devisa bagi Negara. Sedangkan sektor informal mampu berperan sebagai buffer
(penyangga) dalam perekonomian masyarakat lapisan bawah, secara umum perusahaan
skala kecil baik perorangan maupun kerja sama memiliki keunggulan skala kecil baik
perorangan maupun kerjasama memiliki keunggulan dan daya tarik seperti :

1. Pemlik merangkap Manajer Perusahaan yang bekerja sendiri dan memiliki gaya
manajemen sendiri (mernakap semua fungsi manajerial seperti marketing, finance dan
administrasi).
2. Perusahaan keluarga, dimana pengelolanya mungkin tidak memiliki keahlian yang
handal.
3. Sebagian besar membuat lapangan kerja baru, inovasi, sumber daya baru serta barang
dan jasa – jasa baru.
4. Risiko usaha yang lambat, tidak teratur terkadang cepat dan premature (premature
high – growth).
5. Fleksibel terhadap bentuk fluktuasi jangka pendek, namun tidak memiliki Rencana
jangka panjang (Corporate – Plan).
6. Independen dalam penentuan harga produksi atau barang jasa – jasanya.

A.3.2. Hambatan dalam Pengelolaan Usaha Kecil.

Berbagai kendala yang menyebabkan kelemahan serta hambatan bagi pengelolaan


suatu usaha kecil di antaranya masih menyangkut faktor intern dari usaha kecil itu sendiri
serta beberapa faktor ekstern, seperti :

1. Umumnya pegelola small – business merasa tidak memerlukan ataupun tidak pernah
melakukan Studi Kelayakan, Penelitian Pasar, Analisis Perputaran Uang Tunai/ Kas,
serta berbagai penelitian lain yang diperlukan suatu aktivitas bisinis.
2. Tidak memiliki perencanaan Sistem Jangka Panjang, Sistem Akuntansi yang
memadai, Anggaran Kebutuhan Modal, Struktur Organisasi dan Pendelegasian
Wewenang, serta alat – alat kegiatan manajerial lainnya (perencanaan, pelaksanaan
serta pengendalian usaha) yang umumnya diperlukan oleh suatu perusahaan bisnis
yang profitoriented.
3. Kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada intuisi dan ambisi pengelola,
lemah dalam promosi.
4. Kurangnya petunjuk pelaksanaan teknis operasional kegiatan dan pengawasan mutu
hasil kerja dan produk serta sering tidak konsisten dengan klaim atau produk yang
ditolak.
5. Ingginya Labor Turn – Over (PHK).
6. Terlalu banyak biaya – biaya yang diluar pengendalian serta utang yang tirdak
bermanfaat, juga tidak dipatuhinya ketentuan – ketentuan pembukuan standar.
7. Pembagian kerja tidak proporsional, sering terjadi pengelola memiliki pekerjaan yang
melimpah atau karyawan yang berkerja diluar batas jam kerja standar.
8. Kesulitan modal kerja atau tidak mengetahui secara tepat berapa kebutuhan modal
kerja, sebagai akibat tidak adanya perencanaan kas.
9. Persediaan yang terlalu banyak, khususnya jenis barang – barang yang salah (kurang
laku).
10. Lain – lain yang menyangkut mist – manajemen dan ketidak pedulian pengelola
terhadap prinsip – prinsip manajerial.

Meskipun demikian, Pemerintah tetap mendorong agar industri/ usaha kecil


mampu lebih berkembang dan mandiri dengan melaksanakan berbagai program
pengembangan usaha kecil yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun pihak – pihak
atau lembaga swadaya masyarakat di antaranya :

1. Program peningkatan kemampuan usaha.


2. Program pengembangan Industri Kecil untuk Menunjang Ekspor.
3. Program pengembangan Keterkaitan Sistem Bapak Angkat dengan Mitra Usahanya.
4. Program pengembangan Wirausaha dan Tenaga Profesi.
5. Program penelitian dan pengembangan Industri Kecil.
6. Program penciptaan/ Pengaturan Iklim dan kerja sama.
7. Program pengembangan Usaha Kecil dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri maupun
Swasta.
8. Seminar dan Pameran Produk – produk Industri Kecil Tingkat Nasional maupun
Internasional.
USAHA KECIL
Jenis  jenis usaha kecil
 Membuat makanan ringan / snack dan kue .
 Mengolah jantung pisang menjadi dendeng.
 Membuat daging tiruan dari jamur tiram.
 Mengolah makanan berkhasiat obat, misalnya keripik pace.
 Membuat cake untuk pernikahan.
 Mengolah cake untuk penderita diabetes.
 Membuat aneka kue tradisional.
 Membuat kue ulang tahun atau pernikahan.
 Membuat donat dari kentang atau ketela.
 Membuat nasi pepes dan atau nasi bakar.
  Mengolah buah-buahan menjadi emping.
 Membuat keripik jamur.
 Mengolah bawang goreng instan.
 Menjual mie mangkok.
 Siomay kriuk.
 Martabak / Terang bulan.
 Bebek kremes.
 Ayam kremes.
 Bubur Kwang Tung.
 Tempe penyet

USAHA STUDIO PHOTO MINI

Sekarang makin banyak kamera digital yang dijual dengan harga murah, apalagi yang jenis
pocket. Ini bisa menjadi peluang usaha kecil yang sangat menguntungkan bila kita tahu cara
memanfaatkan peluang usaha modal kecil ini, seperti dengan membuka membuka studio photo
kecil-kecilan atau studio photo mini, termasuk usaha cetak photo.

Apalagi kalau Anda sudah punya counter toko HP dan isi pulsa HP, Anda tinggal menambahkan
saja usaha modal kecil ini.
Alat yang dibutuhkan :
-    Kamera digital (bisa diganti dengan HP berkamera)
-    Tripot
-    Komputer
-    Printer
    
Modal Kerja :
Kertas Photo A4 Rp. 800/lbr + tinta 500/lbr = Rp. 1.300/lbr
Harga Jual
1lbr A4 = 12 lbr ukuran 2R, jadi 12 x 1.000 = Rp. 12.000/lbr

Keuntungan
Rp. 12.000 - Rp. 1.300 = Rp. 10.700/lbr A4
MENYUSUN STRATEGI PEMASARAN UNTUK USAHA KECIL
Jul 201028
Konsep marketing merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam menjalankan sebuah
usaha. Baik peluang usaha baru maupun usaha yang telah lama dirintis, baik  usaha kecil maupun
usaha yang telah berkembang sekalipun. Semuanya membutuhkan konsep marketing untuk
mengembangkan usaha yang dijalankan. Berbicara tentang konsep marketing, maka
sesungguhnya kita sedang membicarakan bagaimana strategi pemasaran produk yang kita jual.
Hal itu pulalah yang dihadapi oleh usaha kecil yang saat ini banyak bermunculan. Merencanakan
strategi pemasaran yang tepat untuk menarik minat konsumen pada usaha kecil masih sangatlah
sulit. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha kecil tentunya dengan
fokus pada strategi pemasaran.
Dengan terbatasnya anggaran marketing yang dimiliki usaha kecil, bukan berarti menjadikan
usaha kecil kalah dengan usaha skala besar. Untuk itu kita harus lebih kreatif dengan anggaran
biaya yang minim untuk menghasilkan strategi pemasaran yang tepat. Berikut beberapa cara
untuk mengoptimalkan pemasaran dengan anggaran terbatas :
1. Bekerjasama dengan pengusaha atau rekan Anda untuk pemasangan iklan
2. Mencoba mengirimkan penawaran produk kepada pelanggan serta memberikan potongan
harga untuk paket pembelian tertentu.
3. Perkenalkan produk dan usaha Anda melalui media gratis, hal ini akan membantu
pencarian para konsumen tentang produk yang Anda tawarkan. Misalnya saja publikasi
melalui internet.
4. Libatkan lingkungan yang ada disekitar usaha Anda, dalam salah satu kegiatan yang
usaha Anda laksanakan. Ini dapat dijadikan sebagai salah satu cara publikasi gratis
kepada masyarakat sekitar.
Selain itu beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun strategi pemasaran untuk
usaha kecil yaitu sebagai berikut : 
1. Konsistensi
Dengan adanya konsistensi terhadap semua area marketingnya, dapat membantu mengurangi
biaya marketing dan meningkatkan efektivitas penciptaan merek.
2. Perencanaan
Perencanaan konsep marketing yang akan dijalankan usaha kecil sangat mempengaruhi
banyaknya pelanggan yang diperoleh. Oleh karena itu luangkan waktu untuk merencanakan
strategi marketing, anggaran marketing, serta konsep lainnya yang berhubungan dengan
pemasaran.
3. Strategi
Strategi merupakan dasar untuk kelanjutan kegiatan marketing yang telah direncanakan,
misalnya siapa target pasar, bagaimana usaha kecil membidik pelanggan, dan bagaimana cara
menjaga konsumen yang ada sebagai pelanggan tetap.
4. Target Market
Mendefinisikan secara tepat pangsa pasar yang dituju, dengan memilih satu atau lebih dari
segmen pasar yang akan dimasuki. Target pasar yang jelas akan membuat konsep marketing
lebih mudah dilaksanakan.
5. Anggaran
Menghitung anggaran marketing merupakan bagian yang berat dan membutuhkan keakuratan
hasil hitungan. Dari anggaran yang dibuat, dapat dipersipkan dana yang akan dibutuhkan untuk
pemasaran. Biasanya usaha kecil membuat anggaran dengan tidak terlalu akurat, sehingga terjadi
pemborosan.
6. Marketing Mix
Marketing mix biasanya dijelaskan sebagai produk, harga, tempat, dan promosi. Sebagai
pengusaha kecil, perlu memutuskan dengan spesifik produk (atau jasa), harga yang sesuai,
dimana dan bagaimana Anda akan mendistribusikan produk Anda, dan bagaimana orang lain
dapat mengetahui tentang produk yang ditawarkan.
7. Website
Saat ini bisnis apapun termasuk usaha kecil usahakan memiliki website, karena hampir 60%
konsumen datang dari informasi dari internet. Sehingga informasi produk melalui website pun
sangat mendukung peningkatan jumlah pelanggan yang tertarik dengan produk Anda.
8. Branding
Branding adalah bagaimana konsumen menerima produk dan perusahaan yang membuat produk
tersebut. Terkadang usaha kecil selalu melupakan kebutuhan brand atau pengenalan gambar,
logo, bahkan produk yang usaha kecil hasilkan.
9. Promosi dan iklan
Promosi dan iklan merupakan konsep marketing yang harus dipertimbangkan pada berbagai
bsnis dan produk, termasuk pada usaha kecil. Promosi dan iklan yang baik akan menghasilkan
pengakuan brand yang efektif  hingga mampu meningkatkan penjualan.
10. Customer Relationship Management
Pengelolaan hubungan dengan pelanggan yang tepat menjadi salah satu hal penting untuk
menciptakan konsumen yang loyal dan konsisten. Misalnya saja dengan membuat kartu
membership, dan memberikan potongan harga tertentu bagi para member.
Ingat, bahkan sebuah usaha bisa hancur jika strategi pemasaran yang diterapkan tidak tepat. Oleh
karena itu, review kembali konsep pemasaran dan rencana strategi pemasaran Anda, agar usaha
Anda dapat berkembang lebih cepat dan tepat.

JANGAN PERNAH MEREMEHKAN KEUNTUNGAN YANG KECIL

Sabtu siang minggu lalu saya didatangi oleh beberapa kawan “seperjuangan”. Kebetulan salah
satunya sedang memulai usaha baru. Kami terlibat sebuah pembicaraan yang cukup menarik.
Sampai akhirnya saya bertanya kepada salah satu dari kawan saya tersebut tentang berapa
keuntungan usaha yang dia dapat dari hasil penjualan salah satu produknya.
Dia menjawab, “Wah, kalau untuk produk yang itu kecil mas. Keuntungan usahanya cuman 10
ribu per item. Kompetitor saya yang sudah lama berjalan saja cuman dapet 20 ribu. Kejarnya
harus kuantiti dari hasil penjualan mas.”
“Diambil nggak orderannya?”, tanya saya. Dia jawab, “Banyak sih yang telpon mas. Tapi nggak
saya ambil.” Waduh, ini bisa jadi masalah, pikir saya. Kenapa bisa jadi masalah?  Pertama,
jangan selalu memandang bisnis itu identik dengan uang atau keuntungan usaha yang besar.
Jika itu satu-satunya alasan anda menjalankan sebuah bisnis, kemungkinan besar anda tidak akan
behasil. Mengapa? Karena hampir bisa dipastikan, bulan-bulan atau tahun-tahun pertama anda
memulai usaha, anda akan lebih banyak mengeluarkan uang.
Kedua, dengan kondisi teman saya yang masih “terlalu dini” dalam bisnis barunya, order dengan
jumlah keuntungan usaha yang kecil tadi bisa ia jadikan buat pengalaman atau curiculum vitae.
Saya selalu menyarankan bahwa suatu perjalanan dimulai dengan sebuah langkah, dan mulailah
dengan langkah yang kecil. Keuntungan usaha itu tidak hanya berupa materi, tapi bisa juga non
materi seperti pengalaman, pengetahuan bahkan kepuasan pribadi.
Ketiga, anda harus tahu bahwa salah satu kebiasaan dari smart konsumen adalah “tidak
membeli dalam jumlah besar” di awal pembelian. Mereka cenderung melakukan pembelian
coba-coba. Justru dengan menolak konsumen yang kecil tadi, ia telah kehilangan “database”
konsumen. Jangan pernah remehkan setiap hasil penjualan anda, walaupun kecil.
Nah, database pelanggan inilah yang anda butuhkan. Memang pada awalnya, keuntungan usaha
anda sedikit, seperti contoh kasus diatas. Tapi setelah itu, anda bisa menggunakan 2 cara untuk
meningkatkan keuntungan usaha anda. Caranya dengan :
1. Up Sell
Anda menawarkan versi produk atau jasa anda yang lebih. Contohnya, misalkan anda menjual
mesin penetas telur kapasitas kecil. Anggap keuntungan usahanya hanya 10 ribu rupiah lah,
persis seperti kasus teman saya diatas. Setelah si konsumen tadi membeli mesin anda, dia pasti
merasakan manfaat produk anda kan?
Beberapa bulan kemudian, berikan penawaran menarik kembali dengan versi yang lebih tinggi.
Anda bisa bilang, “Pak, ini ada mesin penetas telur yang kapasitasnya lebih banyak lho. Lebih
ngirit listriknya. Kapasitasnya juga lebih banyak. Kalau dihitung-hitung, jatuhnya harga lebih
murah pak.” Coba kalau anda tidak menerima order yang kecil tadi. Bisa berabe kan?
2. Cross Sell
Anda menawarkan lebih dari yang konsumen cari. Siapa dari anda yang pernah makan di
restoran cepat saji seperti McDonald’s, KFC atau Texas Chicken? Ketiga usaha waralaba
tersebut punya jurus andalan, yaitu cross sell, menawarkan produk lain setelah konsumen
membeli produk tertentu.
Anda ingin tahu seperti apa contoh cross sell mereka? Begini, jika anda hanya membeli ayam
goreng saja, dengan sigap pelayannya akan menawari anda “Kentangnya pak?”. Kemudian dia
menawarkan lagi “Es krimnya nggak sekalian pak?” Kemudian anda ditawari lagi “Supnya
pak? Hangat lho…”.
Dan hebatnya, menurut hasil survei pasar dari pak Tung Desem Waringin, presentase
keberhasilan teknik penawaran seperti ini mencapai 70 hingga 80%. Dan biaya yang harus anda
keluarkan, GRATIS! Lha kalau anda ikut-ikutan menolak hasil penjualan yang kecil tadi, berapa
lagi omset tambahan yang harus anda lepas karena anda tidak mengambil order yang kecil tadi?
Poinnya adalah, jangan pernah anda meremehkan konsumen yang membeli sedikit atau
keuntungan usaha yang anda dapat kecil. Yang penting anda sudah tahu caranya memperbesar
pembelian konsumen dari hasi penjualan anda.
Sekarang, masihkah anda mau menyepelekan pembelian yang sedikit atau order dengan
keuntungan usaha yang sekilas terlihat mepet?

Anda mungkin juga menyukai