Anda di halaman 1dari 7

KEWIRAUSAHAAN DAN USAHA KECIL

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Dasar-Dasar Bisnis

Dosen Pengampu : Karebet Gunawan, SE.,MM.

Disusun oleh :

Kelompok 5-ESA2R

1. Syarifa Aprilia Nenti (1950110002)


2. Siska Aprilia Pratiwi (1950110022)
3. Syarifatun Nisa Nuzula (1950110031)
4. Uli Viana (1950110034)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ISTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2020

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Di era globalisasi banyak pengusaha yang saling berlomba dalam memperluas


pangsa pasar yang ada. Suatu bisnis yang besar pasti dimulai dengan bisnis yang kecil
terlebih dahulu karena butuh proses dalam memperkenalkan produk kepada calon pelanggan
dan butuh waktu lama agar produk menjadi brand yang terpercaya dan terjamin di mata
kosumen ketika sudah mempergunakan barang yang sudah ditawarkan. Untuk itu, perlu
diketahui apa saja ruang lingkup baik itu dari pengertian, jenis, resiko, keunggulan dan
kelemahan dari kewirausahaan, usaha kecil dan waralaba dimana tidak hanya untuk
menambah wawasan tetapi juga agar para pebisnis pemula dapat melihat potensi mana yang
bisa diambil dalam memulai bisnis dengan mempertimbangkan segala resiko yang ada.
Sehingga para pebisnis ini diharapkan mampu bersaing di tengah ketatnya persaingan para
nasional maupun internasional.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari kewirausahaan?
2. Bagaimana peran dan bentuk-bentuk usaha kecil?
3. Bagaimana kendala dalam pengembangan usaha kecil?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirausahaan
Raymond W.Y Kao (dalam, Lupiyoadi dan Wacik, 1998), menyebut kewirausahaan
sebagai proses, yakni proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat
sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi). Sedangkan wirausaha mengacu pada
orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan/kekayaan dan nilai tambah,
melalui penalaran dan penetasan gagasan, memadukan sumber daya dan merealisasikan
gagasan tersebut menjadi kenyataan.
Dalam pengertian yang sederhana dapat dinyatakan bahwa kewirausahaan
merupakan wujud dari sesuatu, baik barang maupun jasa yang diciptakan oleh pengusaha
(enterpreneur) melalui proses inovasi dan kreasi. Seorang dapat dikatakan wirausaha apabila
yang bersangkuatan memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau
mewujudkan sesuatu yang sebelumnya belum ada menjadi ada.
Adapun sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh seorang wirausaha adalah sebagai berikut :
1. Suka terhadap tantangan-tantangan yang membawa dirinya pada keinginan untuk
mencoba tantangan tersebut.
2. Risiko bukan faktor yang paling dipertimbangkan dalam melakukan sesuatu.
3. Kepercayaan akan kemampuan diri melebihi dorongan dari orang lain.
4. Berani menerima kegagalan dan menjadikan kegagalan itu sebagai pembimbing utama.
5. Suka dan dapat bergaul dengan orang lain.
6. Berorientasi ke masa depan.
Timmons, et al (1994), mengartikan kewirausahaan sebagai seorang yang memiliki
tindakan kreatif yang membangun nilai dari sesuatu yang tidak tampak sebelumnya.

Ciri-ciri entrepreneur yaitu :

1. Gemar berbisnis, tegar walaupun gagal.


2. Percaya diri.
3. Memiliki self determination atau locus of control.
4. Mengelola resiko
5. Perubahan dipandang sebagai kesempatan.
6. Toleran terhadap banyak pilihan.
7. Inisiatif dan memiliki need for achievment.
8. Kreatif.
9. Memiliki pandangan luas.
10. Waktu adalah harga.
11. Memilki motivasi yang kuat.

B. Peran dan Bentuk-Bentuk Usaha Kecil


Secara umum peran usaha kecil dalam perekonomian suatu negara adalah kontribusi
dalam mengatasi masalah ekonomi makro, seperti pengangguran dan supplay utama bahan
baku bagi perusahaan menengah dan besar. Peran lain dari usaha kecil meliputi:
1. Penciptaan lapangan kerja
2. Meningkatkan inovasi
3. Penopang bagi perusahaan menengah dan besar
4. Bisnis jasa
5. Bisnis eceran
6. Bisnis distribusi
7. Agribisnis
8. Bisnis pertanian
9. Bisnis manufaktur

Tohari, M (1999:03-26) mengungkapkan bahwa fungsi dan peran usaha kecil sangat
besar dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Fungsi dan peran itu meliputi penyediaan barang
dan jasa, penyerapan tenaga kerja, pemerataan pendapatan, sebagai nilai tambah bagi produk
daerah, dan peningkatan taraf hidup masyarakat.

Bentuk dan jenis usaha kecil dapat diperinci dari beberapa segi antara lain:

1. Ditinjau dari hakikat dan penggolongannya


a. Industri kecil, misalnya; industri kerajinan rakyat, industri cor logam, konveksi dan
berbagai industri kecil lainnya.
b. Perusahaan berskala kecil, misalnya; toko kerajinan, penyalut, koperasi, toserba,
restoran, jasa profesi, toko bunga dan lainnya.
c. Sektor informal, misalnya; agen barang bekas, warung, kios kaki lima, dan lainnya.
2. Ditinjau dari bentuknya
a. Usaha perseorangan
b. Usaha persekutuan atau partnership
3. Ditinjau dari jenis produk atau jasa yang dihasilkan maupun aktivitas yang dilakukan
a. Usaha perdagangan, meliputi keagenan (minyak, koran/majalah, sepatu, pakaian, dan
lainnya), pengecer (beras, kebutuhan sehari-hari, buah-buahan, dan lainnya),
ekspor/impor (produk lokal dan internasional), sektor informal (pengumpulan barang
bekas, kaki lima dan lainnya.
b. Usaha pertanian, meliputi pertanian pangan maupun perkebunan (bibit dan peralatan
pertanian, buah-buahan dan lainnya), perikanan darat/laut, peternakan.
c. Usaha industri, meliputi industri logam atau kimia, makanan atau minuman,
pertambangan, konveksi.
d. Usaha jasa meliputi konsultan, perencana, perbengkelan, restoran, transportasi,
konstruksi.

10. Kendala dalam Pengembangan Usaha Kecil


Adapun faktor-faktor yang masih menjadi kendala dalam meningkatkan daya saing dan
kinerja usaha kecil dan menengah di indonesia adalah:
1. Lemahnya sistem pembiayaan dan kurangnya komitmen pemerintah bersama lembaga
legislatif terhadap dukungan permodalan usaha kecil sehingga keberpihakan lembaga-
lembaga keuangan dan perbankan masih belum seperti yang diharapkan.
2. Kurangnya kemampuan usaha kecil untuk meningkatkan akses pasar, daya saing
pemasaran serta pemahaman regulasi pasar baik pasar domestik maupun pasar global.
3. Terbatasnya informasi sumber bahan baku dan panjangnya jaringan distribusi, lemahnya
kekuatan tawar menawar khususnya bahan baku yang dikuasai oleh pengusaha besar
mengakibatkan sulitnya pengendalian harga.
4. Belum terciptanya “blue print” platform teknologi dan informasi yang meliputi masalah
regulasi, pembiayaan, standarisasi, lisensi, jenis teknologi tepat guna, dan fasilitas
pendukung teknologi kerja yang mampu digunakan sebagai keunggulan bersaing.
5. Masih rendahnya kualitas SDM yang meliputi aspek kompetensi, keterampilan, etos
kerja, karakter, kesadaran akan pentingnya konsistensi mutu dan standarisasi produk dan
jasa, serta wawasan kewirausahaan.
6. Proses perizinan pendirian badan usaha, patent, merk, hak cipta, investasi, izin ekspor
impor yang masih birokratis dan biaya tinggi serta memerlukan waktu yang panjang.
7. Keberadaan jasa lembaga penjamin, asuransi, dan jasa lembaga keuangan nonbank
lainnya masih belum mampu melayani usaha kecil secara optimal.
8. Tidak berfungsinya secara baik lembaga promosi pemerintah di dalam menunjang
promosi produk dan jasa usaha kecil baik untuk pasar domestik maupun pasar global.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat
sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi). Sedangkan wirausaha mengacu
pada orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan/kekayaan dan nilai
tambah, melalui penalaran dan penetasan gagasan, memadukan sumber daya dan
merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan.
2. Peran usaha kecil, diantaranya penciptaan lapangan kerja, meningkatkan inovasi,
penopang bagi perusahaan menengah dan besar, bisnis jasa, bisnis eceran, bisnis
distribusi, agribisnis, bisnis pertanian, bisnis manufaktur. Bentuk dan jenis usaha kecil
diantaranya, ditinjau dari hakikat dan penggolongannya (Industri kecil, Perusahaan
berskala kecil, Sektor informal), ditinjau dari bentuknya (Usaha perseorangan, Usaha
persekutuan atau partnership), ditinjau dari jenis produk atau jasa yang dihasilkan
maupun aktivitas yang dilakukan (Usaha perdagangan, Usaha pertanian, Usaha industri,
Usaha jasa).
3. Adapun faktor-faktor yang masih menjadi kendala dalam meningkatkan daya saing dan
kinerja usaha kecil dan menengah di indonesia adalah:
a. Lemahnya sistem pembiayaan dan kurangnya komitmen pemerintah bersama
lembaga legislatif terhadap dukungan permodalan usaha kecil.
b. Kurangnya kemampuan usaha kecil untuk meningkatkan akses pasar.
c. Terbatasnya informasi sumber bahan baku dan panjangnya jaringan distribusi.
d. Belum terciptanya “blue print” platform teknologi dan informasi.
e. Masih rendahnya kualitas SDM.
DAFTAR PUSTAKA

Amirullah, Imam Hardjanto. Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.

Anda mungkin juga menyukai