TINJAUAN TEORI
Menurut Zainal Abidin dan Nurul Hayati dalam buku Kewirausahaan dan
Bisnis untuk Keperawatan, terdapat 3 jenis kategori umum jenis usaha yaitu:
Usaha produksi adalah usaha yang terkait dengan mengubah bahan baku
menjadi produk. Oleh karena itu sumber keunggulan usaha produksi dalam
bersaing terkait dengan kualitas, kontinuitas dan harga bahan baku yang dipasok
oleh pemasok, serta teknologi produksinya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam usaha produksi dijelaskan Fadiati
dan Purwana (2011) adalah:
1. Lokasi.
Memilih lokasi produksi harus mempertimbangkan beberapa hal seperti
dekat dengan sumber material, dekat dengan pasar sasaran, tenaga kerja,
fasilitas transportasi, kemudahan memperoleh bahan bakar, memperoleh air
dan penerimaan masyarakat sekitar lokasi.
2. Pilihan produksi.
Untuk menetapkan pilihan produksi yang akan dijalankan, banyak yang
harus dipertimbangkan, tidak saja menyangkut diri produsen, tetapi juga
peluang dan pasar sasaran.
3. Kualitas produk.
Usaha bidang produksi harus memperhatikan secara teliti terkait kualitas,
kontinuitas dan harga bahan baku yang dikirim oleh pemasok, serta teknologi
produksi yang digunakan untuk mengubah bahan baku menjadi produk.
Komponen-komponen tersebut merupakan keunggulan dalam bersaing
sehingga tidak terjadi migrasi ke produk pesaing.
4. Ketepatan menghasilkan produk.
Hal yang pantang dilanggar oleh produsen adalah menghasilkan produk
yang tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan bersama oleh pemesan,
karena ketidaktepatan berdampak kepada migrasinya konsumen ke produsen
lain, pembayaran denda atau pembatalan pesanan, padahal produk sudah
dibuat.
5. Variasi produk.
Kreativitas dalam mengembangkan produk harus terus dilakukan agar
pemesan tetap memilih produk yang dihasilkan. Pengembangan produk ini bisa
bermacam-macam, baik dari desain, kualitas, kegunaan, kekuatan, spesifikasi
dan lain-lain.
6. Hubungan dengan pemasok dan distributor.
Jika produk yang diusahakan sudah besar maka peran pemasok bahan
mentah menjadi bagian yang sangat penting, karena tanpa pemasok, produksi
tidak dapat berjalan lancar. Hak dan kewajiban masing-masing, saling
menghormati dan menghargai menjadi hal yang perlu mendapat perhatian.
Demikian pula halnya dengan distributor, jika usaha memasarkan
produknya secara tidak langsung oleh produsen. Karena melalui
distributorlah, produk yang dihasilkan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan. Dari berbagai bidang usaha produksi yang banyak diminati saat
ini adalah usaha home industry. Home industry, adalah unit usaha dalam
skala kecil yang bergerak dalam bidang industri tertentu.
Berdasarkan produk yang dihasilkan maka home industry dapat
diklasifikasi pada industri produk makanan, produk kerajinan dan
pemberdayaan lingkungan. Sedangkan jika dilihat dari proses produksinya
maka home industry dibedakan atas industri pengolahan bahan mentah
menjadi bahan baku, industri pengolahan bahan baku menjadi bahan setengah
jadi dan industri pengolahan bahan setengah jadi menjadi bahan jadi.
Menurut Tyler sebagaimana dikutip Lupiyoadi (2007) menjelaskan home
industry memiliki kelebihan, diantaranya:
2. Keterbatasan waktu.
Sering usaha home industry dianggap sebagai pekerjaan sampingan
sebagai penambah keuangan keluarga. Hal seperti mengakibatkan dalam
menjalani usaha home industry jadi tidak serius. Padahal waktu menjadi
sangat berarti, dapat dijadikan ukuran untuk menentukan rugi-laba.
Semakin cepat pekerjaan selesai, semakin cepat dan besar laba diperoleh.
Oleh karena itu membuka usaha home industry jangan dianggap sebagai
pekerjaan sampingan.
3. Modal usaha.
Modal usaha bukanlah masalah sederhana, karena menyangkut:
6. Pemasaran.
A. Usaha Retail
Usaha retail sering juga disebut usaha eceran, di mana jenis produk yang
dibuat oleh usaha produksi ditawarkan di warung, toko, mini market dan
lainlain. Jenis usaha perdagangan retail walaupun kecil adalah penting dalam
penyaluran barang yang dibuat oleh usaha produksi kepada konsumen akhir.
Tanpa usaha perdagangan retail sulit menyalurkan produksinya, walaupun
produsen dapat langsung menjual ke konsumen namun tidak efisien.
Perdagangan retail adalah suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada
konsumen akhir, jadi perdagangan retail adalah mata rantai terakhir dalam
penyaluran barang dari produsen sampai ke konsumen. Pedagang retail
sangat penting bagi pengusaha produksi karena melaluinya produsen dapat
memperoleh informasi berharga tentang produksinya.
Jika dilihat atas ada atau tidak kepemilikan tempat usaha (toko) maka
pedagang retail dapat di bedakan atas 2 jenis yaitu:
2. Pedagang retail tidak bertoko (non store retailer). Pedagang retail tidak
bertoko dibedakan atas:
B. Distributor
Distributor atau perdagangan besar adalah segala aktivitas marketing yang
menggerakkan barang-barang dari produsen ke pedagang retail atau lembaga-
lembaga marketing lainnya (Alma, 2009). Perdagangan besar berfungsi untuk
mendistribusikan barang-barang hasil produksi ke pedagang retail sehingga
dalam hal ini distributor tidak berhubungan langsung dengan konsumen.
Jumlah transaksi yang dibelipun relatif besar serta harga dapat berubah
menurut situasi (tidak mengikat), namun produsen dapat memberikan
keringanan-keringanan seperti discount atau korting (pemotongan harga),
pembayaran kredit, cara pengiriman dan sebagainya.
Perdagangaan besar dapat digolongkan sebagai berikut:
Usaha jasa terkait dengan usaha yang mengandalkan pada sumber daya
manusia sebagai keunggulan bersaing. Bidang usaha jasa, selain faktor sumber
daya teknologi, keuangan dan pemasaran maka sumber daya manusia sebagai
sumber dalam bersaing. Hal ini disebabkan oleh karena sumber daya manusia
merupakan sumber daya organisasi yang berhubungan langsung dalam aktivitas
pemberian jasa kepada pelanggan/konsumen.
antara lain:
Usaha jasa konstruksi memerlukan modal yang cukup besar. Usaha jenis
ini dibedakan atas general construction (konstruksi umum) dan spesific
construction (konstruksi khusus). Konstruksi umum menyelenggarakan jasa
pada berbagai bidang seperti membangun gedung, rumah, instalasi air,
instalasi listrik, instalasi AC dan sebagainya, sedangkan konstruksi khusus
seperti penyewaan alat bangunan.
Usaha jasa properti tidak terkait dengan membangun rumah atau gedung-
gedung saja tetapi juga terkait dengan perantara jual/beli/sewa rumah atau
gedung. Pada umumnya usaha jasa properti ada yang berdiri sendiri, tetapi
juga ada yang bergabung dengan usaha properti pembuatan rumah.
Usaha jasa kesehatan berupa klinik, rumah sakit berkembang dengan pesat.
Hal ini karena kesehatan merupakan harga yang paling mahal untuk manusia,
tiada gunanya harta benda jika tidak dapat menikmatinya. Saat ini klinik dan
rumah sakit berlomba- lomba memberikan pelayanan yang terbaik, laboratorium
yang modern, menggunakan alat yang modern serta sumber daya manusia yang
berkualitas dalam rangka menarik dan mendapatkan pelanggan yang ingin
mendapatkan pelayanan kesehatan.
b. Terapi modalitas
Oleh karena itu, perawat yang senang mengembangkan dan memiliki relasi
yang terjun di dunia penelitian, tidak ada salahnya mencoba menekuni area
cakupan bidang usaha ini, seperti membentuk tim riset profesional terkait
permasalahan kesehatan pada umumnya dan keperawatan pada khususnya,
atau sebagai jasa pengolah data dan promosi suatu produk.
Oleh karena itu, perawat yang memiliki passion untuk terjun area cakupan
bidang usaha ini dapat mendirikan lembaga pelatihan yang bergerak di bidang
pendidikan kesehatan pada umumnya dan keperawatan pada khususnya, atau
membangun institusi pendidikan keperawatan, dan lain sebagainya.
Abidin, Z., & Hayati, N. (2020). Kewirausahaan Dan Bisnis Untuk Keperawatan.