UNIVERSITAS
ISLAM
INDONESIA
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS
KEDOKTERAN
oleh :
TIM BLOK SISTEM SARAF
DAN MUSKULOSKELETAL 1.2 (KBK 2011)
SEMESTER I
TAHUN AKADEMIK 2015-2016
YOGYAKARTA
2015
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT dengan ucapan alhamdulillah wa syukurillah karena
atas rahmat dan inayah-Nya maka buku panduan praktikum ini dapat diselesaikan dengan baik.
Buku panduan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum.
Kegiatan praktikum merupakan kegiatan penunjang dalam blok yang bertujuan agar mahasiswa
semakin mendalami materi yang telah dipelajari melalui kuliah atau diskusi tutorial, di samping
melatih keterampilan praktikum di laboratorium.
Kegiatan praktikum yang mendukung Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011) adalah
praktikum Histologi, Fisiologi dan Anatomi.
Semua kegiatan praktikum harus diikuti oleh mahasiswa sebaik-baiknya agar betul-betul menguasai
materi yang diberikan dan memperoleh tanda ’lulus’ dari tiap-tiap departemen penyelenggara. ’Tanda
lulus’ tersebut secara administratif merupakan syarat mengikuti ujian akhir blok. Adapun syarat
memperoleh tanda lulus tersebut akan dijelaskan secara rinci oleh masing-masing departemen
penyelenggara.
Selamat mempelajari buku panduan ini, semoga bermanfaat. Saran dan kritik yang membangun kami
harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.
.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Penyusun
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia sebagai program
studi yang menghasilkan dokter yang bermanfaat bagi masyarakat, mampu menerapkan nilai-nilai
Islami serta berdaya saing tinggi,
memiliki keunggulan dalam keislaman, keilmuan, kepemimpinan, keahlian,
kemandirian dan profesionalisme
DAFTAR ISI
PRAKTIKUM
HISTOLOGI
PRAKTIKUM KE-1
Tulang tersusun dari sel, serabut, dan matrik. Tetapi jaringan ini lebih kuat daripada kartilago karena
matriks mengandung kalsium anorganik dan garam fosfat sehingga keras dan dapat menopang
tubuh. Jaringan tulang memiliki kanalikuli yang menembus matriks untuk menyalurkan nutrisi dan
oksigen ke osteosit.
1. Osteogenesis intramembranosa
Pembentukan tulang misalnya pada kepala embrio (Gambar 1.). Tampak Os membranaceum
mirip pulau, berwarna kemerah-merahan dengan matriks yang disebut osteoid. Sel osteoblas
berderet-deret di permukaan ‘pulau’. Sel osteosit terletak di pusat pulau. Sel osteoklas
merupakan sel raksasa, berinti banyak, terletak pada lekukan jaringan tulang yang disebut
lacuna Howship.
Gambar 1. Osteogenesis
intramembranosa
(pewarnaan HE)
1.osteosit dalam lakuna
2.matriks
3.osteoblas
2. Osteogenesis cartilaginea/ Pembentukan tulang pada kartilago
Pembentukan tulang pada kartilago epifisis ke arah diafisis berturut-turut :
- Zona reservata, penuh sel kondrosit yang bersifat embrional.
- Zona proliferativa, sel kondrosit teratur rapi, berjajar membujur sejajar permukaan.
- Zona hipertrofika, sel kondrosit besar, mengalami hipertrofi
- Zona resorbens, matrik yang telah mengapur mengalami resorbsi di sana-sini, sehingga
dapat terlihat kartilago kalsifikata, cavitas kartilago (rongga yang dibatasi balok-balok akibat
resorbsi), trabekula kartilago (merupakan balok-balok pembatas rongga makin ke arah
diafisis, sel-sel mengalami atrofi).
- Zona osifikasi, merupakan daerah penulangan (Gambar 2 dan 3).
Gambar 2. Osteogenesis
cartilagenea
(pewarnaan HE)
1. zona proliferata
2. zona hipertrofika
Gambar 3. Osteogenesis
cartilagenea
(pewarnaan HE)
1.zona osifikasi
3. Penampang melintang tulang untuk melihat lamela ossea.
Pada gambar 4. Organ yang dipakai adalah os kompaktum tulang panjang dan dibuat sediaan
gosok. Tampak Osteonum, tersusun oleh:
- Lamela osteoni dengan lakuna ossea
- Kanalis sentralis
- Kanalis perforans, terpotong kecil-kecil dengan arah tegak lurus kanalis sentralis
- Kanaliculi ossei, merupakan saluran-saluran keluar dari lacuna ossea.
1
2
4. Penampang membujur tulang untuk melihat lakuna ossea dan kanalikulus ossea
Pada gambar 5. Organ yang dipakai adalah os kompaktum tulang panjang dan dibuat sediaan
gosok. Tampak Osteonum, tersusun oleh:
- Lamela osteoni merupakan kedudukan deretan lakuna ossei
- Kanalis sentralis teriris membujur
- Kanalis perforans teriris pendek-pendek.
- Beberapa kanalis perforans berhubungan dengan kanalis sentralis
1
2
2
3
2. Cartilago hialin
Pada gambar 8., Organ bardipakai adalah trakea. Perhatikan :
- Perikondrium terdiri atas:
Stratum fibrosum di luar, berserabut banyak.
Stratum kondrogenikum atau stratum selulare, di sebelah dalam, mengandung
banyak sel.
- Sel kondrosit Gambar.3.7. Kartilago
embional
Di pusat, sel berbentuk bundar atau ovoid. Seringkali dua
(pewarnaan sel atau lebih berkelompok,
HE)
membentuk agregasio selularis. 1.kondrosit (titik-titik meah)
Di bagian permukaan, sel lebih pipih, dengan sumbu panjang sejajar dengan
2.matriks
3.perikondrium
permukaan, terletak di dalam lakuna kartilaginea.
- Matrik kartilaginea dapat dibedakan:
Substantia fundamentalis kartilagenia (substantia dasar)
Matrik teritorialis selularis tampak berwarna lebih gelap, mengitari lakuna kartilagenia
Matrik interitorialis, diantara lakuna.
2
3
4
5
3. Kartilago elastika
Pada gambar 9, preparat berasal dari organ daun telinga, dengan pewarnaan hematoksilin
(verhoeff). Perhatikan susunan kartilago ini mirip dengan kartilago hialin, dengan perbedaaan,
bahwa kartilago elastika mengandung serabut elastis di dalam matrik. Serabut tersebut pada
teknik ini berwarna ungu kehitam-hitaman, sedangkan matrik dan serabut kolagen berwarna
merah.
Ringkasan
PRAKTIKUM KE-2
1. JARINGAN OTOT
Jaringan otot terdiri atas sel otot yang berbentuk serabut. Sitoplasma disebut sarkoplasma, dan
membran sel disebut sarkolema.
Gambar 16.Miofibra
kondusen
1.Miokardium
2.Miofibra kondusen,
terdiri atas :
Ringkasan
Jaringan ikat adalah jaringan yang terdiri atas sel yang letaknya berjauhan dengan diantaranya ada
matrik interseluler atau subtansia dasar berupa glikosaminoglikan dan glikoprotein terutama asam
hialuronat yang dihasilkan oleh sel. Sel yang ada misalnya fibroblas, sel mast, sel retikuler, sel
leukosit dan sel lemak. Sel utama pada jaringan ikat adalah fibroblas yang berfungsi mensekresi
matrik interseluler dan serabut kolagen. Serabut lain selain kolagen adalah elastik dan retikuler.
Jaringan ikat berfungsi mengikat dan menyatukan jaringan dengan jaringan lain.
3
4
2
3
1
1
2
Ringkasan
PRAKTIKUM
FISIOLOGI
SISTEM SOMATOSENSORI:
SENSASI DAN RESEPTOR KULIT
Pada kulit terdapat berbagai macam reseptor. Reseptor-reseptor itu mempunyai kepekaan yang
berbeda-beda terhadap berbagai macam rangsang. Perangsangan reseptor-reseptor itu akan
memberikan berbagai macam kesan atau perasaan.
Tujuan
Mengetahui berbagai macam reseptor yang terdapat di kulit.
Cara Kerja
Salah satu anggota kelompok ditunjuk menjadi naracoba. Anggota kelompok yang lain bertindak
sebagai penguji dan pengamat. lakukan pemeriksaan – pemeriksaan dibawah ini di meja yang telah
disediakan. Catatlah data naracoba pada lembar kerja.
1. Naracoba meletakkan tangan kirinya tengkurep dimeja dan kedua matanya ditutup.
2. Penguji membuat gambar bujur sangkar di punggung tangan kiri naracoba tersebut. Luas bujur
sangkar 4 cm3 (2 cm x 2 cm). bagilah petak bujur sangkar tersebut menjadi 16 bujur sangkar
dengan sisi-sisi sepanjang 0,5 cm.
3. Dengan menggunakan jarum bundle penguji mencari titik-titik yang memberikan tekanan. cara
mencarinya yaitu dengan menekankan jarum bundle secara ringan, tegak lurus permukaan dan
hanya sebentar pada titik-titik berambut di punggung tangan. Penekanan dilakukan satu kali.
Naracoba mengatakan ya jika merasakan rangsangan itu sebagai tekanan. Penguji menandai
titik-titik tersebut (titik tekanan).
4. Untuk mencari titik-titik yang memberi kesan panas dan dingin (titik panas dan titik dingin),
penguji harus menggunakan tangkai berkepala kerucut tembaga yang telah diletakkan pada
serbuk tembaga yang telah direndam dalam air panas dan air es. Pada saat perangsangan,
penguji meletakkan tangaki berkepala kerucut secara ringan, tegak lurus permukaan kulit dan
hanya sebentar. Seperti pada pencarian pada titik tekanan, setiap kali ada perangsangan yang
menimbulkan kesan panas atau dingin naracoba mengatakan ya. Penguji menandai titik-titik
tersebut.
5. Dengan cara yang sama penguji mencari titik-titik sakit. Tekanan jarum bundle secara ringan,
tegak lurus permukaan kulit dan hanya sebentar. Jika perangsangan tersebut menimbulkan
kesan sakit, naracoba harus mengatakan ya. Penguji menandai titik-titik tersebut.
6. Setelah pencarian selesai, salinlah hasilnya pada lembar kerja yang tersedia. Hitunglah jumlah
titik-titik tekanan, panas, dingin dan sakit. Tulislah kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan
ini.
Sumber :
Chuseri, Abdul Choliq, 1989, Perasaan kulit, dalam Suwono (penyusun) : Petunjuk Laboratorium
Fisiologi Manusia, halaman 100-4, PAU Bioteknologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
1. Data Naracoba :
Jenis Kelamin :
Umur :
Tinggi Badan :
Berat Badan :
Kesimpulan :
Pengawas Praktikan
( ) ( )
PRAKTIKUM
ANATOMI
TATA TERTIB
1. Praktikan WAJIB berpakaian rapi dan sopan, dan menggunakan jas laboratorium. Selama
mengikuti praktikum dilarang menggunakan celana jeans.
2. Dilarang makan, minum dan merokok di dalam ruangan praktikum
3. Bersikap sopan dan menjaga ketenangan serta ketertiban selama praktikum
4. Dilarang mengambil gambar dan dokumentasi dalam bentuk apapun di dalam ruangan
praktikum
5. Melakukan praktikum anatomi selama waktu yang telah ditetapkan
6. Tidak diperkenankan untuk keluar dari laboratorium anatomi selama jam praktikum, kecuali
untuk kepentingan yang dapat dipertanggungjawabkan dan dengan sepengetahuan dosen
pembimbing
7. Praktikan wajib mengerjakan tugas-tugas identifikasi preparat sesuai dengan buku kerja yang
telah diberikan.
8. Seluruh praktikan WAJIB mengikuti posttest/responsi harian yang diilaksanakan setiap
praktikum untuk mengetahui ketercapaian dari sasaran belajar.
9. Seluruh praktikan WAJIB mengikuti Tentamen (ujian identifikasi) sebagai ujian akhir dari semua
rangkaian kegiatan praktikum dan sebagai sarana evaluasi belajar praktikan. Syarat mengikuti
ujian identifikasi, praktikan harus mengikuti praktikum (kartu kendali telah diacc dosen/asisten)
dan inhal.
10. Dalam hal terjadi pelanggaran tata tertib praktikum ini, Dosen pengampu berhak memberikan
peringatan sampai dengan mengeluarkan dari ruang praktikum.
ANATOMI MANUSIA
PENDAHULUAN
Anatomi berasal dari kata Yunani “anatome” yang berarti menyayat atau mengurai, dan ekivalen.
Latinnya adalah “dissecare” yang artinya juga menyayat/mengurai atau diseksi. Istilah anatomi untuk
pertama kalinya dipakai dan diperkenalkan oleh seorang tabib, ilmuwan dan juga filosof bernama
Aristoteles (384 – 322 SM).
Semula anatomi berarti menyayat atau memotong tubuh dengan tujuan menentukan sifat dan
susunan bagian-bagiannya. Kemudian berkembang lebih lanjut, dan artinya menjadi lebih luas lagi,
yaitu pengetahuan tentang bentuk dan hubungan bagian-bagian tubuh yang dapat diperoleh dengan
metode dasar tersebut, termasuk ke dalamnya tidak hanya informasi yang diperoleh dengan
melakukan diseksi dengan menggunakan skalpel dan pinset saja, namun juga rincian struktural yang
lebih kecil yang dapat diungkapkan dengan bantuan lensa tangan atau mikroskop.
Struktur menentukan fungsi, dan struktur di dalam tubuh sudah berevolusi untuk melaksanakan
fungsinya dengan efisien. Oleh karena itu, pemahaman tentang hubungan antara struktural dan
fungsi lebih memberikan kepuasan intelektual dari pada hanya sekedar menghafalkan istilah-istilah
atau nama-nama anatomis saja, dan demikian akan lebih mudah mengingatnya. Pola-pola abnormal
yang terlihat pada berbagai penyakit juga ditentukan oleh anatomi normalnya.
Anatomi manusia disebut juga anthropotomi yaitu ilmu urai tubuh manusia. Di sini kita mempelajari
baik secara macroscopic maupun microscopic. Anatomi macroscopica ini dapat dibagi menjadi
beberapa jenis yaitu :
TERMINOLOGI ANATOMI
Dalam membicarakan berbagai struktur atau bangunan atau bangunan utama, istilah-istilah
(nomenclatur) anatomi dipakai seperti pada penggunaannya secara umum, dengan perkecualian
extremitas (anggota badan). Ahli-ahli anatomi menyebutnya extremitas superior dan extremitas inferior
dengan menggunakan istilah lengan untuk bagian antara bahu dan siku, dan tungkai untuk bagian antara
lutut dan pergelangan kaki.
Truncus (badan) terdiri atas thorax (dada) dan abdomen (perut). Diaphragma merupakan lembaran
otot dan tendo yang memisahkan thorax dan abdomen. Tiga istilah penting untuk bangunan-
bangunan dewasa berasal dari perkembangan embrio, yaitu :
1. Struktur-struktur somatik, terdiri dari dinding badan, skelet (tulang atau kerangka), otot skelet
dan jaringan ikat yang terkait serta kulit.
2. Viscera, berupa alat-alat dalam, misalnya cor (jantung), pulmo (paru) dan tractus gastrointestinal
(saluran gastrointestinal).
3. Bangunan-bangunan faringeal, yang berkembang dengan cara sebagai berikut : pada embrio
awal, serangkaian arcus (busur) skelet berkembang di dinding pharynx, yaitu di bagian dalam
salutan gastrointestinal segera setelah mulut. Setiap arcus pharyngealis mengandung otot skelet,
vasa (pembuluh darah) dan saraf. Dengan demikian arci tersebut berkembang di dinding usus
dan rahang bawah (mandibula, otot-otot di kepala dan leher, dan sejumlah struktur-struktur
dewasa lainnya.
Disamping itu masih ada lagi struktur-struktur yang tidak termasuk ke dalam tiga kategori di atas,
yaitu sistem saraf pusat yang terdiri atas otak dan medulla spinalis (sumsum tulang belakang).
Di dalam anatomi kita mengenal istilah yang berdasarkan 2 nomenclatur :
1. BNA : yaitu nomenclatur yang ditentukan pada konggres di Basel.
2. JNA : yaitu nomenclatur yang ditentulkan pada konggres di Jena.
Posisi Anatomi
Untuk keperluan deskriptif badan manusia selalu dipandang dalam sikap anatomi yaitu mata
memandang lurus ke depan, bidang jerman yaitu bidang yang melalui pinggir bawah lekuk mata dan
pinggir atas liang pendengaran luar, mendatar, kedua lengan tergantung di samping badan dengan tapak
tangan menghadap ke depan, badan tegak dan kedua kaki berdampingan dengan jari-jari kaki mengarah
ke depan.
Untuk menentukan bagian dari sesuatu tubuh/alat tubuh, juga untuk menentukan arah/letak mereka,
maka dalam anatomi dipakai istilah latin (Nomina Anatomica). Istilah-istilah tersebut ialah :
Untuk menggambarkan bagian-bagian dan organ-organ tubuh, jika ditinjau secara fungsional, agar
menjadi lebih jelas, maka tubuh dibagi-bagi atas beberapa sistem berikut ini :
Sistem integumenter (kulit) : terdiri atas kulit dan alat-alat tambahanya (adnexa) misal :
rambut, kuku dan lain-lain
Sistem skeletal : terdiri atas tulang-tulang dan kartilago (tulang rawan) mis. di dada dan
hidung.
Sistem articuler (sendi) : terdiri atas sendi-sendi dan tulang-tulang terkait beserta
ligamentanya.
Sistem musculer (otot) : terdiri atas otot-otot.
Seringkali otot dan sistem skeletal dibicarakan sebagai satu sistem, yaitu
sistem musculoskeletal. mengingat fungsi utama sistem ini untuk lokomosi
(gerakan tubuh), maka kedua sistem tersebut disebut sistem lokomotoris
atau sistem gerak
Sistem saraf : terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan medulla spinalis) dan sistem saraf
tepi/perifer (saraf-saraf yang keluar dari sistem saraf pusat). Bagian sistem saraf yang
berhubungan dengan pengaturan aktivitas viscera atau alat-alat dalam (misal jantung, lambung,
usus) disebut sistem saraf otonom. Sistem saraf merupakan master system, artinya sistem yang
mengontrol dan mengkoordinasikan aktivitas semua sistem lainnya.
Sistem sirkulasi (circulatoris) : terdiri atas cor (jantung) dan vasa (pembuluh darah : arteria,
vena dan kapiler), dan ke dalamnya termasuk sistem lymphatica yang terdiri atas nodi lymphatici
dan vasa lymphatica. Sistem yang hanya terdiri atas nodi, cor dan vasa saja disebut sistem
kardiovaskuler.
Sistem digesti (alimenter) : terdiri atas cavum oris (rongga mulut), pharynx (tenggorok),
esophagus, ventriculus (lambung) dan intestinum (usus).sistem ini terbentang mulai dari mulut
sampai anus. Termasuk ke dalamnya glandulae (kelenjar-kelenjar), misal hepar dan pancreas.
Sis. respirasi (respiratorius) : terdiri atas pulmo (paru) dan sistem pipa yang menyalurkan udara
ke dalam/ke luar pulmo. Sistem ini berhubungan dengan pertukaran gas oksigen dan
karbondioksida.
Sistem uriner (urinarius) : terdiri atas ren (ginjal), vesica urinaria (kandung kemih) dan saluran-
saluran ekskresi (ureter dan urethrae). Sistem ini berhubungan dengan eliminasi bahan-bahan
limbah di dalam urin.
Sistem reproduksi (genitale) : terdiri atas berbagai organ yang berhubungan dengan
reproduksi. Karena hubungan sistem ini erat dengan sistem uriner, terutama pada laki-laki, maka
kedua sistem di atas disebut sistem urogenitale.
Sistem endokrin : terdiri atas kelenjar-kelenjar buntu, misal hipofisis atau glandulae pituitaria,
yang menghasilkan sekresi yang disebut hormon yang di angkut oleh sistem sirkulasi ke seluruh
bagian tubuh.
Istilah untuk menentukan letak alat yang satu terhadap alat yang lain :
Cranial (Cranialis) : Berkaitan dengan kepala; lebih ke arah kepala
Superior : yang lebih tinggi, yang terdapat di sebelah atas
Caudal (Caudalis) : lebih ke arah ekor
Inferior : yang lebih bawah, yang terdapat di sebelah bawah.
Sinister : sebelah kiri
Dexter : sebelah kanan
Dorsal (Dorsalis) : lebih ke arah punggung (dorsum = punggung)
Posterior : sebelah belakang. (Terletak di belakang ….)
Ventral (Ventralis) : lebih ke arah perut (ventrum = perut)
Anterior : sebelah muka.(Terletak di depan dari ….)
Frontal (Frontalis) : 1. Berkaitan dengan dahi;
3. Bidang yang memisahkan tubuh menjadi bagian depan (pars
ventralis) dan bagian belakang (pars dorsalis) (bidang frontalis
atau coronalis)
Occipitalis : Berkaitan dengan occiput
Rostralis : Terletak ke arah rostrum corpus callosum
Apicalis : Berkaitan dengan apeks; ke arah apeks
Basalis (Basilaris) : Berkaitan dengan basis; terletak ke arah basis
Medius : Pertengahan
Istilah-istilah khusus pada anggota badan :
Radial : dipakai di daerah lengan bawah dan berarti lebih ke arah tulang radius
Ulnar : seperti di atas yang berarti lebih ke arah ulna.
Tibial : dipakai di daerah tungkai bawah yang berarti lebih ke arah tibia.
Fibular : lebih ke arah fibula.
Volar (Volaris) : lebih ke arah volamanus (telapak tangan). Menyinggung ke sisi volar.
Palmaris : Palmar. Menyinggung ke sisi palmar atau terletak disana tangan.
Plantair (plantaris) : lebih ke arah planta pedis (telapak kaki).
Distal (Distalis) : lebih jauh dari batang badan; Terletak menjauhi tubuh.
Proximal : lebih dekat dari batang badan.
Medialis : Medial. Terletak lebih dekat ke bidang mediana.
Intermediat : Terletak diantaranya.
Lateralis : Lateral. Terletak ke arah samping.
Axialis : Berkaitan dengan aksis, yaitu vertebra cervicalis II, atau berhubungan
dengan suatu sumbu.
Bidang Frontal : (frons = kening) yaitu bidang yang jalannya tegak lurus bidang
median dan jalan dari kanan ke kiri sejajar dengan tulang kening
hingga membagi badan atas bagian muka dan bagian belakang
Bidang Transversal : yaitu bidang yang memotong bidang median dan bidang frontal
secara tegak lurus hingga membagi tubuh menjadi bagian cranial
dan bagian caudal
Planum subcostale : Bidang transversa yang melewati margo inferior cartilago costa X
Planum transpyloricum : Bidang horizontal yang memotong pertengahan truncus di antara
margo superior symphisis pubis dan margo superior manubrium
sterni
Planum supracristale : Bidang horizontal yang melalui titik tertinggi crista iliaca. Bidang
ini memotong columna vertebralis pada setinggi processus
spinosus vertebra L 4
Planum intertuberculare: Bidang transversa yang melewati tuberculum iliaca
Planum interspinale : Bidang transversa yang melewati spina iliaca anterior superior
(SIAS).
Penampang longitudinal : berjalan memanjang dalam arah axis panjang tubuh atau bagian-
bagiannya
Penampang vertikal : seperti penampang longitudinal sagittal, kecuali bahwa ini dibuat
melalui tubuh atau bagiannya pada posisi anatomis
Penampang transversal
penampang lintang : penampang tubuh atau bagiannya yang dipotong tegak lurus
terhadap axis longitudinal tubuh atau bagiannya
Penampang obliqua : penampang tubuh atau bagiannya yang tidak melalui bidang-
bidang anatomis tubuh tersebut di atas, misalnya condong atau
miring terhadap bidang-bidang tersebut.
4. Regiones abdominales.
Regio hypochondriaca (hypochondrium). Regio disebelah lateral linea midclavicularis di
antara regio pectoralis dan bidang transpylorica.
Regio epigastrica (epigastrium). Area di sebelah medial linea midclavicularis , di antara regio
pectoralis dan bidang transpylorica.
Regio lateralis (lumbaris). Area disebelah lateral linea midclavicularis, di antara bidang
transpylorica dan bidang intertuberculare.
Regio umbilicalis. Area disebelah medial linea midclavicularis, di antara bidang transpylorica
dan bidang intertuberculare.
Regio inguinalis (iliaca). Regio di sebelah lateral linea midclavicularis, di antara bidang
intertuberculare dan ligamentum inguinale.
Regio pubica (hypogastrium). Area di sebelah medial linea midclavicularis, di antara bidang
intertuberculare dan ligamentum inguinale.
Regio urogenitalis. Area perinealis di depan garis khayalan, di antara kedua tuberositas ischii.
SISTEM MUSCULOSKELETAL
Tulang (os) adalah organon (organ) yang padat, keras, elastis yang menyusun suatu rangka yang
disebut systema skeletal. Dalam keadaan tulang masih baru warnanya keputih-putihan dan menurut
sedikit banyaknya urat darah yang terdapat di dalamnya maka tulang dapat berwarna kemerah-
merahan/kekuning-kuningan. Bentuk tulang bermacam-macam. Tulang terdiri atas jaringan tulang.
Pada tempat perhubungan dengan tulang lainnya kebanyakan terdapat tulang rawan dan jaringan
pengikat. Dataran luar tulang dilapisi oleh selaput yang disebut : Periosteum. Pada tulang rawan
selaput tadi disebut : Perichondrium.
Di dalam tulang terdapat alat-alat : pembuluh darah, pembuluh lympha, serabut syaraf dan sumsum
tulang. Pada tulang panjang sumsum tulang terdapat pada rongga sumsum dan rongga ini punya
selaput yang disebut : Endosteum (Periosteum Internum).
SUSUNAN TULANG
Bila tulang panjang kita belah memanjang melalui garis tengah, maka dengan mata biasa tampak
bahwa tulang tersebut terdiri atas substantia yang berlainan:
A. FUNGSI TULANG
Semua tulang di dalam tubuh manusia membentuk sistem rangka ( systema skeleti ) yang
mempunyai fungsi pokok :
1. Memberi kekuatan pada badan kita
2. Memberi bentuk tertentu pada badan kita.
3. Sebagai alat gerak pasif (alat gerak aktif : otot)
4. Sebagai pelindung alat-alat dalam yang lunak dan penting tanpa mengganggu pekerjaan alat-alat
tersebut.
OSTEOLOGI KHUSUS
SKELETON TRUNCI
VERTEBRA
Canalis vertebralis. Canalis yang dibentuk oleh foramina vertebralis yang saling berhubungan
satu dengan yang lain. Di dalamnya terdapat medulla spinalis.
Corpus vertebrae (vertebrale).
Facies intervertebralis. Permukaan vertebra yang berhadapan dengan vertebra berikutnya atau
sebelumnya.
Foramen intervertebrale. Lubang untuk jalannya nervus spinalis dan serabut-serabut syaraf
kecil. Dibatasi oleh dua incisura vertebralis, corpus vertebra dan discus intervertebralis.
Foramen vertebrale. Ruang yang dikelilingi oleh arcus dan corpus vertebrae. Gabungan
serangkaian foramen membentuk canalis vertebralis.
Processus spinosus. Bercabang pada 4 vertebra cervicalis teratas.
Processus tranversus.
Processus costalis. Processus transversus vertebra lumbalis berhubungan dengan costae
rudimenter yang berasal dari unsur costae embrionik.
Processus articularis (Zygapophysis) superior/inferior. Processus articularis pada sisi sup/inf.
arcus vertebrae.
ATLAS (CI).
Vertebra ini tidak mempunyai corpus. Bangunan yang
penting adalah:
Massa lateralis atlantis. Sisi lateral atlas yang
berkembang dengan baik, bersendi dengan tulang
tengkorak.
Fovea dentis. Fovea articularis untuk axis dentis
pada margo posterior arcus anterior vertebra.
Sulcus arteriae vertebralis. Terdapat pada arcus
posterior atlantis di samping facies articularisnya.
OSSA THORACIS
Costae (I – XII)
Costae verae (I – VII). Ketujuh tulang iga teratas memiliki persendian cartilaginosa pada os
sternum. Hal inilah yang membedakan iga ini dengan kelima iga di bawahnya.
Costae spuriae (VIII – XII). Kelima iga terakhir yang tidak memiliki persendian cartilaginosa
langsung dengan os sternum.
Costae fluitantes (XI – XII). Iga ini tidak memiliki persendian dengan arcus costalis (lengkung
iga).
Cartilago costalis. Cartilago pada pangkal anterior iga.
Os costale (Costa).
Berbeda dengan segmen cartilaginosa iga.
Caput costae. Membentuk persendian articularis dengan columna vertebralis.
Facies articularis capitis costae.
Collum costae. Bagian ramping (leher) terletah di sebelah lateral caput costae.
Corpus costae. Bagian utama iga yang berbatasan dengan collum costae.
Tuberculum costae. Peninggian sebelah posterior di antara collum costa dan corpus costae.
Facies articularis tuberculi costae. Facies articularis untuk persendian dengan processus
transversus vertebra thoracicae.
Angulus costae. Terletak melengkung disebelah posterior pada axis costae.
Sulcus costae. Sulcus untuk jalannya arteri, nervus dan vena intercostalis. Terletak pada tepi
terbawah facies costalis internus.
Costa prima ( I ).
Costa ini unik, karena hanya memiliki curvatura marginalis.
Tuberculum musculi scaleni anterioris. Penonjolan kecil pada facies superior costa prima,
sebagai tempat perlekatan m. scalenus anterior.
Sulcus arteriae subclaviae. Terletak pada costa I di belakang tuberculum m. scalenus anterior.
Sulcus venae subclaviae. Terletak pada costa I di depan tuberculum m. scalenus anterior.
Costa secunda ( II ).
Melekat pada angulus sternalis dan dapat dengan mudah diraba pada pasien.
Tuberculum musculi serrati anterioris . Facies externus corpus costa II, untuk origo m. serratus
anterior.
STERNUM
Manubrium sterni. Bagian sternum yang terletak di atas angulus sternalis.
Incisura clavicularis. Lekukan untuk persendian sternoclavicularis.
Incisura jugularis. Lekukan pada batas teratas manubrium sterni.
Angulus sterni (sternalis) [ ludovici]. Sudut antara corpus sternum dan ma manubrium
sternum, yang bisa diraba dari kulit.
Syncondrosis manubriosternalis. Persendian cartilaginosa antara manubrium sterni dengan
corpus sterni.
Syncondrosis xiphosternalis. Persendian cartilaginosa antara corpus sterni dengan processus
xiphoideus.
Corpus sterni. Terletak di antara menubrium sterni dan processus xiphoideus.
Processus xyphoideus. Processus keras di bawah sternum.
Incisura costales. Lekukan untuk tempat cartilago costalis.
Cavitas thoracis.
Apertura thoracis superior. Pintu thorax atas
Apertura thoracis inferior. Pintu thorax bawah.
Sulcus pulmonalis. Sulcus vertikal lebar ke sisi kiri dan kanan columna vertebralis, berisi paru-
paru.
Arcus costalis. Lengkung iga yang dibentuk oleh cartilago iga 7-10.
Spatium intercostale. Sela antar iga.
Angulus infrasternalis. Sudut antara arcus costae kanan dan kiri.
Incisura scapulae (scapularis). Cekungan pada margo superior os scapula tepat di sebelah
medial processus coracoideus. Disilang oleh nervus suprascapularis.
Angulus inferior. Angulus bawah os scapulae.
Angulus lateralis. Angulus bawah os scapulae yang memuat cavitas glenoidalis.
Angulus superior. Angulus medialis atas os scapulae
Cavitas glenoidales. Cekungan sendi (cavitas articularis) bahu.
Tuberculum supraglenoidale. Tuberculum kecil pada margo superior cavitas glenoidalis
untuk origo caput longum m. biceps.
Tuberculum infraglenoidale. Tuberculum kecil pada margo inferior cavitas glenoidalis untuk
origo caput longum m. triceps.
Collum scapulae. Bagian os scapulae yang terletak di sebelah medial margo cavitas
glenoidalis.
Processus coracoideus. Processus yang berbentuk seperti pengait yang menonjol di
sebelah anterior dari margo superior os scapulae, tepat di sebelah lateral incisura scapularis.
Tempat perlekatan m. pectoralis minor, m. coracobrachialis dan caput brevis m. biceps
brachii.
HUMERUS
Caput humeri (humerale).
Collum anatomicum. Area di antara caput humeri dan tuberculum (majus et minus) os humeri.
Collum cirurgicum. Regio distal tuberculum yang bentuknya lonjong dan berlanjut dengan
corpus humeri.
Tuberculum majus. Prominentia yang besar, mengarah ke posterolateral ujung superior os
humeri. Tempat insertio otot.
Tuberculum minus. Prominentia yang lebih kecil, mengarah ke anterior ujung superior os
humeri. Tempat insertio otot.
Sulcus intertubercularis. Sulcus yang terletak di antara 2 tuberculum, untuk jalannya tendon
caput longum m. biceps.
Crista tuberculi majoris. Taju tulang yang meluas ke arah bawah tuberculum majus. tempat
perlekatan m. pectoralis major.
Crista tuberculi minoris. Taju tulang yang meluas ke arah bawah tuberculum minus. tempat
perlekatan m. teres major dan m. latissimus dorsi.
Corpus humeri. Batang tulang humerus di antara 2 ujung tulang.
Sulcus (nervi) radialis. Sulcus oblik pada facies posterior os humeri yang menurun di sebelah
lateral.
Tuberositas deltoidea. Area kasar pada facies anterolateral os humeri, tepat di pertengahannya
adalah untuk perlekatan m. deltoidea.
Condylus humeri. Ujung distal os humeri yang terdiri dari fossa olecranon, fossa coronoideus,
fossa radialis, dan facies articularis.
Capitulum humeri. Tonjolan bulat di ujung distal os humeri untuk persendian dengan radius.
Trochlea humeri. Silinder persendian pada ujung distal os humeri untuk persendian dengan os
ulnae.
Fossa olecrani. Lubang dalam di atas trochlea os humeri pada aspek posterior os humeri, untuk
memuat olecranon selama extensi sendi siku.
Fossa coronoidea. Cekungan pada aspek anterior os humeri sebelah proximal trochlea humeri,
untuk membuat processus coronoideus os ulna selama flexi sendi siku.
Fossa radialis. Cekungan di atas capitulum humeri pada aspek anterior os humeri, untuk
memuat caput radii, saat memerlukan flexi adekuat sendi siku.
Epycondylus medialis. Protuberantia yang mengarah ke medial, memberikan origo untuk otot-
otot flexor lengan atas.
Sulcus nervi ulnaris. Menempati facies posterior epicondylus medialis humeri.
Epicondylus lateralis. Protuberantia di lateral capitulum humeri, memberikan origo untuk otot-
otot extensor lengan atas.
RADIUS
Caput radii (radiale). Ujung proximal os radius yang bersendi dengan capitulum humeri.
Fovea articularis. Cekungan untuk memuat capitulum humeri.
Circumferentia articularis. Permukaan caput radii yang mirip lingkaran untuk bersendi dengan
incisura ulnae.
Collum radii. Regio yang lebih ramping pada ujung proximal os radius, di antara caput radii dan
tuberositas radii.
Corpus radii. Batang os radius.
Tuberositas radii. Prominentia kasar pada aspek medialis os radii, kira-kira 2 cm sebelah distal
sampai ujung proximal. Tempat perlekatan untuk tendon m. biceps.
Tuberositas pronatoria. Area kasar pada pertengahan facies lateralis. Tempat perlekatan m.
pronator teres.
Margo interosseus. Tepi yang berhadapan dengan os ulnae dan memberikan perlekatan untuk
membrana interossea.
Processus styloideus. Tonjolan ke arah bawah pada ujung distal facies lateralis os radius.
Incisura ulnaris. Kecekungan yang membentuk facies medialis pada ujung os radius, untuk
bersendi dengan os ulnae.
Facies articularis carpalis. Permukaan sendi pada facies inferior ujung bawah os radius, untuk
bersendi dengan tulang carpal.
ULNA
Olecranon ulnae. Ujung proximal posterior os ulna, tempat perlekatan untuk otot-otot extensor
sendi siku.
Processus coronoideus. Tonjolan ke arah anterior pada ujung anterior incisura trochlearis.
Tuberositas ulnae. Area kasar pada facies anterior pars superior corpus ulnae, untuk perlekatan
m. brachialis.
Incisura trochlearis. Permukaan sendi pada ujung proximal facies anterior ulnae, untuk bersendi
dengan trochlea humeri.
Incisura radialis. Permukaan sendi pada aspek lateral os ulna setinggi processus coronoideus,
untuk bersendi dengan circumferentia articularis radii.
Corpus ulnae. Batang tulang ulnae.
Facies anterior/posterior/medialis.
Margo interosseus anterior/posterior
Crista musculi supinatoris. Taju tulang meluas ke arah distal dari incisura radialis, untuk
perlekatan m. supinatorius.
Caput ulnae. Ujung distal os ulna.
Circumferentia articularis. Permukaan sendi yang terletak di sebelah anterolateral caput ulnae,
untuk bersendi dengan incisura ulnaris radii.
Processus styloideus. Processus yang berbentuk seperti pasak yang menonjol ke bawah aspek
posteromedial ujung bawah os ulna. Tempat perlekatan untuk discus articularis dan ligamentum
collateralis ulnaris.
OSSA MANUS
OS COXAE (PELVICUM).
Terdiri dari os ilium, os ischium, dan os pubis.
Acetabulum. Rongga sendi panggul. Di bentuk oleh os ilium, os ischium dan os pubis.
Limbus acetabuli (margo acetabularis). Margo acetabularis. Pinggiran acetabulum yang
terpotong oleh incisura acetabularis.
Fossa acetabuli (acetabularis). Bagian dalam yang di lingkupi oleh facies lunatum.
Incisura acetabuli (acetabularis). Celah pada facies lunatum acetabulum yang menghadap
foramen obturatorium dan berlanjut dengan fossa acetabularis.
Facies lunata. Tutup cartilago, facies articularis acetabulum yang berbentuk sabit.
Foramen obturatum (obturatorium). Lubang besar yang dibentuk di antara os pubis dan os
ischium.
OS ISCHII (ISCHIUM).
Tulang yang membentuk batas posterior dan batas inferior foramen obturatorius.
Corpus ossis ischii. Bagian ossis ischi yang terletak di belakang foramen obturatorium.
Ramus ossis ischi. Bagian ossis ischi yang terletak di bawah foramen obturatum. Menyatu di
sebelah anterior dengan ramus inferior ossis pubis.
Tuber ischiadicum (ischiale). Processus ischiale pada ujung bawah incisura spina schiatica
minor.
Spina ischiadica (ischialis). Tonjolan tulang di antara incisura sciatica major dan incisura
sciatica minor.
Incisura ischiadica (ischialis) major . Incisura besar di antara spina iliaca posterior inferior dan
spina ischialis.
Incisura ischiadica (ischialis) minor. Incisura di antara spina ischiale dan tuberositas ischii.
OS PUBIS.
Tulang yang membentuk batas anterior dan inferior foramen obturatorium.
Corpus ossis pubis.
Tuberculum pubicum. Protuberantia yang terletak anterolateral terhadap symphysis ossis pubis.
Facies symphysialis. Permukaan median symphysis yang berhadapan dengan os pubis pada
sisi yang berlawanan
Ramus superior ossis pubis. Bagian os pubis yang terletak di atas foramen obturatorius.
Eminentia iliopubica. Eminentia iliopectinea. Prominentia datar pada bagian proximal os pubis.
Pecten (linea pectinealis) ossis pubis . Crista tulang tajam, yang merupakan kelanjutan dari
linea arcuata, melewati tuberculum pubicum. Tempat origo m. pectineus.
Crista obturatoria. Taju tulang yang meluas dari tuberculum pubicum sampai acetabulum.
Tempat origo ligamentum pubofemorale.
Sulcus obturatorius. Sulcus obturatorius. Sulcus di atas foramen obturatorium.
Tuberculum obturatorium anterius. Protuberantia anterior kecil pada sulcus obturatorius.
(Tuberculum obturatorium posterius). Prominentia yang kadang-kadang muncul di belakang
sulcus obturatorius.
Ramus inferior ossis pubis. Bagian os pubis yang terletak di sebelah anterior bawah foramen
obturatorium, di antara symphysis dan linea suturalis dengan os ischium.
PELVIS
Cavitas pelvis (pelvica)
Arcus pubicus. Lengkung di bawah symphysis yang dibentuk oleh tulang-tulang pubis kanan
dan kiri.
Angulus subpubicus. Angulus di antara ramus inferior dextra et sinistra os pubis (pada laki-laki
rata-rata 75O; pada wanita 90 O -100 O).
Pelvis major. Ruang diantara dua ala ossis ilium di atas linea terminalis.
Pelvis minor. Ruangan di bawah linea terminalis.
Linea terminalis. Garis yang berjalan di sepanjang linea arcuata dari promontorium sampai
margo superior symphysis, dan menandai perbatasan antara pelvis major dan minor serta bidang
pintu atas panggul.
Apertura pelvis (pelvica) superior. Pintu atas panggul. Lubang atas pelvis minor pada bidang
linea terminalis.
Apertura pelvis (pelvica) inferior. Pintu bawah panggul. Lubang bawah pelvis minor di antara
os coccygeus, arcus ossis pubis, dan ligamentum sacrotuberale.
Axis pelvis. Perpotongan semua linea mediana penghubung antara symphysis dan facies
anterior os sacrum.
Diameter conjugata. Diameter anteroposterior yang berjalan dari promontorium sacral ke facies
posterior symphysis, panjangnya kira-kira 11 cm.
Conjugata vera anatomica
Conjugata diagonalis
Conjugata obstetrica
Diameter transversa. Bagian pintu atas panggul yang terlebar, kira-kira 13 cm.
Diameter obliqua. Melewati persendian iliosacral secara oblik ke depan, menuju eminentia
iliopubica pada sisi yang berlawanan, kira-kira 12,5 cm.
Inclinatio pelvis. Angulus di antara bidang pintu atas panggul dan bidang horizontal.
Linea intertrocanterica. Garis kasar sebelah anterior, di antara corpus femoris dan
columna femoris, meluas dari trochanter major ke trochanter minor.
Crista intertrochanterica. Crista tulang posterior di antara corpus femoris dan
columna femoris, berjalan dari trochanter major menuju trochanter minor.
Corpus femoris.
Linea aspera. Dua garis kasar pada aspek femoris posterior untuk perlekatan dua m.
vasti, m. adductor dan m. biceps femoris caput brevis.
Linea pectinea. Crista tulang yang meluas ke bawah, dari trochanter minor hampir
sejauh linea aspera. Tempat perlekatan untuk m. pectineus.
Facies poplitea. Area triangular pada aspek posterior femoris di antara linea
intercondylaris dan penyatuan kedua labium linea aspera (linea supracondylaris).
Linea supracondylaris medialis. Lanjutan labium mediale linea aspera menuju ke
condylus medialis.
Linea supracondylaris lateralis. Lanjutan labium mediale linea aspera menuju ke
condylus lateralis.
Condylus medialis. Facies articularis os femoris pada aspek medial sendi lutut.
Epicondylus medialis. Peninggian tulang pada aspek medial condylus medialis.
Tuberculum adductorium. Tonjolan kecil yang terletak di atas epicondylus medialis
untuk perlekatan m. adductor magnus.
Condylus lateralis. Facies articularis of femoris pada aspek lateral sendi lutut.
Epicondylus lateralis. Peninggian tulang pada aspek lateral condylus lateralis.
Sulcus popliteus. Sulcus di antara condylus lateralis dan epicondylus lateralis.
Facies patellaris. Facies articulare untuk os patella.
Fossa intercondylaris. Incisura yang terletak di sebelah posterior, di antara
condylus-condylus femoralis.
Linea intercondylaris. Crista yang terletak di sebelah posterior, di antara pangkal-
pangkal condylus femoralis.
PATELLA.
Tempurung lutut yang melekat pada tendo m. quadriceps femoris.
Basis patella. Dasar tulang lutut, margo superior patellae yang luas.
Apex patellae. Titik tepi inferior dari patella.
Facies articularis. Cartilago yang menutupi facies articularis os patellae yang berhadapan
dengan os femur.
Facies anterior. Permukaan anterior os patellae
TIBIA
Facies articularis superior. Facies articularis tibialis sendi lutut.
Condylus medialis. Perluasan ujung proximal os tibia ke arah medial.
Condylus lateralis. Perluasan ujung proximal os tibia ke arah lateral.
Facies articularis fibularis. Permukaan sendi untuk caput os fibula, terletak pada aspek
posterolateral condylus lateral.
Area intercondylaris anterior. Area di antara permukaan sendi lutut os tibia dan di
muka eminentia intercondylaris.
Area intercondylaris posterior. Area di antara permukaan sendi lutut os tibia dan di
belakang eminentia intercondylaris.
Eminentia intercondylaris. Peninggian tulang di antara facies articularis untuk
perlekatan ligamentum cruciatum dan ligamentum menisci.
Tuberculum intercondylare mediale . Peninggian facies articularis margo medialis yang
berhadapan dengan eminentia intercondylare.
Tuberculum intercondylare laterale. Peninggian facies articularis margo lateralis yang
berhadapan dengan eminentia intercondylare.
Corpus tibiae (tibiale). Batang tulang tibia.
Tuberositas tibiae. Area kasar pada ujung superior margo anterior. Tempat perlekatan
ligamentum patellae.
Facies medialis. Permukaan os tibia yang menghadap ke anteromedial.
Facies posterior. Permukaan posterior os tibia.
Linea musculi solei. Crista obliqua seperti atas facies posterior os tibia, meluas ke
bawah dari fovea articularis untuk os fibula sampai margo medialis. Tempat perlekatan m. soleus.
Facies lateralis. Permukaan lateral os tibia yang menghadap ke anterolateral.
Malleolus medialis.
Sulcus malleolaris. Sulcus kecil pada aspek posterior malleolus medialis untuk tendon
m. tibialis posterior.
Facies articularis malleoli. Permukaan lateral malleolus medialis yang berhadapan
dengan os talus.
Incisura fibularis. Cekungan pada permukaan lateral ujung distal os tibia. Facies
articularis untuk os fibula.
Facies articularis inferior. Permukaan sendi inferior yang berhadapan dengan os talus.
FIBULA
Caput fibulae (fibulare). Ujung proximal.
Facies articularis capitis fibulae. Permukaan sendi untuk ujung proximal os fibula yang
berhadapan dengan os tibia.
Apex capitis fibulae (processus styloideus). Perpanjangan caput fibulae ke arah atas.
Collum fibulae.
Corpus fibulae.
Facies lateralis. Permukaan lateral yang menghadap agak ke arah anterior.
Facies medialis. Permukaan medial di antara margo anterior dan margo interoseus.
Berhadapan dengan os tibia.
Facies posterior.
Crista medialis. Crista tulang pada facies posterior pada batas antara origo-origo m.
tibialis posterior dan m. flexor halucis longus
Malleolus lateralis.
Facies articularis malleoli. Permukaan sendi pada malleolus lateral yang berhadapan
dengan os talus.
Fossa malleoli lateralis. Cekungan pada aspek postero medial malleolus lateralis untuk
perlekatan ligamentum talofibularis posterior.
Sulcus malleolaris. Sulcus di sebelah lateral fossa malleolaris.
OSSA PEDIS
OSSA TARSI ( TARSALIA ) .
Terdiri dari 7 tulang (os calcaneus, os talus, os naviculare, os cuboideum, dan tiga os
cuneiformis) meluas dari tumit sampai metatarsal.
TALUS.
Tulang tarsal terletak di antara os tibia, os calcaneus dan os naviculare.
Caput tali (talare). Bersendi dengan os naviculare.
Facies articularis navicularis. Permukaan sendi os naviculare di depan caput tali.
Corpus tali.
Trochlea tali (talare). Facies articularis yang berbentuk seperti silinder untuk os tibia dan os
fibula.
Facies superior. Tempat permukaan persendian untuk facies articularis inferior os tibia.
Facies malleolaris medialis. Facies articularis untuk malleolus mediale yang menghadap hampir
ke arah sagittal.
Facies malleolaris lateralis. Facies articularis pada sisi lateral trochlea untuk malleolus lateralis.
Sulcus tali. Sulcus untuk os calcaneus di antara facies articularis medius dan posterior.
CALCANEUS
Tulang tumit.
Tuber calcanei. Tuberositas pada aspek posterior posterior calcaneus.
Sulcus calcanei. Sulcus untuk os talus di antara fovea articularis posterior dan medius.
Sinus tarsi. Suatu cekungan di antara caput os talus dan os calcaneus sisi lateral. Tempat
palpasi sendi pergelangan kaki inferior.
Facies articularis talaris anterior. Permukaan sendi kecil sebelah anterior untuk caput os talus.
Facies articularis talaris media. Permukaan sendi sebelah medial untuk os talus, di pisahkan
dari facies posterior oleh sulcus calcanei.
Facies articularis talaris posterior . Permukaan sendi lebar untuk os talus, terletak sebelah
posterior.
Facies articularis cuboidea. Permukaan sendi cuboid yang membentuk aspek anterior os
calcaneus.
OS NAVICULARE .
Terletak di sebelah medial di antara caput os talus dan ketiga tulang-tulang cuneiformis.
Tuberositas ossis navicularis.
Area kasar sebelah inferomedial untuk perlekatan m. tibialis posterior. Bisa di raba lewat kulit.
OS CUNEIFORME MEDIALE .
Os cuneiforme paling medial di antara os naviculare dan os metatarsal I. Basisnya berbentuk baji
mengarah ke bawah.
OS CUNEIFORME INTERMEDIUM .
Oos cuneiforme media di antara os naviculare dan os metatarsal II dengan basisnya berbentuk baji
yang mengarah ke atas.
OS CUNEIFORME LATERALE .
Os cuneiforme terletak di lateral, di antara os naviculare dan os metatarsal III dengan basisnya
berbentuk baji yang mengarah ke atas.
OS CUBOIDEUM.
Di temukan di antara os calcaneus dan os metatarsal IV dan V.
Tuberositas ossis cuboidei. Peninggian tulang pada aspek inferior os cuboideum, sebelah
proximal sulcus tendinis m. peroneus longus.
Processus calcaneus. Tonjolan plantar os cuboideum dengan suatu facies articularis proximal
segmen inferior yang menghadap secara oblik ke atas, untuk menyokong os calcaneus.
SISTEM MUSCULOSKELETAL
SYNDESMOSIS
Dalam bahasan ilmu gerak secara umum dikenal dua jenis sendi yaitu :
1. Synarthrosis ialah sendi yang antara kedua tulang memiliki sambungan langsung, oleh karena di
antara kedua ujung tulang terdapat suatu jaringan. Berdasarkan jenis jaringan diantara kedua
ujung tulang, maka synarthrosis di bagi menjadi :
a. Syndesmosis, bila jaringan penghubungnya merupakan jaringan ikat. Jenis ini dibedakan
lagi menjadi :
Sutura : pinggir-pinggir tulang yang bertemu dihubungkan oleh suatu lapis jaringan ikat
yang tipis, misalnya di antara ossa cranialis.
Schindylesis : suatu lempeng pada tulang yang satu terjepit di dalam celah atau takik
pada tulang yang lain. Misalnya hubungan antara rostrum sphenoidale dan vomer.
Gomphosis : tulang yang satu berbentuk kerucut masuk ke dalam lekuk yang sesuai
dengan bentuk tersebut pada tulang yang lain, misalnya diantara gigi dan rahang.
Syndesmosis elastica : jaringan ikat penghubung terdiri terutama dari serabut-serabut
kenyal (elastis), misalnya diantara arcus vertebrae oleh ligamentum flavum.
Syndesmosis fibrosa : jaringan ikat terutama terdiri dari serabut-serabut kolagen,
misalnya di antara ulna dan radius oleh membrana interrossea antebrachii.
b. Synchondrosis, bila jaringan penghubung ialah jaringan rawan misalnya diantara epiphysis
dan diaphysis sebelum proses penulangan selesai atau pada orang dewasa di antara kedua
ossa pubica.
c. Synostosis, bila jaringan penghubung ialah jaringan tulang, misalnya di antara os ilium, os
pubis dan os ichium pada orang dewasa.
2. Diarthrosis : hubungan antara dua ujung tulang yang tidak bersifat langsung, oleh karena
diantara tulang-tulang yang bersendi tersebut terdapat suatu rongga (cavum articulare). Pada
suatu diarthrosis dapat dibedakan bagian-bagian sebagai berikut :
a. Ujung-ujung tulang yang bersendi, dimana dibedakan dalam kepala sendi (caput articulare)
dan
b. lekuk sendi (cavitas glenoidalis).
c. Simpai sendi (capsula articularis) terdiri dari dua lapis, yaitu stratum fibrosum di sebelah luar
dan stratum synoviale di sebelah dalam yang membentuk synovia.
d. Rongga sendi (cavum articulare) ialah rongga potensial yang terdapat diantara ujung-ujung
tulang dan yang berisi synovia.
e. Jaringan adnexa yang meliputi :
Bibir sendi (labium articulare).
Discus dan meniscus articulares sebagai alat untuk menerima tumbukan, sebagai
penyangga dan sebagai alat untuk mengurangi discongruentio diantara ujung-ujung yang
bersendi.
Kandung sega (bursa mucosae) di sekitar sendi atau kadang-kadang berhubungan
dengan rongga sendi untuk memudahkan gerak di sendi tersebut.
Ligamentum ialah alat-alat yang sebenarnya sebagian dari pada capsula articularis yang
kemudian terpisah dari capsula tersebut.
Macam-macam persendian
Kedua facies articularis vertebra thoracalis terletak hampir dalam bidang frontal. Facies articularis
vertebra lumbalis terletak hampir dalam bidang sagital tetapi ke kaudal letak facies articularis ke arah
bidang frontal.
Vertebra Cervicalis
Gerakan yang mungkin di dalam articulatio intervertebralis di daerah leher ialah gerakan dinamika
facies articularis inferior bergeser ke ventral atau ke dorsal terhadap facies articularis superior
sehingga terjadi gerakan membengkok ke ventral disebut antefleksi, atau gerakan membengkok ke
dorsal disebut retrofleksi. (dipandang terjadi terhadap suatu sumbu yang berjalan transversal).
Gerakan lain ialah gerakan memutar atau rotasi disertai dengan gerakan membengkok ke lateral atau
laterofleksi (sumbu yang tegak lurus). Gerakan rotasi atau laterofleksi yang murni tidak mungkin
dilakukan di leher.
Vertebra Thoracales
Articulatio intervertebralis di daerah thoracal dapat dipandang sebagai suatu articulatio globoidea
dengan tiga sumbu ialah sumbu longitudinal, transversal dan sagital sehingga di daerah thoracal gerakan
yang mungkin ialah rotasi, antefleksi /retrofleksi dan laterofleksi.
Gerakan di daerah thoracal dibatasi oleh karena adanya costa.
Articulatio intervertebralis di daerah lumbal dapat dipandang sebagai suatu ginglymus dengan sumbu
melalui processus spinosus sehingga pada gerakan rotasi yang bergerak terbesar ialah tepi ventral
corpus vertebrae.
Tepi corpora vertebralia dihubungkan satu dengan yang lain oleh suatu synchondrosis, sehingga
kemungkinan rotasi hanya sedikit. Bila facies articularis lebih terletak di bidang sagittal ada gerakan
antefleksi dan retrofleksi. Oleh karena cavum articulare di sini sempit, laterofleksi hanya dapat
dilakukan sedikit. Bila facies articularis lebih terletak dalam bidang frontal (bagian caudal) gerakan
laterofleksi lebih luas.
2. Synarthrosis
a. Synchondrosis
Hubungan antara corpora vertebralia yang dilakukan oleh discus intervertebralis bersifat synchondrosis.
Ia terdiri atas : nucleus pulposus dan anulus fibrosus.
Nucleus pulposus berbentuk sebagai bola, bersifat elastis berisi gelatin yang dibungkus oleh jaringan
fibrocartilago, sehingga dapat disamakan dengan bola terisi air yang terjepit di antara dua vertebra dan
berusaha memisah dua vertebra itu.
Anulus firosus terdiri atas jaringan fibrocartilago. Serabut-serabut jaringan pengikatnya berjalan miring
dari satu vertebra ke lain vertebra, dan tersusun dalam lingkaran yang konsentris.
Discus intervertebralis di daerah leher dan di daerah lumbal lebih tebal di banding
daerah thoracal. Hal ini menambah kemungkinan gerakan di articulatio
intervertebralis.
Di daerah leher tepi ventral discus intervertebralis lebih tebal dari tepi dorsal, di daerah
thoracal tepi dorsal lebih tebal, di daerah lumbal tepi ventral lebih tebal. Hal ini
menyebabkan adanya lordosis lumbalis.
b. Syndesmosis
Hubungan lain berupa ligamenta :
- ligamentum flavum (interarcuale), yang menghubungkan dua arcus vertebrae;
- ligamentum interspinale, yang menghubungkan dua processus spinosi;
- ligamentum supraspinale, yang menghubungkan pucuk-pucuk processus spinosi;
- ligamentum longitudinale posterius, yang menghubungkan dataran-dataran ventral corpora
vertebralia;
- ligamentum intertransversarium yang menghubungkan dua processus transversus.
Ligamenta ini membatasi gerakan di dalam articulatio intervertebralis dan gerakan yang dibatasi
tergantung dari letak ligamentum terhadap sumbu.
1. Diathrosis
articulatio costovertebralis adalah hubungan
antara costa dan vertebra, terdiri dari dua
diarthrosis, yaitu :
1. Articulatio capituli : dibentuk oleh fovea
costalis vertebrae inferior dan superior
dengan capitulum costae, diperkuat oleh
ligamentum capituli costae radiatum dan
Ligamentum capituli costae interarticulare
2. Articulatio costotransversaria : dibentuk
oleh fovea articularis transversalis dengan
tuberculum costae dan diperkuat oleh
ligementum costotransversarium anterius
dan posterius dan Ligamentum tuberculi
costae.
2. Synarthrosis
Antara collum costae dan processus transversus vertebrae terdapat suatu syndesmosis ialah
ligamentum collum costae. Ligamentum costotransversaria, lig. tuberculi costae dan lig. colli costae
menghambat gerakan di dalam articulatio costovertebralis. Ligamentum capituli costae interarticulare
hanya ada pada costae I s/d costa X. Costa XI dan XII dengan vertebra tidak membentuk articulatio
costotransversaria. Sumbu articulatio costovertebralia kanan kiri makin ke kaudal makin tajam.
Dengan demikian di kranial, sumbu sendi tersebut jalannya mendekati transversal, padahal di kaudal
jalannya mendekati sagittal, sehingga gerakan costa kranial yang terbesar ke ventral padahal
gerakan costa kaudal yang terbesar ke lateral.
membagi cavum articulare. Permukaan sendi terdapat cartilago articularis yang bersifat fibrosa.
Capsula articularis luas sehingga kemungkinan gerakan luas.
Articulatio sternoclavicularis fungsionil bersifat articulatio globoidea dengan sumbu yang berjalan
kraniokaudal, sagital dan lateromedial sepanjang clavicula. Dengan demikian extremitas acromiale
claviculae dapat di rotasi seluas 220. Gerakan ke kranial dan kaudal tidak seluas gerakan ventral dan
dorsal sehingga pada circumductio, extremitas acromialis claviculae tidak membentuk suatu sirkel
tetapi suatu ellips dengan sumbu panjang berjalan ventrodorsal.
Articulatio acromioclavicularis,
dibentuk oleh extremitas acromialis
claviculae dan tepi medial processus
acromialis scapulae.
Facies articulatis ialah kecil dan rata,
dilapisi oleh fibrocartilago. Di antara
kedua facies articularis ada suatu discus
articularis.
Ligamentum yang memperkuat sendi ini ialah ligamenta acromioclaviculare, yang menghindari
extremitas acromialis claviculae ke kranial (luxatio). Hubungan yang berupa syndesmosis antara
clavicula dan scapula diadakan oleh ligamentum coracoacromiale. Ligamentum ini terdiri atas dua
ligamentum ialah ligamentum conoideum, dan ligamentum trapezoideum. Ligamentum conoideum
terbentang antara dataran medial processus coracoideus dan dataran kaudal clavicula. Ligamentum
trapezoideum terbentang antara dataran lateral processus coracoideus dan dataran kaudal clavicula.
Scapula digantung oleh ligamenta ini pada clavicula.
Articulatio humeri
Dibentuk oleh caput humeri dan cavitas
glenoidalis scapulae. Caput humeri
berbentuk setengah bola. Cavitas
glenoidalis yang dangkal diperdalam
dengan adanya labrum glenoidale yang
tersusun dari fibrocartilago.
Abduksi dihambat oleh ligamentum coracoacromialie oleh karena ia menghambat tuberculum majus.
Adduksi dihambat oleh ligamentum coracohumerale oleh karena ligamentum terletak di kranial
sumbu sagittal. Selain itu juga menghambat retrofleksi karena terletak di kranial sumbu transversal.
Hubungan antara lengan atas dan lengan bawah diadakan oleh articulatio cubiti, yang dibentuk oleh
tiga tulang jadi bersifat articulatio compusita. Sendi ini terdiri atas :
a. articulatio humeroulnaris,
b. articulatio humeroradialis,
c. articulatio radioulnaris proximalis.
Articulatio humeroulnaris, dibentuk
oleh trochlea humeri dan incisura
semilunaris ulnae berbentuk articulatio
trochlearis, suatu ginglymus. Jadi
mempunyai satu sumbu melalui trochlea
humeri dan gerakan yang mungkin ialah
fleksi dan ekstensi.
Articulatio radioulnaris proximalis, dibentuk oleh circumferentia articularis capituli radii dan incisura
radialis ulnae, berbentuk articulatio trochoidea dengan sumbu longitudinal. Dengan demikian articulatio
cubiti berbentuk trochoginglymus. Ketiga sendi terdapat di dalam satu capsula articularis. Stratum
synoviale melekat pada tepi cartilago articularis, sedang stratum fibrosum lebih menjauhinya. Capsula
articularis luas dan di sebelah dorsal tipis. Epicondyli dan olecranon terdapat di luar capsula articularis
dan processus coronoideus terdapat di dalamnya. Capsula articularis di antara ulna dan radius menonjol
ke distal sebagai recessus sacciformis, untuk menghindari sobeknya kapsula pada waktu rotasi radius.
2. Ligamenta collaterale radiale terbentang dari epicondylus lateralis humeri, sebagian ke ulna
dan sebagian ke ligamentum radii.
3. Ligamentum anulare radii yang melingkari circumferentia articularis capituli radii dan melekat
pada tepi volar dan dorsal incisura radialis ulnae.
Membrana interossea mempunyai serabut-serabut yang arahnya berlainan sehingga pada gerakan
pronasi dan supinasi, tidak pernah seluruhnya tegang. Membrana interossea bersama dengan
ligamentum anulare radii menghindari gerakan radius di dalam articulatio humeroradialis terhadap
sumbu dorsovolar.
GERAKAN TANGAN
Cartilago triangularis mempunyai basis yang melekat pada radius dan apex yang dihubungkan oleh
suatu ligamentum dengan processus styloideus ulnae.
Gerakan yang mungkin ialah :
fleksi-ekstensi terhadap sumbu radioulnar yang melalui os lunatum, dan
abduksi ulnar dan radial terhadap sumbu dorsovolar yang melalui os capitatum.
Pada abduksi radial, basis ossa carpalia proksimal memutar juga ke volar terhadap sumbu yang
jalannya dari radiodorsal ke ulnovolar.
Basis ossa carpalia proksimal dihubungkan dengan basis ossa carpalia distal oleh articulatio
intercarpea.
SIKU
Pada posisi fleksi articulatio cubiti kelihatan epicondylus medialis, epicondylus lateralis dan
olecranon, yang ketiganya membentuk segitiga sama sisi sedang bila ekstensi ketiga bangunan
tersebut terdapat dalam satu garis. Saat lengan diekstensi di sebelah lateral olecranon terdapat
cekung dengan dasar capitulum radii yang di sebelah lateral dibatasi oleh otot-otot yang berpangkal
pada epicondylus lateralis. Margo dorsalis ulnea hanya bagian proksimal dapat kelihatan. Di daerah
siku sebelah volar terdapat cekung yang dibatasi sebelah proksimal oleh m. biceps dan m. brachialis,
ulnar oleh m. pronator teres dan radial oleh m. brachioradialis. Cekung ini disebut fossa cubiti
melanjutkan diri ke distal sebagai suatu sulcus yang dibatasi radial oleh m. brachioradialis dan ulnar
oleh m. flexor carpi radialis.
LENGAN BAWAH
Oleh karena perut (venter) otot-otot fleksor dan m. brachioradialis dengan m. extensor carpi radialis
longus dan brevis terdapat di bagian proksimal, bagian Ini membesar, dan lengan bawah ke arah
articulatio radiocarpea mengecil. Di sebelah volar, selain otot-otot tersebut kelihatan juga tendo m.
palmaris, tendo m. flexor carpi radialis. Margo dorsalis ulnae hanya dapat diikuti di bagian proksimal
sedang bagian distal ditutupi oleh m. extensor carpi ulnaris. Di ujung distal sebelah ulanr kelihatan
processus styloideus ulnae. Kira-kira pada sepertiga distal terdapat suatu sulcus miring dari ulnar ke
radial yang disebabkan oleh m. abductor pollicis longus dan m. extensor pollicis brevis.
HUBUNGAN-HUBUNGAN DI TANGAN
Terdapat 8 persendian :
articulatio carpometacarpea communis;
articulatio carpometacarpea prima;
articulatio metacarpophalangea prima; articulationes metacarpophalangeales secunda, tertia,
quarta et quinta dan
articulationes interphalangea.
Oleh karena letak os multangulum majus agak miring, sumbu radioulnar articulatio carpometacarpea
prima tidak tepat berjalan radioulnar, tetapi kira-kira membentuk sudut 45 0 dengan dataran radioulnar.
Begitu juga sumbu dorsovolar. Oleh karenanya gerakan terhadap sumbu radioulnar tidak tepat fleksi
dan ekstensi, tetapi pada fleksi jari I dihadapkan di muka jari-jari lain, sehingga gerakan ini disebut
opposisi, dan gerakan ekstensi disebut reposisi. Gerakan terhadap sumbu radiovolar ialah abduksi
dan adduksi.
Ini disebabkan karena terdapat ligamentum collaterale radiale dan ulnare. Yang terbentang antara
dataran radial dan ulnar os metacarpale I dan dataran radial danulnar phalanx pertama demikian rupa
sehingga selalu tegang di dalam keadaan fleksi dan ekstensi. Dengan demikian gerakan di dalam
sumbu dorsovolar tidak dapat dilakukan, oleh karena otot-otot yang melewati sendi ini hanya dari
sebelah dorsal dan volar, secara aktif os metacarpale I tidak dapat digerakkan terhadap sumbu
longitudinal, hanya secara pasif.
Radial dan ulnar tiap-tiap sendi diperkuat oleh ligamentum collaterale radiale dan ulnare yang tegang
pada waktu fleksi sehingga abduksi tidak dapat dilakukan pada posisi fleksi. Capituli ossea
metacarpalia II s/d V dihubungkan satu dengan yang lain oleh ligamentum capitulum ossium
metacarplaium yang berjalan di sebelah volar dari capituli dan menghambat gerakan ossa
metacarpalia II s/d V, satu terhadap yang lain. Gerakan rotasi tidak dapat dilakukan secara aktif.
Ligamentum collaterale radiale dan ulnare pada sendi ini berjalan demikian rupa hingga mereka
tegang baik pada keadaan fleksi maupun pada keadaan ekstensi.
TANGAN
Metacarpus tidak merupakan bidang yang datar, tetapi melengkung ke arah radiovolar dengan os
metacarpale III yang terdorsal. Pada punggung tangan dapat dilihat tendines dari extensores. Pada
ketika mengenggam tendines ini menonjol di daerah capitulum ossis metacarpalis, yang bersama-
sama tidak terletak dalam garis lurus tetapi melengkung.
Pada tapak tangan kelihatan 2 tonjolan ialah thenar di radial dan hypothenar di ulnar, yang masing-
masing dibentuk oleh otot-otot untuk ibu jari dan jari V. Pada kulitnya terdapat lipatan-lipatan yang
transversal dan miring di sebelah ulnar dari thenar. Ibu jari terdapat di dalam satu bidang dengan jari-
jari lain, tetapi dalam suatu bidang yang kira-kira membuat sudut 45 0 dengan bidang tersebut.
Articulatio sacroiliaca dibentuk oleh facies auricularis ossis ilii dan facies auricularis
ossis sacri. Dataran ni berlekuk dan sangat sesuai, sehingga gerakan yang mungkin
hanya sedikit sekali. Oleh karenanya ia bersifat amphiarthrosis.
Cingulum inferius atau pelvis, merupakan lingkaran dan memnyerupai cicin meterai. Pada orang
berdiri dataran melalui aditus pelvis membuat sudut 60 0 – 700 dengan bidang horizontal dan disebut
inclinatio pelvis. Spina iliaca anterior superior terletak kira-kira dalam satu bidang frontal dengan
tuberculum pubicum.
Pelvis dapat dipandang terdiri atas dua lengkung (arcus). Satu lengkung ialah tegak (pada orang
berdiri) dalam bidang frontal yang dibentuk oleh os sacrum dan kedua os ilium sampai acetabulum.
Lengkung yang lain terdapat di dalam bidang horizontal dan dibentuk oleh kedua os pubis sampai
acetabulum, sehingga kedua kaki melekat pada kedua kaki lengkung pertama. Berat badan menekan
di atas lengkung pertama, jadi pada os sacrum. Pada penampang melintang, os sacrum berbentuk
baji, sehingga jika ia ditekan di antara kedua os ilium, ia berusaha memisah kedua os ilium, jadi
memisah kedua kaki lengkung pertama.
Pemisahan ini dihindari oleh lengkung kedua, yang terbentuk oleh kedua os pubis yang dihubungkan
satu dengan yang lain oleh symphysis pubica. Jadi yang sebenarnya menghindari memisahnya
kedua os ilium ialah symphysis pubica. Berat badan menekan pada basis ossis sacri, sehingga os
sacrum, walaupun sangat sedikit, memutar terhadap sumbu transversal dan kedua articulatio
sacroiliaca. Basis ossis sacri bergerak ke kaudal dan apex ossis sacri ke kranial. Tetapi gerakan ini
dihambat oleh ligamentum sacrospinosum dan sacrotuberosum. Pada waktu hamil articulatio
sacroiliaca dan symphysis pubica menjadi longgar.
Hubungan antara cingulum inferius dan tungkai dilakukan dalam articulatio coxae.
Articulatio coxae dibentuk oleh acetabulum dan caput femoris. Cartilago articularis hanya ada pada
facies lunata. Acetabulum diperdalam oleh labrum glenoidale, terdiri atas fibrocartilago yang melekat di
tepi acetabulum, tetapi di incisura acetabuli labrum glenoidale tidak ada. Incisura acetabuli ini dilingkungi
oleh ligamentum transversum acetabuli, yang merupakan penyempurnaan dari lingkaran yang dibentuk
oleh labrum glenoidale.
Oleh karena acetabulum diperdalam, caput femoris masuk di dalamnya lebih dari setengahnya.
Articulatio globoidea yang dibentuk oleh acetabulum dan caput femoris bersifat sinarthrosis.
Condyli femoris berbentuk silinder. Sumbu-sumbu kedua silinder membentuk sudut yang membuka ke
proksimal dorsal. Dataran silinder agak melengkung ke arah transversal. Jari-jarinya makin ke dorsal
makin pendek, sehingga dataran silinder pada penampang sagital merupakan spiral.
Facies articularis tibiae ditutupi oleh meniscus medialis dan meniscus lateralis. Meniscus medialis
berbentuk sebagian kecil dari suatu lingkaran yang besar, sedang meniscus lateralis berbentuk sebagian
besar dari lingkaran yang kecil. Tepinya melekat pada capsula articularis. Di sebelah ventral kedua
menisci dihubungkan satu dengan yang lain oleh ligamentum transversum genus, dan di median melekat
pada fossa intercondyloidea.
Capsula articularis
Strantum synoviale tidak melekat pada stratum fibrosum. Di dorsal ia ditonjolkan oleh ligamenta cruciata
genus ke dalam cavum articulare sehingga membentuk septum intercondyloideum, dan di kranial patella
stratum synoviale meneruskan diri sebagai bursa suprapatellaris. Andaikata meniscus bukan lingkaran
tetapi lamina, oleh karena ia melekat pada capsula dan ada septum intercondyloideum, cavum atriculare
terbagi menjadi empat.
Oleh karena meniscus hanya setengah lingkaran, ruang di bawah meniscus berhubungan dengan
ruangan di atas meniscus. Fossa intercondyloidea femoris terdapat hanya di sebelah dorsal.
Di sebelah ventral facies articularis patellaris femoris menghubungkan kedua facies articularis condyli
femoris. Facies articularis ini ditutupi oleh cartilago articularis. Pada tibia fossa intercondyloidea yang
tidak ditutupi oleh cartilago articularis memisah kedua facies articularis condyli tibiae.
Stratum synoviale melekat pada batas cartilago articularis. Jadi tempat perlekatan pada femur
merupakan satu lingkaran padahal tempat perlekatan pada tibia merupakan dua lingkaran sehinga
stratum synoviale berbentuk sebagai celana pendek.
Stratum fibrosum hanya nyata di sebelah dorsal, yang berfungsi sebagai stratum fibrosum di sebelah
ventral ialah tendo m. quadriceps femoris yang mengandung patella. Tendo ini di antara patella dan
tuberositas tibiae disebut ligamentum patellae. Selain itu terdapat lanjutan otot sebagai serabut-serabut
jaringan pengikat yang berjalan kanan kiri ligamentum patellae dan melekat pada margo infraglenoidalis
tibiae kanan dan kiri, disebut retinaculum patellae mediale dan laterale.
Gerakan yang mungkin di dalam articulatio genus ialah fleksi dan ekstensi terhadap
sumbu transversal melalui condyli femoris.
Tetapi pada ketika fleksi sumbu pindah ke dorsal dan pada ekstensi sumbu pindah ke ventral. Oleh
karena jari-jari dataran condylus makin ke dorsal makin kecil, jarak antara tempat perlekatan ligamentum
collaterale laterale pada femur dan fibula pada keadaan ekstensi lebih jauh daripada keadaan fleksi. Oleh
karenanya pada waktu ekstensi ligamentum ini tegang tetapi pada waktu fleksi kendor. Oleh karena
ligamentum collaterale mediale mediale lebar dan menyebar sebagai kipas, selalu ada serabut-serabut
yang tegang.
Di dalam keadaan fleksi dapat diadakan gerakan rotasi tibia karena saat fleksi ligamentum collaterale
laterale kendor. Karena serabut-serabut ligamentum collaterale mediale selalu ada yang tegang, aksis
longitudinal atau aksis rotasi melalui condylus medialis tibiae. Kecuali oleh ligamenta collaterale, ekstensi
juga dihambat oleh ligamentum criciatum anterius. Dengan tegangnya ligamentum ini, ia menarik fossa
intercondyloidea anterior ke lateral, sehingga pada akhir ekstensi terjadi juga eksorotasi seluas 5 0.
Endorotasi dalam keadaan fleksi dihambat oleh ligamenta cruciata oleh karena mereka saling bersilang
dan putar memutar. Endorotasi juga dihambat oleh ligamentum collaterale laterale. Eksorotasi dalam
keadaan fleksi dihambat oleh ligamentum collaterale laterale.
Menisci bergerak dengan tibia pada waktu fleksi dan ekstensi, tetapi mereka tidak ikut bergerak dengan
tibia pada waktu rotasi.
Kedua facies articularis (tibiofibularis) ialah datar. Capsula articularis sempit, diperkuat oleh ligamentum
capitulae fibulae anterius dan posterius. Gerakan yang mungkin hanya sedikit, dan disebabkan oleh m.
biceps femoris yang berinserio pada capitulum fibulae.
Syndesmosis tibiofibularis terdapat di antara incisura fibularis tibiae dan dataran medial melleolus
lateralis proksimal dari facies articularis malleoli lateralis. Sundesmosis ini terdiri atas ligamentum
tibiofibulare anterius dan posterius. Serabut-serabut berjalan dari tibia ke arah distal ke fibula.
Membrana inferossea cruris, menghubungkan crista interossea tibiae dengan crista iterossea fibulae.
Serabut-serabutnya sebagian besar berjalan dari tibia ke arah distal ke fibula. Membrana ini
menghambat gerakan yang masih mungkin di articulatio tibiofibularis.
Ligamenta yang pergi ke ventral menghambat fleksi plantar dan yang pergi ke dorsal menghambat fleksi
dorsal.
Tungkai bawah
Bentuk tungkai bawah ditetapkan kecuali oleh condyli tibiae, juga oleh tuberositas tibiae, crista anterior
tibiae, facies medialis tibiae, capitulum fibulae, malleolus medialis lateris, m. tibialis anterior, m. extensor
digitorum longus, mm. peronei, m. gastrocnemius dan m. soleus. Terutama m. gastrocnemius dan m.
soleus menyebabkan tungkai bawah membesar di bagian proksimal. Bagian distal tetap kecil karena
kebanyakan hanya tersususn oleh tendines.
Articulatio talonavicularis dan articulatio calcaneocuboidea, bersama disebut juga articulatio dari Chopart.
Articulatio di antara ossa tersalia disebut juga articulationes intertarseae.
1. Articulatio talocalcanea, dibentuk oleh facies articularis calcanearis posterior tali dan facies
articularis talaris posterior calcanei.
2. Articulatio talocalcaneonavicularis dibentuk :
- di satu pihak oleh : facies articularis navicularis tali,
facies articularis calcanearis anterior tali,
facies articularis calcanearis media tali,
- di lain pihak oleh : facies articularis talaris ossis navicularis,
facies articularis anterior calcanei,
facies articularis talaris media calcanei, fibrocartilago
navicularis, yang ada pada ligamentum calcaneonaviculare
plantare.
Gerakan yang mungkin di dalam sendi ini ialah terhadap sumbu yang berjalan dari suatu tempat pada
facies lateralis talaris calcanei melalui sulcus calcanei dan sulcus tali ke collum tali di sebelah medial
dorsal. Gerakan ini terdiri atas pengangkatan tepi medial kaki yang disebut supinasi atau pengangkatan
tepi lateral kaki yang disebut pronasi.
Ligamenta yang terletak lateral distal sumbu menghambat supinasi, dan yang terletak medial proksimal
menghambat pronasi.
Oleh karena sumbu sendi miring, gerakan supinasi disertai dengan adduksi kaki
dan pronasi dengan abduksi.
Gerakan yang mungkin hanya sedikit. Os cuneiforme primum dapat bergeser ke dorsal dan plantar
terhadap sumbu proksimal distal melalui os cuneiforme secundum pada gerakan supinasi dan pronasi.
Arcus pedis dipertahankan oleh :
a. ligamentum calcaneonaviculare plantare
b. ligamentum plantare longum
c. aponeurosis plantaris
Ligamentum plantare longum, terbentang dari tuber calcanei ke basis ossa metatarsalia. Aponeurosis
plantaris, terletak superfisial terbentang dari tuber calcanei ke ligamenta vaginalia jari-jari kaki.
KAKI
Bentuk kaki ditetapkan terutama oleh tuber calcanei, ossa metatarsalis, capitulum ossis metatarsalis I
dan phalanges. Yang menapak pada tanak ialah tiber calcanei, os metatarsale V dan capitulum ossis
metatarsalia V s/d I. Jari-jari yang menapak tanah ialah phalanges terakhir. Jari III s/d V biasanya dalam
keadaan fleksi. Tempat yang tertinggi pada dorsum pedis ialah pada daerah os metatarsale I. Pada
dorsum pedis dapat dilihat tendines dari mm. extensores yang menyebar ke pangkal jari-jari.
1. Pada keadaan berdiri secara malas, badan seakan-akan bergantung pada ligamenta iliofemoralia
dan ligamenta ischiocapsularia. Pelvis pada keadaan ini memutar ke dorsal kira-kira 15 0, sehingga
inclinatio pelvis berkurang. Akibatnya ialah lordosislumbalis berkurang, titik berat pindah ke dorsal,
garis berat tidak lagi terdapat pada suatu bidang frontal yang melalui articulatio genus, tetapi pada
suatu bidang gfrontal yang melalui ventral articulationes genus, dan datang pada kaki pada puncak
arcus pedis yaitu talus, jadi ventral articulationes talocrurales. Oleh karena garis berat melalui bidang
disebelah ventral articulationes genus, adalah hasrat untuk hyperekstensi pada articulatio genus.
Hyperekstensi ini dihindari oleh ligamenta collateralia dan dan ligamentum cruciatum anterius pada
articulatio genus dan otot-otot flexor yang melalui aksis transversal articulatio genus dari dorsal. Otot-
otot di keliling articulatio coaxae tidak berekstensi, oleh karena pelvis tergantung pada ligamentum
iliofemorale, dan ligamenta ischiocapsularia.
2. Pada keadaan di mana seseorang berdiri pada satu tungkai, paha dan tungkai itu terdapat pada
keadaan adduksi dan retrofleksi. Juga dalam keadaan ini pelvis menggantung pada ligamentum
iliofemorale dan ligamentum ischiocapsulare. Juga di articulatio genus ada hyperekstensi yang
dihambat oleh ligamenta collateralia dan ligamentum cruciatum anterius dan otot-otot fleksor. Seperti
halnya pada jari-jari tangan, tendines dari mm. flexores digitorum longus dan tendo dari m. flexor
hallucis longus dieratkan oleh ligamentum vaginale dan dibungkus oleh vagina tendinum pada jari-
jari kaki.
3. Pada keadaan berdiri biasa, tubuh ada dalam keseimbangan yang labil. Titik berat terdapat + 4,5 cm
kranial dari aksis transversal kedua articulationes coxae di dalam suatu bidang frontal yang melalui
articulationes humeri, articulationes talocrurales. Oleh karena badan dalam keseimbangan labil,
keseimbangan ini mudah terganggu, sehingga otot-otot di keliling articulatio coxae dan m. erector
trunci berkontraksi.
4. Pada waktu berdiri tegak secara militer, titik berat pindak ke ventral. Inklinasi pelvis bertambah. Garis
berat terdapat pada bidang frontal yang melalui sebelah ventral articulatio genus dan articulatio
talocruralis. Keseimbangan sekarang harus dipertahankan secara aktif untuk menghindari
bertambahnya inclinatio pelvis dan jatuh ke ventral dengan kontraksi otot-otot fleksor paha dan
tungkai. Oleh karena batang badan harus tetap tegak dan orang melihat ke muka. Lordosis lumbalis
dan lordosis cervicalis bertambah, sehingga m. erector trunci harus bekerja lebih giat. Oleh karena
banyak otot-otot yang berkontraksi, berdiri tegak secara militer sangat melelahkan.
BERJALAN
10. Pada ketika tapak kaki tungkai yang dilemparkan (A) seluruhnya telah mengenai tanah, kaki tungkai
penyokong (B) sama sekali dilepas dari tanah dengan yang menghambat fleksi plantar dan supinasi
kaki pada articulatio talocruralis dan talocalcaneonavicularis oleh mm. peronei dan mm. tibialis
anterior, extensor digitorum longus dan hallucis longus. Pada berjalan gerakan yang banyak
dilakukan di articulatio genus dan articulatio coxae, padahal di articulatio talocruralis gerakan hanya
sedikit.
MUSCULOSKELETAL
PENDAHULUAN
Otot merupakan alat gerak aktif. Hal ini disebabkan di dalam sel-sel otot terdapat myofibri yang
memiliki kemampuan berkonstraksi yang sangat besar. Secara umum jaringan otot dapat dibagi
menjadi :
1. Otot polos : otot jenis ini berkonstraksinya sangat lambat, namun konstraksinya dapat
dipertahankan dalam waktu yang lama dengan menggunakan energi yang sedikit. Otot-otot ini
bekerja tanpa kemauan kita sehingga disebut otot-otot tak sadar, misalnya : otot dinding usus,
pembuluh darah dan sebagainya.
2. Otot seran-lintang : jenis otot yang cepat berkonstraksi, tetapi relaksasinya juga cepat. Otot-otot
ini dinamakan otot-otot sadar karena bekerja atas kemauan kita, dan merupakan jenis otot yang
paling banyak dijumpai dan terdapat sebagai otot-otot badan.
3. Otot jantung : secara morfologis otot ini berseran lintang, tetapi kerjanya di luar kemauan kita.
Jadi jaringan otot ini merupakan suatu bentuk antara jaringan otot polos dan jaringan otot seran
lintang. Otot jenis ini terdapat pada jantung.
Secara umum otot rangka mempunyai dua ujung yang masing-masing dinamakan kepala (caput) dan
ekor (cauda), sedangkan bagian yang terdapat ditengah-tengah disebut empal (venter). Kedua ujung
otot melekat pada tulang dengan perantaraan tendo (urat), kadang-kadang juga salah satu ujungnya
melekat pada kulit, misalnya otot-otot wajah, atau pada suatu anyaman jaringan ikat yang yang kuat,
misalnya otot-otot serong dinding perut. Tempat kepala otot melekat pada tulang disebut origo
dimana merupakan titik yang tidak bergerak (punctum fixum) atau yang bergeraknya kurang dari pada
ujung yang lain. Sedangkan tempat melekatnya ekor disebut insersi (insertio), dimana merupakan titik
yang dapat bergerak luas (punctum mobile)atau yang terletak jauh dari batang badan.
M. interspinalis : mm
origo dan insertio : processus spinosus
vertebrae yang berturutan.
M. transversospinalis :
Arigo : processus transversus
Insertio : processus spinosus vertebrae
di kranialnya
Otot ini dapat dibagi dalam :
m. rotator brevis : berinsertio di
processus spinosus tepat di kranialnya
m. interspinalis m. transversospinalis
m. rotator longus : melewati satu
vertebra
m. multifidus : melewati 2-4 vertebrae
m. semispinalis,melewati lebih dari 4
vertebrae
m. iliocostalis m. longissimus
M. spinotransversalis,
Otot ini lazim disebut m. splenius, di daerah leher
terdapat m. splenius cervicis.
origo : processus spinosi VTh. 3-6
insertio : processus transversi VC1-3
Pada retrofleksi lordosis cervicalis bertambah.
m. spinalis
b. Antefleksi dilakukan oleh otot-otot yang terdapat di sebelah ventral sumbu transversal, dapat
dibagi menurut origo dan insertionya dalam :
1. baik origo maupun insertio terdapat di columna vertebralis :
- m. longus colli
2. hanya origo terdapat di columna vertebralis :
- m. scalenus anterior - m. scalenus posterior
- m. scalenus medius - m. psoas major
M. logus colli :
terdapat di sebelah ventral columna vertebrale
cervicalis. Ia dapat dibagi dua :
bagian media : m. longus colli
origo : corpus VTh.2 – VC.5
insertio : - processus vertebrae cervicalis VC.5,6
- corpus vertebra cervicalis VC.2 - 4
bagian lateral :
origo : processus transversus VC 3-6
insertio : tuberculum anterius atlantis
M. scalenus anterior
origo : tuberculum anterius VC 4-6
insertio: costa pertama bagian ventral
M. scalenus medius
origo : tuberculum posterius VC 2-7 m. scalenus
insertio: costa pertama bagian dorsal
M. scalenus posterior
origo : tuberculum posterius VC 5-6
insertio: costa II
M. psoas major
origo : corpora VL. 1 s/d 5 m. psoas major
insertio: trochanter minor femoris
M. sternocleidomastoideus
origo : - pars sternalis : pada tepi incisura
jugularis sterni bagian lateral.
- pars clavicularis : pada extremitas
sternalis claviculae.
insertio: dataran lateral processus mastoideus sampai
linea nuchae superios.
M. rectus abdominis
pada costa rawan VII, sampai dengan costa rawan origo :
bagian medial ke V
insertio: - os pubis, medial tuberculum pubicum
- symphysis ossium pubis
- r. inferior ossis pubis yang heterolateral
m. rectus femoris
c. Laterofleksi, dilakukan oleh otot-otot yang letaknya di sebelah lateral sumbu sagittal.
Pada bagian dada, laterofleksi dihambat oleh costae yang merapat. Otot-otot yang mengadakan
laterofleksi ialah otot-otot yang mengadakan retrofleksio dan antefleksio jika
hanya bekerja sebelah yaitu :
- m. sacrospinalis
- m. transversospinalis
- m. spinotransversalis
- m. obliquus abdominis externus dan internus
- m. longus colli
- m. rectus abdominis
- m. psoas major
- m. sternocleidomastoideus
M. intertransversarius
origo dan insertio : processus transversus dari
vertebrae yang satu ke vertebra yang lain
secara berurutan.
M. quadratus lumborum
Dapat dibagi dalam 2 lapisan :
1. lapisan dorsal
origo : crista iliaca
insertio : - processus transversus VL. 4 s/d 1
- costa XII
2. lapisan ventral
origo : - crista iliaca
- processus transversus VL. 5 s/d 2
insertio : - costa XII m. quadratus lumborum
- corpus VTh. 12
d. Rotasi, dilakukan oleh otot-otot yang menyilang sumbu longitudinal secara miring di ventral atau
dorsal.
- m. transversospinalis
- m. spinotransversalis (m. splenius)
- m. obliquus abdominis internus
- m. obliquus abnominis externus
M. transversospinalis, m. obliquus externus abdominis dapat mengadakan rotasi ke sebelah
yang lain, jadi heterolateral.
M. spinotransversalis, m. obliquus internus abnominis dapat mengadakan rotasi ke sebelah
yang sama, jadi homolateral.
Rotasi di daerah leher disertai dengan laterofleksi dilakukan oleh otot-otot yang menyilangi sumbu
terletak tegak lurus pada bidang facies articularis processus articularis.
M. intercostalis externus
Terdapat di antara costa mulai dari
tuberculum costae; serabut-serabutnya
berjalan miring dari kraniodorsal ke
ventrokaudal.
M. levator costae
Terdapat di sebelah dorsal
origo : processus transversus VTh.
insertio : - m. levator costae brevis
costa tepat di kaudalnya
- m. levator costae longus :
melewati satu costae, hanya di
bagian kaudal
m. levator costae
M. pectoralis major
origo : - bagian medial 2/3 clavicula (pars
clavicularis)
- costa rawan I s/f VI dan sternum
(pars sternocostalis)
- vagina musculi recti (pars-
abdominalis) insertio : sebagai huruf m. pectoralis major
U pada crista tuberculi majoris,
dengan pars clavicularis di kaki
lateral dan pars abdominis di kaki
medial, sehingga otot itu melipat.
M. pectoralis minor
origo : bagian ventral costa ke (II) III, IV, V,
letaral dari perlekatan pada iga rawan
M. serratus anterior
Menurut insersinya pada scapula, otot ini dapat dibagi tiga :
1. origo : terbentang antara costa I dan II di sebelah ventral
insertio : angulus medialis scapulae
2. origo : costa II
insertio : margo vertebralis scapulae
3. origo : costa III s/d IX
insertio : angulus inferior scapulae
m. serratus anterior
M. latissimus dorsi
origo : - cista iliaca
- processus spinosus VL. 5 s/d 1, VTh. m. latissimus
12 s/d 7 dorsi
insertio : cista tuberculi minoris
Diaphragma
Crus mediale
origo : corpus vertebrae lumbalis IV dan III di sebelah
kanan dan III di sebelah kiri
insertio : bersama dengan sebelah lain bersilangan dan
membentuk lubang, sesudah mana mereka
pergi ke centrum tendineum.
Crus intermedium
origo : corpus vertebra lumbalis III dan II di sebelah kanan dan II di sebelah kiri
insertio : centrum tendineum
Crus laterale
origo : dapat dibagi dua ialah :
- sebagai arcus lumbocostalis medialis, yang terbentang dari corpus vertebrae I ke
processus transversus vertebrae lumblis I.
- Sebagai arcus lumbocostalis lateralis yang terbentang dari processus transversus
vertebrae lumbalis I ke costa XII.
Insertio : centrum tendineum
Jika bagian otot berkerut, ia menarik centrum tendineum ke kaudal, sehingga rongga dada
membesar. Tetapi ia mendesak tepi perut, dan isi perut mendesak dinding muka perus sehingga ia
menonjol ke ventral. Oleh karenanya pernapasan dengan diaphragma disebut pernapasan costal.
M. intercostalis internus :
Terdapat di antara iga-iga dari angulus
costae sampai perlekatan iga rawan
kepada sternum. Ia dipisah dari M.
intercostalis externus oleh suatu sulcus
costae, yang terdapat pada tepi kaudal
costa. Bagian yang terdapat di antara iga
rawan disebut m. intercartilagineus dan
menarik iga ke kranial sehingga
mengadakan inspirasi.
M. transversus thoracis :
Terdapat di sebelah dalam dari iga rawan
dan sternum
origo : sternum bagian kaudal
insertio : iga rawan VI s/d II
M. obliquus internus abdominis dan m. obliquus externus abdominis menarik costae ke kaudal dan
mengecilkan rongga perut, dalam ukuran kraniokaudal dan ventrodorsal.
M. transversus abdominis :
origo : - fascia lumbodorsalis
- crista iliaca
- sebelah dalam dari ujung-
ujung costa XI dan XII
- ligamentum inguinale
insertio : - linea alba
- tuberculum pubicum
m. transverses abdominis
Oleh karena rongga perut perut mengecil, desakan di dalam rongga perut meningkat; alat-alat dalam
terdesak ke kranial dan kaudal. Alat-alat dalam yang terdesak ke kranial mendesak diaphragma ke
kranial, sehingga rongga dada mengecil.
M. sternocleidomastoideus :
dapat mengadakan antefleksi bila kedua belah pihak bekerja dan bila mereka melalui sumbu
transversal di sebelah ventral.
M. longus capitis
origo : processus transversus VC. VI
s/d III, tuberculum anterius
insertio : pars basilaris ossis occipitalis
dekat linea mediana
fungsi : otot ini dapat mengadakan
anteflesi bila kedua belah
pihak bekerja
M. rectus capitis anterior
origo : processus transversus atlantis m. longus capitis
insertio : pars basilaris ossis occipitalis
lateral dari insersi m. longus
capitis
fungsi : otot ini dapat mengadakan
antefleksi bila kedua belah
pihak bekerja
2. Retrofleksi, dilakukan oleh otot-otot yang terdapat di dorsal sumbu transversal articulatio
atlantooccipitalis m. splenius capitis
- m. semispinalis
- m. longissimus capitis
- m. trapezius pars descendens
- m. sternocleidomantoideus
- m. rectus capitis posterior minor dan major
- m. obliquus capitis superior
insertio : otot itu menuju medial dan melekat pada linea nuchae inferior
3. Abduksi, dilakukan oleh otot-otot yang terdapat di sebelah lateral sumbu sagital articulatio
atlantooccipitalis
- m. rectus capitis posterior; - m. splenius capitis;
- m. obliquus capitis superior; - m. trapezius pars descendens;
- m. longissimus capitis; - m. sternocleidomastoideus;
- m. semispinalis capitis; - m. rectus capitis lateralis.
4. Rotasi, dilakukanoleh otot-otot yang terdapat di sebelah lateral sumbu longitudinal (kraniokaudal)
articulatio atlantoepistrophica menyilang dari ventral ke dorsal atau sebaliknya:
- m. rectus capitis posterior major;
- m. obliquus capitis inferior;
- m. longissimus capitis;
- m. splenius capitis.
TENGKUK
Bentuk tengkuk ditetapkan oleh kedua m. erectus trunci. Di antaranya, di linea mediana pada melihat
tepat ke ventral, terdapat suatu sulcus dari protuberantia occipitalis externa dan processus spinosus
vertebrae prominentis. Tetapi pada keadaan anteflextio sulcus itu menjadi suatu crista yang rendah
yang disebabkan oleh septum nuchae. Ke lateral kaudal tengkuk menjadi bahu, yang bentuknya
ditetapkan oleh pars descendens m. trapezius.
Otot-otot yang menyebabkan gerakan lengan atas dan di dalam cingulum superius.
M. deltoideus
origo : - clavicula bagian lateral (pars
clavicularis)
- acromion (pars acromialis)
- spina scapulae (pars spinalis)
insertio : tuberositas deltoidea humeri
fungsi : pada permulaan abduksi
(bagian lateral) otot yang
terdapat lateral aksis sagital
hanya yang berorigo di
acromion, sedang pada akhir
gerakan otot yang berorigo di
clavicula (bagian ventral) dan
spina scapulae (bagian dorsal)
terdapat di sebelah lateral
kranial sumbu sagittal sehingga
mereka melakukan abduksi.
M. supraspinatus
origo : fossa supraspinata
insertio : tuberculum majus
fungsi : otot ini melalui sumbu sagital di
sebelah kranial, sehingga dapat
melakukan abductio.
M. biceps brachii
origo : - caput longum : tuberositas
supraglenoidalis
sebagai tendo yang lansung melewati
caput humeri berjalan di dalam sulcus
intertubercularis untuk kemudian menjadi
daging dan bertemu dengan caput breve
- caput breve : processus coracoideus
insertio : - tuberositas radii
- sebagai suatu urat, disebut lacertus
fibrosum, pada fascia lengan bawah
fungsi : caput longum melalui sumbu sagital di
sebelah kranial dari medial ke
lateral, sehingga dapat mengadakan
abductio.
Gerakan abduksi lebih tinggi dari 900 dilakukan juga di dalam artic. sternoclavicularis dan artic.
acromioclavicularis, keduanya terhadap sumbu sagital. Otot-otot yang menyebabkan gerakan dalam
dua articulationes itu ialah :
-pars descendens m. trapezii
-pars ascendens m. trapezii
-m. serratus anterior
Pars descendens m. trapezii menarik acromion beserta pars acromialis claviculae ke kranial,
sehingga clavicula bergerak di dalam artic. sternoclavicularis terhadap sumbu sagital.
M. serratus anterior, terutama bagian kaudal menarik scapula ke lateral, sehingga scapula memutar
terhadap sumbu sagital di dalam artic. acromioclavicularis.
2. Adduksi, dilakukan oleh otot-otot yang terdapat di sebelah media sumbu sagittal
- m. pectoralis major
- m. latissimus dorsi
- m. teres major
- m. biceps brachii (caput breve)
- m. triceps brachii
- pars clavicularis m. deltoidei
- pars spinalis m. deltoidei
M. lattisimus dorsi
origo : lamina posterior lumbodorsalis proc. Spinosus VTh. 7 ke bawah crista
iliaca, costa bawah (3-4)
insertio : crista tuberculi minoris humeri
gunanya : di sebelah kaudal sumbu sagital menyebabkan adduksi
M. triceps brachii
origo : - caput longum : tuberositas
infraglenoidalis
- caput laterale : pada
dataran dorsal humerus
lateral proksimal sulcus
spiralis
- caput mediale : pada
dataran dorsal humerus,
medial distal sulcus spiralis
insertio : ketiga caput bersatu
membentuk bagian urat
yang lebar dan melekat
pada olecranon.
fungsi : caput longum melalui
sumbu sagital di sebelah
kaudal dari medial ke lateral
sehingga dapat mengadakan
adduksi.
M. teres major
origo : angulus inferior scapulae dan
margo axillaris
insertio : crista tuberculi minoris di
sebelah medial insertio m.
latissimus drosi m. teres major
fungsi : otot ini melalui sumbu sagital
di sebelah kaudal sehingga
dapat
mengakan adduksi.
M. coracobrachialis
origo : processus coracoideus
insertio : humerus di sebelah medial
pada pertengahan
fungsi : otot ini melalui sumbu
transversal di sebelah ventral
sehingga dapat
mengangkat lengan ke
ventrokranial (= antefleksi).
Gerakan antefleksi lebih tinggi dari 900 dilakukan juga di dalam artic. sternoclavicularis terhadap
sumbu transversal dan sagittal, dan di dalam artic. acromioclavicularis terhadap sumbu transversal,
sagittal dan longitudinal. Otot-otot yang melakukan gerakan itu ialah :
-pars descendens m. trapezii
-pars ascendens m. trapezii
-m. serratus anterior
Pars descendens m. trapezii mengangkat acromion dan pars acromialis claviculae, sehingga terjadi
gerakan terhadap sumbu sagirtal di dalam artic. sternoclavicularis.
Pars ascendens m. trapezii dan m. serratus anterior memutar scapula terhadap sumbu sagital di
dalam artic. acromioclavicularis, sehingga angulus inferior pergi ke lateral.
M. serratus anterior memutar scapula terhadap sumbu transversal dan longitudinal di dalam artic.
acromioclavicularis, sehingga angulus inferior pergi ke ventral dan margo vertebralis pergi ke dorsal.
Dengan memutarnya scapulae terhadap sumbu transversal, clavicula akhirnya ikut memutar.
4. Retrofleksi, dilakukan oleh otot-otot yang terdapat di sebelah dorsal sumbu transversal.
- m. deltoideus (pars spinalis)
- m. teres major
- m. latissimus dorsi
- m. triceps brachii
M. deltoideus bagian dorsal (pars spinalis)
melalui sumbu transversal di sebelah dorsal
sehingga dapat menarik lengan atas ke dorsal
(= retrofleksi).
M. teres major, m. latisimus dorsi, caput
longum m. tricipitis brachii melalui sumbu
transversal di sebelah kaudal dari dorsal ke
ventral, sehingga dapat menarik humerus ke
dorsal
(= retrofleksi).
M. rhomobideus minor
origo : processus spinosus VC. 6,7
insertio : bagian kranial margo
vertebralis dan basis spinae
scapulae m. rhomboideus major
M. rhomboideus major
origo : processus spinosus VTh. 1
s/d 4
insertio : margo vertebralis kaudal dari
insertio m. rhomboideus minor
m. rhomboideus minor
sampai
angulus inferior.
M. subclavius
origo : costa I bagian medial dan
costa rawan I bagian lateral
insertio : clavicula di bagian
pertengahan di sebelah
kaudal
gunanya : menarik clavicula ke kaudal
M. subscapularis
origo : fossa subscapularis endorotasi
insertio : tuberculum minus humeri
fungsi : otot ini melalui sumbu longitudinal humerus, di sebelah ventral,
sehingga dapat melakukan endorotasi.
m. pectoralis major, m. deltoideus pars clavicularis dan m. biceps brachii melalui sumbu
longitudinal humerus di sebelah ventral, sehingga dapat melakukan endorotasi.
M. teres major dan m. latissimus dorsi, melalui sumbu longitudinal humerus di sebelah medial dari
dorsal ke ventral sehingga dapat juga melakukan endorotasi.
m. teres minor
M. brachialis
origo : mulai dari kira-kira
pertengahan facies anteriotis
humeri
insertio : tuberositas ulnae
fungsi : menyebabkan fleksi karena
berjalan di sebelah volar
sumbu transversal
M. brachioradialis
origo : crista lateralis humeri di
sebelah proksimal
epicondylus lateralis humeri
insertio : processus styloideus radii
fungsi : menyebabkan fleksi karena
berjalan di sebelah volar
sumbu transversal
M. pronator teres
origo : - caput humerale :
epicondylus medialis
humeri
- caput ulnare : processus
coracoideus ulnae
insertio : pada dataran volar
pertengahan radius
fungsi : menyebabkan fleksi karena
berjalan volar dari sumbu m. pronator teres
transversal
di sebelah volar.
M. anconeus
origo : epicondyluslateralis humeri
insertio : facies dorsalis ulnae
fungsi : menyebabkan ekstensi karena
melewati sumbu transversal dari
dorsal
M. extensor carpi ulnaris
origo : - epicondylus lateralis humeri
- facies dorsalis ulnae
insertio : setelah di bagian distal bagian
bawah menjadi tendo ia berjalan
sebelah ulnar processus
styloideus ulnae dan melekat
pada basis ossis
metacarpalis V.
M. extensor digitorum communis
origo : epicondylus lateralis humeri
insertio : setelah menjadi 4 tendines di
bagian distal bagian bawah ia
menuju ke
sebelah dorsal phalanx II, Iii dari
jari II s/d V.
LENGAN ATAS
Di sebelah lateral dan medial terdapat sulcus bicipitalis lateralis yang mulai insertio m. deltoideus,
dan sulcus bicipitalis medialis, di dalam mana kelihatan m. coracobrachialis.
Jika lengan diangkat dapat dilihat batas-batas ketiak (axilla) dibentuk oleh :
tepi m. pectoralis major di ventral dan
tepi m. latissimus dorsi di dorsal.
dari ketiak kelihatan pergi ke pertengahan lengan m. coracobrachialis.
M. Supinator
origo : - caput humerale : epicondylus lateralis humeri
- caput ulnare : crista musculi supinatoris, suatu crista yang terdapat dorsal dari incisura
radialis ulnae
insertio : serabut-serabut otot berjalan
miring, melingkari coollum
radii dari
radial, melekat secara miring
pada dataran volar radius
distal tuberositas radii dan di
proksimal m. pronator teres
fungsi : mula-mula di sebelah dorsal
sumbu longitudinal, sumbu
yang melalui
capitulum radii dan capitulum
ulnae, kemudian di radial dan
akhirnya di
volar sehingga dapat memutar
radius ke arah luar yang
menghasilkan
gerakan supinasi.
M. biceps brachii, dapat menyebabkan supinasi bila dalam keadaan fleksi. Pada keadaan pronasi,
tuberositas radii menunjukan ke ulnar sehingga otot tersebut melalui sumbu longitudinal di sebelah
ulnarnya dan dapat menarik tuberositas radii ke volar radial, sehingga memutar radius ke ulnar, yang
menghasilkan gerakan supinasi.
M. brachioradialis, pada keadaan pronasi menyilangi sumbu longitudinal di sebelah dorsal sehingga
dapat menarik processus styloideus radii ke dorsal, sampai otot tersebut tidak lagi menyilangi sumbu
longitudinal.
M. extensor carpi radialis longus, pada keadaan pronasi menyilangi sumbu ongitudinal di sebelah
dorsal pada keadaan pronasi, sehingga dapat menarik basis ossis metacarpalis II ke dorsal sampai
otot tersebut tidak lagi menyilangi sumbu longitudinal.
M. extensor pollicis longus, dan brecis, m. abductor pollicis longusm, m. extensor indicis
proprius, baik pada keadaan pronasi maupun pada keadaan supinasi, menyilangi sumbu longitudinal
dari dorsal sehingga mereka dapat mengadakan supinasi.
M. pronator teres menyilangi sumbu longitudinal di sebelah volar sehingga dapat menyebabkan
pronasi.
M. flexor carpi radialis dan m. palmaris longus pada keadaan supinasi menyilangi sumbu
longitudinal di sebelah volar sehingga dapat menyebabkan pronasi.
M. brachioradialis pada keadaan supinasi dan terutama pada keadaan fleksi articulatio cubiti
menyilang di sebelah radial sumbu longitudinal dari volar ke dorsal, sehingga dapat menarik
processus styloideus radii ke volar sampai tidak menyilangi sumbu longitudinal lagi.
M. pronator quadratus
origo : dataran volar ulna bagian
distal
insertio : serabut-serabut berjalan
miring ke distal melekat pada
dataran volar
radius.
fungsi : karena menyilang sumbu
longitudinal di sebelah volar
menyebabkan
pronasi.
GERAKAN TANGAN
gunanya : setelah di lengan bawah ia menjadi tendo melewati sumbu transversal articulatio
radiocarpea di sebelah volar, sehingga menyebabkan fleksi.
SIKU
Pada posisi fleksi articulatio cubiti kelihatan epicondylus medialis, epicondylus lateralis dan
olecranon, yang ketiganya membentuk segitiga sama sisi sedang bila ekstensi ketiga bangunan
tersebut terdapat dalam satu garis. Saat lengan diekstensi di sebelah lateral olecranon terdapat
cekung dengan dasar capitulum radii yang di sebelah lateral dibatasi oleh otot-otot yang berpangkal
pada epicondylus lateralis. Margo dorsalis ulnea hanya bagian proksimal dapat kelihatan. Di daerah
siku sebelah volar terdapat cekung yang dibatasi sebelah proksimal oleh m. biceps dan m. brachialis,
ulnar oleh m. pronator teres dan radial oleh m. brachioradialis. Cekung ini disebut fossa cubiti
melanjutkan diri ke distal sebagai suatu sulcus yang dibatasi radial oleh m. brachioradialis dan ulnar
oleh m. flexor carpi radialis.
LENGAN BAWAH
Oleh karena perut (venter) otot-otot fleksor dan m. brachioradialis dengan m. extensor carpi radialis
longus dan brevis terdapat di bagian proksimal, bagian Ini membesar, dan lengan bawah ke arah
articulatio radiocarpea mengecil. Di sebelah volar, selain otot-otot tersebut kelihatan juga tendo m.
palmaris, tendo m. flexor carpi radialis. Margo dorsalis ulnae hanya dapat diikuti di bagian proksimal
sedang bagian distal ditutupi oleh m. extensor carpi ulnaris. Di ujung distal sebelah ulanr kelihatan
processus styloideus ulnae. Kira-kira pada sepertiga distal terdapat suatu sulcus miring dari ulnar ke
radial yang disebabkan oleh m. abductor pollicis longus dan m. extensor pollicis brevis.
Gerakan ibu jari pada umumnya terdapat bersama-sama di articulatio carpometacarpea prima dan di
articulatio metacarpophalangealis prima.
a. Adduksi dilakukan oleh otot-otot :
- m. adductor pollicis;
- m. fleksor pollicis brevis;
- m. extensor pollicis longus.
- m. interosseus dorsalis prima;
- m. opponens pollicis;
M. adductor pollicis
origo : dataran volar os metacarpale II
insertio : - os sesamoideum ulnare
- basis phalanx I jari I
fungsi : otot ini menyebabkan adduksi
dalam articulatio carpometacarpale
prima.
M. opponens pollicis
origo : os multangulum majus
insertio : corpus dan capitulumossis
metacarpalis I
fungsi : oleh karena terdapat di sebelah ulnar
sumbu dorsovolar articulatio
carpometacarpea prima, menyebabkan
adduksi.
c. Gerakan tersendiri di dalam articulatio metacarpophalangea prima yang disebut fleksi dan
ekstensi disebabkan :
1. fleksi oleh:
- m. flexor pollicis longus
- m. flexor pollicis brevis
2. ekstensi oleh :
- m. extensor pollicis longus
- m. extensor pollicis brevis
tidak berpindah tempat, mereka dieratkan kepada phalanges selain oleh ligamentum vaginale juga
dibungkus oleh vagina tendinea. Vagina tendinea ini pada tendines jari kedua sampai dengan jari
keempat meluas dari pucuk jari sampai ke pangkal jari. Vagina tendines tendo m. flexor pollicis
longus meluas dari pucuk jari sampai proksimal ligamentum transversum. Vagina tendines untuk jari
kelima meluas dari pucuk jari sampai proksimal ligamentum carpi transversum. Di dalam canalis carpi
transversum, vagian tendinum ini juga membungkus lain-lain tendines m. flexordigitorum sublimur dan
profundus.
TANGAN
Metacarpus tidak merupakan bidang yang datar, tetapi melengkung ke arah radiovolar dengan os
metacarpale III yang terdorsal. Pada punggung tangan dapat dilihat tendines dari extensores. Pada
ketika mengenggam tendines ini menonjol di daerah capitulum ossis metacarpalis, yang bersama-
sama tidak terletak dalam garis lurus tetapi melengkung.
Pada tapak tangan kelihatan 2 tonjolan ialah thenar di radial dan hypothenar di ulnar, yang masing-
masing dibentuk oleh otot-otot untuk ibu jari dan jari V. Pada kulitnya terdapat lipatan-lipatan yang
transversal dan miring di sebelah ulnar dari thenar. Ibu jari terdapat di dalam satu bidang dengan jari-
jari lain, tetapi dalam suatu bidang yang kira-kira membuat sudut 45 0 dengan bidang tersebut.
M. psoas major
origo : corpora VL. 1 s/d 4, lengkung-
lengkung di antara mereka
insertio : trochanter minor
M. psoas minor
origo : corpus VTh dan VL. 1
insertio : eminentia iliopectinea
M. iliacus
origo : fossa iliaca
insertio : trochanter minor
M. adductor brevis
origo : ramus inferior ossis pubis
insertio : labium mediale lineae asperae
proksimal pertengahan femur
M. adductor longus
origo : ramus inferior ossis pubis,
ventral m. adductor brevis
insertio : labium mediale lineae asperae
distal insertio m. aductor
brevis
M. pectineus
origo : pecten ossis pubis lateral
origo m. adductor longus
insertio : linea pectinea
M. sartorius
origo : spina iliaca anterior superior
insertio : otot ini berjalan ke medial,
kemudian ke dorsal, kemudian
ke ventral lagi untuk melekat
pada tuberositas tibiae.
M. gracilis
origo : ramus inferior ossis pubis
insertio : tuberositas tibiae
M. gluteus medius
origo : linea glutea anterior
insertio : trochanter major
M. gluteus minimus
origo : linea glutea inferior
insertio : trochanter major
fungsi : bagian ventral m. gluteus medius
dan minimus melalui di sebelah
ventral sumbu transversal
articulatio coxae sehingga
dapat mengadakan antefleksi
M. quadratus femoris
origo : tuber ischiadicum
insertio : crista intertrochanterica
M. obturator externus
origo : membrana obturatoria di sebelah
luar, dan tulang di kelilingnya
insertio : fossa trochanterica
fungsi : pada keadaan retrofleksi m.
quadratus femoris dan m.
obturator externus melalui
sumbu transversal articulatio
coxae dari kaudal ventrak ke
dorsal, sehingga dapat menarik
femur ke ventral
M. gluteus maximus
origo : - linea glutea posterior
- dataran dorsal os sacrum
- ligamentum sacrotuberosum
insertio : tuberositas glutea dan fascia lata
(fascia generalis paha)
M. gluteus maximus dan m. gluteus medius bagian dorsal melalui sumbu transversal articulatio coxae
di sebelah dorsal sehingga dapat menyebabkan retrofleksi.
membranosus
origo : tuber ischiadicum
insertio : condylus medialis tibiae
retrofleksi
- m. sartorius;
- m. rectus femoris;
melalui sumbu longitudinal di sebelah ventral dari dataran proksimal ke medial distal, sehingga mereka
dapat mengadakan eksorotaso.
- m. piriformis; - m. quaratus femoris;
- m. rotator triceps; - m. gleteus maximus;
- m. obturator externus; - m. biceps femoris,
melalui sumbu longitudinal di sebelah dorsal dari medial proksimal ke lateral distal sehingga mereka
dapat mengadakan eksorotasi.
PANGKAL PAHA
Tulang yang ikut membentuk pangkal paha terutama os sacrum, os ilium dengan crista iliaca dan spina
iliaca anterior superior, juga os pubis meskipun sudah tidak lagi termasuk pangkal paha. Lebar pangkal
paha selain ditetapkan oleh tulang tersebut di atas juga oleh jarak antara trochanter major kanan dan kiri.
Jika dilihat dari dorsal terdapat dataran yang miring agak melengkung, dibentuk oleh os sacrum yang
tidak ditutupi oleh jaringan otot. Dataran ini berbentuk rhombus (=belah ketupat) dengan sudut-sudut
lateral cekung karena tidak mempunyai jaringan lemak subcutan, dibentuk oleh spina iliaca posterior
superior. Makin gemuk makin cekung tempat itu.
Ke kaudal dataran tersebut menjadi sempit untuk kemudian kedua sisi bertemu pada permulaan suatu
celah, disebut crena ani. Sisi tersebut ditetapkan oleh origo m. gluteus maximus pada os sacrum. Ke
kranial kedua sisi juga bertemu di linea mediana. Sisi tersebut ditetapkan oleh permulaan dari bagian
daging m, sacrospinalis.
Bentuk di kanan kiri dari rhombus dan crena ani ditetapkan oleh m. gluteus maximus
dan m. gluteus medius.
Di sebelah lateral dan medial ligamentum patellae ada serabut-serabut jaringan pengikat yang datang
dari m. vastus lateralis dan medialis dan pergi ke ligamentum patellae dan condylus tibiae, disebut
retinaculum patellae mediale dan laterale.
M. tensor fasciae latae menarik tractus iliotibialis yang melalui sumbu transversal di sebelah ventral.
Fleksi, dilakukan oleh otot-otot yang melewati di sebelah dorsal sumbu transversal dari proksimal ke
distal. Otot-otot ini ialah :
- m. semimembranosus;
- m. gracilis;
- m. biceps femoris;
- m. gastrocnemius.
- m. sartorius;
- m semitendinosus;
- m. popliteus;
M. popliteus
origo : condylus lateralis femoris
insertio : linea poplitea
M. gastrocnemius
origo : - caput laterale : condylus lateralis femoris
- caput madiale : condylus medialis femoris
insertio : kedua caput melekat pada m. soleus yang menuju tuber calcanei
2. Eksorotasi, dilakukan oleh otot-otot yang melewati di sebelah lateral sumbu longitudinal dari dorsal
kranial ke ventral kaudal pada keadaan fleksi.
Otot-otot ini ialah :
- m. biceps femoris dan
- m. tensor fasciae latae.
Kecuali otot-otot tersebut terdapat satu otot yang melewati axis longitudinal di sebelah medial, dari
3. Endorotasi, dilakukan oleh otot-otot yang melewati sumbu longitudinal di sebelah medial dari dorsal
kranial ke ventral kaudal. Otot-otot ini ialah :
- m. semimembranosus;
- m. semitendinosus;
- m. gracilis;
- m. sartorius.
Kecuali otot-otot tersebut terdapat otot yang melalui aksis tersebut di sebelah dorsal dari
lateral kranial ke medial kaudal ialah :
- m. popliteus
yang dapat mengadakan endorotasi. Juga terdapat otot yang melalui aksis tersebut di sebelah lateral
dari ventral kranial ke dorsal kaudal, ialah :
- caput laterale m. gastrocnemius
yang dapat melakukan endorotasi.
Bentuk lutut terutama ditetapkan oleh condyli femoris, condyli tibiae dan patella. Pada keadaan fleksi
dataran sendi condyli femoris terdapat di kanan kiri patella dan hanya ditutupi oleh capsula, dan
retinaculum patellae, sehingga mereka itu menentukan bentuk lutut. Di daerah lutut sebelah dorsal
terdapat suatu fossa yang hanya nyata jika lutut di fleksi, tetapi pada keadaan ekstensi tempat fossa
tampak menonjol oleh karena terisi lemak, dan fossa menjadi dangkal. Fossa itu disebut fossa poplitea.
GERAKAN KAKI
M. tibialis posterior
origo : - dataran medial corpus fibulae 2/3
bagian proksimal
- membrana interossea
- dataran dorsal tibia pada tempat
distal origo m. soleus dan m. flexor
digitorum longus
insertio : tendonya melalui sebelah
dorsal malleolus medialis di sebelah medial
tendo m. flexor digitorum longus untuk menuju
tapak kaki dan melekat pada os naviculare,
ossa cuneiformia, os cuboideum, basis ossis
metatarsalis II, III, IV.
M. peroneus longus
origo : capitulum fibulae bagian
proksimal tepi dorsal
insertio : tendonya melalui sebelah dorsal
malleolus tarealis kemudian
menuju ke distal ke tapak kaki
berjalan di dalam suatu sulcus
di os cuboideum, melekat di os
cuneiforme I dan basis ossis
metatarsalis I.
m. peroneus brevis
origo : dataran lateral corpus fibulae
insertio : tendonya melalui sebelah dorsal
malleolus lateralis kemudian
pergi ke distal melekat pada
tuberositas ossis metatarsalis V
Tendines mm. peronei dieratkan kepada tulang oleh suatu retinaculum musculorum peroneorum yang
terbentang dari malleolus lateralis ke dataran lateral tuber calcanei. Ketika melalui retinaculum dibungkus
oleh vagina tendineum.
Ekstensi, dilakukan oleh otot-otot yang melewati sumbu transversal di sebelah ventral.
Otot-otot ini ialah :
- m. tibialis anterior
- m. extensor hallucis longus
- m. extensor digitorum longus
M. tibialis anterior
origo : - facies lateralis tibiae
- condylus lateralis tibiae
- fascia cruris
- membrana interossea
insertio : tendo melalui kaki di sebelah medial
datang di tapak kaki dan melekat
pada os cuneiforme I dan biasis
ossis metatarsalis I
Tungkai bawah
Bentuk tungkai bawah ditetapkan kecuali oleh condyli tibiae, juga oleh tuberositas tibiae, crista anterior
tibiae, facies medialis tibiae, capitulum fibulae, malleolus medialis lateris, m. tibialis anterior, m. extensor
digitorum longus, mm. peronei, m. gastrocnemius dan m. soleus. Terutama m. gastrocnemius dan m.
soleus menyebabkan tungkai bawah membesar di bagian proksimal. Bagian distal tetap kecil karena
kebanyakan hanya tersususn oleh tendines.
a. Supinasi, dilakukan oleh otot-otot yang terletak di sebelah dorsal sumbu proksimal ke plantar :
- m. triceps surae - m. flexor digitorum longus
- m. flexor hallucis longus - m. tibialis anterior
- m. tibialis posterior - m. extensor hallucis longus
b. Pronasi, dilakukan oleh otot-otot yang terletak di sebelah lateral distal sumbu dari proksimal ke
plantar :
- m. peroneus longus
- m. peroneus brevis
- m. extensor digitorum longus
M. abductor hallucis
origo : - tuber calcanei sebelah medial
- tuberositas ossis navicularis
insertio : - os sesamoideum mediale
- basis phalanx I jari I
M. quadratus plantae
origo : facies medialis dan plantaris calcanei
insertio : tendo m. flexor digitorum longus
M. adductor hallucis
origo : - caput trarnsversum : capitulum ossis metatarsalis II s/d V
- caput obliquum : basis ossis metatarsalis II s/d IV
- os cuneiforme III
- os cuboideum
insertio : kedua caput : - os sesamoideum laterale
- basis phalanx I jari I
M. lumbricales
jumlah : 4 buah
origo : sebelah medial tendines m. flexor digitorum longus pada daerah metatarsus I, II, III, IV
dari sebelah lateral tendines untuk jari II, III, IV.
insertio : facies medialis phalanx I jari II - V
b. Ekstensi, dilakukan oleh otot-otot yang terletak di sebelah dorsal sumbu transveral:
- m. extensor hallucis longus - m. extensor hallucis brevis
- m. extensor digitorum longus - m. extensor digitorum brevis
c. Abduksi, dilakukan oleh otot-otot yang terletak di sebelah medial atau lateral sumbu dorsoplantar
ialah : mm. iterossei dorsales.
Abduksi jari II, ke medial dilakukan oleh m. interosseus dorsalis I dan abduksi ke lateral dilakukan oleh m.
interosseus dorsalis II.
Abduksi jari III dan IV ke lateral dilakukanoleh m. interosseus dorsalis III dan IV
Abduksi jari V ke lateral oleh m. abductor digiti quinti.
Abduksi jari I ke medial olehm. Abductor hallucis.
d. Adduksi, dilakukan oleh otot-otot yang terletak di sebelah medial sumbu dorsoplantar yaitu : m.
interossei plantare yang mengadakan adduksi jari ke V, IV, dan III.
b. Ekstensi, dilakukan oleh otot-otot yang melewati di sebelah dorsal sumbu transversal.
- m. extensor digitorum longus - m. extensor hallucis longus
- m. extensor digitorum brevis - m. extensor hallucis brevis
- mm. interossei dorsales dan plantares dan mm. lumbricales dengan
menatendines m. extensor digitorum longus.
Tendo m. extensor digitorum longus, m. extensor hallucis longus dan m. tibialis anterior dieratkan pada
tulang oleh ligamentum cruciatum cruris. Ligamentum ini melekat pada tarsi dan setelah mengeratkan
rento m. extensor digitorum longus bercabang menjadi dua yang masing-masing melekat pada malleolus
medialis dan os naviculare serta os cuneiforme I. Tiap-tiap tendo dibungkus oleh vagina tendinis.
KAKI
Bentuk kaki ditetapkan terutama oleh tuber calcanei, ossa metatarsalis, capitulum ossis metatarsalis I
dan phalanges. Yang menapak pada tanak ialah tiber calcanei, os metatarsale V dan capitulum ossis
metatarsalia V s/d I. Jari-jari yang menapak tanah ialah phalanges terakhir. Jari III s/d V biasanya dalam
keadaan fleksi. Tempat yang tertinggi pada dorsum pedis ialah pada daerah os metatarsale I. Pada
dorsum pedis dapat dilihat tendines dari mm. extensores yang menyebar ke pangkal jari-jari.
1. Pada keadaan berdiri secara malas, badan seakan-akan bergantung pada ligamenta iliofemoralia
dan ligamenta ischiocapsularia. Pelvis pada keadaan ini memutar ke dorsal kira-kira 15 0, sehingga
inclinatio pelvis berkurang. Akibatnya ialah lordosislumbalis berkurang, titik berat pindah ke dorsal,
garis berat tidak lagi terdapat pada suatu bidang frontal yang melalui articulatio genus, tetapi pada
suatu bidang gfrontal yang melalui ventral articulationes genus, dan datang pada kaki pada puncak
arcus pedis yaitu talus, jadi ventral articulationes talocrurales. Oleh karena garis berat melalui bidang
disebelah ventral articulationes genus, adalah hasrat untuk hyperekstensi pada articulatio genus.
Hyperekstensi ini dihindari oleh ligamenta collateralia dan dan ligamentum cruciatum anterius pada
articulatio genus dan otot-otot flexor yang melalui aksis transversal articulatio genus dari dorsal. Otot-
otot di keliling articulatio coaxae tidak berekstensi, oleh karena pelvis tergantung pada ligamentum
iliofemorale, dan ligamenta ischiocapsularia.
2. Pada keadaan di mana seseorang berdiri pada satu tungkai, paha dan tungkai itu terdapat pada
keadaan adduksi dan retrofleksi. Juga dalam keadaan ini pelvis menggantung pada ligamentum
iliofemorale dan ligamentum ischiocapsulare. Juga di articulatio genus ada hyperekstensi yang
dihambat oleh ligamenta collateralia dan ligamentum cruciatum anterius dan otot-otot fleksor. Seperti
halnya pada jari-jari tangan, tendines dari mm. flexores digitorum longus dan tendo dari m. flexor
hallucis longus dieratkan oleh ligamentum vaginale dan dibungkus oleh vagina tendinum pada jari-
jari kaki.
3. Pada keadaan berdiri biasa, tubuh ada dalam keseimbangan yang labil. Titik berat terdapat + 4,5 cm
kranial dari aksis transversal kedua articulationes coxae di dalam suatu bidang frontal yang melalui
articulationes humeri, articulationes talocrurales. Oleh karena badan dalam keseimbangan labil,
keseimbangan ini mudah terganggu, sehingga otot-otot di keliling articulatio coxae dan m. erector
trunci berkontraksi.
4. Pada waktu berdiri tegak secara militer, titik berat pindak ke ventral. Inklinasi pelvis bertambah. Garis
berat terdapat pada bidang frontal yang melalui sebelah ventral articulatio genus dan articulatio
talocruralis. Keseimbangan sekarang harus dipertahankan secara aktif untuk menghindari
bertambahnya inclinatio pelvis dan jatuh ke ventral dengan kontraksi otot-otot fleksor paha dan
tungkai. Oleh karena batang badan harus tetap tegak dan orang melihat ke muka. Lordosis lumbalis
dan lordosis cervicalis bertambah, sehingga m. erector trunci harus bekerja lebih giat. Oleh karena
banyak otot-otot yang berkontraksi, berdiri tegak secara militer sangat melelahkan.
Berjalan
8. Pada akhir ekstensi di articulatio genus, terjadi eksorotasi tungkai bawah oleh karena menjadi
tegangnya ligamentum cruciatum anterius.
9. Setelah tumit, tapak kaki datang di tanah.
10. Oleh karena berat badan menekan pada tungkai ini (A) terjadi fleksi di articulatio genus dan
antefleksi di articulatio coxae yang ditiadakan oleh karena kontraksi m. quadriceps dan mm.
semimembranosus, semitendinosus dan biceps femoris.
11. Pada ketiak tumit tungkai ini (A) mengenai tanah, kaki yang menyokong (B) mulai dilepaskan dari
tanah dengan diadakan fleksi di articulatio genus, dan antefleksi di articulatio coxae, tetapi pucuk jari-
jari masih mengenai tanah.
12. Pada ketika tapak kaki tungkai yang dilemparkan (A) seluruhnya telah mengenai tanah, kaki tungkai
penyokong (B) sama sekali dilepas dari tanah dengan yang menghambat fleksi plantar dan supinasi
kaki pada articulatio talocruralis dan talocalcaneonavicularis oleh mm. peronei dan mm. tibialis
anterior, extensor digitorum longus dan hallucis longus. Pada berjalan gerakan yang banyak
dilakukan di articulatio genus dan articulatio coxae, padahal di articulatio talocruralis gerakan hanya
sedikit.
1. Pendahuluan
Systema nervosum tersusun oleh neuron-neuron dan neuroglia. Neuron berfungsi menjalarkan
impuls sepanjang serabut saraf (nervus) dari neuron satu ke neuron lainnya dan memberikan fungsi
sensoris, integratif dan motorik pada tubuh kita. Neuroglia memiliki fungsi pertahanan dan pemeliharaan
komponen dari serabut saraf.
Organa systema nervosum dapat di bedakan menjadi systema nervosum centrale (CNS),
yang terdiri dari otak dan medula spinalis, dan systema nervosum periphericum (PNS), terbentuk oleh
nervus perifer yang berhubungan dengan CNS dan terdistribusi ke seluruh tubuh.
2. Otak (Encephalon)
Terminologi :
Prosencephalon : Telencephalon dan diencephalon
Mesencephalon : Mesencephalon
Rhombencephalon : Metencephalon dan myelencephalon
Telencephalon : - Hemispaherum cerebri,
- Cortex cerebri
Diencephalon : - Epithalamus, thalamus, hypothalamus,
subthalamus, metathalamus
- Foramen Monroe
Mesencephalon : - Corpora quadrigemina
- Crura
cerebri
-
Aquaeductus cerebri Sylvii
Metencephalon : - Cerebellum
- Pons
Myelencephalon : Medulla Oblongata
Rhombencephalon : Ventriculus quartus.
Systema ventricularis
Canalis centralis
cavum sub-arachnoidea
meninges : liquor cerebrospinalis
Berat otak : Baru lahir : 350 gr
Dewasa : 1400 gr-1500 gr
Deskripsi :
A. Otak merupakan bagian saraf terbesar, bagian paling komplek dari systema nervosum,
tersusun oleh 100 milyar neuron multipolar.
B. Otak dapat dibagi menjadi : Cerebrum (bagian terbesar dan berhubungan dengan fungsi
mental tertinggi), Diencephalon (bagian pemroses input sensorik), Cerebellum (bagian
yang mengkoordinasi aktifitas muscular), dan Batang otak (bagian yang mengkoordinasi
dan regulasi aktifitas visceral).
C. Struktur Cerebrum
Cerebrum merupakan bagian terbesar dari otak dewasa, memiliki 2 hemisphere
Di dalamnya terdapat corpus callosum yang merupakan serabut saaraf yang
menghubungkan kedua hemisphere
Permukaan otak berbentuk lobi (lobus), giri (gyrus), sulci dan fissura.
Secara umum penamaan lobus-lobus di otak mengikuti tulang cranium dimana lobus itu
berada, yaitu : lobus frontalis, lobus parietalis, lobus temporalis, lobus occipitalis
dan insula.
Cortex cerebri, lapisan tipis subtantia grisea, terletak dipermukaan cerebrum dan
mengandung 75% badan sel saraf dari keseluruhan sistem saraf.
Di bagian profundal dari cortex terdapat subtantia alba yang disusun oleh serabut saraf
bermyelin menghubungkan badan sel dari cortex dengan bagian sistem saraf yang lebih
rendah.
D. Cortex Cerebri
HEMISPHAERUM CEREBRI:
Terminologi :
Fissura longitudinalis superior
Falx cerebri
Corpus callosum.
Cortex cerebri (substantia grisea)
Subatantia alba
Ganglia basalis (substantia grissea)
Punya rongga : Ventriculus lateralis
Memiliki 6 lobus :
1. LOBUS FRONTALIS, mulai dari sulcus centralis sampal kepolus frontalis:
Punya gyrus dam lobulus sbb.:
Gyrus precentralis dimana terletak pusat motorik primer (area Brodmann
4)
Gyrus frontalis superior dimana pada dataran medialnya terdapat pusat
motorik sekunder (area Brodmann 6)
Gyrus frontalis media dimana terdapat lapangan penglihatan
frontal (area Brodmann 8).
Gyrus frontalis inferior dimana terdapat pusat bicara motorik Broca (area
Brodmann 44 dan 45) .
Gyrus rectus dan gyrus orbitalis yang terpisah oleh sulcus olfactorius
Lobulus paracentralis anterior terletak antara sulcus centralis dengan sulcus
para centralis. Merupakan lanjutan Gyrus precentralis pada dataran medial
hemisphaerum cerebri
2. LOBUS PARIETALIS, mulai dari sulcus centralis menuju lobus occipitalis dan
cranialis dari lobus temporalis. Punya gyrus dan lobulus sbb.:
Gyrus post-centralis yang merupakan pusat sensorik primer (area
Brodmann 3,1, 2)
Lobulus parietalis superior merupakan area penghubung somatosensorik
(area Brodmann 5 dan 7)
Lobulus parietalis inferior, punya dua gyrus:
Gyrus supramarginalis merupakan penghubung somato-sensorik,
pendengaran dan penglihatan (area Brodmann 40)
Gyrus angularis yang berfungsi menerima ransang penglihatan (area
Brodmann 39)
PRECUNEUS terletak antara CUNEUS dengan LOBULUS
PARACENTRALIS
LOBULUS PARACENTRALIS POSTEROR terletak antara sulcus centralis
dengan cuneus pada dataran medial
SUBSTANTIA ALBA
o COMMISSURA ANTERIOR
Pada penampang medio-sagittal terlihat antara LAMINA
TERMINALIS dengan COLLUM FORNICES
Menghubungkan BULBUS OLFACTORIUS dengan LOBUS
TEMPORALIS MEDIA ET INFERIOR
o COMMISSURA POSTERIOR, Terietak tepat diatas aquaeductus cerebri
pada linea mediana
o COMMISSURA HIPPOCAMPI s. COMMISSURA FORNICES, Terietak
antara kedua FORNICES dan didepan dari SPLENIUM CORPUS
CALLOSL
o FORNIX, Menghubungkan hippo campus dengan corpus manunillare
o COMMISSURA HABENULARE,
Serabut syaraf yangjalan melintang diatas tikar tungkai glandula pinenlis
CAPSULA INTERNA
Merupakan substanda alba yang terletak antara NUCLEUS LENTICULARIS dengan
THALAMUS.
Dibedakan:
CRUS ANTERIOR, Terietak antara NUCLEUS CAUDATUS dengan
PUTAMEN
GENU, Terietak antara CRUS ANTERIOR dengan CRUS POSTERIOR
Mengandung serabut CORTICOBULBARIS.
CRUS POSTERIOR, Terietak antara THALAMUS dengan NUCLEUS
LENTICULARIS. Mengandung serabut CORTICOSPINAUS.
Dominansi hemisphere
o Fungsi kedua hemisphere cerebri adalah menerima dan menganalisis imput
sensori dan mengirimkan impuls motorik ke bagian tubuh yang bersilangan
(kontralateral).
o Kebanyakan orang mampu memperlihatkan dominansi hemisphere untuk
aktifitas yang berhubungan dengan bahasa seperti bicara, menulis dan
membaca.
o Hemisphere sinister 90% dominan pada populasi, meskipun beberapa individu
memiliki hemisphere kanan yang lebih dominan, dan bahkan beberapa memiliki
dominansi yang sama pada kedua hemisphernya.
o Hemisphere non dominan khusus berfungsi non verbal dan mengontrol emosi
dan intuisi berpikir.
o Ganglia basalis, merupakan massa tersusun oleh subtantia grisea terletak
profunda dari hemispherium cerebri, yang berfungsi sebagai relay impuls
motorik dari cerebrum dan membantu mengontrol aktifitas motorik dengan
mengeluarkan inhibitor dopamin.
o Ganglia basalis terdiri dari : nucleus caudatus, putamen dan globus palidus.
E. DENCEPHALON
Terminologi :
Terietak antara TELENCEPHALON dengan MESENCEPHALON dan antara
FORAMEN INTERVENTRICULARE (MONROI) dengan COMMISSURA
POSTERIOR. Menerima N. OPTICUS (NCJI).
Terdiri dari:
1. EPITHALAMUS Meliputi:
o EPIPHYSIS CERBERI (CORPUS PINEALIS)
o TRIGONUM HABENULARE dibentuk oleh Nucleus habelunare dan
commissura habelunare
o STRIA MEDULLARE THALAMI
o COMMISSURA POSTERIOR
o TELA CHORIOIDEA dan PLEXUS CHOROIDEA dari VENTRICULUS
TERTIUS
2. THALAMUS
Bagian lain dari Diencephalon adalah tractus opticus dan infundibulum (tonjolan
untuk kelenjar pituitary, kelenjar pituitary posterior, corpus mammilaris dan glandula
pinealis.
Thalamus berfungsi mengelola secara langsung informasi sensoris yang berasal dari
bagian lain dari systema nervosum.
Hypothalamus memelihara homeostasis dengan cara mengatur aktifitas visceral dan
menghubungkan antara systema endocrine dengan systema nervosum.
o Hypothalamus mengatur denyut jantung dan tekanan darah, suhu tubuh,
keseimbangan air dan elektrolit, gerakan dan sekresi kelenjar dalam tractus
digestivus, tumbuh dan reproduksi, dan tidur dan terjaga.
Systema limbicum, suatu area di dalam diencephalon, mengontrol pengalaman
emosional dan expresi.
o Perasaan senang atau tidak senang tentang pengalaman, system limbic
mengarahkan perilaku yang memungkinkan menaikkan harapan hidup.
MESENCEPHALON
Terminologi :
Terletak antara DIENCEPHALON dengan PONS, mulai dari COMMISSURA
POSTERIOR sampal ke FRENULUM MEDULLARE SUPERIOR.
Didalamnya terdapat: AQUAEDUCTUS CEREBRI SYLVII yang menghubungkan
VENTRICULUS TERTIUS dengan VENTRICULUS QUARTUS.
Bangunan yang terdapat dalam MESENCEPHALON:
1. PADA DATARAN VENTRAL:
PEDUNCULUS CEREBRI
FOSSA INTERPEDUNCULARIS
o N. OCCULOMOTORIUS (NC.III)
o SUBSTANTIA PERFORATA POSTERIOR
2. PADA DATARAN POSTERIOR:
COLLICULUS SUPERIOR
BRACHIUM COLLICULUS SUPERIOR
COLLICULUS INFERIOR
BRACHIUM COLLICULUS INFERIOR
N. TROCHLEARIS (NCJV)
Merupakan satu-satunya saraf cranialis yang keluar didataran belakang
batang otak.
RHOMBENCEPHALON
1. YANG BERASAL DARI METENCEPHALON:
1.1. PONS
Terietak antara MESENCEPHALON dengan MEDULLA OBLONGATA, membentang
mulai dari SULCUS PONTIN SUPERIOR ke SULCUS PONTIN INFERIOR.
Bangunan yang terdapat dalam PONS:
1.2. CEREBELLUM
Terletak dalam FOSSA CRANII POSTERIOR.
Berhubungan dengan batang otak melalui PEDUNCULUS CEREBELLARIS.
Membentuk atap VENTRICULUS QUARTUS.
TENTORIUM CEREBELLI memisahkan CEREBELLUM dengan LOBUS
TEMPORALIS DAN LOBUS OCCIPITALIS.
Mempunyai FOLIA DAN FISSURA pada permukaannya.
Mengandung bangunan berikut:
o HEMISPAHERUM CEREBELLI, Dibentuk oleh kedua LOBUS
LATERALIS
o VERMIS, Terletak pada linea mediana
o FLOCCULUS DAN NODULUS VERMIS
o Membentuk LOBULUS FLOCCULONODULARIS
o TONSIL, Merupakan lobulus bundar pada dataran bawah setiap
hemisphaenun cerebelli.
o PEDUNCULUS CEREBELLARIS SUPERIOR, Menghubungkan
CEREBELLUM dengan PONS dan MES-ENCEPHALON
o PEDUNCULUS CEREBELLARIS MEDIA. Menghubungkan
CEREBELLUM dengan PONS
o PEDUNCULUS CEREBELLARIS INFERIOR. Menghubungkan
CEREBLLUM dengan MEDULLA OBLONGATA
o LOBUS ANTERIOR. Terletak didepan FISSURA PRIMARIUS
Midbrain (Mesencephalon)
o Midbrain, terletak diantara diencephalon dan pons, tersusun oleh serabut saraf
bermyelin yang mengalirkan impuls ke dan dari bagian yang lebih tinggi dari
otak, dan subtantia grisea yang berperanan sebagai pusat refleks.
o Pada midbrain terdapat pusat refleks auditory dan visual.
Pons
o Pons, terletak diantara midbrain dan medulla oblongata, menjalarkan impuls
antara otak dan medulla spinalis, dan mengandung pusat-pusat yang mengatur
frekuensi dan dalamnya pernapasan.
Medulla Oblongata
o Medulla oblongata menjalarkan semua impuls ascendens dan descendens
antara otak dan medulla spinalis.
o Medulla oblongata juga memiliki pusat yang mengatur fungsi visceral, termasuk
pusat cardiovasculaer, pusat vesomotor untuk untuk mengatur denyut
jantung, pusat vasomotor untuk pengaturan tekanan darah, dan pusat
respirasi yang bekerja sepanjang pons, untuk mengatur frekuensi dan
dalamnya pernapasan.
o Nuclei lain yang ada di dalam medulla oblongata berhubungan dengan refleks
batuk, bersin, menelan dan muntah.
Formatio reticularis
o Batang otak, hypothalamus, cerebrum, cerebelum dan ganglia basalis
merupakan jaringan saraf yang sangat kompleks terhubung dengan substantia
grisea tipis, di mana jaringan ini disebut formatio reticularis.
A. Cerebellum
Cerebellum terdiri dari dua hemisphere yang saling terhubung oleh vermis.
Terdapat lapisan subtantia grisea tipis menyelubungi subtantia alba di dalamnya.
Cerebelum berhubungan dengan bagian lain pada SNC melewati pedunculus
cerebelli.
Cerebellum berfungsi mengintegrasikan informasi sensori yang berkaitan dengan posisi
bagian tubuh dan mengkoordinasi aktifitas musculoskeletal dan mempertahankan
keseimbangan tubuh.
Cabang utama dari beberapa nervi spinalis yang berdekatan membentuk plexus.
Plexus Cervicalis
o Plexus cervicalis terletak di kedua sisi leher dan menginervasi otot-otot dan kulit
pada daerah leher.
Plexus brachialis
o Plexus brachialis muncul dari nervus spinalis cervical bagian bawah dan nervi
spinalis thotacis bagian atas dan menginervasi extremitas atas.
Plexus lumbosacral
o Plexus lumbosacral muncul dari medulla spinalis bagian caudal, dan menginervasi
lower abdomen, genitalia externa, regio glutea dan extremitas bawah.
BATANG OTAK
(RHOMBENCEPHALON)
Batang Otak
Batang otak tersusun oleh medulla oblongata, pons dan mesencephalon (midbrain)
aktifitas batang otak secara umum dapat dibagi menjadi 3 tipe :
1. Fungsi Konduksi
2. Fungsi Nervi Cranialis (NC)
3. Dan Fungsi Integrasi
Fungsi konduksi dapat diamati, berawal sebagai jalan utama untuk tractus ascendens
menuju thalamus atau cerebellum (atau tractus descendens menuju medulla spinalis)
yang semuanya melewati batang otak.
Banyak dari tractus ini, malaupun tidak berjalan lurus, dan sering melibatkan nuclei relay di
dalam batang otak.
Nervi cranialis mengandung :
1. Pusat, sebagaimana yang terdapat pada fibra nervi spinalis.
2. Dan fibra-fibra tersebut tersusun oleh reseptor spesial dari Olfaksi, visus, auditori,
equilibrium dan gustatorii.
MEDULLA OBLONGATA
Struktur Anatomi
Berbentuk skop
Topografi
o Batas atas: Sulcus pontin inferior
o Batas bawah : Decussatio pyramidum
o Bentuk: Seperti kerucut dengan bagian yang melebar menunjuk ke cranial.
Mengandung pusat otonom yang mengatur pernapasan, kardiovaskuler, sistem digestivus
Mengandung nuclei NC.V, VIII, IX, X, XI, XII
Berhubungan dengan cerebellum via pedunculus cerebellaris inferior
Menghubungkan medulla spinalis dengan pons.
Batas penghubung antara medulla oblongata dengan medulla spinalis adalah pangkal dan
radix anterior et posterior n.spinalis I, setinggi foramen occipitale magnum
Canalis centralis medulla spinalis lanjut sampai kepertengahan medulla oblongata-setelah itu
dia melebar menjadi ventriculus quartus
Gagangnya berhubungan ke caudal dengan medulla spinalis yang di dalamnya terdapat
canalis centralis.
Bagian terbukanya berhubungan ke rostral atau pada medula yang telah dibuka, akan
tampak pelebaran canalis centralis menjadi ventriculus quartus.
Pada apex bangunan berbentuk V di caudal ventricel keempat, yang menyempit masung ke
canalis centralis disebut Obex.
PONS (=Jembatan)
Terletak didepan cerebellum
Menghubungkan medulla oblongata dengan mesencephalon.
Pada facies anterior,pons menghubungkan haemisphaerium cerebelli kiri dan kanan.
Panjangnya 2.5 cm
Struktur Anatomy
Dataran depan berbentuk convex,karena adanya serabut saraf yang jalan melintang dari tiap
sisinya membentuk: Pedunculus cerebelli media, yang menghubungkan pons dengan
cerebellum
Pada linea mediana terdapat alur dangkal: Sulcus basillaris dimana padanya berjalan
A.basillaris.
GANGLIA BASALIS
Ganglia Basalis
Merupakan struktur bangunan di otak tengah yang apabila rusak dapat menyebabkan
syndrom extrapyramidal.
Yang termasuk ganglia basalis yaitu:
1. nucleus caudate;
2. putamen,
3. globus pallidus
4. nucleus subthalamicus
5. dan substantia nigra.
Putamen + Globus Pallidus = Nucleus Lenticular (lentiform)
Nucleus Caudate + Nuclei Lenticular = Corpus Striatum
Nucleus Caudate + Putamen = Neostriatum or Striatum
DIENCEPHALON
Desckripsi Umum
Menurut istilahnya : dia=antara,enkephalos=otak
Merupakan bagian paling depan dari batang otak dan terletak mengelilinginya
membentuk dinding ventriculus tertius (ke III).
Berfungsi sebagai relay penghubung antara cortex cerebri dengan bagian bawah batang
otak.
Semua jaras sensorik, motorik dan sistem limbik berganti neuron didiencephalon sebelum dia
meneruskan informasinya kecortex cerebri.
Begitu pula sebagian dari sytema extrapyramidalis dan sistem visceralis baik motorik maupun
sensorik juga terkait dengan diencephalon.
Diencephalon sangat erat hubungannya dengan fungsi motorik dan sensorik sadar maupun
yang tak sadar.
Mengingat hubungan dan fungsinya yang unik tsb. diencephalon disebut juga sebagai antar
otak (interbrain)
Diencephalon oleh kedua hemisphaerum cerebri. Bagian yang tak tertutup hanyalah dataran
bawah hypothalamus yaitu: Corpus mammillare, Infundibulum, Tuber cinereum dan Chiasma
opticum
Pada diencephalon orang dewasa dibedakan atas:
1. Epithalamus
2. Thalamus
3. Hypothalamus
4. Subthalamus
5. Metathalamus
B. EPITHALAMUS
Merupakan bagian yang terletak paling belakang dan bawah dari diencephalon.
Kebawah dia lanjut menjadi pretectum dari mesencephalon.
Epithalamus meliputi bangunan berikut:
THALAMUS
Istilah bahasa Yunani berarti : kamar dalam
Merupakan massa substantia grissea yang berbentuk oval
Pembentuk utama dari diencephalon
Thalamus sebagian besar terdiri dari substantia grissea dan sedikit substantia alba.
FUNGSI THALAMUS :
Berperan penting dalam mengintegrasikan sistem sensorik dengan sistem motorik.
Merupakan relay station dari semua jalan sensorik yang berasal dari semua reseptor
sensorik seluruh tubuh (kecuali ransangan olfactus primer) untuk selanjutnya:
o Diteruskan kecortex cerebri
o Didistribusikan kebagian otak lainnya
o Mengitegrasikan impuls seosorik yang diterimanya seperti: sakit, suhu, sentuhan dan
tekanan
Merupakan relay station serabut saraf yang datang dari cortex cerebri, ganglia basalis dan
cerebellum
HYPOTHALAMUS
Merupakan bagian kecil dan terietak paling depan dari diencephalon, Hanya hypothalamus
yang dapat terlihat lansung didataran bawah otak. Bagian lain dari Diencephalon tertutup oleh
kedua hemisphaerum cerebri
Dia Membentuk dasar dan sebagian dinding lateral ventriculus tertius, sebagian terlindung
oleh sella turcica ossis sphenoidalis,
Dia terietak dibawah thalamus mulai dari daerah chiasma optici sampai kelamina terminale
dan commissura anterior.sehingga daerah yang ditempati hypothalamus tsb. sering disebut
juga sebagai area preopticum. Kearah caudal hypothalamus membaur dengan tegmentum
mesencephalon.
Dinding lateral hypothalamus dibatasi oleh capsula intema.
Jika dilihat dari bawah, hypothalamus tampak bangunan berikut:
1. Chiasma opticum
2. Tuber cinereum
3. Infundibulum
4. Corpus mamnullare
Eferen:
1. Tractus mammillothalamicus datang dari corpus manunillare untuk berakhir pada nucleus
anterior thalami
2. Tractus mammillotegmenti datang dari corpus mammillare dan berakhir pada nuclei formatio
reticulare pada tegmentum mesencephalon
3. Serabut eferen yang turun kebatang otak dan medulla spinalis yang khusus mempengaruhi
neuron serabut sarafotonom
Fungsi Hypothalamus:
Pada dasamya hypothalamus dipengaruhi oleh saraf dan hormon, sedang hypothalamus sendiri
mengontrol kelenjar endokrin dan sistem saraf otonom. Secara rinci fungsinya hypothalamus yaitu :
1. Mengontrol sistem saraf otonom
Fungsi ini nampaknya berintegrasi dengan kontrolnya terhadap sistem neuroendoktrin,sehingga
berpengaruh terhadap homeostasis tubuh:
Nucleus anterior mengontrol parasimpatis
Nucleus posterior mengontrol simpatis
2. Mengontrol kelenjar endokrin
Dengan mengeluarkan releasing factors atau release inhibiting factors, hypothalamus
mengontrol produksi ACTH, FSH, LH, TSH, MSH dan LTH.
3. Mengontrol suhu tubuh
Nucleus anterior mengatur dan memelihara suhu tubuh. Kalau rusak mengakibatkan:
hyperdiennia Nucleus posterior memproduksi panas. Kalau rusak terjadi: hypothermia
4. Mengontrol intake air dan makanan
Hunger center (pusat lapar) berada pada : nucleus ventromedial. Kalau rusak, menyebabkan
hyperphagia, obesitas dan perilaku agresif
Sedang bagian tengah hypothalamus mencegah keinginan untuk makan dan mengurangi
intake minum,karenanya bagian ini dikenal sebagai: Satiety center (pusat kenyang).
Kalau rusak mengakibatkan : anorexia dan lethargia
5. Mengontrol emosi dan perilaku
Fungsi ini dilakukan bersama-sama dengan sistem limbik dan cortex lobus prefrantalis.
6. Mengontrol rythme cicardian
Termasuk dalam ritme cicardia ini ialah:
Suhu badan
Aktivrtas adrenocortical
Jumlah eosinofil
Fungsi ginjal
7. Mengontrol tidur
8. Kalau terjadi kerusakan pada hypothalamus, maka dapat terjadi keadaan yang bertentangan
sebagai berikut
Hyperthermia vs hypodiermia
Anorexia/aphagia vs hyperphagia
Oligouria vs polyuria
Pubertas precox vs pubertas teriambat
Gigantism (raksasa) vs dwarfism (cebol)
Lethargia (lesu) vs agression (agresif)
Hyperpituitarism hypopiturtarism
9. Sindroma Korsakiff meliputi:
Halusinasi
Delirium
Disorientasi waktu dan ruang
Kehilangan ingatan sekarang
Banyak bicara
10. Drug addict (ketergantungan obat): diduga ada receptor opioid pada hypothalamus sehingga
kalau seseorang menggunakan derivat opium, akan menimbulkan euphoria
4. SUBTHALAMUS
Letaknya tepat dibawah thalamus bagian belakang dan menghubungkannya dengan
tegmentum mesencephalon.
Meliputi :
1. Nucleus subthalamicus, disebut juga sebagai Nucleus Luysi, berbentuk lensa convex.
Berhubungan dengan : Ganglia basalis, cerebellum. Dibentuk oleh : Bagian rostral
nucleus ruber dan substantia nigra. Ditembus oleh : Jalan somato sensorik
2. Zona incerta, merupakan massa substantia grissea kecil yang terietak antara
thalamus dan nucleus subthalamus. Dibentuk oleh : Bagian rostral fonnatio reticulare
Fungsi : Takjelas
5. METATHALAMUS
Terdiri dari:
1. Corpus Geniculatum Mediale (termasuk sistem pendengaran)
Letak: pada potongan melintang, dia terlihat sebagai bagian yang menonjol pada
sisi lateral mesencephalon setinggi colliculus superior antara pedunculus cerebri
dengan nucleus geniculatum laterale
Fungsi: menerima serabut aferen dari receptor pendengaran melalui brachium
colliculus superior untuk diproyeksikan kecortex pendengaran.
berbeda dengan jalannya serabut sensorik lainnya yang bersifat unilateral, serabut
aferen pendengaran bersifat bilateral
MESENCEPHALON
Topografi :
Pada dataran belakangnya membentuk 4 bangunan colliculus superior et inferior atau juga
disebut sebagai corpora quadrigemina.
Colliculus superior merupakan pusat refleks penglihatan.
Colliculus inferior merupakan pusat refleks pendengaran.
Pada garis tengah dari colliculus inferior (pada dataran belakang) muncul n. trochlearis.
Pada dataran lateralnya brachia superior et inferior jalan naik dalam arah anterolateral.
Brachium superior menghubungkan colliculus superior dengan corpus geniculatum
laterale dan tractus opticus.
Brachium inferior menghubungkan colliculus inferior dengan corpus geniculatum
mediale.
Pada dataran depannya terdapat lekukan fossa interpeduncularis yang dibatasi kiri dan
kanan oleh crus cerebri. Karena banyak lobang yang ditembus oleh pembuluh darah,maka
daerah tsb.disebut sebagai: substantia perforata posterior.
Berhubungan dengan cerebellum melalui pedunculus cerebellaris superior
o Tectum dari medulla oblongata disebut : velum medullare posterior sekaligus jadi
atap ventriculus quartus.
o Kedua vela bertemu dipuncak ventriculus quartus dan disebut Fastigium
o Untuk melihat lebih jelas bangunan yang terdapat didalam mesencephalon,diadakan
penampang melintang melalui kedua colliculi.
Anatomi Klinik:
Bila sustantia nigra (bagian dari nuclei systema extra-piramidalis) rusak, mengakibatkan
terjadinya penyakit Parkinson
Bila formatio reticularis rusak, menyebabkan koma
Bila aquaeductus cerebri tertutup, dapat menyebabkan terjadinya hidrocephalus.
SISTEM LIMBIK
Adapun yang termasuk kedalam sistem limbik ialah semua bangunan berikut:
1. Lobus limbik (Broca)
2. Formatio hippocampi
3. Nucleus amygdaloideus
4. Hypothalamus
5. Nucleus anterior thalami
6. Nucleus medio dorsalis thalami
7. Area septi
1. LOBUS LIMBIK(BROCA)
Lobus limbik merupakan bangunan berbentuk huruf C pada dataran medial hemisphaerum yang
melingkari corpus callosum dan mempunyai satu kesatuan fungsi yang meliputi:
Gyrus subcallosum s.subiculum, terletak didepan lamina tenninalis dan rostrum corpus
collosum
Gyrus cinguli, terletak tepat diatas corpus callosum
Gyrus parahippocampi, terletak antara fissura hippocampi dan sulcus collateralis.
Kedepan dia lanjut menjadi uncus
2. FORMATIO HIPPOCAMPI
Merupakan bangunan yang mempunyai satu kesatuan fungsi yang meliputi:
1. Hippocampus (cornu Ammonis)
Merupakan substantia grissea yang melengkung keatas sepanjang dasar cornu inferior
ventriculus lateralis.
Ujung depannya melebar membentuk Pes Hippocampi.
Pada penampang frontal, hippocampus berbentuk seperti huruf C.
Permukaan dalam ventriculus yang melengkung dilapisi oleh Ependyma.
Dibawahnya terdapat selapis tipis substantia alba disebut sebagai Alveus yang terdiri
dari
serabut saraf yang berasal dari hippocampus yang kemudian melengkung ke medial
membentuk Fimbria.
Fimbria sendiri meninggalkan ujung belakang hippocampus sebagai Crus fornix. Crus
fornix dan setiap sisi membelok kebelakang dan atas dibawah splenium corpus callosi
dan mengelilingi dataran belakang thalamus. Kedua crura fornix tersebut kemudian
menyatu membentuk Corpus fornix yang terletak sangat dekat dengan dataran bawah
corpus callosum.
Pada waktu kedua crura saling mendekat, dia dihubungkan oleh serabut saraf yang
berjalan melintang yaitu Commissura fornices yang akan saling bersilangan kiri dengan
yang kanan dan akhimya bergabung dengan hippocampus pada sisi yang sama.
Fungsi hippocampus : berperan dalam proses belajar dan ingatan sekarang
2. Gyrus Dentatus
Merupakan seberkas substantia grissea yang terletak antara Fimbria hippocampi dan
Gyrus Hippocampi.
Struktur :
o kebelakang gyrus dentatus berjalan mendampingi fimbria sampai kedekat
splenium corporis callosi dimana dia lanjut menjadi Induseum griseum.
o Induseum griseum sendiri merupakan seberkas tipis substantia grissea yang
menutupi dataran atas corpus callosum.
o Pada dataran atas Induseum griseum terdapat dua berkas serabut saraf Stria
longitudinalis mediale dan stria longitudinalis laterale.
o Kedua stria ini merupakan sisa (substantia alba) induseum grisea vestigii
Gyrus dentatus dan hippocampus sama-sama berbentuk huruf C dan kedua huruf
tersebut saling mengunci satu dengan lainnya.
4. AREA SEPTI
Merupakan bagian dari nuclei telencephalon
Dibentuk oleh :
o cortex area septi
o gyros para terminalis
o gyros (area) subcallosum
Terletak antara septum pellucidum dengan communissura anterior
Memiliki hubungan timbal balik dengan formatio hippocampi via formix
Memiliki hubungan timbal balik dengan hypothalamus
Berhubungan dengan habenula melalui stria medallaris thalami
CEREBELLUM
Cerebellum
Terletak dibelakang pons dan medulla oblongata pada fossa cranii posterior, terletak dibawah
lobus occiprtalis cerebri
Bagian atas tertutup oleh tentorium cerebelli.
Cerebellum terpisah dengan cerebrum oleh sebuah alur melintang: Fissura transversa
Bentuk Oval dan mengkerut dibagian tengah.
Cerebellum merupakan bagian kedua terbesar dari otak dan beratnya ± 1/8 dari massa otak
(sebesar kepalan tinju)
ANATOMI PERMUKAAN
Secara filogenetik,cerebellum dapat dibagi atas :
Paleocerebelum s.pinocerebelum terdiri dari :
o lobus anterior
o pyramis
o uvula
Neocerebelum s-cerebrocerebelum terdiri dari lobus posterior
Archicerebelum s.vestibulocerebelum terdiri dari lobus flocculonodularis
Lobus anterior tcrletak didepan fissura primarius. Seluruh lobus anterior bersama pyramis
dan uvula tergolong Paleocerebelli. Lobus anterior ini menerima serabut aferen
proprioceptif dan exteroceptif dari kepala dan tubuh.
Substantia alba sendiri dalam vermis sangat sedikit dan memperlihatkan gambaran seperti
Pohon kayu ( = arbor vitae).
Serabut eferen dari keempat nuclei cerebelli keluar dari cerebellum melalui Pedunculus
cerebelli superior.
Review : Cerebelum
1. Punya 3 bagian : 2 haenusphaemm dan 1 vermis
2. Punya 3 lobus :
Lobus anterior
Lobus posterior
Lobus flocculonodularis
3. Punya 3 bagian fungsional / filogenetik:
archicerebellum (vestibulocerebellum): lobus flocculonodularis.
paleocerebellum (spinocerebellum): lobus anterior, pyramis, ovula.
neocerebellum (cerebrocerebellum): lobus posterior
4. Punya 3 pasang nuclei:
nucleus dentatus nucleus fastigialis
nucleus interpositus (nucleus emboliforus dan nucleus globosus)
5. Punya 3 pasang penghubung:
pedunculus cerebellaris inferior pedunculus cerebellaris media pedunculus
cerebellaris superior
6. Punya 3 akhir dari setiap axon Purkinje:
pada nuclei cerebellum pada nuclei vestibulans
pada neuron Purkinje kontralateral
Anatomi Klinik
Disfungsi cerebellum menimbulkan kelainan sebagai berikut:
1. Hypotonia, Otot kehilangan kemampuan untuk melawan jika otot dimanipulasi secara pasif.
Pasicn akan berjalan sempoyongan seperti orang mabuk.
2. Disequilibrium, Kehilangan keseimbangan oleh kaiena tak ada koordinasi kontraksi otot
skelet
3. Dys-synergia, Kehilangan koordinasi kontraksi otot, meliputi:
Dysarthria: bicara cadel
Dystaxia : tak bisa mengkoordinasikan kontraksi otot skelet
Dysmetria : tak mampu menghentikan gerakan pada titik yang diinginkan
Tremo : anggota badan bergetar
Dysdiadochokinesia : tak mampu mengubah gerakan dengan cepat (contoh: dari
fleksi ke eksensi)
Nystagmus : bola mata dystaxia kiri dan kanan
Gerakan Rebound : keddak mampuan mengontrol gerakan. Contoh: kalau lengan
bawah difleksi dengan pasif, kalau dilepas lengan tersebut akan memukul dada
Kelainan No 1, 2 dan 3 sering disebut dengan gejala Triad cerebelum
4. Syndroma haemisphaerum cerebellaris, yang rusak satu hemisphaerum cerebelli Gejala :
dystaxia dan hypotonia anggota badan ipsilateral
Penyebab : neoplasma dan infarct
5. Syndroma vermis rostralis, yang rusak lobus anterior
Gejala : dystaxia kaki dan truncus
Penyebab : keracunan alkohol, terjadinya degenerasi bagian anterior vermis
6. Syndroma vermis caudalis, yang rusak lobus posterior dan flocculonodularis
Gejala :
dystaxia truncus sehingga tak mampu berdiri tegak
nystagmus
Penyebab : tumor
FORMATIO RETICULARIS
Formatio Reticular
Formatio reticularis ialah areal yang susunannya tersebar (namun tidak jelas) diorganisir
yang membentuk central core dari batang otak.
Alasannya yang nampak secara tersebar terorganisir itu bermata dua.
1. Pola konektivitasnya ditandai dengan besarnya convergence (penyatuan/menyatu di
satu tempat) dan divergence (percabangan atau penyebaran) sehingga sel tunggal
dapat merespon terhadap beberapa modalitas sensorik yang berbeda atau terhadap
rangsangan yang terjadi dimanapun pada tubuh.
2. Meski digunakan dalam beberapa fungsi yang terpisah, arealnya yang ada dalam fungsi-
fungsi ini begitu saling overlapping.
Bentuknya yang retikuler, seakan-akan beberapa nukleus telah menyatu dan tersebar
sepanjang batang otak, sedangkan sel-sel pokok (utama) menjaga hubungan asalnya.
Pada sebagian besar tingkatan batang otak, formatio reticularis dapat dibagi dalam 3 daerah
longitudinal yang disusun dalam urutan mendatar atau ditengah-tengah:
1. raphe nuclei
2. zona medial
3. zona lateral
Raphe Nuclei
Ini merupakan plat (piringan/cakram) tipis dan berbatasan/berdekatan dengan bidang
sagittal plane.
Seperti sel-sel locus ceruleus, raphe neuron memiliki hubungan yang terlalu longgar.
Serotonin digunakan sebagai neurotransmitter.
Medial Zone
Daerah ini, sepanjang garis median raphe nuclei, berisikan campuran neuron besar dan
kecil.
Merupakan sumber dari sebagian besar proyeksi ascendens atau descendens yang
panjang dari Formatio reticularis.
Sebagian besar neuron-neuron di zone medialis dari rostal Formatio reticularis meduller
begitu besar sehingga areal ini disebut sebagai nucleus reticularis gigantocellular.
Zone Lateralis
Daerah ini menonjol di rostral medulla dan caudal pons.
Daerah ini berkaitan dengan reflexes nerve cranial dan fungsi visceral.
Neuron Reticularis
Sebagian besar syaraf-syaraf ini memiliki proyeksi axon yang luas dan kompleks.
Syaraf-syaraf ini dapat menginervasi banyak tingkatan medula spinalis atau mengirim
banyak collateral ke batang otak dan diencephalon.
Biasanya tidak mengirim axon langsung ke cortex cerebral.
Beberapa memiliki bifurcatio axon yang menimbulkan hubungan descendens atau
ascendens.
Neuron-neuron reticuler memiliki sebaran dendrit yang luas.
Hal ini memudahkannya menerima input synaptic dari jaras sensori ascendens, axon
cortical descendens, dan berbagai sumber lain.
Pengendalian Motorik
Pengendalian motorik memiliki beberapa aspek berbeda.
1. Daerah reticuler tertentu sangat erat kaitannya dengan cerebellum dan fungsi-fungsi
pengendalian motorik.
o Pengumpulan sel-sel yang berlainan/menyimpang dalam Formatio reticularis
medullair, maka nucleus reticularis lateral diatasi dengan berdekatan dengan
tract spinothalamicus.
o Daerah ini menerima serabut spinoreticularis langsung, collateral dari tractus
spinothalamicus, dan memproyeksikannya ke cerebellum.
o Juga menerima input dari nucleus rubra, sehingga menjadi lebih dari relay
somatosensori lurus ke cerebellum.
o Pengumpulan neuron-neuron reticularis dekat garis tengah medulla, nucleus
reticular paramedian, juga memproyeksikan ke cerebellum.
o Afferen terhadap nucleus paramedian muncul dalam cerebellum dan di lokasi
lain, termasuk cortex cerebral.
o Nucleus Reticularis tegmentalis, yang berlokasi atau berada diantara lemniscus
medialis dalam pons rostralis, menerima input dari cortex cerebral dan tempat-
tempat lain.
o Daerah ini juga memproyeksikan ke cerebellum.
2. Terdapat 2 tractus reticulospinalis yang muncul dari zone medialis dari pontine dan
rostal medulla Formatio reticularis.
o Serabut-serabut dari pons yang descendens ipsilateral MLF dan bergerak melalui
funiculus ventralis dalam medulla spinal, seperti tractus reticulospinalis medial.
o Serabut-serabut dari medulla descendens secara bilateral di pars ventralis dari
funiculus lateral, sebagai tractus riticulopinalis lateral.
o Tractus-tractus ini merupakan jaras alternatif utama ke tractus corticospinalis.
o Neuron-neuron Reticular ini menerima proyeksi dari kebanyakan area, termasuk
ganglia basalis, nucleus rubra dan substantia nigra.
o Input dari area yang tersebar luas dari cortex cerebri, khususnya somatosensori
and cortex motoris, nampaknya cukup penting.
o Sebagian besar tractus descendens ini bergerak ke ujung reticular dalam tractus
tegmentalis central.
3. Tractus Reticulospinalis juga membawa informasi motor descendens yang dihasilkan
dalam Formatio reticularis sendiri.
o Formatio reticularis berisikan mekanisme syaraf untuk pola gerakan yang sangat
rumit.
Control Sensori
Neuron Reticularis menghasilkan banyak kontrol atas kegiatan dalam arcus reflex spinal
Syaraf-syaraf itu mengendalikan akses informasi sensorik ke jaras ascendens .
Tnhibisi tonus dari reflex flexor berasal dari Formatio reticularis.
Hanya hasil rangsangan hebat yang biasanya dapat membangkitkan reflex sedemikian.
Rangsangan daerah tertentu dari Formatio reticularis medullar menyebabkan terhambatnya
interneuron sensori dan sel-sel tract dalam medula spinalis.
Mekanisme inilah yang nampaknya penting dalam pengaturan persepsi rasa sakit.
Control Visceral
Pusat pengaturan inspirasi, expirasi, dan ritme pernapasan normal telah diidentifikasi
secara fisiologis di dalam Medulla dan Pons.
Pusat lainnya yaitu untuk mengatur frekuensi denyut jantung dan tekanan darah diidentifikasi di
dalam medulla formatio reticularis.
Learning Material:
1. Cadaver
2. Ossa Compacta (Skeleton)
3. Preparat artificial (model)
4. Atlas
selanjutnya berhubungan erat dengan neurohypophysis, dan akan bersatu dengan penonjolan yang
berasal dari pharynx.
Nucleus lenticularis
Putamen
Globus pallidus Crus post. capsula interna
Lobus temporal
Thalamus
Diencephalon -
Epithalamus
-
…………………………………
-
………………………………..
-
………………………………..
-
………………………………..
Di dalam diencephalon terdapat rongga ventriculus tertius
yang terhubungkan dengan ventriculus lateralis melalui
…………………………………… (monroi)
Diencephalon terdiri dari ventrikulus tertius dan struktur yang membentuk batas-batasnya,
membentang ke posterior sampai dengan aquaeductus cerebri dan ke anterior sampai dengan
foramina interventrikularis. Permukaan inferior diencephalon dibentuk oleh …………………………..,
chiasma opticum dengan Tractus opticus, infundibulum dengan tuber cinereum dan corpus
mammilare.
Permukaan superior dibentuk oleh atap ………………………………, terdiri dari suatu lapisan
ependimal yang berlanjut dengan lapisan ependimal ventrikulus tertius. Di superior ditutupi oleh tela
choroidea ventrikulus. pada atap ventriculus tertius terdapat pleksus khoroideus ventriculus tertius
yang menonjol ke ruang ventriculus tertius. Permukaan lateral diencephalon dibatasi oleh
………………………….. yaitu substantia alba dan terdiri serabut saraf yang menghubungkan cortex
cerebri dengan batang otak dan medula spinalis. Permukaan medial diencephalon dibentuk oleh
…………………………. dan hypothalamus yang dipisahkan oleh sulcus hypothalamus.
Fungsi
Thalamus berfungsi mengelola secara langsung informasi sensoris yang berasal dari bagian lain
dari systema nervosum.
Hypothalamus memelihara homeostasis dengan cara mengatur aktifitas visceral dan
menghubungkan antara systema endocrine dengan systema nervosum.
o Hypothalamus mengatur denyut jantung dan tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan air
dan elektrolit, gerakan dan sekresi kelenjar dalam tractus digestivus, tumbuh dan reproduksi,
dan tidur dan terjaga.
Systema limbicum, suatu area di dalam diencephalon, mengontrol pengalaman emosional dan
expresi.
Perasaan senang atau tidak senang tentang pengalaman, system limbic mengarahkan perilaku yang
memungkinkan menaikkan harapan hidup.
Mesencephalon terletak di antara diencephalon dan pons, mulai dari commissural posterior
sampai ke frenulum medullare superior. Di dalam bangunan mesencephalon ditembus saluran liquor
cerebrospinalis yaitu aquaeductus cerebri (sylvii) yang menghubungkan ventriculus tertius dengan
ventriculus quartus. Struktur yang terdapat pada midbrain meliputi aquaductus cerebri, tectum,
tegmentum dan peduncullus cerebralis.
…………………………….. merupakan atap dari mesencephalon yang terletak pada bagian
posterior aquaductus cerebri. ia dibentuk oleh lamina tecti yang dikenal sebagai lamina quadrigemina.
Oleh karena memiliki empat penonjolan pada permukaannya yaitu dua colliculus superior dan dua
colliculus inferior, maka daerah ini disebut juga ……………………………………….
Peduncullus cerebralis terletak pada bagian anterior aquaductus. Setiap peduncullus cerebri
terbagi oleh substansia grisea yaitu bagian anterior adalah crus cerebri (terdiri atas substansia nigra)
dan bagian posterior adalah tegmentum. Pada tegmentum terdapat nucleus rubra.
Pons
Pons terletak pada bagian anterior cebellum, dibagian inferior otak tengah dan diatas medulla
oblongata. Permukaan anterior cembung, memperlihatkan banyak serabut saraf melintang yang
konvergen pada setiap sisi membentuk peduncullus cerebellaris media. Di garis tengah terdapat
sulcus basilaris yang dialui arteri basillaris. Pada setiap sisi permukaan anterolateral pons timbul
nervus trigeminus. Nervus trigeminus terdiri dari radiks motorik pada bagian medial dan radiks
sensorik pada bagian lateral. Di dalam sulcus diantara pons dan medula oblongata timbul nervus
abducens, facialis dan vestibulocochlearis. Dibagian lateral permukaan posterior pons dibatasi oleh
peduncullus cerebellaris superior. Permukaan posterior dibagi menjadi dua bagian oleh sulcus
medianus. Dilateral dari sulcus medianus terdapat eminentia medialis. Ujung inferior eminentia
medialis membentuk colliculus facialis yang ditimbulkan oleh radiks nervus facialis yang berputar
disekeliling nervus abducens.
Cerebelum
Cerebelum terletak dibelakang pons dan medulla oblongata pada fossa cranii posterior,
terletak dibawah lobus occiprtalis cerebri. Bagian atas tertutup oleh tentorium cerebelli. Cerebellum
terpisah dengan cerebrum oleh sebuah alur melintang yang disebut fissura transversa. Cerebellum
merupakan bagian kedua terbesar dari otak dan beratnya ± 1/8 dari massa otak (sebesar kepalan
tinju).
Identifikasikan struktur/bangunan-bangunan yang terdapat pada cerebelum. Tulis jawaban
anda dibawah ini:
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
Medulla Oblongata
Medulla oblongata terletak antara pons dengan medulla spinalis, membentang mulai dari
Sulcus inferior pontin (sering juga disebut sebagai Sulcus pontobulbaris) sampai Segmen medulla
spinalis cervicalis pertama. Medula oblongata menghubungkan pons dan medula spinalis. Medula
oblongata berbentuk conus, bagian yang lebar mengarah ke superior.
Pada permukaan anterior medula oblongata terdapat fissura mediana anterior yang berlanjut
ke inferior menjadi fissura mediana medula spinalis. Pada setiap sisi fissura mediana terdapat
piramid. Piramid terdiri dari berkas-berkas serabut saraf corticospinal yang berasal dari sel-sel saraf
besar dalam gyrus precentralis corteks cerebri. Piramid mengecil dibagian inferior, disini mayoritas
serabut saraf desendens menyilang ke sisi yang berlawanan membentuk decussatio piramidum.
Pada bagian posterior piramid terdapat olives, yang merupakan elevasi berbentuk oval yang
ditimbulkan oleh nucleus olivarius inferior yang terdapat dibawahnya. Di dalam sulcus diantara
piramid dan olives timbul radiks nervus hipoglossus. Pada bagian posterior olives terdapat
pedunculus cerebellaris inferior yang menghubungkan medula oblongata dengan cerebellum. Dalam
sulcus diantara olives dan pedunculus cerebellaris terdapat radiks nervus glosopharingeus nervus
vagus, dan nervus accesorius. Pada permukaan posteroinferior medula oblongata terdapat
tuberculum gracilis dan cuneatus yang menutupi nucleus gracilis yang terletak dibagian medial dan
nucleus cuneatus yang terletak dibagian lateral dan Fossa rhomboidea, dimana terdapat: stria
medullare, trigonum n.vagi, trigonum n. hypoglossi, dan Area postrema (pusat muntah).
Mengandung pusat otonom yang mengatur pernapasan, kardiovaskuler, sistem digestivus
Mengandung nuclei NC.V, VIII, IX, X, XI, XII
Identifikasikan struktur/bangunan-bangunan yang terdapat pada pons. Tulis jawaban anda
dibawah ini:
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
6. Identifikasikan gyrus, sulcus, lobus, substantia grisea pada cortex cerebri dan substantia
alba:
Cerebrum merupakan bagian terbesar dari otak dewasa, memiliki dua hemisphere. Di dalamnya
terdapat corpus callosum yang merupakan serabut saraf yang menghubungkan kedua hemisphere.
Permukaan otak berbentuk lobi (lobus), giri (gyrus), sulci (sulcus) dan fissura. Secara umum penamaan
lobus-lobus di otak mengikuti tulang cranium dimana lobus itu berada, yaitu lobus frontalis, lobus
parietalis, lobus temporalis, lobus occipitalis dan insula.
Cortex cerebri, lapisan tipis subtantia grisea, terletak dipermukaan cerebrum dan mengandung
75% badan sel saraf dari keseluruhan sistem saraf. Di bagian profundal dari cortex terdapat subtantia
alba yang disusun oleh serabut saraf bermyelin menghubungkan badan sel dari cortex dengan bagian
sistem saraf yang lebih rendah.
Catatan:
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
.
Asisten Dosen Pengampu
(………………………………..) (………………………………………)
* Pelajari dan kerjakan dengan sungguh-sungguh buku kerja praktikum myologi ini. Mintalah asisten
untuk mereview dan diskusikan agar pemahaman lebih mantap. Apabila dirasa cukup mintalah tanda-
tangan asisten.
** setelah selesai mengerjakan, segera kumpulkan copy panduan kerja praktikum ini sebagai laporan
CORTEX CEREBRI
Cortex Cerebri
Berdasarkan perkembangannya, dibedakan 2 daerah cortex:
1. Allocortex (heterogenik cortex):
Allocortex disebut juga sebagai cortex-heterogenetiks (allo = lain), punya sel-sel yang
beragam.
Ditemukan pada rhinencephalon (berhubungan dengan penciuman).
Pada manusia jumlahnya hanya 10% terutama menempati formatio hippocampi yang
merupakan bagian dari sistim limbik.
Terdiri dari 3 lapis sel.
Dibedakan menjadi:
1. Paleocortex
Terdapat pada makhluk sederhana dan berpusat pada Rhin-encephalon yang juga
terdapat pada manusia
Pada reptil, lebih banyak neuron yang bermigrasi ke permukaan
2. Archicortex (lebih maju dari paleo cortex)
Terdapat pada Formatio hippocampi
Sel-sel pada neocortex disusun oleh ke 6 lapis di atas meskipun lapisan-lapisan tersebut
lebih dominan ditemukan ditempat lain.
Lapisan molekuler terluar dan lapisan multiformis terdalam, tersusun sangat jarang, di mana
banyak terdapat sel-sel fusiformis.
Ke empat lapisan diantara dua lapis terluar dan terdalam di atas, banyak terdapat salah satu
dari sel-sel stelat maupun sel pyramidalis.
Lapisan ke 6 neocortex, tidan tersesun secara merata pada masing-masing area.
Pada cortex motoris, lapisan ke-2 s/d 5 di dominasi oleh sel-sel pyramidalis besar.
Oleh karena kurang tampak adanya sel stellat, maka tipe cortex ini disebut agranular.
Pada pemeriksaan kontras, cortex sensori primer, menyusun regio cortex utama dan tidak
memunculkan banyak axon panjang.
Stratum II-V didominasi oleh sel-sel stelat kecil dan sel pyramidalis.
Tipe cortex ini kemudian dikenal sebagai granular cortex (koniocortex).
Tipe cortex granular dan agranular menjadi satu kesatuan yang disebut cortex heterotypic
Rata-rata ketebalan masing-masing sekitar 4,5 mm untuk cortex agranular dan 1,5 mm
untuk cortex granular.
Tipe intermediat cortex yang dapat terlihat pada struktur 6 lapisan cortex disebut cortex
homotypic
Serabut afferents dari area cortical lain dapat berasal dari :
1. Daerah hemisphere yang sama (serabut associasi);
2. Hemisphere contralateral (serabut commissural).
Fibra Corticocortical
Sebagian besar serabut efferennya pergi ke cortex pada hemisphere contralateral melewati
Corpus Callosum
Interkkoneksi pada lobus temporalis melewati commissura anterior.
Serabut efferen yang menuju area cortex ipsilateral berakhir di sepanjang cortex :
1. Serabut tersebut paling pendek di mana tidak pernah meninggalkan cortex.
2. Atau serabut berbentuk U (U-shaped fibres) yang masuk suatu sulcus menuju gyrus
berikutnya.
3. Fibra assosiasi panjang yang menjalarkan informasi ke lobus yang lain.
Fibra Commissuralis
Corpus Callosum
Merupakan pita serabut besar pada otak manusia
Tersusun oleh lebih dari 300 milyar axon.
Sebagian besar dari serabutnya saling berkoneksi seimbang ke kedua sisi (interconnect
mirror-image sites) namun beberapa diantaranya berakhir pada area yang berbeda dari
tempat mereka berasal.
Hampir semua area di cortex menerila serabut commisuralis ini.
Terdapat pengecualian yang penting yaitu :
1. Area extremitas atas (hand area) terdapat pada cortex somatosensori
2. Area 17 bukan merupakan area yang berciri diatas dekat dengan garis vertical.
Commissura Anterior
Fibra commissuralis yang pergi dan berasal dari lobus temporalis, khususnya pada gyrus
temporalis inferior dan media.
Fibra Assosiasi
Fibra assosiasi panjang terkumpul menjadi suatu bentuk pita tersusun rapi yang dapat
diamati pada sediaan potongan.
Berkas-berkas assosiasi yang paling menonjol dan mudah di amati yaitu :
1. Fasciculus longitudinalis superior;
2. Fasciculus longitudinalis inferior;
3. Fasciculus occipitofrontalis inferior dan superior; dan
4. Cingulum
1. Fasciculus Longitudinalis Superior
Sering dikenal juga sebagai fasciculus arcuatus
Berkas ini berjalan membentuk arcus (lengkung) di atas insula
Ia berjalan dari lobus frontalis menuju bagian posterior hemisphere, di mana berkas
tersebut juga sebagian berakhir pada lobus parietalis, temporalis, dan occipitalis.
BATANG OTAK
(RHOMBENCEPHALON)
Batang Otak
Batang otak tersusun oleh medulla oblongata, pons dan mesencephalon (midbrain)
aktifitas batang otak secara umum dapat dibagi menjadi 3 tipe :
1. Fungsi Konduksi
2. Fungsi Nervi Cranialis (NC), Dan
3. Fungsi Integrasi
Fungsi konduksi dapat diamati, berawal sebagai jalan utama untuk tractus ascendens
menuju thalamus atau cerebellum (atau tractus descendens menuju medulla spinalis)
yang semuanya melewati batang otak.
Banyak dari tractus ini, malaupun tidak berjalan lurus, dan sering melibatkan nuclei relay di
dalam batang otak.
Nervi cranialis mengandung :
1. Pusat, sebagaimana yang terdapat pada fibra nervi spinalis.
2. Dan fibra-fibra tersebut tersusun oleh reseptor spesial dari Olfaksi, visus, auditori,
equilibrium dan gustatorii.
MEDULLA OBLONGATA
Struktur Anatomi
Berbentuk skop
Topografi
o Batas atas: Sulcus pontin inferior
o Batas bawah : Decussatio pyramidum
o Bentuk: Seperti kerucut dengan bagian yang melebar menunjuk ke cranial.
Mengandung pusat otonom yang mengatur pernapasan, kardiovaskuler, dan sistem
digestivus
Mengandung nuclei NC.V, VIII, IX, X, XI, XII
Berhubungan dengan cerebellum via pedunculus cerebellaris inferior
Menghubungkan medulla spinalis dengan pons.
Batas penghubung antara medulla oblongata dengan medulla spinalis adalah pangkal dan
radix anterior et posterior n.spinalis I, setinggi foramen occipitale magnum
Canalis centralis medulla spinalis lanjut sampai kepertengahan medulla oblongata-setelah itu
dia melebar menjadi ventriculus quartus
Gagangnya berhubungan ke caudal dengan medulla spinalis yang di dalamnya terdapat
canalis centralis.
Bagian terbukanya berhubungan ke rostral atau pada medula yang telah dibuka, akan
tampak pelebaran canalis centralis menjadi ventriculus quartus.
Pada apex bangunan berbentuk V di caudal ventricel keempat, yang menyempit masung ke
canalis centralis disebut Obex.
ANATOMI PERMUKAAN:
Pada dataran depan medulla oblongata terdapat alur yang terletak median : Fissura mediana
anterior, yang kecaudal melanjutkan diri menjadi fissura mediana anterior dan medulla
spinalis.
Kiri-kanan fissura tersebut terdapat bangunan yang meninggi yaitu Pyramid yang terbentuk
karena adanya penonjolan oleh serabut saraf yang berasal dan nuclei gyrus precentralis cortex
cerebri: tractus corticospinalis.
Pyramid tsb. akan menciut makin kecaudal sampai terjadi saling menyilang yang dikenal sebagai:
Decussatio pyramidum.
Penyilangan tersebut sekaligus merupakan batas antara medulla oblongata dan medulla
spinalis.
Pada fissura mediana tepat diatas decussatio muncul berkas serabut saraf yang dikenal sebagai:
Fibra arcuata externa anterior yang berjalan kelateral dan kemudian pergi ke cerebellum.
Posterolateral dari pyramid.terdapat bangunan yang meninggi lain yang sejajar dengan pyramid:
Oliva. Oliva terbentuk karena peninggian oleh adanya Nucleus olivarius.
Pada celah antara pyramid dan oliva muncul: radices N. Hypoglossus.
Dibelakang oliva terdapat Pedunculus cerebelli inferior yang menghubungkan medulla oblongata
dengan cerebellum.
Pada alur antara oliva dengan pedunculus cerebelli inferior muncul akar dari:
N.glossopharyngeus, N.vagus dan radix cranialis N. accessorius.
Separoh cranial dari dataran belakang medulla oblongata membentuk Bagian bawah ventriculus
quartus.
Separoh caudal dari dataran belakang medulla oblongata lanjut kemedulla spinalis dimana dia
mempunyai alur: Sulcus medianus posterius.
Pada setiap sisi sulcus medianus posterius tsb. terdapat peninggian yang memanjang:
Tuberculum gracilis yang terbentuk karena penonjolan: Nucleus gracilis dan dilateralnya terdapat
peninggian yang memanjang pula: Tuberculum cuneatum karena dibawahnya terdapat:
Nucleus cuneatus.
Ujung bawah ventriculus quartus disebut: Obex. Sedikit didepan Obex, pada dasar ventriculus
quartus terdapat: Area postrema, berbentuk bulat
3. Setinggi Oliva
Massa substantia grissea bertambah banyak disini, karena adanya kelompok nuclei:
Kompleks Nuclei Olivarius
o Nucleus yang terbesar dalam kompleks ini ialah : Nucleus olivarius inferius.
Bentuknya seperti karung kempes dimana mulutnya menghadap ke medial. Nucleus ini
bertanggung jawab terhadap peninggian Oliva. Nuclei olivarius accessorius dorsalis
Nucleus Ambiguus
o Merupakan neuron motorik bersama NC.IX, X, XI yang terletak dibawah formatio
reticulare.
o Saraf yang keluar dari nucleus tsb.bergabung dengan n. gloassopharyngeus, n.vagus
dan bagian cranial n.accessorius untuk mensarafi otot skelet sadar
Nucleus Arcuatus
o Nucleus ini dianggap sebagai nuclei pontin yang bergeser letaknya kebawah didataran
depan pyramid.
o Dia menerima serabut aferen dari cortex cerebri dan mengirimkan serabut eferen ke
cerebellum melalui Fibra arcuata extema anterior dan fibra arcuata cerebellaris dan
sekaligus membentuk stria medullare dari fossa rhomboidea.
Pyramid
o Terdiri dari Tractus corticospinalis dan tractus corticonuclearis
o Terletak dibagian depan medulla oblongata tepat dibawah fissura mediana anterior.
Tractus coiticospinalis berjalan turun kebawah ke medulla spinalis
o Tractus corticonuclearis didistribusikan ke nuclei motorik nn.craniales
o Tractus tegmenti centralis meluas dari mesencephalon sampai ke medulla oblongata.
Dibentuk oleh tractus rubro olivarius dan reticula thalamicus.
o Lemniscus spinalis : dibentuk oleh kedua tractus spinothalamicus dan tractus
spinotectalis
Lemniscus Medialis
o Dibentuk oleh fasciculus gracilis et fasciculus cuneatus.
o Merupakan tractus yang gepeng pada setiap sisi linea mediana dan posterior dari
pyramid.
o Serabut saraf ini muncul setelah adanya decussatio lemnisci dan memberikan serabut
sensorik ke thalamus.
Formatio Reticularis
o Terdiri dari campuran nuclei dan serabut saraf, letaknya dibawah nucleus olivarius
o Bagian formatio reticulare yang ada pada potongan mi merupakan bagian kecil saja
dibanding yang ada dipons dan mesencephalon
Daerah yang dibatasi oleh sulcus posterolateralis dan garis yang dibentuk oleh radix NC IX
dan NCX dinamakan tuberculum cinereum.
Di dalam tuberculum cinereum terdapat tractus spinalis nervus trigeminus.
Pusat nervusnya identik dengan tractus Lissauer (Lissauer's tract).
Columna posterior juga mel;anjutkan diri ke medulla oblongata
fasciculus cuneatus melanjutkan diri ke rostral ke bangunan yang bembesar yang disebut
tuberculum cuneatum, yang merupakan tempat dimana terdapat nucleus cuneatus.
Fasciculus gracilis melanjutkan diri ke rostral ke tuberculum gracilis, dimana terdapat
nucleus gracilis.
Dasar Ventriculus Quartus
Di sini terdapat berbagai bentuk bangunan lekukan dan tonjolan yang di dalamnya terdapat
nuclei-nuclei nervi cranialis.
Sulcus limittans dapat ditelusuri ke rostral sepanjang dasar ventrikel IV sapai ke pons.
Sulcus limitans merupakan garis pemisah antara nuclei motorik (medial) dan nuclei
sensorik (lateral)
Bagian dari medulla oblongata dan pons teranan di dalam lantai ventricel IV, dan sebelah
lateral sulcus limittans kebanyakan mengandung nuclei vestibularis. Daerah tersebut menjadi
area vestibularis
Area sebelah medial dari sulcus limitans tersusun secara overlaping oleh beberapa jenis
nuclei.
Pada medulla oblongata, nucleus n. hipoglossi dan nucleus dorsalis n. vagi membentuk
pembesaran trianguler, yang disebut trigonum hypoglossus dan vagal.
Beberapa jauh ke arah rostral, di dalam pons, terdapat peninggian yang disebut colliculus
fascialis. Peninggian ini bukan disebabkan oleh nucleus motorik n. facialis dibawahnya.
Peninggian tersebut terdapat nucleus abducens.
Fibra dipersiapkan untuk dilewati n. fascialis pada lokasi tersebut dalam perjalanan keluar
dari batang otak.
Nucleus tersebut merupakan bangunan tambahan yang identik dengan nucleus dorsalis
(Clarke's nucleus).
Axon-axonnya menjadi satu dengan tractus spinocerebellaris posterior pada pedunculus
cerebellaris inferior.
Struktur Anatomy
Dataran depan berbentuk convex,karena adanya serabut saraf yang jalan melintang dari tiap
sisinya membentuk: Pedunculus cerebelli media, yang menghubungkan pons dengan
cerebellum
Pada linea mediana terdapat alur dangkal: Sulcus basillaris dimana padanya berjalan a.
basillaris.
Pada dataran anterolateral, N. trigeminus (NC V) muncul pada setiap sisinya.
Saraf cranial kelima ini terdiri dari bagian medial (lebih kecil): Radix motorik dan bagian
lateral (lebih besar): Radix sensorik.
Pada alur antara pons dan medulla oblongata muncul saraf cranial dari medial kelateral:
1. N. Abducent (NC VI)
2. N. Facialis (NC VII)
3. N. Vestibulocochlearis (NC VIII)
Dataran belaikang pons tidak kelihatan karena tertutup oleh cerebellum dan membentuk
separoh atas ventriculus quartus dan keseluruhannya berbentuk segitiga:
1. Lateral dibatasi oleh pedunculus cerebelli superior
2. Terbagi dua oleh sulcus mediana
Lateral dari sulcus mediana terdapat peninggian : eminentia mediana yang dibatasi
dilateralnya oleh : sulcus limitans
Ujung bawah dari eminentia mediana melebar disebut: colliculus facialis yang terbentuk
karena radix n.facialis berputar mengelilingi nucleus n.abducent
Dasar dari bagian atas sulcus limitans berwama abu-abu kebiruan disebut: Substantia
ferrugrisea wama mana disebabkan adanya kelompok sel saraf yang mengandung pigment
dengan wama yang sama.
Lateral dari sulcus limitans terdapat: Area vestibuli yang menonjol karena dibawahnya
terdapat Nuclei vestibularis
GANGLIA BASALIS
Ganglia Basalis
Merupakan struktur bangunan di otak tengah yang apabila rusak dapat menyebabkan
syndrom extrapyramidal.
DIENCEPHALON
Desckripsi Umum
Menurut istilahnya : dia=antara,enkephalos=otak
Merupakan bagian paling depan dari batang otak dan terletak mengelilinginya
membentuk dinding ventriculus tertius (ke III).
Berfungsi sebagai relay penghubung antara cortex cerebri dengan bagian bawah batang
otak.
Semua jaras sensorik, motorik dan sistem limbik berganti neuron di diencephalon sebelum
dia meneruskan informasinya ke cortex cerebri.
Begitu pula sebagian dari sytema extrapyramidalis dan sistem visceralis baik motorik maupun
sensorik juga terkait dengan diencephalon.
Diencephalon sangat erat hubungannya dengan fungsi motorik dan sensorik sadar maupun
yang tak sadar.
Mengingat hubungan dan fungsinya yang unik tsb. diencephalon disebut juga sebagai antar
otak (interbrain)
Diencephalon oleh kedua hemisphaerum cerebri. Bagian yang tak tertutup hanyalah dataran
bawah hypothalamus yaitu: Corpus mammillare, Infundibulum, Tuber cinereum dan Chiasma
opticum
Pada diencephalon orang dewasa dibedakan atas:
1. Epithalamus
2. Thalamus
3. Hypothalamus
4. Subthalamus
5. Metathalamus
C. EPITHALAMUS
Merupakan bagian yang terletak paling belakang dan bawah dari diencephalon.
Kebawah dia lanjut menjadi pretectum dari mesencephalon.
Epithalamus meliputi bangunan berikut:
1. Epiphysis (corpus pineale)
Terletak pada linea mediana tepat didepan colliculus superior.
Merupakan tonjol kecil masa substantia grissea dari bagian dorsal atap diencephalon
yang terletak pada tepi bawah trigonum habenulare didekat commissura posterior
Bagian dorsocaudalnya berhubungan dengan colliculus superior
Sebagian besar sel epiphysis terdiri dari sel glia didukung oleh sel parenchym
(pineocyte) yang diduga berfungsi sekretorik yang menghasilkan: melatonin.
Hormon mi diduga berfungsi sebagai mediator untuk fungsi-fungsi yang bersifat siklik
seperti:siklus tidur, siklus kontrol reproduksi dan pubertas.
FUNGSI sebenamya dari epiphysis tak banyak yang diketahui
2. Trigonum Habenulare
Massa subsstantia grissea berbentuk segitiga yang menandai Ietak dari:
o nucleus habenulare
o pusat hubungan olfacto-somatik yang menerima serabut saraf dari stria
medullaris thalami
Terletak pada sisi dorsomedial thalamus didepan epiphysis
Input datang dari system limbik yang kemudian membentuk stria medullaris thalami
Output pergi ke nucleus interpeduncularis, berupa fasciculus retro plexus atau tractus
habenulo interpeduncularis (Meynert)
Berkaitan dengan fungsi:
o Rhin-encephalon
o Hypothalamus
o Kontrol sistem limbic; Diduga menjadi mediator ransang olfactus dan perilaku
makan
4. Commisura Habenularis
Struktur terdiri dari serabut saraf yang berasal dari pusat olfactorius yang berjalan
menyilang garis tengah kesisi lain membentuk berkas horizontal yang
menghubungkan kedua nucleus habelunare.
5. Atap Ventriculus Tertius
THALAMUS
Istilah bahasa Yunani berarti : kamar dalam
Merupakan massa substantia grissea yang berbentuk oval
Pembentuk utama dari diencephalon
Dibatasi oleh 6 alat:
1. Anterior : foramen intcrventriculare
2. Posterior : ujung bebas pulvinar
3. Dorsal : dataran bebas yang dibentuk oleh fornix dan ventriculus
lateralis
4. Ventral : dataran yang mcnghubungkan nuclei hypothalamicus
5. Medial : ventriculus tertius
6. Lateral : crus posterior capsula intema
Menerima input dari:
1. serabut sensorik precorticalis dari semua sistem sensorik dalam tubuh kita, kecuali sistem
olfactorius.
2. cortex cerebri
Mengirim output ke:
1. cortex cerebri (terutama)
2. ganglia basalis
3. hypothalamus
Ujung depan thalamus sempit dan bundar sekaligus menjadi batas belakang foramen
interventriculare Monroi
Ujung belakang thalamus melebar membentuk: Pulvinar yang terletak menjuntai diatas colliculus
superior
Dataran bawah thalamus lanjut sebagai tegmentum mesencephali
Dataran medial thalamus membentuk dinding lateral ventriculus tertius dan dihubungkan dengan
thalamus sisi lain oleh sebuah pita substantia grissea yaitu connectio Interthalamicus.
Dataran lateral thalamus dibatasi oleh lamina medullare externa, nucleus reticulare (yang berada
dalam formatio reticulare) dan capsula intema
Kedua nuclei diatas menerima serabut aferen dari semua nuclei thalamus lainnya
untuk kemudian diteruskan ke cortex lobus parietalis. Kedua nuclei sebaliknya
juga menerima serabut eferen dari lobus yang sama
2. Kelompok Ventral
Meluas sepanjang sisi lateral thalamus, terbagi lagi atas:
Nuclei Anteroventralis, Yang terletak diujung depan sisi lateral thalamus
Fungsi:
o Menerima serabut aferen dari globus pallidus via fasciculus thalamicus.
o Mengirimkan serabut eferen kecorpus striatum berhubungan juga
dengan cortex lobus frontalis
Nuclei Lateroventralis
Fungsi:
o Menerima serabut aferen dari cerebellum via pedunculus cerebellaris
superior dan dari globus pallidus via fasciculus thalamicus
o Mengirimkan serabut eferen melalui kaki belakang capsula intema
menuju cortex gyrus centralis anterior (area motorik dan premotorik).
Kedua nuclei anteroventral dan lateroventral berperan dalam sirkurt sistem
motorik, oleh karena punya hubungan dengan cerebellum, ganglia basalis dan
area 4 Brodmann
4. Nuclei Postermedioventralis
Memiliki letak sama dengan nuclei posterolateroventralis
Fungsi: Menerima serabut aferen sekunder N.trigeminus dan dari receptor
pengecapan.
Serabut eferen dari kedua nuclei diatas (no. 3 dan 4) berjalan melalui kaki
belakang capsula intema kearea 3,2,1 Brodmann dari gyrus centralis posterior.
5. Nuclei Reticulare
Membentuk pita tipis antara lamina medullare interna dengan capsula
interna.
Membentang mulai dari ujung paling depan sampai keujung paling belakang
thalamus dan didepan menyatu dengan zona incerta
Fungsi:
o Menerima serabut aferen dan seluruh cortex cerebri juga dan nuclei
intermedia, nuclei medialis dan nuclei interlaminare thalami
o Mengirimkan serabut eferen kenuclei thalamus lainnya dan tegmentum
mesencephalon
FUNGSI THALAMUS :
Berperan penting dalam mengintegrasikan sistem sensorik dengan sistem motorik.
Merupakan relay station dari semua jalan sensorik yang berasal dari semua reseptor
sensorik seluruh tubuh (kecuali ransangan olfactus primer) untuk selanjutnya:
o Diteruskan kecortex cerebri
o Didistribusikan kebagian otak lainnya
o Mengitegrasikan impuls seosorik yang diterimanya seperti: sakit, suhu, sentuhan dan
tekanan
Merupakan relay station serabut saraf yang datang dari cortex cerebri, ganglia basalis dan
cerebellum
HYPOTHALAMUS
Merupakan bagian kecil dan terietak paling depan dari diencephalon, Hanya hypothalamus
yang dapat terlihat lansung didataran bawah otak. Bagian lain dari Diencephalon tertutup oleh
kedua hemisphaerum cerebri
Dia Membentuk dasar dan sebagian dinding lateral ventriculus tertius, sebagian terlindung
oleh sella turcica ossis sphenoidalis,
Dia terietak dibawah thalamus mulai dari daerah chiasma optici sampai kelamina terminale
dan commissura anterior.sehingga daerah yang ditempati hypothalamus tsb. sering disebut
juga sebagai area preopticum. Kearah caudal hypothalamus membaur dengan tegmentum
mesencephalon.
Dinding lateral hypothalamus dibatasi oleh capsula intema.
Jika dilihat dari bawah, hypothalamus tampak bangunan berikut:
1. Chiasma opticum
2. Tuber cinereum
3. Infundibulum
4. Corpus mamnullare
Nuclei hypothalamus
Terdiri dari 2 kelompok nuclei: Kelompok medial dan kelompok lateral, yang ditengah dipisah
oleh sebuah bidang parasagittal imaginer dimana tcrdapat; collunma fornix dan tractus
mammillothalamicus
Kelompok Nuclei Medial:
Tersusun dari depan kebelakang sbb.:
1. Nucleus preopticus
2. Nucleus paraventricularis
3. Nucleus ventromediatis
4. Nucleus infundibularis
5. Nucleus posterior
Kelompok Nuclei Lateral:
Tersusun dari depan kebelakang sbb.:
1. Nucleus supraopticus
2. Nucleus lateralis major
3. Nucleus tuberomamnullarc
Eferen:
4. Tractus mammillothalamicus datang dari corpus manunillare untuk berakhir pada nucleus
anterior thalami
5. Tractus mammillotegmenti datang dari corpus mammillare dan berakhir pada nuclei formatio
reticulare pada tegmentum mesencephalon
6. Serabut eferen yang turun kebatang otak dan medulla spinalis yang khusus mempengaruhi
neuron serabut sarafotonom
Fungsi Hypothalamus:
Pada dasamya hypothalamus dipengaruhi oleh saraf dan hormon, sedang hypothalamus sendiri
mengontrol kelenjar endokrin dan sistem saraf otonom. Secara rinci fungsinya hypothalamus yaitu :
8. Mengontrol sistem saraf otonom
Fungsi ini nampaknya berintegrasi dengan kontrolnya terhadap sistem neuroendoktrin, sehingga
berpengaruh terhadap homeostasis tubuh:
Nucleus anterior mengontrol parasimpatis
Nucleus posterior mengontrol simpatis
9. Mengontrol kelenjar endokrin
Dengan mengeluarkan releasing factors atau release inhibiting factors, hypothalamus
mengontrol produksi ACTH, FSH, LH, TSH, MSH dan LTH.
10. Mengontrol suhu tubuh
Nucleus anterior mengatur dan memelihara suhu tubuh. Kalau rusak mengakibatkan:
hyperdiennia Nucleus posterior memproduksi panas. Kalau rusak terjadi: hypothermia
11. Mengontrol intake air dan makanan
Hunger center (pusat lapar) berada pada : nucleus ventromedial. Kalau rusak, menyebabkan
hyperphagia, obesitas dan perilaku agresif
Sedang bagian tengah hypothalamus mencegah keinginan untuk makan dan mengurangi
intake minum,karenanya bagian ini dikenal sebagai: Satiety center (pusat kenyang).
Kalau rusak mengakibatkan : anorexia dan lethargia
12. Mengontrol emosi dan perilaku
Fungsi ini dilakukan bersama-sama dengan sistem limbik dan cortex lobus prefrantalis.
13. Mengontrol rythme cicardian
Termasuk dalam ritme cicardia ini ialah:
Suhu badan
Aktivrtas adrenocortical
Jumlah eosinofil
Fungsi ginjal
14. Mengontrol tidur
8. Kalau terjadi kerusakan pada hypothalamus, maka dapat terjadi keadaan yang bertentangan
sebagai berikut
Hyperthermia vs hypodiermia
Anorexia/aphagia vs hyperphagia
Oligouria vs polyuria
Pubertas precox vs pubertas teriambat
Gigantism (raksasa) vs dwarfism (cebol)
Lethargia (lesu) vs agression (agresif)
Hyperpituitarism vs hypopiturtarism
9. Sindroma Korsakoff meliputi:
Halusinasi
Delirium
Disorientasi waktu dan ruang
Kehilangan ingatan sekarang
Banyak bicara
10. Drug addict (ketergantungan obat): diduga ada receptor opioid pada hypothalamus sehingga
kalau seseorang menggunakan derivat opium, akan menimbulkan euphoria
4. SUBTHALAMUS
Letaknya tepat dibawah thalamus bagian belakang dan menghubungkannya dengan
tegmentum mesencephalon.
Meliputi :
3. Nucleus subthalamicus, disebut juga sebagai Nucleus Luysi, berbentuk lensa convex.
Berhubungan dengan : Ganglia basalis, cerebellum. Dibentuk oleh : Bagian rostral
nucleus ruber dan substantia nigra. Ditembus oleh : Jalan somato sensorik
4. Zona incerta, merupakan massa substantia grissea kecil yang terietak antara
thalamus dan nucleus subthalamus. Dibentuk oleh: Bagian rostral formatio reticularis;
Fungsi : Tak jelas
5. METATHALAMUS
Terdiri dari:
1. Corpus Geniculatum Mediale (termasuk sistem pendengaran)
Letak: pada potongan melintang, dia terlihat sebagai bagian yang menonjol pada
sisi lateral mesencephalon setinggi colliculus superior antara pedunculus cerebri
dengan nucleus geniculatum laterale
Fungsi: menerima serabut aferen dari receptor pendengaran melalui brachium
colliculus superior untuk diproyeksikan kecortex pendengaran.
berbeda dengan jalannya serabut sensorik lainnya yang bersifat unilateral, serabut
aferen pendengaran bersifat bilateral
2. Corpus Geniculatum Laterale (termasuk sistem penglihatan)
Letak : lateralis dari corpus geniculatum mediate dan tepat di depan pulvinar
Terdiri dari 6 lapis serabut saraf
Fungsi :
o Menerima serabut aferen dari tractus opticus. Setiap sisi nucleus meoerima
serabut aferen dari kedua mata, dimana lapis 1,4 dan 6 saling menyilang,
sedang lapis 2,3 dan 5 tidak menyilang. Selanjutnya dari corpus geniculatum
laterale, melalui pars retrolenticularis capsula intema diteruskan secara
ipsilateral kecortex cerebri sepanjang fissure calcarina dilobus occipitalis (area
17 Brodmann)
MESENCEPHALON
Topografi :
Pada dataran belakangnya membentuk 4 bangunan colliculus superior et inferior atau juga
disebut sebagai corpora quadrigemina.
Colliculus superior merupakan pusat refleks penglihatan.
Colliculus inferior merupakan pusat refleks pendengaran.
Pada garis tengah dari colliculus inferior (pada dataran belakang) muncul n. trochlearis.
Pada dataran lateralnya brachia superior et inferior jalan naik dalam arah anterolateral.
Brachium superior menghubungkan colliculus superior dengan corpus geniculatum
laterale dan tractus opticus.
Brachium inferior menghubungkan colliculus inferior dengan corpus geniculatum
mediale.
Pada dataran depannya terdapat lekukan fossa interpeduncularis yang dibatasi kiri dan
kanan oleh crus cerebri. Karena banyak lobang yang ditembus oleh pembuluh darah,maka
daerah tsb.disebut sebagai: substantia perforata posterior.
Berhubungan dengan cerebellum melalui pedunculus cerebellaris superior
Menerima input dari colliculus inferior yang berkaitan dengan reflex audiovisual
Sedikit lateral dari colliculus superior terdapat substantia grissea: Nucleus Pretectum, yang
merupakan ujung akhir dari serabut aferen refleks cahaya. Setelah berganti neuron pada nucleus
pretectum, serabut saraf selanjutnya berjalan menuju nucleus parasympathicus n.occulomotorius:
NUCLEUS EDINGER-WESTPHAL. Nucleus pretectum terletak antara colliculus superior dengan
habenula
Nucleus nervi Oculomotorius terletak dekat linea media.tepat dibelakang fasciculus
longitudinalis mediale.
o Serabut eferen dari nucleus N.occulomotorius berjalan kedepan menembus nucleus
ruber.untuk akhimya muncul pada sisi medial crus cerebri pada fossa interpeduncularis.
Lemnicus Medialis et Lateralis dan Lemnicus Trigeminus
membentuk berkas saraf yang berjalan melengkung dibelakang substantia nigra
Lemnicus medialis dibentuk bersama oleh fasciculus gracius dan cuneatus.
Lemnicus lateralis dibentuk oleh serabut eferen N.cochlearis mulai dari corpus trapezoicum
menuju Colliculus inferior
Lemnicus trigeminus dibentuk oleh serabut saraf N.Trigeminus
Lemnicus spinalis dibentuk oleh Tractus spinothalamicus dan spinotectalis
Nucleus ruber merupakan substantia grissea berbentuk bulat yang terletak antara substantia
nigra dengan aquaeductus ccrebri. Nucleus ini berwarna merah karena mengandung banyak
vasa dan mengandung banyak pigment besi dalam sitoplasmanya.
Serabut aferen datang dari :
Cortex cerebri via tractus corticospinalis
Cerebellum via pedunculus cerebclli superior
Nucleus lenticularis, nuclei subthalamicus, nuclei hyppthalamicus, substantia nigra dan
medulla spinalis
Serabut eferen pergi ke :;
Medulla spinalis via tractus corticospinalis
Formatio reticularis via tractus rubroreticulare
Thalamus
Substanda nigra
Serabut saraf yang keluar dari nucleus trochlearis berjalan kelateral dan belakang dan
meninggalkan mesencephalon tepat dibawah colliculus inferior, dimana serabut yang kanan
saling bersilangan dengan yang kiri. Nervus trochlearis merupakan satu-satunya N.cranialis yang
keluar dari dataran belakang batang otak.
Ini dimungkinkan oleh karena serabut eferen dari formatio reticulare pergi menuju: thalamus,
subthalamus, hypothalamus dan ganglia basalis. Khusus dari thalamus akan keluar serabut
eferen keberbagai area cortex cerebri. Kelompok serabut eferen ini disebut: ascending reticular
activating system (ARAS)
Anatomi Klinik:
Bila sustantia nigra (bagian dari nuclei systema extra-piramidalis) rusak, mengakibatkan
terjadinya penyakit Parkinson
Bila formatio reticularis rusak, menyebabkan koma
Bila aquaeductus cerebri tertutup, dapat menyebabkan terjadinya hidrocephalus.
SISTEM LIMBIK
Sistem limbik melibatkan:
Telencephalon
Diencephalon
Adapun yang termasuk kedalam sistem limbik ialah semua bangunan berikut:
8. Lobus limbik (Broca)
9. Formatio hippocampi
10. Nucleus amygdala
11. Hypothalamus
12. Nucleus anterior thalami
13. Nucleus medio dorsalis thalami
14. Area septi
1. LOBUS LIMBIK(BROCA)
Lobus limbik merupakan bangunan berbentuk huruf C pada dataran medial hemisphaerum yang
melingkari corpus callosum dan mempunyai satu kesatuan fungsi yang meliputi:
Gyrus subcallosum s.subiculum, terletak didepan lamina tenninalis dan rostrum corpus
collosum
Gyrus cinguli, terletak tepat diatas corpus callosum
Gyrus parahippocampi, terletak antara fissura hippocampi dan sulcus collateralis.
Kedepan dia lanjut menjadi uncus
2. FORMATIO HIPPOCAMPI
Merupakan bangunan yang mempunyai satu kesatuan fungsi yang meliputi:
1. Hippocampus (cornu Ammonis)
Merupakan substantia grissea yang melengkung keatas sepanjang dasar cornu inferior
ventriculus lateralis.
Ujung depannya melebar membentuk Pes Hippocampi.
Pada penampang frontal, hippocampus berbentuk seperti huruf C.
Permukaan dalam ventriculus yang melengkung dilapisi oleh Ependyma.
Dibawahnya terdapat selapis tipis substantia alba disebut sebagai Alveus yang terdiri
dari
serabut saraf yang berasal dari hippocampus yang kemudian melengkung ke medial
membentuk Fimbria.
Fimbria sendiri meninggalkan ujung belakang hippocampus sebagai Crus fornix. Crus
fornix dan setiap sisi membelok kebelakang dan atas dibawah splenium corpus callosi
dan mengelilingi dataran belakang thalamus. Kedua crura fornix tersebut kemudian
menyatu membentuk Corpus fornix yang terletak sangat dekat dengan dataran bawah
corpus callosum.
Pada waktu kedua crura saling mendekat, dia dihubungkan oleh serabut saraf yang
berjalan melintang yaitu Commissura fornices yang akan saling bersilangan kiri dengan
yang kanan dan akhimya bergabung dengan hippocampus pada sisi yang sama.
Fungsi hippocampus : berperan dalam proses belajar dan ingatan sekarang
2. Gyrus Dentatus
Merupakan seberkas substantia grissea yang terletak antara Fimbria hippocampi dan
Gyrus Hippocampi.
Struktur :
4. AREA SEPTI
Merupakan bagian dari nuclei telencephalon
Dibentuk oleh :
o cortex area septi
o gyros para terminalis
o gyros (area) subcallosum
Terletak antara septum pellucidum dengan communissura anterior
Memiliki hubungan timbal balik dengan formatio hippocampi via formix
Memiliki hubungan timbal balik dengan hypothalamus
Berhubungan dengan habenula melalui stria medallaris thalami
CEREBELLUM
Cerebellum
Terletak dibelakang pons dan medulla oblongata pada fossa cranii posterior, terletak dibawah
lobus occiprtalis cerebri
Bagian atas tertutup oleh tentorium cerebelli.
Cerebellum terpisah dengan cerebrum oleh sebuah alur melintang: Fissura transversa
Bentuk Oval dan mengkerut dibagian tengah.
Cerebellum merupakan bagian kedua terbesar dari otak dan beratnya ± 1/8 dari massa otak
(sebesar kepalan tinju)
ANATOMI PERMUKAAN
Secara filogenetik,cerebellum dapat dibagi atas :
Paleocerebelum s. pinocerebelum terdiri dari :
o lobus anterior
o pyramis
o uvula
Neocerebelum s-cerebrocerebelum terdiri dari lobus posterior
Archicerebelum s.vestibulocerebelum terdiri dari lobus flocculonodularis
Lobus anterior tcrletak didepan fissura primarius. Seluruh lobus anterior bersama pyramis
dan uvula tergolong Paleocerebelli. Lobus anterior ini menerima serabut aferen
proprioceptif dan exteroceptif dari kepala dan tubuh.
Substantia alba sendiri dalam vermis sangat sedikit dan memperlihatkan gambaran seperti
Pohon kayu ( = arbor vitae).
6. Serabut Eferen, Berasal dari axon sel Purkinje yang sebagian besar akan bersinapsis pada
keempat nuclei cerebellum. Sebagian kecil, khususnya yang berasal dan lobus
flocculonodularis tidak bersinapsis dan lansung keluar cerebellum.
Serabut eferen dari keempat nuclei cerebelli keluar dari cerebellum melalui Pedunculus
cerebelli superior.
Review : Cerebelum
7. Punya 3 bagian : 2 haenusphaemm dan 1 vermis
8. Punya 3 lobus :
Lobus anterior
Lobus posterior
Lobus flocculonodularis
9. Punya 3 bagian fungsional / filogenetik:
archicerebellum (vestibulocerebellum): lobus flocculonodularis.
paleocerebellum (spinocerebellum): lobus anterior, pyramis, ovula.
neocerebellum (cerebrocerebellum): lobus posterior
10. Punya 3 pasang nuclei:
nucleus dentatus nucleus fastigialis
nucleus interpositus (nucleus emboliforus dan nucleus globosus)
11. Punya 3 pasang penghubung:
pedunculus cerebellaris inferior pedunculus cerebellaris media pedunculus
cerebellaris superior
12. Punya 3 akhir dari setiap axon Purkinje:
pada nuclei cerebellum pada nuclei vestibulans
pada neuron Purkinje kontralateral
Anatomi Klinik
Disfungsi cerebellum menimbulkan kelainan sebagai berikut:
8. Hypotonia, Otot kehilangan kemampuan untuk melawan jika otot dimanipulasi secara pasif.
Pasicn akan berjalan sempoyongan seperti orang mabuk.
9. Disequilibrium, Kehilangan keseimbangan oleh kaiena tak ada koordinasi kontraksi otot
skelet
10. Dys-synergia, Kehilangan koordinasi kontraksi otot, meliputi:
Dysarthria: bicara cadel
Dystaxia : tak bisa mengkoordinasikan kontraksi otot skelet
Dysmetria : tak mampu menghentikan gerakan pada titik yang diinginkan
Tremo : anggota badan bergetar
Dysdiadochokinesia : tak mampu mengubah gerakan dengan cepat (contoh: dari
fleksi ke eksensi)
Nystagmus : bola mata dystaxia kiri dan kanan
Gerakan Rebound : keddak mampuan mengontrol gerakan. Contoh: kalau lengan
bawah difleksi dengan pasif, kalau dilepas lengan tersebut akan memukul dada
Kelainan No 1, 2 dan 3 sering disebut dengan gejala Triad cerebelum
11. Syndroma haemisphaerum cerebellaris, yang rusak satu hemisphaerum cerebelli Gejala :
dystaxia dan hypotonia anggota badan ipsilateral
Penyebab : neoplasma dan infarct
12. Syndroma vermis rostralis, yang rusak lobus anterior
Gejala : dystaxia kaki dan truncus
Penyebab : keracunan alkohol, terjadinya degenerasi bagian anterior vermis
13. Syndroma vermis caudalis, yang rusak lobus posterior dan flocculonodularis
Gejala :
FORMATIO RETICULARIS
Formatio Reticular
Formatio reticularis ialah areal yang susunannya tersebar (namun tidak jelas) diorganisir
yang membentuk central core dari batang otak.
Alasannya yang nampak secara tersebar terorganisir itu bermata dua.
3. Pola konektivitasnya ditandai dengan besarnya convergence (penyatuan/menyatu di
satu tempat) dan divergence (percabangan atau penyebaran) sehingga sel tunggal
dapat merespon terhadap beberapa modalitas sensorik yang berbeda atau terhadap
rangsangan yang terjadi dimanapun pada tubuh.
4. Meski digunakan dalam beberapa fungsi yang terpisah, arealnya yang ada dalam fungsi-
fungsi ini begitu saling overlapping.
Bentuknya yang retikuler, seakan-akan beberapa nukleus telah menyatu dan tersebar
sepanjang batang otak, sedangkan sel-sel pokok (utama) menjaga hubungan asalnya.
Pada sebagian besar tingkatan batang otak, formatio reticularis dapat dibagi dalam 3 daerah
longitudinal yang disusun dalam urutan mendatar atau ditengah-tengah:
4. raphe nuclei
5. zona medial
6. zona lateral
Raphe Nuclei
Ini merupakan plat (piringan/cakram) tipis dan berbatasan/berdekatan dengan bidang
sagittal plane.
Seperti sel-sel locus ceruleus, raphe neuron memiliki hubungan yang terlalu longgar.
Serotonin digunakan sebagai neurotransmitter.
Medial Zone
Daerah ini, sepanjang garis median raphe nuclei, berisikan campuran neuron besar dan
kecil.
Merupakan sumber dari sebagian besar proyeksi ascendens atau descendens yang
panjang dari Formatio reticularis.
Sebagian besar neuron-neuron di zone medialis dari rostal Formatio reticularis meduller
begitu besar sehingga areal ini disebut sebagai nucleus reticularis gigantocellular.
Zone Lateralis
Daerah ini menonjol di rostral medulla dan caudal pons.
Daerah ini berkaitan dengan reflexes nerve cranial dan fungsi visceral.
Neuron Reticularis
Sebagian besar syaraf-syaraf ini memiliki proyeksi axon yang luas dan kompleks.
Syaraf-syaraf ini dapat menginervasi banyak tingkatan medula spinalis atau mengirim
banyak collateral ke batang otak dan diencephalon.
Biasanya tidak mengirim axon langsung ke cortex cerebral.
Pengendalian Motorik
Pengendalian motorik memiliki beberapa aspek berbeda.
4. Daerah reticuler tertentu sangat erat kaitannya dengan cerebellum dan fungsi-fungsi
pengendalian motorik.
o Pengumpulan sel-sel yang berlainan/menyimpang dalam Formatio reticularis
medullair, maka nucleus reticularis lateral diatasi dengan berdekatan dengan
tract spinothalamicus.
o Daerah ini menerima serabut spinoreticularis langsung, collateral dari tractus
spinothalamicus, dan memproyeksikannya ke cerebellum.
o Juga menerima input dari nucleus rubra, sehingga menjadi lebih dari relay
somatosensori lurus ke cerebellum.
o Pengumpulan neuron-neuron reticularis dekat garis tengah medulla, nucleus
reticular paramedian, juga memproyeksikan ke cerebellum.
o Afferen terhadap nucleus paramedian muncul dalam cerebellum dan di lokasi
lain, termasuk cortex cerebral.
o Nucleus Reticularis tegmentalis, yang berlokasi atau berada diantara lemniscus
medialis dalam pons rostralis, menerima input dari cortex cerebral dan tempat-
tempat lain.
o Daerah ini juga memproyeksikan ke cerebellum.
5. Terdapat 2 tractus reticulospinalis yang muncul dari zone medialis dari pontine dan
rostal medulla Formatio reticularis.
o Serabut-serabut dari pons yang descendens ipsilateral MLF dan bergerak melalui
funiculus ventralis dalam medulla spinal, seperti tractus reticulospinalis medial.
o Serabut-serabut dari medulla descendens secara bilateral di pars ventralis dari
funiculus lateral, sebagai tractus riticulopinalis lateral.
o Tractus-tractus ini merupakan jaras alternatif utama ke tractus corticospinalis.
o Neuron-neuron Reticular ini menerima proyeksi dari kebanyakan area, termasuk
ganglia basalis, nucleus rubra dan substantia nigra.
o Input dari area yang tersebar luas dari cortex cerebri, khususnya somatosensori
and cortex motoris, nampaknya cukup penting.
o Sebagian besar tractus descendens ini bergerak ke ujung reticular dalam tractus
tegmentalis central.
6. Tractus Reticulospinalis juga membawa informasi motor descendens yang dihasilkan
dalam Formatio reticularis sendiri.
o Formatio reticularis berisikan mekanisme syaraf untuk pola gerakan yang sangat
rumit.
Control Sensori
Neuron Reticularis menghasilkan banyak kontrol atas kegiatan dalam arcus reflex spinal
Syaraf-syaraf itu mengendalikan akses informasi sensorik ke jaras ascendens .
Tnhibisi tonus dari reflex flexor berasal dari Formatio reticularis.
Hanya hasil rangsangan hebat yang biasanya dapat membangkitkan reflex sedemikian.
Rangsangan daerah tertentu dari Formatio reticularis medullar menyebabkan terhambatnya
interneuron sensori dan sel-sel tract dalam medula spinalis.
Mekanisme inilah yang nampaknya penting dalam pengaturan persepsi rasa sakit.
Control Visceral
Pusat pengaturan inspirasi, expirasi, dan ritme pernapasan normal telah diidentifikasi
secara fisiologis di dalam Medulla dan Pons.
Pusat lainnya yaitu untuk mengatur frekuensi denyut jantung dan tekanan darah diidentifikasi di
dalam medulla formatio reticularis.
MEDULLA SPINALIS
medulla spinalis, menempati lebih dari dua pertiga canalis vertebralis. Bagian rostral, merupakan
lanjutan dengan medulla oblongata di otak. Bagian caudal berakhir dalam conus medullaris yang
runcing. Medulla spinalis meluas dari vertebra cervical pertama (VC-1) ke batas bawah vertebra
lumbar pada orang dewasa.
Hingga usia 3 masa kehidupan janin, medulla spinalis mengisi seluruh canalis vertebralis. Setelah itu,
bagaimanapun, columna vertebralis memanjang lebih cepat daripada medullanya. Pada saat lahir,
medulla berakhir di belakang vertebra lumbar ketiga (VL-3); perlahan-lahan menyusut menuju posisi
dewasa selama masa anak-anak.
Medulla spinalis tidak sepenuhnya silindris bentuknya. Secara umum rata bagian dorso-ventral,
khususnya di daerah cervical. Ia memiliki dua perbesaran utama di areal itu yang syarafnya pada
keadaan ekstrim keluar. Pembesaran cervical (Cervical enlargement) meliputi areal yang meluas
dari VT 2-3. Lumbar enlargement, mulai kira-kira pada VT 9, mencapai diameter terbesarnya pada
tingkat VT12, dan nantinya meruncing cepat dalam conus medullaris.
Seperti halnya otak, medulla spinalis terbuat dari zat berwarna substantia grisea (substantia grisea)
dan putih (substantia alba). Zat warna substantia grisea dari medula tersebut berisikan badan-
badan sel syaraf, terletak di tengah-tengah, dan merupakan bagian yang akan terlihat bentuknya
seperti “kupu-kupu”. Bagian dorsal dari zat warna substantia grisea disebut cornu dorsalis.
Substantia grisea ventral disebut cornu ventralis (cornu anterior). Pada medulla setinggi thorak
terdapat cornu ketiga ialah cornu lateral, berada diantara cornu dorsalis dan ventralis.
Zat warna putih berisikan jaras ascendens and descendens. Jaras Ascendens me-relay
(menjalarkan) informasi sensorik ke otak, dan jaras descendens merelay perintah motorik dari otak.
Zat warna putih itu mengitari zat warna substantia grisea. Zat warna putih dari cord dapat dibagi
dalam tiga lajur/jalur atau funiculi. Funiculus Dorsalis berada diantara sulcus median dorsalis dan
radix dorsalis. Funiculus Lateral terletak diantara radix dorsalis dan radix ventralis, dan funiculus
ventral berada diantara cornu ventralis dan fissura ventralis mediana. Tidak sejelas garis demarkasi
(pembatas) diantara ventral dan lateral funiculi sebagaimana yang ada diantara dorsal dan lateral
funiculi. Zat berwarna putih memiliki sejumlah fissura dan sulci yang dapat dikenali. Cord terbagi
dalam setengah kanan dan kiri dengan fissura mediana ventralis dan sulcus mediana dorsalis.
Sulcus dorsalateral merupakan takik memanjang di mana didalamnya radix dorsalis masuk. Sulcus
ventrolateralis, bagaimanapun, kurang nampak karena radix ventralis muncul dalam sekelompok
filamen.
Hubungan diantara substantia alba dan substantia grisea itu dalam cord secara signifikan bervariasi dari
satu tingkatan/lapisan ke tingkatan lainnya. Di areal pembesaran cervic dan lumbar, areal zat warna
substantia grisea lebih besar karena suplai neuron yang ditingkatkan ke dan dari keadaan ekstrim. Cornu
lateral muncul pada pars thoracalis medulla karena adanya syaraf-syaraf simpathis yang mengintervasi.
Medulla spinalis
Medulla spinalis dan ganglia radix dorsalis langsung bertanggung jawab atas inervasi
tubuh, tidak termasuk sebagian besar dari kepala.
Serabut Afferen sensori memasuki medulla spinalis melalui radix dorsalis nn. spinal.
Serabut Efferent keluar/menjauh lewat radix ventralis nn. spinal.
Data yang berasal dalam ujung saraf sensori dapat:
1. Mengawali reflex spinal;
2. atau direlay ke batang otak dan cerebellum yang digunakan pada berbagai circuit
(lintasan).
3. informasi sensorik juga dikirim ke thalamus dan nantinya cortex cerebral, yang menjadi
bagian pengalaman sadar respon emosi.
syaraf-syaraf motorik dalam medulla spinalis dibangkitkan atau dihambat oleh rangsangan
yang berasal dari berbagai lapisan otak; dari medulla ke cortex cerebral.
Medulla spinalis memiliki struktur internal yang komplek.
Ligamentum Denticularis
Ligamentum Denticularis di setiap sisi menutup medulla spinalis dalam kantong dural.
Ligamen ini berbentuk pita.
Terikat sepanjang dataran lateral dari medulla diantara radix dorsalis dan ventralis.
21 tonjolan (processes) tampak pada kantong dural dimulai dari foremen magnum
sampai n. spinalis L1 di mana lapisan duramater-nya ditembus oleh radix spinalis.
Spatium Epidural
Merupakan tempat yang diisi dengan jaringan berlemak dan berisikan plexus venous.
Menempati ruang diantara duralmater dan dinding canalis spinalis.
N. Cervicalis 8
N. Thoracica 12
N. Lumbaris 5
N. Sacralis 5
N. Coccygealis 1
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 177 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)
Nervus Cervicalis I (C1) kekurangan serabut radix dorsalis pada 50% manusia, dan n.
coocgygealis kadang tidak ada (rudimenter).
Cauda Equina
Radix Lumbosacralis merupakan radix yang terpanjang, dan merupakan cauda equina (L.
horsetail) di bagian bawah dari spatium subarachnoid.
Filum Terminale
Medulla spinalis bentuknya meruncing dalam filament tipis yang disebut filum terminale.
Ia berada di bagian tengah dari cauda equina dan memiliki warna putih kesubstantia
griseaan.
Ia membentuk ligamentum coccygealis dan melekat pada dorsum os. coccyx.
Filum terminale terdiri dari piamater dan elemen neuroglial.
Merupakan suatu bekas medulla spinalis dari ekor embryonic, namun pada orang dewasa
fungsinya tidak begitu penting.
Puncti Lumbar
Untuk mendapatkan sample CSF (cerebrospinal fluid) dari spatium subarachnoid, maka
suatu pungsi lumbal merupakan metode yang lebih disukai.
Jarum disisipkan diantara arcus vertebrae L3 dan L4.
Hal ini untuk menghindarkan kerusakan apapun terhadap medulla spinalis.
Substantia Alba
Terdiri dari 3 funiculi (inilah sering disebut columna namun kata ini lebih tepat untuk
kesatuan dari neuronal-neuronal longitudinal badan sel dalam subtantia grisea).
funiculus Dorsal dibatasi oleh septum dorsalis dan cornu dorsal substantia grisea.
Terdiri dari bagian medial fasciculus gracilis dan lateral fasciculus cuneatus diatas
midthoracic level.
Tidak ada batas anatomi diantara lateral dan ventral funiculi.
funiculi Lateral nantinya dibagi lagi dalam funiculi dorsolateral dan ventrolateral.
Hal ini dipisahkan dengan suatu bidang yang melewati canalis central dan ligamentum
denticulatum.
tractus Dorsolateral (dari Lissaner) menempati daerh diantara apex dari cornu dorsalis
dan permukaan medulla.
Zat berwarna putih itu terdiri dari kumpulan (tumpukan) beberapa serabut saraf (axon).
Substantia Gelatinosa
Inilah bagian yang jelas/berlainan yang menutupi cornu posterior di semua lapisan
medula spinalis.
Dalam sediaan medula spinalis tercat, daerah ini nampak pucat dibandingkan dengan sisa
dari substantia grisea.
Sebagian besar ada hubungannya dengan serabut saraf sensori bermyelin dan tak
bermyelin yang membawa informasi suhu dan nyeri.
Tractus Lissauer
Inilah daerah yang relatif pucat diantara substantia gelatinosa dan permukaan medulla.
Cornu Anterior
Berisikan badan sel dari motoneuron besar yang mensuplai otot-otot skeletal.
Alpha motor neuron ini (Lower motoneuron)) merupakan saraf satu-satunya yang dapat
melakukan kontrol atas gerakan tubuh, entah sadar maupun tidak sadar.
Kerusakan neuron-neuron yang mensuplai suatu otot, atau terputus pada axonnya
menyebabkan paralysis komplet dari otot itu.
Lesi lower motoneuron menyebabkan paralisis tipe flacid (flaccid paralysis)
Kontraksi reflek tidak lagi dapat dihilangkan, dan otot perlahan-lahan mengalami atrophi.
Motoneuron alpha tersusun berkelompok.
Terpisah dari satu dengan yang lain oleh area pada interneuron.
Kelompok motoneuron yang meng-innervasi otot-otot aksial terletak medial dari apa saja
yang meng-innervasi otot-otot extremitas.
Dalam cervical dan lumbar enlargement, yang berisikan motor neurons extremitas, maka
cornu anterior diperbesar secara mendatar.
Gamma motor neuron yang lebih kecil diselang-seling dengan alpha motor neuron.
Neuron itu meng-innervate fibra intrafusal dari muscle spindle.
Laminae Rexed
Di tahun 1952, Rexed melengkapi suatu system untuk membagi lagi substantia grisea dari medulla
spinalisnya kucing. System sama telah ada sejak diterapkan untuk cord-cord dari mamalia lain,
termasuk manusia.
Nucleus Tingkatan/ Lamina fungsi
Lapisan
Daerah pembatas semua I Beberapa spinothalamic tract cells
Substantia gelatinosa Semua II Mengatur rasa sakit dan suhu
Body of posterior horn Semua III-VI Pemrosesan sensorik
JARAS SENSORIK
Jaras ascenden
Informasi yang mencapai thalamus direlay ke cerebral cortex dan diterima dengan
sadar.
Informasi yang mencapai cerebellum digunakan dalam pengaturan pola motorik
(gerakan); kita tidak menyadari terhadap aktivitas cerebellar.
Columna Posterior
Merupakan sebutan untuk menunjukkan seluruh isi dari suatu funiculus posterior,
terpenting dari bagiannya ialah tractus propriospinal.
Columna Posterior terdiri terutama oleh collalateral ascendens dari serabut afferent
besar bermyelin.
merupakan pembawa rangsangan dari berbagai macam mechanoreceptor.
Columna posterior dianggap sebagai jaras utama untuk mencapai cortex cerebri yang
informasinya berasal dari receptor kulit, sendi dan otot.
Sebagian besar dari serabut-serabut ini memiliki badan sel dalam ganglia radix dorsalis
ipsilateral.
Dimana radix dorsal memasuki medulla spinalis, memisahkan diri dalam ramus medial
dan lateral.
Ramus Medialis berisikan neuron-neuron afferen besar bermyelin.
Ramus Lateralis berisikan neuron-neuron afferen kecil, bermyelin atau tanpa myelin.
Neuron Ordo I
Serabut-serabut dari ramus medialis memasuki columna posterior.
Kebanyakan darinya memberi sejumlah collateral ke substantia grisea spinal dan
akhirnya berakhir pada beberapa lapisan spinal.
Banyak darinya mencapai caudal medulla dan bersynapsis disana.
Caudal ke T6, masing-masing columna posterior merupakan ikatan yang tidak terbagi
yang disebut fasciculus gracilis (L. gracilis).
Rostral hingga T6, serabut-serabut dapat menjauhi fasciculus gracilis, namun sedikit
jika ada penambahan.
Afferent yang memasuki rostral hingga T6 berakumulasi (berkumpul) dalam ikatan kedua
yang mendatar ke fasciculus gracilis, yang disebut fasciculus cuneatus (L. cuneus).
partisi Glial, septum intermedia posterior, meluas ke arah dalam untuk sebagian
memisahkan menjadi dua.
Neuron Ordo II
Fibra columna Posterior yang mencapai batang otak bersynapsis dalam nucleus gracilis
atau nucleus cuneatus (posterior column nuclei) dalam medulla caudal.
Serat urutan kedua yang muncul dalam nuclei ini melewati garis tengah dan membentuk
lemniscus medial (L. lemniscus).
Inilah suatu ikatan serabut-serabut yang diratakan yang melanjutkan secara rostral
melalui batang otak dan berakhir pada thalamus.
Pengaturan somatotopic
Serabut-serabut yang memasuki columna posterior ditambahkan ke lateral.
Hasil Laminasi disebut somatotopic organization dan merupakan sifat atau ciri dari
kebanyakan lintasan motorik dan sensorik.
Saat afferent primer dari columna posterior berakhir dalam nuclei columna posterior,
mereka mempertahankan pengaturan ini.
Serabut-serabut dari segmen sacral berakhir pada bagian yang paling medial dari
nucleus gracilis.
Serabut-serabut dari segmen cervical berakhir pada bagian paling lateral dari nucleus
cuneatus.
Dengan cara ini, informasi dari segmen sacral dijalarkan melalui bagian tertentu dari
lemniscus medialis, menuju ke bagian tertentu dari VPL, dan nantinya berakhir ke daerah
tertentu dari gyrus postcentral.
Hal ini tidak berarti bahwa sacral-to-cervical sequence tetap ada sepanjang medial-to-
lateral line, namun sacral information tetap terpisah dari cervical information dalam
segala hal.
Tractus Spinothalamicus
Neuron Ordo I
Beberapa Collateral dari serabut sensitif tekan dan taktil columna posterior, maupun
serabut-serabut mechanoreceptif, thermoreceptif, dan nociceptif dari ramus lateral
radix dorsalis, memasuki cornu posterior.
Serabut-serabut ini ber-synapsis di dalam atau dekat substantia gelatinosa.
Neuron Ordo II
Meski afferents berakhir dalam substantia gelatinosa, sel-sel berikutnya tidak muncul
pada tractus spinothalamicus.
Afferent yang sama memberikan synapse tambahan pada dendrites dari neuron yang
badan sel-nya terletak lebih dalam pada cornu posterior atau pada permukaan substantia
gelatinosa.
Sel-sel urutan kedua ini nantinya mengirim axon-nya melewati garis tengah dengan inklinasi
rostral lurus untuk membentuk tractus spinothalamicus.
Inilah satu jalan alternatif yang dengannya input mechanoreceptif mencapai thalamus
dan cortex cerebri.
Ini merupakan jalan utama untuk informasi suhu dan rasa sakit.
Tractus itu menempati sebagian besar dari setengah depan dari funiculus lateral.
Serabut-serabut baru menggabungkan tractus spinothalamius pada pojok/sisi
ventromedial, sehingga tractus ini, seperti columna posterior, secara somatotopicdiatur.
Serabut-serabut dari kebanyakan segmen caudal menempati bagian dorsolateral.
Serabut-serabut dari kebanyakan segmen rostral menempati bagian ventromedial.
Meski tractus spinothalamicus membawa banyak informasi tekanan dan tactile, namun
informasi yang banyak itu juga dijalarkan dalam system column posterior.
Kerusakan dari tractus spinothalamicus tidak menyebabkan defisit (kehilangan) tactile.
Bagaimanapun, beberapa macam sensasi (juga untuk suhu dan rasa sakit) dirasakan lebih
atau kurang dominan melalui tractus spinothalamicus.
Ini merupakan:
1. sensasi gatal (dan mungkin trickle);
2. Sensasi tekanan dari VU dan Colon;
3. dan sensasi seks.
Meski demikian, kecuali gatal, informasi ini dibawa secara bilateral.
Bagaimanapun, tractus spinothalamicus-nya merupakan jalan vital dari sensasi rasa sakit
somatic, maka kerusakannya menimbulkan analgesia contralateral.
Suatu operasi untuk merusak tractus ini (disebut cordotomy atau chordotomy) terkadang
dilakukan pada pasien yang menderita dengan nyeri hebat khronis (intractable pain).
Jaras ke Cerebellum
Tractus Spinocerebellaris Posterior
Neuron Ordot I
Collateral dari fibra columna Posterior yang menjalarkan informasi tactile, tekanan, dan
proprioceptive (terutama berikutnya, dari muscle spindles dan tendon golgi organ) ber-
synapse pada neuron dari nucleus dorsalis.
Neuron Ordo II
neuron nantinya mengirim axon-nya dalam funiculus lateralis pada sisi yang sama.
Ia membentuk tractus spinocerebellaris posterior.
Tractus ini merupakan suatu serabut yang membentuk curve yang membentang dari pintu
masuk radix dorsalis ke ligamentum dentatus.
Berada pada permukaan dari medulla spinalis.
Serat pada tract memproyeksikan secara ipsilateral ke vermis dari cerebellum melalui
inferior cerebellar peduncle.
Collaterals dari sebagian serabut-serabut ini berakhir pada nucleus gracilis.
Hal ini memberikan suatu rute penting yang dengannya afferent non primer mengirimkan
informasi proprioceptive dari kaki ke system columna posterior - lemniscus medialis.
Karena nucleus dorsalis tidak ada caudal untuk L2 atau L3 yang menurun ke tingkatan itu
pada fasciculus gracilis untuk ber-synapse pada nucleus dorsalis.
Hal ini mungkin menguraikan mengapa nucleus dorsalis itu besar pada lumbar atas dan
thorax bawah.
Tractus spinocerebellaris posterior secara prinsip ada hubungannya dengan kaki
ipsilateral.
Kebanyakan afferent type spinocerebellar- yang memasuk dalam cervical dan segmen
thorax bagian atas tidak memproyeksikan ke nucleus dorsalis.
Afferen itu sendiri bergerak dalam fasciculus cuneatus ke suatu nucleus dalam medulla
yang analog dengan nucleus dorsalis yang disebut nucleus cuneatus lateral (atau external).
Axon dari sel-sel ini membentuk tractus cuneocerebellaris.
Axon itu juga memproyeksikan secara ipsilateral ke vermis dari cerebellum melalui
pedunculus cerebellaris inferior.
JARAS MOTORIK
Jaras Descendens
Tractus Corticospinalis
Tractus Corticospinalis Lateral
Tractus corticospinalis Lateral merupakan tractus yang besar, menyilang, dan
descendens yang berisikan 85% serabut-serabut dari pyramid contralateral yang lewat
dalam decussatio pyramidum.
Dikenal sebagai tractus pyramidalis.
Tract ini menempati pars posterior dari lateral funiculus medial ke tractus
spinocerebellaris posterior.
Serabut-serabutnya berasal dari cortex cerebri dalam gyrus precentralis dan daerah
sekitarnya.
Tractus itu menurun secara berurutan melalui pedunculus cerebri, basal pontis, dan
pyramid medullary.
Nantinya menyilang pada decussatio pyramidum dan berakhir di cornu anterior atau
intermediate substantia grisea.
Berakhir pada motor neurons dari cornu anterior atau, lebih sering, pada interneuron-
interneuron kecil.
Hal ini pada gilirannya ber-synapsis pada motor neuron-motor neuron.
Fibra corticospinalis Lateral tersusun secara somatotopik.
Apa saja yang ditujukan untuk lapisan medulla yang lebih caudal diletakkan lebih
mendatar.
Serabut-serabut dari tractus corticospinalis lateral biasanya ber-synapse pada motor neuron
atau interneuron yang akhirnya bergerak ke otot-otot distal.
Tract Rubrospinal
Merupakan rute alternatif untuk mediasi gerakan disadari.
Berasal dari nucleus rubra melintang ke sisi lain dari midbrain (otak tengah)
menurun di bagian lateral dari tegmentum mesencephali (batang otak) bergerak
melalui funiculus lateral dari medulla spinalis di kelompoknya dengan tractus corticospinalis
lateral.
Tractus ini kecil dan mengalami rudimenter pada manusia.
Tractus Vestibulospinalis
Tractus Vestibulospinalis Lateral
Muncul dalam nucleus vestibularis lateral dan memproyeksikan ke semua lapisan
ipsilateral medulla spinalis.
Terletak di bagian ventral dari funiculus lateral.
Merupakan rute utama yang dengannya system vestibularis menghasilkan adaptasi
perubahan postural posisi tubuh miring dan selama gerakan.
Perhatikan dan pelajari Terminologi Penting terkait Meninges, LCS, Sistema ventriculare dan
Cerebrovaskular berikut:
1. Otak dan medulla spinalis, terbungkus oleh beberapa lapis membran yang disebut meninges.
Identifikasikan bangunan-bangunan yang membentuk lapisan meningeal berikut:
Duramater, merupakan lapisan terluar disebut juga pachymeninx (pachy=keras/tebal)
Arachnoidamater dan piamater, bergabung sering disebut dengan leptomeninges
Identifikasikan dan perhatikan bahwa pada beberapa tempat duramater membentuk partisi,
yaitu:
a. falx cerebri (…………) yang memisahkan hemisfer kanan dan kiri,
b. falx cerebelli (…………) memisahkan hemisferium cerebelli,
c. tentorium cerebeli (………..) yang memisahkan lobus occipitalis dengan cerebellum,
d. diaphragma sellae (…………) yang menutupi hypophisis pada sella tursica (…………)
dan kantong meckelli yang membungkus ganglion nervus trigeminus
Identifikasikan dan perhatikan bahwa pada beberapa tempat duramater membentuk sinus-
sinus yaitu:
a. Sinus sagittalis superior,
b. Sinus sagittalis inferior,
c. Sinus rectus,
d. Sinus sigmoideus,
e. Sinus cavernosus,
f. Confluen sinum,
Sinus–sinus tersebut merupakan tempat menampungnya darah balik dari otak (vena-vena
cerebri) yang nantinya akan di bawa ke jantung melalui v. jugularis interna.
Deskripsi
Ventrikel adalah serangkaian cavitas-cavitas yang saling berhubungan di dalam hemispherium
cerebri dan batang otak, terdiri dari : ventricel lateralis, ventriculus tertius, dan ventriculus
quartus (fossa quadrigemina).
Ditengah-tengah mesencephalon ditembus oleh aquaeductus cerebri (Sylvii) yang
menghubungkan VENTRICULUS TERTIUS dengan VENTRICULUS QUARTUS
Dasar ventriculus quartus terdapat berbagai bentuk bangunan lekukan dan tonjolan yang di
dalamnya terdapat nuclei-nuclei nervi cranialis
Ventrikel melanjutkan diri ke dalam canalis centralis pada medulla spinalis dan terisi oleh cairan
cerebrospinal.
Plexus choroideus, anyaman-anyaman kapiler khusus dari piamater, berfungsi memproduksi
cairan cerebrospinal.
o Sebagian besar cairan cerebrospinal berawal mula dari ventriculus lateralis.
Cairan cerebrospinal mengandung nutrisi dan juga berfungsi sebagai protektif.
3. Pelajarilah materi tentang Liquor Cerebrospinalis (LCS) berikut, Identifikasikan istilah yang digaris
bawahi.
Cairan cerebrospinalis merupakan cairan jernih yang mengisi ventrikel otak dan membasahi
permukaan luar otak dan medula spinalis. Cairan cerebrospinalis diproduksi oleh pleksus choroideus
di ventrikulus lateralis, ventriculus tertius dan ventrikulus keempat. Cairan cerebrospinalis berfungsi
sebagai bantalan antara susunan saraf pusat (otak dan medula spinalis) dan tulang disekitarnya
sehingga melindungi dari trauma mekanis, pengaturan tekanan intrakranial, memberikan nutrisi untuk
jaringan saraf serta mengeluarkan produk metabolisme sel neuron.
Volume LCS berkisar antara 125-150 ml di mana 60%nya berada di ventriculi otak dengan
volume peredaran total sehari kira-kira 500 ml. LCS diproduksi secara terus-menerus dan diabsorbsi
kembali melalui granulationes arachnoidales masuk kedalam darah di sinus duramatris. Sirkulasi
cairan serebrospinalis dimulai dari produksi oleh pleksus choroideus dalam ventrikel dan permukaan
otak. Cairan cerebrospinalis mengalir dari ventrikulus lateralis melalui foramen interventrikulare
monroe masuk ke ventriculus tertius, kemudian melalui aquaductus cerebri mengalir ke ventrikulus
keempat. Dari ventrikulus keempat melalui apertura lateralis (foramen luschka) dan apertura medialis
(foramen magendie) masuk ke ruang subarachnoidea. Sebagian dari LCS masuk ke canalis centralis
medulla spinalis. Cairan mengalir ke cisterna cerebellomedularis dan pontine, melalui ruang di dalam
tentorium cerebelli mencapai permukaan bawah cerebrum kemudian ke superior diatas aspek lateral
hemispherium cerebri. Sebagian cairan cerebrospinalis mengalir ke inferior dalam ruang
subarachnoidea medula spinalis dan cauda equina.
Gambar 1. Potongan coronal, tampak sinus sagittalis sebagai tempat drainase LCS melalui granulatio
arachnoidales (Noback et al., 2005)
foramen luschae
(ke subarachnoid) foramen magendie
canalis centralis
4. Pelajarilah materi tentang Suplai Darah Otak (cerebrovaskular) berikut; Identifikasikan istilah yang
digaris bawahi
Otak mendapat suplai darah yang berasal dari empat arteri utama, yaitu dua a. carotis interna
dan dua a. vertebrale. Semuanya bergabung untuk membentuk circulus arteriosus (willisi).
Metabolisme otak terbukti sangat aktif sehingga memerlukan suplai darah sekitar 20% dari cardiac
output dan membutuhkan oksigen 20% dari total yang dikonsumsi tubuh.
Otak memiliki karakter khusus dan sangat berbeda dari bagian tubuh lain. Hal ini dikarenakan
sistem pembuluh darahnya tidak memiliki hubungan kolateral yang adekuat. Oleh karena itu apabila
terjadi penyumbatan cabang arteri yang memperdarahi bagian otak tertentu maka kebutuhan aliran
darahnya tidak dapat disuplai secara adekuat oleh arteri lain sehingga sering dikategorikan sebagai
end arteri fungsional (meskipun secara anatomis memiliki hubungan kolateral).
Pembuluh darah berada di dalam ruang subarachnoid (antara piamater dan
arachnoidamater) dan mengikuti kontur atau lipatan otak. Pembuluh darah yang menembus cortex
cerebri pembungkus yang berupa jaringan perivascular digantikan oleh sel-sel glia yaitu astrosit.
Endotel kapiler pembungkus vasa ini berhimpitan sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan
untuk ditembus oleh zat-zat bermolekul besar, bakteri dan mikroorganisme lain. Struktur demikian
disebut dengan sawar darah otak (blood brain barier).
Medulla spinalis mendapatkan perdarahan dari a. vertebralis yang mempercabangkan a.
spinalis anterior dan posterior. Untuk medula spinalis bagian caudal ia juga mendapatkan
perdarahan dari a. segmentalis.
lobus occipital, facies inferolateral hemisfer (area motorik selain kaki), nuclei caudatus dan
lentiformis, dan capsula interna.
3. a. ophtalmica - memvaskularisasi mata dan struktur orbita, kulit kepala frontal, sinus ethmoidal
dan frontal, dan dorsum nasi
4. a. hypophysialis – memperdarahi kelenjar hypophysis.
5. a. communicating posterior - bergabung dengan a. carotis interna dan mempercabangkan a.
cerebri posterior.
6. a. choroida anterior - ke plexus choroideus, crus cerebri, corpus geniculatum lateral, tractus
opticus dan capsula interna.
Semua cabang arteria carotis interna membentuk anastomosis dengan cabang a. basilaris.
Pada kedua hemisphaerium cerebri, a. cerebri posterior berhubungan dengan a. cerebri anterior
melalui a. communican posterior, sedangkan di anterior kedua hemisfer terhubung oleh a.
communican anterior. Sircuit inilah yang kita kenal dengan sirculus Willisi. Perlu di ingat bahwa a.
cerebri media tidak ikut membentuk sirculus Willisi.
Arteria carotis interna secara umum bertanggung jawab terhadap sirkulasi darah di daerah
telencephalon dan diencephalon. Oleh karena itu apabila terjadi gangguan vaskularisasi pada arteri
ini atau cabang-cabangnya, maka akan mengakibatkan defisit dari fungsi tertentu yang di atur oleh
pusat yang lebih tinggi hingga pusat di cortex cerebri (area brodmann tertentu).
Arteria Vertebralis
Pembuluh darah ini dipercabangkan oleh a. subclavia (bagian I), kemudian naik ke atas
melalui foramina processus tranversi ke 6 vertebra cervicale. ia masuk melalui foramen magnum dan
menembus duramater dan arachnoidamater. di dasar pons, kedua a. vertebralis ini bergabung
membentuk a. basilaris yang terus ke cranial melalui sulcus basilaris pontis.
Secara umum arteria vertebralis dan arteria basilaris memperdarahi lobus occipitale,
sebagian lobus temporale, cerebelum dan bulbus (=batang otak)di mana terdapat formatio reticularis
dan nuclei nervi cranialis. Gangguan vaskularisasi pada formatio reticularis dapat mengakibatkan
beberapa defisit yang fatal karena ia mengurus organ vital (jantung, respirasi, dll), kesadaran, tonus
dan sebagainya.
Cabang-cabang a. vertebralis
1. r. meningal - mensupai darah ke cranium dan duramater di fossa cranialis posteror
2. a. spinalis posterior - memvaskularisasi 1/3 bagan posterior medula spinalis
3. a. spinalis anterior - memvaskularisasi 2/3 bagian anterior medula spinalis
4. a. cerebellaris posterior inferior - memvaskularisasi vermis inferior, nuclei cerebeli dan hemispher,
medulla oblongata dan plexus choroideus ventricel IV
5. a. medullaris - memvaskularisasi medulla oblongata
Gambar 4. Distribusi perdarahan pada permukaan otak bagian lateral (Noback et al., 2005)
Gambar 5. Distribusi perdarahan pada permukaan otak bagian medial (Noback et al., 2005)
Sirkulus arteriosus willisi terdapat pada fossa interpeduncularis. Sirkulus arteriosus ini
dibentuk oleh anastomosis antara dua arteri carotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri
communicans anterior, arteri cerebri anterior, arter carotis interna, arteri communicans posterior, arteri
cerebri posterior dan arteri basillaris membentuk lingkaran. Sirkulus arteriosus ini memvaskularisasi
kedua hemispherium cerebri. Corpus striatum dan capsula interna mendapat vaskularisasi dari
cabang arteri cerebri anterior dan media. Thalamus mendapat vaskularisasi dari cabang-cabang arteri
communicans posterior, arteri basilaris dan arteri cerebri posterior. Otak tengah divaskularisasi oleh
arteri cerebri posterior, arteri cerebri superior dan arteri basilaris. Pons divaskularisasi oleh arteri
basilaris, arteri cerebellaris anterior, arteri cerbellaris inferior dan superior. Medula oblongata
divaskularisasi oleh arteri vertebralis, arteri spinalis anterior dan posterior, arteri cerebellaris posterior
inferior dan arteri basilaris. Cerebellum divaskularisasi oleh arteri cerebellaris superior, arteri
cerebellaris posterior inferior dan arteri cerebellaris inferior anterior.
Batang otak diurus oleh cabang pembuluh darah yang berdiameter kecil dan tidak terlalu
banyak dengan area yang diperdarahai tidak terlalu luas. Hal ini mengakibatkan apabila terjadi
penyumbatan pada salah satu cabangnya di batang otak akan memberikan gejala yang sesuai
dengan fungsi bagian yang diperdarahinya. Misalnya apabila terjadi gangguan perdarahan pada
mesencephalon dapat mengakibatkan gangguan fungsi (defisit) nervus oculomotorius (NC III) dan
nervus trochlearis (NC IV). Gangguan vaskularisasi pada pons akan mengakibatkan gangguan fungsi
nervus trigeminus.
WORKSHEET PRAKTIKUM ANATOMI 6
GROSS ANATOMI: Meninges, LCS,
systema ventriculare dan cerebrovaskular
Learning Material:
5. Cadaver
6. Ossa Compacta (Skeleton)
7. Preparat artificial (model)
8. Atlas
Referensi yang digunakan:
4. Buku Panduan Praktikum Lama
5. Atlas Sobota
6. Atlas Spaltehos
Meninges
1. Perhatikan pada cadaver bahwa otak dan medulla spinalis terbungkus oleh beberapa lapis
membran yang disebut meninges, yang terletak diantara tulang dan jaringan otak.
2. Meninges tersebut berfungsi sebagai pelindung otak dan medulla spinalis dari benturan dan
pengaruh gravitasi dan sebagai shock absorber karena berisi cairan ……………………………
di dalam lapisan ………………………….
3. Meninges dari luar ke dalam terdiri dari tiga lapisan yaitu ……………………..,
……………………… dan ……………………. (Identifikasikan masing-masing lapisan tersebut
pada cadaver).
4. Apa yang dimaksud dengan pachymeninx (pachy=keras/tebal): ………………....................
………………………………………………………………….....................................................
5. Apa juga yang dimaksud dengan leptomeninges? ………………..........................................
………………………………………………………………….....................................................
6. Perhatikan dengan seksama bahwa meninges bagian luar, terdiri dari dua lapisan
mengelilingi otak yaitu lembaran luar (lamina endostealis) dan lembaran dalam (lamina
meningealis) namun hanya satu lapis menelilingi medulla spinalis.
a. Lapisan endosteal atau lapisan periosteal melekat erat pada periosteum cranium dan
berhenti pada foramen magnum yang selanjutnya tidak melanjutkan diri sebagai lapisan
luar medulla spinalis. Perlekatan paling kuat terletak pada daerah sutura dan basis
cranii.
b. Lapisan dalam menghadap ke aracnoidales, dilapisi mesotel yang mirip dengan lapisan
pleura dan peritoneum sehingga mampu menghasilkan cairan serosa yang berfungsi
melumasi permukaan dalam duramatris dan permukaan luar arachoidalis. Lapisan
dalam inilah yang melanjut menjadi lapisan dalam duramater spinalis.
c. Meninges yang membungkus medulla spinalis, dipisahkan dari vertebrae oleh spatium
epidural.
7. Apa saja ciri-ciri fisik dari duramater encephali? ………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
8. Secara embriologis duramater terbentuk dari apa? ……………………………………………
9. Identifikasikan dan perhatikan bahwa pada beberapa tempat duramater membentuk partisi,
yaitu:
e. (……………..……) yang memisahkan hemisfer kanan dan kiri,
f. (………………..…) memisahkan hemisferium cerebelli,
g. (…………………..) yang memisahkan lobus occipitalis dengan cerebellum,
h. (………………..…) yang menutupi hypophisis pada sella tursica (…………) dan kantong
meckelli yang membungkus ganglion nervus trigeminus.
10. Identifikasi dan perhatikan bahwa duramater (bersama arachnoidamater) juga membungkus
nervus opticus. Hal ini terjadi karena retina secara embriologis berasal dari telencephalon.
11. Perhatikan bahwa pada beberapa tempat duramater membentuk sinus-sinus. Sebutkan dan
tujukkan pada cadaver sinus-sinus yang dimaksud:
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
Apa fungsi sinus-sinus tersebut? …………………………………………………………………
12. Celah sempit di antara arachnoidales dan duramater disebut ………………….., sedangkan
celah sempit di antara duramater dan tulang disebut ………………………... Di celah (spatium)
apa terdapat vena cerebri?...........................................................................
13. Apa yang dimaksud dengan bridging vein?...........................................................................
Apabila terjadi benturan kepala, maka bridging vein bisa putus dan terjadi perdarahan
membentuk hematoma ……………………………………..
14. Apa ciri-ciri fisik meninges bagian media (arachnoidamater)?... ………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………............................
15. Perhatikan bahwa lapisan ke dua ini mengelilingi otak dengan agak longgar mengikuti
duramater, tidak membentuk kontur otak yang berarti tidak masuk ke dalam sulcus/fissura
kecuali di……………………………...
16. Karakteristik dari arachnoidamater adalah banyak terdapat trabecula halus keluar dari lapisan
ini menuju piamater dan membentuk bangunan seperti sarang laba-laba. Pada daerah
tertentu terutama sinus sagittalis dan lacuna venosa, arahnoidamater juga membentuk jonjot-
jonjot yang menginvaginasi ke dalam duramater membentuk ………………………………
(villus arachnoidales). Granulatio ini memiliki lapisan endotel disebelah luarnya dan berfungsi
sebagai pintu satu arah yang memungkinkan dilaluinya zat-zat tertentu dan liquor
cerebrospinalis menuju ke …………………………. namun tidak sebaliknya.
17. Antara arachnoideamater dan piamater terdapat spatium ……………………….. yang
mengandung ……………………………. Di mana dibeberapa tempat celah tersebut
membesar membentuk cisterna.
18. Perhatikan bahwa lapisan meninges paling dalam merupakan selaput tipis yang melekat erat
pada permukaan otak dan medulla spinalis dan mengandung banyak pembuluh darah dan
saraf.
19. Lapisan ini berhubungan dengan arachnoidamater melalui ………………….., Pada dataran
luarnya ditutupi oleh villi arachnoidea. Pada bagian tertentu piamater bersama ependima
membentuk ………………... Antara piamater dengan otak atau medulla spinalis tak ada
rongga dan melekat pada permukaan otak dan medula spinalis dan mengikuti kontur atau
lipatan-lipatannya bahkan membungkus sebagian saraf perifer yang keluar dari otak dan
medulla spinalis. Demikian pula pada tempat pembuluh darah menembus piamater untuk
memasuki otak/medulla spinalis, piamater akan menyelubunginya. Piamater berfungsi
sebagai barier. Apa yang dimaksud dengan barrier tersebut
………….................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………
Sirkulasi LCS
1. Cairan cerebrospinalis diproduksi oleh ……………………………dan di mana? ………………….
2. Identifikasi dan perhatikan di ventriculus mana saja LCS diproduksi? …………………………….
………………………………………………………………………………………………………………
3. Volume LCS berkisar antara 125-150 ml di mana 60%nya berada di ventriculi otak dengan
volume peredaran total sehari kira-kira 500 ml. LCS diproduksi secara terus-menerus dan
diabsorbsi kembali melalui granulationes arachnoidales masuk kedalam darah di
………………………………………………………………………………………………………………
4. Cairan cerebrospinalis mengalir dari ventrikulus lateralis melalui ……………………………………..
masuk ke ventriculus tertius, kemudian melalui ……………………………………mengalir ke
ventrikulus keempat. Dari ventrikulus keempat melalui apertura lateralis (foramen
……………………) dan apertura medialis (foramen …………………………….) masuk ke ruang
subarachnoidea. Sebagian dari LCS masuk ke canalis centralis medulla spinalis. Sebagian cairan
cerebrospinalis mengalir ke inferior dalam ruang subarachnoidea medula spinalis dan cauda
equina. Gangguan aliran LCS ini menyebabkan kelainan yang disebut hydrocephalus.
Vaskularisasi Otak
Arteri pada otak
1. Tunjuk dan perhatikan bahwa otak mendapat suplai darah dari empat arteri utama, yaitu dua
arteri. ………………………….. dan dua arteri. ……………………………….. Semuanya
bergabung untuk membentuk anastomosis yang disebut circulus …………………......................
2. CATATAN: Otak memiliki karakter khusus dan sangat berbeda dari bagian tubuh lain. Hal ini
dikarenakan sistem pembuluh darahnya tidak memiliki hubungan kolateral yang adekuat. Oleh
karena itu apabila terjadi penyumbatan cabang arteri yang memperdarahi bagian otak tertentu
maka kebutuhan aliran darahnya tidak dapat disuplai secara adekuat oleh arteri lain sehingga
sering dikategorikan sebagai end arteri fungsional (meskipun secara anatomis memiliki hubungan
kolateral).
3. Identifikasi dan perhatikan bahwa pembuluh darah yang berada di dalam ruang subarachnoid
mengikuti kontur atau lipatan otak. Pembuluh darah yang menembus cortex cerebri pembungkus
yang berupa jaringan perivascular digantikan oleh sel-sel glia yaitu astrosit. Endotel kapiler
pembungkus vasa ini berhimpitan sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan untuk
ditembus oleh zat-zat bermolekul besar, bakteri dan mikroorganisme lain. Struktur demikian
disebut dengan sawar darah otak (blood brain barier).
4. Identifikasikan dan pelajari cabang-cabang arteri carotis interna berikut ini
a. a. cerebri anterior (……….) –Arteri ini memvaskularisasi lobus ………………. dan cortex
cerebri bagian …………… (area kaki girus precentralis) nuclei caudatus dan lentiformis, dan
capsula interna.
b. a. cerebri media(……….) - setelah dipercabangkan ia menuju ke lateral melewati fissura
latralis di antara lobus frontalis dan lobus temporalis untuk kemudian mensuplai darah ke
bagian ……………….., lobus occipital, facies inferolateral hemisfer (area motorik selain
……….), nuclei caudatus dan lentiformis, dan ……………………...
c. a. ophtalmica (……….) - memvaskularisasi ……………………….., kulit kepala frontal, sinus
ethmoidal dan frontal, dan dorsum nasi
d. a. hypophysialis(……….) – memperdarahi kelenjar hypophysis.
e. a. communicating posterior (……….) - bergabung dengan a. carotis interna dan
mempercabangkan a. ………………………..
f. a. choroida anterior (……….) - ke plexus choroideus, crus cerebri, corpus geniculatum
lateral, tractus opticus dan capsula interna.
5. Semua cabang arteria carotis interna membentuk anastomosis dengan cabang a. basilaris. Pada
kedua hemisphaerium cerebri, a. cerebri posterior berhubungan dengan a. cerebri anterior
melalui a. communican posterior, sedangkan di anterior kedua hemisfer terhubung oleh a.
communican anterior. Sircuit inilah yang kita kenal dengan ………………………..
6. Perlu di ingat bahwa a. cerebri media tidak ikut membentuk sirculus Willisi.
7. Arteria carotis interna secara umum bertanggung jawab terhadap sirkulasi darah di daerah
……………………………dan ……………………... Oleh karena itu apabila terjadi gangguan
vaskularisasi pada arteri ini atau cabang-cabangnya, maka akan mengakibatkan defisit dari
fungsi tertentu yang di atur oleh pusat yang lebih tinggi hingga pusat di cortex cerebri (area
brodmann tertentu).
8. A. vertebralis dipercabangkan oleh arteria (bagian I), kemudian naik ke atas melalui foramina
……………………………. ke 6 vertebra cervicale. ia masuk ke intracranial melalui
……………………….. kemudian menembus duramater dan arachnoidamater. di dasar pons,
kedua a. vertebralis ini bergabung membentuk arteria …………………… yang terus ke cranial
melalui sulcus basilaris pontis.
9. Secara umum arteria vertebralis memperdarahi lobus …………………, sebagian lobus
……………………………, ……………………… dan ………………………….. di mana terdapat
formatio reticularis dan nuclei nervi cranialis. Gangguan vaskularisasi pada formatio reticularis
dapat mengakibatkan beberapa defisit yang fatal karena ia mengurus organ vital (jantung,
respirasi, dll), kesadaran, tonus dan sebagainya.
10. Identifikasikan dan pelajari cabang-cabang a. vertebralis berikut ini:
a. r. meningal (……….) - mensupai darah ke cranium dan duramater di fossa cranialis posteror
b. a. spinalis posterior (……….) - memvaskularisasi 1/3 bagan posterior medula spinalis
c. a. spinalis anterior (……….) - memvaskularisasi 2/3 bagian anterior medula spinalis
d. a. cerebellaris posterior inferior (……….) - memvaskularisasi vermis inferior, nuclei
cerebeli dan hemispher, medulla oblongata dan plexus choroideus ventricel IV
e. a. medullaris (……….) - memvaskularisasi medulla oblongata
(………………………………..) (………………………………………)
* Pelajari dan kerjakan dengan sungguh-sungguh buku kerja praktikum myologi ini. Mintalah asisten
untuk mereview dan diskusikan agar pemahaman lebih mantap. Apabila dirasa cukup mintalah tanda-
tangan asisten.
** setelah selesai mengerjakan, segera kumpulkan copy panduan kerja praktikum ini sebagai laporan
JARAS SENSORIK
Jaras ascenden
Informasi yang mencapai thalamus direlay ke cerebral cortex dan diterima dengan
sadar.
Informasi yang mencapai cerebellum digunakan dalam pengaturan pola motorik
(gerakan); kita tidak menyadari terhadap aktivitas cerebellar.
Columna Posterior
Merupakan sebutan untuk menunjukkan seluruh isi dari suatu funiculus posterior,
terpenting dari bagiannya ialah tractus propriospinal.
Columna Posterior terdiri terutama oleh collalateral ascendens dari serabut afferent
besar bermyelin.
merupakan pembawa rangsangan dari berbagai macam mechanoreceptor.
Columna posterior dianggap sebagai jaras utama untuk mencapai cortex cerebri yang
informasinya berasal dari receptor kulit, sendi dan otot.
Sebagian besar dari serabut-serabut ini memiliki badan sel dalam ganglia radix dorsalis
ipsilateral.
Dimana radix dorsal memasuki medulla spinalis, memisahkan diri dalam ramus medial
dan lateral.
Ramus Medialis berisikan neuron-neuron afferen besar bermyelin.
Ramus Lateralis berisikan neuron-neuron afferen kecil, bermyelin atau tanpa myelin.
Neuron Ordo I
Serabut-serabut dari ramus medialis memasuki columna posterior.
Kebanyakan darinya memberi sejumlah collateral ke substantia grisea spinal dan
akhirnya berakhir pada beberapa lapisan spinal.
Banyak darinya mencapai caudal medulla dan bersynapsis disana.
Caudal ke T6, masing-masing columna posterior merupakan ikatan yang tidak terbagi
yang disebut fasciculus gracilis (L. gracilis).
Rostral hingga T6, serabut-serabut dapat menjauhi fasciculus gracilis, namun sedikit
jika ada penambahan.
Afferent yang memasuki rostral hingga T6 berakumulasi (berkumpul) dalam ikatan kedua
yang mendatar ke fasciculus gracilis, yang disebut fasciculus cuneatus (L. cuneus).
partisi Glial, septum intermedia posterior, meluas ke arah dalam untuk sebagian
memisahkan menjadi dua.
Neuron Ordo II
Fibra columna Posterior yang mencapai batang otak bersynapsis dalam nucleus gracilis
atau nucleus cuneatus (posterior column nuclei) dalam medulla caudal.
Serat urutan kedua yang muncul dalam nuclei ini melewati garis tengah dan membentuk
lemniscus medial (L. lemniscus).
Inilah suatu ikatan serabut-serabut yang diratakan yang melanjutkan secara rostral
melalui batang otak dan berakhir pada thalamus.
Pengaturan somatotopic
Serabut-serabut yang memasuki columna posterior ditambahkan ke lateral.
Hasil Laminasi disebut somatotopic organization dan merupakan sifat atau ciri dari
kebanyakan lintasan motorik dan sensorik.
Saat afferent primer dari columna posterior berakhir dalam nuclei columna posterior,
mereka mempertahankan pengaturan ini.
Serabut-serabut dari segmen sacral berakhir pada bagian yang paling medial dari
nucleus gracilis.
Serabut-serabut dari segmen cervical berakhir pada bagian paling lateral dari nucleus
cuneatus.
Dengan cara ini, informasi dari segmen sacral dijalarkan melalui bagian tertentu dari
lemniscus medialis, menuju ke bagian tertentu dari VPL, dan nantinya berakhir ke daerah
tertentu dari gyrus postcentral.
Hal ini tidak berarti bahwa sacral-to-cervical sequence tetap ada sepanjang medial-to-
lateral line, namun sacral information tetap terpisah dari cervical information dalam
segala hal.
Tractus Spinothalamicus
Neuron Ordo I
Beberapa Collateral dari serabut sensitif tekan dan taktil columna posterior, maupun
serabut-serabut mechanoreceptif, thermoreceptif, dan nociceptif dari ramus lateral
radix dorsalis, memasuki cornu posterior.
Serabut-serabut ini ber-synapsis di dalam atau dekat substantia gelatinosa.
Neuron Ordo II
Meski afferents berakhir dalam substantia gelatinosa, sel-sel berikutnya tidak muncul
pada tractus spinothalamicus.
Afferent yang sama memberikan synapse tambahan pada dendrites dari neuron yang
badan sel-nya terletak lebih dalam pada cornu posterior atau pada permukaan substantia
gelatinosa.
Sel-sel urutan kedua ini nantinya mengirim axon-nya melewati garis tengah dengan inklinasi
rostral lurus untuk membentuk tractus spinothalamicus.
Inilah satu jalan alternatif yang dengannya input mechanoreceptif mencapai thalamus
dan cortex cerebri.
Ini merupakan jalan utama untuk informasi suhu dan rasa sakit.
Tractus itu menempati sebagian besar dari setengah depan dari funiculus lateral.
Serabut-serabut baru menggabungkan tractus spinothalamius pada pojok/sisi
ventromedial, sehingga tractus ini, seperti columna posterior, secara somatotopicdiatur.
Serabut-serabut dari kebanyakan segmen caudal menempati bagian dorsolateral.
Serabut-serabut dari kebanyakan segmen rostral menempati bagian ventromedial.
Meski tractus spinothalamicus membawa banyak informasi tekanan dan tactile, namun
informasi yang banyak itu juga dijalarkan dalam system column posterior.
Kerusakan dari tractus spinothalamicus tidak menyebabkan defisit (kehilangan) tactile.
Bagaimanapun, beberapa macam sensasi (juga untuk suhu dan rasa sakit) dirasakan lebih
atau kurang dominan melalui tractus spinothalamicus.
Ini merupakan:
4. sensasi gatal (dan mungkin trickle);
5. Sensasi tekanan dari VU dan Colon;
6. dan sensasi seks.
Meski demikian, kecuali gatal, informasi ini dibawa secara bilateral.
Bagaimanapun, tractus spinothalamicus-nya merupakan jalan vital dari sensasi rasa sakit
somatic, maka kerusakannya menimbulkan analgesia contralateral.
Suatu operasi untuk merusak tractus ini (disebut cordotomy atau chordotomy) terkadang
dilakukan pada pasien yang menderita dengan nyeri hebat khronis (intractable pain).
Jaras ke Cerebellum
Tractus Spinocerebellaris Posterior
Neuron Ordot I
Collateral dari fibra columna Posterior yang menjalarkan informasi tactile, tekanan, dan
proprioceptive (terutama berikutnya, dari muscle spindles dan tendon golgi organ) ber-
synapse pada neuron dari nucleus dorsalis.
Neuron Ordo II
neuron nantinya mengirim axon-nya dalam funiculus lateralis pada sisi yang sama.
Ia membentuk tractus spinocerebellaris posterior.
Tractus ini merupakan suatu serabut yang membentuk curve yang membentang dari pintu
masuk radix dorsalis ke ligamentum dentatus.
Berada pada permukaan dari medulla spinalis.
Serat pada tract memproyeksikan secara ipsilateral ke vermis dari cerebellum melalui
inferior cerebellar peduncle.
Collaterals dari sebagian serabut-serabut ini berakhir pada nucleus gracilis.
Hal ini memberikan suatu rute penting yang dengannya afferent non primer mengirimkan
informasi proprioceptive dari kaki ke system columna posterior - lemniscus medialis.
Karena nucleus dorsalis tidak ada caudal untuk L2 atau L3 yang menurun ke tingkatan itu
pada fasciculus gracilis untuk ber-synapse pada nucleus dorsalis.
Hal ini mungkin menguraikan mengapa nucleus dorsalis itu besar pada lumbar atas dan
thorax bawah.
Tractus spinocerebellaris posterior secara prinsip ada hubungannya dengan kaki
ipsilateral.
Kebanyakan afferent type spinocerebellar- yang memasuk dalam cervical dan segmen
thorax bagian atas tidak memproyeksikan ke nucleus dorsalis.
Afferen itu sendiri bergerak dalam fasciculus cuneatus ke suatu nucleus dalam medulla
yang analog dengan nucleus dorsalis yang disebut nucleus cuneatus lateral (atau external).
Axon dari sel-sel ini membentuk tractus cuneocerebellaris.
Axon itu juga memproyeksikan secara ipsilateral ke vermis dari cerebellum melalui
pedunculus cerebellaris inferior.
NERVUS CRANIALIS
Pada tubuh kita terdapat 12 pasang nervi cranialis yang keluar dari batang otak, dimana
sebagian besar memiliki komponen serabut campuran. Ke 12 pasang nervi tersebut didisain
penamaannya berdasarkan nomor I - XII sebagai berikut : n. olfactorius, n. opticus, n. oculomotorius, n.
trochlearis, n. trigeminus, n. abducens, n. facialis, n. vestibulocochlearis, n. glossopharingealis, n. vagus,
n. acessorius, n. hypoglossus.
Nervus olfactorius dan nervus opticus sebenarnya bukan serabut saraf sesungguhanya, tetapi
merupakan perpanjangan langsung dari otak. Berdasarkan asalnya dibedakan nervus cranial yang
keluar dari hemisferium cerebri lsngsung (prosencephalon) yaitu nervus cranial 1 dan II, keluar dari
mesencephalon yaitu nervi cranial III dan IV, dan keluar dari rombhencephalon yaitu nervus cranial ke V
– XII..
Gambar 1. Diagram tempat keluarnya serabut saraf cranial dari otak pada potongan memanjang
(Monkhouse, 2006)
1. Nervus Olfactorius
Nervus olfaktorius (NC I) berasal dari neuron-neuron bipolar yang terdapat didalam mukosa
hidung, berjalan melalui lamina cribrosa. Setelah bersinapsis di bulbus olfaktorius kemudian berjalan
sebagai traktus olfaktorius yang menuju ke pusat penciuman pertama di pre-piriformis, corpus
amigdaloid dan pusat penciuman kedua yaitu girus parahipokampus (area Brodmann 28). Kedua
area tersebut berfungsi sebagai penerima sensasi penciuman.
Pada tunica mucosa bagian atas rongga hidung, organon olfactus sekaligus merupakan sel
saraf, yang mempunyai akson yang membentuk n. olfactorius. Sel olfactus didukung oleh dua macam
sel yaitu sel basalis dan sel pendukung. Berbeda dengan jalur serabut sensorik lainnya, n. olfactorius
ini merupakan satu-satunya n.cranialis yang tidak melalui thalamus. Dari cortex olfactorius primer
selalu dilkirimkan serabut penghubung keberbagai nuclei di dalam otak, terutama sistem limbik
sehingga penciuman seseorang merupakan sensasi yang tak bisa dipisahkan dari respons emosional
dan sistem saraf otonomnya. Kompenen serabut saraf olfaktorius yaitu serabut visceral aferen special
(SVA).
2. Nervus Opticus
Nervus Opticus (NC II) berawal dari sel batang (rod cells) dan sel kerucut (cone cells)
didalam retina yang kemudian membentuk lapisan sel-sel bipolar, dilanjutkan sebagai stratum
optikum yang mclewati lamina cribosa dan menjadi n. optikus. Nervus optikus berjalan menuju
chiasma optikum dan melanjutkan diri menjadi traktus optikus. Dari traktus optikus, sebagian serabut
saraf menuju ke corpus genikulatum laterale, sebagian lainnya ke regio pretektal dan sebagian lagi ke
coliculus superior, Akson dari sel saraf corpus geniculatum laterale melanjutkan diri untuk membentuk
radiatio optica yang berjalan kebelakang melalui pars retrolenticularis capsula interna dan berakhir
pada cortex visualis (area Brodmann 17), yang terletak pada bibir atas dan medial fissura calcarina
pada dataran medial hemispaherum cerebri. Cortex assosiasi visual (area Bordmann 18 dan 19)
bertanggung jawab terhadap pengenalan objek dan pembeda warna. Nervus opticus hanya memiliki
satu komponen serabut yaitu serabut somato sensorik khusus (SSA).
3. Nervus Oculomotorius
Nervus. oculomotorius (NC III) memiliki dua pusat yaitu nucleus principalis di bagian lateral
yang terletak pada substantia grissea yang mengelilingi aquaeductus cercbri, setinggi colliculus dan
nucleus parasimpaticus asesorius di bagian medial (nukleus Edinger Westphal). Saraf ini memiliki
dua komponen serabut yaitu serabut eferen somatic umum (GSE) dan serabut eferen visceral umum
(GVE).
Nucleus principalis berfungsi mensarafi semua otot bola mata, kecuali m.obliquus superior
(yang disyarafi NC.IV) dan m.rcctus lateralis (yang disyarafi NC.VI). sedangkan nucleus
parasimpathis asesorius mengirimkan serabut visceral eferen preganglioner (jalan bersama-sama
serabut eferen dari nucleus oculomotorius principalis) menuju keotot-otot bola yang disarafinya.
Sebelum dia mencapai otot bola mata dia akan bersinapsis lebih dulu pada ganglion ciliare, untuk
memberikan Serabut eferen postganglioner yang jalan dalam n.ciliaris brevis untuk mensarafi
m.constrictor pupillae dari iris dan m.ciliaris.
Gambar 4. Komponen otonom nervus oculomotorius yang mengatur pupil (Monkhouse, 2006)
4. Nervus Trochlearis
Nervus trochlearis (NC IV) berpusat pada inti yang terletak dibawah nukleus okulomotorius
dan aquaductus mesencephali yang berfungsi hanya satu yaitu mengirimkan serabut eferen somatik
umum (GSE) yang mempersarafi m.obliqus superior.
5. Nervus Trigeminus
Nervus trigeminus (NC V) merupakan saraf cranial yang terbesar dan terdiri dari 2 bagian
yaitu porsio mayor yang berisi komponen sensorik dan porsio minor yang berisi komponen motorik.
Pada distribusinya ke perifer saraf ini bercabang menjadi tiga yaitu n. optalmicus, n. maxsillaris, dan
n. mandibularis.
Serabut nervus trigeminus mempunyai dua komponen fungsional yaitu serabut aferen
somatik umum (GSA) yang berfungsi untuk menghantarkan impuls-impuls sensorik rasa panas, nyeri
dan raba dari daerah wajah dan duramater (extereseptif) dan sikap & kescimbangan badan
(proprioseptif) dan serabut eferen visceralis khusus (SVE) yang berfungsi secara khusus mensarafi
motorik sadar otot-otot yang berasal dari arcus branchialis yaitu semua otot pengunyah, m. tensor
tympani, m. tensor veli palatine, m. mylohyoideus, dan venter anterior m.digastricus.
Lesi serabut motoris n. cranialis. V mengakibatkan kelumpuhan otot mastikasi secara
ipsilateral. Apabila rahang membuka, rahang akan menyimpang ipsilateral (ke arah lesi).
6. Nervus Abducens
Serabut nervus abducen (NC VI) memiliki satu komponen saja yaitu serabut aferen somatik
umum (GSE) yang mempersarafi m. rektus lateralis.
Gambar 10. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus abducens (Monkhouse, 2006)
7. Nervus Fascialis
Nervus fascialis (NC VII) menginnervasi otot-otot ekspresi wajah meliputi m. orbicularis oculi
(kelopak mata), m. stapedius, m. stylohyoid, dan caput posterior m. digastric. nucleus motoris VII di
dalam bulbus memiliki akson yang menginnervasi otot separoh atas bagian muka secara bilateral
dan sebagian aksonnya mengiinnervasi otot-otot separoh muka bagian bawah secara menyilang
(kontralateral). Dengan demikian apabila terjadi cidera (lesi) n. facialis mengakibatkan terjadinya
atropi otot-otot ekspresi wajah ipsilateral terhadap lesi tersebut yang ditandai dengan tidak bisa
menutupnya palpebra (kelopak mata) akibat atropi m. orbicularis oculi. mulut perot ke sisi ipsilateral.
Atrofi m. stapedius mengakibatkan hiperakusis, yaitu meningkatnya kepekaan terhadap bunyi.
adanya lesi mengenai tractus corticobulbaris saat masuk ke nucleus motoris VII mengakibatkan
kelemahan (tanpa atrofi) otot-otot expresi muka yang lebih rendah pada sisi kontralateral, namun kita
masih dapat mengerutkan dahi karena mendapat inervasi bilateral!
Gambar 11. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus facialis (Monkhouse, 2006)
Gambar 12. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus acusticus (Monkhouse, 2006)
Gambar 13. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus vestibularis (Monkhouse, 2006)
9. Nervus Glossopharingeus
Serbut nervus glossopharingeus (NC IX) mempunyai komponen fungsionil berupa serabut-
serabut
1. Aferen-somatik umum (GSA), menghantarkan impuls nyeri dan temperatur dari lidah 1/3
belakang, telinga, farings dan sinus karotikus
2. Aferen-viseralis khusus (SVA), menghantarkan impuls ke reseptor pengecap lidah 1/3
belakang.
3. Eferen-viseralis khusus (SVE), Berasal dari Nukleus Ambigus untuk mempersarafi otot
stilofaringeus.
4. Eferen-somatik umum (GSE), Bersifat parasimpatis dan berasal dari Nukleus Salivatorius
inferior untuk mempersarafi kelenjar parotis.
Gangguan saraf ke IX akan menyebabkan penurunan perasaan lidah bagian 1/3 belakang,
tonsil dan refleks tarings.Nervus glossopharyngeus dan n.vagus sama-sama berfungsi membantu
pengaturan tekanan darah.
Gambar 15. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus vagus (Monkhouse, 2006)
Gambar 16. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus accessorius (Monkhouse, 2006)
Gangguan pada saraf ini akan menyebabkan kumpulan otot sternokleidomastoideus dan
Trapezius sehingga bahu tak bisa diangkat. Kelumpuhan n. asesorius dapat terjadi akibat trauma
pada foramen jugulare atau foramen magnum. Tanda kelumpuhan saraf ini juga nampak pada jari-jari
yang lebih panjang pada sisi homo-lateral dibandingkan sisi yang sehat.
Gambar 17. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus hippoglossus (Monkhouse, 2006)
Axonnya pergi ke neuron pada comu posterius substantia gnissea medulla spinalis.
Dendritnya datang dari :
• Kulit : Receptor sakit, panas, sentuhan, tekanan, seksual (eksteroseptif)
Serabut sarafnya betjalan dalam cabang-cabang n.spinalis
• Otot seran lintang : Muscle spindle (proprioseptif)
Serabut sarafnya jalan dalam cabang-cabang N.spinalis
• Tulang : receptor sakit
• Sendi : receptor proprioseptif
• Tendo / aponeurosis / ligamentum : receptor proprioseptif
Fungsi : Membawa perintah somatomotorik ke pusat
PUSAT : Neuron yang terletak pada comu antenius substantia grissea medulla spinalis
JALAN : Dalam radix anterior n.spm*alis untuk kemudian bergabung dengan radix posterior
membentuk n.spinalis. Selanjutnya dia keluar dari foramen intervertebrale dan bercabang
menjadi:
Dendritnya datang dari receptor dalaman rongga badan dan tunica intima pembuluh darah. Yang
datang dari permukaan badan akan berjalan dalam N. spinalis untuk berakhir pada ganglion N.
spinalis. Yang datang dari dalaman badan akan berjalan menuju ganglion postganglioner tanpa
berganti neuron. Kernudian keganglion preganglioner tanpa berganti neuron jalan dalam. ramus
communicans albus memasuki N.spinalis untuk berakhir pada ganglion N.spinalis.
Axonnya memasuki cornu posterius tanpa berganti meuron untuk berakhir pacla cornu laterale
medulla spinalis.
JALAN : Axon dan neuron sympathis yang terletak pacla cornu laterale medulla spinalis
meninggalkan n.spinalis sebelum nervus tsb. memasuki foramen intervertebrale, untuk kemudian
berjalan didalam ramus communicans albus sebagai Serabut saraf eferen preganglioner menuju
ganglioner postganglioner. Setelah berganti neuron pacla Ganglion post-ganglioner kini dia disebut
sebagai serabut saraf eferen postgaglioner untuk pergi kedua tempat :
Ke efector dalaman tengkoraklleher/dada/perut/pangguI
Jalan dalam ramus comunicans griseus untuk kembali bergabung dengan N. spinalis
dan jalan mengikuti cabang-cabang n.spinalis untuk mensarafi:
o Otot polos vasa dipermukaan tubuh
o Otot polos kelenjar eksokrin: glandula sebacea clan gld. sudorifera
Antara susunan saraf pusat dengan efektor visceralis terdapat 2 mata rantai neuron:
1. Neuron preganglioner:
Letak : Didalam susunan saraf pusat.
2. Neuron postganglioner:
Letak : Dituar susunan saraf pusat
NEURON SYMIPATHIS
1. PUSAT: pada cornu laterale segmen medulla spinalis C8 -Th 1 s/dTh 12, LI-2-3
2. Ganglion paravertebrale:
Axon dari pusat sympathis akan memasuld ganglion ini clan dapat terjadi 4 kemunglcinan
Berganti neuron dan axonnya memasuki ramus communicans griseus untuk memasuki N.
spinalis dan berjalan dalam cabang-cabangnya dan berakhir pada efektor sympathis
Tanpa berganti neuron naik keatas dalam truncus sympathicus baru berakhir pada ganglion
paravertibrale C8. Axonnya kemudian mengikuti pembuluh Nadi yang menuju kepala dan
otak.
Tanpa berganti neuron turun kebawah dalam truncus sympathicus. Berakhir pada ganglion
paravertebrale L4 s/d Co (coccigealis). Axonnya mengtkuti N. spinalis yang sesuai.
Tanpa berganti neuron menuju dalaman rongga badan untuk berakhir pada ganglion
prevertebrale. Axonnya kemudian jalan ke efektor sympathis
3. Ganglion prevertebrale
Letak didepan corpus vertebrale. Tempat terjadinya pergantian neuron pergi ke efektor sympathis
dan axonnya.
Fungsi :
Serabut eferen visceralis umum sympathis
Membawa perintah motorik sympatis dan cornu lateral via ganglia para vertebrale atau
prevertebrale ke:
- Kelenjar
- Otot polos
- Organ viscera
Serabut eferen visceralls unium Parasympathis:
Membawa perintah motonk parasympatik dan cornu lateral S2 - S3 - S4 via ganglia intramural ke:
- Organ viscera
- Otot polos
CABANG-CABANG N. SPINALIS:
PEMBENTUK N. SPINALIS:
a. Radix dorsalis
Memasuki medulla spinalis pada sulcus dorsolateralis
Mengandung : ganglion spinale
Bergabung dengan radix ventralis dalam foramen intervertebrale dan
selanjutnya membentuk N.spinalis
Kandungan : - serabut aferen somatik umum
- serabut aferen visceralis umum
b. Ganglion spinale
Letak : dalam radix dorsalis pada tepi dalam, dari foramen intervertebrale
Kandungan : pusat dari serabut aferen somatik umum dan serabut aferen visceralis umum
Bentuk : pseudounipoler, dimana axon dan dendrit muncul pada titik yang berdekatan
c. Radix ventralis
Keluar dari medulla spinalis pada sulcus ventrolateralis
Kandungan : - serabut eferen somatik
- serabut eferen visceralis umum
Bergabung dengan radix dorsalis dalam foramen intervertebrale dan selanjutnya membentuk
N.spinalis.
PERSYARAFAN N. SPINALIS
2. Myotoma:
Terdin dari otot-otot yang disyarafi oleh serabut saraf yang berasal dan satu N. Spinalis
3. Sclerotoma:
Terdin dan tulang dan ligamentum yang disarafi oleh serabut saraf yang berasal dan Satu
N.spinalis
1. SISTEM SYMPATHIS
3. Tidak berganti neuron tapi langsung turun ke bawah dalam truncus sympathicus. Dia
akan berganti neuron pada ganglion paravertebrale didaerah lumbal atau sacral dan
akan memberikan serabut eferen postganglioner untuk kemudian mensyarafi alat-alat
yang sesuai.
4. Tidak berganti neuron dan terus keganglion preganglioner yang terletak dekat alat
yang akan disyarafinya. Pada ganglion tersebut dia berganti neuron dan memberikan
serabut eferen post-ganglioner untuk pergi kealat dalam yang sesuai.
2. SISTEM PARASYMPATHIS
SISTEM NEUROMUSCULOSKELETAL
Neuron yang mempersarafi otot rangka termasuk kategori general somatic efferent (GSE).
PUSAT : Neuron yang terletak pada comu antenius substantia grissea medulla spinalis
JALAN : Dalam radix anterior n.spinalis untuk kemudian bergabung dengan radix posterior
membentuk n.spinalis. Selanjutnya dia keluar dari foramen intervertebrale dan bercabang
menjadi:
• ramus posterius, pergi kebagian belakang tubuh
• ramus anterius, sebagian membentuk plexus:
Plexus cervicalis
Plexus brachialis
Plexus lumbosacralis
Dia berakhir pada otot sadar yang dikenal sebagai: MOTOR END PLATE
Tract Rubrospinal
Merupakan rute alternatif untuk mediasi gerakan disadari.
Berasal dari nucleus rubra melintang ke sisi lain dari midbrain (otak tengah)
menurun di bagian lateral dari tegmentum mesencephali (batang otak) bergerak
melalui funiculus lateral dari medulla spinalis di kelompoknya dengan tractus corticospinalis
lateral.
Tractus ini kecil dan mengalami rudimenter pada manusia.
Tractus Vestibulospinalis
Tractus Vestibulospinalis Lateral
Muncul dalam nucleus vestibularis lateral dan memproyeksikan ke semua lapisan
ipsilateral medulla spinalis.
Terletak di bagian ventral dari funiculus lateral.
Merupakan rute utama yang dengannya system vestibularis menghasilkan adaptasi
perubahan postural posisi tubuh miring dan selama gerakan.
Saraf yang menuju ke membrum superius akan membentuk plexus brachialis. Nervus yang masuk
mengikuti a. axillaris ke dalam fossa axillaris ialah nervus yang membentuk plexus brachialis pars
infraclavicularis.
Plexus brachialis pars infraclaviculasis dibagi dalam :
1. Fasciculus lateralis di sebelah lateral. Di sebelah caudal m. pectoralis minor ia bercabang
menjadi :
- n. musculocutaneus, ke laterodistal menembus m. coracobrachialis.
- nn. cutanei brachii mediales. Dipercabangkan pada puncak fossa axillaris, ke caudal,
menembus fasciae axillaris dan pergi ke kulit lengan atas di sebelah medial.
- n. cutaneus antebrachii medialis. Setelah dipercabangkan pergi ke distal di sebelah medial a.
axillaris.
- n. ulnaris. Setelah dipercabangkan pergi ke distal di sebelah medial a. axillaris, di dorsal n.
cutaneus antebrachii medialis.
2. Fasciculus medialis di sebelah medial. Bergabung dengan fasciculus lateralis di sebelah caudal
m. pectoralis minor membentuk :
- n. medianus. Melanjutkan diri ke distal di sebelah ulnar a. brachialis, kemudian di sebelah ulnar
a. ulnaris.
3. Fasciculus posterior di sebelah dorsal a. axillaris mempercabangkan :
a. n. axillaris setelah dipercabangkan meninggalkan fossa axillaris melalui fissura axillaris
lateral bersama dengan a. circumflexa humeri posterior datang di sebelah dorsal dan
memberi cabang-cabang :
- r. articularis untuk articulatio humeri
- rr. musculares untuk m. deltoideus dan m. teres minor.
- n. cutaneus brachii lateralis.
b. n. radialis. Pergi ke distal di sebelah dorsal a. brachialis. Dari caput longum m. tricipitis brachii
untuk kemudian mengikuti a. profunda brachii sebelah dorsal ke distal masuk ke dalam
sulcus spiralis. Tepat setelah meninggalkan fossa axillaris n. radialis mempercabangkan :
- n. cutaneus brachiiposterior, yang berjalan di sebelah ventral caput longum m. tricipitis
brachii ke mediodistal, melingkunginya di sebelah medial sehingga datang di sebelah
dorsal kemudian menembus fasciae dan pergi ke kulit lengan atas sebelah dorsal.
- r. muscularis capitis longi, menginervasi caput longum m. tricipitis brachii
- r. collateralis ulnaris capitis medialis, menginervasi caput mediale m. tricipitis brachii.
- r. muscularis ke caput laterale m. tricipitis brachii dan m. Anconeus
Kecuali cabang-cabang plexus brachialis pars infraclavicularis tersebut di atas terdapat juga saraf
sebagai cabang-cabang plexus brachialis pars supraclavicularis, yaitu :
- n. thoracalis anterior
- n. subscapularis (C5 – C7), ke m. subscapularis
- n. thoracodorsalis
- n. thoracalis longus
D. N. Radialis
Saraf ini setelah menembus septum intermusculare laterale berjalan ke distal volar antara m.
brachialis di satu pihak dan m. bicepsbrachii di lain pihak. Selanjutnya trdapat di sebelah volar m.
supinator dan sebelum bercabang mejadi : r. superficialis dan r. profundus, memberi cabang rr.
Musculares untuk :
- m. brachioradialis
- m. extensor carpi radialis longus
- m. extensor carpi radialis brevis.
Ramus superficialis, melajutkan diri ke distal di sebelah volar m. supinator dan di ulnar m.
brachioradialis.
Pada regio palmar, ia melanjutkan diri ke distal di luar fascia dorsales manus di sebelah dorsal
bercabang menjadi nn. digitales dorsales, yang bersifat sensibel ke distal :
- pada tepi radial jari pertama
- pada tepi ulnar jari pertama
- pada tepi ulnar jari kedua
- pada tepi radial jari kedua
- pada tepi radial jari ketiga
E. N. Ulnaris
Saraf ini mengikuti a. collateralis ulnaris superior terus ke distal dan datang di dalam sulcus n. ulnaris
Sulcus nervi ulnaris ialah sulcus antara olecranon ulnae dan epicondylus medialis
humeri
Setelah berjalan di dalam sulcus n. ulnaris, ia berjalan antara caput humerale dan ulnare m. flexor
carpi ulnaris dan datang di sebelah volar m. flexor digitorum profundus untuk kemudian
menggabungkan diri dengan a. ulnaris.
Pada pertengahan lengan bawah ia bercabang menjadi :
- r. volaris manus, berjalan mengikuti a. ulnaris ke distal.
- r. dorsalis manus, pergi ke dorsal antara ulna dan m. flexor carpi ulnaris.
N. ulnaris mempercabangkan :
- rr. musculare untuk :
- m. flexor carpi ulnaris
- m. flexor digitorum profundus untuk jari ke 3 s/d 5
- r. articularis ke articulatio cubiti
- r. cutaneus palmaris, dipercabangkan proximal regio volaris manus dan menembus fascia ke kulit
volar manus.
R. palmaris n. ulnaris, melanjutkan diri ke distal datang di sebelah radial os pisiforme dan bercabang
menjadi r. superficialis dan r. profundus setelah memberi cabang : r. muscularis untuk m. adductor gigiti
quinti.
R. superficialis r. palmaris n. ulnaris, ke distal di lateral dari hamulus ossis hamati mempercabangkan
- n. digitalis palmaris, ke distal dan datang pada tepi ulnar jari ke 5
- n. digitalis palmaris communis, ke distal menyilangi tendo m. flexoris digitorum superficialis di
sebelah volar dan bercabang menjadi dua n. digitalis palmaris propius yang masing-masing
berjalan :
- pada tepi ulnar jari ke 4
- pada tepi radial jari ke 5
R. anastomiticus n. mediani, ke radial distal di volar dari tendines m. flexoris digitorum superficialis
jari-jari ke 5 dan ke 4 dan berhubungan dengan n. digitalis palmaris communis tertius n. mediani.
R. profundus r. palmaris n. ulnaris, menembus ligamenta. Carpi transversum di sebelah ulnar
hamulus ossis hamati, antara m. opponens digiti minimi dan m. flexor digiti minimi brevis, mengikuti r.
palmaris profundus a. ulnaris. Saraf ini memberi cabang :
F. N. Medianus
Saraf ini berjalan ke distal di antara caput humerale dan caput ulnare m. pronator teres, melewati
sebelah dorsal arcus tendineus m. flexoris digitorum superficialis mengikuti di sebelah volar a.
mediana ke distal.
N. medianus mempercabangkan :
- n. interosseus, mengikuti sebelah radial a. interossea volaris
- rr. musculares untuk :
- m. flexor policis longus
- m. flexor digitorum profundus, untuk jari 2 s/d 4
- m. pronator quadratus
- m. pronator teres
- m. flexor carpi radialis
- m. flexor digitorum superficialis.
- r. cutaneus palmaris, dipercabangkan proximal regio volaris manus setelah menembus fascia
pergi ke kulit volar manus.
N. medianus melanjutkan diri ke distal masuk ke dalam canalis carpi, kemudian mempercabangkan 3
nervus digitalis palmaris communis :
a. N. digitalis palmaris communis primus, memberi cabang :
- r. sesibilis sebagai n. digitalis volaris prpius ke distal :
- pada tepi ulnar jari pertama
- pada tepi radial jari ke kedua
- rr. musculares untuk :
- m. abductor policis brevis
- m. flexor policis breviscaput superficiale
- m. opponens policis
- m. lumbricales primus.
b. N. digitalis palmaris communis secundus, memberi cabang :
- r. sensibilis sebagai n. digitalis palmasir propius ke distal :
- pada tepi ulnar jari ke III
- pada tepi radial jari ke III
- rr. musculares untuk :
- m. lumbricales secundus dan kadang-kadang untuk
- m. lumbricales tertius.
c. N. digitalis palmaris communis tertius, memberi cabang :
- r. sensibilis sebagai n. digitalis palmaris propius ke distal :
- pada tepi ulnar jari ke III
- pada tepi radial jari ke IV
Bila n. medianus lumpuh, m. pronatores dan m. flexores lumpuh, kecuali m. flexor carpi ulnaris, m.
flexor digitorum profundus untuk jari ke 3 s/d 5, caput profundus m. flexor policis brevis dan m. flexor
digiti quinti. Oleh karena otot-otot antagonisnya masih mempunyai tonus, lengan bawah di supinasi
dan jari I dan II tidak dapat diflexikan. Pada waktu flexi jari-jari hanya jari 3 s/d 5 dapat flexi.
Keadaan demikian disebut tangan pendeta (Preacher’s hand)
Pada regio glutea, regio coxae et regio trochanterica terdapat beberapa saraf utama yaitu :
a. N. gluteus superior, ialah cabang plexus sacralis keluar dari pelvis melalui foramen suprapiriforme di
lateral a. glutea superior, ke lateral ventral di antara m. gluteus medius dan gluteus minimus dan
menjadi rr. Musculares untuk :
-m. gluteus medius
-m. gluteus minimus
-m. tensor fasciae latae
b. N. gluteus inferior, ialah cabang dari plexus sacralis keluar dari pelvis melalui foramen infrapiriforme
bersama a. glutea inferior dan sebagai r. muscularis ke m. gluteus maximus.
c. N. cutaneus femoris posterior, ialah cabang dari plexus sacralis keluar dari pelvis melalui foramen
infrapiriforme ke distal di dorsal m. rotator triceps dan m. quadratus femoris di lateral tuber
ischiadicum. Ia memberi rr. Cutanei sebagai :
-rr. clunium inferiores, melingkungi tepi caudal m. gluteus maximus ke kulit di regio glutealis
-rr. perinealis, ke kulit regio perinealis.
d. N. ischiadicus, ialah cabang dari plexus sacralis meninggalkan pelvis melalui foramen
infrapiriforme, ke distal, di dorsal m. rotator triceps, m. quadratus femoris antara tuber ischiadicum
dan trochanter major.
Nervus ini melanjutkan diri ke distal menyilangi di sebelah ventral caput longum m. bicipitis femoris
bercabang menjadi :
- n. tibialis, bagian yang akan menjadi saraf ini memberi rr. Muscularis untuk :
- m. semimembranosus
- m. semitendinosus
- m. adductor magnus
- caput longum m. tibialis femoris
b. N. lumboinguinalis, cabang dari n. genitofemoralis yang cabang dari plexus lumbalis. Ia ikut
dengan a. femoralis keluar dari lacuna vasorum ke distal medial dan menembus fasciae fibrosa
ke kulit pahabagian medial proximal.
c. N. obturatorius, cabang plexus lumbalis meninggalkan pelvis melalui canalisobturatorius dan
bercabang menjadi r. anterior dan r. posterior.
R. anterior memberikan rr. Muscularis untuk :
-m. pectineus
-m. adductor brevis
-m. adductor longus
-m. gracilis
N. tibialis setelah meninggalkan regio cruris posterior sebelum masuk di antara dua lembar
ligamentum laciniatum bercabang menjadi :
a. N. plantaris medialis, mengikuti a. plantaris medialis sampai ia menyilang di sebelah plantar
tendo m. flexoris halucis longi, memberi cabang ke distal di antara m. abductor hallucis dan m.
flexor halucis brevis kemudian mempercabangkan :
n. digitales plantaris propius, saraf ini yang pertama memberi r. musculares untuk caput
mediale m. flexoris hallucis brevis.
nn. digitalis plantaris propii
nn. digitalis plantaris communis, saraf ini yang pertama memberi r. muscularis untuk m.
lumbricalis primus.
c. N. peroneus communis, mengikuti tepi medial caput caput longum m. bicipitis femoris sampai di
sebelah dorsal collum fibulae. Setinggi a. gunus superior lateralis dipercabangkan :
- n. cutaneus surae lateralis, ke distal di dorsal dari caput laterale m. gastrocnemii menembus
lamina superficialis fasciae cruris posterioris di atas pertengahan tungkai bawah dan bersatu
dengan n. cutaneus surae medialis. Kedua nn. Cutanei membentuk bersama n. suralis, yang
pergi ke kulit tungkai bawah sebelah dorsal.
- rr. articulares, ke articulatio tibiofibularis.
Pada regio cruris anterior, n. peroneus communis, setelah datang di sebelah dorsal dari collum
fibulae kemudian ke lateral dan berjalan di antara origo m. peroneus longus pada capitulum fibulae
dan corpus fibulae ke ventral, dan bercabang menjadi :
r. superficialis, berjalan ke distal ventral diantara m. peroneus longus dan m. peroneus brevis.
Memberi cabang-cabang :
- rr. musculares ke m. peroneus longus dan m. peroneus brevis
- n. cutaneus dorsalis pedis intermedius
- n. cutaneus dorsalis pedis medialis
kedua nn. Cutanei keluar dari antara m. peroneus longus dan m. peroneus brevis dan pergi ke distal
ventral.
r. profundus, ke ventral menembus septum intermusculare anterius dan m. extensor digitorum
longus, kemudian mengikuti a. tibialis anterior ke distal. Ia memberi cabang-cabang
- rr. muscularis ke
- m. extensor digitorum longus
- m. tibialis anterior
- m. extensor hallucis longus
r. articularis, ke articulatio talocruralis.
Saraf di dalam regio dorsalis pedis dan regiones dorsalis digitorum pedis ialah :
r. profundus n. peronei, megikuti a. tibialis anterior, a. dorsalis pedis dan a. metatarsea dorsalis I.
Di antara pangkal jari I dan II ia bercabang menjadi :
- nn. digitales dorsales, ke distal di tepi lateral jari I dan tepi medial jari II
Bila n. peroneus communis lumpuh, mm. Peronei, mm. Extensores dan m. tibialis
anterior lumpuh, sehingga kaki tidak dapat di pronasi dan di extensi (dorsal flexi). Bila
berjalan kaki harus diangkat lebih tinggi.