Anda di halaman 1dari 238

Versi/Revisi : 1/4

Tanggal Berlaku : 26 Oktober 2015


Kode Dokumen : BP-P-BSSDM-3.13.

UNIVERSITAS
ISLAM
INDONESIA
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS
KEDOKTERAN

Buku Panduan Praktikum


BLOK SISTEM SARAF DAN
MUSKULOSKELETAL 1.2 (KBK 2011)

oleh :
TIM BLOK SISTEM SARAF
DAN MUSKULOSKELETAL 1.2 (KBK 2011)

SEMESTER I
TAHUN AKADEMIK 2015-2016

YOGYAKARTA
2015
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Edisi Pertama, Cetakan I, Oktober 2011


Edisi Pertama, Cetakan II, November 2012
Edisi Pertama, Cetakan III, November 2013
Edisi Pertama, Cetakan IV, November 2014
Edisi Pertama, Cetakan V, Oktober 2015

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia


Jl. Kaliurang Km 14,5 Yogyakarta 55584
Telp. (0274) 896448
Fax. (0274) 896448
http://www.uii.ac.id

Dicetak : Oktober 2015

Hak Cipta 1© 2011 pada FK-UII dilindungi undang-undang

Program Studi Pendidikan Dokter


[ ii ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT dengan ucapan alhamdulillah wa syukurillah karena
atas rahmat dan inayah-Nya maka buku panduan praktikum ini dapat diselesaikan dengan baik.

Buku panduan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum.
Kegiatan praktikum merupakan kegiatan penunjang dalam blok yang bertujuan agar mahasiswa
semakin mendalami materi yang telah dipelajari melalui kuliah atau diskusi tutorial, di samping
melatih keterampilan praktikum di laboratorium.

Kegiatan praktikum yang mendukung Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011) adalah
praktikum Histologi, Fisiologi dan Anatomi.

Semua kegiatan praktikum harus diikuti oleh mahasiswa sebaik-baiknya agar betul-betul menguasai
materi yang diberikan dan memperoleh tanda ’lulus’ dari tiap-tiap departemen penyelenggara. ’Tanda
lulus’ tersebut secara administratif merupakan syarat mengikuti ujian akhir blok. Adapun syarat
memperoleh tanda lulus tersebut akan dijelaskan secara rinci oleh masing-masing departemen
penyelenggara.

Selamat mempelajari buku panduan ini, semoga bermanfaat. Saran dan kritik yang membangun kami
harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.

.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, Oktober 2015

Penyusun

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ iii ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

VISI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Terwujudnya FK UII sebagai rahmatan lil 'alamin, memiliki komitmen


pada kesempurnaan (keunggulan), risalah Islamiyah di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian
pada masyarakat dan dakwah, setingkat dengan Fakultas Kedokteran
yang berkualitas di negara-negara maju

MISI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

FK UII sebagai Fakultas Kedokteran yang bermutu menghasilkan lulusan


yang bermanfaat bagi masyarakat, menguasai ilmu ke-Islaman dan mampu menerapkan nilai-nilai
Islami serta berdaya saing tinggi, memiliki keunggulan dalam keislaman, keilmuan, kepemimpinan,
keahlian, kemandirian dan profesionalisme

VISI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Terwujudnya Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran


Universitas Islam Indonesia sebagai rahmatan lil 'alamin, memiliki komitmen
pada kesempurnaan (keunggulan), risalah Islamiyah di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian
pada masyarakat dan dakwah, setingkat dengan Program Studi
Pendidikan Dokter yang berkualitas di negara-negara maju pada tahun 2021

MISI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia sebagai program
studi yang menghasilkan dokter yang bermanfaat bagi masyarakat, mampu menerapkan nilai-nilai
Islami serta berdaya saing tinggi,
memiliki keunggulan dalam keislaman, keilmuan, kepemimpinan, keahlian,
kemandirian dan profesionalisme

Program Studi Pendidikan Dokter


[ iv ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul --------------------------------------------------------------- i


Kata Pengantar -----------------------------------------------------------------iii
Daftar Isi --------------------------------------------------------------------------v
Tim Blok --------------------------------------------------------------------------vi
Praktikum Histologi ------------------------------------------------------------1
Praktikum Fisiologi -------------------------------------------------------------15
Praktikum Anatomi -------------------------------------------------------------19

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [v]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

TIM BLOK SISTEM SARAF DAN MUSKULOSKELETAL 1.2 (KBK 2011)


TAHUN AKADEMIK 2015-2016

Penanggung jawab : Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Ketua : dr. Zainuri Sabta Nugraha, M.Sc


Anggota : 1. dr. Kuswati, M.Sc
2. dr. Ety Sari Hanadayani, M.Kes
3. dr. Dwi Nur Ahsani, M.Sc
4. dr. Rokhima Lusiantari
5. dr. Agus Taufiqurrahman, M.Kes., Sp.S

Program Studi Pendidikan Dokter


[ vi ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

PRAKTIKUM
HISTOLOGI

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [1]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

PRAKTIKUM KE-1

JARINGAN IKAT KHUSUS


TEXTUS OSSEUS (JARINGAN TULANG)

Tulang tersusun dari sel, serabut, dan matrik. Tetapi jaringan ini lebih kuat daripada kartilago karena
matriks mengandung kalsium anorganik dan garam fosfat sehingga keras dan dapat menopang
tubuh. Jaringan tulang memiliki kanalikuli yang menembus matriks untuk menyalurkan nutrisi dan
oksigen ke osteosit.

1. Osteogenesis intramembranosa
Pembentukan tulang misalnya pada kepala embrio (Gambar 1.). Tampak Os membranaceum
mirip pulau, berwarna kemerah-merahan dengan matriks yang disebut osteoid. Sel osteoblas
berderet-deret di permukaan ‘pulau’. Sel osteosit terletak di pusat pulau. Sel osteoklas
merupakan sel raksasa, berinti banyak, terletak pada lekukan jaringan tulang yang disebut
lacuna Howship.

Gambar 1. Osteogenesis
intramembranosa
(pewarnaan HE)
1.osteosit dalam lakuna
2.matriks
3.osteoblas
2. Osteogenesis cartilaginea/ Pembentukan tulang pada kartilago
Pembentukan tulang pada kartilago epifisis ke arah diafisis berturut-turut :
- Zona reservata, penuh sel kondrosit yang bersifat embrional.
- Zona proliferativa, sel kondrosit teratur rapi, berjajar membujur sejajar permukaan.
- Zona hipertrofika, sel kondrosit besar, mengalami hipertrofi
- Zona resorbens, matrik yang telah mengapur mengalami resorbsi di sana-sini, sehingga
dapat terlihat kartilago kalsifikata, cavitas kartilago (rongga yang dibatasi balok-balok akibat
resorbsi), trabekula kartilago (merupakan balok-balok pembatas rongga makin ke arah
diafisis, sel-sel mengalami atrofi).
- Zona osifikasi, merupakan daerah penulangan (Gambar 2 dan 3).

Program Studi Pendidikan Dokter


[2] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Gambar 2. Osteogenesis
cartilagenea
(pewarnaan HE)
1. zona proliferata
2. zona hipertrofika

Gambar 3. Osteogenesis
cartilagenea
(pewarnaan HE)
1.zona osifikasi
3. Penampang melintang tulang untuk melihat lamela ossea.
Pada gambar 4. Organ yang dipakai adalah os kompaktum tulang panjang dan dibuat sediaan
gosok. Tampak Osteonum, tersusun oleh:
- Lamela osteoni dengan lakuna ossea
- Kanalis sentralis
- Kanalis perforans, terpotong kecil-kecil dengan arah tegak lurus kanalis sentralis
- Kanaliculi ossei, merupakan saluran-saluran keluar dari lacuna ossea.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [3]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

1
2

Gambar 4. Penampang melintang


tulang
(sediaan gosok)
1.kanalis perforans
2.lakuna ossea
3.kanalis sentralis
4.lamella ossea

4. Penampang membujur tulang untuk melihat lakuna ossea dan kanalikulus ossea
Pada gambar 5. Organ yang dipakai adalah os kompaktum tulang panjang dan dibuat sediaan
gosok. Tampak Osteonum, tersusun oleh:
- Lamela osteoni merupakan kedudukan deretan lakuna ossei
- Kanalis sentralis teriris membujur
- Kanalis perforans teriris pendek-pendek.
- Beberapa kanalis perforans berhubungan dengan kanalis sentralis

1
2

Gambar 5. Penampang membujur


tulang
(sediaan gosok)
1. kanalis sentralis
2. lakuna ossea
3. kanalis perforans

5. Penampang melintang tulang untuk melihat osteonum dan osteosit


Pada gambar 6. organ yang dipakai adalah os kompaktum tulang panjang dan diwarnai
hematoksilin-eosin setelah didekalsifikasi. Tampak osteonum, tersusun oleh :
- Lamella kurang nyata
- Osteosit dalam lakuna ossea, kadang tampak terpotong intinya
- Kanalis sentralis dan kanalis perforans

Program Studi Pendidikan Dokter


[4] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

TEXTUS CARTILAGINEUS (JARINGAN KARTILAGO)


Gambar 6. Penanmpang
1. Kartilago embrional melintang tulang
Pada gambar 7, Preparat berasal dari organ embrio. Sel(pewarnaan
kondrosit berbentuk
HE) fusiformis (seperti
kumparan), tersebar dalam matrik yang homogen. Kartilago dibungkus
1.lakuna ossea oleh lapisan jaringan
ikat fibrous disebut perikondrium. 2.kanalis sentralis

2
3

Gambar 7. Kartilago embional


(pewarnaan HE)
1.kondrosit (titik-titik merah)
2.matriks
3.perikondrium

2. Cartilago hialin
Pada gambar 8., Organ bardipakai adalah trakea. Perhatikan :
- Perikondrium terdiri atas:
 Stratum fibrosum di luar, berserabut banyak.
 Stratum kondrogenikum atau stratum selulare, di sebelah dalam, mengandung
banyak sel.
- Sel kondrosit Gambar.3.7. Kartilago
embional
 Di pusat, sel berbentuk bundar atau ovoid. Seringkali dua
(pewarnaan sel atau lebih berkelompok,
HE)
membentuk agregasio selularis. 1.kondrosit (titik-titik meah)
 Di bagian permukaan, sel lebih pipih, dengan sumbu panjang sejajar dengan
2.matriks
3.perikondrium
permukaan, terletak di dalam lakuna kartilaginea.
- Matrik kartilaginea dapat dibedakan:
 Substantia fundamentalis kartilagenia (substantia dasar)
 Matrik teritorialis selularis tampak berwarna lebih gelap, mengitari lakuna kartilagenia
 Matrik interitorialis, diantara lakuna.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [5]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

2
3
4
5

Gambar 8. Kartilago hialin


(pewarnaan HE)
1.kondrosit dalam lacuna
2.inti sel kartilago
3.matrik
4.stratum kondrogenikum
5.stratum fibrosum

3. Kartilago elastika
Pada gambar 9, preparat berasal dari organ daun telinga, dengan pewarnaan hematoksilin
(verhoeff). Perhatikan susunan kartilago ini mirip dengan kartilago hialin, dengan perbedaaan,
bahwa kartilago elastika mengandung serabut elastis di dalam matrik. Serabut tersebut pada
teknik ini berwarna ungu kehitam-hitaman, sedangkan matrik dan serabut kolagen berwarna
merah.

Gambar 9. Kartilago elastika


(pewarnaan Hematosilin verhoeff)
1.kondrosit dalam lakuna
2.serabut elastis
3.perikondrium

Program Studi Pendidikan Dokter


[6] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Gambar 10. Kartilago fibrosa


(pewarnaan HE)
1.kondrosit dalam lacuna
2.serabut kolagen

4. Kartilago fibrosa/ kartilago kolagenosa


Pada Gambar 10. Organ yang dipakai adalah discus intervertebralis, dengan pewarnaan HE.
Matrik mengandung serabut kolagen kasar berlapis-lapis, arah serabut kolagen pada lapisan
lain, sehingga pada irisan sediaan membentuk gambaran seperti bulu ayam. Sel kondrosit
tampak terletak di dalam lakuna, tersebar diantara serabut kolagen. Kartilago jenis ini tidak
memiliki perikondrium.

Ringkasan

Kartilago Perichondrium Serabut Lokasi


Kartilago ada serabut kolagen sedikit embrio
embrional
Kartilago hialin ada dominan serabut trakea
kolagen tipe II
Kartilago elastika ada dominan serabut daun telinga
elastik
Kartilago fibrosa tidak dominan serabut diskus intervertebralis
kolagen tipe I

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [7]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

PRAKTIKUM KE-2
1. JARINGAN OTOT

Jaringan otot terdiri atas sel otot yang berbentuk serabut. Sitoplasma disebut sarkoplasma, dan
membran sel disebut sarkolema.

Gunakanlah perbesaran lemah sebelum perbesaran kuat !


1. Textus muscularis striatus / jaringan otot lurik atau skelet pada irisan membujur
Sel otot lurik tampak memanjang, nukleus banyak (multi nuklear) terletak di tepi, tampak garis
melintang gelap dan terang secara bergantian (discus A = garis melintang gelap, discus I =
garis melintang terang) (Gambar 11.)

Gambar 11. Otot skelet


2. Textus muscularis striatus pada irisan melintang penampang membujur
Perhatikan gambar 12. dan 13., tampak sel otot dengan(pewarnaan
sarkolema, nukleus
orcein anilin di tepi, berbentuk
pipih. Di dalam sitoplasma tampak potongan-potongan blue) melintang miofibril (area densa).
inti sel
Perhatikan endomisium, perimisium, epimisium. sarkolema

Gambar 12. Otot skelet


penampang melintang
(pewarnaan HE)
1.endomisium
2.perimisium
3.epimisium

Program Studi Pendidikan Dokter


[8] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Gambar 13. Otot skelet


penampang melintang
(pewarnaan HE)
3. Textus muscularis nonstriatus / jaringan otot polos 1.endomisium
Pada Gambar 14 dan 15., organ yang dipakai adalah batas
2.inti rektum-anus
sel (ungu) dengan
pewarnaan
HE. Perhatikan :
Pada penampang melintang
 Sel otot atau miositus bentuk bulat, tidak sama besar, ada yang mengandung nukleus
bentuk bulat, ditengah
 Sekelompok miositus terbungkus jaringan ikat

Pada penampang membujur:


 Miositus berbentuk fusiform, dengan bentuk nukleus fusiform juga letak di tengah sel
 Sitoplasma dan membran sel

Gambar 14. Otot polos


penampang membujur
(pewarnaan HE)
1. 1. Miositus
2. 2. Jaringan ikat

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [9]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

4. Textus muscularis striatus cardiac/ otot jantung


Gambar 15. Otot polos
Miositus tampak teriris melintang, tangensial, dan membujur. Otot jantung / miokardium
penampang melintang
memiliki nukleus bentuk oval letak di tengah. Pada(pewarnaan
irisan membujur
HE) tampak garis-garis
melintang, sebagai discus A dan discus I tampak jelas.1.Anastomosis,
Miositus menghubungkan antara
serabut otot pada irisan membujur. 2. Jaringan ikat
Miofibra kondusen kardiaka (Gambar 16) memiliki ciri:
 Sel berbentuk poligonal
 Ukuran miofibra lebih besar
 Miofibril hanya dibagian tepi sel
 Sitoplasma sekeliling nukleus tampak jernih karena mengandung glikogen

Gambar 16.Miofibra
kondusen
1.Miokardium
2.Miofibra kondusen,
terdiri atas :

Ringkasan

Otot Bentuk sel Letak intisel Serabut Sifat


Otot polos Fusiform di tengah Polos Involunter
Otot lurik Silindris panjang, berinti di tepi Lurik Volunteer
banyak
Otot jantung Silindris panjang di tengah Lurik Involunter

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 10 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

JARINGAN IKAT/TEXTUS CONNECTIVUS

Jaringan ikat adalah jaringan yang terdiri atas sel yang letaknya berjauhan dengan diantaranya ada
matrik interseluler atau subtansia dasar berupa glikosaminoglikan dan glikoprotein terutama asam
hialuronat yang dihasilkan oleh sel. Sel yang ada misalnya fibroblas, sel mast, sel retikuler, sel
leukosit dan sel lemak. Sel utama pada jaringan ikat adalah fibroblas yang berfungsi mensekresi
matrik interseluler dan serabut kolagen. Serabut lain selain kolagen adalah elastik dan retikuler.
Jaringan ikat berfungsi mengikat dan menyatukan jaringan dengan jaringan lain.

Perhatikan preparat, mulai perbesaran lemah sebelum perbesaran kuat !

1. Textus connectivus areolaris/ jaringan ikat longgar


Pada jaringan ikat longgar terdapat, (lihat Gambar 17.)
- sel-sel, terutama sel fibroblas
- matrik interseluler berisi serabut kolagen, berwarna biru, tebal dan berombak, serabut
elastik tampak lebih tipis dan bercabang-cabang
- pembuluh darah dengan sel endotel.
- sel limfosit dan mastosit tampak berwarna merah.

3
4

Gambar 17. Jaringan ikat


longgar
(pewarnaan toluidin biru)
1.serabut elastik (garis tipis
biru)
2.sel lmfosit
3.pembuluh darah
4.sel fibroblas
5.serabut kolagen

2. Textus connectivus elasticus/ jaringan ikat elastis


Pada jaringan ikat elastis terdapat, (lihat Gambar 18.)
- Sel fibroblas, inti berwarna coklat ungu.
- Substantia interselular mengandung serabut elastik berwarna coklat ungu dan tersusun
rapat, serabut kolagen berwarna biru, tampak halus.

Gambar 18. Jaringan ikat


elastis
(pewarnaan
hematoksilin verhoeff)
1.serabut kolagen
2.serabut elastis,
3.sel fibroblas
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 11 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

3. Textus connectivus compactus irreguler / jaringan ikat padat ireguler


Pada jaringan ikat padat irreguler terdapat sel fibroblas dan serabut yang tersusun tidak teratur
(lihat Gambar 19.)

2
3

Gambar.19 Jaringan ikat


padat ireguler
(pewarnaan HE)
1.serabut elastis
2.serabut kolagen
3.sel fibroblas

4. Textus connectivus compactus reguler / jaringan ikat padat reguler


Pada jaringan ikat padat reguler terdapat sel fibroblas dan mempunyai banyak serabut yang
tersusun teratur (lihat Gambar 20.)

1
1
2

Gambar.3.5. Jaringan ikat


Gambar 20. Jaringan ikat padat
padat reguler
reguler
(pewarnaan HE)
(pewarnaan HE)
1.sel fibroblas
1.serabut kolagen
2.sel fibroblas
5. Textus connectivus reticularis / jaringan ikat retikuler
Pada jaringan ikat retikuler terdapat sel reticulum yang menghasilkan serabut retikuler,
diantaranya juga terdapat sel limfosit (lihat Gambar 21.)

Gambar 21. Jaringan ikat


retikuler
(pewarnaan Impregnasi
Program Studi Pendidikan Dokter
perak-safranin-O)
[ 12 ] Fakultas
1.selKedokteran
retikulum Universitas Islam Indonesia
2.serabut retikulum
3.sustansia interseluler
4.sel limfosit (warna merah)
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Ringkasan

Jaringan ikat Contoh Organ Sel Serabut


Mesenkim embrio mesenkim substansia
dasar dengan
sedikit serabut
Gelatinosa funiculus umbilicalis fibroblas kolagen halus
(tali pusat)
Areolar/longgar hampir semua bagian fibroblas, endotel, sedikit serabut
tubuh (lamina propia, mastosit, makrofag kolagen dan
mesenterium) elastik
Elastis Paru, arteri fibroblas terutama elastis,
sedikit kolagen
Retikuler nodus limfatikus, limpa, retikulum, sel darah serabut retikuler
hati
Padat tendo, ligamentum fibroblas serabut kolagen
reguler membentuk
berkas
Padat dermis kulit, kapsula fibroblas serabut kolgen
irreguler organ, periosteum lebih dominan,
serabut elastis
subkutis sel lemak, fibroblas serabut retikuler,
serabut kolagen

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 13 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

PRAKTIKUM
FISIOLOGI

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 14 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

SISTEM SOMATOSENSORI:
SENSASI DAN RESEPTOR KULIT

Pada kulit terdapat berbagai macam reseptor. Reseptor-reseptor itu mempunyai kepekaan yang
berbeda-beda terhadap berbagai macam rangsang. Perangsangan reseptor-reseptor itu akan
memberikan berbagai macam kesan atau perasaan.

Tujuan
Mengetahui berbagai macam reseptor yang terdapat di kulit.

Alat & Bahan


1. Spidol
2. Tangkai berkepala kerucut tembaga (Cu) dengan serbuk tembaga (Cu)
3. Air panas
4. Air es
5. Jarum bundle

Cara Kerja

Salah satu anggota kelompok ditunjuk menjadi naracoba. Anggota kelompok yang lain bertindak
sebagai penguji dan pengamat. lakukan pemeriksaan – pemeriksaan dibawah ini di meja yang telah
disediakan. Catatlah data naracoba pada lembar kerja.

1. Naracoba meletakkan tangan kirinya tengkurep dimeja dan kedua matanya ditutup.
2. Penguji membuat gambar bujur sangkar di punggung tangan kiri naracoba tersebut. Luas bujur
sangkar 4 cm3 (2 cm x 2 cm). bagilah petak bujur sangkar tersebut menjadi 16 bujur sangkar
dengan sisi-sisi sepanjang 0,5 cm.
3. Dengan menggunakan jarum bundle penguji mencari titik-titik yang memberikan tekanan. cara
mencarinya yaitu dengan menekankan jarum bundle secara ringan, tegak lurus permukaan dan
hanya sebentar pada titik-titik berambut di punggung tangan. Penekanan dilakukan satu kali.
Naracoba mengatakan ya jika merasakan rangsangan itu sebagai tekanan. Penguji menandai
titik-titik tersebut (titik tekanan).
4. Untuk mencari titik-titik yang memberi kesan panas dan dingin (titik panas dan titik dingin),
penguji harus menggunakan tangkai berkepala kerucut tembaga yang telah diletakkan pada
serbuk tembaga yang telah direndam dalam air panas dan air es. Pada saat perangsangan,
penguji meletakkan tangaki berkepala kerucut secara ringan, tegak lurus permukaan kulit dan
hanya sebentar. Seperti pada pencarian pada titik tekanan, setiap kali ada perangsangan yang
menimbulkan kesan panas atau dingin naracoba mengatakan ya. Penguji menandai titik-titik
tersebut.
5. Dengan cara yang sama penguji mencari titik-titik sakit. Tekanan jarum bundle secara ringan,
tegak lurus permukaan kulit dan hanya sebentar. Jika perangsangan tersebut menimbulkan
kesan sakit, naracoba harus mengatakan ya. Penguji menandai titik-titik tersebut.
6. Setelah pencarian selesai, salinlah hasilnya pada lembar kerja yang tersedia. Hitunglah jumlah
titik-titik tekanan, panas, dingin dan sakit. Tulislah kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan
ini.

Sumber :
Chuseri, Abdul Choliq, 1989, Perasaan kulit, dalam Suwono (penyusun) : Petunjuk Laboratorium
Fisiologi Manusia, halaman 100-4, PAU Bioteknologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 15 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Lembar Kerja Percobaan

1. Data Naracoba :
Jenis Kelamin :
Umur :
Tinggi Badan :
Berat Badan :

2. Hasil pemetaan titik-titik tekanan, panas, dingin, dan sakit


Jumlah titik-titik tekanan, panas, dingin, dan sakit

Titik Jumlah Jumlah (%)

Tekanan ……………………….. ………………….....


Panas ……………………….. …………………….
Dingin ……………………….. …………………….
sakit ……………………….. …………………….

Jumlah ……………………….. …………………….

Kesimpulan :

Pengawas Praktikan

( ) ( )

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 16 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

PRAKTIKUM
ANATOMI

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 17 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

PETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI

TATA TERTIB

1. Praktikan WAJIB berpakaian rapi dan sopan, dan menggunakan jas laboratorium. Selama
mengikuti praktikum dilarang menggunakan celana jeans.
2. Dilarang makan, minum dan merokok di dalam ruangan praktikum
3. Bersikap sopan dan menjaga ketenangan serta ketertiban selama praktikum
4. Dilarang mengambil gambar dan dokumentasi dalam bentuk apapun di dalam ruangan
praktikum
5. Melakukan praktikum anatomi selama waktu yang telah ditetapkan
6. Tidak diperkenankan untuk keluar dari laboratorium anatomi selama jam praktikum, kecuali
untuk kepentingan yang dapat dipertanggungjawabkan dan dengan sepengetahuan dosen
pembimbing
7. Praktikan wajib mengerjakan tugas-tugas identifikasi preparat sesuai dengan buku kerja yang
telah diberikan.
8. Seluruh praktikan WAJIB mengikuti posttest/responsi harian yang diilaksanakan setiap
praktikum untuk mengetahui ketercapaian dari sasaran belajar.
9. Seluruh praktikan WAJIB mengikuti Tentamen (ujian identifikasi) sebagai ujian akhir dari semua
rangkaian kegiatan praktikum dan sebagai sarana evaluasi belajar praktikan. Syarat mengikuti
ujian identifikasi, praktikan harus mengikuti praktikum (kartu kendali telah diacc dosen/asisten)
dan inhal.
10. Dalam hal terjadi pelanggaran tata tertib praktikum ini, Dosen pengampu berhak memberikan
peringatan sampai dengan mengeluarkan dari ruang praktikum.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan praktikum yaitu :


1. Cadaver dan beberapa tulang yang digunakan untuk mempelajari ilmu anatomi ini adalah bagian
tubuh manusia asli, YANG TIDAK BOLEH DIPERMAINKAN. Dalam mempelajari cadaver dan
tulang kita harus selalu ingat bahwa sebelumnya mereka juga pernah hidup, bernafas dan
merasakan apa yang kita rasakan, di dalam tubuh mereka juga mengalir darah yang sama
dengan kita.
2. Saat melakukan praktikum kita harus membandingkan apa yang kita lihat dan raba pada manusia
hidup.
3. Penamaan struktur anatomi mempunyai arti tentang bentuk, fungsi atau lokalisasinya, sehingga
harus dimengerti arti dari masing-masing nama struktur tersebut.
4. Pelajari nama nama struktur tersebut dengan tepat, baik dalam menyebutkannya maupun cara
penulisannya, sesuai nomenklatur anatom (nomina anatomica).

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 18 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

ANATOMI MANUSIA

PENDAHULUAN

Anatomi berasal dari kata Yunani “anatome” yang berarti menyayat atau mengurai, dan ekivalen.
Latinnya adalah “dissecare” yang artinya juga menyayat/mengurai atau diseksi. Istilah anatomi untuk
pertama kalinya dipakai dan diperkenalkan oleh seorang tabib, ilmuwan dan juga filosof bernama
Aristoteles (384 – 322 SM).

Semula anatomi berarti menyayat atau memotong tubuh dengan tujuan menentukan sifat dan
susunan bagian-bagiannya. Kemudian berkembang lebih lanjut, dan artinya menjadi lebih luas lagi,
yaitu pengetahuan tentang bentuk dan hubungan bagian-bagian tubuh yang dapat diperoleh dengan
metode dasar tersebut, termasuk ke dalamnya tidak hanya informasi yang diperoleh dengan
melakukan diseksi dengan menggunakan skalpel dan pinset saja, namun juga rincian struktural yang
lebih kecil yang dapat diungkapkan dengan bantuan lensa tangan atau mikroskop.

Struktur menentukan fungsi, dan struktur di dalam tubuh sudah berevolusi untuk melaksanakan
fungsinya dengan efisien. Oleh karena itu, pemahaman tentang hubungan antara struktural dan
fungsi lebih memberikan kepuasan intelektual dari pada hanya sekedar menghafalkan istilah-istilah
atau nama-nama anatomis saja, dan demikian akan lebih mudah mengingatnya. Pola-pola abnormal
yang terlihat pada berbagai penyakit juga ditentukan oleh anatomi normalnya.

Anatomi manusia disebut juga anthropotomi yaitu ilmu urai tubuh manusia. Di sini kita mempelajari
baik secara macroscopic maupun microscopic. Anatomi macroscopica ini dapat dibagi menjadi
beberapa jenis yaitu :

1. Anatomi Systematica (Anatomi descriptiva) : membicarakan mengenai bentuk-bentuk,


susunan tiap-tiap alat, dalam systemanya sendiri-sendiri.
Alat-alat tubuh menurut fungsinya dapat diatur dalam beberapa systema, misal : systema rangka,
systema otot, systema pencernaan, systema pernapasan dan sebagainya. Dengan demikian
maka Anatomia systematica dibagi menjadi :
a. Osteologia (Ilmu tulang) : yang mempelajari susunan kerangka
b. Syndesmologia (Arthrologia) : yang mempelajari susunan persendian
c. Myologia (Ilmu otot) : yang mempelajari susunan otot-otot

Pada anatomi modern ketiga cabang ilmu di atas telah dijadikan


satu ilmu yang disebut : KINESIOLOGIA (Ilmu Gerak)

d. Angiologia : yang mempelajari susunan alat-alat peredaran (darah dan lympha/system


pembuluh-pembuluh)
e. Splanchnologia : yang mempelajari susunan alat-alat dalam. Alat-alat dalam (viscera) dapat
kita bagi menjadi : systema digestoria (pencernaan), systema respiratoria (pernapasan),
systema urogenitalis (sistem perkencingan).
f. Endocrinologia: yang mempelajari systema endocrin (kelenjar buntu).
g. Neurologia : yang mempelajari susunan syaraf.
h. Aesyhesiologia : yang mempelajari indera.

2. Anatomi Segmenta : mempelajari susunan tubuh berdasarkan ruas tubuh.


Pada saat masih embryo, maka tubuh manusia jelas terbagi menjadi ruas-ruas yang terdapat dari
arah kepala ke ekor, dan ruas itu disebut : METAMERE. Demikian pula maka alat-alat tubuh
pada stadium embrio yang sangat muda masih beruas-ruas, sehingga tiap-tiap ruas trertentu
kelak membentuk alat-alatnya tersendiri.
Adapun beberapa ruas tersebut yaitu :
a. Sclerotoma : ruas yang akan membentuk rangka (tulang).
b. Myotoma : ruas yang akan membentuk otot-otot.
c. Nephrotoma : ruas yang akan membentuk alat perkencingan
d. Vasotoma : ruas yang akan membentuk vasa (pembuluh)
e. Neurotoma : ruas yang akan membentuk susunan syaraf

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 19 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

f. Dermatoma : ruas yang akan membentuk kulit


3. Anatomi Tophograpica : membicarakan letak alat-alat tubuh, regio peregio dengan diseksi.
Alat-alat dalam tubuh menurut letaknya dapat dipelajari sebagai berikut :
a. Letak alat yang satu terhadap yang lain (Syntopi)
b. Letak alat terhadap rangka (Sceletopi)
c. Letak alat terhadap permukaan badan (Holotopi)
4. Anatomi Plastica (Anatomia superficialis) : mempelajari bentuk tubuh dari luar (untuk ahli
cosmetica).
5. Anatomi Comparativa : anatomi perbandingan. Mempelajari hukum-hukum yang mengatur
hubungan bentuk dan struktur berbagai binatang dan membanding-bandingkan satu dengan yang
lainnya. Kadang-kadang dipakai untuk menguji hipotesis tentang struktur manusia. Di dalam
anatomi komparatif termasuk pula embriologi komparatif.

METODE MEMPELAJARI ANATOMI

Dalam mempelajari anatomi, dikenal berbagai cara antara lain :


1. Diseksi (mengurai) cadaver (jenasah) yang diawetkan atau difiksasi. Ini merupakan metode yang
paling penting untuk mempelajari organisasi tubuh pada tingkat mata telanjang.
2. Anatomi permukaan (surface anatomy), pengamatan terhadap tubuh utuh yang hidup, baik
pada waktu aktif maupun tidak aktif.
3. Endoskopi, pengamatan terhadap berbagai bagian tubuh, seperti bagian dalam lambung
(ventriculus) atau sendi lutut, dengan bantuan alat-alat khusus.
4. Citra organ (organ imaging), merupakan pemeriksaan nondestruktif, dan dapat menggunakan
sukarelawan untuk menentukan rentang normal, dan dapat juga diterapkan pada pasien untuk
menyelidiki anatomi yang terganggu.
5. Radiologi, merupakan salah satu teknik citra organ yang banyak dipakai secara luas, dan
menurut sejarahnya termasuk yang tertua. Dilakukan dengan menggunakan sinar-X diarahkan
pada bagian tubuh tertentu, dan kemudian diukur densitas radiasi yang timbul di sisi lain.
Jaringan yang berbeda mengabsorbsi radiaasi berbeda, dan pola densitas yang diukur dapat
memperlihatkan posisi, besar dan bentuk tulang, lemak, bangunan berisi gas, dan lain-lain.
6. Ultrasonografi (USG), gelombang suara ultra (ultrasound) menghasilkan bayangan dengan
prinsip yang berbeda; gelombang suara ultra direfleksikan oleh permukaan-permukaan yang
memisahkan jaringan-jaringan dengan densitas berbeda.
7. Magnetic resonance imaging (MRI), menghasilkan citra dengan mekanisme yang berbeda lagi,
dapat mencirikan jaringan-jaringan yang berbeda dengan komposisi atomnya.
8. Radioisotop imaging, pencitraan dapat juga dilakukan dengan pemetaan pengambilan (uptake)
isotop radioaktif oleh organ-organ.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 20 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

TERMINOLOGI ANATOMI

Dalam membicarakan berbagai struktur atau bangunan atau bangunan utama, istilah-istilah
(nomenclatur) anatomi dipakai seperti pada penggunaannya secara umum, dengan perkecualian
extremitas (anggota badan). Ahli-ahli anatomi menyebutnya extremitas superior dan extremitas inferior
dengan menggunakan istilah lengan untuk bagian antara bahu dan siku, dan tungkai untuk bagian antara
lutut dan pergelangan kaki.

Truncus (badan) terdiri atas thorax (dada) dan abdomen (perut). Diaphragma merupakan lembaran
otot dan tendo yang memisahkan thorax dan abdomen. Tiga istilah penting untuk bangunan-
bangunan dewasa berasal dari perkembangan embrio, yaitu :

1. Struktur-struktur somatik, terdiri dari dinding badan, skelet (tulang atau kerangka), otot skelet
dan jaringan ikat yang terkait serta kulit.
2. Viscera, berupa alat-alat dalam, misalnya cor (jantung), pulmo (paru) dan tractus gastrointestinal
(saluran gastrointestinal).
3. Bangunan-bangunan faringeal, yang berkembang dengan cara sebagai berikut : pada embrio
awal, serangkaian arcus (busur) skelet berkembang di dinding pharynx, yaitu di bagian dalam
salutan gastrointestinal segera setelah mulut. Setiap arcus pharyngealis mengandung otot skelet,
vasa (pembuluh darah) dan saraf. Dengan demikian arci tersebut berkembang di dinding usus
dan rahang bawah (mandibula, otot-otot di kepala dan leher, dan sejumlah struktur-struktur
dewasa lainnya.

Disamping itu masih ada lagi struktur-struktur yang tidak termasuk ke dalam tiga kategori di atas,
yaitu sistem saraf pusat yang terdiri atas otak dan medulla spinalis (sumsum tulang belakang).
Di dalam anatomi kita mengenal istilah yang berdasarkan 2 nomenclatur :
1. BNA : yaitu nomenclatur yang ditentukan pada konggres di Basel.
2. JNA : yaitu nomenclatur yang ditentulkan pada konggres di Jena.

Posisi Anatomi

Untuk keperluan deskriptif badan manusia selalu dipandang dalam sikap anatomi yaitu mata
memandang lurus ke depan, bidang jerman yaitu bidang yang melalui pinggir bawah lekuk mata dan
pinggir atas liang pendengaran luar, mendatar, kedua lengan tergantung di samping badan dengan tapak
tangan menghadap ke depan, badan tegak dan kedua kaki berdampingan dengan jari-jari kaki mengarah
ke depan.

Untuk menentukan bagian dari sesuatu tubuh/alat tubuh, juga untuk menentukan arah/letak mereka,
maka dalam anatomi dipakai istilah latin (Nomina Anatomica). Istilah-istilah tersebut ialah :

Istilah-istilah untuk menentukan sistem-sistem tubuh :

Untuk menggambarkan bagian-bagian dan organ-organ tubuh, jika ditinjau secara fungsional, agar
menjadi lebih jelas, maka tubuh dibagi-bagi atas beberapa sistem berikut ini :
 Sistem integumenter (kulit) : terdiri atas kulit dan alat-alat tambahanya (adnexa) misal :
rambut, kuku dan lain-lain
 Sistem skeletal : terdiri atas tulang-tulang dan kartilago (tulang rawan) mis. di dada dan
hidung.
 Sistem articuler (sendi) : terdiri atas sendi-sendi dan tulang-tulang terkait beserta
ligamentanya.
 Sistem musculer (otot) : terdiri atas otot-otot.

Seringkali otot dan sistem skeletal dibicarakan sebagai satu sistem, yaitu
sistem musculoskeletal. mengingat fungsi utama sistem ini untuk lokomosi
(gerakan tubuh), maka kedua sistem tersebut disebut sistem lokomotoris
atau sistem gerak

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 21 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Sistem saraf : terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan medulla spinalis) dan sistem saraf
tepi/perifer (saraf-saraf yang keluar dari sistem saraf pusat). Bagian sistem saraf yang
berhubungan dengan pengaturan aktivitas viscera atau alat-alat dalam (misal jantung, lambung,
usus) disebut sistem saraf otonom. Sistem saraf merupakan master system, artinya sistem yang
mengontrol dan mengkoordinasikan aktivitas semua sistem lainnya.
 Sistem sirkulasi (circulatoris) : terdiri atas cor (jantung) dan vasa (pembuluh darah : arteria,
vena dan kapiler), dan ke dalamnya termasuk sistem lymphatica yang terdiri atas nodi lymphatici
dan vasa lymphatica. Sistem yang hanya terdiri atas nodi, cor dan vasa saja disebut sistem
kardiovaskuler.
 Sistem digesti (alimenter) : terdiri atas cavum oris (rongga mulut), pharynx (tenggorok),
esophagus, ventriculus (lambung) dan intestinum (usus).sistem ini terbentang mulai dari mulut
sampai anus. Termasuk ke dalamnya glandulae (kelenjar-kelenjar), misal hepar dan pancreas.
 Sis. respirasi (respiratorius) : terdiri atas pulmo (paru) dan sistem pipa yang menyalurkan udara
ke dalam/ke luar pulmo. Sistem ini berhubungan dengan pertukaran gas oksigen dan
karbondioksida.
 Sistem uriner (urinarius) : terdiri atas ren (ginjal), vesica urinaria (kandung kemih) dan saluran-
saluran ekskresi (ureter dan urethrae). Sistem ini berhubungan dengan eliminasi bahan-bahan
limbah di dalam urin.
 Sistem reproduksi (genitale) : terdiri atas berbagai organ yang berhubungan dengan
reproduksi. Karena hubungan sistem ini erat dengan sistem uriner, terutama pada laki-laki, maka
kedua sistem di atas disebut sistem urogenitale.
 Sistem endokrin : terdiri atas kelenjar-kelenjar buntu, misal hipofisis atau glandulae pituitaria,
yang menghasilkan sekresi yang disebut hormon yang di angkut oleh sistem sirkulasi ke seluruh
bagian tubuh.

Istilah untuk menentukan letak alat yang satu terhadap alat yang lain :
 Cranial (Cranialis) : Berkaitan dengan kepala; lebih ke arah kepala
 Superior : yang lebih tinggi, yang terdapat di sebelah atas
 Caudal (Caudalis) : lebih ke arah ekor
 Inferior : yang lebih bawah, yang terdapat di sebelah bawah.
 Sinister : sebelah kiri
 Dexter : sebelah kanan
 Dorsal (Dorsalis) : lebih ke arah punggung (dorsum = punggung)
 Posterior : sebelah belakang. (Terletak di belakang ….)
 Ventral (Ventralis) : lebih ke arah perut (ventrum = perut)
 Anterior : sebelah muka.(Terletak di depan dari ….)
 Frontal (Frontalis) : 1. Berkaitan dengan dahi;
3. Bidang yang memisahkan tubuh menjadi bagian depan (pars
ventralis) dan bagian belakang (pars dorsalis) (bidang frontalis
atau coronalis)
 Occipitalis : Berkaitan dengan occiput
 Rostralis : Terletak ke arah rostrum corpus callosum
 Apicalis : Berkaitan dengan apeks; ke arah apeks
 Basalis (Basilaris) : Berkaitan dengan basis; terletak ke arah basis
 Medius : Pertengahan
Istilah-istilah khusus pada anggota badan :
 Radial : dipakai di daerah lengan bawah dan berarti lebih ke arah tulang radius
 Ulnar : seperti di atas yang berarti lebih ke arah ulna.
 Tibial : dipakai di daerah tungkai bawah yang berarti lebih ke arah tibia.
 Fibular : lebih ke arah fibula.
 Volar (Volaris) : lebih ke arah volamanus (telapak tangan). Menyinggung ke sisi volar.
 Palmaris : Palmar. Menyinggung ke sisi palmar atau terletak disana tangan.
 Plantair (plantaris) : lebih ke arah planta pedis (telapak kaki).
 Distal (Distalis) : lebih jauh dari batang badan; Terletak menjauhi tubuh.
 Proximal : lebih dekat dari batang badan.
 Medialis : Medial. Terletak lebih dekat ke bidang mediana.
 Intermediat : Terletak diantaranya.
 Lateralis : Lateral. Terletak ke arah samping.
 Axialis : Berkaitan dengan aksis, yaitu vertebra cervicalis II, atau berhubungan
dengan suatu sumbu.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 22 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Externus : (Eksterna) Luar.


 Internus : (Interna) Dalam.
 Superficialis : Permukaan. Terletak di dekat permukaan.
 Centralis : Terletak di pertengahan.
 Peripheralis : Perifer. Tidak menyinggung ke pusat.
 Flexor : Otot yang menarik (flexi) suatu sendi.
 Extensor : Otot yang meluruskan (extensi) suatu sendi.

Istilah-istilah yang dipakai untuk bidang-bidang yang membagi badan :


 Verticalis : Vertikal (tegak lurus)
 Horizontalis : Horisontal. Bidang khayal melalui tubuh pada sudut tegak lurus
baik terhadap bidang median maupun bidang koronal. Bidang
horizontal membagi tubuh menjadi bagian atas (superior) dan
bawah (inferior); bidang horizontal disebut juga bidang
transversal, namun istilah ini kadang-kadang tidak tepat.
 Medianus (Mediana) : Terletak pada garis tengah (bidang midsagittalis). Merupakan
bidang khayal vertikal berjalan longitudinal melalui tubuh dari
depan ke belakang, membagi tubuh menjadi dua belahan kanan
dan kiri. Bidang median memotong permukaan tubuh di depan
dan di belakang, masing-masing sebagai linea mediana anterior
dan posterior.
 Coronalis (Koronal) : Terletak pada bidang sutura coronalis (sama dengan bidang
frontal). Merupakan bidang imajiner vertikal melalui tubuh dengan
sudut tegak lururs dengan bidang median, membagi tubuh
menjadi bagian depan (anterior) dan belakang (posterior).
 Bidang Median : yaitu bidang yang jalannya melalui sumbu panjang badan
manusia, dari dorsal ke ventral hingga membagi badan tepat
menjadi bagian kanan dan kiri.
 Bidang sagittal : yaitu bidang yang jalannya di sebelah lateral bidang median dan
sejajar dengan bidang median itu; Terletak pada bidang sutura
sagittalis, membelah tubuh menjadi kanan dan kiri. Apabila
garisnya tidak melalui bidang median, maka disebut bidang
parasagittal.

Kelima bidang di atas merupakan empat bidang khayal utama untuk


mempelajari anatomi deskriptif

 Bidang Frontal : (frons = kening) yaitu bidang yang jalannya tegak lurus bidang
median dan jalan dari kanan ke kiri sejajar dengan tulang kening
hingga membagi badan atas bagian muka dan bagian belakang
 Bidang Transversal : yaitu bidang yang memotong bidang median dan bidang frontal
secara tegak lurus hingga membagi tubuh menjadi bagian cranial
dan bagian caudal
 Planum subcostale : Bidang transversa yang melewati margo inferior cartilago costa X
 Planum transpyloricum : Bidang horizontal yang memotong pertengahan truncus di antara
margo superior symphisis pubis dan margo superior manubrium
sterni
 Planum supracristale : Bidang horizontal yang melalui titik tertinggi crista iliaca. Bidang
ini memotong columna vertebralis pada setinggi processus
spinosus vertebra L 4
 Planum intertuberculare: Bidang transversa yang melewati tuberculum iliaca
 Planum interspinale : Bidang transversa yang melewati spina iliaca anterior superior
(SIAS).

Istilah-istilah yang dipakai untuk penampang tubuh :


Untuk memperagakan dan memerikan berbagai bangunan dalam, potongan-potongan atau
penampang-penampang tubuh dan bagian-bagiannya dipotong melalui berbagai bidang, yaitu :

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 23 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Penampang longitudinal : berjalan memanjang dalam arah axis panjang tubuh atau bagian-
bagiannya
 Penampang vertikal : seperti penampang longitudinal sagittal, kecuali bahwa ini dibuat
melalui tubuh atau bagiannya pada posisi anatomis
 Penampang transversal
 penampang lintang : penampang tubuh atau bagiannya yang dipotong tegak lurus
terhadap axis longitudinal tubuh atau bagiannya
 Penampang obliqua : penampang tubuh atau bagiannya yang tidak melalui bidang-
bidang anatomis tubuh tersebut di atas, misalnya condong atau
miring terhadap bidang-bidang tersebut.

Istilah-istilah yang dipakai untuk garis-garis yang membagi badan :


 Linea mediana anterior : Garis mediana anterior. Bidang vertikal yang melewati
pertengahan truncus
 Linea sternalis : Garis yang terletak pada margo lateralis sternalis
 Linea parasternali : Garis vertikal di pertengahan antara linea sternalis dan linea
midclavicularis
 Linea midclavicularis : Linea medioclavicularis (mammaria). Garis vertikal yang berjalan
melalui titik pertengahan os clavicula
 Linea mammilaris : Sama seperti linea midclavicularis, melewati papilla mammae
 Linea axillaris anterior : Terletak pada plica (lipatan) axillaris anterior
 Linea axillaris/midaxillaris : Linea axillaris media. Terletak di pertengahan antara linea axillaris
anterior dan posterior
 Linea axillaris posterior : Terletak pada plica axillaris posterior
 Linea scapularis : Garis vertikal yang melewati angulus (sudut) inferior os scapula
 Linea paravertebralis : Garis vertikal yang melewati ujung processus transversus, hanya
terlihat pada radiogram
 Linea mediana posterior : Garis vertikal yang melewati bidang mediana dari truncus
posterior.

Istilah-istilah untuk bagian yang meninggi :


 Tuber : suatu tonjolan yang membulat
 Tuberculum : tuber yang kecil
 Condylus : suatu bulatan pada ujung tulang dekat persendian yang merupakan
bagian dari persendian
 Epicondylus : suatu tonjolan di atas condylus
 Juga (Jugum) : tonjolan sebagai bukit
 Spina : bangunan sebagai duri (umumnya panjang)
 Processus : tonjolan kecil yang meruncing
 Crista : suatu rigi (tepi) yang meninggi
 Linea : suatu rigi yang tak meninggi
 Labium : suatu peninggian yang tumpul dan lebar (= bibir)
 Pecten : suatu rigi yang tak begitu lebar dan tinggi
 Eminentia : untuk suatu daerah yang meninggi
 Cornu : bangunan sebagai tanduk
 Caput : suatu bulatan yang besar (= kepala)
 Capitulum : caput yang kecil

Istilah-istilah untuk bagian yang mendalam :


 Fovea : suatu cekungan seperti lembah
 Foveola : fovea yang kecil
 Impressio : suatu cekungan yang disebabkan oleh desakan/tekanan suatu alat lain
sewaktu pertumbuhan
 Fissura : suatu celah
 Incisura : suatu takik
 Sulcus : suatu parit
 Fossa : daerah seperti lembah yang luas

Istilah-istilah untuk lubang :


 Apertura : pintu masuk ke dalam suatu rongga

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 24 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Ostium : muara suatu saluran (rongga) ke dalam rongga lain


 Porus : lubang, umumnya sebagai pintu masuk/muara keluar
 Foramen : lubang seperti porus
 Orificium : lubang seperti porus
 Foramina : lubang kecil (arti jamak)

Istilah-istilah untuk saluran-saluran :


 Yas : saluran (umum)
 Canalis : kanal
 Canaliculus : kanal yang kecil
 Ductus : pipa
 Ductilus (Ductuli) : pipa yang kecil
 Tubus : pipa besar
 Tubulus (Tubuli) : pipa agak kecil
 Meatus : gang/liang

Istilah untuk rongga-rongga :


 Cavum : rongga yang besar
 Cavitas : rongga yang kecil
 Sinus : rongga tertutup yang biasanya berisi udara cairan
 Cellula : rongga-rongga kecil dalam tulang yang berisi udara

Istilah-istilah yang dipakai untuk regio atau bagian pada badan :

1. Regiones capitis. Regio kepala. Area topografis di kepala.


 Regio frontalis.
 Regio parietalis. Terletak di atas os parietale.
 Regio occipitalis.
 Regio temporalis.
 Regio facialis. Area-area topografis pada wajah.
 Regio orbitalis. Area yang menutupi orbita (bola mata).
 Regio nasalis. Area yang menutupi hidung.
 Regio oralis. Area yang mengelilingi mulut.
 Regio mentalis. Area dagu.
 Regio infraorbitalis. Area di bawah orbita.
 Regio buccalis. Area pipi.
 Regio zygomatica.

2. Regiones cervicales. Area-area topografis pada leher.


 Trigonum cervicale anterior. Regio di antara linea mediana dan m. sternocleidomastoideus.
 Trigonum submandibulare. Area yang dibatasi oleh margo inferior os mandibula dan dua
venter m. digastricus.
 Trigonum caroticum. Area di antara m. sternocleidomastoideus, venter posterior m.
digastricus dan venter superior m. omo hyoideus.
 Trigonum musculare (omotracheale). Area di antara linea mediana anterior colli, margo anterior
m. sternocleidomastoideus dan venter superior m. omohyoideus.
 Trigonum submentale. Trigonum di bawah dagu, di antara os hyoid dan masing-masing sisi
venter anterior m. digastricus.
 Regio sternomastoideus (sternocleidomastoideus). Area yang terletak pada m. sterno
cleidomastoideus.
 Fossa supraclavicularis minor. Cekungan triangularis di antara origo sternalis dan clavicularis
m. sternocleido mastoideus.
 Trigonum cervicale posterior. Trigonum di antara os clavicula, margo anterior m. trapezius
dan margo posterior m. sternocleidomastoideus.
 Fossa supraclavicularis major (trigonum omoclaviculare). Trigonum di antara os clavicula, m
sternocleidomastoideus,dan m. omohyoideus.
 Regio nuchalis (regio cervicalis posterior).

3. Regiones pectoralis. Terdiri dari :


 Regio presternalis. Area di depan os sternum.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 25 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Fossa infraclavicularis. Lekukan yang di bentuk oleh trigonum clavipectorale.


 Trigonum clavipectorale. Trigonum di antara m. deltoideus, m. pectoralis major dan os
clavicula.
 Regio pectoralis. Area pada m. pectoralis major.
 Regio mammaria. Area yang berhubungan dengan glandula mammaria.
 Regio inframammaria. Area di bawah regio mammaria.
 Regio axillaris.
 Fossa axillaris.

4. Regiones abdominales.
 Regio hypochondriaca (hypochondrium). Regio disebelah lateral linea midclavicularis di
antara regio pectoralis dan bidang transpylorica.
 Regio epigastrica (epigastrium). Area di sebelah medial linea midclavicularis , di antara regio
pectoralis dan bidang transpylorica.
 Regio lateralis (lumbaris). Area disebelah lateral linea midclavicularis, di antara bidang
transpylorica dan bidang intertuberculare.
 Regio umbilicalis. Area disebelah medial linea midclavicularis, di antara bidang transpylorica
dan bidang intertuberculare.
 Regio inguinalis (iliaca). Regio di sebelah lateral linea midclavicularis, di antara bidang
intertuberculare dan ligamentum inguinale.
 Regio pubica (hypogastrium). Area di sebelah medial linea midclavicularis, di antara bidang
intertuberculare dan ligamentum inguinale.
 Regio urogenitalis. Area perinealis di depan garis khayalan, di antara kedua tuberositas ischii.

5. Regiones dorsales (posteriores). Area-area topografis pada punggung.


 Regio vertebralis. Berkas di atas columna vertebralis.
 Regio sacralis. Terletak di atas os sacrum.
 Regio scapularis. Terletak di atas os scapula.
 Regio infrascapularis. Area di antara regio scapularis dan regio lumbaris.
 Regio lumbaris (petiti). Trigonum di atas crista iliaca, di antara margo m. latissimus dorsidan
margo m. obliqus abdominis externus.
 Regio perinealis.
 Regio analis. Area yang mengelilingi anus. Sebelah anterior di batasi oleh garis khayal,
berjalan melewati tuberositas ischii.

Istilah-istilah yang dipakai untuk gerakan :


 Fleksi : penekukan atau pengurangan sudut antara bagian-bagian tubuh, misalnya
flexsi pada sendi siku. Khusus untuk kaki dikenal dorsofleksi atau dorsifleksi,
yaitu fleksi kaki ke dorsal, dan plantar fleksi yaitu fleksi kaki ke arah plantar
(telapak kaki)
 Ekstensi : pelurusan atau penambahan sudut antara bagian-bagian tubuh, misalnya
ekstensi pada sendi lutut
 Abduksi : gerakan menjauhi bidang median, misalnya abduksi extremitas superior
 Adduksi : gerakan ke arah bidang median, misalnya adduksi extremitas inferior
 Rotasi : gerakan mengelilingi axis panjang, misalnya rotasi medial (endorotasi) dan
rotasi lateral exorotasi) extremitas inferior
 Sircumduksi: gerakan sirkuler (memutar) dengan kombinasi fleksi, ekstensi, abduksi dan
adduksi, misal sircumduksi extremitas superior
 Eversi : gerakan telapak kaki menjauhi bidang median, misalnya jika permukaan
lateral kaki diangkat
 Inversi : gerakan telapak kaki ke arah bidang median, misal ketika mengamati
telapak kaki
 Supinasi : memutar ke lateral lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan
menghadap ke anterior, misal seseorang merentangkan tangan untuk
meminta
 Pronasi : memutar ke medial lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan
menghadap ke posterior, misal ketika seseorang mengusap kepala anak
kecil
 Protrusi : gerakan ke anterior, misal mengajukan dagu; menggerakkan bahu ke
anterior disebut protraksi

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 26 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Retrusi : gerakan ke posterior, misal menarik dagu ke posterior; menarik bahu ke


posterior di sebut retraksi
 Opposisi : gerakan ujung ibu jari tangan ke ujung-ujung jari lainnya
 Reposisi : jari pertama dari gerakan opposisi kembali ke posisi anatomis
 Elevasi : mengangkat atau menaikkan atau menggerakkan suatu bagian ke superior,
misal mengangkat bahu
 Depresi : menurunkan atau menggerakkan suatu bagian ke inferior, misal
menurunkan bahu

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 27 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

SISTEM MUSCULOSKELETAL

MATERI BELAJAR PRAKTIKUM I


OSTEOLOGIA

Tulang (os) adalah organon (organ) yang padat, keras, elastis yang menyusun suatu rangka yang
disebut systema skeletal. Dalam keadaan tulang masih baru warnanya keputih-putihan dan menurut
sedikit banyaknya urat darah yang terdapat di dalamnya maka tulang dapat berwarna kemerah-
merahan/kekuning-kuningan. Bentuk tulang bermacam-macam. Tulang terdiri atas jaringan tulang.
Pada tempat perhubungan dengan tulang lainnya kebanyakan terdapat tulang rawan dan jaringan
pengikat. Dataran luar tulang dilapisi oleh selaput yang disebut : Periosteum. Pada tulang rawan
selaput tadi disebut : Perichondrium.

Di dalam tulang terdapat alat-alat : pembuluh darah, pembuluh lympha, serabut syaraf dan sumsum
tulang. Pada tulang panjang sumsum tulang terdapat pada rongga sumsum dan rongga ini punya
selaput yang disebut : Endosteum (Periosteum Internum).

SUSUNAN TULANG

Bila tulang panjang kita belah memanjang melalui garis tengah, maka dengan mata biasa tampak
bahwa tulang tersebut terdiri atas substantia yang berlainan:

1. Substantia compacta : yang padat, yang tertebal di


bagian tengah dan menipis ke arah ujung. Sehingga
pada ujung tulang substantianya longgar yang
disebut:
2. Substantia spongiosa

Kedua ujung-ujungnya masing-masing disebut :


Epiphysis. Bagian tengahnya disebut : Diaphysis.

Pada tulang panjang di bagian tengah/diaphyse


terdapat rongga sumsum yang disebut Cavum
medullare, dan rongga ini ke arah ujung-ujung tulang
menjadi rongga-rongga kecil dari pada substantia
spongiosa. Urat-urat darah dari luar tulang mencapai
periosteum untuk kemudian bercabang-cabang masuk
ke dalam tulang. Dengan demikian pada dataran luar
tulang sering tampak adanya lubang-lubang tempat
masuk/keluar pembuluh darah tadi disebut : Foramen
nutricium. Pada tulang panjang mempunyai beberapa
bagian

PEMBAGIAN TULANG MENURUT BENTUK


Berdasarkan bentuknya, tulang dapat di bedakan :
1. Os Longum ( tl. Panjang ) : di sini ukuran panjang melebihi ukuran lebarnya .
Contoh : tulang paha ( os femoris), tulang betis ( tibia ), radius dan ulnae.
2. Os Breve ( tl. Pendek) : di sini ukuran panjang, lebar dan tebal hampir sama. Dalam tulang
substantia compacta terdapat di sebelah luar dan tipis sedangkan substantia spongiosa di pusat
tulang.
Contoh : tulang-tulang vertebra
3. Os Planum (Tl. Pipih) : ciri lebar dan pipih
Contoh : neurocranium, scapula dan sternum.
4. Os Irregularis : memiliki bentuk tidak teratur
Contoh : os palatinum dan os sphenoidale
5. Os Pneumaticum : di dalam tulang terdapat rongga dan berisi udara. Hal ini penting supaya
tulang yang baru bersifat kuat, meskipun ukuran luar kelihatan tebal tetapi tetap ringan.
Contoh : os temporale, os maxillae dan os mastoidea.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 28 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

A. FUNGSI TULANG

Semua tulang di dalam tubuh manusia membentuk sistem rangka ( systema skeleti ) yang
mempunyai fungsi pokok :
1. Memberi kekuatan pada badan kita
2. Memberi bentuk tertentu pada badan kita.
3. Sebagai alat gerak pasif (alat gerak aktif : otot)
4. Sebagai pelindung alat-alat dalam yang lunak dan penting tanpa mengganggu pekerjaan alat-alat
tersebut.

Skeleton pada manusia termasuk endoskeleton

Berdasarkan kemungkinan terjadi gerakan, diarthrosis dapat dibagi menjadi :


1) Ampiarthrosis, yang mempunyai kemungkinan gerak sedikit sekali
2) Sendi (articulationes) yang mempunyai kemungkinan gerakan luas. Articulationes ini menurut
jumlah sumbu geraknya dapat dibagi menjadi :
a. Sendi sumbu satu
 Sendi engsel (ginglymus) : dimana sumbu gerak tegak lurus pada arah panjang tulang,
misalnya : articulatio interphalangeae, articulatio humeroulnaris, dan articulatio talocruralis.
 Sendi kisar (articulatio trochoidea) : sumbu gerak kira-kira sesuai dengan arah panjang
tulang, misalnya : articulatio radioulnaris, articulatio atlantodentalis.
b. Sendi sumbu dua : kedua sumbu gerak berpotongan tegak lurus
 Sendi telur (articulatio ellipsoidea) : kepala sendi cekung berbentuk ellipsoid dengan
sumbu panjang dan sumbu pendek, misalnya : articulatio radiocarpea.
 Sendi pelana (articulatio sellaris) : permukaan sendi berbentuk pelana, artinya dalam arah
sumbu yang satu permukaan itu cekung, dalam arah sumbu ang lain cembung, misal :
articulatio carpometacarpea.
c. Sendi sumbu tiga (arthrodia) : sendi yang mempunyai kemungkinan gerak terluas. Kepala
sendi berbentuk bola.
 Sendi peluru (articulatio globoidea) : lekuk sendi mencakup kurang dari setengah kepala
sendi, misal : articulatio humeri.
 Sendi buah pala (enarthrosis spheroidea) : kemungkinan geraknya lebih sedikit daripada
articulatio globoidea karena lekuk sendi mencakup lebih dari setengah kepala sendi, misal
: articulatio coxae.

OSTEOLOGI KHUSUS
SKELETON TRUNCI

VERTEBRA

 Canalis vertebralis. Canalis yang dibentuk oleh foramina vertebralis yang saling berhubungan
satu dengan yang lain. Di dalamnya terdapat medulla spinalis.
 Corpus vertebrae (vertebrale).
 Facies intervertebralis. Permukaan vertebra yang berhadapan dengan vertebra berikutnya atau
sebelumnya.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 29 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Foramen intervertebrale. Lubang untuk jalannya nervus spinalis dan serabut-serabut syaraf
kecil. Dibatasi oleh dua incisura vertebralis, corpus vertebra dan discus intervertebralis.
 Foramen vertebrale. Ruang yang dikelilingi oleh arcus dan corpus vertebrae. Gabungan
serangkaian foramen membentuk canalis vertebralis.
 Processus spinosus. Bercabang pada 4 vertebra cervicalis teratas.
 Processus tranversus.
 Processus costalis. Processus transversus vertebra lumbalis berhubungan dengan costae
rudimenter yang berasal dari unsur costae embrionik.
 Processus articularis (Zygapophysis) superior/inferior. Processus articularis pada sisi sup/inf.
arcus vertebrae.

VERTEBRA CERVICALIS (CI-CVII)


 Foramen tranversum (tranversarium). Lubang pada processus transversus vertebra cervicalis
untuk jalannya arteri dan vena vertebralis.
 Sulcus nervi spinalis. Sulcus pada processus transversus vertebra C3-7 untuk jalannya nervus
spinalis dari foramen inter vertebrale.
 Vertebra prominens (C7). Vertebra C7. Disebut begitu karena merupakan suatu processus
spinosus yang berkembang dengan baik (pada 70% kasus).

ATLAS (CI).
Vertebra ini tidak mempunyai corpus. Bangunan yang
penting adalah:
 Massa lateralis atlantis. Sisi lateral atlas yang
berkembang dengan baik, bersendi dengan tulang
tengkorak.
 Fovea dentis. Fovea articularis untuk axis dentis
pada margo posterior arcus anterior vertebra.
 Sulcus arteriae vertebralis. Terdapat pada arcus
posterior atlantis di samping facies articularisnya.

Tuberculum posterior. Merupakan processus spinosus


yang rudimenter.

AXIS (CII) [ epistropheus].


 Dens axis. Processus odontoid.
 Apex dentis. Tempat perlekatan ligamentum apicalis dentis.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 30 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Facies articularis anterior.


 Facies articularis posterior.

VERTEBRAE THORACICAE (TI-TXII)


 Fovea costalis superior. Fovea articularis untuk caput costae. Terdapat pada corpus vertebrae,
di atas pangkal arcus vertebra.
 Fovea costalis inferior. Fovea articularis untuk caput costae. Terdapat pada corpus vertebrae,
di bawah pangkal arcus vertebra.
 Fovea costalis processus transversi. Fovea articularis pada processus transversus untuk
tuberculum costae.

VERTEBRAE LUMBALES (LUMBARES) (LI-IV)


 Processus accessorius. Processus transversus
lumbales yang rudimenter. Processus ini menonjol di
sebelah posterior basis processus costalis.
 Processus mammillaris. Processus
rudimenter yang menonjol di sebelah
posteriorprocessus articularis superior
vertebra lumbales.

OS SACRUM (SACRALE) (VERTEBRAE SACRALES I-V)


 Basis ossis sacri. Ujung teratas yang luas.
 Promontorium. Tepi anterior corpus vertebra sacralis I yang menonjol. Proyeksinya cukup
jauh ke dalam rongga pelvis.
 Ala sacralis. Bagian basis sacrum yang terletak sebelah lateral corpus vertebra.
 Processus articularis superior.
 Pars lateralis. Bagian os sacrum yang berasal dari processus transversus dan costae yang
rudimenter.
 Facies auricularis. Facies articularis yang berbentuk seperti daun telinga tempat
menempelnya ileum.
 Tuberositas sacralis. Area kasar di belakang facies auricularis untuk tempat perlekatan
ligamentum yang berasal dari ilium.
 Facies pelvica. Facies anterior os
sacrum yang berhadapan dengan
pelvis.
 Lineae transversae. Empat garis
penyatuan dari lima corpus
vertebra sacralis yang terletak di
antarior.
 Foramina intervertebralia.
Lubang masuk nervus spinalis.
Berasal dari incisura

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 31 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Foramina sacralia anteriora


(pelvica). Lubang anterior tempat
masuknya syaraf dan pembuluh
darah.
 Facies dorsalis os sacrum.
 Crista sacralis mediana. Tonjolan
kasar processus spinosus
rudimenter di linea mediana.
 Foramina sacralia posteriora. Lubang keluar syaraf dan pembuluh darah.
 Crista sacralis intermedia. Sisa processus articularis yang terletak bilateral crista sacralis
mediana.
 Crista sacralis lateralis. Tonjolan kasar processus spinosus rudimenter yang terletak di
sebelah posterior dextra dan sinistra.
 Cornu sacrale. Processus yang menonjol ke arah bawah, di sebelah dextra dan sinistra
hiatus sacralis.
 Canalis sacralis. Berhubungan dengan ujung bawah canalis vertebralis.
 Hiatus sacralis. Lubang inferior canalis vertebralis. Biasanya terletak setinggi S3-4. Tempat
berbahaya dari filum terminale dan tempat injeksi anestesi epidural (anestesi caudal).
 Apex ossis sacri. Ujung inferior sacrum, tempat perlekatan dengan os coccygeus.

OS COCCYGIS (COCCYX) (VERTREBRAE COCCYGEAE I-IV)


Biasanya terdiri dari 4 vertebra yang rudimenter.
 Cornu coccygeum. Processus yang menonjol ke atas, dibentuk oleh processus articularis.

OSSA THORACIS
 Costae (I – XII)
 Costae verae (I – VII). Ketujuh tulang iga teratas memiliki persendian cartilaginosa pada os
sternum. Hal inilah yang membedakan iga ini dengan kelima iga di bawahnya.
 Costae spuriae (VIII – XII). Kelima iga terakhir yang tidak memiliki persendian cartilaginosa
langsung dengan os sternum.
 Costae fluitantes (XI – XII). Iga ini tidak memiliki persendian dengan arcus costalis (lengkung
iga).
 Cartilago costalis. Cartilago pada pangkal anterior iga.

Os costale (Costa).
Berbeda dengan segmen cartilaginosa iga.
 Caput costae. Membentuk persendian articularis dengan columna vertebralis.
 Facies articularis capitis costae.
 Collum costae. Bagian ramping (leher) terletah di sebelah lateral caput costae.
 Corpus costae. Bagian utama iga yang berbatasan dengan collum costae.
 Tuberculum costae. Peninggian sebelah posterior di antara collum costa dan corpus costae.
 Facies articularis tuberculi costae. Facies articularis untuk persendian dengan processus
transversus vertebra thoracicae.
 Angulus costae. Terletak melengkung disebelah posterior pada axis costae.
 Sulcus costae. Sulcus untuk jalannya arteri, nervus dan vena intercostalis. Terletak pada tepi
terbawah facies costalis internus.

Costa prima ( I ).
Costa ini unik, karena hanya memiliki curvatura marginalis.
 Tuberculum musculi scaleni anterioris. Penonjolan kecil pada facies superior costa prima,
sebagai tempat perlekatan m. scalenus anterior.
 Sulcus arteriae subclaviae. Terletak pada costa I di belakang tuberculum m. scalenus anterior.
 Sulcus venae subclaviae. Terletak pada costa I di depan tuberculum m. scalenus anterior.

Costa secunda ( II ).
Melekat pada angulus sternalis dan dapat dengan mudah diraba pada pasien.
 Tuberculum musculi serrati anterioris . Facies externus corpus costa II, untuk origo m. serratus
anterior.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 32 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

STERNUM
 Manubrium sterni. Bagian sternum yang terletak di atas angulus sternalis.
 Incisura clavicularis. Lekukan untuk persendian sternoclavicularis.
 Incisura jugularis. Lekukan pada batas teratas manubrium sterni.
 Angulus sterni (sternalis) [ ludovici]. Sudut antara corpus sternum dan ma manubrium
sternum, yang bisa diraba dari kulit.
 Syncondrosis manubriosternalis. Persendian cartilaginosa antara manubrium sterni dengan
corpus sterni.
 Syncondrosis xiphosternalis. Persendian cartilaginosa antara corpus sterni dengan processus
xiphoideus.
 Corpus sterni. Terletak di antara menubrium sterni dan processus xiphoideus.
 Processus xyphoideus. Processus keras di bawah sternum.
 Incisura costales. Lekukan untuk tempat cartilago costalis.

COMPAGES THORACIS (SKELETON THORACICUS)

 Cavitas thoracis.
 Apertura thoracis superior. Pintu thorax atas
 Apertura thoracis inferior. Pintu thorax bawah.
 Sulcus pulmonalis. Sulcus vertikal lebar ke sisi kiri dan kanan columna vertebralis, berisi paru-
paru.
 Arcus costalis. Lengkung iga yang dibentuk oleh cartilago iga 7-10.
 Spatium intercostale. Sela antar iga.
 Angulus infrasternalis. Sudut antara arcus costae kanan dan kiri.

OSSA MEMBRUM SUPERIUS

Cingulum membri superioris (Cingulum pectorale).

SCAPULA (tulang bahu).


 Facies costalis (anterior). Permukaan scapula
yang berhadapan dengan tulang iga.
 Fossa subscapularis. Kecekungan pada facies
costalis.
 Facies posterior. Permukaan scapula yang
menghadap ke kulit punggung.
 Spina scapulae. Taju tulang panjang pada
facies scapularis posterior yang meluas sampai
acromion.
 Fossa supraspinata (supraspinosa).
Permukaan scapula di atas spina scapula.
 Fossa infraspinata (infraspinosa). Permukaan
scapula di bawah spina scapula
 Acromion. Ujung bebas spina scapularis yang
menonjol di atas caput humeri.
 Facies articularis acromii. Permukaan
articularis untuk os clavicula.
 Angulus acromialis. Belokan tajam pada spina
scapulae yang berlanjut menjadi margo lateralis
acromii.
 Margo medialis. Batas os scapula yang
berhadapan dengan columna vertebralis.
 Margo lateralis. Batas os scapula yang
berhadapan dengan os humeri.
 Margo superior. Batas atas (superior) os
scapula.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 33 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Incisura scapulae (scapularis). Cekungan pada margo superior os scapula tepat di sebelah
medial processus coracoideus. Disilang oleh nervus suprascapularis.
 Angulus inferior. Angulus bawah os scapulae.
 Angulus lateralis. Angulus bawah os scapulae yang memuat cavitas glenoidalis.
 Angulus superior. Angulus medialis atas os scapulae
 Cavitas glenoidales. Cekungan sendi (cavitas articularis) bahu.
 Tuberculum supraglenoidale. Tuberculum kecil pada margo superior cavitas glenoidalis
untuk origo caput longum m. biceps.
 Tuberculum infraglenoidale. Tuberculum kecil pada margo inferior cavitas glenoidalis untuk
origo caput longum m. triceps.
 Collum scapulae. Bagian os scapulae yang terletak di sebelah medial margo cavitas
glenoidalis.
 Processus coracoideus. Processus yang berbentuk seperti pengait yang menonjol di
sebelah anterior dari margo superior os scapulae, tepat di sebelah lateral incisura scapularis.
Tempat perlekatan m. pectoralis minor, m. coracobrachialis dan caput brevis m. biceps
brachii.

CLAVICULA (tulang selangka)


 Extremitas sternalis. Ujung sternal (medial) os clavicula yang berhadapan dengan os sternum.
 Facies articularis sternalis. Permukaan sendi pada ujung medial os clavicula untuk bersendi
dengan os sternum.
 Corpus claviculae (claviculare). Bagian tengah os claviculae.
 Extremitas acromialis. Ujung os clavicula yang berhadapan dengan acromion.
 Facies articularis acromialis. Permukaan sendi untuk acromion.

PARS LIBERA MEMBRI SUPERIORIS

HUMERUS
 Caput humeri (humerale).
 Collum anatomicum. Area di antara caput humeri dan tuberculum (majus et minus) os humeri.
 Collum cirurgicum. Regio distal tuberculum yang bentuknya lonjong dan berlanjut dengan
corpus humeri.
 Tuberculum majus. Prominentia yang besar, mengarah ke posterolateral ujung superior os
humeri. Tempat insertio otot.
 Tuberculum minus. Prominentia yang lebih kecil, mengarah ke anterior ujung superior os
humeri. Tempat insertio otot.
 Sulcus intertubercularis. Sulcus yang terletak di antara 2 tuberculum, untuk jalannya tendon
caput longum m. biceps.
 Crista tuberculi majoris. Taju tulang yang meluas ke arah bawah tuberculum majus. tempat
perlekatan m. pectoralis major.
 Crista tuberculi minoris. Taju tulang yang meluas ke arah bawah tuberculum minus. tempat
perlekatan m. teres major dan m. latissimus dorsi.
 Corpus humeri. Batang tulang humerus di antara 2 ujung tulang.
 Sulcus (nervi) radialis. Sulcus oblik pada facies posterior os humeri yang menurun di sebelah
lateral.
 Tuberositas deltoidea. Area kasar pada facies anterolateral os humeri, tepat di pertengahannya
adalah untuk perlekatan m. deltoidea.
 Condylus humeri. Ujung distal os humeri yang terdiri dari fossa olecranon, fossa coronoideus,
fossa radialis, dan facies articularis.
 Capitulum humeri. Tonjolan bulat di ujung distal os humeri untuk persendian dengan radius.
 Trochlea humeri. Silinder persendian pada ujung distal os humeri untuk persendian dengan os
ulnae.
 Fossa olecrani. Lubang dalam di atas trochlea os humeri pada aspek posterior os humeri, untuk
memuat olecranon selama extensi sendi siku.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 34 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Fossa coronoidea. Cekungan pada aspek anterior os humeri sebelah proximal trochlea humeri,
untuk membuat processus coronoideus os ulna selama flexi sendi siku.
 Fossa radialis. Cekungan di atas capitulum humeri pada aspek anterior os humeri, untuk
memuat caput radii, saat memerlukan flexi adekuat sendi siku.
 Epycondylus medialis. Protuberantia yang mengarah ke medial, memberikan origo untuk otot-
otot flexor lengan atas.
 Sulcus nervi ulnaris. Menempati facies posterior epicondylus medialis humeri.
 Epicondylus lateralis. Protuberantia di lateral capitulum humeri, memberikan origo untuk otot-
otot extensor lengan atas.

RADIUS
 Caput radii (radiale). Ujung proximal os radius yang bersendi dengan capitulum humeri.
 Fovea articularis. Cekungan untuk memuat capitulum humeri.
 Circumferentia articularis. Permukaan caput radii yang mirip lingkaran untuk bersendi dengan
incisura ulnae.
 Collum radii. Regio yang lebih ramping pada ujung proximal os radius, di antara caput radii dan
tuberositas radii.
 Corpus radii. Batang os radius.
 Tuberositas radii. Prominentia kasar pada aspek medialis os radii, kira-kira 2 cm sebelah distal
sampai ujung proximal. Tempat perlekatan untuk tendon m. biceps.
 Tuberositas pronatoria. Area kasar pada pertengahan facies lateralis. Tempat perlekatan m.
pronator teres.
 Margo interosseus. Tepi yang berhadapan dengan os ulnae dan memberikan perlekatan untuk
membrana interossea.
 Processus styloideus. Tonjolan ke arah bawah pada ujung distal facies lateralis os radius.
 Incisura ulnaris. Kecekungan yang membentuk facies medialis pada ujung os radius, untuk
bersendi dengan os ulnae.
 Facies articularis carpalis. Permukaan sendi pada facies inferior ujung bawah os radius, untuk
bersendi dengan tulang carpal.

Tugas : cari dan cocokkan bangunan-bangunan diatas dengan atlas anatomi


manusia.

ULNA
 Olecranon ulnae. Ujung proximal posterior os ulna, tempat perlekatan untuk otot-otot extensor
sendi siku.
 Processus coronoideus. Tonjolan ke arah anterior pada ujung anterior incisura trochlearis.
 Tuberositas ulnae. Area kasar pada facies anterior pars superior corpus ulnae, untuk perlekatan
m. brachialis.
 Incisura trochlearis. Permukaan sendi pada ujung proximal facies anterior ulnae, untuk bersendi
dengan trochlea humeri.
 Incisura radialis. Permukaan sendi pada aspek lateral os ulna setinggi processus coronoideus,
untuk bersendi dengan circumferentia articularis radii.
 Corpus ulnae. Batang tulang ulnae.
 Facies anterior/posterior/medialis.
 Margo interosseus anterior/posterior
 Crista musculi supinatoris. Taju tulang meluas ke arah distal dari incisura radialis, untuk
perlekatan m. supinatorius.
 Caput ulnae. Ujung distal os ulna.
 Circumferentia articularis. Permukaan sendi yang terletak di sebelah anterolateral caput ulnae,
untuk bersendi dengan incisura ulnaris radii.
 Processus styloideus. Processus yang berbentuk seperti pasak yang menonjol ke bawah aspek
posteromedial ujung bawah os ulna. Tempat perlekatan untuk discus articularis dan ligamentum
collateralis ulnaris.

OSSA MANUS

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 35 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

OSSA CARPI (CARPALIA).


Pergelangan tangan yang terdiri dari 8 tulang carpal, terletak di antara tulang-tulang lengan bawah
dan tulang-tulang metacarpal.
 (Os centrale). Tulang carpal asesorius. Kadang-kadang ditemukan di antara tulang capitatum,
tulang scapoideum, dan tulang trapezoideum. Biasanya menyatu (berfusi) dengan os
scapoideum.
 Os scapoideum [os naviculare]. Tulang carpal proximal, terletak di antara os lunatum dan os
trapezoideum.
 Os lunatum. Tulang carpal proximal terletak di antara os scapoideum dan os triquetrum.
 Os triquetrum. Tulang carpal proximal terletak di antara os hamatum dan os lunatum, sebelah
dorsal os pisiformis.
 Os pisiforme. Tulang carpal proximal terletak pada aspek palmaris os triquetrum yang bersendi
dengan os pisiforme.
 Os trapezium. [ os multangulum majus ]. Tulang carpal distal terletak di antara os metacarpal I
dan os scapoideum.
 Os trapezoideum. [ os multangulum minus ]. Tulang carpal distal terletak di antara os metacarpal
II dan os scapoideum, juga di antara os trapezium dan os capitatum.
 Os capitatum. Tulang carpal distal terletak di sentral, di antara os metacarpal III dan os lunatum.
 Os hamatum. Tulang carpal distal yang terletak di antara os metacarpal IV dan os metacarpal V,
os capitatum dan os triquetrum.
 Sulcus carpi. Cekungan sisi palmar di antara tuberculum os scapoideum dan tuberculum
trapezium pada sisi radial, serta di antara os hamulus dan os pisiforme pada sisi ulnar.
lIgamentum tranversum mengubah sulcus carpi menjadi canalis carpi untuk tendo-tendo m. flexor
digitorum.

Tugas : cari dan cocokan bangunan-bangunan di atas dengan atlas anatomi


manusia.

OSSA METACARPI (METACARPALIA) (I – IV)


 Basis metacarpalis. Ujung proximal tulang metacarpal yang luas.
 Corpus metacarpale. Batang tulang metacarpal.
 Caput metacarpale. Ujung persendian distal tulang metacarpale.
 Os metacarpale tertium (III). Tulang metacarpal yang terletak di proximal jari tengah.
 Processus styloideus. Processus yang menonjol pada basis metacarpalis III sebelah radial os
capitatum.

OSSA DIGITORUM (PHALANGES)


 Phalanx proximalis/media/distalis
 Tuberositas phalangis distalis. Perluasan kasar pada
 sisi flexor distal setiap phalanx terminal untuk tambahan
 tunas peraba (taktil).
 Basis phalangis. Ujung persendian phalanx yang menebal
 di sebelah proximal.
 Corpus phalangis.
 Caput (trochlea) phalangis.
 Ossa sesamoidea. Tulang-tulang yang melekat pada
 tendon-tendon atau ligamentum-ligamentum.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 36 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

OSSA MEMBRI INFERIUS

Cingulum membri inferioris (cingulum pelvicum). Gelang panggul, merupakan penyatuan os


sacrum dengan dua os ilium.

OS COXAE (PELVICUM).
Terdiri dari os ilium, os ischium, dan os pubis.
 Acetabulum. Rongga sendi panggul. Di bentuk oleh os ilium, os ischium dan os pubis.
 Limbus acetabuli (margo acetabularis). Margo acetabularis. Pinggiran acetabulum yang
terpotong oleh incisura acetabularis.
 Fossa acetabuli (acetabularis). Bagian dalam yang di lingkupi oleh facies lunatum.
 Incisura acetabuli (acetabularis). Celah pada facies lunatum acetabulum yang menghadap
foramen obturatorium dan berlanjut dengan fossa acetabularis.
 Facies lunata. Tutup cartilago, facies articularis acetabulum yang berbentuk sabit.
 Foramen obturatum (obturatorium). Lubang besar yang dibentuk di antara os pubis dan os
ischium.

OS ILII (ILIUM, OS ILIACUM)


 Corpus ossis ilii. Bagian sentral os ilium yang terletak di dekat acetabulum.
 Ala ossis ilii. Memiliki bentuk mirip sayap.
 Linea arcuata. Crista tulang yang menonjol pada batas diantara os pelvis major dan pelvis minor.
 Crista iliaca.
 Labium externum (crista iliaca). Crista tulang untuk perlekatan m. obliqus abdominis externus..
 Linea intermedia. Area tulang yang kasar di antara labium externum dan internum crista iliaca.
Tempat origo m. obliqus abdominis externus.
 Labium internum (crista iliaca). Crista tulang pada morgo internus crista iliaca, untuk perlekatan
m. transversus abdominis.
 Spina iliaca anterior superior. Tonjolan tulang yang menandai batas anterior crista iliaca.
Tempat origo m. sartorius.
 Spina iliaca anterior inferior. Tonjolan tulang pada margo anterior os ilium. Tempat perlekatan
m. rectus femoris.
 Spina iliaca posterior superior. Tonjolan tulang pada ujung posterior crista iliaca.
 Spina iliaca posterior inferior. Tonjolan tulang pada ujung superior incisura sciatica major.
 Fossa iliaca. Cekungan yang dibentuk oleh facies internus ala ossis ilii.
 Facies glutealis. Facies externa ala ossis ilii.
 Facies sacropelvina. Permukaan segmen dorsal os ilium yang berhadapan dengan os sacrum
dan terdiri dari dua bagian yaitu:
 Facies auricularis. Permukaan yang berbentuk seperti daun telinga, bersendi dengan os
sacrum.
 Tuberositas iliaca. Area kasar di belakang dan di atas facies auricularis. Tempat perlekatan
untuk ligamentum sacroiliaca.

OS ISCHII (ISCHIUM).
Tulang yang membentuk batas posterior dan batas inferior foramen obturatorius.
 Corpus ossis ischii. Bagian ossis ischi yang terletak di belakang foramen obturatorium.
 Ramus ossis ischi. Bagian ossis ischi yang terletak di bawah foramen obturatum. Menyatu di
sebelah anterior dengan ramus inferior ossis pubis.
 Tuber ischiadicum (ischiale). Processus ischiale pada ujung bawah incisura spina schiatica
minor.
 Spina ischiadica (ischialis). Tonjolan tulang di antara incisura sciatica major dan incisura
sciatica minor.
 Incisura ischiadica (ischialis) major . Incisura besar di antara spina iliaca posterior inferior dan
spina ischialis.
 Incisura ischiadica (ischialis) minor. Incisura di antara spina ischiale dan tuberositas ischii.

OS PUBIS.
Tulang yang membentuk batas anterior dan inferior foramen obturatorium.
 Corpus ossis pubis.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 37 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Tuberculum pubicum. Protuberantia yang terletak anterolateral terhadap symphysis ossis pubis.
 Facies symphysialis. Permukaan median symphysis yang berhadapan dengan os pubis pada
sisi yang berlawanan
 Ramus superior ossis pubis. Bagian os pubis yang terletak di atas foramen obturatorius.
 Eminentia iliopubica. Eminentia iliopectinea. Prominentia datar pada bagian proximal os pubis.
 Pecten (linea pectinealis) ossis pubis . Crista tulang tajam, yang merupakan kelanjutan dari
linea arcuata, melewati tuberculum pubicum. Tempat origo m. pectineus.
 Crista obturatoria. Taju tulang yang meluas dari tuberculum pubicum sampai acetabulum.
Tempat origo ligamentum pubofemorale.
 Sulcus obturatorius. Sulcus obturatorius. Sulcus di atas foramen obturatorium.
 Tuberculum obturatorium anterius. Protuberantia anterior kecil pada sulcus obturatorius.
 (Tuberculum obturatorium posterius). Prominentia yang kadang-kadang muncul di belakang
sulcus obturatorius.
 Ramus inferior ossis pubis. Bagian os pubis yang terletak di sebelah anterior bawah foramen
obturatorium, di antara symphysis dan linea suturalis dengan os ischium.

PELVIS
 Cavitas pelvis (pelvica)
 Arcus pubicus. Lengkung di bawah symphysis yang dibentuk oleh tulang-tulang pubis kanan
dan kiri.
 Angulus subpubicus. Angulus di antara ramus inferior dextra et sinistra os pubis (pada laki-laki
rata-rata 75O; pada wanita 90 O -100 O).
 Pelvis major. Ruang diantara dua ala ossis ilium di atas linea terminalis.
 Pelvis minor. Ruangan di bawah linea terminalis.
 Linea terminalis. Garis yang berjalan di sepanjang linea arcuata dari promontorium sampai
margo superior symphysis, dan menandai perbatasan antara pelvis major dan minor serta bidang
pintu atas panggul.
 Apertura pelvis (pelvica) superior. Pintu atas panggul. Lubang atas pelvis minor pada bidang
linea terminalis.
 Apertura pelvis (pelvica) inferior. Pintu bawah panggul. Lubang bawah pelvis minor di antara
os coccygeus, arcus ossis pubis, dan ligamentum sacrotuberale.
 Axis pelvis. Perpotongan semua linea mediana penghubung antara symphysis dan facies
anterior os sacrum.
 Diameter conjugata. Diameter anteroposterior yang berjalan dari promontorium sacral ke facies
posterior symphysis, panjangnya kira-kira 11 cm.
 Conjugata vera anatomica
 Conjugata diagonalis
 Conjugata obstetrica
 Diameter transversa. Bagian pintu atas panggul yang terlebar, kira-kira 13 cm.
 Diameter obliqua. Melewati persendian iliosacral secara oblik ke depan, menuju eminentia
iliopubica pada sisi yang berlawanan, kira-kira 12,5 cm.
 Inclinatio pelvis. Angulus di antara bidang pintu atas panggul dan bidang horizontal.

Tugas : cari dan cocokkan bangunan-bangunan diatas dengan atlas anatomi


manusia.

PARS LIBERA MEMBRI INFERIORIS

Femur (os femoris). Tulang paha.


 Caput femoris
 Fovea capitis femoris. Untuk perlekatan ligamentum capitis femoris.
 Collum femoris. Di antar caput femoris dan trochanter major.
 Trocanter major. Prominentia luas pada aspek superolateral batang corpus femoris,
untuk perlekatan m. gluteus medius, m. gluteus minimus, m. piriformis, m. obturatorius dan m.
gemelli.
 Fossa trochanterica. Cekungan di pangkal medial trochanter major.
 Trochanter minor. Prominentia kecil pada aspek posteromedial corpus proximal,
untuk perlekatan m. iliopsoas.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 38 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Linea intertrocanterica. Garis kasar sebelah anterior, di antara corpus femoris dan
columna femoris, meluas dari trochanter major ke trochanter minor.
 Crista intertrochanterica. Crista tulang posterior di antara corpus femoris dan
columna femoris, berjalan dari trochanter major menuju trochanter minor.
 Corpus femoris.
 Linea aspera. Dua garis kasar pada aspek femoris posterior untuk perlekatan dua m.
vasti, m. adductor dan m. biceps femoris caput brevis.
 Linea pectinea. Crista tulang yang meluas ke bawah, dari trochanter minor hampir
sejauh linea aspera. Tempat perlekatan untuk m. pectineus.
 Facies poplitea. Area triangular pada aspek posterior femoris di antara linea
intercondylaris dan penyatuan kedua labium linea aspera (linea supracondylaris).
 Linea supracondylaris medialis. Lanjutan labium mediale linea aspera menuju ke
condylus medialis.
 Linea supracondylaris lateralis. Lanjutan labium mediale linea aspera menuju ke
condylus lateralis.
 Condylus medialis. Facies articularis os femoris pada aspek medial sendi lutut.
 Epicondylus medialis. Peninggian tulang pada aspek medial condylus medialis.
 Tuberculum adductorium. Tonjolan kecil yang terletak di atas epicondylus medialis
untuk perlekatan m. adductor magnus.
 Condylus lateralis. Facies articularis of femoris pada aspek lateral sendi lutut.
 Epicondylus lateralis. Peninggian tulang pada aspek lateral condylus lateralis.
 Sulcus popliteus. Sulcus di antara condylus lateralis dan epicondylus lateralis.
 Facies patellaris. Facies articulare untuk os patella.
 Fossa intercondylaris. Incisura yang terletak di sebelah posterior, di antara
condylus-condylus femoralis.
 Linea intercondylaris. Crista yang terletak di sebelah posterior, di antara pangkal-
pangkal condylus femoralis.

PATELLA.
Tempurung lutut yang melekat pada tendo m. quadriceps femoris.
 Basis patella. Dasar tulang lutut, margo superior patellae yang luas.
 Apex patellae. Titik tepi inferior dari patella.
 Facies articularis. Cartilago yang menutupi facies articularis os patellae yang berhadapan
dengan os femur.
 Facies anterior. Permukaan anterior os patellae

TIBIA
 Facies articularis superior. Facies articularis tibialis sendi lutut.
 Condylus medialis. Perluasan ujung proximal os tibia ke arah medial.
 Condylus lateralis. Perluasan ujung proximal os tibia ke arah lateral.
 Facies articularis fibularis. Permukaan sendi untuk caput os fibula, terletak pada aspek
posterolateral condylus lateral.
 Area intercondylaris anterior. Area di antara permukaan sendi lutut os tibia dan di
muka eminentia intercondylaris.
 Area intercondylaris posterior. Area di antara permukaan sendi lutut os tibia dan di
belakang eminentia intercondylaris.
 Eminentia intercondylaris. Peninggian tulang di antara facies articularis untuk
perlekatan ligamentum cruciatum dan ligamentum menisci.
 Tuberculum intercondylare mediale . Peninggian facies articularis margo medialis yang
berhadapan dengan eminentia intercondylare.
 Tuberculum intercondylare laterale. Peninggian facies articularis margo lateralis yang
berhadapan dengan eminentia intercondylare.
 Corpus tibiae (tibiale). Batang tulang tibia.
 Tuberositas tibiae. Area kasar pada ujung superior margo anterior. Tempat perlekatan
ligamentum patellae.
 Facies medialis. Permukaan os tibia yang menghadap ke anteromedial.
 Facies posterior. Permukaan posterior os tibia.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 39 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Linea musculi solei. Crista obliqua seperti atas facies posterior os tibia, meluas ke
bawah dari fovea articularis untuk os fibula sampai margo medialis. Tempat perlekatan m. soleus.
 Facies lateralis. Permukaan lateral os tibia yang menghadap ke anterolateral.
 Malleolus medialis.
 Sulcus malleolaris. Sulcus kecil pada aspek posterior malleolus medialis untuk tendon
m. tibialis posterior.
 Facies articularis malleoli. Permukaan lateral malleolus medialis yang berhadapan
dengan os talus.
 Incisura fibularis. Cekungan pada permukaan lateral ujung distal os tibia. Facies
articularis untuk os fibula.
 Facies articularis inferior. Permukaan sendi inferior yang berhadapan dengan os talus.

FIBULA
 Caput fibulae (fibulare). Ujung proximal.
 Facies articularis capitis fibulae. Permukaan sendi untuk ujung proximal os fibula yang
berhadapan dengan os tibia.
 Apex capitis fibulae (processus styloideus). Perpanjangan caput fibulae ke arah atas.
 Collum fibulae.
 Corpus fibulae.
 Facies lateralis. Permukaan lateral yang menghadap agak ke arah anterior.
 Facies medialis. Permukaan medial di antara margo anterior dan margo interoseus.
Berhadapan dengan os tibia.
 Facies posterior.
 Crista medialis. Crista tulang pada facies posterior pada batas antara origo-origo m.
tibialis posterior dan m. flexor halucis longus
 Malleolus lateralis.
 Facies articularis malleoli. Permukaan sendi pada malleolus lateral yang berhadapan
dengan os talus.
 Fossa malleoli lateralis. Cekungan pada aspek postero medial malleolus lateralis untuk
perlekatan ligamentum talofibularis posterior.
 Sulcus malleolaris. Sulcus di sebelah lateral fossa malleolaris.

Tugas : cari dan cocokkan bangunan-bangunan diatas dengan atlas anatomi


manusia.

OSSA PEDIS
OSSA TARSI ( TARSALIA ) .
Terdiri dari 7 tulang (os calcaneus, os talus, os naviculare, os cuboideum, dan tiga os
cuneiformis) meluas dari tumit sampai metatarsal.

TALUS.
Tulang tarsal terletak di antara os tibia, os calcaneus dan os naviculare.
 Caput tali (talare). Bersendi dengan os naviculare.
 Facies articularis navicularis. Permukaan sendi os naviculare di depan caput tali.
 Corpus tali.
 Trochlea tali (talare). Facies articularis yang berbentuk seperti silinder untuk os tibia dan os
fibula.
 Facies superior. Tempat permukaan persendian untuk facies articularis inferior os tibia.
 Facies malleolaris medialis. Facies articularis untuk malleolus mediale yang menghadap hampir
ke arah sagittal.
 Facies malleolaris lateralis. Facies articularis pada sisi lateral trochlea untuk malleolus lateralis.
 Sulcus tali. Sulcus untuk os calcaneus di antara facies articularis medius dan posterior.

CALCANEUS
Tulang tumit.
 Tuber calcanei. Tuberositas pada aspek posterior posterior calcaneus.
 Sulcus calcanei. Sulcus untuk os talus di antara fovea articularis posterior dan medius.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 40 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Sinus tarsi. Suatu cekungan di antara caput os talus dan os calcaneus sisi lateral. Tempat
palpasi sendi pergelangan kaki inferior.
 Facies articularis talaris anterior. Permukaan sendi kecil sebelah anterior untuk caput os talus.
 Facies articularis talaris media. Permukaan sendi sebelah medial untuk os talus, di pisahkan
dari facies posterior oleh sulcus calcanei.
 Facies articularis talaris posterior . Permukaan sendi lebar untuk os talus, terletak sebelah
posterior.
 Facies articularis cuboidea. Permukaan sendi cuboid yang membentuk aspek anterior os
calcaneus.

OS NAVICULARE .
Terletak di sebelah medial di antara caput os talus dan ketiga tulang-tulang cuneiformis.
 Tuberositas ossis navicularis.
Area kasar sebelah inferomedial untuk perlekatan m. tibialis posterior. Bisa di raba lewat kulit.

OS CUNEIFORME MEDIALE .
Os cuneiforme paling medial di antara os naviculare dan os metatarsal I. Basisnya berbentuk baji
mengarah ke bawah.

OS CUNEIFORME INTERMEDIUM .
Oos cuneiforme media di antara os naviculare dan os metatarsal II dengan basisnya berbentuk baji
yang mengarah ke atas.

OS CUNEIFORME LATERALE .
Os cuneiforme terletak di lateral, di antara os naviculare dan os metatarsal III dengan basisnya
berbentuk baji yang mengarah ke atas.

OS CUBOIDEUM.
Di temukan di antara os calcaneus dan os metatarsal IV dan V.
 Tuberositas ossis cuboidei. Peninggian tulang pada aspek inferior os cuboideum, sebelah
proximal sulcus tendinis m. peroneus longus.
 Processus calcaneus. Tonjolan plantar os cuboideum dengan suatu facies articularis proximal
segmen inferior yang menghadap secara oblik ke atas, untuk menyokong os calcaneus.

OSSA METATARSI ( METATARSALIA ) ( I – IV )


Bagian kaki yang terletak di antara os tarsus dan jari-jari. Terdiri dari 5 tulang-tulang metatarsal.
 Basis metatarsalis. Ujung proximal tulang yang menebal.
 Corpus metatarsale. Batang tulang metatarsal.
 Caput metatarsale.
 Tuberositas ossis metatarsalis primi ( I ). Penonjolan tulang inferolateral proximal dari os
metatarsal.
 Tuberositras ossis metatarsalis quinti ( V ) . penonjolan tulang lateral proximal dari os
metatarsal V. tempat perlekatan m. peroneus brevis.

OSSA DIGITORUM ( PHALANGES )


Tulang-tulang ruas jari.
 Phalanx proximalis. Segmen jari kaki proximal.
 Phalanx media. Segmen jari kaki medial
 Phalanx distalis. Segmen jari kaki distal yang memuat kuku.
 Tuberositas phalangis distalis. Area kasar yang terletak pada aspek plantar ujung distal
phalanx distal untuk tempat tambatan tunas peraba (taktil).
 Basis phalangis. Ujung proximal os phalanx dengan facies articularis yang mirip acetabulum.
 Corpus phalangis. Batang phalanx.
 Caput phalangis. Ujung persendian distal phalanx.
 Ossa sesamoidea. Tulang-tulang Wormian yang melekat pada tendo-tendo atau ligamentum-
ligamentum. Letaknya teratur di bawah caput metatarsal I pada kedua sisi tendo m. flexor halucis
longus.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 41 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 42 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

SISTEM MUSCULOSKELETAL

MATERI PRAKTIKUM ANATOMI 2


(ARTHROLOGI, KINESIOLOGI)

SYNDESMOSIS

Dalam bahasan ilmu gerak secara umum dikenal dua jenis sendi yaitu :
1. Synarthrosis ialah sendi yang antara kedua tulang memiliki sambungan langsung, oleh karena di
antara kedua ujung tulang terdapat suatu jaringan. Berdasarkan jenis jaringan diantara kedua
ujung tulang, maka synarthrosis di bagi menjadi :
a. Syndesmosis, bila jaringan penghubungnya merupakan jaringan ikat. Jenis ini dibedakan
lagi menjadi :
 Sutura : pinggir-pinggir tulang yang bertemu dihubungkan oleh suatu lapis jaringan ikat
yang tipis, misalnya di antara ossa cranialis.
 Schindylesis : suatu lempeng pada tulang yang satu terjepit di dalam celah atau takik
pada tulang yang lain. Misalnya hubungan antara rostrum sphenoidale dan vomer.
 Gomphosis : tulang yang satu berbentuk kerucut masuk ke dalam lekuk yang sesuai
dengan bentuk tersebut pada tulang yang lain, misalnya diantara gigi dan rahang.
 Syndesmosis elastica : jaringan ikat penghubung terdiri terutama dari serabut-serabut
kenyal (elastis), misalnya diantara arcus vertebrae oleh ligamentum flavum.
 Syndesmosis fibrosa : jaringan ikat terutama terdiri dari serabut-serabut kolagen,
misalnya di antara ulna dan radius oleh membrana interrossea antebrachii.
b. Synchondrosis, bila jaringan penghubung ialah jaringan rawan misalnya diantara epiphysis
dan diaphysis sebelum proses penulangan selesai atau pada orang dewasa di antara kedua
ossa pubica.
c. Synostosis, bila jaringan penghubung ialah jaringan tulang, misalnya di antara os ilium, os
pubis dan os ichium pada orang dewasa.

2. Diarthrosis : hubungan antara dua ujung tulang yang tidak bersifat langsung, oleh karena
diantara tulang-tulang yang bersendi tersebut terdapat suatu rongga (cavum articulare). Pada
suatu diarthrosis dapat dibedakan bagian-bagian sebagai berikut :
a. Ujung-ujung tulang yang bersendi, dimana dibedakan dalam kepala sendi (caput articulare)
dan
b. lekuk sendi (cavitas glenoidalis).
c. Simpai sendi (capsula articularis) terdiri dari dua lapis, yaitu stratum fibrosum di sebelah luar
dan stratum synoviale di sebelah dalam yang membentuk synovia.
d. Rongga sendi (cavum articulare) ialah rongga potensial yang terdapat diantara ujung-ujung
tulang dan yang berisi synovia.
e. Jaringan adnexa yang meliputi :
 Bibir sendi (labium articulare).
 Discus dan meniscus articulares sebagai alat untuk menerima tumbukan, sebagai
penyangga dan sebagai alat untuk mengurangi discongruentio diantara ujung-ujung yang
bersendi.
 Kandung sega (bursa mucosae) di sekitar sendi atau kadang-kadang berhubungan
dengan rongga sendi untuk memudahkan gerak di sendi tersebut.
 Ligamentum ialah alat-alat yang sebenarnya sebagian dari pada capsula articularis yang
kemudian terpisah dari capsula tersebut.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 43 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Macam-macam persendian

HUBUNGAN-HUBUNGAN DI DALAM SKELETON TRUNCI


HUBUNGAN ANTARA VERTEBRAE

Hubungan antara vertebrae berupa : diarthrosis, synarthrosis


1. Diarthrosis :
Articulatio intervertebralis, ialah persendian
antara facies articularis superior dan facies
articularis inferior os vertebra. Sendi ini ada
sepasang, kanan dan kiri. Kemungkinan gerak
tergantung dari bentuk facies articularis dari kedua
sendi. Kedua facies articularis vertebra cervicalis,
kecuali pada atlas dan epistropheus, umumnya
terletak dalam satu bidang yang membuat sudut +
600 membuka ke ventral dengan bidang horizontal.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 44 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Kedua facies articularis vertebra thoracalis terletak hampir dalam bidang frontal. Facies articularis
vertebra lumbalis terletak hampir dalam bidang sagital tetapi ke kaudal letak facies articularis ke arah
bidang frontal.

Vertebra Cervicalis

Gerakan yang mungkin di dalam articulatio intervertebralis di daerah leher ialah gerakan dinamika
facies articularis inferior bergeser ke ventral atau ke dorsal terhadap facies articularis superior
sehingga terjadi gerakan membengkok ke ventral disebut antefleksi, atau gerakan membengkok ke
dorsal disebut retrofleksi. (dipandang terjadi terhadap suatu sumbu yang berjalan transversal).
Gerakan lain ialah gerakan memutar atau rotasi disertai dengan gerakan membengkok ke lateral atau
laterofleksi (sumbu yang tegak lurus). Gerakan rotasi atau laterofleksi yang murni tidak mungkin
dilakukan di leher.

Vertebra Thoracales

Articulatio intervertebralis di daerah thoracal dapat dipandang sebagai suatu articulatio globoidea
dengan tiga sumbu ialah sumbu longitudinal, transversal dan sagital sehingga di daerah thoracal gerakan
yang mungkin ialah rotasi, antefleksi /retrofleksi dan laterofleksi.
Gerakan di daerah thoracal dibatasi oleh karena adanya costa.
Articulatio intervertebralis di daerah lumbal dapat dipandang sebagai suatu ginglymus dengan sumbu
melalui processus spinosus sehingga pada gerakan rotasi yang bergerak terbesar ialah tepi ventral
corpus vertebrae.
Tepi corpora vertebralia dihubungkan satu dengan yang lain oleh suatu synchondrosis, sehingga
kemungkinan rotasi hanya sedikit. Bila facies articularis lebih terletak di bidang sagittal ada gerakan
antefleksi dan retrofleksi. Oleh karena cavum articulare di sini sempit, laterofleksi hanya dapat
dilakukan sedikit. Bila facies articularis lebih terletak dalam bidang frontal (bagian caudal) gerakan
laterofleksi lebih luas.

2. Synarthrosis
a. Synchondrosis

Hubungan antara corpora vertebralia yang dilakukan oleh discus intervertebralis bersifat synchondrosis.
Ia terdiri atas : nucleus pulposus dan anulus fibrosus.
Nucleus pulposus berbentuk sebagai bola, bersifat elastis berisi gelatin yang dibungkus oleh jaringan
fibrocartilago, sehingga dapat disamakan dengan bola terisi air yang terjepit di antara dua vertebra dan
berusaha memisah dua vertebra itu.

Anulus firosus terdiri atas jaringan fibrocartilago. Serabut-serabut jaringan pengikatnya berjalan miring
dari satu vertebra ke lain vertebra, dan tersusun dalam lingkaran yang konsentris.

Discus intervertebralis di daerah leher dan di daerah lumbal lebih tebal di banding
daerah thoracal. Hal ini menambah kemungkinan gerakan di articulatio
intervertebralis.
Di daerah leher tepi ventral discus intervertebralis lebih tebal dari tepi dorsal, di daerah
thoracal tepi dorsal lebih tebal, di daerah lumbal tepi ventral lebih tebal. Hal ini
menyebabkan adanya lordosis lumbalis.
b. Syndesmosis
Hubungan lain berupa ligamenta :
- ligamentum flavum (interarcuale), yang menghubungkan dua arcus vertebrae;
- ligamentum interspinale, yang menghubungkan dua processus spinosi;
- ligamentum supraspinale, yang menghubungkan pucuk-pucuk processus spinosi;
- ligamentum longitudinale posterius, yang menghubungkan dataran-dataran ventral corpora
vertebralia;
- ligamentum intertransversarium yang menghubungkan dua processus transversus.
Ligamenta ini membatasi gerakan di dalam articulatio intervertebralis dan gerakan yang dibatasi
tergantung dari letak ligamentum terhadap sumbu.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 45 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Ligamenta ini membatasi gerakan di dalam articulatio intervertebralis dan


gerakan yang dibatasi tergantung dari letak ligamentum terhadap sumbu.

HUBUNGAN ANTARA COSTA DAN VERTEBRA

Hubungan antara costa dan vertebra berupa : diarthrosis dan synarthrosis.

1. Diathrosis
articulatio costovertebralis adalah hubungan
antara costa dan vertebra, terdiri dari dua
diarthrosis, yaitu :
1. Articulatio capituli : dibentuk oleh fovea
costalis vertebrae inferior dan superior
dengan capitulum costae, diperkuat oleh
ligamentum capituli costae radiatum dan
Ligamentum capituli costae interarticulare
2. Articulatio costotransversaria : dibentuk
oleh fovea articularis transversalis dengan
tuberculum costae dan diperkuat oleh
ligementum costotransversarium anterius
dan posterius dan Ligamentum tuberculi
costae.

2. Synarthrosis
Antara collum costae dan processus transversus vertebrae terdapat suatu syndesmosis ialah
ligamentum collum costae. Ligamentum costotransversaria, lig. tuberculi costae dan lig. colli costae
menghambat gerakan di dalam articulatio costovertebralis. Ligamentum capituli costae interarticulare
hanya ada pada costae I s/d costa X. Costa XI dan XII dengan vertebra tidak membentuk articulatio
costotransversaria. Sumbu articulatio costovertebralia kanan kiri makin ke kaudal makin tajam.
Dengan demikian di kranial, sumbu sendi tersebut jalannya mendekati transversal, padahal di kaudal
jalannya mendekati sagittal, sehingga gerakan costa kranial yang terbesar ke ventral padahal
gerakan costa kaudal yang terbesar ke lateral.

HUBUNGAN ANTARA COSTAE DAN STERNUM

Hubungan antara costae dan sternum terdiri atas :


1. Synchondrosis sternocostalis, ialah antara
costa rawan I dan incisura costalis prima.
2. Articulatio sternocostalis, ialah antara costa II
s/d VII dan incisura costalis II s/d VII.

Capsula articulatio sternocostalis diperkuat oleh


ligamentum sternocostale radiatum, menyebar
dari periosteum dan perichondrium costa
berjalan sebagai spiral ke periosteum dataran
ventral coprus sterni.

HUBUNGAN ANTAR TULANG


1. Hubungan-hubungan di cingulum superius
Hubungan-hubungan di cingulum superius diadakan oleh :
a. articulatio sternoclavicularis,
b. articulatio acromioclavicularis.

Articulatio sternoclavicularis, merupakan articulatio sellaris dibentuk oleh extremitas sternalis


claviculae dan incisura clavicularis sterni. Facies articularis tidak sesuai satu dengan yang lain oleh
karena itu dilengkapi discus articularis yang dapat lebih menyesuaikan kedua facies articularis dan

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 46 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

membagi cavum articulare. Permukaan sendi terdapat cartilago articularis yang bersifat fibrosa.
Capsula articularis luas sehingga kemungkinan gerakan luas.

Articulatio sternoclavicularis fungsionil bersifat articulatio globoidea dengan sumbu yang berjalan
kraniokaudal, sagital dan lateromedial sepanjang clavicula. Dengan demikian extremitas acromiale
claviculae dapat di rotasi seluas 220. Gerakan ke kranial dan kaudal tidak seluas gerakan ventral dan
dorsal sehingga pada circumductio, extremitas acromialis claviculae tidak membentuk suatu sirkel
tetapi suatu ellips dengan sumbu panjang berjalan ventrodorsal.

Gerakan ke kaudal dihambat oleh


ligamentum interclaviculare dan
ligamentum sternoclaviculare oleh karena
ligamenta ini melalui axis ventrodorsal di
sebelah kranialnya. Gerakan ke kranial
dihambat oleh ligamentum
costoclaviculare yang menyilangi sumbu
ventrodorsal di sebelah kaudalnya.

Articulatio acromioclavicularis,
dibentuk oleh extremitas acromialis
claviculae dan tepi medial processus
acromialis scapulae.
Facies articulatis ialah kecil dan rata,
dilapisi oleh fibrocartilago. Di antara
kedua facies articularis ada suatu discus
articularis.

Ligamentum yang memperkuat sendi ini ialah ligamenta acromioclaviculare, yang menghindari
extremitas acromialis claviculae ke kranial (luxatio). Hubungan yang berupa syndesmosis antara
clavicula dan scapula diadakan oleh ligamentum coracoacromiale. Ligamentum ini terdiri atas dua
ligamentum ialah ligamentum conoideum, dan ligamentum trapezoideum. Ligamentum conoideum
terbentang antara dataran medial processus coracoideus dan dataran kaudal clavicula. Ligamentum
trapezoideum terbentang antara dataran lateral processus coracoideus dan dataran kaudal clavicula.
Scapula digantung oleh ligamenta ini pada clavicula.

Fungsional articulatio acromioclavicularis bersifat articulatio globoidea dengan


sumbu transversal, angulus inferior scapulae dapat dierakkan ke medial dan lateral di
dalam bidang frontal. Terhadap sumbu sagittal, angulus inferior dapat digerakkan ke
dorsal dan ke ventral. Terhadap sumbu kraniokaudal, yang melalui juga angulus
inferior scapulae, scapula dapat diputar.

2. Hubungan antara cingulum superius dan lengan


Hubungan antara cingulum superius dan lengan atas diadakan oleh articulatio humeri.

Articulatio humeri
Dibentuk oleh caput humeri dan cavitas
glenoidalis scapulae. Caput humeri
berbentuk setengah bola. Cavitas
glenoidalis yang dangkal diperdalam
dengan adanya labrum glenoidale yang
tersusun dari fibrocartilago.

Articulatio humeri jadi morphologis bersifat


articulatio globoidea. Stratum synoviale
capsula articularis melekat pada batas
cartilago articularis pada humerus dan
pada labrum glenoidale. Stratum
fibrosumnya melekat pada collum
anatomicum humeri.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 47 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Ligamenta yang memperkuat articulatio humeri ialah :


a. ligamenta coracohumerale, terbentang dari processus coracoideus ke tuberculum majus dan
tuberculum minus humeri.
b. Ligamentum glenohumerale, ada tiga buah terbentang dari tepi cavitas glenoidalis ke collum
anatomicum yang ada di cranial, ventral, dan caudal sendi.

Ligamentum yang menghambat gerakan di dalam articulatio humeri :


- ligamentum coracoacromiale antara processus coracoideus dan
acromion

Gerakan yang mungkin di dalam articulatio


humeri ialah terhadap sumbu transversal,
longitudinal dan sagittal yang melalui caput humeri
jadi ada gerakan ante- dan retrofleksi (mengangkat
lengan ke muka dan ke belakang), endorotasi dan
eksorotasi, abduksi dan adduksi (menjauhkan dari
dan mendekatkan lengan kepada badan).

Abduksi dihambat oleh ligamentum coracoacromialie oleh karena ia menghambat tuberculum majus.
Adduksi dihambat oleh ligamentum coracohumerale oleh karena ligamentum terletak di kranial
sumbu sagittal. Selain itu juga menghambat retrofleksi karena terletak di kranial sumbu transversal.

Tugas : cari dan cocokkan bangunan-bangunan diatas dengan atlas anatomi


manusia.

HUBUNGAN ANTARA LENGAN ATAS DAN LENGAN BAWAH

Hubungan antara lengan atas dan lengan bawah diadakan oleh articulatio cubiti, yang dibentuk oleh
tiga tulang jadi bersifat articulatio compusita. Sendi ini terdiri atas :
a. articulatio humeroulnaris,
b. articulatio humeroradialis,
c. articulatio radioulnaris proximalis.
Articulatio humeroulnaris, dibentuk
oleh trochlea humeri dan incisura
semilunaris ulnae berbentuk articulatio
trochlearis, suatu ginglymus. Jadi
mempunyai satu sumbu melalui trochlea
humeri dan gerakan yang mungkin ialah
fleksi dan ekstensi.

Articulatio humeroradialis, dibentuk


oleh capitulum humeri dan fovea capituli
radii, berbentuk articulatio globoidea.
Tetapi gerakan hanya mungkin terhadap
sumbu longitudinal yang melalui titik
tengah circumferentia articularis capituli
radii dan titik tengah circumferentia
articularis capituli ulnae, dan sumbu
transversal yang melalui trochlea humeri
dan capitulum humeri.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 48 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Articulatio radioulnaris proximalis, dibentuk oleh circumferentia articularis capituli radii dan incisura
radialis ulnae, berbentuk articulatio trochoidea dengan sumbu longitudinal. Dengan demikian articulatio
cubiti berbentuk trochoginglymus. Ketiga sendi terdapat di dalam satu capsula articularis. Stratum
synoviale melekat pada tepi cartilago articularis, sedang stratum fibrosum lebih menjauhinya. Capsula
articularis luas dan di sebelah dorsal tipis. Epicondyli dan olecranon terdapat di luar capsula articularis
dan processus coronoideus terdapat di dalamnya. Capsula articularis di antara ulna dan radius menonjol
ke distal sebagai recessus sacciformis, untuk menghindari sobeknya kapsula pada waktu rotasi radius.

Ligamenta yang terdapat pada


articulatio cubiti ialah :
1. Ligamenta collaterale ulnare yang
dapat dibagi dalam
- pars anterior, terbentang dari
epycondylus medialis humeri ke
processus coronoideus
- pars posterior, antara
epicondylus medialis humeri dan
olecranon
- pars transversa, antara
perlekatan kedua bagian tersebut
pada ulna.

2. Ligamenta collaterale radiale terbentang dari epicondylus lateralis humeri, sebagian ke ulna
dan sebagian ke ligamentum radii.
3. Ligamentum anulare radii yang melingkari circumferentia articularis capituli radii dan melekat
pada tepi volar dan dorsal incisura radialis ulnae.

II. Hubungan antara radius dan ulna


Hubungan di antara kedua tulang berbentuk :
a. diarthrosis sebagai :
- articulatio radioulnaris proximalis
- articulatio radioulnaris distalis
b. synarthrosis sebagai :
syndesmosis radioulnaris berupa
membrana interossea.

Articulatio radioulnaris distalis dibentuk oleh


incisura ulnaris radii dan circumferentia
articularis capituli ulnae. Ia berbentuk articulatio
trochoidea dengan sumbu yang juga
merupakan sumbu articulatio radioulnaris
proximalis. Gerakan terhadap sumbu ini
disebut supinasi dan pronasi.

Pronasi ialah gerakan di mana radius yang


semula sejajar dengan ulna menjadi
menyilangi ulna. Supinasi ialah gerakan
sebaliknya, di mana radius yang semual
menyilang ulna menjadi sejajar dengan ulna.
Pada gerakan ini radius memutar 1200 –
1400. Capsula articulatio radioulnaris distalis
luas dan mempunyai recessus sacciformis
ke proksimal.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 49 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Membrana interossea mempunyai serabut-serabut yang arahnya berlainan sehingga pada gerakan
pronasi dan supinasi, tidak pernah seluruhnya tegang. Membrana interossea bersama dengan
ligamentum anulare radii menghindari gerakan radius di dalam articulatio humeroradialis terhadap
sumbu dorsovolar.

GERAKAN TANGAN

Hubungan antara lengan bawah dan tangan


Hubungan antara lengan bawah dan tangan dibentuk oleh articulatio radiocarpea.

Articulatio radiocarpea yaitu sendi


di antara facies articularis carpea
radii dan cartilago triangularis di satu
pihak dan os naviculare, os
triquetrum dan os lunatum di lain
pihak.
Articulatio radiocarpea merupakan
articulatio ellipsoidea dengan sumbu
panjang berjalan radioulnar dan
sumbu pendek dorsovolar

Cartilago triangularis mempunyai basis yang melekat pada radius dan apex yang dihubungkan oleh
suatu ligamentum dengan processus styloideus ulnae.
Gerakan yang mungkin ialah :
 fleksi-ekstensi terhadap sumbu radioulnar yang melalui os lunatum, dan
 abduksi ulnar dan radial terhadap sumbu dorsovolar yang melalui os capitatum.

Pada abduksi radial, basis ossa carpalia proksimal memutar juga ke volar terhadap sumbu yang
jalannya dari radiodorsal ke ulnovolar.
Basis ossa carpalia proksimal dihubungkan dengan basis ossa carpalia distal oleh articulatio
intercarpea.

Articulatio intercarpea dibentuk di


satu pihak oleh os naviculare, os
lunatum dan os triquetrum dan di lain
pihak oleh os multangulum majus, os
multangulum minus, os capitatum
dan os hamatum. Cavum
articularenya berbentuk huruf S

Gerakan yang mungkin di dalam sendi ini ialah :


 ante-retrofleksi, dilakukan terhadap aksis radioulnar yang melalui os capitatum
 abduksi radial dan ulnar, dilakukan terhadap aksis dorsovolar. Abudksi ulnar terutama di articulatio
radiocarpea. Pada abduksi radial ada juga pemutaran basis ossa carpalia distal terhadap aksis
yang jalannya dari ulnodorsal ke radiovolar.

SIKU

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 50 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Pada posisi fleksi articulatio cubiti kelihatan epicondylus medialis, epicondylus lateralis dan
olecranon, yang ketiganya membentuk segitiga sama sisi sedang bila ekstensi ketiga bangunan
tersebut terdapat dalam satu garis. Saat lengan diekstensi di sebelah lateral olecranon terdapat
cekung dengan dasar capitulum radii yang di sebelah lateral dibatasi oleh otot-otot yang berpangkal
pada epicondylus lateralis. Margo dorsalis ulnea hanya bagian proksimal dapat kelihatan. Di daerah
siku sebelah volar terdapat cekung yang dibatasi sebelah proksimal oleh m. biceps dan m. brachialis,
ulnar oleh m. pronator teres dan radial oleh m. brachioradialis. Cekung ini disebut fossa cubiti
melanjutkan diri ke distal sebagai suatu sulcus yang dibatasi radial oleh m. brachioradialis dan ulnar
oleh m. flexor carpi radialis.

LENGAN BAWAH

Oleh karena perut (venter) otot-otot fleksor dan m. brachioradialis dengan m. extensor carpi radialis
longus dan brevis terdapat di bagian proksimal, bagian Ini membesar, dan lengan bawah ke arah
articulatio radiocarpea mengecil. Di sebelah volar, selain otot-otot tersebut kelihatan juga tendo m.
palmaris, tendo m. flexor carpi radialis. Margo dorsalis ulnae hanya dapat diikuti di bagian proksimal
sedang bagian distal ditutupi oleh m. extensor carpi ulnaris. Di ujung distal sebelah ulanr kelihatan
processus styloideus ulnae. Kira-kira pada sepertiga distal terdapat suatu sulcus miring dari ulnar ke
radial yang disebabkan oleh m. abductor pollicis longus dan m. extensor pollicis brevis.

Tugas : cari dan cocokan bangunan-bangunan diatas dengan atlas anatomi


manusia.

HUBUNGAN-HUBUNGAN DI TANGAN

Terdapat 8 persendian :
 articulatio carpometacarpea communis;
 articulatio carpometacarpea prima;
 articulatio metacarpophalangea prima; articulationes metacarpophalangeales secunda, tertia,
quarta et quinta dan
 articulationes interphalangea.

Articulatio carpometacarpea communis dibentuk di satu pihak oleh os


multangulum minus, os capitatum, os hamatum dan di lain pihak oleh os
metacarpale II s/d os metacarpale V. Spatium articulare bersifat tidak teratur
sehingga kemungkinan gerakan dapat dikatakan tidak ada dan dapat dipandang
suatu amphiarthrosis.

Articulatio carpometacarpea prima dibentuk oleh os multangulum majus dan


basis ossis metacarpalis I, berbentuk articulatio sellaris.

Oleh karena letak os multangulum majus agak miring, sumbu radioulnar articulatio carpometacarpea
prima tidak tepat berjalan radioulnar, tetapi kira-kira membentuk sudut 45 0 dengan dataran radioulnar.
Begitu juga sumbu dorsovolar. Oleh karenanya gerakan terhadap sumbu radioulnar tidak tepat fleksi
dan ekstensi, tetapi pada fleksi jari I dihadapkan di muka jari-jari lain, sehingga gerakan ini disebut
opposisi, dan gerakan ekstensi disebut reposisi. Gerakan terhadap sumbu radiovolar ialah abduksi
dan adduksi.

Articulatio metacarpophalangea prima dibentuk oleh capitulum ossis


metacarpalis I dan phalanx pertama. Morphologis sendi ini ialah articulatio
globoidea.
Gerakan yang mungkin dilakukan ialah terhadap sumbu radioulnar, ialah fleksi dan
ekstensi, sehingga fungsional sendi ini bersifat ginglymus.

Ini disebabkan karena terdapat ligamentum collaterale radiale dan ulnare. Yang terbentang antara
dataran radial dan ulnar os metacarpale I dan dataran radial danulnar phalanx pertama demikian rupa
sehingga selalu tegang di dalam keadaan fleksi dan ekstensi. Dengan demikian gerakan di dalam

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 51 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

sumbu dorsovolar tidak dapat dilakukan, oleh karena otot-otot yang melewati sendi ini hanya dari
sebelah dorsal dan volar, secara aktif os metacarpale I tidak dapat digerakkan terhadap sumbu
longitudinal, hanya secara pasif.

Articulationes metacarpophalangeales secunda dan seterusnya dibentuk oleh


capituli ossa metacarpalia II, III, IV dan V dan basis phalanges pertama. Sendi-
sendi ini bersifat articulatio globoidea.
Gerakan yang mungkin ialah hanya terhadap sumbu radioulnar dan sumbu
dorsovolar, jadi gerakan fleksi-ekstensi dan abduksi-adduksi pada keadaan
ekstensi.

Radial dan ulnar tiap-tiap sendi diperkuat oleh ligamentum collaterale radiale dan ulnare yang tegang
pada waktu fleksi sehingga abduksi tidak dapat dilakukan pada posisi fleksi. Capituli ossea
metacarpalia II s/d V dihubungkan satu dengan yang lain oleh ligamentum capitulum ossium
metacarplaium yang berjalan di sebelah volar dari capituli dan menghambat gerakan ossa
metacarpalia II s/d V, satu terhadap yang lain. Gerakan rotasi tidak dapat dilakukan secara aktif.

Articulatio interphalangealis dibentuk oleh capitulum satu phalanx dan basis


phalanx di sebelah distalnya. Sendi ini berbentuk articulatio trochlearis dengan satu
sumbu yang berjalan radioulnar, sehingga gerakan yang mungkin ialah fleksi-
ekstensi.

Ligamentum collaterale radiale dan ulnare pada sendi ini berjalan demikian rupa hingga mereka
tegang baik pada keadaan fleksi maupun pada keadaan ekstensi.

TANGAN

Metacarpus tidak merupakan bidang yang datar, tetapi melengkung ke arah radiovolar dengan os
metacarpale III yang terdorsal. Pada punggung tangan dapat dilihat tendines dari extensores. Pada
ketika mengenggam tendines ini menonjol di daerah capitulum ossis metacarpalis, yang bersama-
sama tidak terletak dalam garis lurus tetapi melengkung.

Pada tapak tangan kelihatan 2 tonjolan ialah thenar di radial dan hypothenar di ulnar, yang masing-
masing dibentuk oleh otot-otot untuk ibu jari dan jari V. Pada kulitnya terdapat lipatan-lipatan yang
transversal dan miring di sebelah ulnar dari thenar. Ibu jari terdapat di dalam satu bidang dengan jari-
jari lain, tetapi dalam suatu bidang yang kira-kira membuat sudut 45 0 dengan bidang tersebut.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 52 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Gerakan pada articulatio humeri

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 53 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Gerakan pada jari-jari dan ibu jari

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 54 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

HUBUNGAN-HUBUNGAN DI CINGULUM INFERIUS

Hubungan-hubungan di cingulum inferius terdiri atas :


a. Diarthrosis sebagai articulatio sacroiliaca dan
b. Synarthrosis sebagai :
1. symphysis pubica (fibro cartilago interpubica)
2. syndesmosis antara os sacrum dan os ischii

Articulatio sacroiliaca dibentuk oleh facies auricularis ossis ilii dan facies auricularis
ossis sacri. Dataran ni berlekuk dan sangat sesuai, sehingga gerakan yang mungkin
hanya sedikit sekali. Oleh karenanya ia bersifat amphiarthrosis.

Symphysis pubica ialah hubungan antara kedua os pubis, sebenarnya suatu


synchondrosis, tetapi kebanyakan mempunyai suatu rongga, sehingga dapat disebut
pseudoarthrosis.

Cingulum inferius atau pelvis, merupakan lingkaran dan memnyerupai cicin meterai. Pada orang
berdiri dataran melalui aditus pelvis membuat sudut 60 0 – 700 dengan bidang horizontal dan disebut
inclinatio pelvis. Spina iliaca anterior superior terletak kira-kira dalam satu bidang frontal dengan
tuberculum pubicum.

Pelvis dapat dipandang terdiri atas dua lengkung (arcus). Satu lengkung ialah tegak (pada orang
berdiri) dalam bidang frontal yang dibentuk oleh os sacrum dan kedua os ilium sampai acetabulum.
Lengkung yang lain terdapat di dalam bidang horizontal dan dibentuk oleh kedua os pubis sampai
acetabulum, sehingga kedua kaki melekat pada kedua kaki lengkung pertama. Berat badan menekan
di atas lengkung pertama, jadi pada os sacrum. Pada penampang melintang, os sacrum berbentuk
baji, sehingga jika ia ditekan di antara kedua os ilium, ia berusaha memisah kedua os ilium, jadi
memisah kedua kaki lengkung pertama.

Pemisahan ini dihindari oleh lengkung kedua, yang terbentuk oleh kedua os pubis yang dihubungkan
satu dengan yang lain oleh symphysis pubica. Jadi yang sebenarnya menghindari memisahnya
kedua os ilium ialah symphysis pubica. Berat badan menekan pada basis ossis sacri, sehingga os
sacrum, walaupun sangat sedikit, memutar terhadap sumbu transversal dan kedua articulatio
sacroiliaca. Basis ossis sacri bergerak ke kaudal dan apex ossis sacri ke kranial. Tetapi gerakan ini
dihambat oleh ligamentum sacrospinosum dan sacrotuberosum. Pada waktu hamil articulatio
sacroiliaca dan symphysis pubica menjadi longgar.

Hubungan antara cingulum inferius dan tungkai dilakukan dalam articulatio coxae.
Articulatio coxae dibentuk oleh acetabulum dan caput femoris. Cartilago articularis hanya ada pada
facies lunata. Acetabulum diperdalam oleh labrum glenoidale, terdiri atas fibrocartilago yang melekat di
tepi acetabulum, tetapi di incisura acetabuli labrum glenoidale tidak ada. Incisura acetabuli ini dilingkungi
oleh ligamentum transversum acetabuli, yang merupakan penyempurnaan dari lingkaran yang dibentuk
oleh labrum glenoidale.

Oleh karena acetabulum diperdalam, caput femoris masuk di dalamnya lebih dari setengahnya.
Articulatio globoidea yang dibentuk oleh acetabulum dan caput femoris bersifat sinarthrosis.

Gerakan articulatio coxae yang mungkin


ialah gerakan terhadap sumbu transversal,
sagittal dan longitudinal, jadi ante-
retrofleksi, abduksi-adduksi, endo-
eksorotasi.
Aksis melalui titik tengah caput femoris.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 55 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

HUBUNGAN ANTARA TUNGKAI ATAS DAN TUNGKAI BAWAH


Tungkai atas dan bawah dibentuk oleh
articulatio genus, yang disusun oleh:
- condylus femoris;
- condylus tibiae;
- menisci;
- patella.
Articulatio antara femur dan patella dapat
dipandang merupakan articulatio trochlearis.

Fossa intercondyloidea tidak ditutupi oleh


cartilago articularis. Facies articularis condyli
femoris dan tibiae tidak sesuai satu dengan
yang lain. Agar sesuai dilengkapi dengan
meniscus lateralis dan medialis yang
tersusun dari fibrocartilago.

Condyli femoris berbentuk silinder. Sumbu-sumbu kedua silinder membentuk sudut yang membuka ke
proksimal dorsal. Dataran silinder agak melengkung ke arah transversal. Jari-jarinya makin ke dorsal
makin pendek, sehingga dataran silinder pada penampang sagital merupakan spiral.

Facies articularis tibiae ditutupi oleh meniscus medialis dan meniscus lateralis. Meniscus medialis
berbentuk sebagian kecil dari suatu lingkaran yang besar, sedang meniscus lateralis berbentuk sebagian
besar dari lingkaran yang kecil. Tepinya melekat pada capsula articularis. Di sebelah ventral kedua
menisci dihubungkan satu dengan yang lain oleh ligamentum transversum genus, dan di median melekat
pada fossa intercondyloidea.

Capsula articularis

Strantum synoviale tidak melekat pada stratum fibrosum. Di dorsal ia ditonjolkan oleh ligamenta cruciata
genus ke dalam cavum articulare sehingga membentuk septum intercondyloideum, dan di kranial patella
stratum synoviale meneruskan diri sebagai bursa suprapatellaris. Andaikata meniscus bukan lingkaran
tetapi lamina, oleh karena ia melekat pada capsula dan ada septum intercondyloideum, cavum atriculare
terbagi menjadi empat.

Articulatio genus terdiri atas 5 articulationes :


1. articulatio femoropatellaris,
2. articulatio meniscofemoralis lateralis,
3. articulatio meniscotibialis lateralis,
4. articulatio meniscofemoralis medialis,
5. articulatio meniscotibialis medialis.

Oleh karena meniscus hanya setengah lingkaran, ruang di bawah meniscus berhubungan dengan
ruangan di atas meniscus. Fossa intercondyloidea femoris terdapat hanya di sebelah dorsal.

Di sebelah ventral facies articularis patellaris femoris menghubungkan kedua facies articularis condyli
femoris. Facies articularis ini ditutupi oleh cartilago articularis. Pada tibia fossa intercondyloidea yang
tidak ditutupi oleh cartilago articularis memisah kedua facies articularis condyli tibiae.

Stratum synoviale melekat pada batas cartilago articularis. Jadi tempat perlekatan pada femur
merupakan satu lingkaran padahal tempat perlekatan pada tibia merupakan dua lingkaran sehinga
stratum synoviale berbentuk sebagai celana pendek.

Stratum fibrosum hanya nyata di sebelah dorsal, yang berfungsi sebagai stratum fibrosum di sebelah
ventral ialah tendo m. quadriceps femoris yang mengandung patella. Tendo ini di antara patella dan
tuberositas tibiae disebut ligamentum patellae. Selain itu terdapat lanjutan otot sebagai serabut-serabut
jaringan pengikat yang berjalan kanan kiri ligamentum patellae dan melekat pada margo infraglenoidalis
tibiae kanan dan kiri, disebut retinaculum patellae mediale dan laterale.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 56 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Gerakan yang mungkin di dalam articulatio genus ialah fleksi dan ekstensi terhadap
sumbu transversal melalui condyli femoris.

Tetapi pada ketika fleksi sumbu pindah ke dorsal dan pada ekstensi sumbu pindah ke ventral. Oleh
karena jari-jari dataran condylus makin ke dorsal makin kecil, jarak antara tempat perlekatan ligamentum
collaterale laterale pada femur dan fibula pada keadaan ekstensi lebih jauh daripada keadaan fleksi. Oleh
karenanya pada waktu ekstensi ligamentum ini tegang tetapi pada waktu fleksi kendor. Oleh karena
ligamentum collaterale mediale mediale lebar dan menyebar sebagai kipas, selalu ada serabut-serabut
yang tegang.

Di dalam keadaan fleksi dapat diadakan gerakan rotasi tibia karena saat fleksi ligamentum collaterale
laterale kendor. Karena serabut-serabut ligamentum collaterale mediale selalu ada yang tegang, aksis
longitudinal atau aksis rotasi melalui condylus medialis tibiae. Kecuali oleh ligamenta collaterale, ekstensi
juga dihambat oleh ligamentum criciatum anterius. Dengan tegangnya ligamentum ini, ia menarik fossa
intercondyloidea anterior ke lateral, sehingga pada akhir ekstensi terjadi juga eksorotasi seluas 5 0.
Endorotasi dalam keadaan fleksi dihambat oleh ligamenta cruciata oleh karena mereka saling bersilang
dan putar memutar. Endorotasi juga dihambat oleh ligamentum collaterale laterale. Eksorotasi dalam
keadaan fleksi dihambat oleh ligamentum collaterale laterale.

Menisci bergerak dengan tibia pada waktu fleksi dan ekstensi, tetapi mereka tidak ikut bergerak dengan
tibia pada waktu rotasi.

1. Hubungan antara tibia dan fibula

Hubungan antara tibia dan fibula


terdiri atas :
1. articulati tibiofibularis;
2. syndesmosis tibiofibularis;
3. membrana interossea cruris.

Articulatio tibiofibularis dibentuk


oleh facies articularis fibularis tibiae
pada condylus lateralis tibiae dan
facies articularis capituli fibulae.

Kedua facies articularis (tibiofibularis) ialah datar. Capsula articularis sempit, diperkuat oleh ligamentum
capitulae fibulae anterius dan posterius. Gerakan yang mungkin hanya sedikit, dan disebabkan oleh m.
biceps femoris yang berinserio pada capitulum fibulae.

Syndesmosis tibiofibularis terdapat di antara incisura fibularis tibiae dan dataran medial melleolus
lateralis proksimal dari facies articularis malleoli lateralis. Sundesmosis ini terdiri atas ligamentum
tibiofibulare anterius dan posterius. Serabut-serabut berjalan dari tibia ke arah distal ke fibula.

Membrana inferossea cruris, menghubungkan crista interossea tibiae dengan crista iterossea fibulae.
Serabut-serabutnya sebagian besar berjalan dari tibia ke arah distal ke fibula. Membrana ini
menghambat gerakan yang masih mungkin di articulatio tibiofibularis.

Hubungan antara tungkai bawah dan kaki

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 57 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Hubungan antara tungkai bawah dan kaki


dilakukan oleh articulatio talocruralis,
dibentuk pada satu pihak oleh facies
articularis inferior tibiae dan facies articularis
alleoli mediale dan lateralis, dan di lain pihak
oleh trochlea tali. Ia berbentuk articulatio
trochlearis dengan axis transversal melalui
kedua malleoli.

Gerakan yang mungkin terhadap sumbu


transversal tersebut, ialah fleksi dorsal
(yang sebenarnya ekstensi) dan fleksi
plantar (yang sebenarnya fleksi).
Oleh karena trochlea tali di sebelah ventral lebih lebar daripada di sebelah dorsal, saat fleksi dorsal
kedua malleoli dipisahkan sampai 2-3 mm. Ini dapat terjadi oleh karena ligamentum tibiofibulare bersifat
elastis. Ligamenta yang ada di sebelah medial dan lateral sendi ini berfungsi juga sebagai ligamenta
collateralia.

Ligamenta yang pergi ke ventral menghambat fleksi plantar dan yang pergi ke dorsal menghambat fleksi
dorsal.

Tungkai bawah

Bentuk tungkai bawah ditetapkan kecuali oleh condyli tibiae, juga oleh tuberositas tibiae, crista anterior
tibiae, facies medialis tibiae, capitulum fibulae, malleolus medialis lateris, m. tibialis anterior, m. extensor
digitorum longus, mm. peronei, m. gastrocnemius dan m. soleus. Terutama m. gastrocnemius dan m.
soleus menyebabkan tungkai bawah membesar di bagian proksimal. Bagian distal tetap kecil karena
kebanyakan hanya tersususn oleh tendines.

HUBUNGAN-HUBUNGAN PADA KAKI

Hubungan-hubungan pada kaki ialah :


 articulatio talocalcanea  articulatio intercuneifemoris
 articulatio talocalcaneonavicularis  articulatio cuneicuboidea
 articulatio talonavicularis  articulatio tarsometatarsea
 articulatio calcaneocuboidea  articulatio metatarsophalangealis
 articulatio cuneonavicularis  articulatio interphalangealis

Articulatio talonavicularis dan articulatio calcaneocuboidea, bersama disebut juga articulatio dari Chopart.
Articulatio di antara ossa tersalia disebut juga articulationes intertarseae.
1. Articulatio talocalcanea, dibentuk oleh facies articularis calcanearis posterior tali dan facies
articularis talaris posterior calcanei.
2. Articulatio talocalcaneonavicularis dibentuk :
- di satu pihak oleh : facies articularis navicularis tali,
facies articularis calcanearis anterior tali,
facies articularis calcanearis media tali,
- di lain pihak oleh : facies articularis talaris ossis navicularis,
facies articularis anterior calcanei,
facies articularis talaris media calcanei, fibrocartilago
navicularis, yang ada pada ligamentum calcaneonaviculare
plantare.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 58 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Gerakan yang mungkin di dalam sendi ini ialah terhadap sumbu yang berjalan dari suatu tempat pada
facies lateralis talaris calcanei melalui sulcus calcanei dan sulcus tali ke collum tali di sebelah medial
dorsal. Gerakan ini terdiri atas pengangkatan tepi medial kaki yang disebut supinasi atau pengangkatan
tepi lateral kaki yang disebut pronasi.

Ligamenta yang terletak lateral distal sumbu menghambat supinasi, dan yang terletak medial proksimal
menghambat pronasi.

Oleh karena sumbu sendi miring, gerakan supinasi disertai dengan adduksi kaki
dan pronasi dengan abduksi.

3. Articulatio talonavicularis merupakan sebagian dari articulatio talocalcaneonavicularis.


4. Articulatio calcaneocuboidea dibentuk oleh facies articularis calcanearis cuboidea dan facies
articularis cuboidea calcanei. Sendi ini berbentuk articulatio sellaris dengan aksis dorsoplantar dan
transversal.
5. Articulatio cuneonavicularis ada 3 buah dan dibentuk di satu pihak oleh os naviculare dan
lainpihak oleh ketiga ossa cuneiformia.
6. Articulatio intercuneiformis ada 2 buah dan terdapat antara ossa cuneiformia.
7. Articulatio cuneocuboidea terdapat antara os cuboideum dan os cuneiforme tertium.
8. Articulatio tarsometatarsea disebut juga articulatio Lisfranci di antara basis ossa metatarsalia di
satu pihak dan ossa cuneiformia dan os cuboideum di lain pihak. Sendi ini mempunyai spatium
articulare yang terpisah menjadi tiga bagian :
- antara os metatarsale I dan os cuneiforme I
- antara os metatarsale II, III dan os cuneiforme II, III.
- Antara os metatarsale IV, V dan os cuboideum

Gerakan yang mungkin hanya sedikit. Os cuneiforme primum dapat bergeser ke dorsal dan plantar
terhadap sumbu proksimal distal melalui os cuneiforme secundum pada gerakan supinasi dan pronasi.
Arcus pedis dipertahankan oleh :
a. ligamentum calcaneonaviculare plantare
b. ligamentum plantare longum
c. aponeurosis plantaris

Ligamentum plantare longum, terbentang dari tuber calcanei ke basis ossa metatarsalia. Aponeurosis
plantaris, terletak superfisial terbentang dari tuber calcanei ke ligamenta vaginalia jari-jari kaki.

9. Articulationes metatarsophalangeales, dibentuk oleh capitulum ossis metatarsale I s/d V dan


basis phalanges pertama, berbentuk articulatio globoidea. Gerakan aktif hanya mungkin terhadap
sumbu dorsoplantar dan transversal, ialah fleksi – ekstensi dan adduksi – abduksi.
10. Articulatio interphalangeales, dibentuk antara basis phalangis dan caput phalangis berbentuk
articulatio trochlearis dengan gerakan fleksi – ekstensi terhadap sumbu transversal.

KAKI

Bentuk kaki ditetapkan terutama oleh tuber calcanei, ossa metatarsalis, capitulum ossis metatarsalis I
dan phalanges. Yang menapak pada tanak ialah tiber calcanei, os metatarsale V dan capitulum ossis
metatarsalia V s/d I. Jari-jari yang menapak tanah ialah phalanges terakhir. Jari III s/d V biasanya dalam
keadaan fleksi. Tempat yang tertinggi pada dorsum pedis ialah pada daerah os metatarsale I. Pada
dorsum pedis dapat dilihat tendines dari mm. extensores yang menyebar ke pangkal jari-jari.

BERDIRI DAN BERJALAN

1. Pada keadaan berdiri secara malas, badan seakan-akan bergantung pada ligamenta iliofemoralia
dan ligamenta ischiocapsularia. Pelvis pada keadaan ini memutar ke dorsal kira-kira 15 0, sehingga
inclinatio pelvis berkurang. Akibatnya ialah lordosislumbalis berkurang, titik berat pindah ke dorsal,
garis berat tidak lagi terdapat pada suatu bidang frontal yang melalui articulatio genus, tetapi pada
suatu bidang gfrontal yang melalui ventral articulationes genus, dan datang pada kaki pada puncak
arcus pedis yaitu talus, jadi ventral articulationes talocrurales. Oleh karena garis berat melalui bidang

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 59 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

disebelah ventral articulationes genus, adalah hasrat untuk hyperekstensi pada articulatio genus.
Hyperekstensi ini dihindari oleh ligamenta collateralia dan dan ligamentum cruciatum anterius pada
articulatio genus dan otot-otot flexor yang melalui aksis transversal articulatio genus dari dorsal. Otot-
otot di keliling articulatio coaxae tidak berekstensi, oleh karena pelvis tergantung pada ligamentum
iliofemorale, dan ligamenta ischiocapsularia.
2. Pada keadaan di mana seseorang berdiri pada satu tungkai, paha dan tungkai itu terdapat pada
keadaan adduksi dan retrofleksi. Juga dalam keadaan ini pelvis menggantung pada ligamentum
iliofemorale dan ligamentum ischiocapsulare. Juga di articulatio genus ada hyperekstensi yang
dihambat oleh ligamenta collateralia dan ligamentum cruciatum anterius dan otot-otot fleksor. Seperti
halnya pada jari-jari tangan, tendines dari mm. flexores digitorum longus dan tendo dari m. flexor
hallucis longus dieratkan oleh ligamentum vaginale dan dibungkus oleh vagina tendinum pada jari-
jari kaki.
3. Pada keadaan berdiri biasa, tubuh ada dalam keseimbangan yang labil. Titik berat terdapat + 4,5 cm
kranial dari aksis transversal kedua articulationes coxae di dalam suatu bidang frontal yang melalui
articulationes humeri, articulationes talocrurales. Oleh karena badan dalam keseimbangan labil,
keseimbangan ini mudah terganggu, sehingga otot-otot di keliling articulatio coxae dan m. erector
trunci berkontraksi.
4. Pada waktu berdiri tegak secara militer, titik berat pindak ke ventral. Inklinasi pelvis bertambah. Garis
berat terdapat pada bidang frontal yang melalui sebelah ventral articulatio genus dan articulatio
talocruralis. Keseimbangan sekarang harus dipertahankan secara aktif untuk menghindari
bertambahnya inclinatio pelvis dan jatuh ke ventral dengan kontraksi otot-otot fleksor paha dan
tungkai. Oleh karena batang badan harus tetap tegak dan orang melihat ke muka. Lordosis lumbalis
dan lordosis cervicalis bertambah, sehingga m. erector trunci harus bekerja lebih giat. Oleh karena
banyak otot-otot yang berkontraksi, berdiri tegak secara militer sangat melelahkan.

BERJALAN

Jika dimulai dengan berdiri, berjalan :


1. Dimulai dengan titik berat berpindah ke arah tungkai yang menyokong.
2. Kemudian tungkai yang dilemparkan (A) terlepas dari tanah dan dilemparkan secara aktif ke muka
disertai dengan eksorotasi (m. iliopsoas, m. rectus femoris, m. sartorius, m. pectineus, mm.
abductores).
3. Supaya pelvis pada pihak tungkai yang dilemparkan jangan turun, m. iliocostalis dan m. quadratus
lumborum pada pihak itu berkontraksi.
4. Titik berat pindah ke ventral sampai melalui capitulum ossis metatarsalis I.
5. Badan sekarang jatuh ke ventral terhadap sumbu transversal dari articulationes metatarso
phalangeales dari tungkai yang menyokong (B).
Jari-jari kaki masih tetap menapak pada tanah, tumit diangkat dari tanah. Tungkai yang menyokong
ini harus diretrofleksi di dalam articuatio coxae. Oleh karena terbatas dan supaya badan tetap tegak,
harus juga ada retrofleksi di columna vertebralis. Pada tungkai yang menyokong juga terjadi
endorotasi dalam articulatio coxae, sehingga pelvis sebelah lain maju. Retrofleksi dan endorotasi
dalam articulatio coxae disebabkan oleh mm. gluteus medius et minimus dan m. abductor magnus
bagian dorsal. Retrofleksi di dalam columna vertebralis dilakukan oleh m. erector trunci kedua belah
pihak. Guna kompensasi rotasi pelvis terhadap axis longitudinal, truncus harus di rotasi ke arah yang
berlawanan oleh m. erector trunci sepihak.
6. Pada ketika tungkai yang dilemparkan (A) di antefleksi di articulatio coxae, tungkai bawah ikut
terlempar sehingga terjadi ekstensi di dalam articulatio genus. Ini menyebabkan mm.
semimembranosus, semitendinosus dan biceps femoris tertarik sampai mendekati keadaan
insufisiensi pasif, sehingga menghambat antefleksi di dalam articulatio coxae. Pada ketika ini
gerakan melempar dapat dipandang selesai, tumit mengenai tanah dan tungkai yang dilemparkan
menjadi tungkai penyokong.
Pada akhir ekstensi di articulatio genus, terjadi eksorotasi tungkai bawah oleh karena menjadi
tegangnya ligamentum cruciatum anterius.
7. Setelah tumit, tapak kaki datang di tanah.
8. Oleh karena berat badan menekan pada tungkai ini (A) terjadi fleksi di articulatio genus dan
antefleksi di articulatio coxae yang ditiadakan oleh karena kontraksi m. quadriceps dan mm.
semimembranosus, semitendinosus dan biceps femoris.
9. Pada ketiak tumit tungkai ini (A) mengenai tanah, kaki yang menyokong (B) mulai dilepaskan dari
tanah dengan diadakan fleksi di articulatio genus, dan antefleksi di articulatio coxae, tetapi pucuk jari-
jari masih mengenai tanah.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 60 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

10. Pada ketika tapak kaki tungkai yang dilemparkan (A) seluruhnya telah mengenai tanah, kaki tungkai
penyokong (B) sama sekali dilepas dari tanah dengan yang menghambat fleksi plantar dan supinasi
kaki pada articulatio talocruralis dan talocalcaneonavicularis oleh mm. peronei dan mm. tibialis
anterior, extensor digitorum longus dan hallucis longus. Pada berjalan gerakan yang banyak
dilakukan di articulatio genus dan articulatio coxae, padahal di articulatio talocruralis gerakan hanya
sedikit.

Gerakan pada articulatio coxae (Hip joint)

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 61 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 62 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Gerakan pada articulatio genu (Knee joint)

Gerakan pada articulatio talocruralis (ankle joint)

Gerakan pada kaki

MUSCULOSKELETAL

MATERI BELAJAR PRAKTIKUM III


(MYOLOGI)

PENDAHULUAN

Otot merupakan alat gerak aktif. Hal ini disebabkan di dalam sel-sel otot terdapat myofibri yang
memiliki kemampuan berkonstraksi yang sangat besar. Secara umum jaringan otot dapat dibagi
menjadi :
1. Otot polos : otot jenis ini berkonstraksinya sangat lambat, namun konstraksinya dapat
dipertahankan dalam waktu yang lama dengan menggunakan energi yang sedikit. Otot-otot ini
bekerja tanpa kemauan kita sehingga disebut otot-otot tak sadar, misalnya : otot dinding usus,
pembuluh darah dan sebagainya.
2. Otot seran-lintang : jenis otot yang cepat berkonstraksi, tetapi relaksasinya juga cepat. Otot-otot
ini dinamakan otot-otot sadar karena bekerja atas kemauan kita, dan merupakan jenis otot yang
paling banyak dijumpai dan terdapat sebagai otot-otot badan.
3. Otot jantung : secara morfologis otot ini berseran lintang, tetapi kerjanya di luar kemauan kita.
Jadi jaringan otot ini merupakan suatu bentuk antara jaringan otot polos dan jaringan otot seran
lintang. Otot jenis ini terdapat pada jantung.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 63 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

STRUKTUR DAN MORFOLOGI OTOT RANGKA

Secara umum otot rangka mempunyai dua ujung yang masing-masing dinamakan kepala (caput) dan
ekor (cauda), sedangkan bagian yang terdapat ditengah-tengah disebut empal (venter). Kedua ujung
otot melekat pada tulang dengan perantaraan tendo (urat), kadang-kadang juga salah satu ujungnya
melekat pada kulit, misalnya otot-otot wajah, atau pada suatu anyaman jaringan ikat yang yang kuat,
misalnya otot-otot serong dinding perut. Tempat kepala otot melekat pada tulang disebut origo
dimana merupakan titik yang tidak bergerak (punctum fixum) atau yang bergeraknya kurang dari pada
ujung yang lain. Sedangkan tempat melekatnya ekor disebut insersi (insertio), dimana merupakan titik
yang dapat bergerak luas (punctum mobile)atau yang terletak jauh dari batang badan.

Alat-alat bantu otot :


1. Tendo dan aponeurosis : otot melangsungkan pekerjaannya atas rangka dengan perantaraan
tendo. Tendo ini terdiri dari jaringan ikat yang kuat yang kemungkinan kecil sekali dapat
diregangkan. Tendo yang rata dan lebar disebut aponeurosis.
2. Fasciae : merupakan pembungkus otot dan kumpulan otot-otot. Sobeknya fasciae dapat
menyebabkan bahwa massa otot yang lembek menonjol keluar dari selubungnya. Keadaan
semacam itu di namakan hernia otot.
3. Bursa mucosae : untuk mengurangi geseran misalnya antara tendo dengan alat sekitarnya,
dindingnya tersusun dari stratum fibrosum dan stratum synoviale.
4. Sarung tendo (vagina tendinum) : semacam bursa mucosa, tetapi vagina tendinum itu
mengelilingi satu atau lebih tendo.

Pembagian otot secara makroskopis

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 64 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Penampang melintang otot skelet

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 65 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Major muscle anterior

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 66 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Major muscle posterior

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 67 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

OTOT-OTOT YANG MENYEBABKAN GERAKAN SCELETON TRUNCI

1. Otot-otot yang menyebabkan gerakan columna vetebralis.


Os sacrum dapat dipandang pusat dimana bagian-bagian lain dari columna vertebralis bergerak.
a. Retrofleksi dilakukan oleh otot-otot yang terdapat di dorsal sumbu transversal yaitu:
Otot-otot yang termasuk dalam m. erector trunci :
- m. interspinalis;
- m. transversospinalis;
- m. sacrospinalis;
- m. spinotransversalis.

M. interspinalis : mm
origo dan insertio : processus spinosus
vertebrae yang berturutan.
M. transversospinalis :
Arigo : processus transversus
Insertio : processus spinosus vertebrae
di kranialnya
Otot ini dapat dibagi dalam :
 m. rotator brevis : berinsertio di
processus spinosus tepat di kranialnya
m. interspinalis m. transversospinalis
 m. rotator longus : melewati satu
vertebra
 m. multifidus : melewati 2-4 vertebrae
 m. semispinalis,melewati lebih dari 4
vertebrae

Otot-otot ini mengadakan retrofleksi hanya jika kedua belah pihak


bekerja

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 68 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. sacrospinalis, dapat dibagi dalam :


1. m. iliocostalis, pada daerah cervical
origo : anguli costae 3-1
insertio : tuberculum posterius VC 6-4
Otot ini mengadakan retrofleksi bila kedua
belah pihak bekerja.
2. m. longissimus, di daerah leher
origo : processus transversi VTh. 1-4/6
insertio : processus transversi VC 6-4
Otot ini mengadakan retrofleksi bila kedua
belah pihak bekerja.

m. iliocostalis m. longissimus

3. m. spinalis di daerah leher ada sepasang


origo : processus spinosi VC. 6 – VTh. 2
insertio : processus spinosi VC. 1 – VC. 4

M. spinotransversalis,
Otot ini lazim disebut m. splenius, di daerah leher
terdapat m. splenius cervicis.
origo : processus spinosi VTh. 3-6
insertio : processus transversi VC1-3
Pada retrofleksi lordosis cervicalis bertambah.
m. spinalis

b. Antefleksi dilakukan oleh otot-otot yang terdapat di sebelah ventral sumbu transversal, dapat
dibagi menurut origo dan insertionya dalam :
1. baik origo maupun insertio terdapat di columna vertebralis :
- m. longus colli
2. hanya origo terdapat di columna vertebralis :
- m. scalenus anterior - m. scalenus posterior
- m. scalenus medius - m. psoas major

3. baik origo maupun insertio tidak terdapat di columna vertebralis :


- m. sternocleidomastoideus - m. obliquus externus abdominis
- m. obliquus internus abdominis - m. rectus abdominis
Otot ini hanya dapat menyebabkan antefleksi apabila kedua belah pihak bekerja.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 69 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. logus colli :
terdapat di sebelah ventral columna vertebrale
cervicalis. Ia dapat dibagi dua :
 bagian media : m. longus colli
origo : corpus VTh.2 – VC.5
insertio : - processus vertebrae cervicalis VC.5,6
- corpus vertebra cervicalis VC.2 - 4
 bagian lateral :
origo : processus transversus VC 3-6
insertio : tuberculum anterius atlantis

M. scalenus anterior
origo : tuberculum anterius VC 4-6
insertio: costa pertama bagian ventral

M. scalenus medius
origo : tuberculum posterius VC 2-7 m. scalenus
insertio: costa pertama bagian dorsal

M. scalenus posterior
origo : tuberculum posterius VC 5-6
insertio: costa II

M. psoas major
origo : corpora VL. 1 s/d 5 m. psoas major
insertio: trochanter minor femoris

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 70 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. sternocleidomastoideus
origo : - pars sternalis : pada tepi incisura
jugularis sterni bagian lateral.
- pars clavicularis : pada extremitas
sternalis claviculae.
insertio: dataran lateral processus mastoideus sampai
linea nuchae superios.

Otot-otot ini mengadakan antefleksi dengan menarik


kepala ke ventral kaudal.
m. sternocleidomastoideus
M. obliquus internus abdominis
origo : - fascia lumbodorsalis
- crista iliaca
insertio: - costa XII, XI, X
- linea alba

M. obliquus externus abdominis


origo : - costa V s/f XII di sebelah luar
insertio: - linea alba
- tuberculum pubicum m. obliqus abd. internus
- lig. inguinale
m. obliqus abd. externus

M. rectus abdominis
pada costa rawan VII, sampai dengan costa rawan origo :
bagian medial ke V
insertio: - os pubis, medial tuberculum pubicum
- symphysis ossium pubis
- r. inferior ossis pubis yang heterolateral

Pada otot ini ada bagian-bagian jaringan pengikat yang


kelihatan pada orang hidup sebagai alur-alur melintang
jika otot berkerut, dan disebut inscripsiones tendineae.
Otot-otot ini mengadakan antefleksi dengan menarik
costae ke kaudal.

m. rectus femoris
c. Laterofleksi, dilakukan oleh otot-otot yang letaknya di sebelah lateral sumbu sagittal.
Pada bagian dada, laterofleksi dihambat oleh costae yang merapat. Otot-otot yang mengadakan
laterofleksi ialah otot-otot yang mengadakan retrofleksio dan antefleksio jika
hanya bekerja sebelah yaitu :
- m. sacrospinalis
- m. transversospinalis
- m. spinotransversalis
- m. obliquus abdominis externus dan internus
- m. longus colli
- m. rectus abdominis
- m. psoas major
- m. sternocleidomastoideus

dan ditambah dengan otot-otot :


- m. intertransversarius
- m. quadratus lumborum
- m. levator scapulae

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 71 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. intertransversarius
origo dan insertio : processus transversus dari
vertebrae yang satu ke vertebra yang lain
secara berurutan.

M. quadratus lumborum
Dapat dibagi dalam 2 lapisan :
1. lapisan dorsal
origo : crista iliaca
insertio : - processus transversus VL. 4 s/d 1
- costa XII
2. lapisan ventral
origo : - crista iliaca
- processus transversus VL. 5 s/d 2
insertio : - costa XII m. quadratus lumborum
- corpus VTh. 12

Otot ini mengadakan laterofleksi dengan


menarik costa XII ke kaudal.
m. levator scapulae
M. levator scapulae
origo : tubercula posterior processus VC. 1
s/d 4
insertio : angulus medialis scapulae

Otot ini dapat mengadakan laterofleksi, bila


scapula dieratkan.

d. Rotasi, dilakukan oleh otot-otot yang menyilang sumbu longitudinal secara miring di ventral atau
dorsal.
- m. transversospinalis
- m. spinotransversalis (m. splenius)
- m. obliquus abdominis internus
- m. obliquus abnominis externus
M. transversospinalis, m. obliquus externus abdominis dapat mengadakan rotasi ke sebelah
yang lain, jadi heterolateral.
M. spinotransversalis, m. obliquus internus abnominis dapat mengadakan rotasi ke sebelah
yang sama, jadi homolateral.
Rotasi di daerah leher disertai dengan laterofleksi dilakukan oleh otot-otot yang menyilangi sumbu
terletak tegak lurus pada bidang facies articularis processus articularis.

2. Otot-otot yang menyebabkan gerakan respirasi


Pada pernapasan atau respirasi rongga dada membersar dan mengecil. Pembesaran ini disebabkan
oleh karena :
1. dada mengembang, dengan bergeraknya costae ke kranial di dalam artic. costovertebralis
2. Menurunnya sekat yang memisah rongga dada dari rongga perut, yang disebut diaphragma.

Pada pembesaran ini terjadi inspirasi atau penarikan napas.


a. Otot-otot yang menarik costae ke kranial :
- m. intercostalis externus
- m. levator costae
m. intercostalis ext.
- m. serratus posterior superior
- m. scaleni

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 72 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. intercostalis externus
Terdapat di antara costa mulai dari
tuberculum costae; serabut-serabutnya
berjalan miring dari kraniodorsal ke
ventrokaudal.

M. levator costae
Terdapat di sebelah dorsal
origo : processus transversus VTh.
insertio : - m. levator costae brevis
costa tepat di kaudalnya
- m. levator costae longus :
melewati satu costae, hanya di
bagian kaudal
m. levator costae

M. serratus posterior superior


Terdapat di sebelah dorsal
origo : processus spinosus VC. 6,7 dan VTH.
1,2
insertio : costa II s/d V

m. serratus posterior superior

Bila inspirasi sukar, bekerja juga otot-otot :


- m. pectoralis major Otot-otot ini bekerja bila insersi diubah menjadi
- m. latissimus dorsi origo yaitu memfiksasi lengan dengan
- m. m. serratus anterior memegang sesuatu yang tetap. Dengan
- m. pectoralis minor demikian otot-otot ini dapat mengangkat costa.

M. pectoralis major
origo : - bagian medial 2/3 clavicula (pars
clavicularis)
- costa rawan I s/f VI dan sternum
(pars sternocostalis)
- vagina musculi recti (pars-
abdominalis) insertio : sebagai huruf m. pectoralis major
U pada crista tuberculi majoris,
dengan pars clavicularis di kaki
lateral dan pars abdominis di kaki
medial, sehingga otot itu melipat.

Insersi secara demikian hanya mengambil


tempat yang kecil yang berfaedah untuk
luasnya gerakan.
m. pectoralis minor

M. pectoralis minor
origo : bagian ventral costa ke (II) III, IV, V,
letaral dari perlekatan pada iga rawan

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 73 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

insertio : processus coracoideus scapulae

M. serratus anterior
Menurut insersinya pada scapula, otot ini dapat dibagi tiga :
1. origo : terbentang antara costa I dan II di sebelah ventral
insertio : angulus medialis scapulae
2. origo : costa II
insertio : margo vertebralis scapulae
3. origo : costa III s/d IX
insertio : angulus inferior scapulae

m. serratus anterior

M. latissimus dorsi
origo : - cista iliaca
- processus spinosus VL. 5 s/d 1, VTh. m. latissimus
12 s/d 7 dorsi
insertio : cista tuberculi minoris

b. Diaphragma yang terdiri atas :


1. bagian otot, yang dapat dibagi lagi dalam :
- pars sternalis
- pars costalis
- pars lumbalis
2. bagian jaringan pengikat yang lebar dan pipih disebut centrum tendineum

origo : bagian kaudal facies internalis sterni


insertio : centrum tendineum
pars costalis :
origo : costa VII s/f XII
insertio : centrum tendineum
pars lumbalis, dapat dibagi dalam :

Diaphragma
 Crus mediale
origo : corpus vertebrae lumbalis IV dan III di sebelah
kanan dan III di sebelah kiri
insertio : bersama dengan sebelah lain bersilangan dan
membentuk lubang, sesudah mana mereka
pergi ke centrum tendineum.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 74 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Crus intermedium
origo : corpus vertebra lumbalis III dan II di sebelah kanan dan II di sebelah kiri
insertio : centrum tendineum

 Crus laterale
origo : dapat dibagi dua ialah :
- sebagai arcus lumbocostalis medialis, yang terbentang dari corpus vertebrae I ke
processus transversus vertebrae lumblis I.
- Sebagai arcus lumbocostalis lateralis yang terbentang dari processus transversus
vertebrae lumbalis I ke costa XII.
Insertio : centrum tendineum

Jika bagian otot berkerut, ia menarik centrum tendineum ke kaudal, sehingga rongga dada
membesar. Tetapi ia mendesak tepi perut, dan isi perut mendesak dinding muka perus sehingga ia
menonjol ke ventral. Oleh karenanya pernapasan dengan diaphragma disebut pernapasan costal.

Ekspirasi atau pengeluaran napas terjadi bila rongga dada


mengerut, yang terjadi bila costa turun ke kaudal, karena m. intercostalis
penarikan oleh : int.
- m. intercostalis internus;
- m. transversus thoracis;
- m. serratus prosterior inferior.

M. intercostalis internus :
Terdapat di antara iga-iga dari angulus
costae sampai perlekatan iga rawan
kepada sternum. Ia dipisah dari M.
intercostalis externus oleh suatu sulcus
costae, yang terdapat pada tepi kaudal
costa. Bagian yang terdapat di antara iga
rawan disebut m. intercartilagineus dan
menarik iga ke kranial sehingga
mengadakan inspirasi.

M. transversus thoracis :
Terdapat di sebelah dalam dari iga rawan
dan sternum
origo : sternum bagian kaudal
insertio : iga rawan VI s/d II

Bila ada kesukaran dalam pengeluaran


napas, bekerja juga : m. transverses thoracis
 m. obliquus internus abdominis
 m. transversus abdominis
 m. obliquus externus abdominis
 m. rectus abdominis

M. serratus posterior inferior :


Terdapat di sebelah dorsal
origo : processur spinosus VL. 1,2
dan VTh. 10 s/d 12
insertio : costa XII s/d VIII

M. obliquus internus abdominis dan m. obliquus externus abdominis menarik costae ke kaudal dan
mengecilkan rongga perut, dalam ukuran kraniokaudal dan ventrodorsal.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 75 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. transversus abdominis :
origo : - fascia lumbodorsalis
- crista iliaca
- sebelah dalam dari ujung-
ujung costa XI dan XII
- ligamentum inguinale
insertio : - linea alba
- tuberculum pubicum

Otot ini dapat :


- mengecilkan rongga perut terutama
dalam ukuran ventrodorsal
- mengecilkan apertura thoracis inferior
dengan menggerakkan costae ke
kaudal medial.

m. transverses abdominis
Oleh karena rongga perut perut mengecil, desakan di dalam rongga perut meningkat; alat-alat dalam
terdesak ke kranial dan kaudal. Alat-alat dalam yang terdesak ke kranial mendesak diaphragma ke
kranial, sehingga rongga dada mengecil.

Otot-otot yang menyebabkan gerakan di dalam articulatio atlantooccipitalis dan


atlantoepistrophica.

1. Antefleksi dilakukan oleh otot-otot yang terdapat di ventral sumbu transversal.


- m. sternocleidomastoideus
- m. longus capitis
- m. rectus capitis anterior
Kecuali otot-otot tersebut juga gaya berat dapat mengakibatkan anteflesi.

M. sternocleidomastoideus :
dapat mengadakan antefleksi bila kedua belah pihak bekerja dan bila mereka melalui sumbu
transversal di sebelah ventral.

M. longus capitis
origo : processus transversus VC. VI
s/d III, tuberculum anterius
insertio : pars basilaris ossis occipitalis
dekat linea mediana
fungsi : otot ini dapat mengadakan
anteflesi bila kedua belah
pihak bekerja
M. rectus capitis anterior
origo : processus transversus atlantis m. longus capitis
insertio : pars basilaris ossis occipitalis
lateral dari insersi m. longus
capitis
fungsi : otot ini dapat mengadakan
antefleksi bila kedua belah
pihak bekerja

2. Retrofleksi, dilakukan oleh otot-otot yang terdapat di dorsal sumbu transversal articulatio
atlantooccipitalis m. splenius capitis
- m. semispinalis
- m. longissimus capitis
- m. trapezius pars descendens
- m. sternocleidomantoideus
- m. rectus capitis posterior minor dan major
- m. obliquus capitis superior

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 76 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. rectus capitis posterior major


origo : processus spinosus VC 2
insertio : linea nuchae inferior

M. obliquus capitis superior


Origo : processus transversus atlantis

insertio : otot itu menuju medial dan melekat pada linea nuchae inferior

M. trapezius pars descendens


origo : processus spinosus vertebrae prominentis
lig. supraspinale yang di sini meninggi menjadi septum nuchae
protuberantia occipitalis externa
insertio : acromion

Otot-otot tersebut dapat mengadakan retrofleksi bila kedua belah pihak


bekerja.
M. sternocleidomastoideus hanya dapat mengadakan retrofleksi bila kedua
belah pihak bekerja dan menyilangi sumbu transversal di sebelah dorsal.

3. Abduksi, dilakukan oleh otot-otot yang terdapat di sebelah lateral sumbu sagital articulatio
atlantooccipitalis
- m. rectus capitis posterior; - m. splenius capitis;
- m. obliquus capitis superior; - m. trapezius pars descendens;
- m. longissimus capitis; - m. sternocleidomastoideus;
- m. semispinalis capitis; - m. rectus capitis lateralis.

M. rectus capitis lateralis


origo : processus transversus atlantis
insertio : processus jugularis ossis occipitalis

4. Rotasi, dilakukanoleh otot-otot yang terdapat di sebelah lateral sumbu longitudinal (kraniokaudal)
articulatio atlantoepistrophica menyilang dari ventral ke dorsal atau sebaliknya:
- m. rectus capitis posterior major;
- m. obliquus capitis inferior;
- m. longissimus capitis;
- m. splenius capitis.

M. obliquus capitis inferior


origo : processus spinosus VC. 2
insertio : processus transversus atlantis

Otot-otot tersebut menyilang sumbu longitudinal dari dorsokaudal ke ventrokranial, sehingga


mengadakan rotasi homolateral (ke pihak yang sama), sedang otot yang teresebut di bawah :
- m. semispinalis capitis,
- m. trapezius pars desacendens,
- m. sternocleidomastoideus.
Menyilang sumbu longitudinal dari ventrokaudal ke dorsokranial sehingga menarik insersinya ke
ventral, mengakibatkan rotasi heterolateral.

TENGKUK

Bentuk tengkuk ditetapkan oleh kedua m. erectus trunci. Di antaranya, di linea mediana pada melihat
tepat ke ventral, terdapat suatu sulcus dari protuberantia occipitalis externa dan processus spinosus
vertebrae prominentis. Tetapi pada keadaan anteflextio sulcus itu menjadi suatu crista yang rendah
yang disebabkan oleh septum nuchae. Ke lateral kaudal tengkuk menjadi bahu, yang bentuknya
ditetapkan oleh pars descendens m. trapezius.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 77 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Gerakan pada leher

Gerakan pada truncus

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 78 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Otot-otot yang menyebabkan gerakan lengan atas dan di dalam cingulum superius.

Otot-otot yang menyebabkan gerakan di dalam articulatio humeri.


1. Abduksi, dilakukan oleh otot-otot yang terdapat di sebelah
lateral dan kranial sumbu sagittal.
- m. deltoideus
- m. supraspinatus
- m. biceps brachii

M. deltoideus
origo : - clavicula bagian lateral (pars
clavicularis)
- acromion (pars acromialis)
- spina scapulae (pars spinalis)
insertio : tuberositas deltoidea humeri
fungsi : pada permulaan abduksi
(bagian lateral) otot yang
terdapat lateral aksis sagital
hanya yang berorigo di
acromion, sedang pada akhir
gerakan otot yang berorigo di
clavicula (bagian ventral) dan
spina scapulae (bagian dorsal)
terdapat di sebelah lateral
kranial sumbu sagittal sehingga
mereka melakukan abduksi.

M. supraspinatus
origo : fossa supraspinata
insertio : tuberculum majus
fungsi : otot ini melalui sumbu sagital di
sebelah kranial, sehingga dapat
melakukan abductio.

M. biceps brachii
origo : - caput longum : tuberositas
supraglenoidalis
sebagai tendo yang lansung melewati
caput humeri berjalan di dalam sulcus
intertubercularis untuk kemudian menjadi
daging dan bertemu dengan caput breve
- caput breve : processus coracoideus
insertio : - tuberositas radii
- sebagai suatu urat, disebut lacertus
fibrosum, pada fascia lengan bawah
fungsi : caput longum melalui sumbu sagital di
sebelah kranial dari medial ke
lateral, sehingga dapat mengadakan
abductio.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 79 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Gerakan abduksi lebih tinggi dari 900 dilakukan juga di dalam artic. sternoclavicularis dan artic.
acromioclavicularis, keduanya terhadap sumbu sagital. Otot-otot yang menyebabkan gerakan dalam
dua articulationes itu ialah :
-pars descendens m. trapezii
-pars ascendens m. trapezii
-m. serratus anterior

Pars descendens m. trapezii menarik acromion beserta pars acromialis claviculae ke kranial,
sehingga clavicula bergerak di dalam artic. sternoclavicularis terhadap sumbu sagital.

Pars ascendens m. trapezii


origo : processus spinosus VTh. 3 s/d 12
insertio : spina scapulae bagian medial
fungsi : menarik scapula ke kaudal, terutama bagian madial sehingga scapula
memutar terhadap sumbu sagittal di dalam artic. acromioclavicularis.

M. serratus anterior, terutama bagian kaudal menarik scapula ke lateral, sehingga scapula memutar
terhadap sumbu sagital di dalam artic. acromioclavicularis.

2. Adduksi, dilakukan oleh otot-otot yang terdapat di sebelah media sumbu sagittal
- m. pectoralis major
- m. latissimus dorsi
- m. teres major
- m. biceps brachii (caput breve)
- m. triceps brachii
- pars clavicularis m. deltoidei
- pars spinalis m. deltoidei

M. pectoralis major, m. latissimus dorsi,


caput breve m. bicipitis brachii, pars
clavicularis dan pars spinalis m. deltoidei
melalui sumbu sagital di sebelah kaudal-nya
dari medial ke lateral sehingga dapat
mengadakan adduksi.

M. lattisimus dorsi
origo : lamina posterior lumbodorsalis proc. Spinosus VTh. 7 ke bawah crista
iliaca, costa bawah (3-4)
insertio : crista tuberculi minoris humeri
gunanya : di sebelah kaudal sumbu sagital menyebabkan adduksi

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 80 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. triceps brachii
origo : - caput longum : tuberositas
infraglenoidalis
- caput laterale : pada
dataran dorsal humerus
lateral proksimal sulcus
spiralis
- caput mediale : pada
dataran dorsal humerus,
medial distal sulcus spiralis
insertio : ketiga caput bersatu
membentuk bagian urat
yang lebar dan melekat
pada olecranon.
fungsi : caput longum melalui
sumbu sagital di sebelah
kaudal dari medial ke lateral
sehingga dapat mengadakan
adduksi.

M. teres major
origo : angulus inferior scapulae dan
margo axillaris
insertio : crista tuberculi minoris di
sebelah medial insertio m.
latissimus drosi m. teres major
fungsi : otot ini melalui sumbu sagital
di sebelah kaudal sehingga
dapat
mengakan adduksi.

3. Antefleksi, dilakukan oleh otot-otot yang terdapat


di sebelah ventral sumbu transversal
- m. deltoideus (pars clavicularis)
- m. pectoralis major (pars clavicularis)
- m. coracobrachialis
- m. biceps brachii

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 81 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. deltoideus bagian ventral (pars clavicularis), m. pectoralis major


pars clavicularis melalui sumbu transversal di sebelah ventral,
sehingga dapat mengadakan antefleksi.

M. coracobrachialis
origo : processus coracoideus
insertio : humerus di sebelah medial
pada pertengahan
fungsi : otot ini melalui sumbu
transversal di sebelah ventral
sehingga dapat
mengangkat lengan ke
ventrokranial (= antefleksi).

Gerakan antefleksi lebih tinggi dari 900 dilakukan juga di dalam artic. sternoclavicularis terhadap
sumbu transversal dan sagittal, dan di dalam artic. acromioclavicularis terhadap sumbu transversal,
sagittal dan longitudinal. Otot-otot yang melakukan gerakan itu ialah :
-pars descendens m. trapezii
-pars ascendens m. trapezii
-m. serratus anterior

Pars descendens m. trapezii mengangkat acromion dan pars acromialis claviculae, sehingga terjadi
gerakan terhadap sumbu sagirtal di dalam artic. sternoclavicularis.
Pars ascendens m. trapezii dan m. serratus anterior memutar scapula terhadap sumbu sagital di
dalam artic. acromioclavicularis, sehingga angulus inferior pergi ke lateral.
M. serratus anterior memutar scapula terhadap sumbu transversal dan longitudinal di dalam artic.
acromioclavicularis, sehingga angulus inferior pergi ke ventral dan margo vertebralis pergi ke dorsal.
Dengan memutarnya scapulae terhadap sumbu transversal, clavicula akhirnya ikut memutar.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 82 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

4. Retrofleksi, dilakukan oleh otot-otot yang terdapat di sebelah dorsal sumbu transversal.
- m. deltoideus (pars spinalis)
- m. teres major
- m. latissimus dorsi
- m. triceps brachii
M. deltoideus bagian dorsal (pars spinalis)
melalui sumbu transversal di sebelah dorsal
sehingga dapat menarik lengan atas ke dorsal
(= retrofleksi).
M. teres major, m. latisimus dorsi, caput
longum m. tricipitis brachii melalui sumbu
transversal di sebelah kaudal dari dorsal ke
ventral, sehingga dapat menarik humerus ke
dorsal
(= retrofleksi).

Gerakan retrofleksi setinggi-tingginya dilakukan juga di dalam artic. sternoclavicularis terhadap


sumbu transversal, sagittal dan longitudinal. Otot-otot yang melakukan gerakan itu adalah :
- m. trapezius, pars descendens; - m. rhomboideus major;
- m. levator scapulae; - m. pectoralis minor;
- m. rhomboideus minor; - m. trapezius, pars transversa
Pars descendens m. trapezii dan m. levator scapulae mengangkat scapula dan pars acromialis
scapulae, sehingga ada gerakan terhadap sumbu sagittal di dalam artic. sternoclavicularis.

M. rhomobideus minor
origo : processus spinosus VC. 6,7
insertio : bagian kranial margo
vertebralis dan basis spinae
scapulae m. rhomboideus major

M. rhomboideus major
origo : processus spinosus VTh. 1
s/d 4
insertio : margo vertebralis kaudal dari
insertio m. rhomboideus minor
m. rhomboideus minor
sampai
angulus inferior.

Kedua otot di atas memutar scapula


terhadap sumbu sagittal di dalam artic.
Acromio-clavicularis sehingga angulus
inferior scapulae pergi ke medial.

M. pectoralis minor menarik processus coracoideus ke ventral kaudal, dan


pars descendens m. trapezii menarik spina scapulae ke kranial,
memutar scapula terhadap sumbu transversal di dalam
artic. acromioclavicularis. Akhirnya pars acromialis claviculae ikut bergerak
ke ventral terhadap sumbu longitudinal di dalam artic. sternoclavicularis
dan ikut memutar terhadap sumbu transversal di dalam
artic. acromioclavicularis.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 83 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. trapezius pars transversa


origo : processus spinous VC. 7 s/d
VTh. 3
insertio : spina scapulae bagian lateral
fungsi : menarik scapula kemudian
m. subclavius
membantu memutarnya
terhadap sumbu sagittal di
dalam artic.
Acromioclavicularis.

M. subclavius
origo : costa I bagian medial dan
costa rawan I bagian lateral
insertio : clavicula di bagian
pertengahan di sebelah
kaudal
gunanya : menarik clavicula ke kaudal

5. Endorotasi, dilakukan oleh otot-otot


- m. subscapularis
- m. pectoralis major
- m. deltoideus pars clavicularis
- m. teres major
- m. latissimus dorsi
- m. biceps brachii

M. subscapularis
origo : fossa subscapularis endorotasi
insertio : tuberculum minus humeri
fungsi : otot ini melalui sumbu longitudinal humerus, di sebelah ventral,
sehingga dapat melakukan endorotasi.

m. pectoralis major, m. deltoideus pars clavicularis dan m. biceps brachii melalui sumbu
longitudinal humerus di sebelah ventral, sehingga dapat melakukan endorotasi.
M. teres major dan m. latissimus dorsi, melalui sumbu longitudinal humerus di sebelah medial dari
dorsal ke ventral sehingga dapat juga melakukan endorotasi.

endorotasi 6. Eksorotasi, dilakukan oleh otot-otot


- m. infraspinatus
- m. teres minor
- pars spinalis m. deltoidei
- m. supraspinatus
- m. triceps brachii

M. infraspinatus, m. teres minor, pars


spinalis m. deltoidei, m.
supraspinatus, caput longum m.
tricipitis brachii melalui sumbu
longitudinal humerus di sebelah dorsal
sehingga dapat melakukan eksorotasi.

Kombinasi dari gerakan terhadap ketiga


sumbu itu desebut sirkumduksi.

m. teres minor

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 84 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

II. Otot-otot yang menyebabkan gerakan di dalam articulatio cubiti


1. Fleksi, dilakukan oleh otot-otot :
- m. biceps brachii - m. flexor carpi radialis
- m. brachialis - m. palmaris longus
- m. brachioradialis - m. flexor digitorum sublinis
- m. pronator teres

M. biceps brachii menyebabkan fleksi articulatio cubiti karena


terdapat di sebelah volar sumbu transversal.

M. brachialis
origo : mulai dari kira-kira
pertengahan facies anteriotis
humeri
insertio : tuberositas ulnae
fungsi : menyebabkan fleksi karena
berjalan di sebelah volar
sumbu transversal

M. brachioradialis
origo : crista lateralis humeri di
sebelah proksimal
epicondylus lateralis humeri
insertio : processus styloideus radii
fungsi : menyebabkan fleksi karena
berjalan di sebelah volar
sumbu transversal

M. pronator teres
origo : - caput humerale :
epicondylus medialis
humeri
- caput ulnare : processus
coracoideus ulnae
insertio : pada dataran volar
pertengahan radius
fungsi : menyebabkan fleksi karena
berjalan volar dari sumbu m. pronator teres
transversal

M. flexor carpi radialis


origo : - caput humerale : epicondylus medialis humeri
- caput ulnare : processus coronoideus ulnae
insertio : di bagian distal bagian bawah menjadi tendo, dan setelah melalui canalis
carpi, terbagi dua untuk melekat pada basis os metacarpale II dan III.
fungsi : menyebabkan fleksi karena melewati sumbu transversal articulatio cubiti

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 85 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

di sebelah volar.

M. flexor digitorum sublimis


origo : - caput humerale : epicondylus medialis humeri
- caput ulnare : processus coronoideus
- caput radiale : dataran volar radius distal insertio
m. pronator teres, proksimal origo
m. flexorpollicis longus
insertio : di bagian distal lengan bawah, ia menjadi 4 tendines yang melalui
canalis carpi masing-masing pergi ke jari Ii s/d V, pada phalanx II pecah
menjadi dua, mengapit tendo m. flexor digitorum profundus, kemudian
silang menyilang dan melekat pada phalanx II.
fungsi : mengadakan fleksi karena melalui di sebelah volar sumbu transversal
articulatio cubiti.

2. Ekstensi, dilakukan oleh otot-otot


- m. triceps brachii
- m. anconeus
- m. extensor carpi radialis longus
- m. extensor carpi radialis brevis
- m. extensor digitorum communis
- m. extensor carpi ulnaris
M. triceps brachii dalam articualtio cubiti mengadakan ekstensi,
karena berjalan di sebelah dorsal sumbu transversal.

M. anconeus
origo : epicondyluslateralis humeri
insertio : facies dorsalis ulnae
fungsi : menyebabkan ekstensi karena
melewati sumbu transversal dari
dorsal
M. extensor carpi ulnaris
origo : - epicondylus lateralis humeri
- facies dorsalis ulnae
insertio : setelah di bagian distal bagian
bawah menjadi tendo ia berjalan
sebelah ulnar processus
styloideus ulnae dan melekat
pada basis ossis
metacarpalis V.
M. extensor digitorum communis
origo : epicondylus lateralis humeri
insertio : setelah menjadi 4 tendines di
bagian distal bagian bawah ia
menuju ke
sebelah dorsal phalanx II, Iii dari
jari II s/d V.

M. extensor carpi radialis brevis


origo : epicondylus lateralis humeri
insertio : otot ini menyilang sebelah volar m. abductor pollicis longus dan menuju
sebelah dorsal melekat di bagian dorsal basis ossis metacarpalis II.

M. extensor carpi radialis longus


origo : epicondylus lateralis humeri pada margo lateralis humeri
insertio : ini menyilang sebelah volar bersama m. abductor pollicis longus menuju
ke punggung tangan melekat pada basis ossis metacarpalis Ii di sebelah
dorsal.

Otot-otot tersebut di atas melewati sumbu transversal articulatio cubiti di sebelah

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 86 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

dorsal sehingga menyebabkan ekstensi.

LENGAN ATAS

Bentuk lengan atas :


 di sebelah ventral ditetapkan terutama oleh m. biceps brachii yang pada fleksi lengan bawah,
membesar dan membuat suatu bulatan di lengan atas.
 di sebelah dorsal ditetapkan oleh m. triceps brachii,
 tepi medial ditetapkan oleh tepi medial caput longum yang membentuk garis melengkung ke
medial. Pada waktu berkerut tendo yang lebar membentuk tempat yang mendalam.

Di sebelah lateral dan medial terdapat sulcus bicipitalis lateralis yang mulai insertio m. deltoideus,
dan sulcus bicipitalis medialis, di dalam mana kelihatan m. coracobrachialis.
Jika lengan diangkat dapat dilihat batas-batas ketiak (axilla) dibentuk oleh :
 tepi m. pectoralis major di ventral dan
 tepi m. latissimus dorsi di dorsal.
 dari ketiak kelihatan pergi ke pertengahan lengan m. coracobrachialis.

Otot-otot yang menyebabkan gerakan di dalam


articulatio radioulnaris proximalis dan distalis.

a. Supinasi dilakukan oleh otot-otot :


- m. supinator
- m. biceps brachii
- m. brachioradialis
- m. extensor carpi radialis longus
- m. extensor pollicis brevis
- m. extensor pollicis longus
- m. abductor pollicis longus
- m. extensor indicis proprius

M. Supinator
origo : - caput humerale : epicondylus lateralis humeri
- caput ulnare : crista musculi supinatoris, suatu crista yang terdapat dorsal dari incisura
radialis ulnae
insertio : serabut-serabut otot berjalan
miring, melingkari coollum
radii dari
radial, melekat secara miring
pada dataran volar radius
distal tuberositas radii dan di
proksimal m. pronator teres
fungsi : mula-mula di sebelah dorsal
sumbu longitudinal, sumbu
yang melalui
capitulum radii dan capitulum
ulnae, kemudian di radial dan
akhirnya di
volar sehingga dapat memutar
radius ke arah luar yang
menghasilkan
gerakan supinasi.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 87 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. biceps brachii, dapat menyebabkan supinasi bila dalam keadaan fleksi. Pada keadaan pronasi,
tuberositas radii menunjukan ke ulnar sehingga otot tersebut melalui sumbu longitudinal di sebelah
ulnarnya dan dapat menarik tuberositas radii ke volar radial, sehingga memutar radius ke ulnar, yang
menghasilkan gerakan supinasi.

M. brachioradialis, pada keadaan pronasi menyilangi sumbu longitudinal di sebelah dorsal sehingga
dapat menarik processus styloideus radii ke dorsal, sampai otot tersebut tidak lagi menyilangi sumbu
longitudinal.

M. extensor carpi radialis longus, pada keadaan pronasi menyilangi sumbu ongitudinal di sebelah
dorsal pada keadaan pronasi, sehingga dapat menarik basis ossis metacarpalis II ke dorsal sampai
otot tersebut tidak lagi menyilangi sumbu longitudinal.

M. extensor pollicis longus, dan brecis, m. abductor pollicis longusm, m. extensor indicis
proprius, baik pada keadaan pronasi maupun pada keadaan supinasi, menyilangi sumbu longitudinal
dari dorsal sehingga mereka dapat mengadakan supinasi.

b. Pronasi dilakukan oleh otot-otot


- m. pronator teres
- m. pronator quadratus
- m. flexor carpi radialis
- m. palmaris longus

M. pronator teres menyilangi sumbu longitudinal di sebelah volar sehingga dapat menyebabkan
pronasi.

M. flexor carpi radialis dan m. palmaris longus pada keadaan supinasi menyilangi sumbu
longitudinal di sebelah volar sehingga dapat menyebabkan pronasi.

M. brachioradialis pada keadaan supinasi dan terutama pada keadaan fleksi articulatio cubiti
menyilang di sebelah radial sumbu longitudinal dari volar ke dorsal, sehingga dapat menarik
processus styloideus radii ke volar sampai tidak menyilangi sumbu longitudinal lagi.

M. pronator quadratus
origo : dataran volar ulna bagian
distal
insertio : serabut-serabut berjalan
miring ke distal melekat pada
dataran volar
radius.
fungsi : karena menyilang sumbu
longitudinal di sebelah volar
menyebabkan
pronasi.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 88 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

GERAKAN TANGAN

Otot-otot yang menyebabkan gerakan dalam articulatio radiocarpea :


1. Fleksi dilakukan oleh otot-otot :
- m. flexor digotorum profundus
- m. flexor pollicis longus
- m. flexor digitorum sublimis
- m. flexor carpi ulnaris
- m. palmaris longus
- m. flexor carpi radialis
- m. abductor pollicis longus

M. flexor digitorum profundus


origo : dataran volar ulna mulai distal
dari tuberositas ulnae
insertio : di bagian distal lengan bawah
menjadi 4 tendines melalui
canalis carpi untuk melekat
masing-masing pada dataran
volar phalanx terakhir pada
jari II s/d IV
fungsi : menyebabkan fleksi karena
melewati di sebelah volar
sumbu transversal articulatio
radiocarpea.

M. flexor pollicis longus


origo : dataran volar radius mulai distal dari insersi m. pronator teres.
insertio : di bagian distal lengan bawah ia menjadi tendo,
melalui canalis carpi dan melekat pada phalanx terakhir jari I.
gunanya : mengadakan fleksi karena melewati di sebelah volar sumbu
transversal articulatio radiocarpea.

M. flexor carpi ulnaris


origo : caput humerale :
epicondylus medialis humeri
caput ulnare : margo dorsalis
ulnae dekat olecranon
insertio : os pisiforme
fungsi : mengadakan fleksi karena
melewati di sebelah volar
sumbu transversal articulatio
radiocarpea.

M. abductor pollicis longus


origo : - dataran dorsal ulna bagian proksimal
- dataran dorsal membrana interossea
- dataran dorsal radius
insertio : basis ossis metacarpalis I

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 89 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

gunanya : setelah di lengan bawah ia menjadi tendo melewati sumbu transversal articulatio
radiocarpea di sebelah volar, sehingga menyebabkan fleksi.

Otot-otot fleksor tersebut dibagi dalam lapisan-lapisan :


- lapisan terdalam dibentuk oleh m. flexor pollicic longus di sebelah radial dan m. flexor
digitorum profundus di sebelah ulnar.
- lapisan ini ditutupi oleh m. flexor digitorum sublimis.
- Lapisan terluar dibentuk dari ulnar ke radial oleh m. flexor carpi ulnaris, m. palmaris longus,
m. flexor carpi radialis dan m. pronator teres.

M. flexor digitorum sublimis, m. palmaris longus, m. flexor carpi radialis, terletak


di sebelah ventral sumbu transversal articulatio radiocarpea sehingga mereka
dapat mengadakan fleksi.

Supaya pada waktu fleksi tendines dari :


- m. flexor digitorum profundus; - m. flexor pollicis longus;
- m. flexor digitorum sublimis; - m. flexor carpi radialis.
tidak bergerak ke volar, mereka dieratkan di dalam sulcus carpi oleh ligamentum carpi transversum
yang terbentang antara eminentia carpi medialis dan eminentia carpi ulnaris.
Tendo m. parmaris longus terletak di sebelah volar ligamentum tersebut.

2. Ekstensi dilakukan oleh otot-otot :


- m. extensor pollicis longus;
- m. extensor carpi ulnaris;
- m. extensor carpi radialis brevis;
- m. extensor inidicis proprius;
- m. extensor digitorum communis
- m. extensor carpi radialis longus

M. extensor pollicis longus


origo : margo dorsalis ulnae bagian kranial ulnar, di sebelah distal origo m. abductor pollicis
longus.
insertio : basis phalanx terakhir jari I

M. extensor indicis proprius


origo : margo dorsalis ulnae di sebelah distal origo m. extensor pollicis longus
insertio : phalanx II dan III dari jari II
Keenam otot tersebut terletak di sebelah dorsal sumbu transversal articulatio radiocarpea sehingga
dapat menyebabkan ekstensi.

3. Abduksi radial dilakukan oleh otot-otot :


- m. abductor pollicis longus
- m. extensor carpi radilais longus
- m. flexor pollicis longus
- m. flexor carpi radialis
- m. extensor pollicis longus dan brevis

Kelima otot tersebut melalui sumbu dorsovolar


di sebelah radial sehingga mengadakan abduksi
radial.

M. extensor pollicis brevis


origo : - dataran radial ulna sebelah dorsal, distal origo m. abductor pollicis longus
- membrana interossea sebelah dorsal
- dataran dorsal radius
insertio : bersama-sama dengan m. abductor pollicis longus menyilangi m. extensores carpi radialis
di sebelah dorsal, kemudian menuju ke tangan untuk melekat pada sebelah dorsal basis
phalanx I jari I.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 90 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Abduksi ulnar dilakukan oleh otot-otot :


- m. flexor carpi ulnaris
- m. extensor carpi ulnaris
- m. flexor digitorum sublimus
- m. flexor digitorum profundus

M. flexor dan extensor carpi ulnaris melalui sumbu dorsovolar


di sebelah ulnar sehingga dapat mengadakan abduksi ulnar.
M. flexor digitorum profundus dan sublimis, dapat menyebabkan abduksi ulnar hanya bagian
ulnar karena masih terdapat di sebelah ulnar sumbu dorsovolar.
Di bagian dorsal ujung distal radius dan ulna tendines dari extensores dan m. abductor pollicis
longus dieratkan oleh ligamentum carpi dorsale yang melekat pada radius dan ulna, agar
tendines tersebut tidak berpindah tempat pada waktu berkerut.
Di dalam ligamentum tersebut terbentuk saluran-saluran dilalui oleh tendines yang dibungkus
oleh vagina tendinis.

SIKU

Pada posisi fleksi articulatio cubiti kelihatan epicondylus medialis, epicondylus lateralis dan
olecranon, yang ketiganya membentuk segitiga sama sisi sedang bila ekstensi ketiga bangunan
tersebut terdapat dalam satu garis. Saat lengan diekstensi di sebelah lateral olecranon terdapat
cekung dengan dasar capitulum radii yang di sebelah lateral dibatasi oleh otot-otot yang berpangkal
pada epicondylus lateralis. Margo dorsalis ulnea hanya bagian proksimal dapat kelihatan. Di daerah
siku sebelah volar terdapat cekung yang dibatasi sebelah proksimal oleh m. biceps dan m. brachialis,
ulnar oleh m. pronator teres dan radial oleh m. brachioradialis. Cekung ini disebut fossa cubiti
melanjutkan diri ke distal sebagai suatu sulcus yang dibatasi radial oleh m. brachioradialis dan ulnar
oleh m. flexor carpi radialis.

LENGAN BAWAH

Oleh karena perut (venter) otot-otot fleksor dan m. brachioradialis dengan m. extensor carpi radialis
longus dan brevis terdapat di bagian proksimal, bagian Ini membesar, dan lengan bawah ke arah
articulatio radiocarpea mengecil. Di sebelah volar, selain otot-otot tersebut kelihatan juga tendo m.
palmaris, tendo m. flexor carpi radialis. Margo dorsalis ulnae hanya dapat diikuti di bagian proksimal
sedang bagian distal ditutupi oleh m. extensor carpi ulnaris. Di ujung distal sebelah ulanr kelihatan
processus styloideus ulnae. Kira-kira pada sepertiga distal terdapat suatu sulcus miring dari ulnar ke
radial yang disebabkan oleh m. abductor pollicis longus dan m. extensor pollicis brevis.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 91 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Otot-otot yang menyebabkan gerakan di tangan

1. Otot-otot yang menyebabkan gerakan ibu jari

Gerakan ibu jari pada umumnya terdapat bersama-sama di articulatio carpometacarpea prima dan di
articulatio metacarpophalangealis prima.
a. Adduksi dilakukan oleh otot-otot :
- m. adductor pollicis;
- m. fleksor pollicis brevis;
- m. extensor pollicis longus.
- m. interosseus dorsalis prima;
- m. opponens pollicis;

M. adductor pollicis
origo : dataran volar os metacarpale II
insertio : - os sesamoideum ulnare
- basis phalanx I jari I
fungsi : otot ini menyebabkan adduksi
dalam articulatio carpometacarpale
prima.

M. interosseus dorsalis primus


origo : - dataranulnar os metacarpale I
bagian proksimal
- dataran radial os metacarpale II
insertio : otot ini bersifat bipennatus, menuju
dorsal jari Ii melekat pada tendo m.
extensor digitorum communis
setinggi basis phalanx I.
fungsi : jika punctum fixum menjadi
punctum mobile dan sebaliknya otot
ini dapat menarik os metacarpale ke
arah ulnar, ialah adduksi.

M. flexor pollicis brevis


origo : - caput superficiale : - ligamentum carpi transversum
- caput profundum : - ossa multanguli
- os capitatum
- basis ossis metacarpalis Ii
insertio : - ossa sesamoidea
- basis phalanx I jari I
fungsi : oleh karena terdapat di sebelah ulnar sumbu dorsovolar, menyebabkan adduksi

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 92 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. opponens pollicis
origo : os multangulum majus
insertio : corpus dan capitulumossis
metacarpalis I
fungsi : oleh karena terdapat di sebelah ulnar
sumbu dorsovolar articulatio
carpometacarpea prima, menyebabkan
adduksi.

M. extensor pollicis longus


Oleh karena otot ini terdapat di sebelah ulnar
sumbu dorsovolar articulatio carpometacarpea
prima, menyebabkan adduksi.

Abduksi dilakukan oleh otot-otot :


- m. abductor pollicis brevis
- m. abductor pollicis longus

M. abductor pollicis brevis


origo : os naviculare
insertio : - os sesamoideum radiale
- basis phalanx I jari I
fungsi : oleh karena terdapat di
sebelah radial sumbu dorsovolar articulatio
carpometacarpea prima, menyebabkan
abduksi.

M. abductor pollicis longus


Otot ini melekat pada basis ossis metacarpalis
I di sebelah radial sumbu dorsovolar articulatio
carpometacarpea prima, menyebabkan
abduksi.

b. Opposisi dilakukan oleh otot-otot :


- flexor pollicis longus;
- m. flexor pollicis brevis;
- m. abductor pollicis;
- m. opponens pollicis.

Otot-otot ini berjalan di sebelah volar ulnar


sumbu radioulnar yang berjalan dari volar
radial ke dorsal ulnar sehingga menyebabkan
gerakan opposisi.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 93 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

c. Gerakan tersendiri di dalam articulatio metacarpophalangea prima yang disebut fleksi dan
ekstensi disebabkan :
1. fleksi oleh:
- m. flexor pollicis longus
- m. flexor pollicis brevis
2. ekstensi oleh :
- m. extensor pollicis longus
- m. extensor pollicis brevis

d. Di dalam articulatio carpometacarpea antara os hamatum os metacarplae V terdapat gerakan


yang dapat disebut opposisi, yang sebetulnya fleksi, tetapi sumbunya tidak tepat radioulnar.
Gerakan ini disebabkan oleh :

m. opponens digiti quinti


origo : humulus ossis hamati
insertio : tepi ulnar os metacarpale V

2. Otot-otot yang menyebabkan gerakan di dalam articulatio metacarpophalangealis II, III, IV


dan V.

a. Adduksi dilakukan oleh otot-otot :


- mm. Interossei dorsales (4 buah)
- m. abductor digiti quinti

Mm. interossei dorsales prima


origo : - dataran ulnar os metacarpale I
- dataran radial os metacarpale II
insertio : - tendo m. extensor digitorum communis jari II
- basis phalanx I
fungsi : oleh karena melewati sumbu dorsovolar di sebelah radial ia mengadakan abduksi jari II
ke radial.

M. interosseus dorsalis secundus


origo : - dataran ulnar os metacarpale II
- dataran radial os metacarpale III
insertio : - tendo m. extensor digitorum
communis untuk jari III
- basis phalanx I
fungsi : oleh karena melewati sumbu
dorsovolar di sebelah radial ia
mengadakan abduksi jari III ke radial

M. interosseus dorsalis tertius


origo : - dataran ulnar os metacarpale III
- dataran radial os metacarpale IV
insertio : - tendo m. extensor digitorum communis untuk jari III
- basis phalanx I
fungsi : - oleh karena melewati sumbu dorsovolar di sebelah ulnar ia mengadakan abduksi jari III
ke ulnar.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 94 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

- m. interosseus dorsalis secundus dan tertius mengeratkan jari III

M. interosseus dorsalis quartus


origo : - sebelah ulnar os metacarpale IV
- sebelah radial os metacarpale V
insertio : - tendo m. extensor digitorum communis untuk jari IV
- basis phalanx I
fungsi : oleh karena melewati sumbu
dorsovolar articulatio metacarpophalangealis IV di sebelah ulnar ia dapat mengadakan
abduksi jari IV ke ulnar.

M. abductor digiti quinti


origo : - os pisiforme
- ligamentum carpi transversum
insertio : basis phalanx I jari V sebelah ulnar
gunanya : oleh karena melewati sumbu dorsovolar
articulatio metacarpophalangealis V di sebelah ulnar,
ia mengadakan abduksi jari V ke ulnar, tetapi juga
sedikit abduksi di dalam articulatio carpometacarpea.

b. Abduksi dilakukan oleh otot-otot :


- mm. Interossei volaris (3 buah)

M. interosseus volaris primus


origo : dataran ulnar os
metacarpale II, yang bersifat
unipennatus
insertio : - tendo m. extensor digitorum
communis untuk jari II
- basis phalanx I
fungsi : oleh karena melewati sumbu
dorsovolar articulatio
metacarpophalangealis II di
sebelah ulnar, dapat
mengadakan abduksi jari II.

M. interosseus volaris secundus


origo : dataran radial os
metacarpale III, bersifat
unipennatus
insertio : - tendo m. extensor digitorum
communis untuk jari IV
- basis phalanx I
fungsi : oleh karena melewati sumbu
dorsovolar articulatio
metacarpophalangealis IV
dari radial, ia dapat
melakukan abduksi jari IV.

M. interosseus volaris tertius


origo : dataran radial os metacarpale V bersifat unipennatus
insertio : - tendo m. extensor digitorum communis untuk jari V
- basis phalanx I
gunanya : oleh karena melewati sumbu dorsovolar articulatio
metacarpophalangealis V dari radial ia dapat
melakukan abduksi jari V

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 95 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

c. Ekstensi dilakukan oleh otot-otot :


- m. extensor digitorum communis
- m. extensor indicis proprius
- m. extensor digiti quinti proprius
Tendines m. extensor digitorum communis melalui sumbu radioulnar articulatio
metacarpophalangealis II, III, IV dan V di sebelah dorsal sehingga otot-otot tersebut dapat
mengadakan ekstensi jari II s/d V, tetapi tiap-tiap jari dapat diekstensi tersendiri, walaupun tidak
semua sama mudahnya oleh karena adanya hubungan antara tendines yang disebut junctura
tendinea.

Tendo m. extensor indicis proprius melalui sumbu metacarpophalangealis II di sebelah dorsal


sehingga otot-otot tersebut dapat mengadakan ekstensi jari II.
M. extensor digiti quinti sebetulnya sebagian dari m. extensor digitorum communis yang kemudian
memisah, dan tendonya pergi ke dataran dorsal phalanx II dan III jari ke V. Otot tersebut melalui
articulatio metacarpophalangealis V di sebelah dorsal, sehingga dapat mengadakan ekstensi jari V.

Fleksi dilakukan oleh otot-otot :


- m. flexor digitorum sublimis
- m. flexor digiti quinti
- m. palmaris longus
- m. flexor digitorum profundus

M. flexor digitorum sublimus dan


profundus melalui sumbu radioulnar
articulatio metacarpophalangealis II s/d V
di sebelah volar sehingga mengadakan
fleksi jari-jari.

M. palmaris longus melekat pada


aponeurosis palmaris yang melekat pada
ligamentumvaginale, sehingga dapat
menarik jari ke volar.

M. flexor digiti quinti


origo : hamulus ossis hamati
insertio : basis phalanx I jari V
gunanya : oleh karena melalui sebelah volar sumbu articulatio metacarpophalangealis V dapat
mengadakan fleksi jari V.

3. Otot-otot yang menyebabkan gerakan di dalam articulationes interphalangeales


a. Ekstensi dilakukan oleh otot-otot :
- m. extensor digitorum communis
- m. extensor indicis proprius jari II
- m. flexor digitorum sublimur
- m. extensor digiti quinti proprius, jari V
- m. flexor digitorum profundus
- m. flexor digiti quinti
- m. flexor palmaris longus

b. Fleksi dilakukan oleh otot-otot :


- m. flexor digitorum sublimur
- m. flexor digitorum profundus

Supaya pada waktu fleksi jari tendines dari :


- m. flexor pollicis longus

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 96 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

- m. flexor digitorum profundus


- m. flexor digitorum sublimis

tidak berpindah tempat, mereka dieratkan kepada phalanges selain oleh ligamentum vaginale juga
dibungkus oleh vagina tendinea. Vagina tendinea ini pada tendines jari kedua sampai dengan jari
keempat meluas dari pucuk jari sampai ke pangkal jari. Vagina tendines tendo m. flexor pollicis
longus meluas dari pucuk jari sampai proksimal ligamentum transversum. Vagina tendines untuk jari
kelima meluas dari pucuk jari sampai proksimal ligamentum carpi transversum. Di dalam canalis carpi
transversum, vagian tendinum ini juga membungkus lain-lain tendines m. flexordigitorum sublimur dan
profundus.

TANGAN

Metacarpus tidak merupakan bidang yang datar, tetapi melengkung ke arah radiovolar dengan os
metacarpale III yang terdorsal. Pada punggung tangan dapat dilihat tendines dari extensores. Pada
ketika mengenggam tendines ini menonjol di daerah capitulum ossis metacarpalis, yang bersama-
sama tidak terletak dalam garis lurus tetapi melengkung.

Pada tapak tangan kelihatan 2 tonjolan ialah thenar di radial dan hypothenar di ulnar, yang masing-
masing dibentuk oleh otot-otot untuk ibu jari dan jari V. Pada kulitnya terdapat lipatan-lipatan yang
transversal dan miring di sebelah ulnar dari thenar. Ibu jari terdapat di dalam satu bidang dengan jari-
jari lain, tetapi dalam suatu bidang yang kira-kira membuat sudut 45 0 dengan bidang tersebut.

Gerakan pada articulatio humeri

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 97 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Gerakan pada jari-jari dan ibu jari

GERKAN PADA EXTREMITAS INFERIOR

Otot-otot yang menyebabkan gerakan di articulatio coxae.

1. Antefleksi, dilakukan oleh otot-otot :


- m. iliopsoas - m. pectineus
- m. rectus femoris - m. gracilis
- m. sartorius - m. tensor fasciae latae
- m. adductor magnus - m. gluteus medius
- m. adductor brevis - m. gleteus minimus
- m. adductor longus
jika dari keadaan retrofleksi juga
- m. quadratus femoris
- m. abturator externus

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 98 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. psoas major
origo : corpora VL. 1 s/d 4, lengkung-
lengkung di antara mereka
insertio : trochanter minor

M. psoas minor
origo : corpus VTh dan VL. 1
insertio : eminentia iliopectinea

M. iliacus
origo : fossa iliaca
insertio : trochanter minor

M. iliopsoas dapat dibagi dalam :


- m. psoas major;
- m. psoas minor; dan
- m. iliacus

M. adductor magnus M. rectus femoris


origo : - ramus inferior ossis pubis origo : - caput rectum : spina iliaca
dan ossis ischii anterior inferior
- tuber ischiadicum - caput obliquum : terpi kranial
insertio : - labium mediale lineae dan ventral acetabulum
asperae insertio : patella
- epicondylus medialis femoris

M. adductor brevis
origo : ramus inferior ossis pubis
insertio : labium mediale lineae asperae
proksimal pertengahan femur

M. adductor longus
origo : ramus inferior ossis pubis,
ventral m. adductor brevis
insertio : labium mediale lineae asperae
distal insertio m. aductor
brevis

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 99 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. pectineus
origo : pecten ossis pubis lateral
origo m. adductor longus
insertio : linea pectinea

M. sartorius
origo : spina iliaca anterior superior
insertio : otot ini berjalan ke medial,
kemudian ke dorsal, kemudian
ke ventral lagi untuk melekat
pada tuberositas tibiae.
M. gracilis
origo : ramus inferior ossis pubis
insertio : tuberositas tibiae

M. gluteus medius
origo : linea glutea anterior
insertio : trochanter major

M. gluteus minimus
origo : linea glutea inferior
insertio : trochanter major
fungsi : bagian ventral m. gluteus medius
dan minimus melalui di sebelah
ventral sumbu transversal
articulatio coxae sehingga
dapat mengadakan antefleksi

M. quadratus femoris
origo : tuber ischiadicum
insertio : crista intertrochanterica

M. obturator externus
origo : membrana obturatoria di sebelah
luar, dan tulang di kelilingnya
insertio : fossa trochanterica
fungsi : pada keadaan retrofleksi m.
quadratus femoris dan m.
obturator externus melalui
sumbu transversal articulatio
coxae dari kaudal ventrak ke
dorsal, sehingga dapat menarik
femur ke ventral

M. tensor fasciae latae


origo : spina iliaca anterior superior
insertio : pada fascia lata ialah fascia genralis paha. Dengan perantaraan penebalan dari fascia tersebut,
disebut tractus iliotibialis, ial melekat pada condylus lateralis tibiae
fungsi : m. psoas major, m. iliacus, m. pectineus, m. adductor longus, m. adductor brevis, m. gracilis
dan m. adductor magnus yang berorigo pada rumus inferior ossis pubis, m. tensor fasciae
latae melalui sumbu transversal articulatio coxae di sebelah ventral, sehingga mereka dapat
menyebabkan antefleksi.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 100 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

2. Retrofleksi, dilakukan oleh toto-otot :


- m. gluteus maximus - m. biceps femoris
- m. gluteus medius - m. adductor magnus
- m. semimembranosus - m. quadratus femoris
- m. semitedinosus

M. gluteus maximus
origo : - linea glutea posterior
- dataran dorsal os sacrum
- ligamentum sacrotuberosum
insertio : tuberositas glutea dan fascia lata
(fascia generalis paha)

M. gluteus maximus dan m. gluteus medius bagian dorsal melalui sumbu transversal articulatio coxae
di sebelah dorsal sehingga dapat menyebabkan retrofleksi.

membranosus
origo : tuber ischiadicum
insertio : condylus medialis tibiae

origo : tuber ischiadicum dorsal dari


origo m. semimembranosus
insertio : tuberositas tibiae

origo : - caput longum : tuber


ischiadicum lateral dari origo m.
semimembranosus
- caput breve : labium laterale
lineae asperae
insertio : caput fibulae

retrofleksi

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 101 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. semimembranosus, m. m. semitendinosus, caput longum m.


bicipitis femoris dan m. adductor magnus
yang berorigo pada tuber ischiadicum
melalui sumbu transversal articulatio coxae
di sebelah kaudal, dari dorsoproksimal ke
ventrodistal, sehingga mereka dapat menarik
paha ke dorsal, m. quadratus femoris melalui
sumbu transversal articulatio coxae di
sebelah kaudal, dari dorsal ke ventral,
sehingga dapat menarik femur ke dorsal.

Abduksi, dilakukan oleh otot-otot :


- m. gluteus minimus
- m. gluteus medius
- m. gluteus maximus
- m. tensor fasciae latae
- m. rectus femoris
- m. sartorius
- m. piriformis

Melalui sumbu sagital articulatio coxae di sebelah lateral dari


proksimal ke distal sehingga dapat melakukan abduksi.

origo : dataran dalamos sacrum, laterarl dari


foramina sacralia anteriora
insertio : ia melalui foramen ischiadicum majus
yang dibentuk oleh incisura ischiadica
major, tepi lateral os sacrum dan
ligamentum sacrospinosum, ke luar
untuk menuju trochanter major.
fungsi : ia melalui sumbu sagital articulatio
coxae di sebelah kranial dari media ke
lateral sehingga dapat mengadakan
abduksi.

3. Adduksi, dilakukan oleh otot-otot :


- m. adductor magnus; - m. gracilis;
- m. gluteus maximus; - m. adductor longus;
- m. semimembranosus; - m. semitendinosus;
- m. adductor brevis; - m. pectineus

melalui sumbu sagital di sebelah kaudal


dari proksimal medial ke distal lateral
sehingga dapat menyebabkan adduksi.
- caput longum m. bicipitis femoris
- m. psoas major
- m. iliacus
melalui di sebelah medial dari kranial ke
kaudal, sehingga dapat juga menadakan
adduksi.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 102 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

4. Endorotasi, dilakukan oleh otot-otot :


- m. gluteus medius; - m. tensor fascieae latae;
- m. gluteus minimus; - m. adductor magnus.

alui sumbu longitnal di sebelah lateral dari ventral proksimal ke


dorsal distal, sehingga dapat mengadakan
endorotasi.
Bagian m. adductor magnus yang
berorigo pada tuber ischiadicum dan
berinsertio pada epicondylus medialis
menyilangi sumbu longitudinal di sebelah
medial dari dorsal proksimal ke ventral
distal sehingga dapat menyebabkan
endorotasi.

5. Eksrorotasi, dilakukan oleh otot-otot :


- m. iliopsoas;
- m. pectineus;
- m. adductor brevis;
- m. adductor longus;
- m. adductor magnus,

melalui sumbu longitudinal articulatio coxae


di sebelah medial dari ventral proksimal ke
dorsal distal, sehingga mereka dapat
mengadakan eksorotasi.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 103 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

- m. sartorius;
- m. rectus femoris;
melalui sumbu longitudinal di sebelah ventral dari dataran proksimal ke medial distal, sehingga mereka
dapat mengadakan eksorotaso.
- m. piriformis; - m. quaratus femoris;
- m. rotator triceps; - m. gleteus maximus;
- m. obturator externus; - m. biceps femoris,

melalui sumbu longitudinal di sebelah dorsal dari medial proksimal ke lateral distal sehingga mereka
dapat mengadakan eksorotasi.

PANGKAL PAHA

Tulang yang ikut membentuk pangkal paha terutama os sacrum, os ilium dengan crista iliaca dan spina
iliaca anterior superior, juga os pubis meskipun sudah tidak lagi termasuk pangkal paha. Lebar pangkal
paha selain ditetapkan oleh tulang tersebut di atas juga oleh jarak antara trochanter major kanan dan kiri.

Jika dilihat dari dorsal terdapat dataran yang miring agak melengkung, dibentuk oleh os sacrum yang
tidak ditutupi oleh jaringan otot. Dataran ini berbentuk rhombus (=belah ketupat) dengan sudut-sudut
lateral cekung karena tidak mempunyai jaringan lemak subcutan, dibentuk oleh spina iliaca posterior
superior. Makin gemuk makin cekung tempat itu.

Ke kaudal dataran tersebut menjadi sempit untuk kemudian kedua sisi bertemu pada permulaan suatu
celah, disebut crena ani. Sisi tersebut ditetapkan oleh origo m. gluteus maximus pada os sacrum. Ke
kranial kedua sisi juga bertemu di linea mediana. Sisi tersebut ditetapkan oleh permulaan dari bagian
daging m, sacrospinalis.

Bentuk di kanan kiri dari rhombus dan crena ani ditetapkan oleh m. gluteus maximus
dan m. gluteus medius.

Bentuk paha ditetapkan :


 di sebelaah ventral oleh m. quadriceps dan mm. Adductores. Mm. Adductores menyebabkan,
bahwa bagian proksimal paha kelihatan dari ventral lebih lebar. Antara m. quadriceps dan mm.
Adductores kelihatan suatu sulcus yang miring dari proksimal lateral ke distal medial. Pada dasarnya
terdapat m. sartorius.
 Di sebelah leteral antara m. quadriceps dan m. biceps femoris kelihatan suatu sulcus.
 Di sebelah dorsal bentuk ditetapkan oleh m. biceps femoris, m. semimembranosus, m.
semitendinosus dan m. adductor magnus.

GERAKAN TUNGKAI BAWAH

Otot-otot yang menyebabkan gerakan di articulatio genus.

1. Ekstensi, dilakukan oleh otot-otot yang melewati di sebelah


ventral sumbu transversal dari proksimal ke distal.
Otot-otot ini ialah
a. m. quadriceps femoris,
- m. vastus lateralis
- m. rectus femoris
- m. vastus medialis
- m. vastus intermedius
b. m. tensor fasciae latea

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 104 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

origo : - labium mediale lineae asperae


- proksimal sampai basis trochanter minor
M. vastus lateralis
origo : - labium laterale lineae asperae
- proksimal sampai basis trochanter major
M. vastus intermedius
origo : dataran ventral, lateral dan medial femur,
distal linea intertrochanterica

M. rectus femoris, m. vastus medialis, lateralis


dan intermedius, bersama-sama melekat pada
patella, dan patella dihubungkan dengan tuberositas
tibiae oleh ligamentum patellae.

Di sebelah lateral dan medial ligamentum patellae ada serabut-serabut jaringan pengikat yang datang
dari m. vastus lateralis dan medialis dan pergi ke ligamentum patellae dan condylus tibiae, disebut
retinaculum patellae mediale dan laterale.
M. tensor fasciae latae menarik tractus iliotibialis yang melalui sumbu transversal di sebelah ventral.

Fleksi, dilakukan oleh otot-otot yang melewati di sebelah dorsal sumbu transversal dari proksimal ke
distal. Otot-otot ini ialah :
- m. semimembranosus;
- m. gracilis;
- m. biceps femoris;
- m. gastrocnemius.
- m. sartorius;
- m semitendinosus;
- m. popliteus;

M. popliteus
origo : condylus lateralis femoris
insertio : linea poplitea

M. gastrocnemius
origo : - caput laterale : condylus lateralis femoris
- caput madiale : condylus medialis femoris
insertio : kedua caput melekat pada m. soleus yang menuju tuber calcanei

2. Eksorotasi, dilakukan oleh otot-otot yang melewati di sebelah lateral sumbu longitudinal dari dorsal
kranial ke ventral kaudal pada keadaan fleksi.
Otot-otot ini ialah :
- m. biceps femoris dan
- m. tensor fasciae latae.
Kecuali otot-otot tersebut terdapat satu otot yang melewati axis longitudinal di sebelah medial, dari

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 105 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

ventral kranial ke dorsal kaudal ialah :


- caput mediale m. gastrocnemius

3. Endorotasi, dilakukan oleh otot-otot yang melewati sumbu longitudinal di sebelah medial dari dorsal
kranial ke ventral kaudal. Otot-otot ini ialah :
- m. semimembranosus;
- m. semitendinosus;
- m. gracilis;
- m. sartorius.
Kecuali otot-otot tersebut terdapat otot yang melalui aksis tersebut di sebelah dorsal dari
lateral kranial ke medial kaudal ialah :
- m. popliteus
yang dapat mengadakan endorotasi. Juga terdapat otot yang melalui aksis tersebut di sebelah lateral
dari ventral kranial ke dorsal kaudal, ialah :
- caput laterale m. gastrocnemius
yang dapat melakukan endorotasi.

Bentuk lutut terutama ditetapkan oleh condyli femoris, condyli tibiae dan patella. Pada keadaan fleksi
dataran sendi condyli femoris terdapat di kanan kiri patella dan hanya ditutupi oleh capsula, dan
retinaculum patellae, sehingga mereka itu menentukan bentuk lutut. Di daerah lutut sebelah dorsal
terdapat suatu fossa yang hanya nyata jika lutut di fleksi, tetapi pada keadaan ekstensi tempat fossa
tampak menonjol oleh karena terisi lemak, dan fossa menjadi dangkal. Fossa itu disebut fossa poplitea.

Fossa poplitea dibatasi oleh :


1. m. biceps femoris di sebelah lateral proksimal,
2. m. semimembranosus dan m. semitendinosus di sebelah medial proksimal,
3. kedua caput dari m. gastrocnemius di sebelah distal.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 106 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

GERAKAN KAKI

Otot-otot yang menyebabkan gerakan di dalam articulatio talocruralis.


1. Fleksi, dilakukan oleh otot-otot yang melalui sumbu transversal di sebelah dorsal.
Otot-otot ini ialah :
- m.gastrocnemius;
- m. soleus;
- m. flexor hallucis longus;
- m. flexor digitorum longus;
- m. tibialis posterior;
- m. peroneus longus;
- m. peroneus brevis

origo : - capitulum fibulae


- corpus fibulae bagian
proksimal dataran dorsal
- lengkung urat (arcus
tendineus) yang terbentang
antara capitulum fibulae
dan linea poplitea
- linea poplitea

insertio : tuber calcanei

M. soleus bersama dengan m.


gastrocnemius di sebut juga m. triceps
surae.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 107 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. flexor hallucis longus


origo : 2/3 bagian distal dataran medial
fibula
insertio : tendonya melalui sebelah dorsal
malleolus medialis menuju
phalanx terakhir jari I.

M. flexor digitorum longus


origo : dataran dorsal tibia setengah bagian
proksimal distal dari linea poplitea
insertio : tendonya melalui sebelah dorsal
malleolus medialis di medial tendo
m. flexor hallucis longus, di tapak
kaki menjadi 4 tendines dan
berjalan plantar dari tendo m. flexor
hallucis longus, tiap tendo masing-
masing menuju ke phalanx terakhir
jari II - V.

M. tibialis posterior
origo : - dataran medial corpus fibulae 2/3
bagian proksimal
- membrana interossea
- dataran dorsal tibia pada tempat
distal origo m. soleus dan m. flexor
digitorum longus
insertio : tendonya melalui sebelah
dorsal malleolus medialis di sebelah medial
tendo m. flexor digitorum longus untuk menuju
tapak kaki dan melekat pada os naviculare,
ossa cuneiformia, os cuboideum, basis ossis
metatarsalis II, III, IV.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 108 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Tendines mm. Flexor hallucis longus, m.


flexor digitorum longus dan m. tibialis
posterior dieratkan pada tulang oleh suatu
ligamentum laciniatum yang terbentang
dari malleolus medialis ke dataran medial
tuber calcanei. Pada waktu melalui
ligamentum tersebut tiap tendo diselubungi
oleh vagina tendinis.

M. peroneus longus
origo : capitulum fibulae bagian
proksimal tepi dorsal
insertio : tendonya melalui sebelah dorsal
malleolus tarealis kemudian
menuju ke distal ke tapak kaki
berjalan di dalam suatu sulcus
di os cuboideum, melekat di os
cuneiforme I dan basis ossis
metatarsalis I.

m. peroneus brevis
origo : dataran lateral corpus fibulae
insertio : tendonya melalui sebelah dorsal
malleolus lateralis kemudian
pergi ke distal melekat pada
tuberositas ossis metatarsalis V

Tendines mm. peronei dieratkan kepada tulang oleh suatu retinaculum musculorum peroneorum yang
terbentang dari malleolus lateralis ke dataran lateral tuber calcanei. Ketika melalui retinaculum dibungkus
oleh vagina tendineum.

Ekstensi, dilakukan oleh otot-otot yang melewati sumbu transversal di sebelah ventral.
Otot-otot ini ialah :
- m. tibialis anterior
- m. extensor hallucis longus
- m. extensor digitorum longus

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 109 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. tibialis anterior
origo : - facies lateralis tibiae
- condylus lateralis tibiae
- fascia cruris
- membrana interossea
insertio : tendo melalui kaki di sebelah medial
datang di tapak kaki dan melekat
pada os cuneiforme I dan biasis
ossis metatarsalis I

M. extensor hallucis longus


origo : 2/3 bagian distal dataran
medial corpus fibulae
insertio : tendonya pergi ke dorsum
pedis untuk melekat pada
phalanx I dan II jari I.

M. extensor digitorum longus


origo : - condylus lateralis tibiae
- capitulum fibulae dataran ventral
- 2/3 bagian proximal corpus fibulae
dataran ventral
insertio : tendonya pergi ke dorsum pedis
berpisah menjadi 5 yang 4 masing-
masing melekat pada phalanx II dan
III jari II s/d V dan yang 1 melekat di
tuberositas ossis metatarsalis V dan
disebut m. peroneus tertius.

Tendines dari mm. Extendores hallucis longus,


digitorum longus dan m. tibialis anterior dieratkan
kepada tulang oleh suatu ligamentum
transversum cruris yang terbentang dari
malleolus medialis ke malleolus lateralis, supaya
tendines tidak pindah tempat saat otot berkerut.
Selain itu tendo m. tibialis anterior juga
dibungkus oleh vagina tendinis.

Tungkai bawah

Bentuk tungkai bawah ditetapkan kecuali oleh condyli tibiae, juga oleh tuberositas tibiae, crista anterior
tibiae, facies medialis tibiae, capitulum fibulae, malleolus medialis lateris, m. tibialis anterior, m. extensor
digitorum longus, mm. peronei, m. gastrocnemius dan m. soleus. Terutama m. gastrocnemius dan m.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 110 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

soleus menyebabkan tungkai bawah membesar di bagian proksimal. Bagian distal tetap kecil karena
kebanyakan hanya tersususn oleh tendines.

GERAKAN DI DALAM KAKI DAN GERAKAN DI JARI-JARI KAKI

Otot-otot yang menyebabkan gerakan di dalam articulatio talocalcaneonavicularis

a. Supinasi, dilakukan oleh otot-otot yang terletak di sebelah dorsal sumbu proksimal ke plantar :
- m. triceps surae - m. flexor digitorum longus
- m. flexor hallucis longus - m. tibialis anterior
- m. tibialis posterior - m. extensor hallucis longus
b. Pronasi, dilakukan oleh otot-otot yang terletak di sebelah lateral distal sumbu dari proksimal ke
plantar :
- m. peroneus longus
- m. peroneus brevis
- m. extensor digitorum longus

Otot-otot yang menyebabkan gerakan di dalam articulationes metatarsophalangeales


a. Fleksi, dilakukanoleh otot-otot yang terletak di sebelah plantara sumbu transversal :
- m. flexor hallucis longus - mm. Iterossei
- m. flexor digitorum longus - m. adductor hallucis
- m. quadratus plantae - m. abductor hallucis
- m. flexor hallucis vrevis - m. abductor digiti quinti
- m. flexor digitorum brevis - m. flexor digiti quinti proprius
- mm. lumbricales - m. opponens digiti quinti

M. flexor digitorum brevis


Origo : processus medialis tuberis calcanei
insertio : tendines pada phalanx II dataran
plantar bercabang menjadi dua,
mengapit tendo m. flexor
digitorum longus, tiap cabang
membagi jadi dua lagi dan
bagian-bagian yang tengah
bersilangan disebut chiasma
tendinum, dan akhirnya
semuanya melekat pada phalanx
kedua jari II s/d V. Celah antara
dua cabang disebut spatium
tendium.

M. abductor digiti quinti (minimi)


origo : - tuber calcanei sebelah lateral
- tuberositas ossis metatarsalis V
insertio : basis phalanx I jari V

M. abductor hallucis
origo : - tuber calcanei sebelah medial
- tuberositas ossis navicularis
insertio : - os sesamoideum mediale
- basis phalanx I jari I

M. quadratus plantae
origo : facies medialis dan plantaris calcanei
insertio : tendo m. flexor digitorum longus

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 111 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. flexor hallucis brevis


origo : - caput medilae : - os cuneiforme I
- os naviculare
- caput laterale : - ossa cuneiformia
insertio : - caput mediale : - os sesamoideum
mediale
- basis phalanx I jari I
- caput laterale : - os sesamoideum
laterale

M. flexor digiti quinti (minimi) proprius


origo : basis ossis metatarsalis V
insertio : basis phalanx I jari V

M. adductor hallucis
origo : - caput trarnsversum : capitulum ossis metatarsalis II s/d V
- caput obliquum : basis ossis metatarsalis II s/d IV
- os cuneiforme III
- os cuboideum
insertio : kedua caput : - os sesamoideum laterale
- basis phalanx I jari I

M. lumbricales
jumlah : 4 buah
origo : sebelah medial tendines m. flexor digitorum longus pada daerah metatarsus I, II, III, IV
dari sebelah lateral tendines untuk jari II, III, IV.
insertio : facies medialis phalanx I jari II - V

Mm. interossei plantares


jumlah : 5 buah
origo : - masing-masing pada dataran lateral ossa
metatarsalia II, III, IV
- masing-masing pada dataran medial ossa
metatarsalia III, IV, V
insertio : tendines m. extensor digitorum longus untuk
jari III, IV, V pada basis phalanx I

Mm. interosei dorsales


jumlah : 4 buah
origo : - dataran lateral ossa metatarsalia I s/d IV
- dataran medial II s/d V
insertio : - yang I : tendo m. extendor digitorum longus untuk jari II pada basis phalanx I.
- yang II : seperti I
- yang III: tendo m. extensor digitorum longus untuk jari II pada basis phalanx I
- yang IV : tendo m. extensor digitorum longus untuk jari IV pada basis phalanx I

M. opponens digiti quinti


origo : ligamentum plantare longum, suatu ligamentum yang datang dari calcaneus, os
cuboideum dan menyebar ke ossa metatarsalus
insertio : tepi lateral ox metatarsalis V

b. Ekstensi, dilakukan oleh otot-otot yang terletak di sebelah dorsal sumbu transveral:
- m. extensor hallucis longus - m. extensor hallucis brevis
- m. extensor digitorum longus - m. extensor digitorum brevis

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 112 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. extensor hallucis brevis


origo : dataran dorsal calcaneus, lateral dari talus
insertio : tendonya pergi ke ibu jari kaki dan bersatu dengan tendo m. extensor
hallucis longus.

M. extensor digitorum brevis


origo : dataran dorsal calcaneus lateral insertio
m. extensor hallucis brevis
insertio : otot ini mempunyai tiga tendo masing-masing
untuk jari II s/d IV, dan bersatu dengan tendines
m. extensor digitorum longus.

c. Abduksi, dilakukan oleh otot-otot yang terletak di sebelah medial atau lateral sumbu dorsoplantar
ialah : mm. iterossei dorsales.
Abduksi jari II, ke medial dilakukan oleh m. interosseus dorsalis I dan abduksi ke lateral dilakukan oleh m.
interosseus dorsalis II.
Abduksi jari III dan IV ke lateral dilakukanoleh m. interosseus dorsalis III dan IV
Abduksi jari V ke lateral oleh m. abductor digiti quinti.
Abduksi jari I ke medial olehm. Abductor hallucis.

d. Adduksi, dilakukan oleh otot-otot yang terletak di sebelah medial sumbu dorsoplantar yaitu : m.
interossei plantare yang mengadakan adduksi jari ke V, IV, dan III.

Otot-otot yang menyebabkan gerakan di articulatio interphalangeales.


a. Fleksi, dilakukan oleh otot-otot yang melalui sumbu transversal di sebelah plantar :
- m. flexor hallucis longus - m. flexor digitorum longus
- m. flexor hallucis brevis - m. flexor digitorum brevis

b. Ekstensi, dilakukan oleh otot-otot yang melewati di sebelah dorsal sumbu transversal.
- m. extensor digitorum longus - m. extensor hallucis longus
- m. extensor digitorum brevis - m. extensor hallucis brevis
- mm. interossei dorsales dan plantares dan mm. lumbricales dengan
menatendines m. extensor digitorum longus.

Tendo m. extensor digitorum longus, m. extensor hallucis longus dan m. tibialis anterior dieratkan pada
tulang oleh ligamentum cruciatum cruris. Ligamentum ini melekat pada tarsi dan setelah mengeratkan
rento m. extensor digitorum longus bercabang menjadi dua yang masing-masing melekat pada malleolus
medialis dan os naviculare serta os cuneiforme I. Tiap-tiap tendo dibungkus oleh vagina tendinis.

KAKI
Bentuk kaki ditetapkan terutama oleh tuber calcanei, ossa metatarsalis, capitulum ossis metatarsalis I
dan phalanges. Yang menapak pada tanak ialah tiber calcanei, os metatarsale V dan capitulum ossis
metatarsalia V s/d I. Jari-jari yang menapak tanah ialah phalanges terakhir. Jari III s/d V biasanya dalam
keadaan fleksi. Tempat yang tertinggi pada dorsum pedis ialah pada daerah os metatarsale I. Pada
dorsum pedis dapat dilihat tendines dari mm. extensores yang menyebar ke pangkal jari-jari.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 113 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

BERDIRI DAN BERJALAN

1. Pada keadaan berdiri secara malas, badan seakan-akan bergantung pada ligamenta iliofemoralia
dan ligamenta ischiocapsularia. Pelvis pada keadaan ini memutar ke dorsal kira-kira 15 0, sehingga
inclinatio pelvis berkurang. Akibatnya ialah lordosislumbalis berkurang, titik berat pindah ke dorsal,
garis berat tidak lagi terdapat pada suatu bidang frontal yang melalui articulatio genus, tetapi pada
suatu bidang gfrontal yang melalui ventral articulationes genus, dan datang pada kaki pada puncak
arcus pedis yaitu talus, jadi ventral articulationes talocrurales. Oleh karena garis berat melalui bidang
disebelah ventral articulationes genus, adalah hasrat untuk hyperekstensi pada articulatio genus.
Hyperekstensi ini dihindari oleh ligamenta collateralia dan dan ligamentum cruciatum anterius pada
articulatio genus dan otot-otot flexor yang melalui aksis transversal articulatio genus dari dorsal. Otot-
otot di keliling articulatio coaxae tidak berekstensi, oleh karena pelvis tergantung pada ligamentum
iliofemorale, dan ligamenta ischiocapsularia.
2. Pada keadaan di mana seseorang berdiri pada satu tungkai, paha dan tungkai itu terdapat pada
keadaan adduksi dan retrofleksi. Juga dalam keadaan ini pelvis menggantung pada ligamentum
iliofemorale dan ligamentum ischiocapsulare. Juga di articulatio genus ada hyperekstensi yang
dihambat oleh ligamenta collateralia dan ligamentum cruciatum anterius dan otot-otot fleksor. Seperti
halnya pada jari-jari tangan, tendines dari mm. flexores digitorum longus dan tendo dari m. flexor
hallucis longus dieratkan oleh ligamentum vaginale dan dibungkus oleh vagina tendinum pada jari-
jari kaki.
3. Pada keadaan berdiri biasa, tubuh ada dalam keseimbangan yang labil. Titik berat terdapat + 4,5 cm
kranial dari aksis transversal kedua articulationes coxae di dalam suatu bidang frontal yang melalui
articulationes humeri, articulationes talocrurales. Oleh karena badan dalam keseimbangan labil,
keseimbangan ini mudah terganggu, sehingga otot-otot di keliling articulatio coxae dan m. erector
trunci berkontraksi.
4. Pada waktu berdiri tegak secara militer, titik berat pindak ke ventral. Inklinasi pelvis bertambah. Garis
berat terdapat pada bidang frontal yang melalui sebelah ventral articulatio genus dan articulatio
talocruralis. Keseimbangan sekarang harus dipertahankan secara aktif untuk menghindari
bertambahnya inclinatio pelvis dan jatuh ke ventral dengan kontraksi otot-otot fleksor paha dan
tungkai. Oleh karena batang badan harus tetap tegak dan orang melihat ke muka. Lordosis lumbalis
dan lordosis cervicalis bertambah, sehingga m. erector trunci harus bekerja lebih giat. Oleh karena
banyak otot-otot yang berkontraksi, berdiri tegak secara militer sangat melelahkan.

Berjalan

Jika dimulai dengan berdiri, berjalan :


1. Dimulai dengan titik berat berpindah ke arah tungkai yang menyokong.
2. Kemudian tungkai yang dilemparkan (A) terlepas dari tanah dan dilemparkan secara aktif ke muka
disertai dengan eksorotasi (m. iliopsoas, m. rectus femoris, m. sartorius, m. pectineus, mm.
abductores).
3. Supaya pelvis pada pihak tungkai yang dilemparkan jangan turun, m. iliocostalis dan m. quadratus
lumborum pada pihak itu berkontraksi.
4. Titik berat pindah ke ventral sampai melalui capitulum ossis metatarsalis I.
5. Badan sekarang jatuh ke ventral terhadap sumbu transversal dari articulationes metatarso
phalangeales dari tungkai yang menyokong (B).
6. Jari-jari kaki masih tetap menapak pada tanah, tumit diangkat dari tanah. Tungkai yang menyokong
ini harus diretrofleksi di dalam articuatio coxae. Oleh karena terbatas dan supaya badan tetap tegak,
harus juga ada retrofleksi di columna vertebralis. Pada tungkai yang menyokong juga terjadi
endorotasi dalam articulatio coxae, sehingga pelvis sebelah lain maju. Retrofleksi dan endorotasi
dalam articulatio coxae disebabkan oleh mm. gluteus medius et minimus dan m. abductor magnus
bagian dorsal. Retrofleksi di dalam columna vertebralis dilakukan oleh m. erector trunci kedua belah
pihak. Guna kompensasi rotasi pelvis terhadap axis longitudinal, truncus harus di rotasi ke arah yang
berlawanan oleh m. erector trunci sepihak.
7. Pada ketika tungkai yang dilemparkan (A) di antefleksi di articulatio coxae, tungkai bawah ikut
terlempar sehingga terjadi ekstensi di dalam articulatio genus. Ini menyebabkan mm.
semimembranosus, semitendinosus dan biceps femoris tertarik sampai mendekati keadaan
insufisiensi pasif, sehingga menghambat antefleksi di dalam articulatio coxae. Pada ketika ini
gerakan melempar dapat dipandang selesai, tumit mengenai tanah dan tungkai yang dilemparkan
menjadi tungkai penyokong.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 114 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

8. Pada akhir ekstensi di articulatio genus, terjadi eksorotasi tungkai bawah oleh karena menjadi
tegangnya ligamentum cruciatum anterius.
9. Setelah tumit, tapak kaki datang di tanah.
10. Oleh karena berat badan menekan pada tungkai ini (A) terjadi fleksi di articulatio genus dan
antefleksi di articulatio coxae yang ditiadakan oleh karena kontraksi m. quadriceps dan mm.
semimembranosus, semitendinosus dan biceps femoris.
11. Pada ketiak tumit tungkai ini (A) mengenai tanah, kaki yang menyokong (B) mulai dilepaskan dari
tanah dengan diadakan fleksi di articulatio genus, dan antefleksi di articulatio coxae, tetapi pucuk jari-
jari masih mengenai tanah.
12. Pada ketika tapak kaki tungkai yang dilemparkan (A) seluruhnya telah mengenai tanah, kaki tungkai
penyokong (B) sama sekali dilepas dari tanah dengan yang menghambat fleksi plantar dan supinasi
kaki pada articulatio talocruralis dan talocalcaneonavicularis oleh mm. peronei dan mm. tibialis
anterior, extensor digitorum longus dan hallucis longus. Pada berjalan gerakan yang banyak
dilakukan di articulatio genus dan articulatio coxae, padahal di articulatio talocruralis gerakan hanya
sedikit.

Gerakan pada articulatio coxae (Hip joint)

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 115 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 116 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Gerakan pada articulatio genu (Knee joint)

Gerakan pada articulatio talocruralis (ankle joint)

Gerakan pada kaki

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 117 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

ANATOMI UMUM SUSUNAN SARAF PUSAT

MATERI PRAKTIKUM ANATOMI 4


GROSS: Organisasi Sistem Saraf Pusat

1. Pendahuluan

Systema nervosum tersusun oleh neuron-neuron dan neuroglia. Neuron berfungsi menjalarkan
impuls sepanjang serabut saraf (nervus) dari neuron satu ke neuron lainnya dan memberikan fungsi
sensoris, integratif dan motorik pada tubuh kita. Neuroglia memiliki fungsi pertahanan dan pemeliharaan
komponen dari serabut saraf.
Organa systema nervosum dapat di bedakan menjadi systema nervosum centrale (CNS),
yang terdiri dari otak dan medula spinalis, dan systema nervosum periphericum (PNS), terbentuk oleh
nervus perifer yang berhubungan dengan CNS dan terdistribusi ke seluruh tubuh.

a. Systema nervosum centrale yang terbagi pula atas :


 Otak (encephalon) terietak dalam cavum cranii terdiri dari:
 Cerebrum (hemisphaerum cerebri dan cortex cerebri)
 Batang otak (diencephalon, mescencephalon, pons, medulla oblongata)
 Cerebellum
 Medulla spinalis terletak dalam canalis vertebralis
b. Systema nervosum periphericum yang terbagi pula atas :
 Nn.Craniales (12 pasang) pangkalnya berada dalam otak dan batang otak, untuk keluar
melalui lobang lobang yang sesuai pada cavum cranii
 Nn.Spinales (31 pasang) pangkalnya terdapat pada substantia grissea medulla spinalis yang
berada dalam canalis vertebralis untuk keluar melalui foramen intervertebralis

2. Otak (Encephalon)

Terminologi :
 Prosencephalon : Telencephalon dan diencephalon
 Mesencephalon : Mesencephalon
 Rhombencephalon : Metencephalon dan myelencephalon
 Telencephalon : - Hemispaherum cerebri,
- Cortex cerebri
 Diencephalon : - Epithalamus, thalamus, hypothalamus,
subthalamus, metathalamus
- Foramen Monroe
 Mesencephalon : - Corpora quadrigemina
- Crura
cerebri
-
Aquaeductus cerebri Sylvii
 Metencephalon : - Cerebellum
- Pons
 Myelencephalon : Medulla Oblongata
 Rhombencephalon : Ventriculus quartus.
 Systema ventricularis
 Canalis centralis
 cavum sub-arachnoidea
 meninges : liquor cerebrospinalis
 Berat otak : Baru lahir : 350 gr
Dewasa : 1400 gr-1500 gr

Deskripsi :
A. Otak merupakan bagian saraf terbesar, bagian paling komplek dari systema nervosum,
tersusun oleh 100 milyar neuron multipolar.
B. Otak dapat dibagi menjadi : Cerebrum (bagian terbesar dan berhubungan dengan fungsi
mental tertinggi), Diencephalon (bagian pemroses input sensorik), Cerebellum (bagian

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 118 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

yang mengkoordinasi aktifitas muscular), dan Batang otak (bagian yang mengkoordinasi
dan regulasi aktifitas visceral).
C. Struktur Cerebrum
 Cerebrum merupakan bagian terbesar dari otak dewasa, memiliki 2 hemisphere
 Di dalamnya terdapat corpus callosum yang merupakan serabut saaraf yang
menghubungkan kedua hemisphere
 Permukaan otak berbentuk lobi (lobus), giri (gyrus), sulci dan fissura.
 Secara umum penamaan lobus-lobus di otak mengikuti tulang cranium dimana lobus itu
berada, yaitu : lobus frontalis, lobus parietalis, lobus temporalis, lobus occipitalis
dan insula.
 Cortex cerebri, lapisan tipis subtantia grisea, terletak dipermukaan cerebrum dan
mengandung 75% badan sel saraf dari keseluruhan sistem saraf.
 Di bagian profundal dari cortex terdapat subtantia alba yang disusun oleh serabut saraf
bermyelin menghubungkan badan sel dari cortex dengan bagian sistem saraf yang lebih
rendah.

D. Cortex Cerebri
HEMISPHAERUM CEREBRI:
Terminologi :
 Fissura longitudinalis superior
 Falx cerebri
 Corpus callosum.
 Cortex cerebri (substantia grisea)
 Subatantia alba
 Ganglia basalis (substantia grissea)
 Punya rongga : Ventriculus lateralis

Memiliki 6 lobus :
1. LOBUS FRONTALIS, mulai dari sulcus centralis sampal kepolus frontalis:
Punya gyrus dam lobulus sbb.:
 Gyrus precentralis dimana terletak pusat motorik primer (area Brodmann
4)
 Gyrus frontalis superior dimana pada dataran medialnya terdapat pusat
motorik sekunder (area Brodmann 6)
 Gyrus frontalis media dimana terdapat lapangan penglihatan
frontal (area Brodmann 8).
 Gyrus frontalis inferior dimana terdapat pusat bicara motorik Broca (area
Brodmann 44 dan 45) .
 Gyrus rectus dan gyrus orbitalis yang terpisah oleh sulcus olfactorius
 Lobulus paracentralis anterior terletak antara sulcus centralis dengan sulcus
para centralis. Merupakan lanjutan Gyrus precentralis pada dataran medial
hemisphaerum cerebri

2. LOBUS PARIETALIS, mulai dari sulcus centralis menuju lobus occipitalis dan
cranialis dari lobus temporalis. Punya gyrus dan lobulus sbb.:
 Gyrus post-centralis yang merupakan pusat sensorik primer (area
Brodmann 3,1, 2)
 Lobulus parietalis superior merupakan area penghubung somatosensorik
(area Brodmann 5 dan 7)
 Lobulus parietalis inferior, punya dua gyrus:
 Gyrus supramarginalis merupakan penghubung somato-sensorik,
pendengaran dan penglihatan (area Brodmann 40)
 Gyrus angularis yang berfungsi menerima ransang penglihatan (area
Brodmann 39)
 PRECUNEUS terletak antara CUNEUS dengan LOBULUS
PARACENTRALIS
 LOBULUS PARACENTRALIS POSTEROR terletak antara sulcus centralis
dengan cuneus pada dataran medial

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 119 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

3. LOBUS TEMPORALIS , terletak antara polus temporalis dan polus occipitalis di


bawah sulcus lateralis dan antara sulcus lateralis tersebut dengan sulcus
collateralis. Lobus ini memiliki 5 gyrus :
 GYRUS TEMPORALIS TRANSVERSA (HESCHL) tertanam dalam sulcus
lateralis, antara gyrus temporalis superior dengan corpus geniculatum
mediate
 Merupakan PUSAT PENDENGARAN PRIMER (AREA Brodmann 41 dan 42)
 GYRUS TEMPORALIS SUPERIOR berfungsi sebagai asosiasi pendengaran
dan PUSAT BICARA WERNICKE (AREA BRODMANN 22)
 GYRUS TEMPORALIS MEDIA
 GYRUS TEMPORALIS INFERIOR
 GYRUS FUSIFORMIS (GYRUS OCCIPITOTEMPORALIS) antara sulcus
temporalis dengan sulcus collateralis

4. LOBUS OCCIPITALIS, Terletak antara sulcus parieto-occiprtalis dengan sulcus


pre-occipitalis Memiliki 2 bangunan:
 CUNEUS antara sulcus parietoocciprtalis dengan fissura Calcarina,
merupakan PUSAT PENGLIHATAN (AREA BRODMANN 17,18 dan 19)
 GYRUS LINGUALIS terletak dibawah fissura calcarina, juga merupakan
PUSAT PENGLIHATAN (AREA BRODMANN 17, 18 dan 19)

5. LOBUS INSULARIS (INSULA REYLI) tertanam dalam suclus lateralis


6. LOBUS LIMBIK, Berbentuk hurus C dan terletak pada dataran medial
hemisphaerum cerebri dan melengkungi corpus callosum. Termasuk dalam lobus
tsb adalah:
 GYRUS PARATERMINALIS dan AREA SUBCALLOSUM Terietak didepan
lamina terminalis dan rostrum corpus callosum.
 GYRUS CINGULI, Terletak tepat diatas corpus callosum. Bergabung dengan
GYRUS HIPPOCAMPI dekat isthmus
 GYRUS PARAHIPPOCAMPI, Terletak antara sulcus hippocampi dan sulcus
collateralis dan berakhir pada UNCUS
 FORMATIO HIPPOCAMPI, Terletak antara fissura chorioidea dengan fissura
hippocampi. Berhubungan dengan HYPOTHALAMUS dm AREA SEPTALIS
melalui FORNIX. FORMATIO HIPPOCAMPI meliputi 3 alat berikut:
 GYRUS DENTATUS
 SUBMICULUM
 SYSTEMA OLFACTORIUS, Terletak pada dataran orbital otak yang
terdiri dari:
 BULBUS OLFACTORIUS: Menerima n. olfactorius
 TRACTUS OLFACTORIUS
 TRIGONUS DAN STRIA OLFACTORIUS
 SUBSTANTIA PERFORATA ANTERIOR; Terbentuk karena
penetrasi pembuluh darah
 PITA DIAGONAL BROCA: Menghubungkan Nucleus amygdaloidea
dengan AREA SEPTALIS

SUBSTANTIA ALBA

Bagian utama hemisphaerum cerebri termasuk didalamnya COMMISSURA


CEREBRI DAN CAPSULA INTERNA.
 COMMISSURA CEREBRI, Menghubungkan kedua hemisphaerum cerebri,
meliputi:
o CORPUS CALLOSUM, Merupakan commissura terbesar dalam otak,
dibedakan dari depan kebelakang ;
 ROSTRUM
 GENU
 CORPUS
 SPLENIUM

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 120 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

o COMMISSURA ANTERIOR
 Pada penampang medio-sagittal terlihat antara LAMINA
TERMINALIS dengan COLLUM FORNICES
 Menghubungkan BULBUS OLFACTORIUS dengan LOBUS
TEMPORALIS MEDIA ET INFERIOR
o COMMISSURA POSTERIOR, Terietak tepat diatas aquaeductus cerebri
pada linea mediana
o COMMISSURA HIPPOCAMPI s. COMMISSURA FORNICES, Terietak
antara kedua FORNICES dan didepan dari SPLENIUM CORPUS
CALLOSL
o FORNIX, Menghubungkan hippo campus dengan corpus manunillare
o COMMISSURA HABENULARE,
Serabut syaraf yangjalan melintang diatas tikar tungkai glandula pinenlis

CAPSULA INTERNA
Merupakan substanda alba yang terletak antara NUCLEUS LENTICULARIS dengan
THALAMUS.
Dibedakan:
 CRUS ANTERIOR, Terietak antara NUCLEUS CAUDATUS dengan
PUTAMEN
 GENU, Terietak antara CRUS ANTERIOR dengan CRUS POSTERIOR
Mengandung serabut CORTICOBULBARIS.
 CRUS POSTERIOR, Terietak antara THALAMUS dengan NUCLEUS
LENTICULARIS. Mengandung serabut CORTICOSPINAUS.

 Dominansi hemisphere
o Fungsi kedua hemisphere cerebri adalah menerima dan menganalisis imput
sensori dan mengirimkan impuls motorik ke bagian tubuh yang bersilangan
(kontralateral).
o Kebanyakan orang mampu memperlihatkan dominansi hemisphere untuk
aktifitas yang berhubungan dengan bahasa seperti bicara, menulis dan
membaca.
o Hemisphere sinister 90% dominan pada populasi, meskipun beberapa individu
memiliki hemisphere kanan yang lebih dominan, dan bahkan beberapa memiliki
dominansi yang sama pada kedua hemisphernya.
o Hemisphere non dominan khusus berfungsi non verbal dan mengontrol emosi
dan intuisi berpikir.
o Ganglia basalis, merupakan massa tersusun oleh subtantia grisea terletak
profunda dari hemispherium cerebri, yang berfungsi sebagai relay impuls
motorik dari cerebrum dan membantu mengontrol aktifitas motorik dengan
mengeluarkan inhibitor dopamin.
o Ganglia basalis terdiri dari : nucleus caudatus, putamen dan globus palidus.

E. DENCEPHALON
Terminologi :
 Terietak antara TELENCEPHALON dengan MESENCEPHALON dan antara
FORAMEN INTERVENTRICULARE (MONROI) dengan COMMISSURA
POSTERIOR. Menerima N. OPTICUS (NCJI).
Terdiri dari:
1. EPITHALAMUS Meliputi:
o EPIPHYSIS CERBERI (CORPUS PINEALIS)
o TRIGONUM HABENULARE dibentuk oleh Nucleus habelunare dan
commissura habelunare
o STRIA MEDULLARE THALAMI
o COMMISSURA POSTERIOR
o TELA CHORIOIDEA dan PLEXUS CHOROIDEA dari VENTRICULUS
TERTIUS
2. THALAMUS

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 121 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Terpisah dengan HYPOTHALAMUS oleh SULCUS HYPOTHALAMICUS


Meliputi:
o PULVINAR
o TUBERCULUM ANTERIOR
o MASSA INTERMEDIA
3. HYPOTHALAMUS, meliputi :
o CHIASMA OPTICUM
o CORPUS MAMILLARE
o INFUNDIBULUM
o TUBER CINEREUM
4. SUBTHALAMUS & THALAMUS VENTRALIS
Terletak ventralis dan THALAMUS dan lateralis dari HYPOTHALAMUS Meliputi:
o NUCLEUS SUBTHALAMICUS
o ZONAINCERTA
o LAPANGAN FOREL
5. METHALAMUS:
Terletak belakang bawah dari PULVINAR, meliputi :
o CORPUS GENICUATUM MEDIALE (tennasuk sistem pendengaran)
o CORPUS GENICULATUM LATERALE (termasuk sutem peaglihatan)
6. VENTRICULUS TERTIUS dan BANGUNAN TERKAIT:
o LAMINA TERMINALIS
o TELA CHOROIDEA
o FORAMEN INTERVENTRICULARE(MONROI)
o RECESSUS OPTICUS
o RECESSUS INFUNDIBULARIS
o RECESSUS SUPRAPINEALIS
o RECESSUS PINEALIS

 Bagian lain dari Diencephalon adalah tractus opticus dan infundibulum (tonjolan
untuk kelenjar pituitary, kelenjar pituitary posterior, corpus mammilaris dan glandula
pinealis.
 Thalamus berfungsi mengelola secara langsung informasi sensoris yang berasal dari
bagian lain dari systema nervosum.
 Hypothalamus memelihara homeostasis dengan cara mengatur aktifitas visceral dan
menghubungkan antara systema endocrine dengan systema nervosum.
o Hypothalamus mengatur denyut jantung dan tekanan darah, suhu tubuh,
keseimbangan air dan elektrolit, gerakan dan sekresi kelenjar dalam tractus
digestivus, tumbuh dan reproduksi, dan tidur dan terjaga.
 Systema limbicum, suatu area di dalam diencephalon, mengontrol pengalaman
emosional dan expresi.
o Perasaan senang atau tidak senang tentang pengalaman, system limbic
mengarahkan perilaku yang memungkinkan menaikkan harapan hidup.

MESENCEPHALON
Terminologi :
 Terletak antara DIENCEPHALON dengan PONS, mulai dari COMMISSURA
POSTERIOR sampal ke FRENULUM MEDULLARE SUPERIOR.
 Didalamnya terdapat: AQUAEDUCTUS CEREBRI SYLVII yang menghubungkan
VENTRICULUS TERTIUS dengan VENTRICULUS QUARTUS.
Bangunan yang terdapat dalam MESENCEPHALON:
1. PADA DATARAN VENTRAL:
 PEDUNCULUS CEREBRI
 FOSSA INTERPEDUNCULARIS
o N. OCCULOMOTORIUS (NC.III)
o SUBSTANTIA PERFORATA POSTERIOR
2. PADA DATARAN POSTERIOR:

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 122 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 COLLICULUS SUPERIOR
 BRACHIUM COLLICULUS SUPERIOR
 COLLICULUS INFERIOR
 BRACHIUM COLLICULUS INFERIOR
 N. TROCHLEARIS (NCJV)
Merupakan satu-satunya saraf cranialis yang keluar didataran belakang
batang otak.

RHOMBENCEPHALON
1. YANG BERASAL DARI METENCEPHALON:
1.1. PONS
Terietak antara MESENCEPHALON dengan MEDULLA OBLONGATA, membentang
mulai dari SULCUS PONTIN SUPERIOR ke SULCUS PONTIN INFERIOR.
Bangunan yang terdapat dalam PONS:

PADA DATARAN VENTRAL :


 BASIS PONTIS
 N. TRIGEMINUS (NC.V)
 N. ABDUCENT (NC.VI)
 N. FACIALIS (NC.VID
 N. VESTIBULOCOCHLEARIS (NC.VIH)

PADA DATARAN DORSAL (FOSSA RHOMBOIDEA):


 LOCUS CAERULEUS, Dibentuk oleh massa neuroft terbesar dalam susunan
saraf pusat yang bersifat NOREPINEHRINERGIC
 COLLICULUS FACIALIS, Mengandung NUCLEUS N. ABDUCENT dan GENU
INTERNA N. FACIALIS
 SULCUS LIMITANS, Memisahkan lamina alaris dengan lamina basalis
 STRIA MEDULLARE FOSSA RHOMBOIDEA Membagi FOSSA RHOMBOIDEA
menjadi:
o PORTIO PONTIN SUPERIOR
o PORTIO MEDULLARE INFERIOR

1.2. CEREBELLUM
 Terletak dalam FOSSA CRANII POSTERIOR.
 Berhubungan dengan batang otak melalui PEDUNCULUS CEREBELLARIS.
 Membentuk atap VENTRICULUS QUARTUS.
 TENTORIUM CEREBELLI memisahkan CEREBELLUM dengan LOBUS
 TEMPORALIS DAN LOBUS OCCIPITALIS.
 Mempunyai FOLIA DAN FISSURA pada permukaannya.
 Mengandung bangunan berikut:
o HEMISPAHERUM CEREBELLI, Dibentuk oleh kedua LOBUS
LATERALIS
o VERMIS, Terletak pada linea mediana
o FLOCCULUS DAN NODULUS VERMIS
o Membentuk LOBULUS FLOCCULONODULARIS
o TONSIL, Merupakan lobulus bundar pada dataran bawah setiap
hemisphaenun cerebelli.
o PEDUNCULUS CEREBELLARIS SUPERIOR, Menghubungkan
CEREBELLUM dengan PONS dan MES-ENCEPHALON
o PEDUNCULUS CEREBELLARIS MEDIA. Menghubungkan
CEREBELLUM dengan PONS
o PEDUNCULUS CEREBELLARIS INFERIOR. Menghubungkan
CEREBLLUM dengan MEDULLA OBLONGATA
o LOBUS ANTERIOR. Terletak didepan FISSURA PRIMARIUS

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 123 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

o LOBUS POSTERIOR. Terletak antara FISSURA PRIMARIUS dengan


FISSURA POSTEROLATERALIS
o LOBUS FLOCCULONODULARIS. Terietak dibelakang FISSURA
POSTEROLATERALIS

2. YANG BERASAL DARI MYELENCEPHALON : MEDULLA OBLONGATA


 Terletak antara PONS dengan MEDULLA SPINALIS
 Membentang mulai dari SULCUS INFERIOR PONTTN (sering juga disebut
sebagai SULCUS PONTOBULBARIS) sampai SEGMEN MEDULLA SPINALIS
CERVICALIS PERTAMA
 Bangunan yang ditemukan didalamnya:

PADA DATARAN VENTRAL:


 PYRAMID: Mengandung TRACTUS CORTICOSPINALIS
 OLIVA: Mengandimg NUCLEUS OLIVARIUS INFERIUS
 N. GLOSSOPHARYNGEUS (NC.IX)
 N.VAGUS (NC.X)
 N. ACCESSORIUS (NCXI)
 N.HYPOGLOSSUS (NC. XII)

PADA DATARAN POSTERIOR


 TUBERCULUM GRACILIS
 TUBERCULUM CUNEATUS
 FOSSA RHOMBOIDEA, dimana terdapat:
o STRIA MEDULLARE FOSSA RHOMBOIDEA
o TRIGONUM N.VAGI
o TRIGONUM N. HYPOGLOSSI
o AREA POSTREMA(PUSAT MUNTAH)

14. Batang Otak


 Batang otak terdiri darri : midbrain, pons dan medulla oblongata, kesemuanya
terletak pada bagian basal cerebrum, menghubungkan antara otak dengan medulla
spinalis.

 Midbrain (Mesencephalon)
o Midbrain, terletak diantara diencephalon dan pons, tersusun oleh serabut saraf
bermyelin yang mengalirkan impuls ke dan dari bagian yang lebih tinggi dari
otak, dan subtantia grisea yang berperanan sebagai pusat refleks.
o Pada midbrain terdapat pusat refleks auditory dan visual.
 Pons
o Pons, terletak diantara midbrain dan medulla oblongata, menjalarkan impuls
antara otak dan medulla spinalis, dan mengandung pusat-pusat yang mengatur
frekuensi dan dalamnya pernapasan.
 Medulla Oblongata
o Medulla oblongata menjalarkan semua impuls ascendens dan descendens
antara otak dan medulla spinalis.
o Medulla oblongata juga memiliki pusat yang mengatur fungsi visceral, termasuk
pusat cardiovasculaer, pusat vesomotor untuk untuk mengatur denyut
jantung, pusat vasomotor untuk pengaturan tekanan darah, dan pusat
respirasi yang bekerja sepanjang pons, untuk mengatur frekuensi dan
dalamnya pernapasan.
o Nuclei lain yang ada di dalam medulla oblongata berhubungan dengan refleks
batuk, bersin, menelan dan muntah.
 Formatio reticularis
o Batang otak, hypothalamus, cerebrum, cerebelum dan ganglia basalis
merupakan jaringan saraf yang sangat kompleks terhubung dengan substantia
grisea tipis, di mana jaringan ini disebut formatio reticularis.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 124 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

o Aktifitas formatio reticularis mengalami penurunan dalam keadaan tidur, dan


aktifitas akan kembali naik dalam keadaan terjaga.
o Formatio reticularis merupakan filter masuknya impuls sensori

A. Cerebellum
 Cerebellum terdiri dari dua hemisphere yang saling terhubung oleh vermis.
 Terdapat lapisan subtantia grisea tipis menyelubungi subtantia alba di dalamnya.
 Cerebelum berhubungan dengan bagian lain pada SNC melewati pedunculus
cerebelli.
 Cerebellum berfungsi mengintegrasikan informasi sensori yang berkaitan dengan posisi
bagian tubuh dan mengkoordinasi aktifitas musculoskeletal dan mempertahankan
keseimbangan tubuh.

15. Medulla Spinalis


A. Medulla spinalis bermula dari bagian basal otak, memanjang sebagai batang ke caudal di
dalam canalis vertebralis sampai di antara VL 1 dan VL2.
B. Struktur Medulla spinalis
 Medulla spinalis tersusun oleh 31 segmen, masing-masing segmen memberikan
sepasang nervus spinalis.
 Pembesaran medula spinalis bagian cervical memberikan dominansi persarafan pada
extremitas atas, sedangkan pembesaran bagian lumbar untuk persarafan extremitras
bawah.
 Terdapat lekukan longitudinal yang dalam (fissura mediana anterior dan fissura
mediana posterior) memisahkan medula spinalis kanan dan kiri.
 Subtantia alba, tersusun olehserabut saraf bermyelin (myelinated fibers) sebagai
tractus, mengelilingi subtantia grisea di bagian pusat yang berbentuk kupu-kupu (a
butterfly shaped), tempat dimana interneuron berada.
 Canalis centralis mengandung cairan serebrospinal.
C. Fungsi Medulla spinalis
 Medula spinalis memiliki dua fungsi utama : menjalarkan impuls ke dan dari otak dan
sebagau pusat refleks spinal.
 Tractus-tractus yang membawa informasi sensorik ke otak disebut Tractus ascendens;
sedangkan tractus descendens membawa informasi motorik dari otak.
 Penamaan tractus umumnya sesuai dengan nama asal dan akhir dari serabut tractus
tersebut, misal tractus corticospinalis.
 Beberapa refleks spinal juga melewati medula spinalis.

16. Systema Nervosum Periphericum


A. Systema Nervosum Periphericum (SNP) meliputi Nervi Cranialis dan Nervi Spinalis, yang
keluar dari SNC dan pergi ke seluruh tubuh sesuai dengan myotom, dermatom, skeletom dan
lain-lain.
B. SNP disusun oleh system saraf somatik yang mengatur aktifitas volunter (sadar), dan sistem
saraf autonom yang mengontrol aktifitas involunter (tidak sadar).
C. Nervi Cranialis
 Terdapat 12 pasang nervi cranialis yang keluar dari batang otak, dimana sebagian besar
merupakan nervus campuran.
 Ke 12 pasang nervi tersebut didisain penamaannya berdasarkan nomor sebagai berikut : n.
olfactorius, n. opticus, n. oculomotorius, n. trochlearis, n. trigeminus, n. abducens, n.
facialis, n. vestibulocochlearis, n. glossopharingealis, n. vagus, n. acessorius, n.
hypoglossus.
 Karakteristik masing-masing nervus cranialis akan dibicarakan kemudian.
D. Nervi Spinalis
 Terdapat 31 pasang nervi campuran yang disebut nervi spinalis
 Nervi spinalis dikelompokkan berdasarkan level mana mereka keluar dari medulla spinalis
diberi label nomor urut yang dimulai dari regio cervical.
 Masing-masing nervus spinalis keluar membentuk dua radix : dorsal, yang merupakan
radiks sensori, dan ventral, sebagai radiks motorik.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 125 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Cabang utama dari beberapa nervi spinalis yang berdekatan membentuk plexus.
 Plexus Cervicalis
o Plexus cervicalis terletak di kedua sisi leher dan menginervasi otot-otot dan kulit
pada daerah leher.
 Plexus brachialis
o Plexus brachialis muncul dari nervus spinalis cervical bagian bawah dan nervi
spinalis thotacis bagian atas dan menginervasi extremitas atas.
 Plexus lumbosacral
o Plexus lumbosacral muncul dari medulla spinalis bagian caudal, dan menginervasi
lower abdomen, genitalia externa, regio glutea dan extremitas bawah.

17. Systema Nervosum Autonomicum


A. System saraf autonom memiliki fungsi memelihara homeostasis aktifitas visceral di bawah sadar.
B. Karakteristik Umum
 Sistem saraf autonom dibagi menjadi dua yaitu : Symphatis dan Parasymphatis, di mana
keduanya memiliki efek atau kerja antagonis pada target organ.
 Saraf parasymphatis bekerja pada keadaan kondisi tubuh normal.
 Saraf symphatis bekerja di bawah kondisi stress atau darurat.
C. Serabut Saraf Autonom
 Pada systema motoric autonom, jaras motorik meliputi dua kelompok serabut : serabut
preganglionair yang meninggalkan CNS, dan serabut postganglionair yang menginervasi
target organ (efektor).
 Divisi Sympathis
 Serabut dari divisi sympathis keluar dari medulla spinalis regio thorax dan lumbal, dan
berganti neuron (bersinapsis) di dalam ganglia para vertebralia sepanjang sisi
columna vertebralia.
 Axon-axon postganglionair pergi ke target organ (organ efector).
 Divisi Parasympathis
 Serabut saraf di dalam divisi parasympathis muncul dari batang otak dan regio sacral
(S2-4) pada medula spinalis, dan berganti neuron di dalam ganglia Aurbachii
(meisneri) dan Myenterici yang menutup target organ.
 Neurotransmitter Autonom
 Serabut preganglionair baik sympathis maupun para sympathis mengeluarkan
acetylcholin.
 Serabut postganglionair parasympathis merupakan serabut cholinergik dan
mengeluarkan acetylcholin.
 Serabut postganglionair sympathis disebut serabut adrenergik dan mengeluarkan
norepinephrin.
 Kedua saraf autonom di atas, oleh karena neurotransmiter yang dikeluarkan berbeda
pada postganglionairnya, memiliki efek yang berlawanan (antagonis).
 Kontrol Aktifitas Autonom
 Sistem saraf autonom dikontrol secara maksimal oleh pusat-pusat refleks di dalam otak
dan medulla spinalis.
 Systema limbicum dan cortex cerebri teraktifasi oleh sistem saraf otonom selama
dipengaruhi oleh emosional.

BATANG OTAK
(RHOMBENCEPHALON)

Batang Otak
 Batang otak tersusun oleh medulla oblongata, pons dan mesencephalon (midbrain)
 aktifitas batang otak secara umum dapat dibagi menjadi 3 tipe :
1. Fungsi Konduksi
2. Fungsi Nervi Cranialis (NC)
3. Dan Fungsi Integrasi

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 126 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Fungsi konduksi dapat diamati, berawal sebagai jalan utama untuk tractus ascendens
menuju thalamus atau cerebellum (atau tractus descendens menuju medulla spinalis)
yang semuanya melewati batang otak.
 Banyak dari tractus ini, malaupun tidak berjalan lurus, dan sering melibatkan nuclei relay di
dalam batang otak.
 Nervi cranialis mengandung :
1. Pusat, sebagaimana yang terdapat pada fibra nervi spinalis.
2. Dan fibra-fibra tersebut tersusun oleh reseptor spesial dari Olfaksi, visus, auditori,
equilibrium dan gustatorii.

 Nervus olfactorius dan n. opticus dibentuk langsung oleh telencephalon dan


diencephalon.
 Sedangkan vervi cranialis yang lain keluar dari batang otak.
 Bermacam-macam nuclei sensorik dan motorik yang berkaitan dengan fungsi nervi
cranialis dapat ditemukan pada berbagai tingkat dan tempat batang otak.
 Sejumlah fungsi integrasi diatur di daerah tertentu pada batang otak.
 Fungsi integrasi ini meliputi kompleks motorik untuk aktifitas respirasi dan cardiovasculer,
dan beberapa berkaitan dengan pengaturan derajat kesadaran.
 Fungsi integrasi di atas di atur oleh formatio reticularis.

MEDULLA OBLONGATA
Struktur Anatomi
 Berbentuk skop
 Topografi
o Batas atas: Sulcus pontin inferior
o Batas bawah : Decussatio pyramidum
o Bentuk: Seperti kerucut dengan bagian yang melebar menunjuk ke cranial.
 Mengandung pusat otonom yang mengatur pernapasan, kardiovaskuler, sistem digestivus
Mengandung nuclei NC.V, VIII, IX, X, XI, XII
 Berhubungan dengan cerebellum via pedunculus cerebellaris inferior
 Menghubungkan medulla spinalis dengan pons.
 Batas penghubung antara medulla oblongata dengan medulla spinalis adalah pangkal dan
radix anterior et posterior n.spinalis I, setinggi foramen occipitale magnum
 Canalis centralis medulla spinalis lanjut sampai kepertengahan medulla oblongata-setelah itu
dia melebar menjadi ventriculus quartus
 Gagangnya berhubungan ke caudal dengan medulla spinalis yang di dalamnya terdapat
canalis centralis.
 Bagian terbukanya berhubungan ke rostral atau pada medula yang telah dibuka, akan
tampak pelebaran canalis centralis menjadi ventriculus quartus.
 Pada apex bangunan berbentuk V di caudal ventricel keempat, yang menyempit masung ke
canalis centralis disebut Obex.
 

PONS (=Jembatan)
 Terletak didepan cerebellum
 Menghubungkan medulla oblongata dengan mesencephalon.
 Pada facies anterior,pons menghubungkan haemisphaerium cerebelli kiri dan kanan.
 Panjangnya  2.5 cm

Struktur Anatomy
 Dataran depan berbentuk convex,karena adanya serabut saraf yang jalan melintang dari tiap
sisinya membentuk: Pedunculus cerebelli media, yang menghubungkan pons dengan
cerebellum
 Pada linea mediana terdapat alur dangkal: Sulcus basillaris dimana padanya berjalan
A.basillaris.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 127 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Pada dataran anterolateral, N. trigeminus (NC V) muncul pada setiap sisinya.


 Saraf cranial kelima ini terdiri dari bagian medial (lebih kecil): Radix motorik dan bagian
lateral (lebih besar): Radix sensorik.
 Pada alur antara pons dan medulla oblongata muncul saraf cranial dari medial kelateral:
1. N. Abducent (NC VI)
2. N. Facialis (NC VII)
3. N. Vestibulocochlearis (NC VIII)
 Dataran belaikang pons tidak kelihatan karena tertutup oleh cerebellum dan membentuk
separoh atas ventriculus quartus dan keseluruhannya berbentuk segitiga:
1. Lateral dibatasi oleh pedunculus cerebelli superior
2. Terbagi dua oleh sulcus mediana
 Lateral dari sulcus mediana terdapat peninggian : eminentia mediana yang dibatasi
dilateralnya oleh : sulcus limitans
 Ujung bawah dari eminentia mediana melebar disebut: colliculus facialis yang terbentuk
karena radix n.facialis berputar mengelilingi nucleus n.abducent
 Dasar dari bagian atas sulcus limitans berwama abu-abu kebiruan disebut: Substantia
ferrugrisea wama mana disebabkan adanya kelompok sel saraf yang mengandung pigment
dengan wama yang sama.
 Lateral dari sulcus limitans terdapat: Area vestibuli yang menonjol karena dibawahnya
terdapat Nuclei vestibularis

Structur Bangunan dalam Pons


Pons terbagi dua oleh Corpus trapezoideum menjadi:
 Bagian belakang: tegmentum terutama mengandung :
1. Nuclei Nn.Cranialis V, VI, VII, VIII
2. Formatio reticulare
3. Jalan raya sensorik
 Bagian depan : pars basalis terutama mengandung :
1. Tract. coiticobullaris
2. Tract. corticospinais
3. Tract. corticopontin
4. Nuclei pontin

GANGLIA BASALIS

Ganglia Basalis
 Merupakan struktur bangunan di otak tengah yang apabila rusak dapat menyebabkan
syndrom extrapyramidal.
 Yang termasuk ganglia basalis yaitu:
1. nucleus caudate;
2. putamen,
3. globus pallidus
4. nucleus subthalamicus
5. dan substantia nigra.
Putamen + Globus Pallidus = Nucleus Lenticular (lentiform)
Nucleus Caudate + Nuclei Lenticular = Corpus Striatum
Nucleus Caudate + Putamen = Neostriatum or Striatum
 
DIENCEPHALON

Desckripsi Umum
 Menurut istilahnya : dia=antara,enkephalos=otak
 Merupakan bagian paling depan dari batang otak dan terletak mengelilinginya
 membentuk dinding ventriculus tertius (ke III).
 Berfungsi sebagai relay penghubung antara cortex cerebri dengan bagian bawah batang
otak.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 128 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Semua jaras sensorik, motorik dan sistem limbik berganti neuron didiencephalon sebelum dia
meneruskan informasinya kecortex cerebri.
 Begitu pula sebagian dari sytema extrapyramidalis dan sistem visceralis baik motorik maupun
sensorik juga terkait dengan diencephalon.
 Diencephalon sangat erat hubungannya dengan fungsi motorik dan sensorik sadar maupun
yang tak sadar.
 Mengingat hubungan dan fungsinya yang unik tsb. diencephalon disebut juga sebagai antar
otak (interbrain)
 Diencephalon oleh kedua hemisphaerum cerebri. Bagian yang tak tertutup hanyalah dataran
bawah hypothalamus yaitu: Corpus mammillare, Infundibulum, Tuber cinereum dan Chiasma
opticum
 Pada diencephalon orang dewasa dibedakan atas:
1. Epithalamus
2. Thalamus
3. Hypothalamus
4. Subthalamus
5. Metathalamus

B. EPITHALAMUS
 Merupakan bagian yang terletak paling belakang dan bawah dari diencephalon.
 Kebawah dia lanjut menjadi pretectum dari mesencephalon.
 Epithalamus meliputi bangunan berikut:

THALAMUS
 Istilah bahasa Yunani berarti : kamar dalam
 Merupakan massa substantia grissea yang berbentuk oval
 Pembentuk utama dari diencephalon
 Thalamus sebagian besar terdiri dari substantia grissea dan sedikit substantia alba.

FUNGSI THALAMUS :
 Berperan penting dalam mengintegrasikan sistem sensorik dengan sistem motorik.
 Merupakan relay station dari semua jalan sensorik yang berasal dari semua reseptor
sensorik seluruh tubuh (kecuali ransangan olfactus primer) untuk selanjutnya:
o Diteruskan kecortex cerebri
o Didistribusikan kebagian otak lainnya
o Mengitegrasikan impuls seosorik yang diterimanya seperti: sakit, suhu, sentuhan dan
tekanan
 Merupakan relay station serabut saraf yang datang dari cortex cerebri, ganglia basalis dan
cerebellum

fungsi dasar thalamus :


1. Thalamus berfungsi sebagai penghubung (relay station) dari sel-sel saraf yang terletak
ditengah-tengah massa substantia alba otak
2. Thalamus berfungsi menerima segala jenis sensasi sensorik, kecuali sensasi penciuman,
kemudian dia mengintegrasikannya antar nuclei thalami, selanjutnya diteruskan kecortex
cerebri diarea yang sesuai: sensasi umum ke area Brodmann 3,2,1, sensasi penglihatan
kearea Brodmann 17 dan 18 dan 19, sensasi pendengaran ke area Brodmann 41,42 dan 22
3. Thalamus dan cortex cerebri saling berhubungan erat. Thalamus berfungsi sebagai penerima
sensasi sensorik. tapi interpretasi sensasi tsb. dilakukan oleh cortex cerebri berdasarkan
pengalaman sebelumnya
4. Mengingat adanya hubungan yang sangat ekstensif antara nuclei dorsomedial dengan cortex
lobus frontalis dan hypothalamus, maka nuclei thalamus tsb. diduga berfungsi sebagai pusat
perasaan subjekdf dan kepribadian seseorang

HYPOTHALAMUS
 Merupakan bagian kecil dan terietak paling depan dari diencephalon, Hanya hypothalamus
yang dapat terlihat lansung didataran bawah otak. Bagian lain dari Diencephalon tertutup oleh
kedua hemisphaerum cerebri

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 129 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Dia Membentuk dasar dan sebagian dinding lateral ventriculus tertius, sebagian terlindung
oleh sella turcica ossis sphenoidalis,
 Dia terietak dibawah thalamus mulai dari daerah chiasma optici sampai kelamina terminale
dan commissura anterior.sehingga daerah yang ditempati hypothalamus tsb. sering disebut
juga sebagai area preopticum. Kearah caudal hypothalamus membaur dengan tegmentum
mesencephalon.
 Dinding lateral hypothalamus dibatasi oleh capsula intema.
 Jika dilihat dari bawah, hypothalamus tampak bangunan berikut:
1. Chiasma opticum
2. Tuber cinereum
3. Infundibulum
4. Corpus mamnullare

Hubungan Hypothalamus dengan sekitarnya :


Aferen:
1. Aferen somatik dan visceral
Mencapai hypothalamus melalui cabang kolateral dan aferen lenmiscus dan formatio
reticulare menuju hypothalamus
2. Aferen olfactus jalan melalui medial forebrain bundle kehypothalamus
3. Aferen corticohypothalamicus datang dari cortex lobus frootalis kehypomalamus
4. Aferen hypocampohypothalamicus datang dari hippocampus melalui fbrnix ke corpus
manunillare hypothalami
5. Aferen amygdalohypothalanucus datang dari nuclei amygdaloideus via stria terminalis dan
jalan lain dibawah nucleus lenticularis kehypothalamus
6. Aferen thalamohypothalamicus datang dari nuclei dorsomedial et intermedia thalami
kehypothalamus
7. Aferen tegmento hypothalamicus datang dari mesencephalon kehypothalamus

Eferen:
1. Tractus mammillothalamicus datang dari corpus manunillare untuk berakhir pada nucleus
anterior thalami
2. Tractus mammillotegmenti datang dari corpus mammillare dan berakhir pada nuclei formatio
reticulare pada tegmentum mesencephalon
3. Serabut eferen yang turun kebatang otak dan medulla spinalis yang khusus mempengaruhi
neuron serabut sarafotonom

Hubungan Hypothalamus dengan Hypophysis:


Ada 2 jalan penghubung:
1. Jalan saraf: tractus hypothalamo hypophysis dari nuclei supraopticum dan nuclei
paraventricularis menuju lobus posterior hypophysis
2. Jalan vaskuler: sistem portal hypothalamohypophysis merupakan sistem portal pendek dan
panjang yang menghubungkan sinusoid pada eminentia mediana dan infundibuhim
hypothalamus dengan anyaman vena pada lobus anterior hypophysis

Fungsi Hypothalamus:
Pada dasamya hypothalamus dipengaruhi oleh saraf dan hormon, sedang hypothalamus sendiri
mengontrol kelenjar endokrin dan sistem saraf otonom. Secara rinci fungsinya hypothalamus yaitu :
1. Mengontrol sistem saraf otonom
Fungsi ini nampaknya berintegrasi dengan kontrolnya terhadap sistem neuroendoktrin,sehingga
berpengaruh terhadap homeostasis tubuh:
 Nucleus anterior mengontrol parasimpatis
 Nucleus posterior mengontrol simpatis
2. Mengontrol kelenjar endokrin
 Dengan mengeluarkan releasing factors atau release inhibiting factors, hypothalamus
mengontrol produksi ACTH, FSH, LH, TSH, MSH dan LTH.
3. Mengontrol suhu tubuh
 Nucleus anterior mengatur dan memelihara suhu tubuh. Kalau rusak mengakibatkan:
hyperdiennia Nucleus posterior memproduksi panas. Kalau rusak terjadi: hypothermia
4. Mengontrol intake air dan makanan

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 130 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Hunger center (pusat lapar) berada pada : nucleus ventromedial. Kalau rusak, menyebabkan
hyperphagia, obesitas dan perilaku agresif
 Sedang bagian tengah hypothalamus mencegah keinginan untuk makan dan mengurangi
intake minum,karenanya bagian ini dikenal sebagai: Satiety center (pusat kenyang).
 Kalau rusak mengakibatkan : anorexia dan lethargia
5. Mengontrol emosi dan perilaku
 Fungsi ini dilakukan bersama-sama dengan sistem limbik dan cortex lobus prefrantalis.
6. Mengontrol rythme cicardian
Termasuk dalam ritme cicardia ini ialah:
 Suhu badan
 Aktivrtas adrenocortical
 Jumlah eosinofil
 Fungsi ginjal
7. Mengontrol tidur
8. Kalau terjadi kerusakan pada hypothalamus, maka dapat terjadi keadaan yang bertentangan
sebagai berikut
 Hyperthermia vs hypodiermia
 Anorexia/aphagia vs hyperphagia
 Oligouria vs polyuria
 Pubertas precox vs pubertas teriambat
 Gigantism (raksasa) vs dwarfism (cebol)
 Lethargia (lesu) vs agression (agresif)
 Hyperpituitarism hypopiturtarism
9. Sindroma Korsakiff meliputi:
 Halusinasi
 Delirium
 Disorientasi waktu dan ruang
 Kehilangan ingatan sekarang
 Banyak bicara

Kerusakan terjadi pada : Perdarahan corpus mammilare hypothalamus, thalamus (nucleus


medio dorsalis), substantia grissea, periaquaeductus dan tegmentum mes-encephalon

10. Drug addict (ketergantungan obat): diduga ada receptor opioid pada hypothalamus sehingga
kalau seseorang menggunakan derivat opium, akan menimbulkan euphoria

4. SUBTHALAMUS
 Letaknya tepat dibawah thalamus bagian belakang dan menghubungkannya dengan
tegmentum mesencephalon.
 Meliputi :
1. Nucleus subthalamicus, disebut juga sebagai Nucleus Luysi, berbentuk lensa convex.
Berhubungan dengan : Ganglia basalis, cerebellum. Dibentuk oleh : Bagian rostral
nucleus ruber dan substantia nigra. Ditembus oleh : Jalan somato sensorik
2. Zona incerta, merupakan massa substantia grissea kecil yang terietak antara
thalamus dan nucleus subthalamus. Dibentuk oleh : Bagian rostral fonnatio reticulare
Fungsi : Takjelas

5. METATHALAMUS
Terdiri dari:
1. Corpus Geniculatum Mediale (termasuk sistem pendengaran)
 Letak: pada potongan melintang, dia terlihat sebagai bagian yang menonjol pada
sisi lateral mesencephalon setinggi colliculus superior antara pedunculus cerebri
dengan nucleus geniculatum laterale
 Fungsi: menerima serabut aferen dari receptor pendengaran melalui brachium
colliculus superior untuk diproyeksikan kecortex pendengaran.
 berbeda dengan jalannya serabut sensorik lainnya yang bersifat unilateral, serabut
aferen pendengaran bersifat bilateral

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 131 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

2. Corpus Geniculatum Laterale (tennasuk sistem penglihatan)


 Letak : lateralis dari corpus geniculatum mediate dan tepat di depan pulvinar
 Terdiri dari 6 lapis serabut saraf
 Fungsi :
o Menerima serabut aferen dari tractus opticus. Setiap sisi nucleus meoerima
serabut aferen dari kedua mata, dimana lapis 1,4 dan 6 saling menyilang,
sedang lapis 2,3 dan 5 tidak menyilang. Selanjutnya dari corpus geniculatum
laterale, melalui pars retrolenticularis capsula intema diteruskan secara
ipsilateral kecortex cerebri sepanjang fissure calcarina dilobus occipitalis (area
17 Brodmann)
o Bagian medial corpus geniculatum laterale menerima serabut aferen dari
quadran atas retina kemudian dq>royeksikan ke bibir atas cortex fissura
calcarina.
o Bagian lateral dari corpus geniculatum laterale menerima serabut aferen dari
quadran bawah retina dan kemudian diproyeksikan kebibir bawah cortex fissura
calcarina.

MESENCEPHALON

 Menurut istilahnya , meso=tengah, enkephalos=otak


 Berukuran sangat kecil dengan panjang hanya 2 cm
 Menghubungkan metencephalon (pons dan cerebellum) dengan prosencephalon.
 Ditengah-tengah dia ditembus oleh aquaeductus cerebri (Sylvii).

Topografi :
 Pada dataran belakangnya membentuk 4 bangunan colliculus superior et inferior atau juga
disebut sebagai corpora quadrigemina.
 Colliculus superior merupakan pusat refleks penglihatan.
 Colliculus inferior merupakan pusat refleks pendengaran.
 Pada garis tengah dari colliculus inferior (pada dataran belakang) muncul n. trochlearis.
 Pada dataran lateralnya brachia superior et inferior jalan naik dalam arah anterolateral.
 Brachium superior menghubungkan colliculus superior dengan corpus geniculatum
laterale dan tractus opticus.
 Brachium inferior menghubungkan colliculus inferior dengan corpus geniculatum
mediale.
 Pada dataran depannya terdapat lekukan fossa interpeduncularis yang dibatasi kiri dan
kanan oleh crus cerebri. Karena banyak lobang yang ditembus oleh pembuluh darah,maka
daerah tsb.disebut sebagai: substantia perforata posterior.
 Berhubungan dengan cerebellum melalui pedunculus cerebellaris superior

Struktur dalam Mesencephalon


Mesencephalon terdiri dari sepasang bangunan: penduculus cerebri, yang masing-masing terpisah
oleh sekelompok nuclei substantia grissea berwama hitam: Substantia Nigra, menjadi:
 Bagian Depan: Crus Cerebri s.basis Pedunculi
o Pada ponampang lintang terlihat cekungan antara kedua crura cerebri: fossa
interpeduncularis.
o Crus cerebri mengandung serabut saraf turun:
1. Tractus corticospinalis
2. Tractus corticonuclearis = Corticobulbaris
3. Tractus corticopontm
 Bagian Belakang : Tegmentum (= penutup)
o Tectum (= atap) merupakan bagian dari tegmentum yang terietak dibelakang
aquaeductus cerebri (Sylvii) yang menonjol kepermukaan membentuk 4 tonjolan:
1. Sepasang colliculus superior
2. Sepasang colliculus inferior Tectum merupakan atap dari mesencephalon
o Tectum dari pons disebut: velum medullare superior.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 132 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

o Tectum dari medulla oblongata disebut : velum medullare posterior sekaligus jadi
atap ventriculus quartus.
o Kedua vela bertemu dipuncak ventriculus quartus dan disebut Fastigium
o Untuk melihat lebih jelas bangunan yang terdapat didalam mesencephalon,diadakan
penampang melintang melalui kedua colliculi.

Anatomi Klinik:
 Bila sustantia nigra (bagian dari nuclei systema extra-piramidalis) rusak, mengakibatkan
terjadinya penyakit Parkinson
 Bila formatio reticularis rusak, menyebabkan koma
 Bila aquaeductus cerebri tertutup, dapat menyebabkan terjadinya hidrocephalus.

SISTEM LIMBIK

Sistem limbik melibatkan:


 Telencephalon
 Diencephalon

Adapun yang termasuk kedalam sistem limbik ialah semua bangunan berikut:
1. Lobus limbik (Broca)
2. Formatio hippocampi
3. Nucleus amygdaloideus
4. Hypothalamus
5. Nucleus anterior thalami
6. Nucleus medio dorsalis thalami
7. Area septi

Penghubung bangunan-bangunan pada sistem limbik yaitu:


1. Alveus
2. Fimbria
3. Fomix
4. Tractus mammillothalamicus
5. Stria tenninalis
6. Stria medullaris
7. Commissura anterior

1. LOBUS LIMBIK(BROCA)
Lobus limbik merupakan bangunan berbentuk huruf C pada dataran medial hemisphaerum yang
melingkari corpus callosum dan mempunyai satu kesatuan fungsi yang meliputi:
 Gyrus subcallosum s.subiculum, terletak didepan lamina tenninalis dan rostrum corpus
collosum
 Gyrus cinguli, terletak tepat diatas corpus callosum
 Gyrus parahippocampi, terletak antara fissura hippocampi dan sulcus collateralis.
Kedepan dia lanjut menjadi uncus

2. FORMATIO HIPPOCAMPI
Merupakan bangunan yang mempunyai satu kesatuan fungsi yang meliputi:
1. Hippocampus (cornu Ammonis)
 Merupakan substantia grissea yang melengkung keatas sepanjang dasar cornu inferior
ventriculus lateralis.
 Ujung depannya melebar membentuk Pes Hippocampi.
 Pada penampang frontal, hippocampus berbentuk seperti huruf C.
 Permukaan dalam ventriculus yang melengkung dilapisi oleh Ependyma.
 Dibawahnya terdapat selapis tipis substantia alba disebut sebagai Alveus yang terdiri
dari
 serabut saraf yang berasal dari hippocampus yang kemudian melengkung ke medial

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 133 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 membentuk Fimbria.
 Fimbria sendiri meninggalkan ujung belakang hippocampus sebagai Crus fornix. Crus
fornix dan setiap sisi membelok kebelakang dan atas dibawah splenium corpus callosi
dan mengelilingi dataran belakang thalamus. Kedua crura fornix tersebut kemudian
menyatu membentuk Corpus fornix yang terletak sangat dekat dengan dataran bawah
corpus callosum.
 Pada waktu kedua crura saling mendekat, dia dihubungkan oleh serabut saraf yang
berjalan melintang yaitu Commissura fornices yang akan saling bersilangan kiri dengan
yang kanan dan akhimya bergabung dengan hippocampus pada sisi yang sama.
 Fungsi hippocampus : berperan dalam proses belajar dan ingatan sekarang

2. Gyrus Dentatus
 Merupakan seberkas substantia grissea yang terletak antara Fimbria hippocampi dan
Gyrus Hippocampi.
 Struktur :
o kebelakang gyrus dentatus berjalan mendampingi fimbria sampai kedekat
splenium corporis callosi dimana dia lanjut menjadi Induseum griseum.
o Induseum griseum sendiri merupakan seberkas tipis substantia grissea yang
menutupi dataran atas corpus callosum.
o Pada dataran atas Induseum griseum terdapat dua berkas serabut saraf Stria
longitudinalis mediale dan stria longitudinalis laterale.
o Kedua stria ini merupakan sisa (substantia alba) induseum grisea vestigii
 Gyrus dentatus dan hippocampus sama-sama berbentuk huruf C dan kedua huruf
tersebut saling mengunci satu dengan lainnya.

3. Subiculum S.GYRUS Subcallosum


 Merupakan bangunan yang terletak antara hypocampus dengan gyrus
parahippocampus.

Keseluruhan formatio hippocampi mempunyai panjang 5 cm mulai dari depan (pada


amygdala) kebelakang mencapai splenium corporis callosi.

3. NUCLEUS AMYGDALOIDEUS (amygdala)


 Bentuk Seperti buah almond
 Merupakan massa nuclei yang terletak pada lobus temporalis di daerah transisi dengan
dataran postero inferor lobus frontalis.
 Berhubungan dengan ujung ekor nucleus caudatus yang berjalan kedepan pada atap
cornu inferior ventriculus lateralis.
 Stria terminalis muncul dari dataran belakangnya
 Menerima aferen dari:
o Lobus olfactorius anterior
o Cortex piriformis, temporalis, pre frontalis
o Hypothalamus
o Nucleus medio dorsalis thalami
o Tegmentum
 Mengirim eferen ke:
o Area preopticum mediale
o Nucleus area septi
o Hypothalamus
o Nucleus amygdaloideus sisi lain
o Nucleus medio doralis thalami
o Cortex prefrontalis
o Tegmentum
 Fungsi amygdala:
o Kalau dipacu, teriadi perobahan suasana hati (mood)
o Kalau dirusak, teriadi sikap agresif
o Melalui hypothalamus, dia mempercepat aktivitas endokrin, sex dan reproduksi

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 134 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

4. AREA SEPTI
 Merupakan bagian dari nuclei telencephalon
 Dibentuk oleh :
o cortex area septi
o gyros para terminalis
o gyros (area) subcallosum
 Terletak antara septum pellucidum dengan communissura anterior
 Memiliki hubungan timbal balik dengan formatio hippocampi via formix
 Memiliki hubungan timbal balik dengan hypothalamus
 Berhubungan dengan habenula melalui stria medallaris thalami

5. HYPOTHALAMUS (sudah diterangkan)


6. NUCLEUS ANTERIOR THALAMI (sudah diterangkan)
7. NUCLEUS MEDIODORSALIS THALAMI (sudah diterangkan)

Fungsi Umum Sistem Limbik


1. Berkaitan erat dengan keadaan emosi dan perilaku, terutama reaksi takut, marah dan libido
2. Khusus hippocampus mempunyai fungsi:
 Pembelajaran
 Ingatan sekarang (hal-hal baru)
 Ingatan masa lalu biasanya tidak akan berobah jika teriadi kerusakan pada
hippocampus. Ingatan sekarang yang disimpan pada hyppocampus tersebut, kemudian
dengan cara yang belum diketahui diteruskan ke cortex frontalis. Disinilah disimpan
ingatan masa lalu.
3. Berkaitan erat dengan fungsi penciuman, walau tak cukup bukti
4. Berkaitan erat dengan respons homeostatik terhadap perobahan lingkungan
5. berkaitan erat dengan perubahan emosi sehingga melibatkan aktifitas lokomotorik, saraf
otonom dan kelenjar endokrin.
6. berkaitan erat dengan :
 perasaan
 makan
 berkelahi
 melarikan diri
 mencari pasangan.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 135 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

CEREBELLUM

Cerebellum
 Terletak dibelakang pons dan medulla oblongata pada fossa cranii posterior, terletak dibawah
lobus occiprtalis cerebri
 Bagian atas tertutup oleh tentorium cerebelli.
 Cerebellum terpisah dengan cerebrum oleh sebuah alur melintang: Fissura transversa
 Bentuk Oval dan mengkerut dibagian tengah.
 Cerebellum merupakan bagian kedua terbesar dari otak dan beratnya ± 1/8 dari massa otak
(sebesar kepalan tinju)

PENGHUBUNG DENGAN BATANG OTAK


Ada tiga penghubung cerebellum dengan batang otak:
1. Pedunculus cerebelli inferior,
Dulu disebut sebagai Corpus restiforme, menghubungkan-nya dengan medulla oblongata

2. Pedunculus cerebelli media, dulu disebut sebagai brachium pontis menghubungkannya


dengan pons
 Terbesar dari ketiga pedunculi cerebelli.
 Pedunculus ini merupakan jalan utama dari hubungan corticopontocerebellaris.
 Berasal dari nuclei pontin dari bagian posterolateral pons, kemudian berjalan menyilang garis
tengah pergi ke pedunculus cerbelli media sisi yang lain untuk akhimya pergi ke cortex
neocerebellum (lobus posterior cerebellum) yang kontralateral

3. Pedunculus cerebelli superior, dulu disebut sebagai: Brachium conjunctivum menghu-


bungkannya dengan mesencephalon
 Berisi serabut eferen yang datang dari keempat nuclei cerebellum

ANATOMI PERMUKAAN
Secara filogenetik,cerebellum dapat dibagi atas :
 Paleocerebelum s.pinocerebelum terdiri dari :
o lobus anterior
o pyramis
o uvula
 Neocerebelum s-cerebrocerebelum terdiri dari lobus posterior
 Archicerebelum s.vestibulocerebelum terdiri dari lobus flocculonodularis

Secara praktis, cerebellum biasanya dibagi atas 3 bagian:


1. Vermis, bagian tengah yang tunggal
2. hemisphaerium cerebeli, bagian samping sepasang: yang dibagi oleh adanya sulci dan
fissura, sehingga terbentuk lobi atau lobuli.

Hemsphaerum cerebeli terbagj 2 oleh adanya fissura posterolateral menjadi:


1. Corpus cerebeli yang secara filogenetik tergolong paleocerebelli maupun neocercbelli.
Corpus cerebeli terbagi 2 pula oleh adanya fissura primarius menjadi:
 Lobus anterior (tergolong paleo cerebellum) s.spino cerebellum
Bagian vermis yang sesuai dengan lobus anterior (dari depan kebelakang) ialah:
o Lingula
o Lobulus centralis
o Culmen Monticuli

Menerima input dari :


o Muscle spindle (reseptor otot skelet)
o Organon golgi (reseptor tendo)

Fungsi: menjaga tonus otot

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 136 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Lobus anterior tcrletak didepan fissura primarius. Seluruh lobus anterior bersama pyramis
dan uvula tergolong Paleocerebelli. Lobus anterior ini menerima serabut aferen
proprioceptif dan exteroceptif dari kepala dan tubuh.

 Lobus posterior (tergolong neocerebellum) s.cerebro cerebellum.


Lobus posterior terletak antara Fissura primarius dengan fissura posterolateralis. Seluruh
lobus posterior, kecuali pyramis dan uvula tergolong Neocerebelum.
Menerima input dari : Neocortex via tractus cortico prontocerebellaris
Fungsi : Mengatur koordinasi aktivitas otot skelet

2. Lobus flocculonodularis termasuk archicerebellum


 Bagian tengahnya yang merupakan bagian dari vermis disebut: Nodulus, sedang bagian
hemisphaerumnya disebut: Flocculus.
 Lobus flocculonodularis tergolong Archicerebellum (vestibule cerebellum)
 Menerima input dari: kompleks vestibuler
 Fungsi : Menjaga postur dan keseimbangan tubuh

Bangunan-bangunan yang terdapat pada Cerebellum


 Cortex cerebelli (paling luar) : Substantia grissea Hanya meliputi 3 lapis sel:
 Lapis paling luar (lapis moleculare) terdiri dari sel stellatum dan sel keranjang. Diantara
kedua jenis sel tsb .terdapat sel neuroglia.
 Laps tengah (lapis sel Purkidnje) terdiri dari sd Purkinje. Sel ini merupakan sel golgi tipe
I yang berbentuk seperti botol. Pada penampang melintang setinggi folium, dendrit sel
Purkinje jalan memasuki lapis moleculare. Dari bagian dasar sel Purkinje keluar axon yang
berjalan memasuki lapis granulare. Waktu memasuki substantia alba, axonnya akan
terbungkus oleh selubung myelin dan akan bersynapsis dengan sel neuron dalam substantia
alba. Cabang kolateral dari axon sel Purkinje akan bersinapsis dengan sel stellatum dan sel
keranjang dilapis moleculare. Sebagian axon sel Purkinje jalan lansung kenuclei vestibularis
yang ada dalam batang otak.
 Lapis paling dalam (lapis granulare) terdiri dari sel-sel kecil (sel granulare). Setiap sel
mengeluarkan 4-5 dendrit yang akan bersinapsis dengan serabut dari nuclei cerebellum
lainnya. Sedang axonnya akan memasuki lapis moleculare dan bersinapsis dengan sel
Purkinje.
 Medulla cerebdii (bagian dalam) : Substantia alba dimana didalamnya terdapat empat pulau-
pulau substantia grissea:
1. NUCLEUSDENTATUS, Paling besar, bentuk seperti karung kempes yang keriput dan
melengkung,dengan cekungannya membuka kearah medial. Didaerah cekung tsb.terdapat
serabut eferen yang meninggalkan nucleus dentatus dan kemudian membentuk Pedunculus
cerebdii superior.
2. NUCLEUS EMBOLIFORMIS, Bentuk oval dan terletak postero-medial dari nucleus dentatus
3. NUCLEUS GLOBOSUS, Nucleus emboliformis dan Nucleus globosus biasa digabung
menjadi: NUCLEUS INTERPOSITUS. Olah karena itu cerebellum hanya punya 3 nuclei.
Terdiri dari beberapa kelompok sel bundar yang terletak medialis dari nucleus emboliformis
4. NUCLEUS FASTIGIALIS, Letak kiri-kanan linea mediana dari vermis dan sangat dekat
dengan atap ventriculus quartus (velum medulla posterior).

Substantia alba sendiri dalam vermis sangat sedikit dan memperlihatkan gambaran seperti
Pohon kayu ( = arbor vitae).

Substantia alba terdiri dari 3 jenis serabut saraf:


1. Serabut Intrinsik, Tidak pernah meninggalkan cerebellum dan berfungsi menghubungkan
berbagai bagian cerebellum. Ada yang bersifat intrahaemisphaerum, sedang yang lain
menghubungkan haemisphaerum kiri dan kanan.
2. Serabut Aferen, Merupakan bagian utama cerebellum dan semuanya menuju kecortex
cerebellum. Jalan masuk kecerebellum adalah: Pedunculus cerebelli inferior et media
3. Serabut Eferen, Berasal dari axon sel Purkinje yang sebagian besar akan bersinapsis pada
keempat nuclei cerebellum. Sebagian kecil, khususnya yang berasal dan lobus
flocculonodularis tidak bersinapsis dan lansung keluar cerebellum.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 137 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Serabut eferen dari keempat nuclei cerebelli keluar dari cerebellum melalui Pedunculus
cerebelli superior.

FUNGSI UTAMA CEREBELLUM


Cerebellum dianggap sebagai Head ganglion dari sistem proprioseptif, karenanya dia berfungsi:
1. Mengatur tonus otot skelet
2. Mengontrol akti vitas otot sadar
3. Mengatur postur dan keseimbangan tubuh

Review : Cerebelum
1. Punya 3 bagian : 2 haenusphaemm dan 1 vermis
2. Punya 3 lobus :
 Lobus anterior
 Lobus posterior
 Lobus flocculonodularis
3. Punya 3 bagian fungsional / filogenetik:
 archicerebellum (vestibulocerebellum): lobus flocculonodularis.
 paleocerebellum (spinocerebellum): lobus anterior, pyramis, ovula.
 neocerebellum (cerebrocerebellum): lobus posterior
4. Punya 3 pasang nuclei:
 nucleus dentatus nucleus fastigialis
 nucleus interpositus (nucleus emboliforus dan nucleus globosus)
5. Punya 3 pasang penghubung:
 pedunculus cerebellaris inferior pedunculus cerebellaris media pedunculus
cerebellaris superior
6. Punya 3 akhir dari setiap axon Purkinje:
 pada nuclei cerebellum pada nuclei vestibulans
 pada neuron Purkinje kontralateral

Anatomi Klinik
Disfungsi cerebellum menimbulkan kelainan sebagai berikut:
1. Hypotonia, Otot kehilangan kemampuan untuk melawan jika otot dimanipulasi secara pasif.
Pasicn akan berjalan sempoyongan seperti orang mabuk.
2. Disequilibrium, Kehilangan keseimbangan oleh kaiena tak ada koordinasi kontraksi otot
skelet
3. Dys-synergia, Kehilangan koordinasi kontraksi otot, meliputi:
 Dysarthria: bicara cadel
 Dystaxia : tak bisa mengkoordinasikan kontraksi otot skelet
 Dysmetria : tak mampu menghentikan gerakan pada titik yang diinginkan
 Tremo : anggota badan bergetar
 Dysdiadochokinesia : tak mampu mengubah gerakan dengan cepat (contoh: dari
fleksi ke eksensi)
 Nystagmus : bola mata dystaxia kiri dan kanan
 Gerakan Rebound : keddak mampuan mengontrol gerakan. Contoh: kalau lengan
bawah difleksi dengan pasif, kalau dilepas lengan tersebut akan memukul dada
Kelainan No 1, 2 dan 3 sering disebut dengan gejala Triad cerebelum
4. Syndroma haemisphaerum cerebellaris, yang rusak satu hemisphaerum cerebelli Gejala :
dystaxia dan hypotonia anggota badan ipsilateral
Penyebab : neoplasma dan infarct
5. Syndroma vermis rostralis, yang rusak lobus anterior
Gejala : dystaxia kaki dan truncus
Penyebab : keracunan alkohol, terjadinya degenerasi bagian anterior vermis
6. Syndroma vermis caudalis, yang rusak lobus posterior dan flocculonodularis
Gejala :
 dystaxia truncus sehingga tak mampu berdiri tegak
 nystagmus
Penyebab : tumor

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 138 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

7. Syndroma pancerebellaris, yang rusak kedua haemisphaerum cerebelli


Gejala :
 bilateral dystaxia
 dysarthria
 nystagmus
 hypotonia
Penyebab :
 degenerasi
 multiple sclerosis
 keracunan alkohol

FORMATIO RETICULARIS

Formatio Reticular
 Formatio reticularis ialah areal yang susunannya tersebar (namun tidak jelas) diorganisir
yang membentuk central core dari batang otak.
 Alasannya yang nampak secara tersebar terorganisir itu bermata dua.
1. Pola konektivitasnya ditandai dengan besarnya convergence (penyatuan/menyatu di
satu tempat) dan divergence (percabangan atau penyebaran) sehingga sel tunggal
dapat merespon terhadap beberapa modalitas sensorik yang berbeda atau terhadap
rangsangan yang terjadi dimanapun pada tubuh.
2. Meski digunakan dalam beberapa fungsi yang terpisah, arealnya yang ada dalam fungsi-
fungsi ini begitu saling overlapping.
 Bentuknya yang retikuler, seakan-akan beberapa nukleus telah menyatu dan tersebar
sepanjang batang otak, sedangkan sel-sel pokok (utama) menjaga hubungan asalnya.
 Pada sebagian besar tingkatan batang otak, formatio reticularis dapat dibagi dalam 3 daerah
longitudinal yang disusun dalam urutan mendatar atau ditengah-tengah:
1. raphe nuclei
2. zona medial
3. zona lateral

Raphe Nuclei
 Ini merupakan plat (piringan/cakram) tipis dan berbatasan/berdekatan dengan bidang
sagittal plane.
 Seperti sel-sel locus ceruleus, raphe neuron memiliki hubungan yang terlalu longgar.
 Serotonin digunakan sebagai neurotransmitter.

Medial Zone
 Daerah ini, sepanjang garis median raphe nuclei, berisikan campuran neuron besar dan
kecil.
 Merupakan sumber dari sebagian besar proyeksi ascendens atau descendens yang
panjang dari Formatio reticularis.
 Sebagian besar neuron-neuron di zone medialis dari rostal Formatio reticularis meduller
begitu besar sehingga areal ini disebut sebagai nucleus reticularis gigantocellular.

Zone Lateralis
 Daerah ini menonjol di rostral medulla dan caudal pons.
 Daerah ini berkaitan dengan reflexes nerve cranial dan fungsi visceral.

Neuron Reticularis
 Sebagian besar syaraf-syaraf ini memiliki proyeksi axon yang luas dan kompleks.
 Syaraf-syaraf ini dapat menginervasi banyak tingkatan medula spinalis atau mengirim
banyak collateral ke batang otak dan diencephalon.
 Biasanya tidak mengirim axon langsung ke cortex cerebral.
 Beberapa memiliki bifurcatio axon yang menimbulkan hubungan descendens atau
ascendens.
 Neuron-neuron reticuler memiliki sebaran dendrit yang luas.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 139 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Hal ini memudahkannya menerima input synaptic dari jaras sensori ascendens, axon
cortical descendens, dan berbagai sumber lain.

Fungsi-fungsi Formatio reticularis


 Formatio reticularis terdiri dalam 4 macam fungsi umum, yaitu:
1. pengendalian motorik
2. pengendalian sensor
3. Visceral control pengendalian visceral
4. pengendalian kesadaran.

Pengendalian Motorik
 Pengendalian motorik memiliki beberapa aspek berbeda.
1. Daerah reticuler tertentu sangat erat kaitannya dengan cerebellum dan fungsi-fungsi
pengendalian motorik.
o Pengumpulan sel-sel yang berlainan/menyimpang dalam Formatio reticularis
medullair, maka nucleus reticularis lateral diatasi dengan berdekatan dengan
tract spinothalamicus.
o Daerah ini menerima serabut spinoreticularis langsung, collateral dari tractus
spinothalamicus, dan memproyeksikannya ke cerebellum.
o Juga menerima input dari nucleus rubra, sehingga menjadi lebih dari relay
somatosensori lurus ke cerebellum.
o Pengumpulan neuron-neuron reticularis dekat garis tengah medulla, nucleus
reticular paramedian, juga memproyeksikan ke cerebellum.
o Afferen terhadap nucleus paramedian muncul dalam cerebellum dan di lokasi
lain, termasuk cortex cerebral.
o Nucleus Reticularis tegmentalis, yang berlokasi atau berada diantara lemniscus
medialis dalam pons rostralis, menerima input dari cortex cerebral dan tempat-
tempat lain.
o Daerah ini juga memproyeksikan ke cerebellum.
2. Terdapat 2 tractus reticulospinalis yang muncul dari zone medialis dari pontine dan
rostal medulla Formatio reticularis.
o Serabut-serabut dari pons yang descendens ipsilateral MLF dan bergerak melalui
funiculus ventralis dalam medulla spinal, seperti tractus reticulospinalis medial.
o Serabut-serabut dari medulla descendens secara bilateral di pars ventralis dari
funiculus lateral, sebagai tractus riticulopinalis lateral.
o Tractus-tractus ini merupakan jaras alternatif utama ke tractus corticospinalis.
o Neuron-neuron Reticular ini menerima proyeksi dari kebanyakan area, termasuk
ganglia basalis, nucleus rubra dan substantia nigra.
o Input dari area yang tersebar luas dari cortex cerebri, khususnya somatosensori
and cortex motoris, nampaknya cukup penting.
o Sebagian besar tractus descendens ini bergerak ke ujung reticular dalam tractus
tegmentalis central.
3. Tractus Reticulospinalis juga membawa informasi motor descendens yang dihasilkan
dalam Formatio reticularis sendiri.
o Formatio reticularis berisikan mekanisme syaraf untuk pola gerakan yang sangat
rumit.

Control Sensori
 Neuron Reticularis menghasilkan banyak kontrol atas kegiatan dalam arcus reflex spinal
 Syaraf-syaraf itu mengendalikan akses informasi sensorik ke jaras ascendens .
 Tnhibisi tonus dari reflex flexor berasal dari Formatio reticularis.
 Hanya hasil rangsangan hebat yang biasanya dapat membangkitkan reflex sedemikian.
 Rangsangan daerah tertentu dari Formatio reticularis medullar menyebabkan terhambatnya
interneuron sensori dan sel-sel tract dalam medula spinalis.
 Mekanisme inilah yang nampaknya penting dalam pengaturan persepsi rasa sakit.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 140 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Control Visceral
 Pusat pengaturan inspirasi, expirasi, dan ritme pernapasan normal telah diidentifikasi
secara fisiologis di dalam Medulla dan Pons.
 Pusat lainnya yaitu untuk mengatur frekuensi denyut jantung dan tekanan darah diidentifikasi di
dalam medulla formatio reticularis.

Control terhadap Kesadaran


 Proyeksi Ascendens dari Formatio reticularis berakhir dalam thalamus, subthalamus,
hypothalamus, dan ganglia basalis.
 Fungsi-fungsi sebagian besar dari ini tidak begitu dipahami, namun apa saja terhadap
thalamus nampaknya sangat penting.
 Fungsi-fungsi ini berakhir dalam nuclei intralaminaris thalami, yang pada gilirannya
berproyeksi ke areal cortex yang tersebar luas.
 Aktivitas dalam jaras ini penting bagi terjaganya/terpeliharanya keadaan kesadaran yang
normal.
 Kerusakan Bilateral terhadap jaras-jaras ini pada tempat dimana ia menyilang atau
berasal pada midbrain Formatio reticularis, akan menyebabkan terjadinya koma yang
berkepanjangan.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 141 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

WORKSHEET PRAKTIKUM ANATOMI 5


GROSSL: Organisasi Sistem Saraf

Learning Material:
1. Cadaver
2. Ossa Compacta (Skeleton)
3. Preparat artificial (model)
4. Atlas

Referensi yang digunakan:


1. Buku Panduan Praktikum Lama
2. Atlas Sobota
3. Atlas Spaltehos

1. Pembagian system saraf secara anatomis:


Sistem saraf atau istilah latinnya systema nervosum terdiri dari sistem saraf pusat (systema
……………………………) dan sistem saraf tepi (systema ……………………………….). Sistem saraf
pusat terdiri dari otak (termasuk batang otak) dan medulla spinalis, sedangkan sistem saraf tepi
terbagi menjadi …………… pasang saraf cranial (nervus craniales) dan …………………pasang saraf
spinal (nervus spinales).
Buatlah Gambar skematik yang menerenagkan tentang pembagian system saraf pusat secara
anatomis……………………………

2. Pembagian system saraf secara fisiologis: (lengkapi paragraf berikut)


Secara fungsional, serabut saraf terdiri dari ……………………..dan ……………………….
dimana masing masing saraf memiliki komponen sadar (……………..…..) dan tidak sadar
(………………….). Adapun komponen fungsional saraf secara terinci adalah sebagai berikut.
3. Apa saja struktur system pusat yang merupakan derivat prosencephalon?
Pada tahap awal pembentukan sistem saraf (tabung neuralis) di bagian rostral melebar
membentuk tiga buah rongga (gelembung neuralis). Ketiga gelembung embrionik primer tersebut
berturut-turut dari rostral ke caudal adalah ………………………………., ……………………………….,
dan ………………………………….
Pada saat proses pembentukan hemispherium cerebri, prosencephalon tumbuh menonjol ke
lateral kiri dan kanan yang dinamakan …………………………… dan bagian yang di tengah dikenal
sebagai …………………………. Telencephalon yang semula terlihat sebagai lapisan tipis tumbuh
menebal dan membesar mengikuti pola tulang cranium yang tumbuh bersama-sama. Penebalan
dinding tersebut menyebabkan tabung neural (neural-tube) di medulla spinalis tersisa sebagai saluran
sempit yang dikenal sebagai ……………………………...
Pada Telecephalon muncul penonjolan (placode) yang selanjutnya akan tumbuh menjadi nervus
opticus dan retina pada mata. Diencephalon juga mempunyai penonjolan, yaitu infundibulum yang

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 142 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

selanjutnya berhubungan erat dengan neurohypophysis, dan akan bersatu dengan penonjolan yang
berasal dari pharynx.

Derivat Bangunan yang terbentuk


Prosencephalo
n
Telencephalon - Hemisphaerium cerebri,
- Istilah “hemi” berarti separoh, sehingga pada setiap individu memiliki
sepasang hemisphaerium cerebri yang dipisahkan tidak sempurna oleh
………………………………………….. dan falx cerebri. Belahan kiri dan kanan
dihubungkan oleh ……………………………..
- Hemisphaerum cerebri dan di dalamnya terdapat badan sel saraf tak
bermielin sehingga berwarna abu-abu yang melapisi cortex cerebri. Lapisan
tersebut disebut ……………………………..Pada cortex cerebri diperkirakan
terdapat 10 milyar sel saraf dimana dengan jumlahnya yang sebanyak itu
mengakibatkan permukaan cortex memiliki banyak sulci dan gyri.
- ……………………………… terdiri atas nuclei subcortical yang merupakan
kumpulan substantia grisea yang terletak di dasar ventriculus lateralis dan
merupakan bagian dari telencephalon dengan membentuk pars basalis
telencephali. Nucleus subcortical yang dimaksud adalah
……………………………… (bersama putamen membentuk corpus striatum),
putamen, ……………………… (bersama putamen membentuk nucleus
lenticularis) dan ………………………….

Caput nuclei caudati


Capsula interna

Crus ant. capsula interna

Nucleus lenticularis
Putamen
Globus pallidus Crus post. capsula interna

Cauda nuclei caudati

Lobus temporal
Thalamus

Diencephalon -
Epithalamus
-
…………………………………
-
………………………………..
-
………………………………..
-
………………………………..
Di dalam diencephalon terdapat rongga ventriculus tertius
yang terhubungkan dengan ventriculus lateralis melalui
…………………………………… (monroi)
Diencephalon terdiri dari ventrikulus tertius dan struktur yang membentuk batas-batasnya,
membentang ke posterior sampai dengan aquaeductus cerebri dan ke anterior sampai dengan
foramina interventrikularis. Permukaan inferior diencephalon dibentuk oleh …………………………..,
chiasma opticum dengan Tractus opticus, infundibulum dengan tuber cinereum dan corpus
mammilare.
Permukaan superior dibentuk oleh atap ………………………………, terdiri dari suatu lapisan
ependimal yang berlanjut dengan lapisan ependimal ventrikulus tertius. Di superior ditutupi oleh tela
choroidea ventrikulus. pada atap ventriculus tertius terdapat pleksus khoroideus ventriculus tertius
yang menonjol ke ruang ventriculus tertius. Permukaan lateral diencephalon dibatasi oleh
………………………….. yaitu substantia alba dan terdiri serabut saraf yang menghubungkan cortex

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 143 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

cerebri dengan batang otak dan medula spinalis. Permukaan medial diencephalon dibentuk oleh
…………………………. dan hypothalamus yang dipisahkan oleh sulcus hypothalamus.
Fungsi
 Thalamus berfungsi mengelola secara langsung informasi sensoris yang berasal dari bagian lain
dari systema nervosum.
 Hypothalamus memelihara homeostasis dengan cara mengatur aktifitas visceral dan
menghubungkan antara systema endocrine dengan systema nervosum.
o Hypothalamus mengatur denyut jantung dan tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan air
dan elektrolit, gerakan dan sekresi kelenjar dalam tractus digestivus, tumbuh dan reproduksi,
dan tidur dan terjaga.
 Systema limbicum, suatu area di dalam diencephalon, mengontrol pengalaman emosional dan
expresi.
Perasaan senang atau tidak senang tentang pengalaman, system limbic mengarahkan perilaku yang
memungkinkan menaikkan harapan hidup.

4. Apa saja struktur system pusat yang merupakan derivat mesencephalon?


Mesencephalon relatif kurang berkembang daripada prosencephalon dan rhombencephalon.
Namun demikian ia memerankan posisi penting sebagai
………………………………………………………………………………………………………………..
Hampir seluruh serabut ascenden maupun descenden melewari bagian ini. Sehingga apa bila
mengalami kerusakan akan berakibat fatal.

Gelembung Bangunan yang terbentuk


Embrionik
Mesencephalon - ……………………………………………..
(Midbrain) - ……………………………………………..
- …………………………………………….,
- ……………………………………………..
- ……………………………………………..

Mesencephalon terletak di antara diencephalon dan pons, mulai dari commissural posterior
sampai ke frenulum medullare superior. Di dalam bangunan mesencephalon ditembus saluran liquor
cerebrospinalis yaitu aquaeductus cerebri (sylvii) yang menghubungkan ventriculus tertius dengan
ventriculus quartus. Struktur yang terdapat pada midbrain meliputi aquaductus cerebri, tectum,
tegmentum dan peduncullus cerebralis.
…………………………….. merupakan atap dari mesencephalon yang terletak pada bagian
posterior aquaductus cerebri. ia dibentuk oleh lamina tecti yang dikenal sebagai lamina quadrigemina.
Oleh karena memiliki empat penonjolan pada permukaannya yaitu dua colliculus superior dan dua
colliculus inferior, maka daerah ini disebut juga ……………………………………….

Struktur dalam Mesencephalon


Mesencephalon terdiri dari sepasang bangunan: ................................................., yang
masing-masing terpisah oleh sekelompok nuclei substantia grissea berwama hitam: Substantia
Nigra, menjadi:
 Bagian Belakang : Tegmentum (= penutup)

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 144 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

o Tectum dari .................. disebut: velum medullare superior.


o Tectum dari ……………………………… disebut : velum medullare posterior
sekaligus jadi atap ventriculus quartus.
o Kedua vela bertemu dipuncak ventriculus quartus dan disebut Fastigium
o Untuk melihat lebih jelas bangunan yang terdapat didalam mesencephalon,diadakan
penampang melintang melalui kedua colliculi.

Peduncullus cerebralis terletak pada bagian anterior aquaductus. Setiap peduncullus cerebri
terbagi oleh substansia grisea yaitu bagian anterior adalah crus cerebri (terdiri atas substansia nigra)
dan bagian posterior adalah tegmentum. Pada tegmentum terdapat nucleus rubra.

5. Apa saja struktur system pusat yang merupakan derivat rhombencephalon?


Sesuai dengan asal pembentukannya, yang berasal dari metencephalon adalah
…………………………. dan ……………………………. Sedangkan bagian dari rombencephalon yang
berasal dari myelencephalon adalah medulla oblongata.

Pons
Pons terletak pada bagian anterior cebellum, dibagian inferior otak tengah dan diatas medulla
oblongata. Permukaan anterior cembung, memperlihatkan banyak serabut saraf melintang yang
konvergen pada setiap sisi membentuk peduncullus cerebellaris media. Di garis tengah terdapat
sulcus basilaris yang dialui arteri basillaris. Pada setiap sisi permukaan anterolateral pons timbul
nervus trigeminus. Nervus trigeminus terdiri dari radiks motorik pada bagian medial dan radiks
sensorik pada bagian lateral. Di dalam sulcus diantara pons dan medula oblongata timbul nervus
abducens, facialis dan vestibulocochlearis. Dibagian lateral permukaan posterior pons dibatasi oleh
peduncullus cerebellaris superior. Permukaan posterior dibagi menjadi dua bagian oleh sulcus
medianus. Dilateral dari sulcus medianus terdapat eminentia medialis. Ujung inferior eminentia
medialis membentuk colliculus facialis yang ditimbulkan oleh radiks nervus facialis yang berputar
disekeliling nervus abducens.

Identifikasikan struktur/bangunan-bangunan yang terdapat pada pons. Tulis jawaban anda


dibawah ini:
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………

Cerebelum

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 145 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Cerebelum terletak dibelakang pons dan medulla oblongata pada fossa cranii posterior,
terletak dibawah lobus occiprtalis cerebri. Bagian atas tertutup oleh tentorium cerebelli. Cerebellum
terpisah dengan cerebrum oleh sebuah alur melintang yang disebut fissura transversa. Cerebellum
merupakan bagian kedua terbesar dari otak dan beratnya ± 1/8 dari massa otak (sebesar kepalan
tinju).
Identifikasikan struktur/bangunan-bangunan yang terdapat pada cerebelum. Tulis jawaban
anda dibawah ini:
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………

Medulla Oblongata
Medulla oblongata terletak antara pons dengan medulla spinalis, membentang mulai dari
Sulcus inferior pontin (sering juga disebut sebagai Sulcus pontobulbaris) sampai Segmen medulla
spinalis cervicalis pertama. Medula oblongata menghubungkan pons dan medula spinalis. Medula
oblongata berbentuk conus, bagian yang lebar mengarah ke superior.
Pada permukaan anterior medula oblongata terdapat fissura mediana anterior yang berlanjut
ke inferior menjadi fissura mediana medula spinalis. Pada setiap sisi fissura mediana terdapat
piramid. Piramid terdiri dari berkas-berkas serabut saraf corticospinal yang berasal dari sel-sel saraf
besar dalam gyrus precentralis corteks cerebri. Piramid mengecil dibagian inferior, disini mayoritas
serabut saraf desendens menyilang ke sisi yang berlawanan membentuk decussatio piramidum.
Pada bagian posterior piramid terdapat olives, yang merupakan elevasi berbentuk oval yang
ditimbulkan oleh nucleus olivarius inferior yang terdapat dibawahnya. Di dalam sulcus diantara
piramid dan olives timbul radiks nervus hipoglossus. Pada bagian posterior olives terdapat
pedunculus cerebellaris inferior yang menghubungkan medula oblongata dengan cerebellum. Dalam
sulcus diantara olives dan pedunculus cerebellaris terdapat radiks nervus glosopharingeus nervus
vagus, dan nervus accesorius. Pada permukaan posteroinferior medula oblongata terdapat
tuberculum gracilis dan cuneatus yang menutupi nucleus gracilis yang terletak dibagian medial dan
nucleus cuneatus yang terletak dibagian lateral dan Fossa rhomboidea, dimana terdapat: stria
medullare, trigonum n.vagi, trigonum n. hypoglossi, dan Area postrema (pusat muntah).
Mengandung pusat otonom yang mengatur pernapasan, kardiovaskuler, sistem digestivus
Mengandung nuclei NC.V, VIII, IX, X, XI, XII
Identifikasikan struktur/bangunan-bangunan yang terdapat pada pons. Tulis jawaban anda
dibawah ini:
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 146 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

6. Identifikasikan gyrus, sulcus, lobus, substantia grisea pada cortex cerebri dan substantia
alba:
Cerebrum merupakan bagian terbesar dari otak dewasa, memiliki dua hemisphere. Di dalamnya
terdapat corpus callosum yang merupakan serabut saraf yang menghubungkan kedua hemisphere.
Permukaan otak berbentuk lobi (lobus), giri (gyrus), sulci (sulcus) dan fissura. Secara umum penamaan
lobus-lobus di otak mengikuti tulang cranium dimana lobus itu berada, yaitu lobus frontalis, lobus
parietalis, lobus temporalis, lobus occipitalis dan insula.
Cortex cerebri, lapisan tipis subtantia grisea, terletak dipermukaan cerebrum dan mengandung
75% badan sel saraf dari keseluruhan sistem saraf. Di bagian profundal dari cortex terdapat subtantia
alba yang disusun oleh serabut saraf bermyelin menghubungkan badan sel dari cortex dengan bagian
sistem saraf yang lebih rendah.

Catatan:
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………

.
Asisten Dosen Pengampu

(………………………………..) (………………………………………)

* Pelajari dan kerjakan dengan sungguh-sungguh buku kerja praktikum myologi ini. Mintalah asisten
untuk mereview dan diskusikan agar pemahaman lebih mantap. Apabila dirasa cukup mintalah tanda-
tangan asisten.
** setelah selesai mengerjakan, segera kumpulkan copy panduan kerja praktikum ini sebagai laporan

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 147 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

ANATOMI SUSUNAN SARAF PUSAT

MATERI BELAJAR PRAKTIKUM 5


GROSS ANATOMI: Sistem Saraf Pusat (Detail)

CORTEX CEREBRI

Cortex Cerebri
Berdasarkan perkembangannya, dibedakan 2 daerah cortex:
1. Allocortex (heterogenik cortex):
 Allocortex disebut juga sebagai cortex-heterogenetiks (allo = lain), punya sel-sel yang
beragam.
 Ditemukan pada rhinencephalon (berhubungan dengan penciuman).
 Pada manusia jumlahnya hanya 10% terutama menempati formatio hippocampi yang
merupakan bagian dari sistim limbik.
 Terdiri dari 3 lapis sel.
 Dibedakan menjadi:
1. Paleocortex
 Terdapat pada makhluk sederhana dan berpusat pada Rhin-encephalon yang juga
terdapat pada manusia
 Pada reptil, lebih banyak neuron yang bermigrasi ke permukaan
2. Archicortex (lebih maju dari paleo cortex)
 Terdapat pada Formatio hippocampi

2. Neocortex (isocortex =homogenik cortex):


 Ditemukan pada bagian lain cortex
 Disebut juga sebagai : iso cortex atau cortex homogenetik.
 Bentuk sel-selnya memang uniformis dengan 6 lapis sel.
 Pada manusia meliputi 90% otak.
 Secara evolusi, hal ini menunjukkan bahwa otak manusia berkembang sangat pesat
dibanding species sebelumnya, dan pembesaran otak tersebut mencakup bagian yang
dikenal sebagai neocortex tersebut.
 Cortex cerebri (yang merupakan kulit otak) mampu menampung 10 s/d 30 milyar neuron dan
dihubungkan oleh ± 100.000 km axon dan dendrit.
 Neocortex, dibedakan menjadi:
1. Mesocortex : cortex dengan 6 lapis sel yang membungkus lobus limbik
2. Ectocortex : cortex dengan 6 lapis sel yang membentuk cortex supra limbik dan
membentuk seluruh kulit cerebrum

 Histologi Cortex Cerebri


Type Cortex Deskripsi
Neocortex  > 90% dari seluruh luas cortex
 structure terdiri dari 6-lapis.
 Dikenal sebagai cortex homogen.
Paleocortex  Menutup beberapa bagian kecil pada basal telencephalon (pars
olfactoria)
 Memanjang ke archicortex, dikenal sebagai cortex heterogenic.
 Tidak memiliki struktur 6-lapis.
Archicortex  Penyusun hippocampus.

 Sel-sel pada neocortex disusun oleh ke 6 lapis di atas meskipun lapisan-lapisan tersebut
lebih dominan ditemukan ditempat lain.
 Lapisan molekuler terluar dan lapisan multiformis terdalam, tersusun sangat jarang, di mana
banyak terdapat sel-sel fusiformis.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 148 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Ke empat lapisan diantara dua lapis terluar dan terdalam di atas, banyak terdapat salah satu
dari sel-sel stelat maupun sel pyramidalis.
 Lapisan ke 6 neocortex, tidan tersesun secara merata pada masing-masing area.
 Pada cortex motoris, lapisan ke-2 s/d 5 di dominasi oleh sel-sel pyramidalis besar.
 Oleh karena kurang tampak adanya sel stellat, maka tipe cortex ini disebut agranular.
 Pada pemeriksaan kontras, cortex sensori primer, menyusun regio cortex utama dan tidak
memunculkan banyak axon panjang.
 Stratum II-V didominasi oleh sel-sel stelat kecil dan sel pyramidalis.
 Tipe cortex ini kemudian dikenal sebagai granular cortex (koniocortex).
 Tipe cortex granular dan agranular menjadi satu kesatuan yang disebut cortex heterotypic
 Rata-rata ketebalan masing-masing sekitar 4,5 mm untuk cortex agranular dan 1,5 mm
untuk cortex granular.
 Tipe intermediat cortex yang dapat terlihat pada struktur 6 lapisan cortex disebut cortex
homotypic
 Serabut afferents dari area cortical lain dapat berasal dari :
1. Daerah hemisphere yang sama (serabut associasi);
2. Hemisphere contralateral (serabut commissural).

Fibra Corticocortical
 Sebagian besar serabut efferennya pergi ke cortex pada hemisphere contralateral melewati
Corpus Callosum
 Interkkoneksi pada lobus temporalis melewati commissura anterior.
 Serabut efferen yang menuju area cortex ipsilateral berakhir di sepanjang cortex :
1. Serabut tersebut paling pendek di mana tidak pernah meninggalkan cortex.
2. Atau serabut berbentuk U (U-shaped fibres) yang masuk suatu sulcus menuju gyrus
berikutnya.
3. Fibra assosiasi panjang yang menjalarkan informasi ke lobus yang lain.
 
Fibra Commissuralis
Corpus Callosum
 Merupakan pita serabut besar pada otak manusia
 Tersusun oleh lebih dari 300 milyar axon.
 Sebagian besar dari serabutnya saling berkoneksi seimbang ke kedua sisi (interconnect
mirror-image sites) namun beberapa diantaranya berakhir pada area yang berbeda dari
tempat mereka berasal.
 Hampir semua area di cortex menerila serabut commisuralis ini.
 Terdapat pengecualian yang penting yaitu :
1. Area extremitas atas (hand area) terdapat pada cortex somatosensori
2. Area 17 bukan merupakan area yang berciri diatas dekat dengan garis vertical.

 Commissura Anterior
 Fibra commissuralis yang pergi dan berasal dari lobus temporalis, khususnya pada gyrus
temporalis inferior dan media.

Fibra Assosiasi
 Fibra assosiasi panjang terkumpul menjadi suatu bentuk pita tersusun rapi yang dapat
diamati pada sediaan potongan.
 Berkas-berkas assosiasi yang paling menonjol dan mudah di amati yaitu :
1. Fasciculus longitudinalis superior;
2. Fasciculus longitudinalis inferior;
3. Fasciculus occipitofrontalis inferior dan superior; dan
4. Cingulum
 
1. Fasciculus Longitudinalis Superior
 Sering dikenal juga sebagai fasciculus arcuatus
 Berkas ini berjalan membentuk arcus (lengkung) di atas insula
 Ia berjalan dari lobus frontalis menuju bagian posterior hemisphere, di mana berkas
tersebut juga sebagian berakhir pada lobus parietalis, temporalis, dan occipitalis.
 

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 149 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

2. Fasciculus Occipitofrontais Superior


 Berkas ini menghubungkan antara lobus occipitalis dan lobus frontalis, sejajar dengan
corpus callosum dan nucleus caudatus.
 Sering disebut juga dengan berkas subcallosum

3.  Fasciculus Occipitofrontalis Inferior


 Berkas ini berjalan melewati insula
 Berjalan dari lobus frontalis, melewati lobus temporalis dan berakhir pada lobus
occipitalis
 Serabutnya berkhir menyebar pada masing-masing unug fasciculus.
 Fibra tersebut, di mana berikatan dengan dinding sulcus lateralis, untuk saling koneks
dengan cortex orbital dan cortex temporalis anterior sering dipisahkan sebagai fasciculus
uncinatus.
 
4. Cingulum
 Alur berkas ini ada di dalam gyrus cinguli
 Berkas tersebut juga melanjutkan diri mengelilingi gyrus parahypocampalis sampai hampir
membentuk lingkaran.

BATANG OTAK
(RHOMBENCEPHALON)

Batang Otak
 Batang otak tersusun oleh medulla oblongata, pons dan mesencephalon (midbrain)
 aktifitas batang otak secara umum dapat dibagi menjadi 3 tipe :
1. Fungsi Konduksi
2. Fungsi Nervi Cranialis (NC), Dan
3. Fungsi Integrasi

 Fungsi konduksi dapat diamati, berawal sebagai jalan utama untuk tractus ascendens
menuju thalamus atau cerebellum (atau tractus descendens menuju medulla spinalis)
yang semuanya melewati batang otak.
 Banyak dari tractus ini, malaupun tidak berjalan lurus, dan sering melibatkan nuclei relay di
dalam batang otak.
 Nervi cranialis mengandung :
1. Pusat, sebagaimana yang terdapat pada fibra nervi spinalis.
2. Dan fibra-fibra tersebut tersusun oleh reseptor spesial dari Olfaksi, visus, auditori,
equilibrium dan gustatorii.

 Nervus olfactorius dan n. opticus dibentuk langsung oleh telencephalon dan


diencephalon.
 Sedangkan vervi cranialis yang lain keluar dari batang otak.
 Bermacam-macam nuclei sensorik dan motorik yang berkaitan dengan fungsi nervi
cranialis dapat ditemukan pada berbagai tingkat dan tempat batang otak.
 Sejumlah fungsi integrasi diatur di daerah tertentu pada batang otak.
 Fungsi integrasi ini meliputi kompleks motorik untuk aktifitas respirasi dan cardiovasculer,
dan beberapa berkaitan dengan pengaturan derajat kesadaran.
 Fungsi integrasi di atas di atur oleh formatio reticularis.

Structur internal Batang Otak


 Pada batang otak sepanjang rostral sampai Obex, terdapat 3 area umum yang dapat di amati
pada sediaan terpotong:
1. Spatium ventricularis posterior
2. Spatium ventricularis anterior
3. Dan bangunan appendix besar pada permukaan anterior batang otak.
 Pada medulla caudal dan canalis centralis dikelilingi oleh bangunan antara lain spatium
ventricularis anterior pada daerah rostral.
 

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 150 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Posterior Spatium Ventricularis


 Merupakan daerah dengan bangunan yang memiliki kandungan jaringan saraf yang disebut
Midbrain (mesencephalon)
 Bangunan sebagai atap disini disebut tegtum (l. roof).
 Bangunan tersebut tersusun oleh colliculi superior dan inferior
 Pada pons dan bagian rostral medulla, ventriculus quartus tertutup bagian posteriornya oleh
velum medullary superior dan inferior.
 Posterior dari bangunan tersebut merupakan jalan berkas ke Cerebellum.
 
Anterior Spatium Ventricularis
 Bagian ini disebut tegmentum (L. covering).
 pada tegmentum terdapat struktur: formatio reticularis, nuclei nervi cranialis and tractus-
tractus, jaras ascendens dari medulla spinal, dan jaras descendens.
 
Structur tambahan pada Facies Anterior
 struktur ini mengandung fibra descendens dari cortex cerebri ke :
1. Medulla spinalis
2. Nuclei nervi cranialis
3. Nucleus pontine, yang dijalarkan ke cerebellum.
 Struktur tambahan ini merupakan berkas yang besar pada pedunculus cerebri, basis
pontis dan pyramid medullaris.

MEDULLA OBLONGATA
Struktur Anatomi
 Berbentuk skop
 Topografi
o Batas atas: Sulcus pontin inferior
o Batas bawah : Decussatio pyramidum
o Bentuk: Seperti kerucut dengan bagian yang melebar menunjuk ke cranial.
 Mengandung pusat otonom yang mengatur pernapasan, kardiovaskuler, dan sistem
digestivus
 Mengandung nuclei NC.V, VIII, IX, X, XI, XII
 Berhubungan dengan cerebellum via pedunculus cerebellaris inferior
 Menghubungkan medulla spinalis dengan pons.
 Batas penghubung antara medulla oblongata dengan medulla spinalis adalah pangkal dan
radix anterior et posterior n.spinalis I, setinggi foramen occipitale magnum
 Canalis centralis medulla spinalis lanjut sampai kepertengahan medulla oblongata-setelah itu
dia melebar menjadi ventriculus quartus
 Gagangnya berhubungan ke caudal dengan medulla spinalis yang di dalamnya terdapat
canalis centralis.
 Bagian terbukanya berhubungan ke rostral atau pada medula yang telah dibuka, akan
tampak pelebaran canalis centralis menjadi ventriculus quartus.
 Pada apex bangunan berbentuk V di caudal ventricel keempat, yang menyempit masung ke
canalis centralis disebut Obex.
 
ANATOMI PERMUKAAN:
 Pada dataran depan medulla oblongata terdapat alur yang terletak median : Fissura mediana
anterior, yang kecaudal melanjutkan diri menjadi fissura mediana anterior dan medulla
spinalis.
 Kiri-kanan fissura tersebut terdapat bangunan yang meninggi yaitu Pyramid yang terbentuk
karena adanya penonjolan oleh serabut saraf yang berasal dan nuclei gyrus precentralis cortex
cerebri: tractus corticospinalis.
 Pyramid tsb. akan menciut makin kecaudal sampai terjadi saling menyilang yang dikenal sebagai:
Decussatio pyramidum.
 Penyilangan tersebut sekaligus merupakan batas antara medulla oblongata dan medulla
spinalis.
 Pada fissura mediana tepat diatas decussatio muncul berkas serabut saraf yang dikenal sebagai:

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 151 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Fibra arcuata externa anterior yang berjalan kelateral dan kemudian pergi ke cerebellum.
 Posterolateral dari pyramid.terdapat bangunan yang meninggi lain yang sejajar dengan pyramid:
Oliva. Oliva terbentuk karena peninggian oleh adanya Nucleus olivarius.
 Pada celah antara pyramid dan oliva muncul: radices N. Hypoglossus.
 Dibelakang oliva terdapat Pedunculus cerebelli inferior yang menghubungkan medulla oblongata
dengan cerebellum.
 Pada alur antara oliva dengan pedunculus cerebelli inferior muncul akar dari:
N.glossopharyngeus, N.vagus dan radix cranialis N. accessorius.
 Separoh cranial dari dataran belakang medulla oblongata membentuk Bagian bawah ventriculus
quartus.
 Separoh caudal dari dataran belakang medulla oblongata lanjut kemedulla spinalis dimana dia
mempunyai alur: Sulcus medianus posterius.
 Pada setiap sisi sulcus medianus posterius tsb. terdapat peninggian yang memanjang:
Tuberculum gracilis yang terbentuk karena penonjolan: Nucleus gracilis dan dilateralnya terdapat
peninggian yang memanjang pula: Tuberculum cuneatum karena dibawahnya terdapat:
Nucleus cuneatus.
 Ujung bawah ventriculus quartus disebut: Obex. Sedikit didepan Obex, pada dasar ventriculus
quartus terdapat: Area postrema, berbentuk bulat

Bangunan-bangunan di dalam Medulla Oblongata


Terlihat pada potongan melintang pada :

1. Setinggi Decussatio Pyramidum


 Decussatio pyramidum terletak pada perbatasan medulla oblongata dan medulla spinalis dan
dibentuk oleh penonjolan persilangan Tractus corticospinalis.
 Fasciculus gracilis et cuneatus jalan lanjut kecranial dibelakang substantia grissea, untuk
berakhir pada Nucleus Gracilis dan Nucleus Cuneatus. Nucleus gracilis et cuneatus
menonjolkan permukaan belakang medulla oblongata. Kedua fasciculi tersebut membentuk:
Lemniscus medialis.
 Substantia gelatinosa pada columna posterior dan substantia grissea medulla spinalis lanjut
sebagai ujung bawah dari Nucleus tractus spinalis N.trigeminus. Serabut saraf N.
trigeminus tsb. terletak antara nucleus dengan permukaan medulla oblongata.
 Columna anterius et lateralis dari substantia alba medulla spinalis lanjut kemedulla
oblongata sampai batas decussatio pyramidum tanpa ada perubahan sama sekali.

2. Setinggi Decussatio Lemnisci Medialis


 Decussatio lemnisci medialis merupakan penyilangan lemniscus medialis yang terletak
didepan substantia grissea centralis dan berakhir pada Nucleus posterolateral ventralis
thalami.
 Lemniscus itu sendiri awalnya terbentuk karena adanya Fibra arcuata interna yang berasal
dari Nucleus gracilis et cuneatus. Kedua nuclei selanjirtnya membentuk fasciculus gracilis
et cuneatus
 Fibra arcuata interna mula-mula berialan kedepan dan lateral dari substantia grissea
centralis, kemudian dia membelok kearah linea mediana dimana dia kemudian saling
bersilangan dengan sisi yang lain dan membentuk lemniscus medialis yang kontra lateral.
 Nucleus tractus spinalis N. trigeminus terletak lateralis dari fibra arcuata interna,
sedangkan Tractus spinalis N.trigeminus itu sendiri terletak lateral dari nucleusnya.
 Tractus spinothalamicus anterior et lateralis dan tractus spinotectalis terletak lateralis
dari decussatio lemnisci. Semua tractus tsb.saling berdekatan dan semuanya dikenal
sebagai: Lemniscus spinalis.
 Tractus spinocerebellaris, vestibulospinalis dan rubrospinalis terletak didaerah
anterolateral medulla oblongata.

3. Setinggi Oliva
Massa substantia grissea bertambah banyak disini, karena adanya kelompok nuclei:
 Kompleks Nuclei Olivarius
o Nucleus yang terbesar dalam kompleks ini ialah : Nucleus olivarius inferius.
Bentuknya seperti karung kempes dimana mulutnya menghadap ke medial. Nucleus ini
bertanggung jawab terhadap peninggian Oliva. Nuclei olivarius accessorius dorsalis

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 152 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

et medialis juga terletak didekat nucleus tersebut.


o Serabut eferen dan nucleus olivarius inferius membentuk: tractus olivocerebellaris,
jalan ke medial menyilangi linea mediana dan selanjutnya memasuki cerebellum via
pedunculus cerebellaris inferior. Dia berakhir pada Nuclei cerebelli dan cortex
cerebelli.
o Serabut aferen yang menuju nucleus olivarius inferior datang dari:
1. Medulla spinalis: Tractus spino-olivarius
2. Cortex cerebelli
3. Cortex cerebri
4. Nucleus ruber (mesencephalon)
o Fungsi nucleus olivarius Tidak jelas, diduga berperan dalam gerakan otot sadar.

 Nucleus N. Vestibulocochlearis, yang terdiri dari beberapa Nuclei :


o Nucleus vestibularis mediale
o Nucleus vestibularis inferior
o Nucleus vestibularis laterale
o Nucleus vestibularis superior

Nuclei cochlearis terdiri dari 2 Nuclei:


o Nucleus cochlearis anterior, terletak pada sisi anterolateral pedunculus cerebelli inferior
o Nucleus cochlearis posterior, terletak pada sisi belakang pedunculus cerebelli inferior
lateral dari dasar ventriculus quartus

 Nucleus Ambiguus
o Merupakan neuron motorik bersama NC.IX, X, XI yang terletak dibawah formatio
reticulare.
o Saraf yang keluar dari nucleus tsb.bergabung dengan n. gloassopharyngeus, n.vagus
dan bagian cranial n.accessorius untuk mensarafi otot skelet sadar

 Subtantia Grisea Centralis


o Terietak dibawah dasar ventriculus quartus, dimana padanya dapat dibedakan nuclei
berikut:
o Nucleus hypoglossus
o Nucleus dorsalis N.vagi
o Nucleus tractus solitarius
o Nuclei vestibularis medialis et inferior

 Nucleus Arcuatus
o Nucleus ini dianggap sebagai nuclei pontin yang bergeser letaknya kebawah didataran
depan pyramid.
o Dia menerima serabut aferen dari cortex cerebri dan mengirimkan serabut eferen ke
cerebellum melalui Fibra arcuata extema anterior dan fibra arcuata cerebellaris dan
sekaligus membentuk stria medullare dari fossa rhomboidea.

 Pyramid
o Terdiri dari Tractus corticospinalis dan tractus corticonuclearis
o Terletak dibagian depan medulla oblongata tepat dibawah fissura mediana anterior.
Tractus coiticospinalis berjalan turun kebawah ke medulla spinalis
o Tractus corticonuclearis didistribusikan ke nuclei motorik nn.craniales
o Tractus tegmenti centralis meluas dari mesencephalon sampai ke medulla oblongata.
Dibentuk oleh tractus rubro olivarius dan reticula thalamicus.
o Lemniscus spinalis : dibentuk oleh kedua tractus spinothalamicus dan tractus
spinotectalis

 Lemniscus Medialis
o Dibentuk oleh fasciculus gracilis et fasciculus cuneatus.
o Merupakan tractus yang gepeng pada setiap sisi linea mediana dan posterior dari
pyramid.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 153 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

o Serabut saraf ini muncul setelah adanya decussatio lemnisci dan memberikan serabut
sensorik ke thalamus.

 Pedunculus Cerebelli Inferior


o Terietak pada sisi lateral ventriculus quartus dan menghubungkan medulla oblongata
dengan cerebellum

 Nucleus et Tractus Spinalis N. Trigeminus


o Terietak pada sisi anteromedial pedunculus cerebelli inferior

 Fasciculus Longitudinalis Medialis


o Mengandung serabut-serabut saraf vestibuler (NC VIII) yang mengkoordinir gerakan bola
mata via NC.III,IV, dan VI.

 Tractus Spinocerebellaris Anterior


o Terletak antara nucleus olivarius inferior dengan nucleus tractus spinalis n. trigeminus.
o Berfungsi mengantarkan impuls proprioseptif anggota badan bawah yang memasuki
cerebellum via pedunculus cerebellaris superior.

 Tractus Spinocerebellaris Posterior


o Membawa ransang proprioseptif anggota badan bawah kecerebellum via pedunculus
cerebellaris inferior.

 Lemniscus Spinalis, Tractus Spinotectalis dan Tractus Rubrospinalis


o Terletak dibawah tractus spinocerebellaris

 Formatio Reticularis
o Terdiri dari campuran nuclei dan serabut saraf, letaknya dibawah nucleus olivarius
o Bagian formatio reticulare yang ada pada potongan mi merupakan bagian kecil saja
dibanding yang ada dipons dan mesencephalon

 N. Glossopharyngeus, N. Vagus dan Pars Cranialis N. Accessorius


o Jalan kedepan dan lateral melalui formatio reticulare dan muncul kepermukaan antara
oliva dan pedunculus cerebelli inferior.
o N. Hypoglossus jalan kedepan dan lateral melalui formatio reticulare dan muncul antara
pyramid dan oliva

4. Setinggi tepat di bawah Pons


 Mirip dengan potongan lintang sebelumnya.
 Nucleus vestibularis lateralis menggantikan nucleus vestibularis inferior.
 Nucleus cochlearis kini lebih nyata dan terletak pada dataran depan belakang pedunculus
cerebelli inferior

Lekukan pada Medulla Oblongata


 Lekukan longitudinal pada permukaan medulla spinalis melanjutkan diri ke medulla
oblongata.
 Garis lekukan tersebut membagi permukaan medulla menjadi beberapa columna.
 Fissura mediana anterior terputus oleh bangunan yang disebut decussatio pyramidum pada
pertemuan antara batang otak dan medulla spinalis.
 Sulcus anterolateralis menandai sebagai suatu sisi pyramid.
 Radix n. hypoglossi (NC XII) keluar dari sulcus ini.
 Radix NC IX dan NC X keluar dari suatu celah dangkal disebelah lateralnya, sebagai mana
NC XI juga keluar pada celah yang sama.
 Di bagian rostral medulla, columna di antara radix NC XII dan radix NC IX/X membesar
membentuk Oliva
 Sulcus posterolateralis juga melanjutkan diri ke medulla oblongata

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 154 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Daerah yang dibatasi oleh sulcus posterolateralis dan garis yang dibentuk oleh radix NC IX
dan NCX dinamakan tuberculum cinereum.
 Di dalam tuberculum cinereum terdapat tractus spinalis nervus trigeminus.
 Pusat nervusnya identik dengan tractus Lissauer (Lissauer's tract).
 Columna posterior juga mel;anjutkan diri ke medulla oblongata
 fasciculus cuneatus melanjutkan diri ke rostral ke bangunan yang bembesar yang disebut
tuberculum cuneatum, yang merupakan tempat dimana terdapat nucleus cuneatus.
 Fasciculus gracilis melanjutkan diri ke rostral ke tuberculum gracilis, dimana terdapat
nucleus gracilis.
 
Dasar Ventriculus Quartus
 Di sini terdapat berbagai bentuk bangunan lekukan dan tonjolan yang di dalamnya terdapat
nuclei-nuclei nervi cranialis.
 Sulcus limittans dapat ditelusuri ke rostral sepanjang dasar ventrikel IV sapai ke pons.
 Sulcus limitans merupakan garis pemisah antara nuclei motorik (medial) dan nuclei
sensorik (lateral)
 Bagian dari medulla oblongata dan pons teranan di dalam lantai ventricel IV, dan sebelah
lateral sulcus limittans kebanyakan mengandung nuclei vestibularis. Daerah tersebut menjadi
area vestibularis
 Area sebelah medial dari sulcus limitans tersusun secara overlaping oleh beberapa jenis
nuclei.
 Pada medulla oblongata, nucleus n. hipoglossi dan nucleus dorsalis n. vagi membentuk
pembesaran trianguler, yang disebut trigonum hypoglossus dan vagal.
 Beberapa jauh ke arah rostral, di dalam pons, terdapat peninggian yang disebut colliculus
fascialis. Peninggian ini bukan disebabkan oleh nucleus motorik n. facialis dibawahnya.
 Peninggian tersebut terdapat nucleus abducens.
 Fibra dipersiapkan untuk dilewati n. fascialis pada lokasi tersebut dalam perjalanan keluar
dari batang otak.

Structur Internal Medulla Oblongata Caudal


 Bentuk bangunan mirip dengan Medulla spinalis.
 Bagian dari cornu anterior masih muncul di bagian bawahnya, dengan struktur mirip dengan
tractus lissaeur dan bagian dari cornu posterior.
 Keduanya secara nyata sebagai tractus spinalis dan nucleus spinalis n. trigeminus.
 Mereka memiliki pusat yang identik dengan tractus lissaeur dan substantia gelatinosa.
 Fungsi dari tractus di atas adalah membawa informasi nyeri, suhu dan tactil.
 Tractus spinothalamicus mempertahankan beberapa lokasi selama perjalanannya melewati
batang otak, sampai hampir mencapai rostral midbrain.
 Pyramid medullary dan decussationya terletak lebih ke antaerior di daerah caudal medulla
oblongata.
 Masing-masing pyramid tersusun oleh fibra corticospinal yang berasal dari cortex cerebral
ipsilateral dan sebagian besar berakhir pada cornu anterior contralateral.
 Sebagian besar area dalam medulla oblongata tersusun secara melintang oleh fibra arcuatus
internal yang disebut formatio reticularis.
 
Nucleus Gracilis dan Cuneatus
 Fasciculus gracilis dan cuneatus melanjutkan diri ke dalam caudal medulla oblongata namun
perlahan-lahan terpisah sebagai nuclei columna posterior, sebagai contoh nucleus gracilis
dan nucleus cuneatus.
 Serabut-serabut postsynaptic meninggalkan kedua nuclei di bagian ventral dan menyilang
linea mediana. Mereka membentuk lemniscus medialis contralateral.
 Lemniscus medialis di atur (somatotopic organisation), sehingga serabut-serabutnya pada
segmen cervical sebagian besar di bagian posterior.
 
Nucleus Cuneate Lateral
 Berdekatan dengan nucleus cuneatus dan tertanam di dalam fasciculus cuneatus terdapat
nucleus cuneate lateral (external).

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 155 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Nucleus tersebut merupakan bangunan tambahan yang identik dengan nucleus dorsalis
(Clarke's nucleus).
 Axon-axonnya menjadi satu dengan tractus spinocerebellaris posterior pada pedunculus
cerebellaris inferior.

Nucleus Olivarius Inferior


 Di daerah sekitar obex, hampir bersinggungan sudut caudalnya, terdapat nucleus olivarius
inferior.
 
PONS (=Jembatan)
 Terletak didepan cerebellum
 Menghubungkan medulla oblongata dengan mesencephalon.
 Pada facies anterior,pons menghubungkan haemisphaerium cerebelli kiri dan kanan.
 Panjangnya  2.5 cm

Struktur Anatomy
 Dataran depan berbentuk convex,karena adanya serabut saraf yang jalan melintang dari tiap
sisinya membentuk: Pedunculus cerebelli media, yang menghubungkan pons dengan
cerebellum
 Pada linea mediana terdapat alur dangkal: Sulcus basillaris dimana padanya berjalan a.
basillaris.
 Pada dataran anterolateral, N. trigeminus (NC V) muncul pada setiap sisinya.
 Saraf cranial kelima ini terdiri dari bagian medial (lebih kecil): Radix motorik dan bagian
lateral (lebih besar): Radix sensorik.
 Pada alur antara pons dan medulla oblongata muncul saraf cranial dari medial kelateral:
1. N. Abducent (NC VI)
2. N. Facialis (NC VII)
3. N. Vestibulocochlearis (NC VIII)
 Dataran belaikang pons tidak kelihatan karena tertutup oleh cerebellum dan membentuk
separoh atas ventriculus quartus dan keseluruhannya berbentuk segitiga:
1. Lateral dibatasi oleh pedunculus cerebelli superior
2. Terbagi dua oleh sulcus mediana
 Lateral dari sulcus mediana terdapat peninggian : eminentia mediana yang dibatasi
dilateralnya oleh : sulcus limitans
 Ujung bawah dari eminentia mediana melebar disebut: colliculus facialis yang terbentuk
karena radix n.facialis berputar mengelilingi nucleus n.abducent
 Dasar dari bagian atas sulcus limitans berwama abu-abu kebiruan disebut: Substantia
ferrugrisea wama mana disebabkan adanya kelompok sel saraf yang mengandung pigment
dengan wama yang sama.
 Lateral dari sulcus limitans terdapat: Area vestibuli yang menonjol karena dibawahnya
terdapat Nuclei vestibularis

Structur Bangunan dalam Pons


Pons terbagi dua oleh Corpus trapezoideum menjadi:
 Bagian belakang: tegmentum terutama mengandung :
4. Nuclei Nn.Cranialis V, VI, VII, VIII
5. Formatio reticularis
6. Jaras sensorik
 Bagian depan : pars basalis terutama mengandung :
5. Tract. corticobullaris
6. Tract. corticospinais
7. Tract. corticopontin
8. Nuclei pontin

GANGLIA BASALIS

Ganglia Basalis
 Merupakan struktur bangunan di otak tengah yang apabila rusak dapat menyebabkan
syndrom extrapyramidal.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 156 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Yang termasuk ganglia basalis yaitu:


6. nucleus caudate;
7. putamen,
8. globus pallidus
9. nucleus subthalamicus
10. dan substantia nigra.
Putamen + Globus Pallidus = Nucleus Lenticular (lentiform)
Nucleus Caudate + Nuclei Lenticular = Corpus Striatum
Nucleus Caudate + Putamen = Neostriatum or Striatum
 

DIENCEPHALON
Desckripsi Umum
 Menurut istilahnya : dia=antara,enkephalos=otak
 Merupakan bagian paling depan dari batang otak dan terletak mengelilinginya
 membentuk dinding ventriculus tertius (ke III).
 Berfungsi sebagai relay penghubung antara cortex cerebri dengan bagian bawah batang
otak.
 Semua jaras sensorik, motorik dan sistem limbik berganti neuron di diencephalon sebelum
dia meneruskan informasinya ke cortex cerebri.
 Begitu pula sebagian dari sytema extrapyramidalis dan sistem visceralis baik motorik maupun
sensorik juga terkait dengan diencephalon.
 Diencephalon sangat erat hubungannya dengan fungsi motorik dan sensorik sadar maupun
yang tak sadar.
 Mengingat hubungan dan fungsinya yang unik tsb. diencephalon disebut juga sebagai antar
otak (interbrain)
 Diencephalon oleh kedua hemisphaerum cerebri. Bagian yang tak tertutup hanyalah dataran
bawah hypothalamus yaitu: Corpus mammillare, Infundibulum, Tuber cinereum dan Chiasma
opticum
 Pada diencephalon orang dewasa dibedakan atas:
1. Epithalamus
2. Thalamus
3. Hypothalamus
4. Subthalamus
5. Metathalamus

C. EPITHALAMUS
 Merupakan bagian yang terletak paling belakang dan bawah dari diencephalon.
 Kebawah dia lanjut menjadi pretectum dari mesencephalon.
 Epithalamus meliputi bangunan berikut:
1. Epiphysis (corpus pineale)
 Terletak pada linea mediana tepat didepan colliculus superior.
 Merupakan tonjol kecil masa substantia grissea dari bagian dorsal atap diencephalon
yang terletak pada tepi bawah trigonum habenulare didekat commissura posterior
 Bagian dorsocaudalnya berhubungan dengan colliculus superior
 Sebagian besar sel epiphysis terdiri dari sel glia didukung oleh sel parenchym
(pineocyte) yang diduga berfungsi sekretorik yang menghasilkan: melatonin.
Hormon mi diduga berfungsi sebagai mediator untuk fungsi-fungsi yang bersifat siklik
seperti:siklus tidur, siklus kontrol reproduksi dan pubertas.
 FUNGSI sebenamya dari epiphysis tak banyak yang diketahui

2. Trigonum Habenulare
 Massa subsstantia grissea berbentuk segitiga yang menandai Ietak dari:
o nucleus habenulare
o pusat hubungan olfacto-somatik yang menerima serabut saraf dari stria
medullaris thalami
 Terletak pada sisi dorsomedial thalamus didepan epiphysis
 Input datang dari system limbik yang kemudian membentuk stria medullaris thalami

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 157 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Output pergi ke nucleus interpeduncularis, berupa fasciculus retro plexus atau tractus
habenulo interpeduncularis (Meynert)
 Berkaitan dengan fungsi:
o Rhin-encephalon
o Hypothalamus
o Kontrol sistem limbic; Diduga menjadi mediator ransang olfactus dan perilaku
makan

3. Stria Medularis Thalami


 Merupakan serabut saraf yang berasal dari pusat olfactorius.
 Sebagian serabutnya berjalan mengelilingi thalamus untuk pergi ke nucleus
habenulae Merupakan berkas saraf yang berjalan sepanjang perbatasan antara
dataran dorsal dan medial thalamus

4. Commisura Habenularis
 Struktur terdiri dari serabut saraf yang berasal dari pusat olfactorius yang berjalan
menyilang garis tengah kesisi lain membentuk berkas horizontal yang
menghubungkan kedua nucleus habelunare.
5. Atap Ventriculus Tertius

THALAMUS
 Istilah bahasa Yunani berarti : kamar dalam
 Merupakan massa substantia grissea yang berbentuk oval
 Pembentuk utama dari diencephalon
 Dibatasi oleh 6 alat:
1. Anterior : foramen intcrventriculare
2. Posterior : ujung bebas pulvinar
3. Dorsal : dataran bebas yang dibentuk oleh fornix dan ventriculus
lateralis
4. Ventral : dataran yang mcnghubungkan nuclei hypothalamicus
5. Medial : ventriculus tertius
6. Lateral : crus posterior capsula intema
 Menerima input dari:
1. serabut sensorik precorticalis dari semua sistem sensorik dalam tubuh kita, kecuali sistem
olfactorius.
2. cortex cerebri
 Mengirim output ke:
1. cortex cerebri (terutama)
2. ganglia basalis
3. hypothalamus

 Ujung depan thalamus sempit dan bundar sekaligus menjadi batas belakang foramen
interventriculare Monroi
 Ujung belakang thalamus melebar membentuk: Pulvinar yang terletak menjuntai diatas colliculus
superior
 Dataran bawah thalamus lanjut sebagai tegmentum mesencephali
 Dataran medial thalamus membentuk dinding lateral ventriculus tertius dan dihubungkan dengan
thalamus sisi lain oleh sebuah pita substantia grissea yaitu connectio Interthalamicus.
 Dataran lateral thalamus dibatasi oleh lamina medullare externa, nucleus reticulare (yang berada
dalam formatio reticulare) dan capsula intema

Struktur dan Fungsi Thalamus


 Thalamus sebagian besar terdiri dari substantia grissea dan sedikit substantia alba.
 Substantia grissea terdiri dari nuclei thalami yang dapat dibagi atas 5 kelompok oleh adanya
lamina medullare intema:
1. Kelompok Nuclei Anterior Thalami
 Terbagi lagi atas:
1. Nuclei anteromedialis thalami
2. Nuclei anterodorsalis thalami

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 158 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

3. Nuclei anteroventralis thalami


 Letak disekeliling foramen interventriculare (Monroi).
 Terkungkung oleh kaki-kaki lamina medullare interna pada ujung depan thalamus.
 Kelompok nuclei ini membentuk tonjolan yang menjorok kedalam ventriculus lateralis
 Fungsi:
1. Menerima input serabut aferen dan hypothalamus via tractus mammilothalamicus
dan kemudian diproyeksikan ke gyrus cinguli, khususnya kearea Brodmann 23 dan
24
2. Menerima input dari hippocampus via fornix
3. Mengirimkan output ke gyrus cinguli
4. Merupakan bagian dari sistem limbik

2. Kelompok Nuclei Intermedia Thalami (NUCLEI OF MIDLINE)


 Merupakan kelompok sel yang terletak berdekatan dengan dinding ventriculus tertius.
 Fungsi menerima saraf aferen dari:
1. Tractus spinothalanucus, trigemino-thalamicus dan lemniscus medialis yang
merupakan jalan impuls proprioseptif
2. Formatio reticularis
3. Nuclei thalamicus yang lain
 Mengirimkan serabut eferen ke :
1. Hypothalamus
2. Cortex bagian depan rhinencephalon
3. (mungkin juga) ganglia basalis
4. Nuclei thalamus yang lain

3. Kelompok Nuclei Medialis Thalami


 Terletak disekeliling ventriculus tertius, antara lamina medullare interna dengan nuclei
intermedia
 Dapat pula dibedakan atas 2 kelompok sel:
1. Nuclei dorsomedialis thalami
 Menerima input serabut aferen dari:
o Nuclei thalami lainnya
o Cortex prefrontalis
o Area subcallosum
o Ganglia basalis
 Mengirimkan output serabut eferen ke cortex prefrontalis
 mengintegrasikan segala informasi visceral maupun somatik yang datang ke
nuclei thalamus dan kemudian meneruskannnya ke lobus frontalis.
2. Nuclei centromedial thalami
 lebih besar dan sebagian dikelilingi oleh lamina medullare interna
 Fungsi :
o mengitegrasikan antar nuclei thalami
o diduga sebagai bagian dari non specific atau system thalamocortical diffuse

4. Kelompok Nuclei Lateralis Thalami


 Terletak diujung belakang crus posterior capsula intema
 Antara lamina medullare externa dan interna dan meluas kebelakang sampai ke
pulvinar
 Nuclei reticulare (dalam formatio reticulare) juga termasuk dalam kelompok nuclei ini.
 Terbagi atas 2 kelompok :
1. Kelompok Lateral
Letak dibagian belakang tepat didepan pulvinar Anatomis terbagi lagi atas:
 Nuclei Dorsolateralis, di sepanjang tepi dorsomedial dari nuclei posterolateral
dan dipisahkan oleh lamina medullare intema
 Nuclei Posterolateralis, terletak dari depan pulvinar sampai kenuclei
lateroventral.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 159 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Kedua nuclei diatas menerima serabut aferen dari semua nuclei thalamus lainnya
untuk kemudian diteruskan ke cortex lobus parietalis. Kedua nuclei sebaliknya
juga menerima serabut eferen dari lobus yang sama

2. Kelompok Ventral
Meluas sepanjang sisi lateral thalamus, terbagi lagi atas:
 Nuclei Anteroventralis, Yang terletak diujung depan sisi lateral thalamus
Fungsi:
o Menerima serabut aferen dari globus pallidus via fasciculus thalamicus.
o Mengirimkan serabut eferen kecorpus striatum berhubungan juga
dengan cortex lobus frontalis
 Nuclei Lateroventralis
Fungsi:
o Menerima serabut aferen dari cerebellum via pedunculus cerebellaris
superior dan dari globus pallidus via fasciculus thalamicus
o Mengirimkan serabut eferen melalui kaki belakang capsula intema
menuju cortex gyrus centralis anterior (area motorik dan premotorik).
Kedua nuclei anteroventral dan lateroventral berperan dalam sirkurt sistem
motorik, oleh karena punya hubungan dengan cerebellum, ganglia basalis dan
area 4 Brodmann

3. Nuclei Posterolateralis Ventralis


 Terletak dibagian posteroventral sisi lateral thalamus sampai kepulvinar
 Fungsi : Menerima serabut aferen dari tracus spinothalamicus dan
lemniscus medialis, dimana serabut yang berasal dari segment medulla
spinalis cervicalis berakhir disisi medial, sedang yang berasal dari bagian
yang lebih caudal berakhir disisi lateral kelompok nuclei tsb.

4. Nuclei Postermedioventralis
 Memiliki letak sama dengan nuclei posterolateroventralis
 Fungsi: Menerima serabut aferen sekunder N.trigeminus dan dari receptor
pengecapan.

Serabut eferen dari kedua nuclei diatas (no. 3 dan 4) berjalan melalui kaki
belakang capsula intema kearea 3,2,1 Brodmann dari gyrus centralis posterior.

5. Nuclei Reticulare
 Membentuk pita tipis antara lamina medullare interna dengan capsula
interna.
 Membentang mulai dari ujung paling depan sampai keujung paling belakang
thalamus dan didepan menyatu dengan zona incerta
 Fungsi:
o Menerima serabut aferen dan seluruh cortex cerebri juga dan nuclei
intermedia, nuclei medialis dan nuclei interlaminare thalami
o Mengirimkan serabut eferen kenuclei thalamus lainnya dan tegmentum
mesencephalon

5. Kelompok Nucleus Posterior Thalami


 Dibentuk oleh Pulvinar
 Terletak pada ujung paling bawah thalamus dan merupakan area transisi antara
 Diencephalon dengan mesencephalon
 Fungsi:
o Meneruna serabut aferen dari nuclei disekelilingnya, terutama dari nuclei
lateralis thalami dan dari nuclei corpus geniculatum mediale et laterale.
o Mengirimkan serabut eferen ke cortex lobus parietale, temporale dan occipitale.
Sebaliknya dari semua daerah cortex tersebut juga dikirimkan serabut saraf ke
pulvinar

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 160 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

FUNGSI THALAMUS :
 Berperan penting dalam mengintegrasikan sistem sensorik dengan sistem motorik.
 Merupakan relay station dari semua jalan sensorik yang berasal dari semua reseptor
sensorik seluruh tubuh (kecuali ransangan olfactus primer) untuk selanjutnya:
o Diteruskan kecortex cerebri
o Didistribusikan kebagian otak lainnya
o Mengitegrasikan impuls seosorik yang diterimanya seperti: sakit, suhu, sentuhan dan
tekanan
 Merupakan relay station serabut saraf yang datang dari cortex cerebri, ganglia basalis dan
cerebellum

Fungsi dasar thalamus :


5. Thalamus berfungsi sebagai penghubung (relay station) dari sel-sel saraf yang terletak
ditengah-tengah massa substantia alba otak
6. Thalamus berfungsi menerima segala jenis sensasi sensorik, kecuali sensasi penciuman,
kemudian dia mengintegrasikannya antar nuclei thalami, selanjutnya diteruskan kecortex
cerebri diarea yang sesuai: sensasi umum ke area Brodmann 3,2,1, sensasi penglihatan
kearea Brodmann 17 dan 18 dan 19, sensasi pendengaran ke area Brodmann 41,42 dan 22
7. Thalamus dan cortex cerebri saling berhubungan erat. Thalamus berfungsi sebagai penerima
sensasi sensorik. tapi interpretasi sensasi tsb. dilakukan oleh cortex cerebri berdasarkan
pengalaman sebelumnya
8. Mengingat adanya hubungan yang sangat ekstensif antara nuclei dorsomedial dengan cortex
lobus frontalis dan hypothalamus, maka nuclei thalamus tsb. diduga berfungsi sebagai pusat
perasaan subjekdf dan kepribadian seseorang

HYPOTHALAMUS
 Merupakan bagian kecil dan terietak paling depan dari diencephalon, Hanya hypothalamus
yang dapat terlihat lansung didataran bawah otak. Bagian lain dari Diencephalon tertutup oleh
kedua hemisphaerum cerebri
 Dia Membentuk dasar dan sebagian dinding lateral ventriculus tertius, sebagian terlindung
oleh sella turcica ossis sphenoidalis,
 Dia terietak dibawah thalamus mulai dari daerah chiasma optici sampai kelamina terminale
dan commissura anterior.sehingga daerah yang ditempati hypothalamus tsb. sering disebut
juga sebagai area preopticum. Kearah caudal hypothalamus membaur dengan tegmentum
mesencephalon.
 Dinding lateral hypothalamus dibatasi oleh capsula intema.
 Jika dilihat dari bawah, hypothalamus tampak bangunan berikut:
1. Chiasma opticum
2. Tuber cinereum
3. Infundibulum
4. Corpus mamnullare

Nuclei hypothalamus
 Terdiri dari 2 kelompok nuclei: Kelompok medial dan kelompok lateral, yang ditengah dipisah
oleh sebuah bidang parasagittal imaginer dimana tcrdapat; collunma fornix dan tractus
mammillothalamicus
 Kelompok Nuclei Medial:
Tersusun dari depan kebelakang sbb.:
1. Nucleus preopticus
2. Nucleus paraventricularis
3. Nucleus ventromediatis
4. Nucleus infundibularis
5. Nucleus posterior
 Kelompok Nuclei Lateral:
Tersusun dari depan kebelakang sbb.:
1. Nucleus supraopticus
2. Nucleus lateralis major
3. Nucleus tuberomamnullarc

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 161 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

4. Nucleus tuberi lateralis

Hubungan Hypothalamus dengan sekitarnya :


Aferen:
8. Aferen somatik dan visceral
Mencapai hypothalamus melalui cabang kolateral dan aferen lenmiscus dan formatio
reticulare menuju hypothalamus
9. Aferen olfactus jalan melalui medial forebrain bundle kehypothalamus
10. Aferen corticohypothalamicus datang dari cortex lobus frootalis kehypomalamus
11. Aferen hypocampohypothalamicus datang dari hippocampus melalui fbrnix ke corpus
manunillare hypothalami
12. Aferen amygdalohypothalanucus datang dari nuclei amygdaloideus via stria terminalis dan
jalan lain dibawah nucleus lenticularis kehypothalamus
13. Aferen thalamohypothalamicus datang dari nuclei dorsomedial et intermedia thalami
kehypothalamus
14. Aferen tegmento hypothalamicus datang dari mesencephalon kehypothalamus

Eferen:
4. Tractus mammillothalamicus datang dari corpus manunillare untuk berakhir pada nucleus
anterior thalami
5. Tractus mammillotegmenti datang dari corpus mammillare dan berakhir pada nuclei formatio
reticulare pada tegmentum mesencephalon
6. Serabut eferen yang turun kebatang otak dan medulla spinalis yang khusus mempengaruhi
neuron serabut sarafotonom

Hubungan Hypothalamus dengan Hypophysis:


Ada 2 jalan penghubung:
3. Jalan saraf: tractus hypothalamo hypophysis dari nuclei supraopticum dan nuclei
paraventricularis menuju lobus posterior hypophysis
4. Jalan vaskuler: sistem portal hypothalamohypophysis merupakan sistem portal pendek dan
panjang yang menghubungkan sinusoid pada eminentia mediana dan infundibuhim
hypothalamus dengan anyaman vena pada lobus anterior hypophysis

Fungsi Hypothalamus:
Pada dasamya hypothalamus dipengaruhi oleh saraf dan hormon, sedang hypothalamus sendiri
mengontrol kelenjar endokrin dan sistem saraf otonom. Secara rinci fungsinya hypothalamus yaitu :
8. Mengontrol sistem saraf otonom
Fungsi ini nampaknya berintegrasi dengan kontrolnya terhadap sistem neuroendoktrin, sehingga
berpengaruh terhadap homeostasis tubuh:
 Nucleus anterior mengontrol parasimpatis
 Nucleus posterior mengontrol simpatis
9. Mengontrol kelenjar endokrin
 Dengan mengeluarkan releasing factors atau release inhibiting factors, hypothalamus
mengontrol produksi ACTH, FSH, LH, TSH, MSH dan LTH.
10. Mengontrol suhu tubuh
 Nucleus anterior mengatur dan memelihara suhu tubuh. Kalau rusak mengakibatkan:
hyperdiennia Nucleus posterior memproduksi panas. Kalau rusak terjadi: hypothermia
11. Mengontrol intake air dan makanan
 Hunger center (pusat lapar) berada pada : nucleus ventromedial. Kalau rusak, menyebabkan
hyperphagia, obesitas dan perilaku agresif
 Sedang bagian tengah hypothalamus mencegah keinginan untuk makan dan mengurangi
intake minum,karenanya bagian ini dikenal sebagai: Satiety center (pusat kenyang).
 Kalau rusak mengakibatkan : anorexia dan lethargia
12. Mengontrol emosi dan perilaku
 Fungsi ini dilakukan bersama-sama dengan sistem limbik dan cortex lobus prefrantalis.
13. Mengontrol rythme cicardian
Termasuk dalam ritme cicardia ini ialah:
 Suhu badan
 Aktivrtas adrenocortical

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 162 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Jumlah eosinofil
 Fungsi ginjal
14. Mengontrol tidur
8. Kalau terjadi kerusakan pada hypothalamus, maka dapat terjadi keadaan yang bertentangan
sebagai berikut
 Hyperthermia vs hypodiermia
 Anorexia/aphagia vs hyperphagia
 Oligouria vs polyuria
 Pubertas precox vs pubertas teriambat
 Gigantism (raksasa) vs dwarfism (cebol)
 Lethargia (lesu) vs agression (agresif)
 Hyperpituitarism vs hypopiturtarism
9. Sindroma Korsakoff meliputi:
 Halusinasi
 Delirium
 Disorientasi waktu dan ruang
 Kehilangan ingatan sekarang
 Banyak bicara

Kerusakan terjadi pada : Perdarahan corpus mammilare hypothalamus, thalamus (nucleus


medio dorsalis), substantia grissea, periaquaeductus dan tegmentum mes-encephalon

10. Drug addict (ketergantungan obat): diduga ada receptor opioid pada hypothalamus sehingga
kalau seseorang menggunakan derivat opium, akan menimbulkan euphoria

4. SUBTHALAMUS
 Letaknya tepat dibawah thalamus bagian belakang dan menghubungkannya dengan
tegmentum mesencephalon.
 Meliputi :
3. Nucleus subthalamicus, disebut juga sebagai Nucleus Luysi, berbentuk lensa convex.
Berhubungan dengan : Ganglia basalis, cerebellum. Dibentuk oleh : Bagian rostral
nucleus ruber dan substantia nigra. Ditembus oleh : Jalan somato sensorik
4. Zona incerta, merupakan massa substantia grissea kecil yang terietak antara
thalamus dan nucleus subthalamus. Dibentuk oleh: Bagian rostral formatio reticularis;
Fungsi : Tak jelas

5. METATHALAMUS
Terdiri dari:
1. Corpus Geniculatum Mediale (termasuk sistem pendengaran)
 Letak: pada potongan melintang, dia terlihat sebagai bagian yang menonjol pada
sisi lateral mesencephalon setinggi colliculus superior antara pedunculus cerebri
dengan nucleus geniculatum laterale
 Fungsi: menerima serabut aferen dari receptor pendengaran melalui brachium
colliculus superior untuk diproyeksikan kecortex pendengaran.
 berbeda dengan jalannya serabut sensorik lainnya yang bersifat unilateral, serabut
aferen pendengaran bersifat bilateral
2. Corpus Geniculatum Laterale (termasuk sistem penglihatan)
 Letak : lateralis dari corpus geniculatum mediate dan tepat di depan pulvinar
 Terdiri dari 6 lapis serabut saraf
 Fungsi :
o Menerima serabut aferen dari tractus opticus. Setiap sisi nucleus meoerima
serabut aferen dari kedua mata, dimana lapis 1,4 dan 6 saling menyilang,
sedang lapis 2,3 dan 5 tidak menyilang. Selanjutnya dari corpus geniculatum
laterale, melalui pars retrolenticularis capsula intema diteruskan secara
ipsilateral kecortex cerebri sepanjang fissure calcarina dilobus occipitalis (area
17 Brodmann)

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 163 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

o Bagian medial corpus geniculatum laterale menerima serabut aferen dari


quadran atas retina kemudian dq>royeksikan ke bibir atas cortex fissura
calcarina.
o Bagian lateral dari corpus geniculatum laterale menerima serabut aferen dari
quadran bawah retina dan kemudian diproyeksikan kebibir bawah cortex fissura
calcarina.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 164 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

MESENCEPHALON

 Menurut istilahnya , meso=tengah, enkephalos=otak


 Berukuran sangat kecil dengan panjang hanya 2 cm
 Menghubungkan metencephalon (pons dan cerebellum) dengan prosencephalon.
 Ditengah-tengah dia ditembus oleh aquaeductus cerebri (Sylvii).

Topografi :
 Pada dataran belakangnya membentuk 4 bangunan colliculus superior et inferior atau juga
disebut sebagai corpora quadrigemina.
 Colliculus superior merupakan pusat refleks penglihatan.
 Colliculus inferior merupakan pusat refleks pendengaran.
 Pada garis tengah dari colliculus inferior (pada dataran belakang) muncul n. trochlearis.
 Pada dataran lateralnya brachia superior et inferior jalan naik dalam arah anterolateral.
 Brachium superior menghubungkan colliculus superior dengan corpus geniculatum
laterale dan tractus opticus.
 Brachium inferior menghubungkan colliculus inferior dengan corpus geniculatum
mediale.
 Pada dataran depannya terdapat lekukan fossa interpeduncularis yang dibatasi kiri dan
kanan oleh crus cerebri. Karena banyak lobang yang ditembus oleh pembuluh darah,maka
daerah tsb.disebut sebagai: substantia perforata posterior.
 Berhubungan dengan cerebellum melalui pedunculus cerebellaris superior

Struktur dalam Mesencephalon


Mesencephalon terdiri dari sepasang bangunan: penduculus cerebri, yang masing-masing terpisah
oleh sekelompok nuclei substantia grissea berwama hitam: Substantia Nigra, menjadi:
 Bagian Depan: Crus Cerebri s.basis Pedunculi
o Pada ponampang lintang terlihat cekungan antara kedua crura cerebri: fossa
interpeduncularis.
o Crus cerebri mengandung serabut saraf turun:
4. Tractus corticospinalis
5. Tractus corticonuclearis = Corticobulbaris
6. Tractus corticopontm
 Bagian Belakang : Tegmentum (= penutup)
o Tectum (= atap) merupakan bagian dari tegmentum yang terietak dibelakang
aquaeductus cerebri (Sylvii) yang menonjol kepermukaan membentuk 4 tonjolan:
1. Sepasang colliculus superior
2. Sepasang colliculus inferior Tectum merupakan atap dari mesencephalon
o Tectum dari pons disebut: velum medullare superior.
o Tectum dari medulla oblongata disebut : velum medullare posterior sekaligus jadi
atap ventriculus quartus.
o Kedua vela bertemu dipuncak ventriculus quartus dan disebut Fastigium
o Untuk melihat lebih jelas bangunan yang terdapat didalam mesencephalon, diadakan
penampang melintang melalui kedua colliculi.

Penampang Melintang melalui Coliculus Superior


 Colliculus superior:
 Terdiri dari substantia grissea yang merupakan bagian dari refleks melihat.
 Berhubungan dengan corpus geniculatum laterale via brachium superior
 Menerima serabut aferen dari :
o Pretectum
o retina via n.opticus
o area Brodmann 18
o cortex visualis (area 19 Brodmann)
o tractus spinotectalis.
 Mengirimkan serabut eferen : tractus tectospinalis dan tractus tectobulbaris, yang
bertanggung jawab terhadap gerakan bola mata, kepala dan leher yang berkaitan dengan
ransang visual.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 165 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Menerima input dari colliculus inferior yang berkaitan dengan reflex audiovisual
 Sedikit lateral dari colliculus superior terdapat substantia grissea: Nucleus Pretectum, yang
merupakan ujung akhir dari serabut aferen refleks cahaya. Setelah berganti neuron pada nucleus
pretectum, serabut saraf selanjutnya berjalan menuju nucleus parasympathicus n.occulomotorius:
NUCLEUS EDINGER-WESTPHAL. Nucleus pretectum terletak antara colliculus superior dengan
habenula
 Nucleus nervi Oculomotorius terletak dekat linea media.tepat dibelakang fasciculus
longitudinalis mediale.
o Serabut eferen dari nucleus N.occulomotorius berjalan kedepan menembus nucleus
ruber.untuk akhimya muncul pada sisi medial crus cerebri pada fossa interpeduncularis.
 Lemnicus Medialis et Lateralis dan Lemnicus Trigeminus
 membentuk berkas saraf yang berjalan melengkung dibelakang substantia nigra
 Lemnicus medialis dibentuk bersama oleh fasciculus gracius dan cuneatus.
 Lemnicus lateralis dibentuk oleh serabut eferen N.cochlearis mulai dari corpus trapezoicum
menuju Colliculus inferior
 Lemnicus trigeminus dibentuk oleh serabut saraf N.Trigeminus
 Lemnicus spinalis dibentuk oleh Tractus spinothalamicus dan spinotectalis

 Nucleus ruber merupakan substantia grissea berbentuk bulat yang terletak antara substantia
nigra dengan aquaeductus ccrebri. Nucleus ini berwarna merah karena mengandung banyak
vasa dan mengandung banyak pigment besi dalam sitoplasmanya.
Serabut aferen datang dari :
 Cortex cerebri via tractus corticospinalis
 Cerebellum via pedunculus cerebclli superior
 Nucleus lenticularis, nuclei subthalamicus, nuclei hyppthalamicus, substantia nigra dan
medulla spinalis
Serabut eferen pergi ke :;
 Medulla spinalis via tractus corticospinalis
 Formatio reticularis via tractus rubroreticulare
 Thalamus
 Substanda nigra

 Nucleus Mesencephalicus N. trigemini, terletak lateral dari aquaeductus cerebri


 Commissura Colliculi, superioris menghubungkan kedua coUiculi superior
 Substantia Nigra, Terbagi atas :
Bagian belakang: Pars compacta.
Bagian depan: Pars reticularis.
input datang dari: Nucleus caudatus dan putamen
output pergi ke: Thalamus
 Formatio Reticularis, terletak dalam tegmentum, lateral dan posterior dari nucleus ruber. Bagian
formatio reticulare yang ikut membentuk subthalamus disebut: Zona Incerta

Penampang Melintang Melalui Colliculus Inferior


1. Colliculus Inferior : merupakan kelompok nuclei yang menjadi pusat refteks pendengaran. Dia
menerima serabut aferen dari lemniscus lateralis sdanjutnya diteruskan ke brachium inferior via
corpus geniculatum mediale
2. Nucleus Trochlearis, terletak dekat bidang median tepat dibelakang fasciculus longitudinalis
medialis.

Serabut saraf yang keluar dari nucleus trochlearis berjalan kelateral dan belakang dan
meninggalkan mesencephalon tepat dibawah colliculus inferior, dimana serabut yang kanan
saling bersilangan dengan yang kiri. Nervus trochlearis merupakan satu-satunya N.cranialis yang
keluar dari dataran belakang batang otak.

 Nucleus Mesencephalicus N. Trigeminus, terletak lateral dari aquaductus ccrebri


 Decussatio pedunculi Cerebellaris Superior, terletak pada bagian tengah tegmentum, didepan
aquaductus cerebri
 Formatio Reticularis lebih kecil dari formatio reticulare yang ada dalam pons dan terletak lateral
dari decussatio pedunculi cerebellaris superior.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 166 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Formatio reticulare mempunyai 4 fungsi:


1. Mengontrol fungsi somato-motorik melalui tractus reticulo-spinalis
2. Mengontrol fungsi somato-sensorik
3. Mengontrol fungsi alat dalam bersama dengan HYPOTHALAMUS
4. Mengontrol kesadaran

Ini dimungkinkan oleh karena serabut eferen dari formatio reticulare pergi menuju: thalamus,
subthalamus, hypothalamus dan ganglia basalis. Khusus dari thalamus akan keluar serabut
eferen keberbagai area cortex cerebri. Kelompok serabut eferen ini disebut: ascending reticular
activating system (ARAS)

 Lemnicus Medialis, naik dibelakang substanda nigra. Menghubungkan columna dorsalis


medulla spinalis ke Nucleus ventralis thalamus. Dibentuk oleh fasciculus gracilis et cuneatus
 Lemnicus Spinalis dan Lemnicus Trigeminus, Terletak discbclah lateral dari lemniscus
mediale. Lemmiscus spinalis terdiri dari tract.spinothalamicus dan tractus spinotcctalis
 Lemnicus Lateralis, terletak dibelakang lemniscus trigeminus. Berfungsi mengantarkan info
pendengaran kenuclei colliculus inferior.
 Substantia Nigra, merupakan nuclei motorik yang terletak antara tegmentum dengan crus
cerebri. Dia berperan dalam menjaga tonus otot. Serabut eferen dari nucleus tsb.pergi ke cortex
cerebri, medulla spinalis, hypothalamus dan ganglia basalis
 Commissura Colliculi Inferioris, menghubungkan kedua colliculus inferior
 Fasciculus Longitudinalis Medialis, menghubungkan nuclei motorik NC.m, NCJV.NC.VI
 Substantia Grisea Periaquaeductus, merupakan massa neuron yang terletak mengelilingi
aquaeductus cerebri terdiri dari:
1. Locus caeruleus
2. Nucleus mesencephalicus
3. Nucleus tegmenti dorsalis (encephalonergic neuron)
4. Nucleus dorsalis raphe (serotonologic neuron)
 Crus Cerebri, mengandung serabut saraf turun dan terpisah dari tegmentum oleh substantia
nigra. Tractus corticospinalis dan tractus corticonuclearis merupakan 2/3 dari crus cerebri.
Tractus frontopontm terletak di bagian medial crus cerebri, sedang tractus temporopontin terletak
dibagian lateral crus. Semua tractus yang turun tsb. menghubungkan cortex cerebri dengan:
1. Nuclei yang ada pada cornu anterius medulla spinalis
2. Nuclei nn.craniales
3. Pons
4. Cerebellum

Anatomi Klinik:
 Bila sustantia nigra (bagian dari nuclei systema extra-piramidalis) rusak, mengakibatkan
terjadinya penyakit Parkinson
 Bila formatio reticularis rusak, menyebabkan koma
 Bila aquaeductus cerebri tertutup, dapat menyebabkan terjadinya hidrocephalus.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 167 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

SISTEM LIMBIK
Sistem limbik melibatkan:
 Telencephalon
 Diencephalon

Adapun yang termasuk kedalam sistem limbik ialah semua bangunan berikut:
8. Lobus limbik (Broca)
9. Formatio hippocampi
10. Nucleus amygdala
11. Hypothalamus
12. Nucleus anterior thalami
13. Nucleus medio dorsalis thalami
14. Area septi

Penghubung bangunan-bangunan pada sistem limbik yaitu:


8. Alveus
9. Fimbria
10. Fornix
11. Tractus mammillothalamicus
12. Stria terminalis
13. Stria medullaris
14. Commissura anterior

1. LOBUS LIMBIK(BROCA)
Lobus limbik merupakan bangunan berbentuk huruf C pada dataran medial hemisphaerum yang
melingkari corpus callosum dan mempunyai satu kesatuan fungsi yang meliputi:
 Gyrus subcallosum s.subiculum, terletak didepan lamina tenninalis dan rostrum corpus
collosum
 Gyrus cinguli, terletak tepat diatas corpus callosum
 Gyrus parahippocampi, terletak antara fissura hippocampi dan sulcus collateralis.
Kedepan dia lanjut menjadi uncus

2. FORMATIO HIPPOCAMPI
Merupakan bangunan yang mempunyai satu kesatuan fungsi yang meliputi:
1. Hippocampus (cornu Ammonis)
 Merupakan substantia grissea yang melengkung keatas sepanjang dasar cornu inferior
ventriculus lateralis.
 Ujung depannya melebar membentuk Pes Hippocampi.
 Pada penampang frontal, hippocampus berbentuk seperti huruf C.
 Permukaan dalam ventriculus yang melengkung dilapisi oleh Ependyma.
 Dibawahnya terdapat selapis tipis substantia alba disebut sebagai Alveus yang terdiri
dari
 serabut saraf yang berasal dari hippocampus yang kemudian melengkung ke medial
 membentuk Fimbria.
 Fimbria sendiri meninggalkan ujung belakang hippocampus sebagai Crus fornix. Crus
fornix dan setiap sisi membelok kebelakang dan atas dibawah splenium corpus callosi
dan mengelilingi dataran belakang thalamus. Kedua crura fornix tersebut kemudian
menyatu membentuk Corpus fornix yang terletak sangat dekat dengan dataran bawah
corpus callosum.
 Pada waktu kedua crura saling mendekat, dia dihubungkan oleh serabut saraf yang
berjalan melintang yaitu Commissura fornices yang akan saling bersilangan kiri dengan
yang kanan dan akhimya bergabung dengan hippocampus pada sisi yang sama.
 Fungsi hippocampus : berperan dalam proses belajar dan ingatan sekarang

2. Gyrus Dentatus
 Merupakan seberkas substantia grissea yang terletak antara Fimbria hippocampi dan
Gyrus Hippocampi.
 Struktur :

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 168 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

o kebelakang gyrus dentatus berjalan mendampingi fimbria sampai kedekat


splenium corporis callosi dimana dia lanjut menjadi Induseum griseum.
o Induseum griseum sendiri merupakan seberkas tipis substantia grissea yang
menutupi dataran atas corpus callosum.
o Pada dataran atas Induseum griseum terdapat dua berkas serabut saraf Stria
longitudinalis mediale dan stria longitudinalis laterale.
o Kedua stria ini merupakan sisa (substantia alba) induseum grisea vestigii
 Gyrus dentatus dan hippocampus sama-sama berbentuk huruf C dan kedua huruf
tersebut saling mengunci satu dengan lainnya.

3. Subiculum S. GYRUS Subcallosum


 Merupakan bangunan yang terletak antara hypocampus dengan gyrus
parahippocampus.

Keseluruhan formatio hippocampi mempunyai panjang 5 cm mulai dari depan (pada


amygdala) kebelakang mencapai splenium corporis callosi.

3. NUCLEUS AMYGDALOIDEUS (amygdala)


 Bentuk Seperti buah almond
 Merupakan massa nuclei yang terletak pada lobus temporalis di daerah transisi dengan
dataran postero inferor lobus frontalis.
 Berhubungan dengan ujung ekor nucleus caudatus yang berjalan kedepan pada atap
cornu inferior ventriculus lateralis.
 Stria terminalis muncul dari dataran belakangnya
 Menerima aferen dari:
o Lobus olfactorius anterior
o Cortex piriformis, temporalis, pre frontalis
o Hypothalamus
o Nucleus medio dorsalis thalami
o Tegmentum
 Mengirim eferen ke:
o Area preopticum mediale
o Nucleus area septi
o Hypothalamus
o Nucleus amygdaloideus sisi lain
o Nucleus medio doralis thalami
o Cortex prefrontalis
o Tegmentum
 Fungsi amygdala:
o Kalau dipacu, teriadi perobahan suasana hati (mood)
o Kalau dirusak, teriadi sikap agresif
o Melalui hypothalamus, dia mempercepat aktivitas endokrin, sex dan reproduksi

4. AREA SEPTI
 Merupakan bagian dari nuclei telencephalon
 Dibentuk oleh :
o cortex area septi
o gyros para terminalis
o gyros (area) subcallosum
 Terletak antara septum pellucidum dengan communissura anterior
 Memiliki hubungan timbal balik dengan formatio hippocampi via formix
 Memiliki hubungan timbal balik dengan hypothalamus
 Berhubungan dengan habenula melalui stria medallaris thalami

5. HYPOTHALAMUS (sudah diterangkan)


6. NUCLEUS ANTERIOR THALAMI (sudah diterangkan)
7. NUCLEUS MEDIODORSALIS THALAMI (sudah diterangkan)

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 169 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Fungsi Umum Sistem Limbik


7. Berkaitan erat dengan keadaan emosi dan perilaku, terutama reaksi takut, marah dan libido
8. Khusus hippocampus mempunyai fungsi:
 Pembelajaran
 Ingatan sekarang (hal-hal baru)
 Ingatan masa lalu biasanya tidak akan berobah jika teriadi kerusakan pada
hippocampus. Ingatan sekarang yang disimpan pada hyppocampus tersebut, kemudian
dengan cara yang belum diketahui diteruskan ke cortex frontalis. Disinilah disimpan
ingatan masa lalu.
9. Berkaitan erat dengan fungsi penciuman, walau tak cukup bukti
10. Berkaitan erat dengan respons homeostatik terhadap perobahan lingkungan
11. berkaitan erat dengan perubahan emosi sehingga melibatkan aktifitas lokomotorik, saraf
otonom dan kelenjar endokrin.
12. berkaitan erat dengan :
 perasaan
 makan
 berkelahi
 melarikan diri
 mencari pasangan.

CEREBELLUM

Cerebellum
 Terletak dibelakang pons dan medulla oblongata pada fossa cranii posterior, terletak dibawah
lobus occiprtalis cerebri
 Bagian atas tertutup oleh tentorium cerebelli.
 Cerebellum terpisah dengan cerebrum oleh sebuah alur melintang: Fissura transversa
 Bentuk Oval dan mengkerut dibagian tengah.
 Cerebellum merupakan bagian kedua terbesar dari otak dan beratnya ± 1/8 dari massa otak
(sebesar kepalan tinju)

PENGHUBUNG DENGAN BATANG OTAK


Ada tiga penghubung cerebellum dengan batang otak:
3. Pedunculus cerebelli inferior,
Dulu disebut sebagai Corpus restiforme, menghubungkan-nya dengan medulla oblongata
 Serabut aferen berjalan memasuki cerebellum melalui pedunculus cerebelli inferior yaitu :
o Tractus spinocerebellaris : datang dari medulla spinalis pergi ke paleocerebellum
(lobus
o anterior, pyramis, uvula)
o Tractus cuneocerebellaris (fibra acruata posterior): datang dari nuclei cuneatum
o pergi ke vermis
o Tractus olivocerebellaris: datang dari nucleus olivarius inferior pergi kecortex
o neocerebellum (= cerebro-cerebellum) terdiri dari : lobus posterior cerebellum
o Tractus reticulocerebellaris : datang dari formatio reticulare pergi ke medulla vermis
o Tractus vestibulocerebellaris: datang dari nuclei vestibularis dan n.vestibulocochlearis
pergi ke archicerebellum (lobus flocculonodularis = vestibulo cerebellum)
 Serabut eferen keluar dari cerebellum untuk memasuki Pedunculus Cerebelli inferior:
o Fibra cerebellovestibularis pergi ke nuclei vestibularis
o Fibra cerebelloreticularis pergi ke formatio reticulare di pons dan medulla oblongata

4. Pedunculus cerebelli media, dulu disebut sebagai brachium pontis menghubungkannya


dengan pons
 Terbesar dari ketiga pedunculi cerebelli.
 Pedunculus ini merupakan jalan utama dari hubungan corticopontocerebellaris.
 Berasal dari nuclei pontin dari bagian posterolateral pons, kemudian berjalan menyilang garis
tengah pergi ke pedunculus cerbelli media sisi yang lain untuk akhimya pergi ke cortex
neocerebellum (lobus posterior cerebellum) yang kontralateral

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 170 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

3. Pedunculus cerebelli superior, dulu disebut sebagai: Brachium conjunctivum menghu-


bungkannya dengan mesencephalon
 Berisi serabut eferen yang datang dari keempat nuclei cerebellum
 Serabut aferen :
o tractus spinocerebellaris
o fibra rubrocerebellaris
o fibra tectocerebellaris

ANATOMI PERMUKAAN
Secara filogenetik,cerebellum dapat dibagi atas :
 Paleocerebelum s. pinocerebelum terdiri dari :
o lobus anterior
o pyramis
o uvula
 Neocerebelum s-cerebrocerebelum terdiri dari lobus posterior
 Archicerebelum s.vestibulocerebelum terdiri dari lobus flocculonodularis

Secara praktis, cerebellum biasanya dibagi atas 3 bagian:


3. Vermis, bagian tengah yang tunggal
4. hemisphaerium cerebeli, bagian samping sepasang: yang dibagi oleh adanya sulci dan
fissura, sehingga terbentuk lobi atau lobuli.

Hemsphaerum cerebeli terbagj 2 oleh adanya fissura posterolateral menjadi:


1. Corpus cerebeli yang secara filogenetik tergolong paleocerebelli maupun neocercbelli.
Corpus cerebeli terbagi 2 pula oleh adanya fissura primarius menjadi:
 Lobus anterior (tergolong paleo cerebellum) s.spino cerebellum
Bagian vermis yang sesuai dengan lobus anterior (dari depan kebelakang) ialah:
o Lingula
o Lobulus centralis
o Culmen Monticuli

Menerima input dari :


o Muscle spindle (reseptor otot skelet)
o Organon golgi (reseptor tendo)

Fungsi: menjaga tonus otot

Lobus anterior tcrletak didepan fissura primarius. Seluruh lobus anterior bersama pyramis
dan uvula tergolong Paleocerebelli. Lobus anterior ini menerima serabut aferen
proprioceptif dan exteroceptif dari kepala dan tubuh.

 Lobus posterior (tergolong neocerebellum) s.cerebro cerebellum.


Lobus posterior terletak antara Fissura primarius dengan fissura posterolateralis. Seluruh
lobus posterior, kecuali pyramis dan uvula tergolong Neocerebelum.
o Bagian paling depan dan lobus posterior disebut : Lobulus simplex (sering juga disebut:
Lobulus semilunaris posterior) yang dibelakang dibatasi oleh Fissura posterosuperior
Bagian vermis yang sesuai dengan lobulus simplex disebut: Declive vermis
o Dibelakang lobulus simplex terdapat Lobulus semilunaris superior yang dibelakang
dibatasi oleh: Fissura horizontalis. Bagian vermis yang sesuai dengan lobulus
semilunaris superior ialah: Folium vermis
o Dibelakang lobulus semilunaris superior terdapat : Lobulus semilunaris inferior yang
dibelakang dibatasi oleh: Fissura prepyramidalis. Bagian vermis yang sesuai dengan
lobulus tsb.ialah: Tuber vermis. Folium dan tuber vermis termasuk neocerebelum. Kedua
lobuli semilunaris superior dan inferior disebut: Lobus ansiformis.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 171 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

o Dibelakang lobulus semilunaris inferior terdapat: Lobulus gracilis yang dibelakang


dibatasi oleh: Fissura prepyramidalis. Bagian vermis yang sesuai dengan lobulus tsb.
ialah: Tuber vermis juga
o Dibelakang lobulus gracilis terdapat : Lobulus biventralis yang dibelakang dibatasi oleh:
Fissura post pyramidalis. Bagian vermis yang sesuai dengan lobulus tsb.ialah: Pyramis
o Bagian paling belakang dari lobus posterior ialah: Tonsil dengan ujung
o membentuk sayap disebut: Paraflocculus yang kebelakang dibatasi oleh
o Fissura posterolateralis. Bagian vermis yang sesuai dengan tonsil ialah: Uvula.
Pyramis dan uvula vermis termasuk Paleocerebellum.
Menerima input dari : Neocortex via tractus cortico prontocerebellaris
Fungsi : Mengatur koordinasi aktivitas otot skelet

2. Lobus flocculonodularis termasuk archicerebellum


 Bagian tengahnya yang merupakan bagian dari vermis disebut: Nodulus, sedang bagian
hemisphaerumnya disebut: Flocculus.
 Lobus flocculonodularis tergolong Archicerebellum (vestibule cerebellum)
 Menerima input dari: kompleks vestibuler
 Fungsi : Menjaga postur dan keseimbangan tubuh

Bangunan-bangunan yang terdapat pada Cerebellum


 Cortex cerebelli (paling luar) : Substantia grissea Hanya meliputi 3 lapis sel:
 Lapis paling luar (lapis moleculare) terdiri dari sel stellatum dan sel keranjang. Diantara
kedua jenis sel tsb .terdapat sel neuroglia.
 Laps tengah (lapis sel Purkidnje) terdiri dari sd Purkinje. Sel ini merupakan sel golgi tipe
I yang berbentuk seperti botol. Pada penampang melintang setinggi folium, dendrit sel
Purkinje jalan memasuki lapis moleculare. Dari bagian dasar sel Purkinje keluar axon yang
berjalan memasuki lapis granulare. Waktu memasuki substantia alba, axonnya akan
terbungkus oleh selubung myelin dan akan bersynapsis dengan sel neuron dalam substantia
alba. Cabang kolateral dari axon sel Purkinje akan bersinapsis dengan sel stellatum dan sel
keranjang dilapis moleculare. Sebagian axon sel Purkinje jalan lansung kenuclei vestibularis
yang ada dalam batang otak.
 Lapis paling dalam (lapis granulare) terdiri dari sel-sel kecil (sel granulare). Setiap sel
mengeluarkan 4-5 dendrit yang akan bersinapsis dengan serabut dari nuclei cerebellum
lainnya. Sedang axonnya akan memasuki lapis moleculare dan bersinapsis dengan sel
Purkinje.
 Medulla cerebdii (bagian dalam) : Substantia alba dimana didalamnya terdapat empat pulau-
pulau substantia grissea:
5. NUCLEUSDENTATUS, Paling besar, bentuk seperti karung kempes yang keriput dan
melengkung,dengan cekungannya membuka kearah medial. Didaerah cekung tsb.terdapat
serabut eferen yang meninggalkan nucleus dentatus dan kemudian membentuk Pedunculus
cerebdii superior.
6. NUCLEUS EMBOLIFORMIS, Bentuk oval dan terletak postero-medial dari nucleus dentatus
7. NUCLEUS GLOBOSUS, Nucleus emboliformis dan Nucleus globosus biasa digabung
menjadi: NUCLEUS INTERPOSITUS. Olah karena itu cerebellum hanya punya 3 nuclei.
Terdiri dari beberapa kelompok sel bundar yang terletak medialis dari nucleus emboliformis
8. NUCLEUS FASTIGIALIS, Letak kiri-kanan linea mediana dari vermis dan sangat dekat
dengan atap ventriculus quartus (velum medulla posterior).

Substantia alba sendiri dalam vermis sangat sedikit dan memperlihatkan gambaran seperti
Pohon kayu ( = arbor vitae).

Substantia alba terdiri dari 3 jenis serabut saraf:


4. Serabut Intrinsik, Tidak pernah meninggalkan cerebellum dan berfungsi menghubungkan
berbagai bagian cerebellum. Ada yang bersifat intrahaemisphaerum, sedang yang lain
menghubungkan haemisphaerum kiri dan kanan.
5. Serabut Aferen, Merupakan bagian utama cerebellum dan semuanya menuju kecortex
cerebellum. Jalan masuk kecerebellum adalah: Pedunculus cerebelli inferior et media

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 172 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

6. Serabut Eferen, Berasal dari axon sel Purkinje yang sebagian besar akan bersinapsis pada
keempat nuclei cerebellum. Sebagian kecil, khususnya yang berasal dan lobus
flocculonodularis tidak bersinapsis dan lansung keluar cerebellum.

Serabut eferen dari keempat nuclei cerebelli keluar dari cerebellum melalui Pedunculus
cerebelli superior.

FUNGSI UTAMA CEREBELLUM


Cerebellum dianggap sebagai Head ganglion dari sistem proprioseptif, karenanya dia berfungsi:
4. Mengatur tonus otot skelet
5. Mengontrol akti vitas otot sadar
6. Mengatur postur dan keseimbangan tubuh

Review : Cerebelum
7. Punya 3 bagian : 2 haenusphaemm dan 1 vermis
8. Punya 3 lobus :
 Lobus anterior
 Lobus posterior
 Lobus flocculonodularis
9. Punya 3 bagian fungsional / filogenetik:
 archicerebellum (vestibulocerebellum): lobus flocculonodularis.
 paleocerebellum (spinocerebellum): lobus anterior, pyramis, ovula.
 neocerebellum (cerebrocerebellum): lobus posterior
10. Punya 3 pasang nuclei:
 nucleus dentatus nucleus fastigialis
 nucleus interpositus (nucleus emboliforus dan nucleus globosus)
11. Punya 3 pasang penghubung:
 pedunculus cerebellaris inferior pedunculus cerebellaris media pedunculus
cerebellaris superior
12. Punya 3 akhir dari setiap axon Purkinje:
 pada nuclei cerebellum pada nuclei vestibulans
 pada neuron Purkinje kontralateral

Anatomi Klinik
Disfungsi cerebellum menimbulkan kelainan sebagai berikut:
8. Hypotonia, Otot kehilangan kemampuan untuk melawan jika otot dimanipulasi secara pasif.
Pasicn akan berjalan sempoyongan seperti orang mabuk.
9. Disequilibrium, Kehilangan keseimbangan oleh kaiena tak ada koordinasi kontraksi otot
skelet
10. Dys-synergia, Kehilangan koordinasi kontraksi otot, meliputi:
 Dysarthria: bicara cadel
 Dystaxia : tak bisa mengkoordinasikan kontraksi otot skelet
 Dysmetria : tak mampu menghentikan gerakan pada titik yang diinginkan
 Tremo : anggota badan bergetar
 Dysdiadochokinesia : tak mampu mengubah gerakan dengan cepat (contoh: dari
fleksi ke eksensi)
 Nystagmus : bola mata dystaxia kiri dan kanan
 Gerakan Rebound : keddak mampuan mengontrol gerakan. Contoh: kalau lengan
bawah difleksi dengan pasif, kalau dilepas lengan tersebut akan memukul dada
Kelainan No 1, 2 dan 3 sering disebut dengan gejala Triad cerebelum

11. Syndroma haemisphaerum cerebellaris, yang rusak satu hemisphaerum cerebelli Gejala :
dystaxia dan hypotonia anggota badan ipsilateral
Penyebab : neoplasma dan infarct
12. Syndroma vermis rostralis, yang rusak lobus anterior
Gejala : dystaxia kaki dan truncus
Penyebab : keracunan alkohol, terjadinya degenerasi bagian anterior vermis
13. Syndroma vermis caudalis, yang rusak lobus posterior dan flocculonodularis
Gejala :

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 173 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 dystaxia truncus sehingga tak mampu berdiri tegak


 nystagmus
Penyebab : tumor
14. Syndroma pancerebellaris, yang rusak kedua haemisphaerum cerebelli
Gejala :
 bilateral dystaxia
 dysarthria
 nystagmus
 hypotonia
Penyebab :
 degenerasi
 multiple sclerosis
 keracunan alkohol

FORMATIO RETICULARIS

Formatio Reticular
 Formatio reticularis ialah areal yang susunannya tersebar (namun tidak jelas) diorganisir
yang membentuk central core dari batang otak.
 Alasannya yang nampak secara tersebar terorganisir itu bermata dua.
3. Pola konektivitasnya ditandai dengan besarnya convergence (penyatuan/menyatu di
satu tempat) dan divergence (percabangan atau penyebaran) sehingga sel tunggal
dapat merespon terhadap beberapa modalitas sensorik yang berbeda atau terhadap
rangsangan yang terjadi dimanapun pada tubuh.
4. Meski digunakan dalam beberapa fungsi yang terpisah, arealnya yang ada dalam fungsi-
fungsi ini begitu saling overlapping.
 Bentuknya yang retikuler, seakan-akan beberapa nukleus telah menyatu dan tersebar
sepanjang batang otak, sedangkan sel-sel pokok (utama) menjaga hubungan asalnya.
 Pada sebagian besar tingkatan batang otak, formatio reticularis dapat dibagi dalam 3 daerah
longitudinal yang disusun dalam urutan mendatar atau ditengah-tengah:
4. raphe nuclei
5. zona medial
6. zona lateral

Raphe Nuclei
 Ini merupakan plat (piringan/cakram) tipis dan berbatasan/berdekatan dengan bidang
sagittal plane.
 Seperti sel-sel locus ceruleus, raphe neuron memiliki hubungan yang terlalu longgar.
 Serotonin digunakan sebagai neurotransmitter.

Medial Zone
 Daerah ini, sepanjang garis median raphe nuclei, berisikan campuran neuron besar dan
kecil.
 Merupakan sumber dari sebagian besar proyeksi ascendens atau descendens yang
panjang dari Formatio reticularis.
 Sebagian besar neuron-neuron di zone medialis dari rostal Formatio reticularis meduller
begitu besar sehingga areal ini disebut sebagai nucleus reticularis gigantocellular.

Zone Lateralis
 Daerah ini menonjol di rostral medulla dan caudal pons.
 Daerah ini berkaitan dengan reflexes nerve cranial dan fungsi visceral.

Neuron Reticularis
 Sebagian besar syaraf-syaraf ini memiliki proyeksi axon yang luas dan kompleks.
 Syaraf-syaraf ini dapat menginervasi banyak tingkatan medula spinalis atau mengirim
banyak collateral ke batang otak dan diencephalon.
 Biasanya tidak mengirim axon langsung ke cortex cerebral.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 174 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Beberapa memiliki bifurcatio axon yang menimbulkan hubungan descendens atau


ascendens.
 Neuron-neuron reticuler memiliki sebaran dendrit yang luas.
 Hal ini memudahkannya menerima input synaptic dari jaras sensori ascendens, axon
cortical descendens, dan berbagai sumber lain.

Fungsi-fungsi Formatio reticularis


 Formatio reticularis terdiri dalam 4 macam fungsi umum, yaitu:
5. pengendalian motorik
6. pengendalian sensor
7. Visceral control pengendalian visceral
8. pengendalian kesadaran.

Pengendalian Motorik
 Pengendalian motorik memiliki beberapa aspek berbeda.
4. Daerah reticuler tertentu sangat erat kaitannya dengan cerebellum dan fungsi-fungsi
pengendalian motorik.
o Pengumpulan sel-sel yang berlainan/menyimpang dalam Formatio reticularis
medullair, maka nucleus reticularis lateral diatasi dengan berdekatan dengan
tract spinothalamicus.
o Daerah ini menerima serabut spinoreticularis langsung, collateral dari tractus
spinothalamicus, dan memproyeksikannya ke cerebellum.
o Juga menerima input dari nucleus rubra, sehingga menjadi lebih dari relay
somatosensori lurus ke cerebellum.
o Pengumpulan neuron-neuron reticularis dekat garis tengah medulla, nucleus
reticular paramedian, juga memproyeksikan ke cerebellum.
o Afferen terhadap nucleus paramedian muncul dalam cerebellum dan di lokasi
lain, termasuk cortex cerebral.
o Nucleus Reticularis tegmentalis, yang berlokasi atau berada diantara lemniscus
medialis dalam pons rostralis, menerima input dari cortex cerebral dan tempat-
tempat lain.
o Daerah ini juga memproyeksikan ke cerebellum.
5. Terdapat 2 tractus reticulospinalis yang muncul dari zone medialis dari pontine dan
rostal medulla Formatio reticularis.
o Serabut-serabut dari pons yang descendens ipsilateral MLF dan bergerak melalui
funiculus ventralis dalam medulla spinal, seperti tractus reticulospinalis medial.
o Serabut-serabut dari medulla descendens secara bilateral di pars ventralis dari
funiculus lateral, sebagai tractus riticulopinalis lateral.
o Tractus-tractus ini merupakan jaras alternatif utama ke tractus corticospinalis.
o Neuron-neuron Reticular ini menerima proyeksi dari kebanyakan area, termasuk
ganglia basalis, nucleus rubra dan substantia nigra.
o Input dari area yang tersebar luas dari cortex cerebri, khususnya somatosensori
and cortex motoris, nampaknya cukup penting.
o Sebagian besar tractus descendens ini bergerak ke ujung reticular dalam tractus
tegmentalis central.
6. Tractus Reticulospinalis juga membawa informasi motor descendens yang dihasilkan
dalam Formatio reticularis sendiri.
o Formatio reticularis berisikan mekanisme syaraf untuk pola gerakan yang sangat
rumit.

Control Sensori
 Neuron Reticularis menghasilkan banyak kontrol atas kegiatan dalam arcus reflex spinal
 Syaraf-syaraf itu mengendalikan akses informasi sensorik ke jaras ascendens .
 Tnhibisi tonus dari reflex flexor berasal dari Formatio reticularis.
 Hanya hasil rangsangan hebat yang biasanya dapat membangkitkan reflex sedemikian.
 Rangsangan daerah tertentu dari Formatio reticularis medullar menyebabkan terhambatnya
interneuron sensori dan sel-sel tract dalam medula spinalis.
 Mekanisme inilah yang nampaknya penting dalam pengaturan persepsi rasa sakit.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 175 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Control Visceral
 Pusat pengaturan inspirasi, expirasi, dan ritme pernapasan normal telah diidentifikasi
secara fisiologis di dalam Medulla dan Pons.
 Pusat lainnya yaitu untuk mengatur frekuensi denyut jantung dan tekanan darah diidentifikasi di
dalam medulla formatio reticularis.

Control terhadap Kesadaran


 Proyeksi Ascendens dari Formatio reticularis berakhir dalam thalamus, subthalamus,
hypothalamus, dan ganglia basalis.
 Fungsi-fungsi sebagian besar dari ini tidak begitu dipahami, namun apa saja terhadap
thalamus nampaknya sangat penting.
 Fungsi-fungsi ini berakhir dalam nuclei intralaminaris thalami, yang pada gilirannya
berproyeksi ke areal cortex yang tersebar luas.
 Aktivitas dalam jaras ini penting bagi terjaganya/terpeliharanya keadaan kesadaran yang
normal.
 Kerusakan Bilateral terhadap jaras-jaras ini pada tempat dimana ia menyilang atau
berasal pada midbrain Formatio reticularis, akan menyebabkan terjadinya koma yang
berkepanjangan.

MEDULLA SPINALIS

medulla spinalis, menempati lebih dari dua pertiga canalis vertebralis. Bagian rostral, merupakan
lanjutan dengan medulla oblongata di otak. Bagian caudal berakhir dalam conus medullaris yang
runcing. Medulla spinalis meluas dari vertebra cervical pertama (VC-1) ke batas bawah vertebra
lumbar pada orang dewasa.

Hingga usia 3 masa kehidupan janin, medulla spinalis mengisi seluruh canalis vertebralis. Setelah itu,
bagaimanapun, columna vertebralis memanjang lebih cepat daripada medullanya. Pada saat lahir,
medulla berakhir di belakang vertebra lumbar ketiga (VL-3); perlahan-lahan menyusut menuju posisi
dewasa selama masa anak-anak.

Medulla spinalis tidak sepenuhnya silindris bentuknya. Secara umum rata bagian dorso-ventral,
khususnya di daerah cervical. Ia memiliki dua perbesaran utama di areal itu yang syarafnya pada
keadaan ekstrim keluar. Pembesaran cervical (Cervical enlargement) meliputi areal yang meluas
dari VT 2-3. Lumbar enlargement, mulai kira-kira pada VT 9, mencapai diameter terbesarnya pada
tingkat VT12, dan nantinya meruncing cepat dalam conus medullaris.

Seperti halnya otak, medulla spinalis terbuat dari zat berwarna substantia grisea (substantia grisea)
dan putih (substantia alba). Zat warna substantia grisea dari medula tersebut berisikan badan-
badan sel syaraf, terletak di tengah-tengah, dan merupakan bagian yang akan terlihat bentuknya
seperti “kupu-kupu”. Bagian dorsal dari zat warna substantia grisea disebut cornu dorsalis.
Substantia grisea ventral disebut cornu ventralis (cornu anterior). Pada medulla setinggi thorak
terdapat cornu ketiga ialah cornu lateral, berada diantara cornu dorsalis dan ventralis.

Zat warna putih berisikan jaras ascendens and descendens. Jaras Ascendens me-relay
(menjalarkan) informasi sensorik ke otak, dan jaras descendens merelay perintah motorik dari otak.
Zat warna putih itu mengitari zat warna substantia grisea. Zat warna putih dari cord dapat dibagi
dalam tiga lajur/jalur atau funiculi. Funiculus Dorsalis berada diantara sulcus median dorsalis dan
radix dorsalis. Funiculus Lateral terletak diantara radix dorsalis dan radix ventralis, dan funiculus
ventral berada diantara cornu ventralis dan fissura ventralis mediana. Tidak sejelas garis demarkasi
(pembatas) diantara ventral dan lateral funiculi sebagaimana yang ada diantara dorsal dan lateral
funiculi. Zat berwarna putih memiliki sejumlah fissura dan sulci yang dapat dikenali. Cord terbagi
dalam setengah kanan dan kiri dengan fissura mediana ventralis dan sulcus mediana dorsalis.
Sulcus dorsalateral merupakan takik memanjang di mana didalamnya radix dorsalis masuk. Sulcus
ventrolateralis, bagaimanapun, kurang nampak karena radix ventralis muncul dalam sekelompok
filamen.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 176 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Hubungan diantara substantia alba dan substantia grisea itu dalam cord secara signifikan bervariasi dari
satu tingkatan/lapisan ke tingkatan lainnya. Di areal pembesaran cervic dan lumbar, areal zat warna
substantia grisea lebih besar karena suplai neuron yang ditingkatkan ke dan dari keadaan ekstrim. Cornu
lateral muncul pada pars thoracalis medulla karena adanya syaraf-syaraf simpathis yang mengintervasi.

Medulla spinalis
 Medulla spinalis dan ganglia radix dorsalis langsung bertanggung jawab atas inervasi
tubuh, tidak termasuk sebagian besar dari kepala.
 Serabut Afferen sensori memasuki medulla spinalis melalui radix dorsalis nn. spinal.
 Serabut Efferent keluar/menjauh lewat radix ventralis nn. spinal.
 Data yang berasal dalam ujung saraf sensori dapat:
1. Mengawali reflex spinal;
2. atau direlay ke batang otak dan cerebellum yang digunakan pada berbagai circuit
(lintasan).
3. informasi sensorik juga dikirim ke thalamus dan nantinya cortex cerebral, yang menjadi
bagian pengalaman sadar  respon emosi.
 syaraf-syaraf motorik dalam medulla spinalis dibangkitkan atau dihambat oleh rangsangan
yang berasal dari berbagai lapisan otak; dari medulla ke cortex cerebral.
 Medulla spinalis memiliki struktur internal yang komplek.

Sifat-sifat Medulla spinalis dan Radix spinalis


 Medulla spinalis merupakan struktur selindris.
 Memiliki bentuk rata pada bagian dorsoventral dan berada di canal spinalis dari columna
vertebralis.
 Perlindungan untuk medula dilakukan oleh:
1. Vertebrae dan ligamentnya.
2. dan meninges-nya dan LCS (liquor cerebrospinalis).
 Lapisan meninges paling dalam dari pia mater melekat pada permukaan medulla spinalis.
 Lapisan paling luar dari dura mater membentuk tube yang meluas dari lapisan foramen
magnum ke VS2.
 Merupakan lanjutan dari duramater di sekeliling otaknya.
 Arachnoidamater berada pada permukaan dalam dari dura mater dan membentuk batas
luar dari apatium subarachnoidea.

Ligamentum Denticularis
 Ligamentum Denticularis di setiap sisi menutup medulla spinalis dalam kantong dural.
 Ligamen ini berbentuk pita.
 Terikat sepanjang dataran lateral dari medulla diantara radix dorsalis dan ventralis.
 21 tonjolan (processes) tampak pada kantong dural dimulai dari foremen magnum
sampai n. spinalis L1 di mana lapisan duramater-nya ditembus oleh radix spinalis.

Spatium Epidural
 Merupakan tempat yang diisi dengan jaringan berlemak dan berisikan plexus venous.
 Menempati ruang diantara duralmater dan dinding canalis spinalis.

Spinal Nerves Segmenal dan Sifat-sifatnya


 Adanya segmen-segmen dari medulla spinalis ditunjukkan dengan adanya 31 pasang n.
spinalis.
 Ada sedikit petunjuk segmentasi dalam struktur internalnya.
 Setiap radix dorsal terpecah dalam serangkaian cabang yang terikat pada medullanya
sepanjang segment yang sama.
 Radix Ventralis muncul dengan cara yang sama/serupa.

 Nervi spinalis berdasarkan segmennya terbagi sebagai:

N. Cervicalis 8
N. Thoracica 12
N. Lumbaris 5
N. Sacralis 5
N. Coccygealis 1
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 177 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Nervus Cervicalis I (C1) kekurangan serabut radix dorsalis pada 50% manusia, dan n.
coocgygealis kadang tidak ada (rudimenter).

Cauda Equina
 Radix Lumbosacralis merupakan radix yang terpanjang, dan merupakan cauda equina (L.
horsetail) di bagian bawah dari spatium subarachnoid.

Filum Terminale
 Medulla spinalis bentuknya meruncing dalam filament tipis yang disebut filum terminale.
 Ia berada di bagian tengah dari cauda equina dan memiliki warna putih kesubstantia
griseaan.
 Ia membentuk ligamentum coccygealis dan melekat pada dorsum os. coccyx.
 Filum terminale terdiri dari piamater dan elemen neuroglial.
 Merupakan suatu bekas medulla spinalis dari ekor embryonic, namun pada orang dewasa
fungsinya tidak begitu penting.

Puncti Lumbar
 Untuk mendapatkan sample CSF (cerebrospinal fluid) dari spatium subarachnoid, maka
suatu pungsi lumbal merupakan metode yang lebih disukai.
 Jarum disisipkan diantara arcus vertebrae L3 dan L4.
 Hal ini untuk menghindarkan kerusakan apapun terhadap medulla spinalis.

Pembesaran Medulla spinalis (intumessensi)


 Medulla spinalis membesar di 2 daerah untuk innervasi extremitas.
 Cervical enlargement meluas dari segmen C4 hingga T1.
 Sebagian besar spinal nerves yang sesuai membentuk plexus brachial untuk
menginnervasi extremitas atas.
 Segmen L2 – S3 terdapat Lumbosacral erlagement yang membentuk plexus
lumbosacralis, yang menginervasi extremitas bawah.
 Segmen masing-masing merupakan yang terpanjang di regio thorak.
 Segmen-segmen itu terpendek di regio lumbal bawah dan sacral.
 Ujung Caudal dari medulla meruncing agak kasar dan membentuk conus medullaris, yang
terbentuk oleh timbulnya filum terminale

Permukaan Medulla spinalis


 Ini meliputi daerah dorsal, lateral dan ventral dengan fissura longitudinal sebagai
batasnya.
 Fissura median anterior cukup dalam berisikan jaringan ikat pia mater dan cabang dari
arteri spinal anterior.
 Sulcus median posterior merupakan suatu fissura mediana yang dangkal.
 Septum Dorsalis, tersusun oleh piamater, membentang dari dasar sulcus ini hampir
mendekati daerah substantia grisea.
 Sulcus Ventrolateral itu tidak jelas atau kabur, posisinya ditunjukkan dengan daerah
ikatan ventral radix.
 Dorsolateral sulcus menandai garis ikatan dorsal radix.
 Areal dorsal di setiap sisi terbagi atas midthoracic level, bagian medial berisikan
fasciculus gracilis dan bagian lateral (mendatar) yang berisikan fasciculus cuneatus. Di
antaranya di pisahkan oleh celah yang disebut sulcus intermediate dorsalis

Substantia Grisea dan Substantia Alba


Substantia Grisea
 Pada potongan melintang, substantia grisea memiliki garis besar berbentuk H atau kupu-
kupu.
 Canalis Centralis dibatasi oleh epithelium ependymal, dan lumen dapat terjadi obliterasi di
sini.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 178 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Substantia grisea di setiap sisi terdiri dari:


1. Cornu dorsalis
2. Cornu ventralis
3. Zona intermediate
 Sebuah cornu lateral kecil yang berisikan neuron-neuron efferent sympathis terdapat di
setiap segmen bagian thorax dan lumbal atas.

Neuron-neuron pada substantia grisea spinalis


 Ada 3 kategori utama.
 Sel-sel kecil yang digunakan dalam local circuit ialah interneuron.
 Sel-sel Motorik pada cornu ventralis mensuplai otot-otot skeletal dan terdiri dari alpha
dan gamma motor neuron.
 Sel-sel dari cornu lateral dan nucleus autonom sacral ialah neuron-neuron
preganglioner dari divisi sympathis dan parasympathis ANS.
 Badan Sel dari sel-sel tractus, yang axon-nya merupakan fasciculi ascendens dari
substantia alba, terletak terutama dalam cornu dorsal.

Substantia Alba
 Terdiri dari 3 funiculi (inilah sering disebut columna namun kata ini lebih tepat untuk
kesatuan dari neuronal-neuronal longitudinal badan sel dalam subtantia grisea).
 funiculus Dorsal dibatasi oleh septum dorsalis dan cornu dorsal substantia grisea.
 Terdiri dari bagian medial fasciculus gracilis dan lateral fasciculus cuneatus diatas
midthoracic level.
 Tidak ada batas anatomi diantara lateral dan ventral funiculi.
 funiculi Lateral nantinya dibagi lagi dalam funiculi dorsolateral dan ventrolateral.
 Hal ini dipisahkan dengan suatu bidang yang melewati canalis central dan ligamentum
denticulatum.
 tractus Dorsolateral (dari Lissaner) menempati daerh diantara apex dari cornu dorsalis
dan permukaan medulla.
 Zat berwarna putih itu terdiri dari kumpulan (tumpukan) beberapa serabut saraf (axon).

Pola umum substantia alba dan substantia grisea


 Pola umum substantia alba dan substantia grisea itu sama sepanjang medulla spinalis.
 Ada banyak perbedaan regional/wilayah yang nampak di bagian melintangnya.
1. Jumlah substantia alba bertambah semakin ke daerah caudal sampai rostral oleh
karena seratnya semakin bertambah ke tractus ascendens dan serabut-serabut
meninggalkan tractus descendens dan berakhir di substantia grisea.
2. Terdapat peningkatan volume substantia grisea dalam cervical dan lumbosacral
enlargement untuk innervasi extremitas atas dan bawah.
3. Cornu lateral dari substantia grisea merupakan bangunan karkteristik dari segmen
thorax dan lumbal atas.

Substantia Grisea Medulla Spinalis


Cornu Posterior
 Cornu Posterior terutama terdiri dari interneuron.
 Tonjolan-tonjolan dari cornu posterior ini ada dalam medulla spinalis dan sel tractus yang
axon-nya berkumpul dalam jaras panjang ascendens sensoris.
 Areal substantia grisea ini berisikan 2 bagian utama/yang menonjol:
1. Subtantia gelatinosa
2. badan dari cornu posterior.

Substantia Gelatinosa
 Inilah bagian yang jelas/berlainan yang menutupi cornu posterior di semua lapisan
medula spinalis.
 Dalam sediaan medula spinalis tercat, daerah ini nampak pucat dibandingkan dengan sisa
dari substantia grisea.
 Sebagian besar ada hubungannya dengan serabut saraf sensori bermyelin dan tak
bermyelin yang membawa informasi suhu dan nyeri.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 179 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Tractus Lissauer
 Inilah daerah yang relatif pucat diantara substantia gelatinosa dan permukaan medulla.

Badan/Isi Cornu Posterior (Nucleus Proprius)


 Terdiri terutama dari interneuron dan sel-sel tractus.
 Mengirim banyak macam informasi sensorik somatic dan visceral.

Cornu Anterior
 Berisikan badan sel dari motoneuron besar yang mensuplai otot-otot skeletal.
 Alpha motor neuron ini (Lower motoneuron)) merupakan saraf satu-satunya yang dapat
melakukan kontrol atas gerakan tubuh, entah sadar maupun tidak sadar.
 Kerusakan neuron-neuron yang mensuplai suatu otot, atau terputus pada axonnya
menyebabkan paralysis komplet dari otot itu.
 Lesi lower motoneuron menyebabkan paralisis tipe flacid (flaccid paralysis)
 Kontraksi reflek tidak lagi dapat dihilangkan, dan otot perlahan-lahan mengalami atrophi.
 Motoneuron alpha tersusun berkelompok.
 Terpisah dari satu dengan yang lain oleh area pada interneuron.
 Kelompok motoneuron yang meng-innervasi otot-otot aksial terletak medial dari apa saja
yang meng-innervasi otot-otot extremitas.
 Dalam cervical dan lumbar enlargement, yang berisikan motor neurons extremitas, maka
cornu anterior diperbesar secara mendatar.
 Gamma motor neuron yang lebih kecil diselang-seling dengan alpha motor neuron.
 Neuron itu meng-innervate fibra intrafusal dari muscle spindle.

Substantia Grisea Intermediate


 Merupakan perantara ke cornu anterior dan posterior.
 Memiliki banyak sifat dasar keduanya dan juga berisikan neuron-neuron autonom
spinalis preganglioner.
 Juga, pada sebagian besar lapisan meliputi suatu daerah yang jelas/berlainan yang disebut
dorsal nucleus. (dari Clarke).
 Dari T1 hingga L2 atau L3, neuron-neuron sympathis preganglioner berada dalam sel-
sel columna intermediolateral.
 Hal ini membentuk cornu lateral dari substantia grisea medulla spinalis.
 Axon-axonnya pergi melalui radix ventralis.
 Di segmen S2 hingga S4, sel-sel yang sesuai membentuk nucleus parasympathisc sacral
namun tidak membentuk suatu cornu lateral spesifik.
 Axon-axonnya pergi melalui radix ventralis dan bersynapsis membentuk neuron-neuron
postganglioner parasympathis untuk viscera pelvis.

Nucleus Dorsalis (Clarke’s nucleus)


 Merupakan suatu kumpulan sel-sel besar yang dikelilingi dan berada pada dataran
medial dari bagian dasar cornu posterior dari T1 hingga L2 atau L3.
 Umumnya memiliki bentuk prominen pada level thorak bawah.
 Merupakan nucleus relay penting untuk pengiriman informasi ke cerebellum.
 Juga memainkan peranan dalam pengiriman information proprioceptive ke thalamus.
 Dianggap menurut sebagian ahli menjadi bagian dari cornu posterior, karena peranannya
dalam pemrosesan sensorik.

Laminae Rexed
Di tahun 1952, Rexed melengkapi suatu system untuk membagi lagi substantia grisea dari medulla
spinalisnya kucing. System sama telah ada sejak diterapkan untuk cord-cord dari mamalia lain,
termasuk manusia.
Nucleus Tingkatan/ Lamina fungsi
Lapisan
Daerah pembatas semua I Beberapa spinothalamic tract cells
Substantia gelatinosa Semua II Mengatur rasa sakit dan suhu
Body of posterior horn Semua III-VI Pemrosesan sensorik

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 180 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Nucleus dorsalis T1-L2/L3 VII Posterior spinocerebellar tract cell


Intermediolateral T1-L2/L3 VII Preganglionic sympathetics
column
Sacral parasympathetic S2-S4 VII Preganglionic sympathetics  pelvic
nucleus viscera
Accessory nucleus Medulla-C5 IX Motor neurons  trapezius dan
sternocleidomastoid
Phrenic nucleus C3-C5 IX Motor neurondiafragma

Substantia Alba Medulla Spinal


 Serabut-serabut syaraf dalam substantia alba medulla spinalis terdiri dari 3 macam:
1. Fibra ascendens panjang yang memproyeksikan impuls ke thalamus, cerebellum,
atau berbagai nuclei batang otak;
2. Fibra descendens panjang yang memproyeksikan ke cortex cerebri atau dari berbagai
nuclei batang otak ke substantia alba medulla spinalis;
3. Fibra propiospinal pendek yang saling menghubungkan antar berbagai lapisan medulla
spinalis, seperti serabut-serabut yang bertanggung jawab atas koordinasi refleks flexor.
 Serabut-serabut yang memiliki hubungan serupa cenderung bergerak bersama yang
membentuk berbagai tractus medulla spinalis.
 Fibra Propriospinal kebanyakan ada dalam suatu daerah batas yang mengelilingi
substantia grisea yang disebut tractus propriospinal atau fasciculus proprius.
 Tractus Descendens ditemukan terutama dalam funiculi lateral dan anterior.
 Tractus Ascendens ditemukan di semua funiculi.

JARAS SENSORIK
Jaras ascenden
 Informasi yang mencapai thalamus direlay ke cerebral cortex dan diterima dengan
sadar.
 Informasi yang mencapai cerebellum digunakan dalam pengaturan pola motorik
(gerakan); kita tidak menyadari terhadap aktivitas cerebellar.

Jaras (lintasan) ke Thalamus dan Cortex


 Ada 2 jaras penting untuk informasi sensorik somatic agar mencapai thalamus:
1. Columna Posterior - lemniscus medialis;
2. dan Tractus spinothalamicus.
 Dua generalisasi dapat dilakukan pada jaras somatosensori ascendens dari medulla
spinalis:
1. Kebanyakan informasi somatosensorik dijalarkan lebih dari satu jaras;
2. Tractus di bagian setengah belakang dari medulla naik tanpa menyilang, tractus apa
saja di bagian setengah depan menyilang linea mediana.

Columna Posterior
 Merupakan sebutan untuk menunjukkan seluruh isi dari suatu funiculus posterior,
terpenting dari bagiannya ialah tractus propriospinal.
 Columna Posterior terdiri terutama oleh collalateral ascendens dari serabut afferent
besar bermyelin.
 merupakan pembawa rangsangan dari berbagai macam mechanoreceptor.
 Columna posterior dianggap sebagai jaras utama untuk mencapai cortex cerebri yang
informasinya berasal dari receptor kulit, sendi dan otot.
 Sebagian besar dari serabut-serabut ini memiliki badan sel dalam ganglia radix dorsalis
ipsilateral.
 Dimana radix dorsal memasuki medulla spinalis, memisahkan diri dalam ramus medial
dan lateral.
 Ramus Medialis berisikan neuron-neuron afferen besar bermyelin.
 Ramus Lateralis berisikan neuron-neuron afferen kecil, bermyelin atau tanpa myelin.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 181 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Neuron Ordo I
 Serabut-serabut dari ramus medialis memasuki columna posterior.
 Kebanyakan darinya memberi sejumlah collateral ke substantia grisea spinal dan
akhirnya berakhir pada beberapa lapisan spinal.
 Banyak darinya mencapai caudal medulla dan bersynapsis disana.
 Caudal ke T6, masing-masing columna posterior merupakan ikatan yang tidak terbagi
yang disebut fasciculus gracilis (L. gracilis).
 Rostral hingga T6, serabut-serabut dapat menjauhi fasciculus gracilis, namun sedikit
jika ada penambahan.
 Afferent yang memasuki rostral hingga T6 berakumulasi (berkumpul) dalam ikatan kedua
yang mendatar ke fasciculus gracilis, yang disebut fasciculus cuneatus (L. cuneus).
 partisi Glial, septum intermedia posterior, meluas ke arah dalam untuk sebagian
memisahkan menjadi dua.

Neuron Ordo II
 Fibra columna Posterior yang mencapai batang otak bersynapsis dalam nucleus gracilis
atau nucleus cuneatus (posterior column nuclei) dalam medulla caudal.
 Serat urutan kedua yang muncul dalam nuclei ini melewati garis tengah dan membentuk
lemniscus medial (L. lemniscus).
 Inilah suatu ikatan serabut-serabut yang diratakan yang melanjutkan secara rostral
melalui batang otak dan berakhir pada thalamus.

Neuron Ordo III


 Serabut-serabut ini muncul dalam thalamus (khususnya dalam nucleus ventral
posterolateral dari thalamus, atau VPL) dan menurun melalui capsula interna.
 Serabut-serabut ini ber-synapsis terutama dalam cortex di gyrus postcentralis.
 Ini merupakan cortex somatosensoriprimer.

Pengaturan somatotopic
 Serabut-serabut yang memasuki columna posterior ditambahkan ke lateral.
 Hasil Laminasi disebut somatotopic organization dan merupakan sifat atau ciri dari
kebanyakan lintasan motorik dan sensorik.
 Saat afferent primer dari columna posterior berakhir dalam nuclei columna posterior,
mereka mempertahankan pengaturan ini.
 Serabut-serabut dari segmen sacral berakhir pada bagian yang paling medial dari
nucleus gracilis.
 Serabut-serabut dari segmen cervical berakhir pada bagian paling lateral dari nucleus
cuneatus.
 Dengan cara ini, informasi dari segmen sacral dijalarkan melalui bagian tertentu dari
lemniscus medialis, menuju ke bagian tertentu dari VPL, dan nantinya berakhir ke daerah
tertentu dari gyrus postcentral.
 Hal ini tidak berarti bahwa sacral-to-cervical sequence tetap ada sepanjang medial-to-
lateral line, namun sacral information tetap terpisah dari cervical information dalam
segala hal.

Tractus Spinothalamicus
Neuron Ordo I
 Beberapa Collateral dari serabut sensitif tekan dan taktil columna posterior, maupun
serabut-serabut mechanoreceptif, thermoreceptif, dan nociceptif dari ramus lateral
radix dorsalis, memasuki cornu posterior.
 Serabut-serabut ini ber-synapsis di dalam atau dekat substantia gelatinosa.

Neuron Ordo II
 Meski afferents berakhir dalam substantia gelatinosa, sel-sel berikutnya tidak muncul
pada tractus spinothalamicus.
 Afferent yang sama memberikan synapse tambahan pada dendrites dari neuron yang
badan sel-nya terletak lebih dalam pada cornu posterior atau pada permukaan substantia
gelatinosa.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 182 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Sel-sel urutan kedua ini nantinya mengirim axon-nya melewati garis tengah dengan inklinasi
rostral lurus untuk membentuk tractus spinothalamicus.
 Inilah satu jalan alternatif yang dengannya input mechanoreceptif mencapai thalamus
dan cortex cerebri.
 Ini merupakan jalan utama untuk informasi suhu dan rasa sakit.
 Tractus itu menempati sebagian besar dari setengah depan dari funiculus lateral.
 Serabut-serabut baru menggabungkan tractus spinothalamius pada pojok/sisi
ventromedial, sehingga tractus ini, seperti columna posterior, secara somatotopicdiatur.
 Serabut-serabut dari kebanyakan segmen caudal menempati bagian dorsolateral.
 Serabut-serabut dari kebanyakan segmen rostral menempati bagian ventromedial.
 Meski tractus spinothalamicus membawa banyak informasi tekanan dan tactile, namun
informasi yang banyak itu juga dijalarkan dalam system column posterior.
 Kerusakan dari tractus spinothalamicus tidak menyebabkan defisit (kehilangan) tactile.
 Bagaimanapun, beberapa macam sensasi (juga untuk suhu dan rasa sakit) dirasakan lebih
atau kurang dominan melalui tractus spinothalamicus.
 Ini merupakan:
1. sensasi gatal (dan mungkin trickle);
2. Sensasi tekanan dari VU dan Colon;
3. dan sensasi seks.
 Meski demikian, kecuali gatal, informasi ini dibawa secara bilateral.
 Bagaimanapun, tractus spinothalamicus-nya merupakan jalan vital dari sensasi rasa sakit
somatic, maka kerusakannya menimbulkan analgesia contralateral.
 Suatu operasi untuk merusak tractus ini (disebut cordotomy atau chordotomy) terkadang
dilakukan pada pasien yang menderita dengan nyeri hebat khronis (intractable pain).

Jaras ke Cerebellum
Tractus Spinocerebellaris Posterior
Neuron Ordot I
 Collateral dari fibra columna Posterior yang menjalarkan informasi tactile, tekanan, dan
proprioceptive (terutama berikutnya, dari muscle spindles dan tendon golgi organ) ber-
synapse pada neuron dari nucleus dorsalis.

Neuron Ordo II
 neuron nantinya mengirim axon-nya dalam funiculus lateralis pada sisi yang sama.
 Ia membentuk tractus spinocerebellaris posterior.
 Tractus ini merupakan suatu serabut yang membentuk curve yang membentang dari pintu
masuk radix dorsalis ke ligamentum dentatus.
 Berada pada permukaan dari medulla spinalis.
 Serat pada tract memproyeksikan secara ipsilateral ke vermis dari cerebellum melalui
inferior cerebellar peduncle.
 Collaterals dari sebagian serabut-serabut ini berakhir pada nucleus gracilis.
 Hal ini memberikan suatu rute penting yang dengannya afferent non primer mengirimkan
informasi proprioceptive dari kaki ke system columna posterior - lemniscus medialis.
 Karena nucleus dorsalis tidak ada caudal untuk L2 atau L3 yang menurun ke tingkatan itu
pada fasciculus gracilis untuk ber-synapse pada nucleus dorsalis.
 Hal ini mungkin menguraikan mengapa nucleus dorsalis itu besar pada lumbar atas dan
thorax bawah.
 Tractus spinocerebellaris posterior secara prinsip ada hubungannya dengan kaki
ipsilateral.
 Kebanyakan afferent type spinocerebellar- yang memasuk dalam cervical dan segmen
thorax bagian atas tidak memproyeksikan ke nucleus dorsalis.
 Afferen itu sendiri bergerak dalam fasciculus cuneatus ke suatu nucleus dalam medulla
yang analog dengan nucleus dorsalis yang disebut nucleus cuneatus lateral (atau external).
 Axon dari sel-sel ini membentuk tractus cuneocerebellaris.
 Axon itu juga memproyeksikan secara ipsilateral ke vermis dari cerebellum melalui
pedunculus cerebellaris inferior.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 183 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Tractus Spinocerebellaris Anterior


 Sel-sel dalam cornu posterior lumbosacral, bersama dengan sel-sel dalam permukaan
lateral dari cornu anterior (spinal border cell) membgentuk tractus spinocerebellaris
anterior.
 Input ke sel-sel tractus ini lebih kompleks dari pada yang dari tractus spinocerebellaris
posterior.
 Input muncul bukan hanya dari afferen otott group I (terutama organ tendon Golgi), namun
juga dari beragam receptor cutaneous yang meliputi interneuron spinal dan dari serabut
of tractus descendens.
 Tractus ini disilangkan pada permukaan medulla spinalis, berlawanan dengan tract us
spinocerebellaris posterior.
 Akhirnya, tractus spinocerebellaris anterior menggunakan route memutar menuju
cerebellum.
 Tractus ini menurun sejauh rostral pons dan nantinya berubah ke caudal dan memasuki
cerebellum melalui pedunculus cerebellaris superior.
 Di sini, kebanyakan seratnya melewati lagi garis tengah sebelum berakhir di vermis dari
lobus anterior.
 Jadi, serabut-serabut dari anterior tractus spinocerebellaris akhirnya berakhir di
cerebellum ipsilateral.

JARAS MOTORIK

Jaras Descendens
Tractus Corticospinalis
Tractus Corticospinalis Lateral
 Tractus corticospinalis Lateral merupakan tractus yang besar, menyilang, dan
descendens yang berisikan 85% serabut-serabut dari pyramid contralateral yang lewat
dalam decussatio pyramidum.
 Dikenal sebagai tractus pyramidalis.
 Tract ini menempati pars posterior dari lateral funiculus medial ke tractus
spinocerebellaris posterior.
 Serabut-serabutnya berasal dari cortex cerebri dalam gyrus precentralis dan daerah
sekitarnya.
 Tractus itu menurun secara berurutan melalui pedunculus cerebri, basal pontis, dan
pyramid medullary.
 Nantinya menyilang pada decussatio pyramidum dan berakhir di cornu anterior atau
intermediate substantia grisea.
 Berakhir pada motor neurons dari cornu anterior atau, lebih sering, pada interneuron-
interneuron kecil.
 Hal ini pada gilirannya ber-synapsis pada motor neuron-motor neuron.
 Fibra corticospinalis Lateral tersusun secara somatotopik.
 Apa saja yang ditujukan untuk lapisan medulla yang lebih caudal diletakkan lebih
mendatar.
 Serabut-serabut dari tractus corticospinalis lateral biasanya ber-synapse pada motor neuron
atau interneuron yang akhirnya bergerak ke otot-otot distal.

Tractus Corticospinalis Anterior


 15% dari serabut-serabut di setiap pyramid yang tidak menyilang pada decussatio
pyramidum, namun bergerak terus dalam funiculus anterior.
 Hal ini terletak bersebelahan dengan fissura mediana anterior sebagai tractus
corticospinalis anterior.
 Serabut-serabut ini juga berakhir pada motor neuron atau interneuron dari cornu anterior
atau intermediate substantia grisea, terutama dalam segmen cervical dan thoracal.
 Sebagian darinya melewati commisure anterior (commisura alba) sebelum ber-synapsis.
 Istilah “tractus pyramidalis” menunjukkan gabungan dari tractus corticospinalislateral
dan anterior.
 Serabut-serabut ini akhirnya cenderung bergerak ke otot-otot aksial.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 184 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Tract Rubrospinal
 Merupakan rute alternatif untuk mediasi gerakan disadari.
 Berasal dari nucleus rubra  melintang ke sisi lain dari midbrain (otak tengah) 
menurun di bagian lateral dari tegmentum mesencephali (batang otak)  bergerak
melalui funiculus lateral dari medulla spinalis di kelompoknya dengan tractus corticospinalis
lateral.
 Tractus ini kecil dan mengalami rudimenter pada manusia.

Tractus Vestibulospinalis
Tractus Vestibulospinalis Lateral
 Muncul dalam nucleus vestibularis lateral dan memproyeksikan ke semua lapisan
ipsilateral medulla spinalis.
 Terletak di bagian ventral dari funiculus lateral.
 Merupakan rute utama yang dengannya system vestibularis menghasilkan adaptasi
perubahan postural posisi tubuh miring dan selama gerakan.

Tractus Vestibulospinalis Medial


 Muncul terutama di Nucleus Vestibulospinalis Medial dan memproyeksikan secara
bilateral ke medulla spinalis cervical.
 Bertanggung jawab menstabilkan posisi kepala sebagaimana saat kita biasa berjalan.
 Tractus ini hanya bergerak turun ke midthoracic level.
 Banyak fibra vestibularis secunder memproyeksiksn langsung melalui fasciculus
longitudinalis medial (FLM) ke motor neuron dari nuclei oculomotor, torchlear dan
abducen.
 Hal ini membentuk dasar dari reflex vestibuloocular.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 185 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

ANATOMI UMUM SUSUNAN SARAF PUSAT

MATERI BELAJAR PRAKTIKUM 6


GROSS ANATOMI: Meninges, LCS,
Sistema ventriculare dan Cerebrovaskular

Perhatikan dan pelajari Terminologi Penting terkait Meninges, LCS, Sistema ventriculare dan
Cerebrovaskular berikut:

1. Otak dan medulla spinalis, terbungkus oleh beberapa lapis membran yang disebut meninges.
Identifikasikan bangunan-bangunan yang membentuk lapisan meningeal berikut:
 Duramater, merupakan lapisan terluar disebut juga pachymeninx (pachy=keras/tebal)
 Arachnoidamater dan piamater, bergabung sering disebut dengan leptomeninges
 Identifikasikan dan perhatikan bahwa pada beberapa tempat duramater membentuk partisi,
yaitu:
a. falx cerebri (…………) yang memisahkan hemisfer kanan dan kiri,
b. falx cerebelli (…………) memisahkan hemisferium cerebelli,
c. tentorium cerebeli (………..) yang memisahkan lobus occipitalis dengan cerebellum,
d. diaphragma sellae (…………) yang menutupi hypophisis pada sella tursica (…………)
dan kantong meckelli yang membungkus ganglion nervus trigeminus
 Identifikasikan dan perhatikan bahwa pada beberapa tempat duramater membentuk sinus-
sinus yaitu:
a. Sinus sagittalis superior,
b. Sinus sagittalis inferior,
c. Sinus rectus,
d. Sinus sigmoideus,
e. Sinus cavernosus,
f. Confluen sinum,
 Sinus–sinus tersebut merupakan tempat menampungnya darah balik dari otak (vena-vena
cerebri) yang nantinya akan di bawa ke jantung melalui v. jugularis interna.

2. Identifikasikan bangunan/rongga yang membentuk systema ventricularis berikut:

 Telencephalon : - Ventriculus lateral


- Plexus choroideus
 Diencephalon : - Ventriculus tertius
- Foramen Monroe
 Mesencephalon : - Aquaeductus cerebri (Sylvii) / aquaeductus
mesencephali
 Rhombencephalon : - Ventriculus quartus
- Aperture lateralis (foramen luschae)
- Aperture mediana (foramen magendie)
- Canalis centralis
 cavum sub-arachnoidea
 liquor cerebrospinalis

Deskripsi
 Ventrikel adalah serangkaian cavitas-cavitas yang saling berhubungan di dalam hemispherium
cerebri dan batang otak, terdiri dari : ventricel lateralis, ventriculus tertius, dan ventriculus
quartus (fossa quadrigemina).
 Ditengah-tengah mesencephalon ditembus oleh aquaeductus cerebri (Sylvii) yang
menghubungkan VENTRICULUS TERTIUS dengan VENTRICULUS QUARTUS
 Dasar ventriculus quartus terdapat berbagai bentuk bangunan lekukan dan tonjolan yang di
dalamnya terdapat nuclei-nuclei nervi cranialis
 Ventrikel melanjutkan diri ke dalam canalis centralis pada medulla spinalis dan terisi oleh cairan
cerebrospinal.
 Plexus choroideus, anyaman-anyaman kapiler khusus dari piamater, berfungsi memproduksi
cairan cerebrospinal.
o Sebagian besar cairan cerebrospinal berawal mula dari ventriculus lateralis.
 Cairan cerebrospinal mengandung nutrisi dan juga berfungsi sebagai protektif.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 186 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

3. Pelajarilah materi tentang Liquor Cerebrospinalis (LCS) berikut, Identifikasikan istilah yang digaris
bawahi.

Cairan cerebrospinalis merupakan cairan jernih yang mengisi ventrikel otak dan membasahi
permukaan luar otak dan medula spinalis. Cairan cerebrospinalis diproduksi oleh pleksus choroideus
di ventrikulus lateralis, ventriculus tertius dan ventrikulus keempat. Cairan cerebrospinalis berfungsi
sebagai bantalan antara susunan saraf pusat (otak dan medula spinalis) dan tulang disekitarnya
sehingga melindungi dari trauma mekanis, pengaturan tekanan intrakranial, memberikan nutrisi untuk
jaringan saraf serta mengeluarkan produk metabolisme sel neuron.
Volume LCS berkisar antara 125-150 ml di mana 60%nya berada di ventriculi otak dengan
volume peredaran total sehari kira-kira 500 ml. LCS diproduksi secara terus-menerus dan diabsorbsi
kembali melalui granulationes arachnoidales masuk kedalam darah di sinus duramatris. Sirkulasi
cairan serebrospinalis dimulai dari produksi oleh pleksus choroideus dalam ventrikel dan permukaan
otak. Cairan cerebrospinalis mengalir dari ventrikulus lateralis melalui foramen interventrikulare
monroe masuk ke ventriculus tertius, kemudian melalui aquaductus cerebri mengalir ke ventrikulus
keempat. Dari ventrikulus keempat melalui apertura lateralis (foramen luschka) dan apertura medialis
(foramen magendie) masuk ke ruang subarachnoidea. Sebagian dari LCS masuk ke canalis centralis
medulla spinalis. Cairan mengalir ke cisterna cerebellomedularis dan pontine, melalui ruang di dalam
tentorium cerebelli mencapai permukaan bawah cerebrum kemudian ke superior diatas aspek lateral
hemispherium cerebri. Sebagian cairan cerebrospinalis mengalir ke inferior dalam ruang
subarachnoidea medula spinalis dan cauda equina.

Gambar 1. Potongan coronal, tampak sinus sagittalis sebagai tempat drainase LCS melalui granulatio
arachnoidales (Noback et al., 2005)

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 187 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Cairan cerebrospinalis terutama


diabsorpsi di villi arachnoidea yang menonjol
ke dalam sinus venosus duramater terutama
sinus sagittalis superior. Absorpsi cairan
cerebrospinalis ke dalam sinus venosus
terjadi jika tekanan cairan cerebrospinalis ventriculus
lateral
melebihi tekanan venosus.
Peningkatan produksi maupun
adanya hambatan pada sirkulasi cairan
cerebrospinalis dapat menimbulkan
ventriculus III
hidrocephalus. Infeksi pada meninges dapat
menimbulkan perubahan warna maupun
aquaeductus
komposisi cairan serebrospinalis, terutama
dilihat dari kadar glukosa dan proteinnya. ventriculus IV

foramen luschae
(ke subarachnoid) foramen magendie

canalis centralis

Gambar 2. Aliran LCS (Dokumen


Pribadi)

4. Pelajarilah materi tentang Suplai Darah Otak (cerebrovaskular) berikut; Identifikasikan istilah yang
digaris bawahi

Otak mendapat suplai darah yang berasal dari empat arteri utama, yaitu dua a. carotis interna
dan dua a. vertebrale. Semuanya bergabung untuk membentuk circulus arteriosus (willisi).
Metabolisme otak terbukti sangat aktif sehingga memerlukan suplai darah sekitar 20% dari cardiac
output dan membutuhkan oksigen 20% dari total yang dikonsumsi tubuh.
Otak memiliki karakter khusus dan sangat berbeda dari bagian tubuh lain. Hal ini dikarenakan
sistem pembuluh darahnya tidak memiliki hubungan kolateral yang adekuat. Oleh karena itu apabila
terjadi penyumbatan cabang arteri yang memperdarahi bagian otak tertentu maka kebutuhan aliran
darahnya tidak dapat disuplai secara adekuat oleh arteri lain sehingga sering dikategorikan sebagai
end arteri fungsional (meskipun secara anatomis memiliki hubungan kolateral).
Pembuluh darah berada di dalam ruang subarachnoid (antara piamater dan
arachnoidamater) dan mengikuti kontur atau lipatan otak. Pembuluh darah yang menembus cortex
cerebri pembungkus yang berupa jaringan perivascular digantikan oleh sel-sel glia yaitu astrosit.
Endotel kapiler pembungkus vasa ini berhimpitan sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan
untuk ditembus oleh zat-zat bermolekul besar, bakteri dan mikroorganisme lain. Struktur demikian
disebut dengan sawar darah otak (blood brain barier).
Medulla spinalis mendapatkan perdarahan dari a. vertebralis yang mempercabangkan a.
spinalis anterior dan posterior. Untuk medula spinalis bagian caudal ia juga mendapatkan
perdarahan dari a. segmentalis.

Arteri Carotis Interna


Pembuluh darah ini dipercabangkan oleh a. carotis communis yang kemudian menembus
basis cranii melalui canalis caroticus. Di dalam arteri tersebut berjalan horizontal melewati sinus
cavernosus dan memasuki ruang subarachnoid menuju substantia perforata anterior kemudian
bercabang menjadi
1. a. cerebri anterior – berukuran lebih kecil dari a. cerebri media dan berjalan di permukaan medial
otak, melengkung mengikuti superior corpus callosum sebelah kanan dan kiri falx cerebri. Kedua
a. cerebri anterior kanan dan kiri terhubungkan oleh a. communican anterior. Arteri ini
memvaskularisasi lobus frontalis dan cortex cerebri bagian medial (area kaki girus precentralis)
nuclei caudatus dan lentiformis, dan capsula interna.
2. a. cerebri media - setelah dipercabangkan ia menuju ke lateral melewati fissura latralis di antara
lobus frontalis dan lobus temporalis untuk kemudian mensuplai darah ke bagian lateral hemisfer,

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 188 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

lobus occipital, facies inferolateral hemisfer (area motorik selain kaki), nuclei caudatus dan
lentiformis, dan capsula interna.
3. a. ophtalmica - memvaskularisasi mata dan struktur orbita, kulit kepala frontal, sinus ethmoidal
dan frontal, dan dorsum nasi
4. a. hypophysialis – memperdarahi kelenjar hypophysis.
5. a. communicating posterior - bergabung dengan a. carotis interna dan mempercabangkan a.
cerebri posterior.
6. a. choroida anterior - ke plexus choroideus, crus cerebri, corpus geniculatum lateral, tractus
opticus dan capsula interna.
Semua cabang arteria carotis interna membentuk anastomosis dengan cabang a. basilaris.
Pada kedua hemisphaerium cerebri, a. cerebri posterior berhubungan dengan a. cerebri anterior
melalui a. communican posterior, sedangkan di anterior kedua hemisfer terhubung oleh a.
communican anterior. Sircuit inilah yang kita kenal dengan sirculus Willisi. Perlu di ingat bahwa a.
cerebri media tidak ikut membentuk sirculus Willisi.
Arteria carotis interna secara umum bertanggung jawab terhadap sirkulasi darah di daerah
telencephalon dan diencephalon. Oleh karena itu apabila terjadi gangguan vaskularisasi pada arteri
ini atau cabang-cabangnya, maka akan mengakibatkan defisit dari fungsi tertentu yang di atur oleh
pusat yang lebih tinggi hingga pusat di cortex cerebri (area brodmann tertentu).

Arteria Vertebralis
Pembuluh darah ini dipercabangkan oleh a. subclavia (bagian I), kemudian naik ke atas
melalui foramina processus tranversi ke 6 vertebra cervicale. ia masuk melalui foramen magnum dan
menembus duramater dan arachnoidamater. di dasar pons, kedua a. vertebralis ini bergabung
membentuk a. basilaris yang terus ke cranial melalui sulcus basilaris pontis.
Secara umum arteria vertebralis dan arteria basilaris memperdarahi lobus occipitale,
sebagian lobus temporale, cerebelum dan bulbus (=batang otak)di mana terdapat formatio reticularis
dan nuclei nervi cranialis. Gangguan vaskularisasi pada formatio reticularis dapat mengakibatkan
beberapa defisit yang fatal karena ia mengurus organ vital (jantung, respirasi, dll), kesadaran, tonus
dan sebagainya.
Cabang-cabang a. vertebralis
1. r. meningal - mensupai darah ke cranium dan duramater di fossa cranialis posteror
2. a. spinalis posterior - memvaskularisasi 1/3 bagan posterior medula spinalis
3. a. spinalis anterior - memvaskularisasi 2/3 bagian anterior medula spinalis
4. a. cerebellaris posterior inferior - memvaskularisasi vermis inferior, nuclei cerebeli dan hemispher,
medulla oblongata dan plexus choroideus ventricel IV
5. a. medullaris - memvaskularisasi medulla oblongata

Gambar 3. Vaskularisasri otak (Noback et al., 2005)

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 189 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Gambar 4. Distribusi perdarahan pada permukaan otak bagian lateral (Noback et al., 2005)

Gambar 5. Distribusi perdarahan pada permukaan otak bagian medial (Noback et al., 2005)

Cabang Arteria basilaris


1. r. pontin - memvascularisasi pons
2. a. labyrinthi - memvaskularisasi auris interna (telinga bagian dalam)
3. a. cerebellaris anterior inferior - memvaskularisasi cerebelum bagian anterior dan inferior
4. a. cerebellaris superior - mensupai darah ke cerebellum bagian superior, pons, glandula
pinealis, dan velum medulare superior
5. a. cerebri posterior - memvaskularisasi lobus termporal bagian inferolateral dan medial, lobus
occipital bagian medial dan lateral, thalamus, nucleus lentiformis, midbrain, corpus
geniculatum mediale, plexus choroidesus ventricel lateral dan tertius

Sirkulus arteriosus willisi terdapat pada fossa interpeduncularis. Sirkulus arteriosus ini
dibentuk oleh anastomosis antara dua arteri carotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri
communicans anterior, arteri cerebri anterior, arter carotis interna, arteri communicans posterior, arteri
cerebri posterior dan arteri basillaris membentuk lingkaran. Sirkulus arteriosus ini memvaskularisasi
kedua hemispherium cerebri. Corpus striatum dan capsula interna mendapat vaskularisasi dari
cabang arteri cerebri anterior dan media. Thalamus mendapat vaskularisasi dari cabang-cabang arteri
communicans posterior, arteri basilaris dan arteri cerebri posterior. Otak tengah divaskularisasi oleh
arteri cerebri posterior, arteri cerebri superior dan arteri basilaris. Pons divaskularisasi oleh arteri
basilaris, arteri cerebellaris anterior, arteri cerbellaris inferior dan superior. Medula oblongata
divaskularisasi oleh arteri vertebralis, arteri spinalis anterior dan posterior, arteri cerebellaris posterior
inferior dan arteri basilaris. Cerebellum divaskularisasi oleh arteri cerebellaris superior, arteri
cerebellaris posterior inferior dan arteri cerebellaris inferior anterior.
Batang otak diurus oleh cabang pembuluh darah yang berdiameter kecil dan tidak terlalu
banyak dengan area yang diperdarahai tidak terlalu luas. Hal ini mengakibatkan apabila terjadi

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 190 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

penyumbatan pada salah satu cabangnya di batang otak akan memberikan gejala yang sesuai
dengan fungsi bagian yang diperdarahinya. Misalnya apabila terjadi gangguan perdarahan pada
mesencephalon dapat mengakibatkan gangguan fungsi (defisit) nervus oculomotorius (NC III) dan
nervus trochlearis (NC IV). Gangguan vaskularisasi pada pons akan mengakibatkan gangguan fungsi
nervus trigeminus.

Vena Pada Otak


Vena-vena pada otak tidak memiliki katub dan tidak mempunyai stratum muskularis. Aliran
darah balik dari otak menuju dua vena utama yaitu v. cerebri externa (superficial) dan v. cerebri
interna. Vena cerebri externa terdiri atas v. cerebri superior, v. cerebri media, v. cerebri anterior dan v.
basalis. Vena-vena tersebut keluar dari otak dan terdapat dalam ruang subaracnoidea, menembus
arachnoideamater dan duramater mengalir ke dalam sinus venosus.
Vena superior cerebri melalui permukaan lateral hemispherium cerebri dan bermuara ke
sinus sagittalis. Vena media superficialis melalui permukaan lateral hemispherium cerebri, berjalan ke
inferior dalam sulcus lateralis dan bermuara ke sinus cavernosus. Vena cerebralis media profunda
mengalir dari insula, bersama vena cerebralis anterior dan vena striata membentuk vena basalis.
Vena basalis bermuara ke sinus rectus.
Vena cerebralis interna dibentuk oleh gabungan vena thalamostriata dan vena choroidea
pada foramen interventriculare, berjalan ke posterior dalam tela choroidea ventriculus tertius dan
bersatu dibawah splenium corpus callosum membentuk vena cerebri magna kemudian bermuara ke
sinus rectus.
Sinus duramatris utama adalah sinus sagittalis superior dan sinus sagittalis inferior. Dari sinus
sagittalis superior darah dialirkan ke sinus tranversus sedangkan dari sinus sagittalis inferior dialirkan
ke sinus rectus. Sinus transversus dan sinus rectus bercampur darah di confluen sinum. Sinus
tranversus kemudian melanjutkan diri menuju sinus sigmoideus dan terakhir bermuara di v. jugularis
interna yang kemudian keluar dari cavitas cranii melalui foramen jugulare. Perlu diingat bahwa aliran
balik vena tidak seluruhnya melalui sinus duramatris, melainkan sebagian darah dari sinus sagittalis
superior dialirkan melalui vena emissaria yang menembus tulang menuju bagian luar cranium

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 191 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 
WORKSHEET PRAKTIKUM ANATOMI 6
GROSS ANATOMI: Meninges, LCS,
systema ventriculare dan cerebrovaskular
Learning Material:
5. Cadaver
6. Ossa Compacta (Skeleton)
7. Preparat artificial (model)
8. Atlas
Referensi yang digunakan:
4. Buku Panduan Praktikum Lama
5. Atlas Sobota
6. Atlas Spaltehos

Meninges
1. Perhatikan pada cadaver bahwa otak dan medulla spinalis terbungkus oleh beberapa lapis
membran yang disebut meninges, yang terletak diantara tulang dan jaringan otak.
2. Meninges tersebut berfungsi sebagai pelindung otak dan medulla spinalis dari benturan dan
pengaruh gravitasi dan sebagai shock absorber karena berisi cairan ……………………………
di dalam lapisan ………………………….
3. Meninges dari luar ke dalam terdiri dari tiga lapisan yaitu ……………………..,
……………………… dan ……………………. (Identifikasikan masing-masing lapisan tersebut
pada cadaver).
4. Apa yang dimaksud dengan pachymeninx (pachy=keras/tebal): ………………....................
………………………………………………………………….....................................................
5. Apa juga yang dimaksud dengan leptomeninges? ………………..........................................
………………………………………………………………….....................................................
6. Perhatikan dengan seksama bahwa meninges bagian luar, terdiri dari dua lapisan
mengelilingi otak yaitu lembaran luar (lamina endostealis) dan lembaran dalam (lamina
meningealis) namun hanya satu lapis menelilingi medulla spinalis.
a. Lapisan endosteal atau lapisan periosteal melekat erat pada periosteum cranium dan
berhenti pada foramen magnum yang selanjutnya tidak melanjutkan diri sebagai lapisan
luar medulla spinalis. Perlekatan paling kuat terletak pada daerah sutura dan basis
cranii.
b. Lapisan dalam menghadap ke aracnoidales, dilapisi mesotel yang mirip dengan lapisan
pleura dan peritoneum sehingga mampu menghasilkan cairan serosa yang berfungsi
melumasi permukaan dalam duramatris dan permukaan luar arachoidalis. Lapisan
dalam inilah yang melanjut menjadi lapisan dalam duramater spinalis.
c. Meninges yang membungkus medulla spinalis, dipisahkan dari vertebrae oleh spatium
epidural.
7. Apa saja ciri-ciri fisik dari duramater encephali? ………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
8. Secara embriologis duramater terbentuk dari apa? ……………………………………………
9. Identifikasikan dan perhatikan bahwa pada beberapa tempat duramater membentuk partisi,
yaitu:
e. (……………..……) yang memisahkan hemisfer kanan dan kiri,
f. (………………..…) memisahkan hemisferium cerebelli,
g. (…………………..) yang memisahkan lobus occipitalis dengan cerebellum,
h. (………………..…) yang menutupi hypophisis pada sella tursica (…………) dan kantong
meckelli yang membungkus ganglion nervus trigeminus.
10. Identifikasi dan perhatikan bahwa duramater (bersama arachnoidamater) juga membungkus
nervus opticus. Hal ini terjadi karena retina secara embriologis berasal dari telencephalon.
11. Perhatikan bahwa pada beberapa tempat duramater membentuk sinus-sinus. Sebutkan dan
tujukkan pada cadaver sinus-sinus yang dimaksud:
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
Apa fungsi sinus-sinus tersebut? …………………………………………………………………

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 192 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

12. Celah sempit di antara arachnoidales dan duramater disebut ………………….., sedangkan
celah sempit di antara duramater dan tulang disebut ………………………... Di celah (spatium)
apa terdapat vena cerebri?...........................................................................
13. Apa yang dimaksud dengan bridging vein?...........................................................................
Apabila terjadi benturan kepala, maka bridging vein bisa putus dan terjadi perdarahan
membentuk hematoma ……………………………………..
14. Apa ciri-ciri fisik meninges bagian media (arachnoidamater)?... ………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………............................
15. Perhatikan bahwa lapisan ke dua ini mengelilingi otak dengan agak longgar mengikuti
duramater, tidak membentuk kontur otak yang berarti tidak masuk ke dalam sulcus/fissura
kecuali di……………………………...
16. Karakteristik dari arachnoidamater adalah banyak terdapat trabecula halus keluar dari lapisan
ini menuju piamater dan membentuk bangunan seperti sarang laba-laba. Pada daerah
tertentu terutama sinus sagittalis dan lacuna venosa, arahnoidamater juga membentuk jonjot-
jonjot yang menginvaginasi ke dalam duramater membentuk ………………………………
(villus arachnoidales). Granulatio ini memiliki lapisan endotel disebelah luarnya dan berfungsi
sebagai pintu satu arah yang memungkinkan dilaluinya zat-zat tertentu dan liquor
cerebrospinalis menuju ke …………………………. namun tidak sebaliknya.
17. Antara arachnoideamater dan piamater terdapat spatium ……………………….. yang
mengandung ……………………………. Di mana dibeberapa tempat celah tersebut
membesar membentuk cisterna.
18. Perhatikan bahwa lapisan meninges paling dalam merupakan selaput tipis yang melekat erat
pada permukaan otak dan medulla spinalis dan mengandung banyak pembuluh darah dan
saraf.
19. Lapisan ini berhubungan dengan arachnoidamater melalui ………………….., Pada dataran
luarnya ditutupi oleh villi arachnoidea. Pada bagian tertentu piamater bersama ependima
membentuk ………………... Antara piamater dengan otak atau medulla spinalis tak ada
rongga dan melekat pada permukaan otak dan medula spinalis dan mengikuti kontur atau
lipatan-lipatannya bahkan membungkus sebagian saraf perifer yang keluar dari otak dan
medulla spinalis. Demikian pula pada tempat pembuluh darah menembus piamater untuk
memasuki otak/medulla spinalis, piamater akan menyelubunginya. Piamater berfungsi
sebagai barier. Apa yang dimaksud dengan barrier tersebut
………….................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………

Sirkulasi LCS
1. Cairan cerebrospinalis diproduksi oleh ……………………………dan di mana? ………………….
2. Identifikasi dan perhatikan di ventriculus mana saja LCS diproduksi? …………………………….
………………………………………………………………………………………………………………
3. Volume LCS berkisar antara 125-150 ml di mana 60%nya berada di ventriculi otak dengan
volume peredaran total sehari kira-kira 500 ml. LCS diproduksi secara terus-menerus dan
diabsorbsi kembali melalui granulationes arachnoidales masuk kedalam darah di
………………………………………………………………………………………………………………
4. Cairan cerebrospinalis mengalir dari ventrikulus lateralis melalui ……………………………………..
masuk ke ventriculus tertius, kemudian melalui ……………………………………mengalir ke
ventrikulus keempat. Dari ventrikulus keempat melalui apertura lateralis (foramen
……………………) dan apertura medialis (foramen …………………………….) masuk ke ruang
subarachnoidea. Sebagian dari LCS masuk ke canalis centralis medulla spinalis. Sebagian cairan
cerebrospinalis mengalir ke inferior dalam ruang subarachnoidea medula spinalis dan cauda
equina. Gangguan aliran LCS ini menyebabkan kelainan yang disebut hydrocephalus.

Vaskularisasi Otak
Arteri pada otak
1. Tunjuk dan perhatikan bahwa otak mendapat suplai darah dari empat arteri utama, yaitu dua
arteri. ………………………….. dan dua arteri. ……………………………….. Semuanya
bergabung untuk membentuk anastomosis yang disebut circulus …………………......................
2. CATATAN: Otak memiliki karakter khusus dan sangat berbeda dari bagian tubuh lain. Hal ini
dikarenakan sistem pembuluh darahnya tidak memiliki hubungan kolateral yang adekuat. Oleh
karena itu apabila terjadi penyumbatan cabang arteri yang memperdarahi bagian otak tertentu

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 193 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

maka kebutuhan aliran darahnya tidak dapat disuplai secara adekuat oleh arteri lain sehingga
sering dikategorikan sebagai end arteri fungsional (meskipun secara anatomis memiliki hubungan
kolateral).
3. Identifikasi dan perhatikan bahwa pembuluh darah yang berada di dalam ruang subarachnoid
mengikuti kontur atau lipatan otak. Pembuluh darah yang menembus cortex cerebri pembungkus
yang berupa jaringan perivascular digantikan oleh sel-sel glia yaitu astrosit. Endotel kapiler
pembungkus vasa ini berhimpitan sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan untuk
ditembus oleh zat-zat bermolekul besar, bakteri dan mikroorganisme lain. Struktur demikian
disebut dengan sawar darah otak (blood brain barier).
4. Identifikasikan dan pelajari cabang-cabang arteri carotis interna berikut ini
a. a. cerebri anterior (……….) –Arteri ini memvaskularisasi lobus ………………. dan cortex
cerebri bagian …………… (area kaki girus precentralis) nuclei caudatus dan lentiformis, dan
capsula interna.
b. a. cerebri media(……….) - setelah dipercabangkan ia menuju ke lateral melewati fissura
latralis di antara lobus frontalis dan lobus temporalis untuk kemudian mensuplai darah ke
bagian ……………….., lobus occipital, facies inferolateral hemisfer (area motorik selain
……….), nuclei caudatus dan lentiformis, dan ……………………...
c. a. ophtalmica (……….) - memvaskularisasi ……………………….., kulit kepala frontal, sinus
ethmoidal dan frontal, dan dorsum nasi
d. a. hypophysialis(……….) – memperdarahi kelenjar hypophysis.
e. a. communicating posterior (……….) - bergabung dengan a. carotis interna dan
mempercabangkan a. ………………………..
f. a. choroida anterior (……….) - ke plexus choroideus, crus cerebri, corpus geniculatum
lateral, tractus opticus dan capsula interna.

5. Semua cabang arteria carotis interna membentuk anastomosis dengan cabang a. basilaris. Pada
kedua hemisphaerium cerebri, a. cerebri posterior berhubungan dengan a. cerebri anterior
melalui a. communican posterior, sedangkan di anterior kedua hemisfer terhubung oleh a.
communican anterior. Sircuit inilah yang kita kenal dengan ………………………..
6. Perlu di ingat bahwa a. cerebri media tidak ikut membentuk sirculus Willisi.
7. Arteria carotis interna secara umum bertanggung jawab terhadap sirkulasi darah di daerah
……………………………dan ……………………... Oleh karena itu apabila terjadi gangguan
vaskularisasi pada arteri ini atau cabang-cabangnya, maka akan mengakibatkan defisit dari
fungsi tertentu yang di atur oleh pusat yang lebih tinggi hingga pusat di cortex cerebri (area
brodmann tertentu).
8. A. vertebralis dipercabangkan oleh arteria (bagian I), kemudian naik ke atas melalui foramina
……………………………. ke 6 vertebra cervicale. ia masuk ke intracranial melalui
……………………….. kemudian menembus duramater dan arachnoidamater. di dasar pons,
kedua a. vertebralis ini bergabung membentuk arteria …………………… yang terus ke cranial
melalui sulcus basilaris pontis.
9. Secara umum arteria vertebralis memperdarahi lobus …………………, sebagian lobus
……………………………, ……………………… dan ………………………….. di mana terdapat
formatio reticularis dan nuclei nervi cranialis. Gangguan vaskularisasi pada formatio reticularis
dapat mengakibatkan beberapa defisit yang fatal karena ia mengurus organ vital (jantung,
respirasi, dll), kesadaran, tonus dan sebagainya.
10. Identifikasikan dan pelajari cabang-cabang a. vertebralis berikut ini:
a. r. meningal (……….) - mensupai darah ke cranium dan duramater di fossa cranialis posteror
b. a. spinalis posterior (……….) - memvaskularisasi 1/3 bagan posterior medula spinalis
c. a. spinalis anterior (……….) - memvaskularisasi 2/3 bagian anterior medula spinalis
d. a. cerebellaris posterior inferior (……….) - memvaskularisasi vermis inferior, nuclei
cerebeli dan hemispher, medulla oblongata dan plexus choroideus ventricel IV
e. a. medullaris (……….) - memvaskularisasi medulla oblongata

11. Identifikasikan dan pelajari cabang-cabang a. basilaris berikut ini:


a. r. pontin - memvascularisasi pons
b. a. labyrinthi - memvaskularisasi auris interna (telinga bagian dalam)
c. a. cerebellaris anterior inferior - memvaskularisasi cerebelum bagian anterior dan inferior
d. a. cerebellaris superior - mensupai darah ke cerebellum bagian superior, pons, glandula
pinealis, dan velum medulare superior

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 194 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

e. a. cerebri posterior - memvaskularisasi lobus termporal bagian inferolateral dan medial,


lobus occipital bagian medial dan lateral, thalamus, nucleus lentiformis, midbrain, corpus
geniculatum mediale, plexus choroidesus ventricel lateral dan tertius

Vena pada Otak


1. Perhatikan bahwa aliran darah balik dari otak akan menuju ke dua vena utama yaitu vena
……………………… (superficial) dan vena ……………………. Vena-vena tersebut keluar dari
otak dan terdapat dalam ruang subaracnoidea, menembus arachnoideamater dan duramater
mengalir ke dalam ………………………………..
2. Perhatikan bahwa vena superior cerebri melalui permukaan lateral hemispherium cerebri dan
bermuara ke sinus ………………….. Vena media superficialis melalui permukaan lateral
hemispherium cerebri, berjalan ke inferior dalam sulcus lateralis dan bermuara ke sinus
………………………. Vena cerebralis media profunda mengalir dari insula, bersama vena
cerebralis anterior dan vena striata membentuk vena basalis. Vena basalis bermuara ke sinus
………………….....................................
3. CATATAN: Vena cerebralis interna dibentuk oleh gabungan vena thalamostriata dan vena
choroidea pada foramen interventriculare, berjalan ke posterior dalam tela choroidea ventriculus
tertius dan bersatu dibawah splenium corpus callosum membentuk vena cerebri magna kemudian
bermuara ke sinus rectus.
4. Dari sinus sagittalis superior darah akan dialirkan ke sinus tranversus sedangkan dari sinus
sagittalis inferior akan dialirkan ke sinus rectus. Sinus transversus dan sinus rectus darah akan
bercampur di ………………………. Sinus tranversus kemudian melanjutkan diri menuju sinus
sigmoideus dan terakhir bermuara di vena …………………………… yang kemudian keluar dari
cavitas cranii melalui foramen jugulare.
5. Perlu diingat bahwa aliran balik vena tidak seluruhnya melalui sinus duramatris, melainkan
sebagian darah dari sinus sagittalis superior dialirkan melalui vena …………………………… yang
menembus tulang menuju bagian luar cranium.

Asisten Dosen Pengampu

(………………………………..) (………………………………………)

* Pelajari dan kerjakan dengan sungguh-sungguh buku kerja praktikum myologi ini. Mintalah asisten
untuk mereview dan diskusikan agar pemahaman lebih mantap. Apabila dirasa cukup mintalah tanda-
tangan asisten.
** setelah selesai mengerjakan, segera kumpulkan copy panduan kerja praktikum ini sebagai laporan

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 195 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

ANATOMI SUSUNAN SARAF PUSAT

MATERI BELAJAR PRAKTIKUM 7


GROSS ANATOMI: Jaras Sensorik, Nervus Cranialis,
Nervus spinalis dan Sistem Saraf Otonom

JARAS SENSORIK
Jaras ascenden
 Informasi yang mencapai thalamus direlay ke cerebral cortex dan diterima dengan
sadar.
 Informasi yang mencapai cerebellum digunakan dalam pengaturan pola motorik
(gerakan); kita tidak menyadari terhadap aktivitas cerebellar.

Jaras (lintasan) ke Thalamus dan Cortex


 Ada 2 jaras penting untuk informasi sensorik somatic agar mencapai thalamus:
3. Columna Posterior - lemniscus medialis;
4. dan Tractus spinothalamicus.
 Dua generalisasi dapat dilakukan pada jaras somatosensori ascendens dari medulla
spinalis:
3. Kebanyakan informasi somatosensorik dijalarkan lebih dari satu jaras;
4. Tractus di bagian setengah belakang dari medulla naik tanpa menyilang, tractus apa
saja di bagian setengah depan menyilang linea mediana.

Columna Posterior
 Merupakan sebutan untuk menunjukkan seluruh isi dari suatu funiculus posterior,
terpenting dari bagiannya ialah tractus propriospinal.
 Columna Posterior terdiri terutama oleh collalateral ascendens dari serabut afferent
besar bermyelin.
 merupakan pembawa rangsangan dari berbagai macam mechanoreceptor.
 Columna posterior dianggap sebagai jaras utama untuk mencapai cortex cerebri yang
informasinya berasal dari receptor kulit, sendi dan otot.
 Sebagian besar dari serabut-serabut ini memiliki badan sel dalam ganglia radix dorsalis
ipsilateral.
 Dimana radix dorsal memasuki medulla spinalis, memisahkan diri dalam ramus medial
dan lateral.
 Ramus Medialis berisikan neuron-neuron afferen besar bermyelin.
 Ramus Lateralis berisikan neuron-neuron afferen kecil, bermyelin atau tanpa myelin.

Neuron Ordo I
 Serabut-serabut dari ramus medialis memasuki columna posterior.
 Kebanyakan darinya memberi sejumlah collateral ke substantia grisea spinal dan
akhirnya berakhir pada beberapa lapisan spinal.
 Banyak darinya mencapai caudal medulla dan bersynapsis disana.
 Caudal ke T6, masing-masing columna posterior merupakan ikatan yang tidak terbagi
yang disebut fasciculus gracilis (L. gracilis).
 Rostral hingga T6, serabut-serabut dapat menjauhi fasciculus gracilis, namun sedikit
jika ada penambahan.
 Afferent yang memasuki rostral hingga T6 berakumulasi (berkumpul) dalam ikatan kedua
yang mendatar ke fasciculus gracilis, yang disebut fasciculus cuneatus (L. cuneus).
 partisi Glial, septum intermedia posterior, meluas ke arah dalam untuk sebagian
memisahkan menjadi dua.

Neuron Ordo II
 Fibra columna Posterior yang mencapai batang otak bersynapsis dalam nucleus gracilis
atau nucleus cuneatus (posterior column nuclei) dalam medulla caudal.
 Serat urutan kedua yang muncul dalam nuclei ini melewati garis tengah dan membentuk
lemniscus medial (L. lemniscus).
 Inilah suatu ikatan serabut-serabut yang diratakan yang melanjutkan secara rostral
melalui batang otak dan berakhir pada thalamus.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 196 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Neuron Ordo III


 Serabut-serabut ini muncul dalam thalamus (khususnya dalam nucleus ventral
posterolateral dari thalamus, atau VPL) dan menurun melalui capsula interna.
 Serabut-serabut ini ber-synapsis terutama dalam cortex di gyrus postcentralis.
 Ini merupakan cortex somatosensoriprimer.

Pengaturan somatotopic
 Serabut-serabut yang memasuki columna posterior ditambahkan ke lateral.
 Hasil Laminasi disebut somatotopic organization dan merupakan sifat atau ciri dari
kebanyakan lintasan motorik dan sensorik.
 Saat afferent primer dari columna posterior berakhir dalam nuclei columna posterior,
mereka mempertahankan pengaturan ini.
 Serabut-serabut dari segmen sacral berakhir pada bagian yang paling medial dari
nucleus gracilis.
 Serabut-serabut dari segmen cervical berakhir pada bagian paling lateral dari nucleus
cuneatus.
 Dengan cara ini, informasi dari segmen sacral dijalarkan melalui bagian tertentu dari
lemniscus medialis, menuju ke bagian tertentu dari VPL, dan nantinya berakhir ke daerah
tertentu dari gyrus postcentral.
 Hal ini tidak berarti bahwa sacral-to-cervical sequence tetap ada sepanjang medial-to-
lateral line, namun sacral information tetap terpisah dari cervical information dalam
segala hal.

Tractus Spinothalamicus
Neuron Ordo I
 Beberapa Collateral dari serabut sensitif tekan dan taktil columna posterior, maupun
serabut-serabut mechanoreceptif, thermoreceptif, dan nociceptif dari ramus lateral
radix dorsalis, memasuki cornu posterior.
 Serabut-serabut ini ber-synapsis di dalam atau dekat substantia gelatinosa.

Neuron Ordo II
 Meski afferents berakhir dalam substantia gelatinosa, sel-sel berikutnya tidak muncul
pada tractus spinothalamicus.
 Afferent yang sama memberikan synapse tambahan pada dendrites dari neuron yang
badan sel-nya terletak lebih dalam pada cornu posterior atau pada permukaan substantia
gelatinosa.
 Sel-sel urutan kedua ini nantinya mengirim axon-nya melewati garis tengah dengan inklinasi
rostral lurus untuk membentuk tractus spinothalamicus.
 Inilah satu jalan alternatif yang dengannya input mechanoreceptif mencapai thalamus
dan cortex cerebri.
 Ini merupakan jalan utama untuk informasi suhu dan rasa sakit.
 Tractus itu menempati sebagian besar dari setengah depan dari funiculus lateral.
 Serabut-serabut baru menggabungkan tractus spinothalamius pada pojok/sisi
ventromedial, sehingga tractus ini, seperti columna posterior, secara somatotopicdiatur.
 Serabut-serabut dari kebanyakan segmen caudal menempati bagian dorsolateral.
 Serabut-serabut dari kebanyakan segmen rostral menempati bagian ventromedial.
 Meski tractus spinothalamicus membawa banyak informasi tekanan dan tactile, namun
informasi yang banyak itu juga dijalarkan dalam system column posterior.
 Kerusakan dari tractus spinothalamicus tidak menyebabkan defisit (kehilangan) tactile.
 Bagaimanapun, beberapa macam sensasi (juga untuk suhu dan rasa sakit) dirasakan lebih
atau kurang dominan melalui tractus spinothalamicus.
 Ini merupakan:
4. sensasi gatal (dan mungkin trickle);
5. Sensasi tekanan dari VU dan Colon;
6. dan sensasi seks.
 Meski demikian, kecuali gatal, informasi ini dibawa secara bilateral.
 Bagaimanapun, tractus spinothalamicus-nya merupakan jalan vital dari sensasi rasa sakit
somatic, maka kerusakannya menimbulkan analgesia contralateral.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 197 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Suatu operasi untuk merusak tractus ini (disebut cordotomy atau chordotomy) terkadang
dilakukan pada pasien yang menderita dengan nyeri hebat khronis (intractable pain).

Jaras ke Cerebellum
Tractus Spinocerebellaris Posterior
Neuron Ordot I
 Collateral dari fibra columna Posterior yang menjalarkan informasi tactile, tekanan, dan
proprioceptive (terutama berikutnya, dari muscle spindles dan tendon golgi organ) ber-
synapse pada neuron dari nucleus dorsalis.

Neuron Ordo II
 neuron nantinya mengirim axon-nya dalam funiculus lateralis pada sisi yang sama.
 Ia membentuk tractus spinocerebellaris posterior.
 Tractus ini merupakan suatu serabut yang membentuk curve yang membentang dari pintu
masuk radix dorsalis ke ligamentum dentatus.
 Berada pada permukaan dari medulla spinalis.
 Serat pada tract memproyeksikan secara ipsilateral ke vermis dari cerebellum melalui
inferior cerebellar peduncle.
 Collaterals dari sebagian serabut-serabut ini berakhir pada nucleus gracilis.
 Hal ini memberikan suatu rute penting yang dengannya afferent non primer mengirimkan
informasi proprioceptive dari kaki ke system columna posterior - lemniscus medialis.
 Karena nucleus dorsalis tidak ada caudal untuk L2 atau L3 yang menurun ke tingkatan itu
pada fasciculus gracilis untuk ber-synapse pada nucleus dorsalis.
 Hal ini mungkin menguraikan mengapa nucleus dorsalis itu besar pada lumbar atas dan
thorax bawah.
 Tractus spinocerebellaris posterior secara prinsip ada hubungannya dengan kaki
ipsilateral.
 Kebanyakan afferent type spinocerebellar- yang memasuk dalam cervical dan segmen
thorax bagian atas tidak memproyeksikan ke nucleus dorsalis.
 Afferen itu sendiri bergerak dalam fasciculus cuneatus ke suatu nucleus dalam medulla
yang analog dengan nucleus dorsalis yang disebut nucleus cuneatus lateral (atau external).
 Axon dari sel-sel ini membentuk tractus cuneocerebellaris.
 Axon itu juga memproyeksikan secara ipsilateral ke vermis dari cerebellum melalui
pedunculus cerebellaris inferior.

Tractus Spinocerebellaris Anterior


 Sel-sel dalam cornu posterior lumbosacral, bersama dengan sel-sel dalam permukaan
lateral dari cornu anterior (spinal border cell) membgentuk tractus spinocerebellaris
anterior.
 Input ke sel-sel tractus ini lebih kompleks dari pada yang dari tractus spinocerebellaris
posterior.
 Input muncul bukan hanya dari afferen otott group I (terutama organ tendon Golgi), namun
juga dari beragam receptor cutaneous yang meliputi interneuron spinal dan dari serabut
of tractus descendens.
 Tractus ini disilangkan pada permukaan medulla spinalis, berlawanan dengan tract us
spinocerebellaris posterior.
 Akhirnya, tractus spinocerebellaris anterior menggunakan route memutar menuju
cerebellum.
 Tractus ini menurun sejauh rostral pons dan nantinya berubah ke caudal dan memasuki
cerebellum melalui pedunculus cerebellaris superior.
 Di sini, kebanyakan seratnya melewati lagi garis tengah sebelum berakhir di vermis dari
lobus anterior.
 Jadi, serabut-serabut dari anterior tractus spinocerebellaris akhirnya berakhir di
cerebellum ipsilateral.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 198 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

NERVUS CRANIALIS
Pada tubuh kita terdapat 12 pasang nervi cranialis yang keluar dari batang otak, dimana
sebagian besar memiliki komponen serabut campuran. Ke 12 pasang nervi tersebut didisain
penamaannya berdasarkan nomor I - XII sebagai berikut : n. olfactorius, n. opticus, n. oculomotorius, n.
trochlearis, n. trigeminus, n. abducens, n. facialis, n. vestibulocochlearis, n. glossopharingealis, n. vagus,
n. acessorius, n. hypoglossus.
Nervus olfactorius dan nervus opticus sebenarnya bukan serabut saraf sesungguhanya, tetapi
merupakan perpanjangan langsung dari otak. Berdasarkan asalnya dibedakan nervus cranial yang
keluar dari hemisferium cerebri lsngsung (prosencephalon) yaitu nervus cranial 1 dan II, keluar dari
mesencephalon yaitu nervi cranial III dan IV, dan keluar dari rombhencephalon yaitu nervus cranial ke V
– XII..

Gambar 1. Diagram tempat keluarnya serabut saraf cranial dari otak pada potongan memanjang
(Monkhouse, 2006)

1. Nervus Olfactorius
Nervus olfaktorius (NC I) berasal dari neuron-neuron bipolar yang terdapat didalam mukosa
hidung, berjalan melalui lamina cribrosa. Setelah bersinapsis di bulbus olfaktorius kemudian berjalan
sebagai traktus olfaktorius yang menuju ke pusat penciuman pertama di pre-piriformis, corpus
amigdaloid dan pusat penciuman kedua yaitu girus parahipokampus (area Brodmann 28). Kedua
area tersebut berfungsi sebagai penerima sensasi penciuman.
Pada tunica mucosa bagian atas rongga hidung, organon olfactus sekaligus merupakan sel
saraf, yang mempunyai akson yang membentuk n. olfactorius. Sel olfactus didukung oleh dua macam
sel yaitu sel basalis dan sel pendukung. Berbeda dengan jalur serabut sensorik lainnya, n. olfactorius
ini merupakan satu-satunya n.cranialis yang tidak melalui thalamus. Dari cortex olfactorius primer
selalu dilkirimkan serabut penghubung keberbagai nuclei di dalam otak, terutama sistem limbik
sehingga penciuman seseorang merupakan sensasi yang tak bisa dipisahkan dari respons emosional
dan sistem saraf otonomnya. Kompenen serabut saraf olfaktorius yaitu serabut visceral aferen special
(SVA).

2. Nervus Opticus
Nervus Opticus (NC II) berawal dari sel batang (rod cells) dan sel kerucut (cone cells)
didalam retina yang kemudian membentuk lapisan sel-sel bipolar, dilanjutkan sebagai stratum
optikum yang mclewati lamina cribosa dan menjadi n. optikus. Nervus optikus berjalan menuju
chiasma optikum dan melanjutkan diri menjadi traktus optikus. Dari traktus optikus, sebagian serabut
saraf menuju ke corpus genikulatum laterale, sebagian lainnya ke regio pretektal dan sebagian lagi ke
coliculus superior, Akson dari sel saraf corpus geniculatum laterale melanjutkan diri untuk membentuk
radiatio optica yang berjalan kebelakang melalui pars retrolenticularis capsula interna dan berakhir
pada cortex visualis (area Brodmann 17), yang terletak pada bibir atas dan medial fissura calcarina

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 199 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

pada dataran medial hemispaherum cerebri. Cortex assosiasi visual (area Bordmann 18 dan 19)
bertanggung jawab terhadap pengenalan objek dan pembeda warna. Nervus opticus hanya memiliki
satu komponen serabut yaitu serabut somato sensorik khusus (SSA).

Gambar 2. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus Opticus (Monkhouse, 2006)

3. Nervus Oculomotorius
Nervus. oculomotorius (NC III) memiliki dua pusat yaitu nucleus principalis di bagian lateral
yang terletak pada substantia grissea yang mengelilingi aquaeductus cercbri, setinggi colliculus dan
nucleus parasimpaticus asesorius di bagian medial (nukleus Edinger Westphal). Saraf ini memiliki
dua komponen serabut yaitu serabut eferen somatic umum (GSE) dan serabut eferen visceral umum
(GVE).
Nucleus principalis berfungsi mensarafi semua otot bola mata, kecuali m.obliquus superior
(yang disyarafi NC.IV) dan m.rcctus lateralis (yang disyarafi NC.VI). sedangkan nucleus
parasimpathis asesorius mengirimkan serabut visceral eferen preganglioner (jalan bersama-sama
serabut eferen dari nucleus oculomotorius principalis) menuju keotot-otot bola yang disarafinya.
Sebelum dia mencapai otot bola mata dia akan bersinapsis lebih dulu pada ganglion ciliare, untuk
memberikan Serabut eferen postganglioner yang jalan dalam n.ciliaris brevis untuk mensarafi
m.constrictor pupillae dari iris dan m.ciliaris.

Gambar 3. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus oculomotorius (Monkhouse, 2006)

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 200 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Gambar 4. Komponen otonom nervus oculomotorius yang mengatur pupil (Monkhouse, 2006)

4. Nervus Trochlearis
Nervus trochlearis (NC IV) berpusat pada inti yang terletak dibawah nukleus okulomotorius
dan aquaductus mesencephali yang berfungsi hanya satu yaitu mengirimkan serabut eferen somatik
umum (GSE) yang mempersarafi m.obliqus superior.

Gambar 5. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus trochlearis (Monkhouse, 2006)

5. Nervus Trigeminus
Nervus trigeminus (NC V) merupakan saraf cranial yang terbesar dan terdiri dari 2 bagian
yaitu porsio mayor yang berisi komponen sensorik dan porsio minor yang berisi komponen motorik.
Pada distribusinya ke perifer saraf ini bercabang menjadi tiga yaitu n. optalmicus, n. maxsillaris, dan
n. mandibularis.

Gambar 6. Diagram menunjukkan jalur ditribusi trigeminus (Monkhouse, 2006)

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 201 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Serabut nervus trigeminus mempunyai dua komponen fungsional yaitu serabut aferen
somatik umum (GSA) yang berfungsi untuk menghantarkan impuls-impuls sensorik rasa panas, nyeri
dan raba dari daerah wajah dan duramater (extereseptif) dan sikap & kescimbangan badan
(proprioseptif) dan serabut eferen visceralis khusus (SVE) yang berfungsi secara khusus mensarafi
motorik sadar otot-otot yang berasal dari arcus branchialis yaitu semua otot pengunyah, m. tensor
tympani, m. tensor veli palatine, m. mylohyoideus, dan venter anterior m.digastricus.
Lesi serabut motoris n. cranialis. V mengakibatkan kelumpuhan otot mastikasi secara
ipsilateral. Apabila rahang membuka, rahang akan menyimpang ipsilateral (ke arah lesi).

Gambar 7. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus Opthalmicus (cabang nervus


trigeminus/Va) (Monkhouse, 2006)

Gambar 8. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus maxilaris (cabang nervus


trigeminus/Vb) (Monkhouse, 2006)

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 202 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Gambar 9. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus mandibularis (cabang nervus


trigeminus/Vc) (Monkhouse, 2006)

6. Nervus Abducens
Serabut nervus abducen (NC VI) memiliki satu komponen saja yaitu serabut aferen somatik
umum (GSE) yang mempersarafi m. rektus lateralis.

Gambar 10. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus abducens (Monkhouse, 2006)

7. Nervus Fascialis
Nervus fascialis (NC VII) menginnervasi otot-otot ekspresi wajah meliputi m. orbicularis oculi
(kelopak mata), m. stapedius, m. stylohyoid, dan caput posterior m. digastric. nucleus motoris VII di
dalam bulbus memiliki akson yang menginnervasi otot separoh atas bagian muka secara bilateral
dan sebagian aksonnya mengiinnervasi otot-otot separoh muka bagian bawah secara menyilang
(kontralateral). Dengan demikian apabila terjadi cidera (lesi) n. facialis mengakibatkan terjadinya
atropi otot-otot ekspresi wajah ipsilateral terhadap lesi tersebut yang ditandai dengan tidak bisa
menutupnya palpebra (kelopak mata) akibat atropi m. orbicularis oculi. mulut perot ke sisi ipsilateral.
Atrofi m. stapedius mengakibatkan hiperakusis, yaitu meningkatnya kepekaan terhadap bunyi.
adanya lesi mengenai tractus corticobulbaris saat masuk ke nucleus motoris VII mengakibatkan
kelemahan (tanpa atrofi) otot-otot expresi muka yang lebih rendah pada sisi kontralateral, namun kita
masih dapat mengerutkan dahi karena mendapat inervasi bilateral!

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 203 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Gambar 11. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus facialis (Monkhouse, 2006)

Neuron ini mempunyai komponen-komponen fungsionil serabut :


1. Eferen-somatik umum (GSE),mempersarafi otot-otot dahi, telinga, mata, dagu, bibir, m.
platisma, m. stapedius, m. stilohyoid, dan m. digastrikus
2. Eferen-viseralis umum (GVE), memiliki sifat parasimpatis dan mempersarafi kelenjar
submaksilaris, sublingualis dan lakrimalis.
3. Aferen-viseralis khusus (SVA), menghantarkan impuls sensorik kecap dari 2/3 bagian depan
lidah (sensorik khusus)
4. Aferen-somatik umum (GSA), menghantarkan impuls sensorik nyeri dan temperatur dari
mukosa palatum, bagian posterior kavum nasi (sensorik umum) dan. Melalui ganglion
genikulatum (Chorda Timpani). Dari sini akan terus menuju sentral melalui traktus solitaries
dan bergabung dengan lemnikus medialis menuju talamus. Paralisa n. fasialis dapat
menyebabkan wajah menjadi asimetris (bell palsy).

8. Nervus Akustikus (Acusticus)


Serbut nervus akustikus atau nervus vestibuIo-cochlearis mempunyai komponen fungsional
berupa serabut-serabut aferen-somatik khusus (SSA) yang terdiri atas dua saraf yaitu n. cochlearis
yang berfungsi menghantarkan rangsang suara dan n. vestibularis yang berfungsi mengatur
keseimbangan badan.

Gambar 12. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus acusticus (Monkhouse, 2006)

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 204 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Gambar 13. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus vestibularis (Monkhouse, 2006)

9. Nervus Glossopharingeus
Serbut nervus glossopharingeus (NC IX) mempunyai komponen fungsionil berupa serabut-
serabut
1. Aferen-somatik umum (GSA), menghantarkan impuls nyeri dan temperatur dari lidah 1/3
belakang, telinga, farings dan sinus karotikus
2. Aferen-viseralis khusus (SVA), menghantarkan impuls ke reseptor pengecap lidah 1/3
belakang.
3. Eferen-viseralis khusus (SVE), Berasal dari Nukleus Ambigus untuk mempersarafi otot
stilofaringeus.
4. Eferen-somatik umum (GSE), Bersifat parasimpatis dan berasal dari Nukleus Salivatorius
inferior untuk mempersarafi kelenjar parotis.

Gambar 14. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus Glossopharingeus (Monkhouse,


2006)

Gangguan saraf ke IX akan menyebabkan penurunan perasaan lidah bagian 1/3 belakang,
tonsil dan refleks tarings.Nervus glossopharyngeus dan n.vagus sama-sama berfungsi membantu
pengaturan tekanan darah.

10. Nervus Vagus


Nervus vagus (NC X) Merupakan saraf otak yang memiliki akson terpanjang dalam tubuh dan
mengandung komponen fungsional paling banyak, yaitu:
1. Aferen-somatik umum (GSA), berfungsi untuk menyalurkan impuls dari mukosa larings,
farings, trachea, oesofagus
2. Aferen-viseralis umum (GVA), berfungsi untuk menyalurkan impuls dari alat-alat dalam
rongga perut.
3. Aferen-viseralis khusus (SVA), menyalurkan impuls pengecapan dari "taste-buds" daerah
epiglotis.
4. Eferen-viseralis khusus (SVE), Mengirimkan serabut eferen ke mm constrictor pharyngis dan
otot intrinsik larynx
5. Eferen-viseralis umum (GVE), Mengirimkan serabut eferen larynx otot polos bronchus, otot
jantung, otot polos tractus digestivus mulai dari oesophagus s/d perbatasan antara dua
pertiga proximal dengan sepertiga distal colon transversum.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 205 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Gambar 15. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus vagus (Monkhouse, 2006)

11. Nervus Acessorius


Nervus acessorius (NC XI) berasal dari nukleus ambigus bagian kaudal yang kemudian
bergabung dengan serabut-serabut n. vagus untuk selanjutnya berjalan dalam ramus internus serta
memisahkan diri sebagai n. rekurens / n. laringeus inferior yang mempersarafi otot-otot interinsik
laring.
Serabut saraf ke XI ini keluar dari medulla oblongata berdampingan dengan n. vagus dan n.
glosofaringeus, dan terbagi menjadi 2 radik yaitu radix cranialis (nucleus ambiguous) dan radix
spinalis (nucleus spinalis C1-C4). Saraf ini mengandung komponen-komponen fungsional berupa
serabut-serabut :
1. Eferen-viseralis khusus (SVE), motorik tak sadar untuk palatum molle dan larynx.
2. Eferen-somatik umum (GSE), motorik sadar untuk mempersarafi m. trapezius dan
m.stercleidomastoideus
Serabut eferen dari nudeus ambiguus bergabung dengan n.vagus untuk mempersarafi otot-
otot palatum molle dan otot intrinsik larynx. Nudeus spinalis menerima serabut eferen dari tractus
corticospinalis dari kedua hemisphaerum cerebri dan mempersarafi m. trapezius dan
m.stercleidomastoideus.

Gambar 16. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus accessorius (Monkhouse, 2006)

Gangguan pada saraf ini akan menyebabkan kumpulan otot sternokleidomastoideus dan
Trapezius sehingga bahu tak bisa diangkat. Kelumpuhan n. asesorius dapat terjadi akibat trauma
pada foramen jugulare atau foramen magnum. Tanda kelumpuhan saraf ini juga nampak pada jari-jari
yang lebih panjang pada sisi homo-lateral dibandingkan sisi yang sehat.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 206 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

12. Nervus Hipoglossus


Nervus hipoglossus (NC XII) berpusat di nudeus hypoglossus yang terletak di dekat garis
tengah tepat dibawah dasar bagian bawah ventriculus quartus. Ia menerima serabut aferen dari
tractus corticonuclearis dari kedua hemisphaerum cerebri, kecuali m. genioglosus hanya menerima
serabut aferen dari hemisphaerum cerebri yang kontralateral.
Akson nudeus hypoglossus membentuk n. hypoglossus yang jalan kedepan dan muncul pada
alur yang dibentuk oleh pyramid dan oliva untuk mensyarafi semua otot lidah kecuali m. palatoglossus
yang disarafi oleh radix cranialls n.accessorius via plexus pharyngeus n.vagus.

Gambar 17. Diagram menunjukkan jalur ditribusi nervus hippoglossus (Monkhouse, 2006)

Saraf ini mengandung komponen-komponen fungsional berupa serabut eferen-somatik umum


(GSE), motorik sadar untuk mempersarafi otot-otot lidah yaitu; m. hioideus, m. stiloglosus dan m.
genioglosus. Semua otot yang penamaannya menggunakan istilah glossus diinervasi oleh n.
hypoglossus (NC XII), kecuali m. palatoglossus diinervasi oleh n. vagus (NC X).
Kelumpuhan saraf ini mengakibatkan pergerakan lidah menjadi terbatas, bicara sukar dan
atrofi lidah. Bila lidah dijulurkan keluar akan mencong kearah yang lumpuh.
NERVUS SPINALIS

KOMPOSISI SERABUT SARAF:


1. KOMPONEN SOMATIK
1. 1. SERABUT AFEREN SOMATIK UMUM (GSA)

Pusat : Ganglion spinale


Letak : Pada radix posterior n. spinalis.
Bentuk : Unipolaris

Axonnya pergi ke neuron pada comu posterius substantia gnissea medulla spinalis.
Dendritnya datang dari :
• Kulit : Receptor sakit, panas, sentuhan, tekanan, seksual (eksteroseptif)
Serabut sarafnya betjalan dalam cabang-cabang n.spinalis
• Otot seran lintang : Muscle spindle (proprioseptif)
Serabut sarafnya jalan dalam cabang-cabang N.spinalis
• Tulang : receptor sakit
• Sendi : receptor proprioseptif
• Tendo / aponeurosis / ligamentum : receptor proprioseptif
Fungsi : Membawa perintah somatomotorik ke pusat

1. 2. SERABUT EFEREN SOMATIK (GSE)

PUSAT : Neuron yang terletak pada comu antenius substantia grissea medulla spinalis
JALAN : Dalam radix anterior n.spm*alis untuk kemudian bergabung dengan radix posterior
membentuk n.spinalis. Selanjutnya dia keluar dari foramen intervertebrale dan bercabang
menjadi:

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 207 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

• R. POSTERIUS, pergi kebagian belakang tubuh


• R. ANTERIUS, sebagian membentuk plexus:
 Plexus cervicalis
 Plexus brachialis
 Plexus lumbosacralis
Dia berakhir pada otot sadar yang dikenal sebagai: MOTOR END PLATE

2. KOMPONEN VISCERALIS: SYMPATHIS DAN PARASYMPATHIS

2.1. SERABUT AFEREN VISCERALIS UMUM (GVA)

Dendritnya datang dari receptor dalaman rongga badan dan tunica intima pembuluh darah. Yang
datang dari permukaan badan akan berjalan dalam N. spinalis untuk berakhir pada ganglion N.
spinalis. Yang datang dari dalaman badan akan berjalan menuju ganglion postganglioner tanpa
berganti neuron. Kernudian keganglion preganglioner tanpa berganti neuron jalan dalam. ramus
communicans albus memasuki N.spinalis untuk berakhir pada ganglion N.spinalis.
Axonnya memasuki cornu posterius tanpa berganti meuron untuk berakhir pacla cornu laterale
medulla spinalis.

PUSAT : ganglion N. spinale


Fungsi : Membawa ransang sensorik alat dalam dan pembuluh darah ke pusat

2.2. SERABUT EFEREN VISCERALIS UMUM (GVE)

JALAN : Axon dan neuron sympathis yang terletak pacla cornu laterale medulla spinalis
meninggalkan n.spinalis sebelum nervus tsb. memasuki foramen intervertebrale, untuk kemudian
berjalan didalam ramus communicans albus sebagai Serabut saraf eferen preganglioner menuju
ganglioner postganglioner. Setelah berganti neuron pacla Ganglion post-ganglioner kini dia disebut
sebagai serabut saraf eferen postgaglioner untuk pergi kedua tempat :
 Ke efector dalaman tengkoraklleher/dada/perut/pangguI
 Jalan dalam ramus comunicans griseus untuk kembali bergabung dengan N. spinalis
dan jalan mengikuti cabang-cabang n.spinalis untuk mensarafi:
o Otot polos vasa dipermukaan tubuh
o Otot polos kelenjar eksokrin: glandula sebacea clan gld. sudorifera

Antara susunan saraf pusat dengan efektor visceralis terdapat 2 mata rantai neuron:
1. Neuron preganglioner:
Letak : Didalam susunan saraf pusat.
2. Neuron postganglioner:
Letak : Dituar susunan saraf pusat

NEURON SYMIPATHIS

1. PUSAT: pada cornu laterale segmen medulla spinalis C8 -Th 1 s/dTh 12, LI-2-3

2. Ganglion paravertebrale:
Axon dari pusat sympathis akan memasuld ganglion ini clan dapat terjadi 4 kemunglcinan

 Berganti neuron dan axonnya memasuki ramus communicans griseus untuk memasuki N.
spinalis dan berjalan dalam cabang-cabangnya dan berakhir pada efektor sympathis
 Tanpa berganti neuron naik keatas dalam truncus sympathicus baru berakhir pada ganglion
paravertibrale C8. Axonnya kemudian mengikuti pembuluh Nadi yang menuju kepala dan
otak.
 Tanpa berganti neuron turun kebawah dalam truncus sympathicus. Berakhir pada ganglion
paravertebrale L4 s/d Co (coccigealis). Axonnya mengtkuti N. spinalis yang sesuai.
 Tanpa berganti neuron menuju dalaman rongga badan untuk berakhir pada ganglion
prevertebrale. Axonnya kemudian jalan ke efektor sympathis

3. Ganglion prevertebrale

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 208 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Letak didepan corpus vertebrale. Tempat terjadinya pergantian neuron pergi ke efektor sympathis
dan axonnya.

Fungsi :
 Serabut eferen visceralis umum sympathis
Membawa perintah motorik sympatis dan cornu lateral via ganglia para vertebrale atau
prevertebrale ke:
- Kelenjar
- Otot polos
- Organ viscera
 Serabut eferen visceralls unium Parasympathis:
Membawa perintah motonk parasympatik dan cornu lateral S2 - S3 - S4 via ganglia intramural ke:
- Organ viscera
- Otot polos

CABANG-CABANG N. SPINALIS:

a. Ramus primarius dorsafis


Mensyarafi kulit dan otot punggung
b. Rarnus primarius ventralis
Mensarafi otot skelet ventro lateralis truncus, kulit di daerah yang sama, anggota, badan dan organ
viscera.
c. Ramus meningealis
Mensyarafi meninges dan columna vertebralis
d. Ramus communicans griseus
• Mengandung serabut sympathis post ganglioner tidak bermyelin
• Dipunyai oleh seratia N.spinalis
e. Ramus communnicans albus
• Mengandung serabut sympathis preganglioner bermyelin
• Mengandung serabut aferen visceralis umun parasympathis (Nn.splanchnici)
• Hanya ditemukan pada segmen thoracolumbal (Tb 1-12 sId L 1-3)
f. Cauda equina
Dibentuk oleh radices lumbosacralis (L2 s/d Co) yang turun dalam spatium subarachanoidea
untuk menembus ke foramen intervertebrale yang sesuai.

PEMBENTUK N. SPINALIS:

a. Radix dorsalis
Memasuki medulla spinalis pada sulcus dorsolateralis
Mengandung : ganglion spinale
Bergabung dengan radix ventralis dalam foramen intervertebrale dan
selanjutnya membentuk N.spinalis
Kandungan : - serabut aferen somatik umum
- serabut aferen visceralis umum
b. Ganglion spinale
Letak : dalam radix dorsalis pada tepi dalam, dari foramen intervertebrale
Kandungan : pusat dari serabut aferen somatik umum dan serabut aferen visceralis umum
Bentuk : pseudounipoler, dimana axon dan dendrit muncul pada titik yang berdekatan
c. Radix ventralis
Keluar dari medulla spinalis pada sulcus ventrolateralis
Kandungan : - serabut eferen somatik
- serabut eferen visceralis umum
Bergabung dengan radix dorsalis dalam foramen intervertebrale dan selanjutnya membentuk
N.spinalis.

PERSYARAFAN N. SPINALIS

Satu N. spinalis mensyarafi satu derivat SOMIT yang meliputi :


1. Dermatoma:
Terdiri dan satu area kulit yang disarafi oleh serabut saraf yang berasal dan satu N.spinalis

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 209 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

2. Myotoma:
Terdin dari otot-otot yang disyarafi oleh serabut saraf yang berasal dan satu N. Spinalis
3. Sclerotoma:
Terdin dan tulang dan ligamentum yang disarafi oleh serabut saraf yang berasal dan Satu
N.spinalis

SISTEM SARAF OTONOM

Merupakan bagian dari sistem saraf yang khusus mengasuh :


 Otot tak sadar : Otot jantung, otot polos
 Kelenjar-kelenjar diseluruh tubuh
Serabut sarafnya umumnya jalan bersamaan dengan sernua saraf tepi Nn.craniales maupun
Nn.spinales, kecuali yang menuju alat-alat dalam, climana dia memisahkan diri dari n. spinalis begitu
dia keluar dari foramen interventebrale.

Komponennya terdiri dari dua sistem:

1. SISTEM SYMPATHIS

 Mengandung serabut saraf aferen


Datang dari receptor yang ada dialat dalam untuk pergi keganglion paravertebrale tanpa berganti
neuron melanjutkan keramus communicans albus memasuki radix posterior n. spinalis pergi
keganglion spinale. Dari sini dia :
o Memasuki cornu postenius terus kecornu laterale dan berganti neuron disana. Ini sekaligus
membentuk sebuah arcus reflex.
o Sebagian lagi naik keatas untuk berakhlr pada Hypothalamus.

 Mengandung serabut saraf eferen


Pusat : Comu. laterale substantia gnissea medulla spinalis mulai dari C8 sampai dengan L2
atau L3
Jalan : Meninggalkan cornu anterius medulla spinalis untuk membentuk radix anterior
N.spinalis selanjutnya akan menyatu dengan radix posterior membentuk N.spinalis.
Yang pergi kealat dalam, meninggalkan n. spinalis jalan dalam ramus communicans albus
menuju ganglion paravertebrale yang membentuk Truncus sympaticus.
Selanjutnya dapat terjadi 4 kemungkinan :
1. Berakhir pada ganglion tersebut dan bersinapsis di sana. Serabut saraf sebelum
bersinapsis disebut : serabut eferen preganglioner dan yang sesudah bersinapsis
disebut: serabut eferen postganglioner untuk menuju keefektoralat dalam.
2. Tidak berganti neuron tapi lanjut naik keatas dalam truncus sympaticus.
Didaerah leher, hanya ada 3 ganglion paravertebrale:
 Ganglion cervicale, superius
 Ganglion cervicale medius
 Ganglion cervicale inferius
Ketiga ganglion ini berfungsi tempat sinapsis dari serabut eferen preganglioner yang
naik. Yang mensarafi alat dalam otak akan berganti neuron pada ganglion cervicale
superius.
ang mensarafi anggota badan atas, leher, muka, dan bagian luar tengkorak berganti
neuron pada ganglion cervicale medius atau inferius.
Di daerah thoracal terdapat satu ganglion paravertebrale pada setiap corpus
vertebrale begitu juga untuk lumbal I, II dan III.

3. Tidak berganti neuron tapi langsung turun ke bawah dalam truncus sympathicus. Dia
akan berganti neuron pada ganglion paravertebrale didaerah lumbal atau sacral dan
akan memberikan serabut eferen postganglioner untuk kemudian mensyarafi alat-alat
yang sesuai.
4. Tidak berganti neuron dan terus keganglion preganglioner yang terletak dekat alat
yang akan disyarafinya. Pada ganglion tersebut dia berganti neuron dan memberikan
serabut eferen post-ganglioner untuk pergi kealat dalam yang sesuai.

2. SISTEM PARASYMPATHIS

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 210 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Mengandung serabut saraf aferen


Pusat : 1. Diotak : Pada nucleus sensorik Nn.craniales yang mempunyainya,
yaitu NC. M, VH, IX dan X (n. vagus)
2. Dimedulla spinalls : Pada ganglion spinale radix posterior.
Axon yang kesentral masuk kesusunan saraf pusat pada substantia grissea cornu
laterale segmen medulla spinalis S2, 3 dan 4 untuk sekaligus membentuk lengkung
reflex. Sebagian lagi lansung naik keatas ke Hypothalamus.
Receptor serabut saraf aferen berada pada, mukosa. alat dalam. tunica intima
vasa dan tak akan terpacu oleh sensasi umum seperti: Panas, dingin, sakit,
sentuhan dan tekanan tapi oleh regangan (baroreceptor) atau kekurangan zat
asam (chemoreceptor).

 Mengandung serabut saraf eferen


Pusat : 1. Batang otak pada nuclei berikut:
o Nucleus occulomotorius (Edinger-Westpal)
o Nucleus salivarius superius N. facialis dan Nucleus lacrimalls N. facialis
 Nucleus salivarius inferius N.glossopharyngeus
 Nucleus dorsalis N. vagus
Axon dari sernua serabut eferen diatas merupakan Serabut eferen preganglioner untuk
meninggalkan batang otak pergi ke ganglion berikut:
o Ganglion ciliare untuk NC-III
o Ganglion pterygopalatini dan ganglion submandibulare untuk NC.VII
o Ganglion oticum untuk NC-IX
o Ganglion caeliacurn, Mesentericus superius, Mesentericus inferius, untuk NC X
Pada ganglion tsb. dia akan berganti neuron membentuk Serabut eferen postgangfioner yang
akan menuju efektor yang sesuai. Sebagian besar serabut eferen post ganglioner tsb.
membentuk plexus al.:
o Plexus cardiacus mensarafi jantung
o Plexus pulmonalis mensarafi paru
o Plexus myentericus mensarafi usus
o Plexus mucosus mensarafi usus
Pusat ke 2 : Cornu Iaterale substantia grissea segment medula spinalls sacralis ke
2, 3 dan 4.
Dia akan meninggalkan radix anterior n. spinalis untuk membentuk N. Splanchnici
pelvici. Semua serabut eferen tsb. diatas adalah sembut eferen prepnglioner. Dia
akan bersinapsis dengan ganglion yang ada didekat alat yang akan disyarafinya
untuk memberikan serabut eferen post ganglioner dan selanjutnya mensyarafi alat
yang sesuai.
FUNGSI :
Slstem sympathis berfungsi untuk menyiagakan tubuh untuk menghadapi keadaan
 Darurat/bahaya, dengan cara:
o Mempercepat denyut jantung
o Konstriksi pembuluh darah
o Meningkatkan tekanan darah
 Pada saat yang sama terjadi pula :
 Perlambatan peristaltik saluran makanan
 Kontraksi otot sphincter
 Relaksasi otot bronchus dan cabang-cabangya
Tujuan akhir dari aksi-aksi tsb. adalah untuk memindahkan darah dari permukaan kulit dan saluran
makan ke otak, jantung dan otot sadar/otot skelet
Sistem parasympathis berfungsi antagonis dari sistem sympathis, dimana dia justru mencadangkan dan
memulihkan tenaga dengan cara :
 Memperlarnbat denyut jantung
 Meningkatkan peristaltik usus
 Meningkatkan kerja kelenjar
 Membuka otot sphincter

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 211 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

PUSAT PENGONTROL SISTEM SARAF OTONOM


Sistem saraf otonom (sympathis dan parasympathis) dikontrol oleh sedikitnya 2 pusat yang ada
dibatang Otak :
1. HYPOTHALAMUS
Mengingat hypothalamus juga mengontrol sistem neuroendoknn, maka hypothalamus dianggap
berfungsi sebagai kontrol yang mengintegrasikan sistem saraf otonom dengan sistem
neuroendokrin. Ini penting dalam memelihara homeostasis tubuh.
2. FORMATIO RETICULARE
Diduga mengontrol vasopressor, vasodilator, cardioaccelerator, pusat pemapasan. Ini
dimungkinkan karena adanya tractus yang turun dari formatio reticulare kepusat sympathis
(thoracolumbal) maupun pusat parasympathis (craniosacral).

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 212 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

SISTEM NEUROMUSCULOSKELETAL

MATERI PRAKTIKUM ANATOMI 8

JARAS MOTORIK DAN PERSARAFAN OTOT

Neuron yang mempersarafi otot rangka termasuk kategori general somatic efferent (GSE).
PUSAT : Neuron yang terletak pada comu antenius substantia grissea medulla spinalis
JALAN : Dalam radix anterior n.spinalis untuk kemudian bergabung dengan radix posterior
membentuk n.spinalis. Selanjutnya dia keluar dari foramen intervertebrale dan bercabang
menjadi:
• ramus posterius, pergi kebagian belakang tubuh
• ramus anterius, sebagian membentuk plexus:
 Plexus cervicalis
 Plexus brachialis
 Plexus lumbosacralis
Dia berakhir pada otot sadar yang dikenal sebagai: MOTOR END PLATE

Satu N. spinalis mensyarafi satu derivat SOMIT yang meliputi :


1. Dermatoma:
Terdiri dan satu area kulit yang disarafi oleh serabut saraf yang berasal dan satu N.spinalis
2. Myotoma:
Terdin dari otot-otot yang disyarafi oleh serabut saraf yang berasal dan satu N. Spinalis
3. Sclerotoma:
Terdin dan tulang dan ligamentum yang disarafi oleh serabut saraf yang berasal dan Satu
N.spinalis
JARAS MOTORIK
Jaras Descendens
Tractus Corticospinalis
Tractus Corticospinalis Lateral
 Tractus corticospinalis Lateral merupakan tractus yang besar, menyilang, dan
descendens yang berisikan 85% serabut-serabut dari pyramid contralateral yang lewat
dalam decussatio pyramidum.
 Dikenal sebagai tractus pyramidalis.
 Tract ini menempati pars posterior dari lateral funiculus medial ke tractus
spinocerebellaris posterior.
 Serabut-serabutnya berasal dari cortex cerebri dalam gyrus precentralis dan daerah
sekitarnya.
 Tractus itu menurun secara berurutan melalui pedunculus cerebri, basal pontis, dan
pyramid medullary.
 Nantinya menyilang pada decussatio pyramidum dan berakhir di cornu anterior atau
intermediate substantia grisea.
 Berakhir pada motor neurons dari cornu anterior atau, lebih sering, pada interneuron-
interneuron kecil.
 Hal ini pada gilirannya ber-synapsis pada motor neuron-motor neuron.
 Fibra corticospinalis Lateral tersusun secara somatotopik.
 Apa saja yang ditujukan untuk lapisan medulla yang lebih caudal diletakkan lebih
mendatar.
 Serabut-serabut dari tractus corticospinalis lateral biasanya ber-synapse pada motor neuron
atau interneuron yang akhirnya bergerak ke otot-otot distal.

Tractus Corticospinalis Anterior


 15% dari serabut-serabut di setiap pyramid yang tidak menyilang pada decussatio
pyramidum, namun bergerak terus dalam funiculus anterior.
 Hal ini terletak bersebelahan dengan fissura mediana anterior sebagai tractus
corticospinalis anterior.
 Serabut-serabut ini juga berakhir pada motor neuron atau interneuron dari cornu anterior
atau intermediate substantia grisea, terutama dalam segmen cervical dan thoracal.
 Sebagian darinya melewati commisure anterior (commisura alba) sebelum ber-synapsis.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 213 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 Istilah “tractus pyramidalis” menunjukkan gabungan dari tractus corticospinalislateral


dan anterior.
 Serabut-serabut ini akhirnya cenderung bergerak ke otot-otot aksial.

Tract Rubrospinal
 Merupakan rute alternatif untuk mediasi gerakan disadari.
 Berasal dari nucleus rubra  melintang ke sisi lain dari midbrain (otak tengah) 
menurun di bagian lateral dari tegmentum mesencephali (batang otak)  bergerak
melalui funiculus lateral dari medulla spinalis di kelompoknya dengan tractus corticospinalis
lateral.
 Tractus ini kecil dan mengalami rudimenter pada manusia.

Tractus Vestibulospinalis
Tractus Vestibulospinalis Lateral
 Muncul dalam nucleus vestibularis lateral dan memproyeksikan ke semua lapisan
ipsilateral medulla spinalis.
 Terletak di bagian ventral dari funiculus lateral.
 Merupakan rute utama yang dengannya system vestibularis menghasilkan adaptasi
perubahan postural posisi tubuh miring dan selama gerakan.

Tractus Vestibulospinalis Medial


 Muncul terutama di Nucleus Vestibulospinalis Medial dan memproyeksikan secara
bilateral ke medulla spinalis cervical.
 Bertanggung jawab menstabilkan posisi kepala sebagaimana saat kita biasa berjalan.
 Tractus ini hanya bergerak turun ke midthoracic level.
 Banyak fibra vestibularis secunder memproyeksiksn langsung melalui fasciculus
longitudinalis medial (FLM) ke motor neuron dari nuclei oculomotor, torchlear dan
abducen.
 Hal ini membentuk dasar dari reflex vestibuloocular.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 214 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 215 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 216 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 217 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

PERSARAFAN MEMBRUM SUPERIUS

Saraf yang menuju ke membrum superius akan membentuk plexus brachialis. Nervus yang masuk
mengikuti a. axillaris ke dalam fossa axillaris ialah nervus yang membentuk plexus brachialis pars
infraclavicularis.
Plexus brachialis pars infraclaviculasis dibagi dalam :
1. Fasciculus lateralis di sebelah lateral. Di sebelah caudal m. pectoralis minor ia bercabang
menjadi :
- n. musculocutaneus, ke laterodistal menembus m. coracobrachialis.
- nn. cutanei brachii mediales. Dipercabangkan pada puncak fossa axillaris, ke caudal,
menembus fasciae axillaris dan pergi ke kulit lengan atas di sebelah medial.
- n. cutaneus antebrachii medialis. Setelah dipercabangkan pergi ke distal di sebelah medial a.
axillaris.
- n. ulnaris. Setelah dipercabangkan pergi ke distal di sebelah medial a. axillaris, di dorsal n.
cutaneus antebrachii medialis.
2. Fasciculus medialis di sebelah medial. Bergabung dengan fasciculus lateralis di sebelah caudal
m. pectoralis minor membentuk :
- n. medianus. Melanjutkan diri ke distal di sebelah ulnar a. brachialis, kemudian di sebelah ulnar
a. ulnaris.
3. Fasciculus posterior di sebelah dorsal a. axillaris mempercabangkan :
a. n. axillaris setelah dipercabangkan meninggalkan fossa axillaris melalui fissura axillaris
lateral bersama dengan a. circumflexa humeri posterior datang di sebelah dorsal dan
memberi cabang-cabang :
- r. articularis untuk articulatio humeri
- rr. musculares untuk m. deltoideus dan m. teres minor.
- n. cutaneus brachii lateralis.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 218 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

b. n. radialis. Pergi ke distal di sebelah dorsal a. brachialis. Dari caput longum m. tricipitis brachii
untuk kemudian mengikuti a. profunda brachii sebelah dorsal ke distal masuk ke dalam
sulcus spiralis. Tepat setelah meninggalkan fossa axillaris n. radialis mempercabangkan :
- n. cutaneus brachiiposterior, yang berjalan di sebelah ventral caput longum m. tricipitis
brachii ke mediodistal, melingkunginya di sebelah medial sehingga datang di sebelah
dorsal kemudian menembus fasciae dan pergi ke kulit lengan atas sebelah dorsal.
- r. muscularis capitis longi, menginervasi caput longum m. tricipitis brachii
- r. collateralis ulnaris capitis medialis, menginervasi caput mediale m. tricipitis brachii.
- r. muscularis ke caput laterale m. tricipitis brachii dan m. Anconeus

Kecuali cabang-cabang plexus brachialis pars infraclavicularis tersebut di atas terdapat juga saraf
sebagai cabang-cabang plexus brachialis pars supraclavicularis, yaitu :
- n. thoracalis anterior
- n. subscapularis (C5 – C7), ke m. subscapularis
- n. thoracodorsalis
- n. thoracalis longus

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 219 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

D. N. Radialis

Saraf ini setelah menembus septum intermusculare laterale berjalan ke distal volar antara m.
brachialis di satu pihak dan m. bicepsbrachii di lain pihak. Selanjutnya trdapat di sebelah volar m.
supinator dan sebelum bercabang mejadi : r. superficialis dan r. profundus, memberi cabang rr.
Musculares untuk :
- m. brachioradialis
- m. extensor carpi radialis longus
- m. extensor carpi radialis brevis.
Ramus superficialis, melajutkan diri ke distal di sebelah volar m. supinator dan di ulnar m.
brachioradialis.
Pada regio palmar, ia melanjutkan diri ke distal di luar fascia dorsales manus di sebelah dorsal
bercabang menjadi nn. digitales dorsales, yang bersifat sensibel ke distal :
- pada tepi radial jari pertama
- pada tepi ulnar jari pertama
- pada tepi ulnar jari kedua
- pada tepi radial jari kedua
- pada tepi radial jari ketiga

Ramus profundus, menembus dan memberi cabang


ke m. supinator, melingkungi collum radii dari sebelah
radial kemudian terdapat di antara m. supinator dan
m. abductor policis longus.
Ia memberikan rr. Muscularis kepada :
- m. abductor policis longus
- m. extensor policis longus
- m. extensor policis brevis
- m. extensor carpi ulnaris
- m. extensor digitorum communis
- m. extensor indicis proprius
- m. extensor digiti quinti

Bila n. radialis lumpuh, m. triceps brachii, m. extensores, m. supinator, m.


brachioradialis, m. abductor policis longus lumpuh. Oleh karena otot-otot masih
mempunyai tonus terjadi flexi di articulatio cubiti dan articulatio radiocarpea dan
pronasi lengan bawah. Keadaan ini di sebut tangan jatuh (dropping hand)

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 220 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

E. N. Ulnaris

Saraf ini mengikuti a. collateralis ulnaris superior terus ke distal dan datang di dalam sulcus n. ulnaris

Sulcus nervi ulnaris ialah sulcus antara olecranon ulnae dan epicondylus medialis
humeri

Setelah berjalan di dalam sulcus n. ulnaris, ia berjalan antara caput humerale dan ulnare m. flexor
carpi ulnaris dan datang di sebelah volar m. flexor digitorum profundus untuk kemudian
menggabungkan diri dengan a. ulnaris.
Pada pertengahan lengan bawah ia bercabang menjadi :
- r. volaris manus, berjalan mengikuti a. ulnaris ke distal.
- r. dorsalis manus, pergi ke dorsal antara ulna dan m. flexor carpi ulnaris.

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 221 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

N. ulnaris mempercabangkan :
- rr. musculare untuk :
- m. flexor carpi ulnaris
- m. flexor digitorum profundus untuk jari ke 3 s/d 5
- r. articularis ke articulatio cubiti
- r. cutaneus palmaris, dipercabangkan proximal regio volaris manus dan menembus fascia ke kulit
volar manus.

R. palmaris n. ulnaris, melanjutkan diri ke distal datang di sebelah radial os pisiforme dan bercabang
menjadi r. superficialis dan r. profundus setelah memberi cabang : r. muscularis untuk m. adductor gigiti
quinti.
R. superficialis r. palmaris n. ulnaris, ke distal di lateral dari hamulus ossis hamati mempercabangkan
- n. digitalis palmaris, ke distal dan datang pada tepi ulnar jari ke 5
- n. digitalis palmaris communis, ke distal menyilangi tendo m. flexoris digitorum superficialis di
sebelah volar dan bercabang menjadi dua n. digitalis palmaris propius yang masing-masing
berjalan :
- pada tepi ulnar jari ke 4
- pada tepi radial jari ke 5
R. anastomiticus n. mediani, ke radial distal di volar dari tendines m. flexoris digitorum superficialis
jari-jari ke 5 dan ke 4 dan berhubungan dengan n. digitalis palmaris communis tertius n. mediani.
R. profundus r. palmaris n. ulnaris, menembus ligamenta. Carpi transversum di sebelah ulnar
hamulus ossis hamati, antara m. opponens digiti minimi dan m. flexor digiti minimi brevis, mengikuti r.
palmaris profundus a. ulnaris. Saraf ini memberi cabang :

- rr. Musculares untuk :


- m. flexor digiti minimi brevis
- m. opponens digiti minimi
- m. interossei
- m. lumbricales tertius et quartus
- m. abductor policis
- m. flexor policis brevis caput profundum.
- R. articularis untuk articulatio radiocarpea
- R. dorsalis n. ulnaris ke distal di luar fascia dorsalis manus di sebelah dorsal bercabang menjadi
nn. digitales dorsales pergi ke distal :
- Pada tepi ulnar jari ke 3
- Pada tepi radial jari ke 4

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 222 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

- Pada tepi ulnar jari ke 4


- Pada tepi radial jari ke 5
- Pada tepi ulnar jari ke 5

Bila n. Ulnaris lumpuh, m. interossei dan m. lumbricalis tertius et quartus lumpuh,


sehingga jari 2 s/d 5 tidak dapat diflexikan di dalam articulatio metacarpophalangealis
dan diextensi di dalam articulatio interphalangealis. Jari-jari tersebut dalam keadaan
extensi di dalam articulatio metacarpophalangealis dan flexi di dalam articulatio
interphalangealis.
Keadaan tangan demikian disebut tangan cakar (Claw hand)

F. N. Medianus

Saraf ini berjalan ke distal di antara caput humerale dan caput ulnare m. pronator teres, melewati
sebelah dorsal arcus tendineus m. flexoris digitorum superficialis mengikuti di sebelah volar a.
mediana ke distal.
N. medianus mempercabangkan :
- n. interosseus, mengikuti sebelah radial a. interossea volaris
- rr. musculares untuk :
- m. flexor policis longus
- m. flexor digitorum profundus, untuk jari 2 s/d 4
- m. pronator quadratus
- m. pronator teres
- m. flexor carpi radialis
- m. flexor digitorum superficialis.
- r. cutaneus palmaris, dipercabangkan proximal regio volaris manus setelah menembus fascia
pergi ke kulit volar manus.

N. medianus melanjutkan diri ke distal masuk ke dalam canalis carpi, kemudian mempercabangkan 3
nervus digitalis palmaris communis :
a. N. digitalis palmaris communis primus, memberi cabang :
- r. sesibilis sebagai n. digitalis volaris prpius ke distal :
- pada tepi ulnar jari pertama
- pada tepi radial jari ke kedua
- rr. musculares untuk :
- m. abductor policis brevis
- m. flexor policis breviscaput superficiale
- m. opponens policis
- m. lumbricales primus.
b. N. digitalis palmaris communis secundus, memberi cabang :
- r. sensibilis sebagai n. digitalis palmasir propius ke distal :
- pada tepi ulnar jari ke III
- pada tepi radial jari ke III
- rr. musculares untuk :
- m. lumbricales secundus dan kadang-kadang untuk
- m. lumbricales tertius.
c. N. digitalis palmaris communis tertius, memberi cabang :
- r. sensibilis sebagai n. digitalis palmaris propius ke distal :
- pada tepi ulnar jari ke III
- pada tepi radial jari ke IV

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 223 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Bila n. medianus lumpuh, m. pronatores dan m. flexores lumpuh, kecuali m. flexor carpi ulnaris, m.
flexor digitorum profundus untuk jari ke 3 s/d 5, caput profundus m. flexor policis brevis dan m. flexor
digiti quinti. Oleh karena otot-otot antagonisnya masih mempunyai tonus, lengan bawah di supinasi
dan jari I dan II tidak dapat diflexikan. Pada waktu flexi jari-jari hanya jari 3 s/d 5 dapat flexi.
Keadaan demikian disebut tangan pendeta (Preacher’s hand)

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 224 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

PERSARAFAN MEMBRUM INFERIUS

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 225 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

Pada regio glutea, regio coxae et regio trochanterica terdapat beberapa saraf utama yaitu :
a. N. gluteus superior, ialah cabang plexus sacralis keluar dari pelvis melalui foramen suprapiriforme di
lateral a. glutea superior, ke lateral ventral di antara m. gluteus medius dan gluteus minimus dan
menjadi rr. Musculares untuk :
-m. gluteus medius
-m. gluteus minimus
-m. tensor fasciae latae

b. N. gluteus inferior, ialah cabang dari plexus sacralis keluar dari pelvis melalui foramen infrapiriforme
bersama a. glutea inferior dan sebagai r. muscularis ke m. gluteus maximus.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 226 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

c. N. cutaneus femoris posterior, ialah cabang dari plexus sacralis keluar dari pelvis melalui foramen
infrapiriforme ke distal di dorsal m. rotator triceps dan m. quadratus femoris di lateral tuber
ischiadicum. Ia memberi rr. Cutanei sebagai :
-rr. clunium inferiores, melingkungi tepi caudal m. gluteus maximus ke kulit di regio glutealis
-rr. perinealis, ke kulit regio perinealis.
d. N. ischiadicus, ialah cabang dari plexus sacralis meninggalkan pelvis melalui foramen
infrapiriforme, ke distal, di dorsal m. rotator triceps, m. quadratus femoris antara tuber ischiadicum
dan trochanter major.

Nervus ini melanjutkan diri ke distal menyilangi di sebelah ventral caput longum m. bicipitis femoris
bercabang menjadi :
- n. tibialis, bagian yang akan menjadi saraf ini memberi rr. Muscularis untuk :
- m. semimembranosus
- m. semitendinosus
- m. adductor magnus
- caput longum m. tibialis femoris

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 227 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

- n. peroneus communis, bagian yang akan menjadi saraf ini memberi


- r. muscularis untuk m. bicipitis femoris
- r. articularis untuk articulatio genu

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 228 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

M. piriformis, m. rotator triceps dan m. quadratus femoris mendapat rr. Musculares


langsung dari plexus sacralis.

Di dalam regio femoralis anterior dan regio subinguinalis terdapat :


a. N. femoralis, cabang plexus lumbalis bersama m. psoas major melalui lacuna musculorum dan di
dalam fossa iliopectinea menembus lamina profunda fasciae latae. Dengan demikian ia datang di
fossa iliopectinea ke distal mengikuti a. femoralis di sebelah lateralnya dan berakhir sebagai n.
saphenus yang bersama a. genu suprema menembus membrana vastoadductoria. Cabang-cabang
n. femoralis adalah :
-rr. cutanei femoris anterior
-rr. musculares diberikan kepada :
- m. quadriceps femoris, ikut r. descendens a. circumflexae femoris lateralis
- m. tensor fasciae latae, ikut r. descendens a. circumflexae femoris lateralis
- m. sartorius
- m. iliacus
- m. pectineus
-rr. articulares, masing-masing untuk
articulatio coxae dan articulatio genu.

b. N. lumboinguinalis, cabang dari n. genitofemoralis yang cabang dari plexus lumbalis. Ia ikut
dengan a. femoralis keluar dari lacuna vasorum ke distal medial dan menembus fasciae fibrosa
ke kulit pahabagian medial proximal.
c. N. obturatorius, cabang plexus lumbalis meninggalkan pelvis melalui canalisobturatorius dan
bercabang menjadi r. anterior dan r. posterior.
R. anterior memberikan rr. Muscularis untuk :
-m. pectineus
-m. adductor brevis
-m. adductor longus
-m. gracilis

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 229 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

R. posterior setelah memberi cabang


ke r. articularis untuk articulatio costae
ke distal memberi cabang rr. Muscularis ke :
-m. obturator externus
-m. adductor brevis
-m. adductor magnus

Pada regio poplitea terdapat saraf :


a. N. tibialis, saraf ini terus pergi ke distal mengikuti di sebelah medial a. poplitea kemudian di sebelah
dorsal. Ia mempercabangkan :
-n. cutaneus surae medialis, yang dipercabangkan setinggi a. genus superiores ke distal di antara
kedua caput m. gastronecmius.
-rr. musculares, pergi ke :
- kedua caput m. gastronecmii
- m. plantaris
-r. articularis, pergi ke articulatio genus.
n. tibialis pada regio cruris posterior berjalan mengikuti a. poplitea kemudian a. tibialis posterior dan
memberi :
-rr. Musculares ke :
- m. tibialis posterior
- m. flexor digitorum longus
- m. flexor halucis longus
- m. soleus
-r. articularis, ke articulatio talocruralis.

Sedangkan pada regio cruris anterior terdapat :


- r. superficialis n. peronei communis,
- r. profundus n. peronei communis
- n. saphenus

N. tibialis setelah meninggalkan regio cruris posterior sebelum masuk di antara dua lembar
ligamentum laciniatum bercabang menjadi :
a. N. plantaris medialis, mengikuti a. plantaris medialis sampai ia menyilang di sebelah plantar
tendo m. flexoris halucis longi, memberi cabang ke distal di antara m. abductor hallucis dan m.
flexor halucis brevis kemudian mempercabangkan :
 n. digitales plantaris propius, saraf ini yang pertama memberi r. musculares untuk caput
mediale m. flexoris hallucis brevis.
 nn. digitalis plantaris propii
 nn. digitalis plantaris communis, saraf ini yang pertama memberi r. muscularis untuk m.
lumbricalis primus.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 230 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

 rr. cutaneus untuk kulit plantar pedis sebelah medial


 rr. musculares untuk :
- m. abductor digitorum brevis
- m. flexor digitorum brevis
- m. flexor hallucis brevis
b. N. plantaris lateralis, mengikuti a. plantaris lateralis sampai medial basis ossis metatarsalis quinti. Di
sini ia bercabang menjadi :
 r. profundus, mengikuti arcus plantaris dan memberi rr muscularis untuk :
- mm. lumbricalis II s/d IV
- mm. interossei di dalam spatia interossea I s/d III
- m. adductor hallucis
- m. flexor hallucis brevis (venter lateralis).
 r. superficialis, pergi ke distal dan datang di tepi lateral m. flexor digitorum brevis bercabang
menjadi :
- n. digitalis plantaris communis, pergi ke distal medial di sebelah plantar m. flexor
digitorum brevis dan datang di antara pangkal jari IV dan V bercabang menjadi dua nn.
Digitales plantares propii, yang masing-masing pergi ke distal pada tepi lateral jari IV dan
tepi medial jari V. terdapat anastomosis antara n. digitalis plantaris communis IV dan n.
digitalis plantaris communis II.
- n. digitalis plantaris propius, r. superficialis saraf ini berjalan ke distal di sebelah plantar
m. flexor digiti quinti dan datang ditepi lateral jari V. ia memberi rr. Muscularis untuk :
- m. flexor digitorum brevis
- m. quadratus plantae
- m. abductor digiti quinti

c. N. peroneus communis, mengikuti tepi medial caput caput longum m. bicipitis femoris sampai di
sebelah dorsal collum fibulae. Setinggi a. gunus superior lateralis dipercabangkan :
- n. cutaneus surae lateralis, ke distal di dorsal dari caput laterale m. gastrocnemii menembus
lamina superficialis fasciae cruris posterioris di atas pertengahan tungkai bawah dan bersatu
dengan n. cutaneus surae medialis. Kedua nn. Cutanei membentuk bersama n. suralis, yang
pergi ke kulit tungkai bawah sebelah dorsal.
- rr. articulares, ke articulatio tibiofibularis.

Pada regio cruris anterior, n. peroneus communis, setelah datang di sebelah dorsal dari collum
fibulae kemudian ke lateral dan berjalan di antara origo m. peroneus longus pada capitulum fibulae
dan corpus fibulae ke ventral, dan bercabang menjadi :
 r. superficialis, berjalan ke distal ventral diantara m. peroneus longus dan m. peroneus brevis.
Memberi cabang-cabang :
- rr. musculares ke m. peroneus longus dan m. peroneus brevis
- n. cutaneus dorsalis pedis intermedius
- n. cutaneus dorsalis pedis medialis
kedua nn. Cutanei keluar dari antara m. peroneus longus dan m. peroneus brevis dan pergi ke distal
ventral.
 r. profundus, ke ventral menembus septum intermusculare anterius dan m. extensor digitorum
longus, kemudian mengikuti a. tibialis anterior ke distal. Ia memberi cabang-cabang
- rr. muscularis ke
- m. extensor digitorum longus
- m. tibialis anterior
- m. extensor hallucis longus
 r. articularis, ke articulatio talocruralis.

Pada regio calcanei terdapat :


-r. calcanei medialis, ialah cabang n. tibialis mengikuti r. calcaneus a. tibialis posterioris.
-r. calcanei lateralis, ialah cabang n. suralis mengikuti r. calcaneus a. peroneae
-r. calcaneus tibialis dan r. calcaneus n. suralis pergi ke kulit di regio calcanei.

Saraf di dalam regio dorsalis pedis dan regiones dorsalis digitorum pedis ialah :
 r. profundus n. peronei, megikuti a. tibialis anterior, a. dorsalis pedis dan a. metatarsea dorsalis I.
Di antara pangkal jari I dan II ia bercabang menjadi :
- nn. digitales dorsales, ke distal di tepi lateral jari I dan tepi medial jari II

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [ 231 ]
Panduan Praktikum Blok Sistem Saraf dan Muskuloskeletal 1.2 (KBK 2011)

- r. muscularis, ke lateral mengikuti a. tarsea lateralis ke :


- m. extensor hallucis brevis
- m. extensor digitorum brevis
 n. cutaneus dorsalis pedis medialis , cabang r. superficialis n. peronei menembus fasciae cruris di
distal pertengahan tungkai bawah memberi rr. Cutanei ke kulit tungkai bawah. Ketika ke distal
terdapat di ventral m. extensor digitorum longus datang di regio dorsalis pedis di luar fascia
bercabang menjadi dua, cabang medial berakhir sebagai n. digitales dorsales pada tepi medial
jari I. Cabang lateral pergi ke tempat di antara pangkal jari II dan jari III dan bercabang menjadi :
- nn. digitales dorsales, berjalan di tepi lateral jari II dan tepi medial jari III.
- rr. cutanei, untuk kulit dorsum pedis.
 n. cutaneus dorsalis pedis intermedius, juga cabang r. superficialis n. peronei menembus fascia
cruris di proximal malleolus di dorsum pedis, bercabang menjadi dua yang masing-masing
bercabang menjadi :
- dua nn. Digitales dorsales, ke distal masing-masing pada tepi lateral jari III tepi medial jari IV,
tepi lateral jari IV dan tepi medial jari V.
- rr. cutanei, ke kulit tungkai bawah dan dorsum pedis.
 n. cutaneus dorsalis pedis lateralis , lanjutan n. suralis ke distal mula-mula di dorsal kemudian di
plantar malleolus lateralis, datang di tepi lateral kaki dan berakhir di tepi lateral jari V sebagai n.
digitales dorsales.

Bila n. peroneus communis lumpuh, mm. Peronei, mm. Extensores dan m. tibialis
anterior lumpuh, sehingga kaki tidak dapat di pronasi dan di extensi (dorsal flexi). Bila
berjalan kaki harus diangkat lebih tinggi.

Program Studi Pendidikan Dokter


[ 232 ] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Anda mungkin juga menyukai