LOWER EXTREMITY
Oleh:
PRIYAN PRATMANTO
G4D014047
1 De+i)isi
Crush Injury didefinsikan sebagai luka yang hancur pada extremitas atau
anggota badan lain yang mengakibatkan terjadinya kerusakan yang serius, meliputi;
kulit dan jaringan lunak dibawa kulit, kerusakan pembuluh darah, persarafan, tendon,
fascia , bone joint lokasi penghubung anatara tulang !, kerusakan tulang serta
komponen didalam tulang" Crush injury lebih sering mengenai anggota gerak dibanding
anggota tubuh yang lain"
C P$to+isiolo*i
Pada crush injury kerusakan lapisan kulit dan subkutan dapat mempermudah
masuknya kuman melalui lokasi luka yang terbuka sehingga sangat penting pada ada
anamnesis dapat diketahui mengenai mekanisme trauma dan lokasi kejadian, agar dapat
mengetahui risiko terjadinya infeksi"
2erusakan pembuluhh darah dapat disebabkan oleh kekuatan crush injury yang
mengakibatkan hilangnya suplai darah ke otot" 1iasanya otot dapat bertahan selama 4
jam tanpa aliran darah warm ischemia time! masuk dalam sel otot, kemudian sel3sel
otot akan mati" Selanjutnya terjadi kebocoran membrane plasma sel otot serta kerusakan
pembuluh darah yang akan mengakibatkan cairan intra(askuler akan terakumulasi ke
jaringan yang cedera" 4al ini dapat dapat menyebabkan hipo(elemia yang signifikan
sehingga mengakibatkan terjadi syok hipo(olemik, serta kehilangan ion calcium
Ca5! sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya hipokalsemia"
dari ujung tulang yang rusak dan dari jaringan lunak otot! yang ada disekitarnya"
4ematoma terbentuk pada kannal medullary antara ujung fraktur tulang dan bagian
bawah periosteum" 7aringan nekrotik ini menstimulasi respon inflamasi yang kuat yang
dicirikan oleh (asodilasi, eksudasi plasma dan lekosit , dan infiltrasi oleh sel darah putih
lainnya" 2erusakan pada periosteum dan sum3sum tulang dapat mengakibatkan
keluarnya sumsum tulang terutama pada tulang panjang, sumsum kuning yang keluar
akibat fraktur masuk ke dalam pembuluh darah dan mengikuti aliran darah sehingga
mengakibatkan terjadi emboli lemak 8at emboly !" 9pabila emboli lemak ini sampai
pada pembuluh darah kecil, sempit, dimana diameter emboli lebih besar dari pada
diameter pembuluh darah maka akan terjadi hambatan aliran3aliran darah yang
mengakibatkan perubahan perfusi jaringan" :mboli lemak dapat berakibat fatal
apabila mengenai organ3organ (ital seperti otak, jantung, dan paru3paru"
2erusakan pada otot dan jaringan lunak juga dapat menimbulkan nyeri yang
hebat karena adanya spasme otot" Sedangkan kerusakan pada tulang itu sendiri
mengakibatkan terjadinya perubahan ketidakseimbangan dimana tulang dapat menekan
persyarafan pada daerah yang terkena fraktur sehingga dapat menimbulkan penurunan
fungsi syaraf, yang ditandai dengan kesemutan, rasa baal dan kelemahan" Selain itu
apabila perubahan susunan tulang dalam keadaan stabil atau benturan akan lebih mudah
terjadi proses penyembuhan fraktur dapat dikembalikan sesuai dengan anatominya"
1iasanya jika penanganan awal tidak dilakukan dengan baik, akan berkembang
timbul tanda3tanda dari crush syndrome yang mana akibat kerusakan sel3sel otot sebagai
akibat dari crush injury" Crush syndrome ditandai dengan adanya gangguan sistemik"
bukan crush injury, bengkak daerah trauma, paralisis jika mengenai (ertebra!, parestesi,
nyeri, pulsasi ujung distal dari lokasi trauma mungkin ada atau tidak ada, mioglobinuri
yang mana warna urine menjadi merah gelap atau coklat"
E Etiolo*i
Penyebab utama dari crush injury adalah banyak faktor antara lain ; tertindih
oleh objek berat, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja pada Industri, kecelakaan kerja
lain yang menyebabkan luka hancur yang serius"
F Pe)$t$l$(s$)$$)
Pada crush injury , perlu adanya penanganan yang sergera , karena lebih dari =3>
jam setelah kejadian, jika tidak dapat ditangani dengan baik akan menyebabkan kondisi
pasien semakin memburuk dan terjadi banyak komplikasi lain yang dapat memperberat
kondisi pasien dan penanganan selanjutnya menjadi semakain sulit"
Penanganan pada crush injury dapat dimulai dari tempat kejadian yaitu dengan
prinsip primary surface 91C! terutama mempertahankan atau mengurangi perdarahan
dengan cara bebat tekan sementara dilarikan ke rumah sakit"
Penanganan di rumah sakit harus di awali dengan prinsip 96LS"
Pemberian oksigen O)! guna mencegah terjadinya hipoksia jaringan serta terutama
organ3organ (ital" 2emudian dilanjutkan dengan terapi cairan, terapi cairan awal
harus diarahkan
untuk mengoreksi takikardia atau hipotension dengan memperluas (olume cairan tubuh
dengan cepat dengan menggunakan cairan <aCl isotonic! atau ringer laktat diguyur
dan kemudian dilanjutkan perlahan @ /3/"A L0jam 1arb eraB Macintyre, /++=;
onale, )**A; unal et 9l", )**4; Malinoski et 9l", )**4; Stewart, )**A!"
$ntuk mencegah gagal ginjal dengan hidrasi yang sesuai, anjuran terapi akhir
akhir ini berupa pemberian cairan Intra(ena dan manitol untuk mempertahankan diuresis
minimal E**3 4** mL0jam, dalam hal ini penting dipasang folley cateter
guna
menghitung balance cairan masuk dan cairan keluar Malinoski et 9l", )**4!" Folume
agresif ini dapat mencegah kematian yang cepat dan dikenal sebagai penolong kematian,
dimana dapat memperbaiki perfusi jaringan yang iskemik sebagai akibat crush injury"
<atrium bikarbonat berguna pada pasien dengan Crush Syndrome" Ini akan
mengembalikan asidosis yang sudah ada sebelumnya yang sering timbul dan juga
sebagai salah satu langkah pertama dalam mengobati hiperkalemia" 4al ini juga akan
meningkatkan p4 urin, sehingga menurunkan jumlah mioglobin yang mengendap di
ginjal" Masukkan natrium bikarbonat intra(ena sampai p4 urine mencapai =,A untuk
mencegah mioglobin dan endapan sama urat di ginjal" &isarankan bahwa A*3/** m:G
guna mencegah infeksi, obat3obatan untuk mengontrol rasa sakit analgetik! dapat
diberikan yang sesuai" 6orniket yang kontro(ersial perlu jika perdarahan aktif , namun
biasanya jarang digunakan"
9mputasi di lapangan atau tempat kejadian digunakan hanya sebagai upaya
terakhir" Ini mungkin sesuai strategi penyelamatan untuk pasien yang hidupnya berada
dalam bahaya langsung dan yang tidak dapat melepaskan diri dengan cara lain" Ini
merupakan bidang yang sulit dengan prosedur yang sangat meningkatkan risiko infeksi
dan perdarahan pada pasien" 9mputasi dirumah sakit harus dilakukan oleh dokter ahli
yang berkompeten berdasarkan keahlian"
Pada amputasi bawah lutut dapat dilakukan jika ada kerusakan yang sulit untuk
dipertahan lagi dan kerusakan fungsi komponen yang terdapat pada daerah bawah lutut
under of knee! yang melibatkan kerusakan kulit , soft tissue, otot, (askularisasi,
persarafan, tendon, fascia serta tulang" Sehingga amputasi pada daerah bawah lutut
dapat dilakukan dengan cara mempertahankan otot dan komponen lainnya serta kondilus
tulang paha, namun pada kasus crush injury egio cruris! yang kerusakannya
mencapai tulang patella, dapat dilakukan tindakan amputasi daerah diatas lutut
9mputation abo(e the knee!"Pastikan tindakan ini membantu pasien untuk
berlatih seketika setelah amputasi, supaya dapat memperkuatH otot adductor sisa,
mencegah
prosthesis gerakkan keluar ketika ia berjalan, dan otot extensors, sebab kedua fungsi otot
ini akan melebarkan pinggul pasien dan prosthesis, yang mana untuk membentuk
lututnya dan juga harus belajar untuk menyeimbangkan pinggulnya sebagai ganti otot
yang diamputasi" 6ujuan operasi amputasi bawah lutut adalah untuk menghasilkan
sebuah alat gerak yang padat, berbentuk silindris, bebas dari jaringan parut yang sensitif
dengan tulang yang cukup baik ditutupi oleh otot dan jaringan subkutan yang sesuai
dengan panjangnya" $jung puntung sebaiknya dilapisi oleh jaringan kulit, subkutan, fasia
dan otot yang sehat dan tidak melekat"
&alam hal ini sangat penting pengetahuan yang lebih mengenai anatomi dan fisiologi pada lokasi amputasi"
9dapun indikasi yang sangat penting diketahui yaitu H
/ Live saving menyelamatkan jiwa!, contoh trauma disertai keadaan
G o23li($si
1. Hypotensi
2 Crush Syndrome
3.ena l failure
4. Compartmen Syndrome
5. Cardiac $rrest
E" enogram
Mengkaji silsilah keluarga yang berkaitan dengan penyakit osteomyelitis"
pengkajian secara khusus" <amun biasanya pada sistem muskuloskeletal perlu dikaji
lebih mendalam"
9dapun hal3hal yang perlu dikaji pada skelet tubuh, yaitu H
/! 9danya deformitas dan ketidaksejajaran yang dapat disebabkan oleh penyakit
sendi
)! Pertumbuhan tulang abnormal" 4al ini dapat disebabkan oleh adanya tumor
tulang"
E! Pemendekan ekstrimitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak sejajar secara
anatomis
4! 9ngulasi abnormal pada tulang panjang, gerakan pada titik bukan sendi, teraba
krepitus pada titik gerakan abnormal, menunjukkan adanya patah tulang"
Pada saat inspeksi tulang belakang sebaiknya baju pasien dilepas untuk
perbedaan tinggi bahu dan krista iliaka" Lipatan bokong normalnya simetris"
Pengkajian sistem perssendian dengan pemeriksaan luas gerak sendi baik aktif
/! 7ika sendi diekstensikan maksimal namun masih ada sisa fleksi, luas
inflamasi" 6empat yang paling sering terjadi efusi adalah pada lutut"
Palpasi sendi sambil sendi digerakkan secara pasif akan memberi informasi
permukaan sendi yang tidak rata ditemukan pada pasien artritis" 7aringan
Palpasi otot dilakukan ketika ekstrimitas rileks dan digerakkan secara pasif,
perawat akan merasakan tonus otot" 2ekuatan otot dapat diukur dengan
Misalnya, otot bisep yang diuji dengan meminta klien meluruskan lengan
perawat"
6onus otot kontraksi ritmik otot! dapat dibangkitkan pada pergelangan kaki
dengan dorso3fleksi kaki mendadak dan kuat, atau tangan dengan ekstensi
pergelangan tangan"
keadaan istirahat"
4 good!
A normal!
B Di$*)os$ e3e&$8$t$)
/" <yeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan"
)" angguan mobilitas fisik berhubungan keterbatasan rentang gerak
E" isiko Infeksi berhubungan dengan prosedur pemasangan alat in(asif"
C I)te&9e)si e3e&$8$t$)
No Di$*)os$
T/$) &ite&i$ I)te&9e)si R$sio)$l
e3e&$8$t$) H$sil
/ <yeri b0d 6ujuan H /" Pantau tingkat /" 6ingkat dan intensitas
inflamasi dan Setelah dilakukan dan intensitas nyeri merupakan data
pembengkakan perawatan klien nyeri dasar yang dibutuhkan
melaporkan nyeri perawat sebagai pedoman
berkurang atau hilang pengambilan inter(ensi,
2riteria 4asil H sehingga setiap perubahan
3 Skala nyeri *34 )" Lakukan harus terus dipantau"
3 rimace 3! imobilisasi )" Imobilisasi dapat
3 erakan melokalisir dengan bidai membantu meringankan
nyeri 3! tugas tulang dalam
mempertahankan postur
tubuh sehingga tidak
E" 6inggikan terjadi kekakuan daerah
ekstrimitas yang sekitar yang
nyeri menyebabkan nyeri"
E" Peninggian ekstrimitas
dapat membantu
meningkatkan aliran balik
4" 9jarkan teknik (ena yang menyebaban
relaksasi nafas pembengkakan berkurang
dalam! sehingga penekanan
daerah cedera menurun"
4" 6eknik relaksasi nafas
dalam ! dapat membantu
menurunkan tingkat
ketegangan sehingga
diharapkan tekanan otot3
otot sekitar daerah cedera
menurun
A" 2olaborasi A" 9nalgesik berfungsi untuk
pemberian melakukan hambatan
analgesik sesuai pada sensor nyeri
program terapi sehingga sensasi nyeri
pada klien berkurang"
E isiko Infeksi Setelah dilakukan /" Pertahankan /" 9gar gangguan mobilitas
berhubungan perawatan, tidak tirah baring fisik dapat berkurang
dengan prosedur terjadi perluasan dalam posisi
pemasangan alat infeksi pada klien yang di
in(asif" 2riteria hasil H programkan
3 6idak ada tanda3 )" 6inggikan )" &apat meringankan
tanda infeksi ekstremitas masalah gangguan
3 K1C <ormal yang sakit, mobilitas fisik yang
instruksikan dialami klien
klien 0 bantu
dalam latihan
rentang gerak
pada
ekstremitas
yang sakit dan
tak sakit
E" 1eri E" &apat meringankan
penyanggah masalah gangguan
pada mobilitas yang dialami
ekstremitas klien
yang sakit pada
saat bergerak
4" 7elaskan 4" 9gar klien tidak banyak
pandangan dan melakukan gerakan yang
keterbatasan dapat membahayakan
dalam akti(itas
A" 1erikan A" Mengurangi terjadinya
dorongan pada penyimpangan D
klien untuk penyimpangan yang dapat
melakukan terjadi
92S dalam
lingkup
keterbatasan
dan beri
bantuan sesuai =" Mengurangi gangguan
kebutuhan mobilitas fisik
=" $bah posisi
secara periodik " 2olaborasi interprofesional
membantu proses
" 2olaborasi
dengan perawatan klien
8isioterapi 0 lebih efektif
aoakulasi terapi
DAFTAR PUSTAA
Clifton d" )**+!" Cru sh Injury and Crush Syndrome" $S9H Centers for &isease
Control and Pre(ention;
httpH00www"bt"cdc"go(0masscasualties0blastinjuryfacts"asp
&arren 7" Malinoski, M&, Matthew S" Slater, M&c, ichard 7" Mullins, M& “Crush
injury and rhabdomyolysis”&epartment of Surgery, Oregon 4ealth B Science
$ni(ersity” &"7" Malinoski et al 0 Crit Care Clin )* )**4! //D/+)"
httpH00www.thedenverclinic.com&services&mangled&extremity(trauma(home&35( news
&5)(crush(injury(to(lower(legs.html
Fitriana" )**)!" 1agian Ilmu 2edokteran 8isik &an ehabi litasi 8k3$npad 0
sup"&r"4asan Sadikin 8k3$i 0 supn &r"Ciptomangunkusumo"