1. Hakikat usaha kecil secara umum dikelompokan kedalam 3 golongan khusus yang
meliputi ?
Jawaban:
1. Industri kecil
Misalnya : industri kerajinan rakyat, industri cor logam, konveksi dan berbagai
industri lainya.
2. Perusahaan berskala kecil
Misalnya: penyalur, toko kerajinan, koperasi, waserba restoran, toko bunga, jasa
profesi, dan lainya.
3. Sektor informal
Misalnya: agen barang bekas, kios kaki lima, dan lainya.
( Sumber : Buku Manajemen kecil Bab 1 hal 3 – 4)
2. Perusahaan kecil yang terdapat di Indonesia dapat digolongkan kedalam 2 bentuk, yaitu
?
Jawaban:
1. Usaha Perseorangan.
2. Usaha Persekutuan/Partnership.
Usaha Perseorangan bertanggung jawab kepada pihak ketiga atau pihak lain (dalam
hal ini konsumen) dengan dukungan harta kekayaan perusahaan yang merupakan
milik pribadi dari pengusaha yang bersangkutan. Jumlahnya di Indonesia cukup
besar dan skala usahanya relatif kecil. Pada umumnya lebih mudah untuk didirikan,
karena tidak memerlukan persyaratan yang rumit dan bertahap seperti bentuk-
bentuk usaha lainnya.
Usaha Persekutuan berusaha mencapai tujuan-tujuan perusahaan dalam
memperoleh laba. Merupakan bentuk kerja sama dari beberapa orang yang
bertanggung jawab secara pribadi terhadap kewajiban kewajiban usaha
persekutuannya. Bentuk pertanggungjawaban dan pola kepemimpinannya
berbeda-beda menurut bentuk-bentuk persekutuan yang dibentuk.
( Sumber : Buku Manajemen kecil Bab 1 hal 4 )
8. Sebagai suatu ilmu yang dapat dipelajari, Karl H. Vesper dalam bukunya Small
Business and Entrepreneurship membagi-bagikan subyek dari kewirausahaan menjadi
bidang penelitian yang meliputi ?
Jawaban :
1) Economic of entrepreneurship.
Meneliti dampak-dampak ekonomi dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
wirausaha.
2) Psychology of Entrepreneurship.
Mempelajari kesuksesan wirausaha dengan meneliti sikap, motivasi,
kepribadian, daya intelektual, dan sebagainya.
3) Sociology of Entrepreneurship.
Meneliti bagaimana wirausaha mencapai sukses sebagai akibat pengaruh dari
aspek-aspek sosial dan budaya masyarakatnya serta peran agama tertentu.
4) Small Business Management.
Mempelajari dan meneliti manajemen pengusaha kecil.
5) Fostering Entrepreneurship.
Meneliti peran-peran dari berbagai pihak yang mendorong keberhasilan
wirausaha, termasuk peran Pemerintah.
6) New Venture Entry.
Meneliti kemungkinan peluang bagi pengusaha kecil untuk masuk ke dalam
bisnis yang berskala lebih besar.
7) Tycoon History.
Mempelajari kesuksesan wirausaha tingkat internasional yang pernah ada
(misal: Henry Ford, Matsushita, Nitisemi- to, Probosutejo, Pardede, Hasyim
Ning, dan lainnya).
8) Minority Enterprise.
Mempelajari kesuksesan-kesuksesan bisnis wirausaha dari kelompok
minoritas yang umumnya mampu untuk sur- vive.
9) Independent Venture.
Meneliti kemandirian usaha dari wirausaha.
10) Corporate Venture.
Meneliti wirausaha-wirausaha dan aspek kewirausahaan yang terdapat di
dalam perseroan bisnis.
11) Female Entrepreneurship.
Meneliti keberadaan wirausaha wanita yang sukses dan aspek-aspek yang
mendukung profesionalisme mereka.
( Sumber : Buku Manajemen kecil Bab 1 hal 15 – 16 )
9. Pemerintah tetap mendorong agar industri/usaha kecil mampu lebih berkembang dan
mandiri dengan melaksanakan berbagai program pengembangan usaha kecil yang
dilaksanakan oleh Pemerintah maupun pihak-pihak atau lembaga swadaya masyarakat,
di antaranya?
Jawaban:
a. Program Peningkatan Kemampuan Usaha.
b. Program Pengembangan Industri Kecil untuk Menunjang Ekspor.
c. Program Pengembangan Keterkaitan Sistem Bapak Angkat dengan Mitra
Usahanya.
d. Program Pengembangan Wiraswasta dan Tenaga Profesi.
e. Program Penelitian dan Pengembangan Industri Kecil.
f. Program Penciptaan/Pengaturan Iklim dan kerja sama.
g. Program Pengembangan Usaha Kecil dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri
maupun Swasta.
h. Seminar dan Pameran Produk-produk Industri Kecil Tingkat Nasional maupun
Internasional.
( Sumber : Buku Manajemen kecil Bab 1 hal 10 )
10. Menurut KADIN dan Asosiasi serta Himpunan Pengusaha Kecil, juga kriteria dari
Bank Indonesia, maka yang termasuk kategori Usaha-Kecil adalah ?
Jawaban:
a. Usaha Perdagangan:
Keagenan, Pengecer, Ekspor/Impor, dan lain-lain dengan Modal aktif
Perusahaan (MAP) tidak melebihi Rp 150.000.000/tahun dan Capital Turn-
Over (CTO) atau Perputaran Modal tidak melebihi Rp600.000,00.
b. Usaha Pertanian:
Pertanian Pangan maupun Perkebunan, Perikanan Darat/Laut, Peternakan dan
Usaha lain yang termasuk lingkup pengawasan Departemen Pertanian.
Ketentuan Batas MAP dan CTO seperti butir l.a. di atas.
c. Usaha Industri:
Industri Logam/Kimia, Makanan/Minuman, Pertambangan, Bahan-Galian,
serta Aneka Industri Kecil Lainnya, dengan Batas MAP = Rp250.000.000,00
serta batas CTO = Rp 1.000.000.000,00.
d. Usaha Jasa:
Menjual tenaga/pelayanan bagi Pihak Ketiga, Konsultan, Perencana,
Perbengkelan, Transportasi serta Restoran dan lainnya dengan Batas MAP dan
CTO seperti butir l.a. di atas.
e. Usaha Jasa Konstruksi:
Kontraktor Bangunan, Jalan, Kelistrikan, Jembatan, Peng- airan dan usaha-
usaha lain yang berkaitan dengan Teknis Konstruksi Bangunan, dengan Batas
MAP dan CTO seperti butir I.c.
( Sumber : Buku Manajemen kecil Bab 1 hal 2 – 3 )