Anda di halaman 1dari 19

PERTEMUAN 4:

FUNGSI DAN PERAN WIRAUSAHA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang Fungsi dan Peran Wirausaha, Anda diharapkan mampu
untuk :
1.1 Mnggambarkan profil dan peran kewirausahaan
1.2 Menjelaskan fungsi makro dan fungsi mikro wirausaha
1.3 Menggambarkan profil usaha

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Fungsi dan Peran Wirausaha

1.1 Profil Wirausaha

Pengelompokan kewirausahaan berdasarkan perannya dikemukakan oleh Roopke sebagai


berikut :
1. Kewirausahaan rutin (wirt), dalam melakukan kegiatan sehari-hari cendrung menekankan pada
pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional. Fungsinya adalah mengadakan
perbaikan terhadap standar tradisional, bukan penyusunan dan pengalokasian sumber daya.
Wirausaha rutin dibayar dalam bentuk gaji, contohnya adalah pegawai atau manajer.
2. Kewirausahaan arbitrase, selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan (pengetahuan)
dan pemanfaatan (pembukaan). Kegiatan wirausaha melibatkan spekulasi dengan
memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga beli.
3. Wirausaha inovatif, dinamis dengan menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang
berbeda.

Zimmerer mengelompokan profil kewirausahaan sebagai berikut :


a. Part-time entrepreneur, wirausaha sebagai hobi dan kegiatan bisnis bersifat usaha
sampingan. Kewirausahaan dijadikan usaha sampingan dengan harapan memperolh
penghasilan tambahan
b. Home-based new ventures, usaha yang dirintis dari rumah pada dasarnya dapat
berkembang apabila perluasan pasar dilakukan dengan terencana.
c. Family owned business, usaha yang dilakukan dan dimiliki oleh beberapa anggota
keluarga secara turun-temurun.
d. Compreneur, usaha yang dimiliki oleh dua orang wirausaha dan bekerja sama dalam
menjalankan usahanya. Apabila kerjasama yang dilakukan berjalan dengan baik maka
usaha yang dijalankanpun dapat mencapai tujuan dengan maksimal.

1.2 Fungsi Makro dan Mikro Wirausaha

Fungsi makro kewirausahaan adalah penggerak, pengendali dan pendorong perkembangan


ekonomi suatu negara.
Fungsi mikro wirausaha menurut Marzuki Usman, peran wirausaha adalah sebagai penemu
(innovator). Wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan:
➢Produk baru
➢Teknologi baru
➢Ide-ide baru
➢Organisasi usaha baru

Sebagai perencana (planner), wirausaha berperan dalam merancang :


➢Perencanaan perusahaan
➢Strategi perusahaan
➢Ide-ide dalam perusahaan
➢Organisasi perusahaan

Menurut Zimmerer fungsi wirausaha adalah menciptakan nilai barang dan jasa dipasar
melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru yang berbeda untuk dapat
bersaing. Nilai tersebut dapat diciptakan melalui :
1. Pengembangan teknologi baru
2. Penemuan pengetahuan baru
3. Perbaikan produk dan jasa yang ada.
4. Penemuan cara-cara yang berbeda dalam menyediakan barang dan jasa dengan harga yang
relatif murah.

Werner Shombart membagi fungsi entrepreneur menjadi tiga :


1. Captain of industry : memulai sebagai teknisi atau tukang pada satu bidang keahlian, kemudian
berhasil menemukan sesuatu yang baru, tidak sengaja mencarinya melainkan karena hasil
temuan dan kehebatan daya cipta.
2. Pedagang (businessman) : orang yang menganalisis berbagai kebutuhan masyarakat,
merangsang kebutuhan baru untuk mendapat langganan baru. Perhatian yang paling utama
adalah penjualan.
3. Pemimpin keuangan (financial leader), orang yang sejak muda menekuni keuangan,
mengumpulkan uang dan menggabungkan sumber-sumber keuangan.

Berdasarkan fungsi-fungsi diatas secara umum dapat diartikan bahwa wirausaha adalah
perintis dan pengembang perusahaan yang berani mengambil resiko dalam menghadapi
ketidakpastian dengan cara mengelola sumber daya manusia, material dan finansial untuk
mencapai keberhasilan tertentu yang diinginkan.

1.3 Profil Usaha


1.2.1.1 Pengembangan Wawasan Jenis Bidang Usaha

Ada berberapa hal yang mendasari pemilihan usaha bagi seseorang yaitu bisa

diuraikan sebagai berikut :

a. Minat seseorang, misalnya minat dalam bidang manufaktur, jasa atau perdagangan.

b. Modal, apakah sudah tersedia modal atau belum atau apa saja yang sudah dimiliki.

c. Relasi, apakah ada keluarga, teman, sahabat yang sudah menekuni usaha yang sama

atau usaha yang ada relevansi atau bisa saling menunjang dengan usaha yang akan

dimulai.

d. Dan berbagai peluang lain.


Secara garis besar ada lima jenis usaha yang dikenal masyarakat yaitu usaha

ekstraktif, agraris, industri, perdagangan dan jasa.

Usaha ekstraktif merupakan usaha yang bergerak di bidang pertambangan atau

bidang usaha yang mengambil langsung dari alam seperti hasil lautan atau hasil hutan.

Usaha agraris mencakup berbagai usaha pengelolaan kebun, perdagangan hasil hasil

pertanian ( agribisnis) yang dapat diusahana untuk setiap produk yang dihasilkan oleh

pertanian, perkebunan atau peternakan.

Sedangkan jenis usaha industri dapat dirinci dalam berbagai komoditi yang

dihasilkan dan besar kecilnya industri yang diusahakan.

“Sektor perdagangan yaitu jenis usaha Berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan

Usaha Indonesia KBLI, sektor perdagangan besar dan eceran meliputi kegiatan ekonomi

lapangan usaha di bidang perdagangan besar dan eceran dari berbagai jenis barang, dan

memberikan imbalan jasa dari penjualan barang-barang tersebut. Perdagangan adalah

kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan pengumpulan dan penjualan kembali tanpa

perubahan bentuk, barang-barang baru maupun bekas. Pedagang adalah perorangan atau

badan usaha yang melakukan kegiatan perniagaan perdagangan secara terus menerus dengan

tujuan mencari keuntungan”

Usaha bidang jasa adalah jenis usaha dimana yang diperjualbelikan bukan barang tapi

jasa seperti jasa penerjemahan, jasa salon, jasa konsultasi dan lain sebagainya.

2 Rintisan Usaha Wirausaha Baru

Depnaker bekerjasama dengan LSM mengadakan pembinaan wirausaha

baru,dimana pesertanya adalah remaja putus sekolah,tamatan wisuda yang belum


mendapat pekerjaan, dan karyawan yg di-PHK. Kegiatan usaha yang mereka kembangkan

antara lain: cafe, warung serba ada, pujasera,ternak ika lele,pakaian jadi, dan sebagainya.

Pilihan mereka tampaknya mencakup dua bidang bisnis utama yaitu produksi dan

perdagangan.

Jadi, kalau dikaji lebih lanjut, bagi orang-orang kreatif banyak terbuka lapangan

untuk berwirausaha. Sebelum sampai ke penetapan pilihan usaha apa yang akan dibuka

maka calon usahawan, harus melakukan survey, observasi lapangan, dan banyak bertanya

bagaimana seluk-beluk usaha bisnis dalam bidang tertentu.

Cara cepat kaya. Disini diuraikan langkah-langkah mantap yang harus dilakukan

oleh seseroang agar menjadi orang kaya. Tentu harus diperoleh dengan halal serta ditekuni,

sabar, berdoa dan kerja keras. Berikut proses dan karakt eristik orang yang berpotensi

menjadi kaya adalah sebagai berikut:

PROSES DAN KARAKTERISTIK ORANG YANG BERPOTENSI

MENJADI KAYA

IDE + KEMAMPUAN + RELASI

PELUANG USAHA

KERJA KERAS MANAJEMEN HEMAT&


USAHAN MENABUNG
KAYA
ai

Faktor kemampuan banyak menyangkut pengalaman, keterampilan yang dikuasai,

misalnya orang yang bisa memasaka, dan enak, akan memiliki kemampuan lebih besar untuk

mengelola sebuah restoran Faktor relasi adalah sangat diperlukan, oleh sebab itu dicari dengan

pendekatan-pendekatan. Relasi yang dicari ini bermacam-macam jenis dan tujuannya. Ada

relasi untuk memperoleh sumber barang, relasi yang akan menjadi langganan, membantu

permodalan, sumber tenaga kerja/karyawan, dsb.

Kemudian ada peluang usaha dan mampu memanfaatkannya. Misalnya Integrasi secara

sinergis antara ide, kemampuan, dan relasi. Selanjutnya diikuti dengan usaha kerja keras,

manajemen yang baik, jangan salah urus, tekun selalu, kontrol, tidak boros, berhemat dan

menabung untuk peningkatan permodalan masa selanjutnya.

1) Mengelola Bisnis di rumah sendiri, atrinya mengelola bisnis tertentu secara profesional

dengan memanfaatkan bagian dari rumah sendiri tujuan mencari pengalaman.

2) Mengelola Usaha rumah Kos, khususnya disekitar lokasi perguruan tinggi.

Disamping usaha yang dungkapkan diatas, masih banyak lagi usaha lain yang memberi

peluang untuk dikelola oleh orang-orang yang kreatif.

3 Perdagangan Besar

Perdagangan besar ialah segala aktifitas marketing yang menggerakkan barang-barang

dari produsen ke pedagang eceran atau ke lembaga-lembaga merketing lainnya. Jika kita lihat

dari proses marketing yang meliputi konsentrasi, equasi, dan distribusi, maka proses
pengumpulan dan pengembangan (konsentrasi dan equasi dilakukan oleh perdagangan besar,

sebagai berikut:

P K
Konsentrasi Equasi Distribusi
Perdangan besar

Besar

Perdangan
Eceran
Kecil

Skema Proses Marketing

Pada bagian kiri ada proses konsentrasi, artinya barang-barang yang akan dipasarkan akan

di kumpulkan terlebih dahulu, kemudian mencari informasi daerah yang memerlukannya, berapa

dan kapan diperlukannya, ini disebut equasi. Akhrinya terjadi proses distribusi yaitu beras dikirim

menurut jumlah dan kualitas sesuai dengan informasi yang telah dikumpulan.

Ada 3 macam sifat yang bisa diperhatikan :

3.1 Motif pembelian. Memiliki tujuan bahwa barang bukan untuk dikonsumsi, tetapi untuk

dijual kembali dengan memperoleh keuntungan.

3.2 Jumlah pembelian. Kategori konsumen:

a. commercial consumers,

b. industrial consumers, dan

c. governmental consumers.
Pembelian perdangan eceran ialah pembelian yang dimaksudkan untuk diri sendiri.

Sedangkan pembelian perdagangan besar adalah pembelian sejumlah besar barang yang

bukan dimaksudkan untuk diri sendiri.

3.3 Cara-cara usaha dari perusahaan tersebut.

Mengenai cara berusaha ada beberapa kriteria, yaitu:

a. Perdagangan besar mempunyai usaha yang diskriminatif, hanya melayani

pedagang eceran, tidak melayani semua konsumen

b. Transaksi perdagangan besar adalah besar, dalam arti lebih besar dari kebutuhan

sehari-hari.

c. Harga-harga dapat berubah sesuai situasi

Penggolongan Grosir

Grosir dapat digolongan sebagai berikut:

3.3.1.1 Grosir yang berfungsi terbatas, terdiri atas:

3.3.1.1.1 Pengiriman barang.

Pengiriman barang adalah pedagang besar yang tidak memiliki gudang, mereka

membeli barang kemudian langsung mengirimkan kepada langganannya. Seperti

bahan bangunan dan di bidang agro bisnis (pertanian dan perkebunan).

3.3.1.1.2 Pedagang dengan truk (wagon or truck jobber)

Pedagang yang mengusahakan truk, membawa barang, kemudian menyerahkannya

sewaktu melewati pedagang eceran disekitar kota. Pedagang ini bergerak terutama
untuk barang tidak tahan lama seperti daging, hasil pertanian, bumbu masak, dan

perlengkapan toko.

3.3.1.1.3 Grosir tunai dengan self services (cash carry wholesalers)

Pedagang besar yang menjual barangnya secara tunai dengan harga relatif rendah.

3.3.1.1.4 Pengecer yang bersama-sama memiliki grosir (retailes owned cooperative

wholesalers)

Sekelompok pedagang ecaran yang mengusahakan sendiri toko grosir dengan

maksud menekan biaya dan dapat membeli barang dengan harga lebih rendah

3.3.1.1.5 Kelompok sukarela bergabung dengan grosir (Voluntary group

wholesalers)

Kelompok ini terdiri dari sekumpulan toko-toko eceran yang dimiliki secara bebas

oleh pengusaha-pengusahanya yang dengan sukarela bergabung dengan seorang

pedagang besar untuk pembelian, reklame, dan aktifitas lainnya.

3.3.1.2 Pengumpul hasil pertanian, macamnya antara lain:

3.3.1.2.1 Pembelian lokal khusus (private resident buyers) merupakan dealer lokal

yang berdiri sendiri dan kadang-kadang merupakan wakil dari dealer dan produsen.

3.3.1.2.2 Pembelian yang berkeliling mendatangi perusahaan pertanian satu-persatu

atau membuka tempat pengangkutan lokal agar dapat membeli hasil para petani.

3.3.1.2.3 Saudagar dengan truk (merchant trucker) mengguanakan truk sebagai alat

pengangkut dengan membeli bahanya kepada pabrik, grosir dan pedagang eceran.

3.3.1.2.4 Pembeli berdasar perintah (order buyers) yang memiliki para grosir pasar

sentral dan dsitributor , mereka menjadi perantara

3.3.1.3 Menurut jenis barang yang diperdagangkan, terdiri atas:


3.3.1.3.1 Grosir barang umum (general line) dapat memenuhi setiap kebutuhan pedagang

eceran karena mempunyai bermacam-macam produk dan mengambil keuntungan dari order

yang cukup besar, misalnya sabun, rokok kertas dan sebagainya.

3.3.1.3.2 Grosir barang khusus (specialty wholesalers) bergerak dibidang penjualan bahan

pangan dan obat-obatan seperti pakaian jadi.

4 Menurut lapangannya

4.1.1.1.1 Grosir melayani pabrik (mill supply whosalers) atau industrial distributors). Menjual hasil

industri yang dibelinya ke pabrik-pabrik

4.1.1.1.2 Penjual barang khusus ke pabrik (single line wholsalers) . memperdagangkan produk khusus

untuk dijual kepada macam-macam pembeli industri dan bertindak sebagai drop shipper,

contohnya grosir kertas

5 Menurut daerah operasi atau daerah yang dilayaninya.

5.1.1.1.1 Grosir tingkatan nasional (national wholesalers) yaitu grosir yang daerah kerjanya

meliputi wilayah seluruh negara.

5.1.1.1.2 Grosir tingkatan provinsi (regional wholesalers)

5.1.1.1.3 Grosir lokal (local wholesalers) daerah kerjanya pada sebuah kota besar taua

bagian dari kota kecil yang letaknya berdekatan.

Fungsi-fungsi Pedagang Besar

1. Pengumpulan dan penyebaran (assembling and distributing)

2. Pembelian dan penjualan (buyers and selling)

3. Pemilihan barang (selection of goods)

4. Pemberian kredit (fincancing)

5. Pemyimpanan (storage)

6. Pengangkutan (transportation)
4. Perdagangan Eceran

a. Pengertian Perdagangan Eceran

Artinya perdagangan bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual barang dan jasa

kepada konsumen akhir. Perdagangan eceran adalah mata rantau terakhir dalam penyaluran

barang dari produsen sampai kepada konsumen. Pedagang eceran adalah orang-orang atau

toko yang kerja utamanya mengecerkan barang.

b. Klasifikasi Perdagangan Eceran

Perdangan eceran dapat diklasifikasi sebagai berikut.

1. Perdagangan eceran besar

2. Perdangan eceran kecil terdiri dari :

a. Eceran kecil berpangkalan

b. Eceran kecil tidak berpangkalan

Jika kita gambarkan pembagian perdangan eceran tersebut dalam bentuk skematis adalah

sebagai berikut:
Perdagangan Eceran

Eceran Besar Eceran Keci

-Specialty store
-Departement store
-Supermarket Berpangakalan Tak Berpangkalan
(hyper market)
-General store
-Chain store

Tetap Tidak tetap 1 Pakai alat

- Kios - kaki lima -Roda dorong


- Depot - Pasar sore - Pedat
- Warung - Pasar mambo - Alat pikul

Tanpa alat

2 Tukang catut

Ukuran yang dipakai untuk klasifikasi ini ialah ownership pemilikan dan jumlah pegawai.

Perdagangan eceran kecil biasanya mempunyai 2 atau 3 pegawai/pelayanan. Pelayanan itu kadang-

kadang adalah anggota keluarga sendiri, ataupun orang lain yang digaji. Yang mengendalikan
keuangan, pembelian barang biasanya di pegang langsung oleh pemilik atau keluarga lain yang

digaji. Yang mengendalikan keuangan, pembelian barang biasanya di pegang langsung oleh

pemilik atau keluarga lain yang dipercaya, masih jarang dijumpai sistem manager bergaji penuh

diserahi mengurus kegiatan perdagangan eceran ini.

c. Perdagangan Tajam dari Berbagai Jenis Toko Eceran

Setelah para pebisnis ritel asing masuk ke indonesia, maka pelaku bisnis ritel dapat

dikelompokkan menjadi empat (Bob Foster, 2004:4) yaitu:

1. Kelompok grosir dan hypermarket

2. Kelompok supermarket/ departemenstore

3. Kelompok minimarket modern

4. Peritel kecil tradisinal

Kehadiran retail modren ini membuat konsumen merasa semakin memiliki banyak

pilihan tempat berbelanja, juga memperoleh banyak informasi. Akibatnya tingkat loyalitas

konsumen terhadap satu toko ritel sangat kecil.


Data Perusahaan Ritel Modern di Indonesia

Nama Perusahaan Nama Gerai Jumlah Gerai

Hypermarket

PT. Alfa Retailindo Alfa Gudang Rabat 32

PT. Makro Indonesia Makro 13

PT. Carrefour Indonesia Carrefour 11

PT. Goro Batara Sakti Goro 5

PT. Hero Supermarket Giant 4

Total 65

Supermarket/Dept. Store

PT. Hero Supermarket Hero 77

PT. Matahari Putra Prima Matahari 79

PT. Ramayana Lestari Sentosa Ramayana 80

PT. Rimo Catur Lestari Rimo 7

PT. Panen Lestari Internusa Sogo 4

PT. Metro Retailmart Metro 4

PT. Akur Pratama Yogya Toserba 3


PT. Pasaraya Nusakarya Pasaraya Grande 2

Total 256

Minimarket

PT. Indomarco Prismatama Indomaret 871

PT. Subur Alfatria Trijaya Alfamart 400

PT. Hero Supermarket Star Mart 32

Koperasi Jalan Sejahtera Warung JK 40

PT. Waserta Jaya Waserda Jaya 9

Total 1.352

Kotler (2003:536) dalam Bob Foster membagi tipe-tipe pedagang eceran menjadi tiga

bagian besar yaittu:

5.1.1.1.3.1 Store Retailer (pedagang eceran)

a) Speciality store/toko khusus

b) Departement store/toko serba toko

c) Supermarket/toko swalayan

d) Convenience store/toko barang kebutuhan sehari-hari

e) Superstore, Combination Store, and Hypermarket (toko super, toko gabungan, dan

hypermarket)

f) Discount store/toko pembeli potongan harga

g) Off price retailer/toko gudang

h) Catalog showroom/ruang pamer katalog

5.1.1.1.3.2 Non store Retailer (pedagang eceran toko buku)


5.1.1.1.3.2.1 Direct selling (penjualan langsung)

5.1.1.1.3.2.2 Direct marketing (penjualan lansgung)

5.1.1.1.3.2.3 Automatic vending machine (mesin penjaja otomatis)

5.1.1.1.3.2.4 Buying service (pelayanan pembeli)

5.1.1.1.3.3 Retailer Organization (organisasi pedagang eceran

5.1.1.1.3.3.1 Corporate chain (mata rantai perusahaan)

5.1.1.1.3.3.2 Valuntary chain (mata rantai perusahaan)

5.1.1.1.3.3.3 Customer cooperative (koperasi konsumen)

5.1.1.1.3.3.4 Franchise organization (organisasi hak guna paten/franchise)

5.1.1.1.3.3.5 Merchandising conglomerate (konglomerat dagang)

Non store Retailing

Pengecer yang tidak berbentuk toko adalah:

a) Direct selling, ini adalah penjulana dari pintu ke pintu dari rumah ke rumah, penjulana

di tempat pertemuan, misalnya ibu-ibu arisan, perkantoran. Ada beberapa bentuk

direct selling yaitu one- to – one selling, yaitu mengarahkan penjualannya kesatu

pembelian potensial.

b) Direct Marketing, ini berasal dari kegiatan direct-mail dan penyebaran katalog,

termasuk kedalamnta kegiatan telemarketing dengan menggunakan media televisi dan

electronic shopping melalui internet.

c) Automatic vending machine, ini merupakan mesin otomatis, yang melayani pembeli

menggunakan uang poin. Barang yang dibutuhkan akan keluar otomatis setelah

dimasukkan koin sesuai harga barang


d) Buying services merupakan suatu bentuk eceran yang dikoordinasi oleh agen

pembelian untuk melayani kelompok-kelompok pembeli besar seperti sekolah, rumah

sakit dsb.

e) Retail organization, yaitu organiasi pedagang eceran dapat berbentuk:

f) Corporate chain, adalah dua gerai atau lebih yang umumnya dimiliki dan dikontrol,

menjual produk yang sama, dikirim dari kantor pusat, dan mungkin menggunakan

motif arsitektur yang seragam

g) Voluntary chain, terdiri atas kelompok pedagag eceran dalam pembelian besar dan

barang dagangan umum.

h) Retail cooperative terdiri atas sekelompok pedagang eceran yang membentuk sebuah

organisasi pembelian terpusat dan melakukan promosi bersama.

i) Consumer cooperative, ini merupakan suatu toko eceran yang dimiliki oleh para

konsumen denga menghimpun modal bersama

j) Finachise organization, ini merupakan organisasi yang memperoleh hak paten, sesuai

dengan petunjuk dan peraturan dan kondisi yang telah ditetapkan.

k) Merchandisng conglomerate atau konglomerat dagang merupakan bentuk bebas dari

perusahaan yang mengkobinasi beberapa lini pedagang eceran yang terdiverifikasi di

bawah satu kepemilikan dan mengintergrasi fungsi-fungsi distribusi dan

manajemennya.

5.1.1.1.4 Keuntungan dan Kelemahan Perdagangan Eceran

Keuntungan dari perdagangan eceran kecil adalah:

1) Modal yang diperluka adalah kecil dan rentabilitasnya besar.


2) Pedagang eceran kecil menganggap bahwa pendapatnya dari usaha itu merupakan

pendapatan tambahan

3) Tempat kedudukan pedagan-pedagang eceran kecil biasanaya paling strategis

Kelemahan dari perdagangan eceran kecil adalah:

1) Keahlian kurang

2) Administrasi dalam pembukuan tidak diperhatikan

3) Pedagang kecil tidak mampu mengadakan sales promotion

Faktor-faktor yang medorong majunya toko eceran

1) Lokasi/tempat toko eceran

2) Kelengkapan barang

3) Ketepatan Harga

4) Suasana toko (Store Atmosspehe)

5. Pedagang Kaki Lima

Ciri-ciri pedagang kaki lima ialah:

1) Kegiatan usaha, tidak terorganisir secara baik

2) Tidak memiliki surat izin usaha

3) Tidak teratur dalam kegiatan usaha

4) Bergerobolan di trotoin, tepi-tepi toko

5) Menjajakan barang dagangannya sambil berteriak, kadang-kadang berlari mendektai

konsumen.
C. SOAL LATIHAN
1. Jelaskan bagaimana gambaran profil kewirausahaan dilihat dari segi fungsi dan perannya?
2. Jelaskan perbedaan antara fungsi makro dam mikro kewirausahaan?
3. Apa beda fungsi planner dan fungsi innovator dalam kewirausahaan?

D. DAFTAR PUSTAKA
Suryana. (2003), Kewirausahaan.Jakarta: Salemba Empat
Dewanti, Retno, (2008), Kewirausahaan, Jakarta: Mitra Wacana Media
Alma, Buchori, (2011), Kewirausahaan, Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai