PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Waralaba (inggris : franchising, Prancis: Franchise) yang diartikan sebagai hakhak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi
pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah
satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan
intelektual (HAKI). Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud
dengan Waralaba adalah Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan
akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau
perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan caracara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area
tertentu.
Di Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan
munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua
dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus,
yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk
memproduksi produknya. KFC, Mc Donalds, Burger King, Wendys adalah sebagian dari
jaringan waralaba asing yang masuk Indonesia pada awal berkembangnya franchise di
Indonesia. Seiring dengan perkembangannya waralaba-waralaba lokal di indonesia mulai
bermunculan, salah satunya adalah Franchise TAKOCAN
Takocan merupakan camilan khas jepang yang biasanya dijual sebagai jajanan di
pinggir jalan. Takocan ini memiliki 5 menu andalan yaitu : Tako Original, Takoyaki, Tako
Udang, Tako Cheese, Tako Bom. Untuk takoyaki ini bentuknya semacam buletan ondeonde khas jepang yang isinya terdiri dari berbagai varian rasa seperti octopus, cumi,
sosis, tuna, ayam, cornet, jagung, keju, udang dan lain-lain.
Karena melihat franchise jajanan khas jepang ini di wilayah Malang, saya sebagai
penulis tertarik untuk menjadikan Takocan ini sebagai bahan observasi saya untuk
memenuhi tugas Kewirausahaan.
B. Permasalahan
Masalah-masalah yang dihadapi Takocan:
1. Kurangnya jumlah karyawan yang dimiliki, setiap outlet hanya memiliki satu
karyawan saja, sehingga jika sewaktu-waktu karyawan tersebut sakit. Maka outlet
akan tutup
2. Promosi yang kurang maksimal
3. Adanya salah satu menu yang kurang laku
4. Tidak adanya catatan keuangan, sehingga pendapatan dan pengeluaran belum bisa
tercatat dengan baik dan benar.
C. Tujuan & Manfaat
Tujuan
1. Sebagai syarat untuk memenuhi tugas penelitian mata kuliah Kewirausahaan
2. Menerapkan teori tentang kewirausahaan dalam dunia bisnis
3. Menumbuhkan sikap dan jiwa seorang pengusaha ( enterprenuer )
4. Untuk mengetahui berapa besar keuntungan yang dapat diperoleh.
5. Untuk mengetahui tips-tips agar sukses dalam berwirausaha
Manfaat
1. Dapat belajar mengenal dunia wirausaha
2. Menumbuhkan sikap dan jiwa seorang usaha ( enterprenuer )
3. Dapat mengetahui resiko apa saja yang akan dihadapi dalam berwirausaha.
4. Dapat belajar menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan menjalin komunikasi
dengan orang lain.
BAB II
TEORI KEWIRAUSAHAAN
A. Konsep Kewirausahaan
2
Usaha = penciptaan kegiatan, atau berbagai aktivitas bisnis Identik dengan wiraswasta,
yang berarti:
Wira
Swa
= sendiri
Sta
= berdiri
Swasta = berdiri diatas kaki sendiri, atau dengan kata lain berdiri diatas kemauan dan atau
kemampuan sendiri.
Dapat disimpulkan bahwa berkewirausahaan adalah hal-hal atau upaya-upaya yang
berkaitan dengan penciptaan kegiatan atau usaha atau aktivitas bisnis atas daasar kemauan dan
atau kemampuan sendiri. Wirausaha/ wiraswasta adalah orang-orang yang memiliki sifat sifat
kewiraswastaan / kewirausahaan dan umumnya memiliki keberanian dalam megambil risiko
terutama dalam menangani usaha atau perushaanya dengan berpijak pada kemampuan dan atau
kemauan sendiri.
Jadi wirausaha adalah :
1. Orang yang memulai dan/ atau mengoperasikan sebuah usaha/ bisnis.
2. Para individu yang menemukan kebutuhan pasar dan membangun perusahaan baru yang
dapat memenuhi kebutuhan pasar.
3. Orang-orang yang berani mengambil resiko (risk takers) yang mampu memberikan daya
dorong pada perubahan, inovasi dan kemjuan.
4. Semua active owner-managers( founders and/ or managers of small businesses)
B. Jiwa & Profil Kewirausahaan
Jiwa Kewirausahaan
Proses kreatif dan inovatif hanyalah dimiliki oleh orang-orang yang memiliki jiwa dan
sikap kewirausahaan, yaitu orang yang percaya diri ( yakin, optimis, dan penuh komitmen),
4
berinisiatif ( energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi ( berorientasi hasil dan
wawasan ke depan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil beda), dan berni mengambil
risiko dengan penuh perhitungan ( karena itu uska akan tantangan)
Profil Kewirausahaan
Berbagai ahli mengemukakan profil wirausaha dengan pengelompokkan yang berbedabeda. Ada yang pengelompokkan berdasarkan pemiliknya,perkembangannya, dan kegiatan
usahanya. Roopke (1995:5) mengelompokkan kewirausahaan berdasarkan perannya, sebagai
berikut :
1. Kewirausahaan rutin ( wirt), yaitu wirausah yang dalam melakukan kegiatna sehariharinya cenderung menekankan pada pemecan masalah dan perbaikan standar prestasi
tradisional. Wirausaha ini berusaha untuk menghasilkan barang, pasar, dan teknologi,
misalnya seorang pagawai atau manajer. Wirausaha rutin dibyara dengan gaji.
2. Kewirausahaan arbitrase, yaitu wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan
penemuan (penegtahuan) dan pemanfaatan (pembukaan). Kegiatan ini tidak perlu
melibatkan pembuatan barang dan tidak perlu menyerap dana pribadi wirausaha.
Kegiatannya melibatkan spekulasi dalam memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga
beli.
3. Wirausaha inovatif, yaitu wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi
baru yang berbeda. Ini merupakan promotor, tidak saja memperkenalkan teknik dan
produk baru tetapi juga dalam pasar dan sumber pengadaan, peningkatan teknik
manajemen dan metode distribusi baru.
Sedangkan zimmerer (1996) mengelompokkan profil kewirausahaan sebagai berikut:
1. Part-time inrepreneur, yaitu wirausaha yang melakukan usahanya haya sebagian waktu
saja sebagai hobi. Kegiatan bisnis hanya bersifat sampingan.
2. Home-based new ventures, yaitu usaha yang diriintis dari rumah atau tempat tinggalnya
3. Family-owned business, yaitu usaha yang dilakukan, /dimiliki oleh beberapa anggota
keluarga secara turun temurun
4. Copreneurs, yaitu usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha yang bekerjasama
sebagai pemilik dan menjalankan usaha bersama-sama.
Beberapa kualitas profil wirausaha agar berhasil menurut David E.Rye (1996) diantaranya:
1. Seseorang yang berprestasi tinggi
Seseorang yang berwirausaha dituntut untuk berprestasi yang tinggi, maka perlu
bekerjasama dengan para profesional dan bermitra kepada para ahli terutama dalam
5
keputusan taktis), maka strategi kewirausahaan menyangkut kesesuaian kemampuan internal dan
aktivitas perusahaan dengan lingkunagn eksternal, dimana perusahaan harus bersaing dengan
menggunkan keputusan-keputusan strategis. Dalam melakukan strategi usahanya, wirausaha
biasanya mengunakan salah satu strtegi dari empat strategi berikut:
1. Berada pertama di pasar dengan produk dan jasa baru
Sering dipilih wirausah meskipun meskipun paling berisiko. Setelah strategi pertama
sukses, maka selanjutnya mempertahankan posisi kepemimpinan pasar (market leadre).
2. Posisikan produk dan jasa tersebut pada relung pasar (niche market) yang tidak terlayani
Hal ini menyangkut pengembangan keterampilan untuk mencapai peluang yang
diciptakan oleh perusahaan ang berada dipasar pertama
3. Fokuskan barang dan jasa pada rlung kecil tetapi bisa bertahan
Perubahan karakteristik produk, pasar, atau industri yang berbasis pada inovasi. Strategi
ini dilakukan dengan mengubah produk dan jasa yang sudah ada, misalnya mengubah
manfaat, nilai, kerakteristik ekonomi lainnya. Strategi ini mencptakan inovasi dengan
salah satu cara berikut :
1.
2.
3.
4.
Menciptakaan manfaat
Meningkatkan nilai inovasi
Beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi pelanggan
Menyajikan apa yang dianggap berniali oleh pelanggan
Dengan
demikian
perusahaan
dapat
bersaing
apabila
secara
konsisten
dan
berkesinamunan memperbaiki produk, barang dan jasa atau proses itu sendiri.
D. Motivasi Berwirausaha
Motivasi untuk menjadi seorang wirausaha biasanya muncul dengan sendririnya, setelah
memiliki bekal cukup untuk mengelola usaha dan siap mental secar total.
Secara umum motivasi seseorang untuk menjadi seorang wirausa antara lain:
1. Laba: Dapat menentukan berapa laba yng dikehendaki, keuntungan yang diterima, dan
berapa yang akan dibayarkankepada pihak lain atau pegawainnya.
2. Kebebasan: Bebas mengatur waktu, bebas dari supervisi, bebas aturan main yang
menekankan atau intervensi orang lain, bebas dari aturan buada organisasi atau
perusahaan
3. Impian personal: Bebas mencapai standar hidup yang diharapkan, lepas dari rutinitas
kerja yang membosankan arena harus mengikuti visi, misi, dan impian orang lai. Dapat
menentukan nasib/ visi, misi dan impiannya sendiri.
4. Kemandirian: Memiliki rasa bangga karena dapat mandiri dalam segala hal, seperti
permodalan, mandiri dalm pengelolaan/ manajemen, mandiri dalam pengawasan, serta
menjdi manajer terhadap dirinya sendri.
Dapat disimpukan bahwa dengan berwirausaha seeorang termotivasi untuk memperoleh
imbalan dalam bentuk laba, kebebasan, impian personal yang mungkin menjadi kenyataan, dan
kemandirian. Disamping memiliki peluang dalam mengembangkan usaha memilki peluang untuk
mengendalikan nasibnya sendiri.
Jika manajemen kewirausahaan menyangkut lingkungan internal perusahaan (keputusankeputusan taktis), maka strategi kewirausahaan menyangkut kesesuaian kemampuan internal dan
aktivitas perusahaan dengan lingkunagn eksternal, dimana perusahaan harus bersaing dengan
menggunkan keputusan-keputusan strategis.
BAB III
METODE
A. Lokasi Usaha
Bisnis Takoyaki dengan nama Takocan ini berlokasi di tiga tempat yaitu: di
seberang kampus 3 UMM, di jalan Dinoyo tepatnya di dekat UNISMA, dan di jalan
Soehat di depan UniBraw. Ketiga lokasi tersebut dianggap strategis karena dekat dengan
tiga kampus besar di Malang.
B. Data Primer
Takocan menawarkan lima menu andalannya yaitu: Tako Original, Takoyaki, Tako
Udang, Tako Cheese, dan Tako Bom. Selain menu yang ada, konsumen pun bisa memilih
sendiri Topping yang diinginkan seperti: Keju, Sosis, Udang, Gurita, Katsuoboshi, dan
Dried Shrimp hanya dengan menambah Rp.2000. Kelima menu tersebut dianggap bisa
bersaing dengan produk-produk takoyaki yang sudah beredar di Malang. Dengan harga
yang terjangkau, bahan-bahan yang berkualitas, saus yang diracik sendiri, ukuran yang
10
lebih besar, lebih banyak katsuoboshi, dan banyak pilihan topping membuat pemilik
yakin Takocan akan memimpin dalam usaha Takoyaki di malang.
Jika ada yang berniat untuk memperoleh merk Takocan modal yang harus
dikeluarkan adalah Rp 5.000.000. Biaya yang dikeluarkan tersebut sudah termasuk biaya
outlet, pan takoyaki, peralatan, bahan awal dan free training sampai bisa. Setelah kedua
belah pihak terikat kontrak, franchisor tidak meminta terjadinya pembagian royalty.
Sehingga keuntungan yang diperoleh saat telah membuka dan menjalankan bisnis adalah
murni menjadi milik franchisee.
C. Pengumpulan Data
Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti saat proses jual-beli berlangsung, peneliti
bertindak sebagai pembeli untuk mengamati penjual dalam menghadapi
pelanggan.
Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mewawancarai bapak anto selaku karyawan, untuk
mengetahui secara langsung berupa latar belakang usaha, motivasi yang di dapat
dan data-data lain dari usaha tersebut. Wawancara juga dilakukan dengan pembeli,
Takoyaki yang
sedang di
masak.
11
D. Variabel
Manajemen Sumber Daya Manusia
Pak Candra memiliki 4 orang karyawan, 3 orang yang merupakan penjual di
E. Metode Analisis
Outlet Takocan tergolong Franchise baru di kota Malang. Outlet Takocan berdiri
pada tahun 2013, namun jajanan japanese style ini sudah cukup populer dan terkenal di
wilayah Malang. Selain memiliki pesaing sejenis, outlet Takocan juga harus bersaing
dengan jajanan-jajanan lain yang ada di kota Malang. Hal ini menunjukkan tingkat
persaingan yang semakin ketat seiring dengan perkembangan bisnis dibidang makanan
yang semakin tinggi. Penjualan produk dan ramainya jumlah pengunjung yang datang
outlet Takocan yang belum mencapai target yang diinginkan oleh pihak outlet akan
berpengaruh terhadap pendapatan outlet Takocan .
Dapat dilihat bahwa tingkat penjualan yang belum mencapai target dan tingkat
persaingan yang cukup tinggi menjadi permasalahan yang terjadi pada outlet Takocan .
Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan penjualan
pada outlet Takocan agar menciptakan posisi yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan konsumen.
Model yang digunakan untuk merumuskan strategi pemasaran dalam penelitian
ini adalah SWOT. Berdasarkan hasil penelitian, strategi bauran pemasaran yang telah
12
dilakukan oleh outlet Takocan yang berhubungan dengan product, place, price, process,
people, promotion, dan physic, dinilai telah berhasil memenuhi kebutuhan pelanggan
dengan berbagai aktifitas dan keunggulan yang dimiliki oleh outlet Takocan .
Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal yang menjadi kekuatan dari outlet Takocan
adalah produk yang bermutu, harga yang terjangkau, memiliki sertifikat halal, lokasi
outlet yang strategis, SDM yang berkualitas, memiliki SOP yang jelas, dan kenyamanan
dan kebersihan outlet. Sedangkan yang menjadi kelemahan dari outlet Takocan adalah
belum adanya strategi promosi melalui harga, dan promosi yang dilakukan belum
maksimal.
Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal, peluang yang dimiliki outlet
Takocan
kemajuan teknologi, memiliki pemasok utama yang tetap dan konsumen yang loyal.
Sedangkan yang menjadi ancaman outlet Takocan dalam dunia bisnis restoran adalah
persaingan yang cukup tinggi dan kenaikan harga kebutuhan pokok (bahan baku) dan
harga bahan bakar minyak (BBM).
Perumusan strategi berdasarkan matriks SWOT, seperti penetrasi pasar,
meningkatkan promosi, pengembangan produk dan yang terakhir adalah pembuatan
sertifikasi halal dan sertifikat dari BPOM.
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
13
A. Sejarah Usaha
Awal berdirinya Takocan adalah karena kegemaran dan ketertarikan seseorang
yang bernama Candra Irawan akan jajanan khas jepang yang disebut Takoyaki ini.
Melihat adanya peluang bisnis takoyaki di malang, maka pada tahun 2013 pemilik pun
memutuskan untuk membuka usaha takoyaki yang kemudian diberi nama Takocan.
Awalnya Takocan ini hanya berada di depan KPRI Unbraw namun karena permintaan
konsumen yang tinggi, maka sampai saat ini sudah ada tiga cabang Takocan yang
tersebar di malang yaitu di: Depan KPRI Unbraw, didepan UNISMA, dan didepan
kampus 3 UMM. Pemilik memilih tiga lokasi tersebut karena berada di dekat kampus dan
karena fokus pelanggannya adalah mahasiswa.
B. Manajemen SDM
Saat ini pak Candra mempekerjakan satu orang di setiap outletnya, maka jumlah
karyawan yang dimiliki pak Candra adalah 4 orang terdiri atas 3 orang penjaga outlet dan
1 orang manajer. Untuk perekrutan karyawan sendiri pak candra menetapkan syarat
syarat sebagai berikut:
Laki-Laki
Usia Max 24
Jujur
Bertanggung Jawab
Disiplin
Pendidikan minimal SMP
Mempunyai kendaraan sendiri
Gaji yang diterima setiap bulannya adalah Rp.1.000.000. setiap hari bekerja mulai
dari jam 13.00 sampai jam 21.00. Dalam bisnis franchise Takocan tidak berbeda dengan
bisnis yang telah berkembang dan menjadi bisnis franchise yang besar seperti Alfamart,
KFC, Indomaret dan lain-lain, dimana juga terdapat aturan aturan yang mengatur perihal
hak dan kewajiban franchisor dan franchisee yang harus dilakukan dan dipenuhi oleh
kedua belah pihak. Hal ini dibuat dengan tujuan agar kedua belah pihak tidak ada yang
dirugikan.
Kewajiban seorang franchisor kepada franchiseenya meliputi hal hal berikut ini :
Memberikan dukungan penuh dalam bentuk pasokan bahan baku, bahan pelengkap dan
lain-lain yang dibutuhkan kepada para franchisee Takocan. Sehingga bahan yang
digunakan dalam pembuatan Takocan untuk semua franchisee yang menjalankan
14
usahanya memiliki standar rasa yang sama, dimana kepuasan konsumen dalam membeli
bisnis takiyakimura.
Manajemen training dan pelatihan kerja bagi orang yang telah resmi menjadi franchisee
dari usaha franchisenya. Pemberian training dan pelatihan kepada franchisee diberikan
sampai mereka semua paham dan bisa membuat produk makanan Takocan ketika telah
produk juga merupakan salah satu cara untuk bersaing dengan pesaing pesaing yang
ada.
C. Manajemen Produksi
Takocan yang merupakan jajanan khas jepang yang dinikmati sebagai cemilan.
Produk Takocan yang dijual di daerah Malang ini biasanya dijual dalam bentuk set,
dimana setiap satu setnya berisi 6 buah takoyaki yang disajikan di dalam kemasan kotak
yang sudah berdesain Takocan. Ini merupakan kemasan untuk menu takoyaki untuk
segala varian yang bentuknya mirip semacam buletan onde onde. Untuk membuat
takoyaki dibutuhkan perlengkapan seperti: cetakan takoyaki dan kompor gas, dan bahanbahan uadibawah ini :
Tepung terigu
Kuning telur
Telur ayam
Kaldu cair
Baking powder
Saus Tomat
Mayonaise
Garam
Minyak Goreng
16
Katsuoboshi
yang memang berminat untuk memperoleh brand takocan diharap menghubungi pemilik
franchisor yang ada di Surabaya dan calon franchisee telah memiliki rencana tempat
usaha yang akan digunakan, kemudian baru menyerahkan sejumlah uang sesuai dengan
yang telah ditetapkan franchisor.
Setelah proses pembayaran selesai, kemudian baru terjadi penandatanganan
kotrak antara pemilik dengan calon franchisee. Bagi para franchisee yang telah
melakukan penandatanganan kontrak, diberikan training untuk memasak takoyaki sampai
para franchisee benar-benar bisa memasak dengan teknik yang benar. Baru setelah itu
bisa dilakukan grand opening pada wilayah yang telah ditentukan.
Di awal transaksi pembayaran untuk pembelian brand Takocan, franchisee
mendapat satu paket perlengkapan yang digunakan untuk berusaha. Paket tersebut
meliputi :2 buah banner, 300 porsi bahan makanan Takocan, 200 buah mika, 1 buah gerai
(rombong) lengkap dengan display 120 x 60 x 70, 1 set kelengkapan bahan ( 2 botol saos,
1 botol mayonaise, 1 botol saus, 1 buah toples untuk taburan), 1 buah capitan, 1 buak
kopyokan (alat pengocok), 1 buah gelas ukur, 1 buah kaos Takocan ( extra training cara
memasak ), 1 set kompor + LPG 3 kg + selang regular, 2 box kartu nama dan 1 set untuk
tempat bahan dan alat-alat.
Untuk kelanjutannya franchisee hanya melakukan pembelian bahan bahan
takoyaki. Ada bahan-bahan yang memang wajib untuk dibeli kepada franchisor misalnya
tepung Takocan dimana tepung ini hanya diproduksi oleh franchisor, saus tomat dan saus
mayo.
Dalam pemesanan tepung Takocan setiap franchisee diharapkan untuk bisa
menunggu selama 3 hari karena tepung Takocan ini masih diolah dalam waktu 3 hari.
Alasan mengapa tepung ini diolah selama 3 hari adalah karena bahan tepung dibuat
dengan tidak menggunakan bahan kimia, tidak menggunakan michin (bahan penyedap),
tidak mengandung garam, tepung takoyaki masih harus melewati masa pemilihan tepung
yang sehat dan bergizi dan tepung ini anti gosong, sehingga makin lama di pan akan
semakin garing dan yummy.
E. Manajemen Keuangan
Dalam penelitian ini untuk managemen keuangan mas agus mengatakan tidak
dapat mengatakan secara terperinci pengeluarannya karena yang melakukan pembelian
bahan baku adalah sang pemilik langsung dan disamping itu belum memiliki catatan
18
pembelian dan penjualan, namun beliau hanya mengutarakan keuntungan perhari sebagai
berikut:
Keuntungan per hari untuk Takocan dengan rata-rata pembelian sebanyak 30 porsi
dengan harga berkisar Rp.7.000-Rp.9.000, sehingga perputaran uang kas perhari sebesar
Rp.250.000,/outlet. Takocan memiliki target penjualan minimal >30 porsi yang terjual
setiap harinya
Keuntungan / hari
Rp. 150.000,-
Keuntungan / bulan
Rp. 4.500.000,-
Keuntungan / tahun
Rp. 54.000.000,-
F. Profil Kewirausahaan
Nama Usaha : Takocan
Pemilik
: Chandra Irawan
Manajer
: Agus
Tahun Berdiri : 2013
Lokasi Usaha : Malang
Cabang
:
Seberang UnBraw
Daerah Unisma
Depan Kampus 3 UMM
G. Pembahasan
Pak Chandra selaku pemilik takocan, sebaiknya menambah jumlah karyawan
sehingga jika ada karyawan yang tidak bisa bekerja maka ada pengganti nya sehingga
usaha yang dimiliki akan tetap berproduksi dan keuntungan yang didapat menjadi
maksimal, karena Takocan hanya buka dari jam 13:00-21:00, alangkah baiknya jika
menerapkan sistem shift untuk tiap outlet, sehingga jam produksi bisa dimajukan lebih
awal.
Untuk adanya menu yang kurang diminati konsumen maka pak Chandra
sebaiknya mengeluarkan menu tersebut dari daftar menu daripada tetap mempertahankan,
atau bisa juga melakukan suatu inovasi pada produk tersebut agar diminati konsumen.
Selanjutnya, pak chandra sebaiknya memberikan buku catatan keuangan untuk tiap
outlet. Sehingga pendapatan akan tercatat dengan baik.
19
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
20
1.
dijual setiap harinya yang disebabkan karena musim hujan, dan liburan.
Ketika ada salah satu varian dari menu takoyaki yang tidak pernah laku
atau dibeli oleh konsumen.
B. Saran
21
Saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan di masa depan
yaitu dengan meningkatkan promosi melalui iklan pada media cetak dan media elektronik
lokal, menjadi sponsorship pada event-event yang ada di kota Malang, membuka cabang
di mall-mall yang ada di Malang, melakukan promosi melalui harga yaitu dengan cara
memberikan diskon-diskon khusus bagi setiap konsumen yang berulang tahun, dan
konsumen yang melakukan pembelian pada hari kerja.
22