Anda di halaman 1dari 15

MODEL PROSES KEWIRAUSAHAAN DAN MEMBANGUN CARA BERFIKIR

WIRAUSAHA

Kompetensi Wirausaha

10 Kompetensi yang harus dimiliki oleh wirausahawan sukses adalah :


Menurut Dan & Bradstreet Business Credit Service

1. Knowing your business,yaitu harus mengetahui usaha apa yang dilakukan;

2. Knowing the basic management,yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis,berarti


memahami kiat,cara, proses dan pengelolaan semua sumber daya perusahaan secara
efektif dan efisien;

3. Having the proper attitude,memiliki sikap yang benar terhadap wirausaha yang
dilakukan;

4. Having adequate capital, memiliki modal yang cukup baik material dan moral;

5. Managing finances effectively,yaitu memiliki kemampuan mengelola keuangan secara


efektif dan efisien;

6. Managing time efficiently,yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin;

7. Managing people, mampu memenej orang-orang dalam perusahaan (planning,organizing,


actuating, contolling)

8. Satisfying customer by providing high quality product, memberi kepuasan kepada


pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu,berguna dan
memuaskan;

9. Knowing how to compete, mengetahui strategi bersaing, melakukan analisis swot baik
terhadap diri maupun pesaing;

10. Copying with regulation and paperwork,yaitu membuat aturan yang jelas tentang
pelaksanaan pekerjaan baik secara tertulis maupun tidak tertulis.
TIPE WIRAUSAHA

1. Business Entrepreneur

Tipe paling mendasar dalam wirausaha adalah wirausaha bisnis, yaitu wirausaha yang
bergerak dalam bidang produksi barang dan jasa serta pemasarannya. Banyak orang yang
bertanya apa bedanya pengusaha biasa dengan wirausahawan bisnis? padahal mereka melakukan
hal yang sama, yaitu menghasilkan barang dan jasa serta memasarkannya. Adapun perbedaannya
yaitu sebagai berikut:

Pengusaha Biasa Wirausahawan Bisnis


Memiliki sebuah usaha Memiliki sebuah usaha
Biasanya bermain aman Tegas dan ambisius
Biasanya berorientasi laba Berorientasi pelanggan
Mendapatkan usaha dari membeli,donasi, atau Mencipta idenya sendiri dan mengubahnya
warisan menjadi bisnis
Umumnya mengikuti pola yang sudah umum Seorang inovator
Bekerja untuk perusahaan Perusahaan bekerja untuknya
Biasanya merekrut orang untuk turur andil Merekrut orang untuk membuat hidup mereka
dalam menghasilkan laba lebih baik

Intinya perbedaan dari penguasaha biasa dan wirausahawan bisnis adalah bahwa penguasa
biasa menjalankan bisnis di bidang yang sudah lazim dengan produk yang lazim pula, sedangkan
wirausahawan bisnis membangun bisnisnya dari ide inovatifnya sendiri, serta lebih fokus pada
kualitas produk dan kepuasan pelanggan ketimbang terlalu fokus pada laba.

2. Creative Entrepreneur

Creative entrepreneur adalah orang yang bergerak di bidang usaha menciptakan atau
memanfaatkan pengetahuan dan informasi. Contohnya adalah orang yang bergerak di bidang
pembuatan film, iklan, video game, penerbitan buku, musik, dan sebagainya. Dalam semua
bidang tersebut, yang menjadi modal utamanya adalah kreativitas dalam mencipta suuatu
produk. Setiap produk yang dihasilkan oleh creative entrepreneur merupakan produk yang unik
dan karena itu memiliki perjalanan hidupnya masing-masing.
Difinisi lain tentang creative entrepreneur yaitu dari seorang konsultan kebijakan, John
Howkins. John Howkins mendefinisikan creative entrepreneur sebagai orang yang menggunakan
kreativitas untuk memunculkan kekayaan di dalam diri mereka sendiri ketimbang menggunakan
modal eksternal.

3. Technopreneur

Technopreneur adalah seorang wirausahawan yang menghasilkan kekayaan dengan cara


memanfaatkan teknologi informasi yang pesat berkembang. Membicarakan technopreneurship
ini sangat menarik karena banyak begitu banyak inovasi teknologi informasi, seperti Google
maupun Apple yang tumbuh menjadi sangat besar. Seorang technopreneur adalah seorang yang
berusaha memberikan layanan yang memberikan nilai tambah, rasa gembira, atau ketagihan
kepada mereka yang menikmati produknya.

4. Social Entrepreneur

Social entrepreneur adalah seorang wirausahawan yang bergerak di bidang usaha


perbaikan kondisi-sosial, lingkungan, pendidikan, dan ekonomi masyarakatnya. Social
entrepreneur adalah seorang yang menjalankan usahanya menciptakan perbaikan social melalui
pasar.

PROFIL WIRAUSAHA

Menurut Roopke dikutip Suryana (2001) profil wirausaha berdasarkan perannya


dijabarkan sbb :

 Wirausaha rutin (Wirt)

Yaitu wirausahawan yang dalam melakukan kegiatan sehari-hari cenderung menekankan


pada pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional.

 Wirausaha arbitrase
Yaitu wirausahawan yang selalu mencari peluang untuk penemuan baru dan
pemanfaatannya; atau kegiatan kewirausahaan ini tidak perlu melibatkan pembuatan
barang dan tidak perlu menyerap dana pribadi wirausaha,kegiatannya adalah spekulasi
dalam memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga beli.

 Wirausahawan inovatif

Yaitu wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi baru yang berbeda,ia
merupakan promotor,tidak saja dalam memperkenalkan teknik dan produk baru,teapi
juga dalam pasar dan sumber pengadaan (pembekalan),peningkatan teknik manajemen dn
metode distribusi baru.

Sedangkan Zimmerer (1996) mengelompokkan profil wirausaha berdasarkan


intensitas pekerjaan dan status sebagai berikut :

 Part-timer entrepreneur,

Yaitu wirausaha yang hanya melakukan usaha sebagian waktu saja sebagai hobi.
Kegiatan usahanya hanya bersifat sampingan. Contoh : Home based new ventures

 Home-based new ventures


Yaitu usaha yang dirintis dari rumah/tempat tinggal

 Family-owned business,

Yaitu usaha yang dilakukan/dimiliki anggota keluarga secara turun temurun

 Corpreneurs

Yaitu usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha yang bekerjasama sebagai pemilik
dan menjalankan usaha secara bersama-sama.

SUMBER IDE USAHA BARU


Longenecker,et all (2001) mengungkapkan beberapa sumber ide awal pendirian usaha
baru yang dapat berasal dari :

 Pengalaman pribadi
 Minat
 Penemuan secara tidak sengaja
 Relsi atau bisnis keluarga
 Pencarian ide dengan penuh pertimbangan

CARA MEMASUKI DUNIA USAHA


 Merintis usaha baru (starting)
 Dengan membeli perusahaan orang lain (buying)
 Kerjasama manajemen (franchising)
 Memasuki bisnis keluarga

A. MERINTIS USAHA BARU (STARTING)


Bentuk usaha baru yang dapat dirintis yaitu:
1. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola
sendiri oleh seseorang.
2. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (asosiasi) dua orang atau lebih yang secara
bersama-sama menjalankan usaha bersama.
3. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan
hukum dengan modal saham-saham.

DUA PENDEKATAN DASAR PENDIRIAN USAHA


Ada dua pendekatan utama yang digunakan para wirausaha untuk mencari peluang dengan
mendirikan usaha baru, yaitu :

1. Pendekatan berdasarkan pengalaman, ketrampilan, kemampuan, dan latar belakangnya


sendiri dalam menentukan jenis usaha yang akan dirintis
2. Pendekatan berdasarkan kebutuhan pasar, yaitu pendekatan yang menekankan pada
pengamatan lingkungan tentang kebutuhan pasar ditransfer menjadi peluang-peluang
bisnis

Keunggulan perusahaan baru:


a. Mampu mengidentifikasi kebutuhan pelanggan
b. Mampu mengidentifikasi kemampuan pesaing

Pendekatan yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang :

 Pendekatan ”in-side out” atau ”idea generation” : gagasan sebagai kunci yang
menentukan keberhasilan usaha.
 Pendekatan ”the out-side in” atau “opportunity recognition” : merespon
kebutuhan pasar

Alat untuk mencari peluang bisnis/usaha:

a) Surat kabar
b) Laporan periodik tentang perubahan ekonomi
c) Jurnal perdagangan dan pameran dagang
d) Publikasi pemerintah
e) Informasi lisensi produk yang disediakan oleh broker, universitas, dan korporasi
lainnya.

Kompetensi usaha yang diperlukan seorang calon wirausaha (Norman Scarborough):

 Kemampuan Teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi


barang dan jasa serta cara menyajikannya.

 Kemampuan Pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana


menemukan pasar dan pelanggan serta harga yang tepat

 Kemampuan Finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh


sumber-sumber dana dan cara menggunakannya

 Kemampuan Hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara


mencari, memelihara dan mengembangkan relasi dan kemampuan
komunikasi serta negosiasi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru:


a) Bidang dan Jenis Usaha yang Dimasuki

1. Bidang usaha pertanian (agriculture)


2. Bidang usaha pertambangan (mining)
3. Bidang usaha pabrikasi (manufacturing)
4. Bidang usaha konstruksi
5. Bidang usaha perdagangan (trade)
6. Bidang jasa keuangan (financial service)
7. Bidang jasa perseorangan (personal service)
8. Bidang usaha jasa-jasa umum (public service)
9. Bidang usaha jasa wisata (tourism)
 usaha jasa parawisata
 pengusahaan objek dan daya tarik wisata
 usaha sarana wisata

b) Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih

1. Perusahaan Perorangan (sole proprietorship) : satu orang


2. Persekutuan (Partnership) : asosiasi dua orang atau lebih yang menjadi pemilik bersama
3. Perseroan (Corporation) : anggotanya terdiri atas para pemegang saham
4. Firma : nama bersama

c) Tempat usaha yang akan dipilih

 Mempertimbangkan aspek efisiensi & efektivitas

 Alternatif menentukan tempat memulai usaha

1. Membangun bila ada tempat yang strategis

2. Membeli atau menyewakan bila lebih strategis dan menguntungkan

3. Kerja sama bagi hasil, bila memungkinkan\

d)Organisasi usaha yang akan digunakan

 Perpaduan fungsi kewirausahaan dan manajerial

 Hubungan yang timbul antara organisasi perusahaan dengan lingkup usaha

1. Semakin besar lingkup usaha, semakin kompleks organisasinya

2. Semakin kecil lingkup usaha, semakin sederhana organisasinya

3. Semakin kecil perusahaan maka fungsi kewirausahaan akan semakin besar, tetapi
fungsi manajerial yang dimilikinya akan semakin kecil

4. Lingkup usaha kecil umumnya organisasinya dikelola sendiri


5. Pengusaha kecil umumnya berperan sebagai small business owner-manager/small
business operator

e) Jaminan Usaha yang Mungkin Diperoleh

f) Lingkungan Usaha yang akan berpengaruh

 Lingkungan Usaha Mikro : ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan

 Lingkungan Usaha Makro : di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup
perusahaan secara keseluruhan

1. Lingkungan Ekonomi

2. Lingkungan Teknologi

3. Lingkungan Sosial Politik

4. Lingkungan Demografis dan Gaya Hidup

B. MEMBELI PERUSAHAAN YANG SUDAH DIDIRIKAN (BUYING)


Beberapa alasan Buying:
 Resiko lebih rendah
 Lebih mudah dalam memasuki dunia usaha
 Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar

EMPAT PENDEKATAN DASAR DALAM MENENTUKAN NILAI WAJAR


SEBUAH BISNIS
Kita dapat menentukan nilai sebuah perusahaan yang akan dibeli menggunakan :

 Penilaian berdasarkan aktiva, mengukur bisnis dengan melihat nilai aktiva-nya.


Melibatkan perhitungan nilai buku aktiva, nilai pengganti aktiva dan nilai
likuidasi aktiva.
 Penilaian berdasarkan pasar, sesuai harga perusahaan yang setara.
 Penilaian berdasarkan laba, melihat nilai perusahaan berdasarkan laba potensial
di masa mendatang.
 Penilaian berdasarkan perputaran uang (arus kas), dengan membandingkan
antara expected dan required rate of return dari investasi.
Permasalahan Buying:

1. Masalah eksternal : lingkungan

2. Masalah internal : masalah di dalam perusahaan

Aspek yang perlu dipertimbangkan sebelum Buying:

1. Pengalaman apa yang dimiliki untuk mengoperasikan perusahaan tersebut?

2. Mengapa perusahaan tersebut berhasil tetapi kritis?

3. Di mana lokasi perusahaan tersebut?

4. Apakah membeli perusahaan tersebut akan lebih menguntungkan ketimbang


merintis sendiri usaha baru?

Langkah-langkah setelah memutuskan Buying:

1. Yakinlah bahwa anda tidak akan merintis usaha baru (memulai dari awal)
2. Tentukan jenis perusahaan yang diinginkan dan apakah anda mampu
mengelolanya
3. Pertimbangkan gaya hidup yang anda inginkanPertimbangkan usaha yang
diinginkan
4. Pertimbangkan kembali gaya hidup

C. KERJASAMA MANAJEMEN/ WARALABA (Franchising)


 Suatu kerja sama antara entrepreneur (Franchise) dengan perusahaan besar
(Franchisor) dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha
 Model usaha ini dapat digambarkan sebagai kerjasama manajemen untuk
menjalankan perusahaan cabang/penyalur
 Inti Franchising adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari
perusahaan induk
KESIMPULAN

BENTUK KELEBIHAN KEKURANGAN


Merintis usaha  Gagasan murni  Pengakuan nama barang
(Starting)  Bebas beroperasi  Fasilitas inefesien
 Fleksibel dan mudah  Persaingan kurang diketahui
penggunaan
Membeli perusahaan  Kemungkinan sukses  Perusahaan yang dijual
(Buying)  Lokasi sudah cocok biasanya lemah
 Karyawan dan pemasok  Peralatan tak efesien
biasanya sudah mantap  Mahal
 Sudah siap operasi  Sulit inovasi
Kerjasama manajemen (  Mendapat pengalaman  Tidak mandiri
Franchising) dalam logo,nama,metode  Kreativitas tidak berkembang
teknik produksi,pelatihan  Menjadi kurang
dan bantuan modal independen,terdominasi,rentan
 Penggunaan nama,merk terhadap perubahan franchisor
yang sudah dikenal

D. MEMASUKI BISNIS KELUARGA


 Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara
langsung terlibat dalam kepemilikan dan/atau jabatan/ fungsi.
 Setiap bisnis keluarga mengembangkan cara tertentu di dalam mengerjakan segala
sesuatu dan prioritas tertentu sehingga memberikan keunikan pada tiap
perusahaan. Pola perilaku dan kepercayaan yang khusus ini membentuk budaya
organisasi perusahaan.
 KEUNGGULAN PERUSAHAAN KELUARGA

a) Memelihara nilai kemanusiaan di tempat kerja, bisnis keluarga dapat


dengan mudah menunjukkan tingkat perhatian yang lebih tinggi bagi tiap
orang dari pada perusahaan-perusahaan pada umumnya
b) Memfokuskan pada pelaksanaan jangka panjang, manager keluarga
dapat mengambil pandangan jangka panjang yang lebih mudah dari pada
manager perusahaan yang dinilai hasilnya tiap tahun
c) Memperluas kualitas, karena mereka memiliki taruhan di dalam
memelihara reputasi keluarga, anggota keluarga mungkin
mempertahankan tradisi memberikan kualitas dan nilai bagi konsumen.

FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN USAHA

Berikut ini adalah beberapa faktor yang menjadi penyebab keberhasilan dalam
kewirausahaan, diantaranya adalah

 Memiliki karakter seorang wirausahaan


 Memiliki sifat seorang wirausahaan
 Mampu melayani atau memiliki pelayanan terhadap konsumen yang baik
 Mampu mengetahui target pasar saat ini
 Memiliki modal yang cukup untuk usahanya
 Mampu mencari dan memanfaatkan informasi
 Mampu mengelola waktu secara efektif
 Memiliki jaringan hubungan yang kuat
 Memiliki tenaga ahli yang dapat diandalkan
 Memiliki inovasi dan kreativitas yang tinggi

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat tergantung pada kemampuan pribadi


wirausaha. Ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam
menjalankan usaha barunya, adalah :

a. Tidak kompeten dalam manajerial.

Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha
merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

b. Kurang berpengalaman
Baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan
mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun
kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.

c. Kurang dapat mengendalikan keuangan.


Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik faktor yang paling utama dalam
keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan
secara cermat.

d. Gagal dalam perencanaan.

Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

e. Lokasi yang kurang memadai.

Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha.
Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena
kurang efisien.

f. Kurangnya pengawasan peralatan.


Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang pengawasan
dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

g. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.

Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang


dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal
adalah besar.

h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.

Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan


perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

Beberapa potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan yaitu :


a) Pendapatan yang tidak menentu.
Baik pada tahap awal maupun tahap pertumbuhan, dalam bisnis tidak ada jaminan
untuk terus memperoleh pendapatan yang berkesinambungan. Dalam bisnis,
sewaktu-waktu kita dapat rugi atau untung. Kondisi ketidaktentuan ini menjadi
potensi seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha.

b) Kerugian akibat hilangnya modal investasi.


Tingkat kegagalan bagi usaha baru sangatlah tinggi. Dari data diketahui bahwa
tingkat mortalitas/ kegagalan usaha kecil di Indonesia mencapai 78 persen.
Kegagalan investasi mengakibatkan seseorang mundur dari kegiatan
berwirausaha. Padahal bagi seorang wirausaha, kegagalan sebaiknya dipandang
sebagai pelajaran berharga.

c) Perlu kerja keras dan waktu yang lama.


Wirausaha biasanya bekerja sendiri mulai dari pembelian, pengolahan, penjualan,
dan pembukuan. Waktu yang lama dan keharusan bekerja keras dalam
berwirausaha mengakibatkan orang yang ingin menjadi wirausaha menjadi
mundur.

d) Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap.


Kualitas kehidupan yang tidak segera meningkat dalam usaha, akan
mengakibatkan seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha. Misalnya,
pedagang yang kualitas kehidupannya tidak meningkat, maka akan mundur dari
usaha dagangnya dan masuk ke usaha lain.

DAFTAR PUSTAKA

Thomas W. Zimmerer., Norman M. Scarborrough. (2002). Pengantar Kewirausahaan


dan manajemen bisnis kecil. Edisi bahasa Indonesia. Jakarta: Prenhallindo

Kasali Rhenald. 2010. Wirausaha Muda Mandiri. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta


Mubaroq, Mufti. 2012. Manajemen Praktis Kewirausahaan. Erlangga : Jakarta

R. Heru Kristanto HC,2009. Kewirausahaan Entrepreunership : pendekatan Manajemen


dan Praktek . Penerbit Graha Ilmu : Yogyakarta

Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses.


Salemba Empat : Jakarta

Sonny Sumarsono,2010. Kewirausahaan. Penerbit Graha Ilmu : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai