Anda di halaman 1dari 15

BAHASA INDONESIA

Teks Akademik dalam Genre Makro

DOSEN: Prof. Dr. Hj. HASNAH FAIZAH, AR,M.Hum

OLEH:
RIZSARI NINGSIH (1900040)

D3-IVA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU


YAYASAN UNIV RIAU
PEKANBARU
2021
1. Membuat Rangkuman
BAB I
MENGEKSPLORASI TEKS AKADEMIK DALAM GENRE MAKRO
A. Kegiatan 1: Membangun Konteks Teks Akademik
Teks akademik atau teks ilmiah berwujud seperti buku, ulasan buku, dan lain
sebagainya,yang terkandung campuran dari beberapa genre makro dan mikro.
- Genre Makro adalah genre yang digunakan untuk menamai sebuah jenis teks secara
keseluruhan
- Genre Mikro adalah subgenre-subgenre yang lebih kecil yang terdapat didalamnya dan
dipayungi oleh genre makro tersebut

B. Kegiatan 2: Menelusuri dan Menganalisis Model Teks Akademik


1. Mengidentifikasi Ciri-ciri Teks Akademik dan Teks Nonakademik
Ciri-ciri teks non akademik yaitu sederhana,objektif, dan logis. Dalam KBBI, secara
denotatif sederhana berarti tidak berlebih, objektif berarti mengenai
keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat, logis berarti sesuai dengan
logika, padat berarti sangat penuh dan tidak berongga.
2. Menganalisis Pentingnya Teks Akademik

a. Teks Akademik Bersifat Sederhana dalam Struktural Kalimat


Kesederhanaan teks akademik terlihat dari struktur kalimat yang sederhana melalui
penggunaan kalimat simpleks. Perbedaan antara kalimat simpleks dan kalimat kompleks tidak
diukur dari panjang pendeknya, tetapi dari jumlah aksi atau peristiwa yang dikandung. Kalimat
simpleks adalah kalimat yang hanya mengandung satu aksi 10 atau peristiwa, sedangkan kalimat
kompleks adalah kalimat yang mengandung lebih dari satu aksi atau peristiwa dan dapat
dinyatakan dengan hubungan parataktik atau hipotaktik.

b. Teks Akademik Padat Informasi

Bukti bahwa nominalisasi berdampak pada pemadatan informasi dapat ditunjukkan dengan
ilustrasi sebagai berikut. Kata komunikasi atau interaksi pada Teks Bahasa (Beratha, 2004)
sesungguhnya merupakan pemadatan dari “serangkaian proses tentang aktivitas seseorang (orang
pertama) yang sedang berbicara kepada orang lain (orang kedua), dan orang kedua tersebut
mendengarkan sambil memberikan tanggapan, sehingga orang pertama yang sebelumnya
berperan sebagai penutur kemudian berperan sebagai pendengar yang juga akan memberikan
tanggapan untuk didengarkan kembali oleh orang kedua”. Apabila proses tersebut diungkapkan
dengan kalimat, akan dibutuhkan sejumlah kalimat, tetapi sejumlah kalimat tersebut dapat
diungkapkan dengan hanya satu kata, komunikasi atau interaksi.

c. Teks Akademik Padat Kata Leksikal

Kepadatan leksikal dapat dijelaskan sebagai berikut. Teks akademik lebih banyak
mengandung kata leksikal atau kata isi (nomina, verba-predikator, adjektiva, dan adverbia
tertentu) daripada kata struktural (konjungsi, kata sandang, preposisi, dan sebagainya). Halliday
menyatakan bahwa semakin ilmiah suatu teks, semakin besar pula kandungan kata-kata
leksikalnya.

d. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Nominalisasi

Ditemukan bahwa dalam realisasi leksis pada teks-teks akademik yang dicontohkan
nominalisasi digunakan untuk memadatkan informasi. Sebagai upaya pembendaan, nominalisasi
ditempuh dengan mengubah leksis nonbenda (antara lain verba, adjektiva, adverbia, konjungsi)
menjadi leksis benda (nomina). Nominalisasi pada teks akademik ditujukan untuk
mengungkapkan pengetahuan dengan lebih ringkas dan padat (Martin, 1991). Oleh karena itu,
nominalisasi menjadi ciri yang sangat penting pada teks akademik’

e. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Metafora Gramatika melalui Ungkapan


Inkongruen

Metafora gramatika adalah pergeseran dari satu jenis leksis ke jenis leksis lain atau dari
tataran gramatika yang lebih tinggi ke tataran gramatika yang lebih rendah. Metafora gramatika
terjadi pada ungkapan yang inkongruen, sebagai kebalikan dari ungkapan yang kongruen

f. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Istilah Teknis

Pada prinsipnya istilah teknis merupakan penamaan kepada sesuatu dengan menggunakan
nomina yang antara lain dibangun melalui proses nominalisasi. Istilah teknis merupakan bagian
yang esensial pada teks akademik, karena istilah teknis digunakan sesuai dengan tuntutan bidang
ilmu, tataran keilmuan, dan latar (setting) pokok persoalan yang disajikan di dalamnya. Terkait
dengan bidang ilmu tempat istilah teknis digunakan, perlu digarisbawahi bahwa istilah yang
sama mungkin mengandung makna yang berbeda apabila istilah itu digunakan pada bidang ilmu
yang berbeda.

g. Teks Akademik Bersifat Taksonomik dan Abstrak

Pada dasarnya taksonomi adalah pemetaan pokok persoalan melalui klasifikasi terhadap
sesuatu. Taksonomi menjadi salah satu ciri teks akademik. Oleh Wignell, Martin, dan Eggins,
masalah taksonomi pada teks akademik dibahas dalam konteks bahwa perpindahan dari
pemaparan peristiwa duniawi dengan bahasa sehari-hari menuju penyusunan ilmiah yang
sistematis dengan bahasa yang lebih teknis adalah perpindahan dari deskripsi menuju klasifikasi.

h. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Sistem Pengacuan Esfora

Sebagai pengacuan di dalam KN, pengacuan esfora dimanfaatkan pada teks akademik untuk
menunjukkan prinsip generalitas, bahwa benda yang disebut di dalam kelompok nomina tersebut
bukan benda yang mengacu kepada penyebutan sebelumnya.

i. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Proses Relasional Identifikatif dan Proses


Relasional Atributif

Terdapat dua jenis proses relasional, yaitu proses relasional identifikatif dan proses relasional
atributif. Proses relasional identifikatif merupakan alat yang baik untuk membuat definisi atau
identifikasi terhadap sesuatu, sedangkan proses relasional 25 atributif merupakan alat yang baik
untuk membuat deskripsi dengan menampilkan sifat, ciri, atau keadaan benda yang
dideskripsikan tersebut.

j. Teks Akademik Bersifat Monologis dengan Banyak Mendayagunakan Kalimat Indikatif-


Deklaratif

Sifat monologis pada teks akademik mengandung arti bahwa teks tersebut memberikan
informasi kepada pembaca dalam satu arah. Untuk memenuhi sifat monologis tersebut teks
akademik mendayagunakan kalimat Indikatif-Deklaratif yang berfungsi sebagai Proposisi-
Memberi, berbeda dengan kalimat IndikatifInterogatif yang berfungsi sebagai Proposisi-
Meminta atau kalimat Imperatif yang berfungsi sebagai Proposal-Meminta. Pada teks akademik
penulis tidak meminta 29 kepada pembaca untuk melakukan sesuatu (jasa), dan juga tidak
meminta informasi, tetapi memberi informasi.

k. Teks Akademik Memanfaatkan Bentuk Pasif untuk Menekankan Pokok Persoalan, bukan
Pelaku; dan Akibatnya, Teks Akademik Menjadi Objektif, bukan Subjektif

Ciri bahwa teks akademik memanfaatkan bentuk pasif sudah lama dibahas tetapi kenyataan
ini hendaknya tidak dipahami sebagai kebalikannya bahwa teks akademik tidak memanfaatkan
bentuk aktif. Penggunaan bentuk pasif pada teks akademik dimaksudkan untuk menghilangkan
pelaku manusia, sehingga unsur kalimat yang berperan sebagai subjek dijadikan pokok persoalan
yang dibicarakan di dalam teks tersebut.

l. Teks Akademik Seharusnya tidak Mengandung Kalimat Minor

Kalimat minor adalah kalimat yang tidak lengkap. Kalimat minor berkekurangan salah satu
dari unsur pengisi subjek atau finit/predikator. Akibatnya, kalimat tersebut dapat dianalisis dari
sudut pandang leksikogramatika, serta tidak dapat pula dianalisis menurut jenis dan fungsinya.
Keberadaan kalimat minor pada teks akademik tidak saja menyebabkan tidak dapat
diidentifikasinya unsur-unsur leksikogramatika secara ideasional dan interpersonal, tetapi juga
menyebabkan terhentinya arus informasi secara tekstual.

m. Teks Akademik Seharusnya tidak Mengandung Kalimat Takgramatikal

Kalimat takgramatikal adalah kalimat yang secara gramatikal mengandung kekurangan atau
kelebihan unsur-unsur tertentu, misalnya kata-kata leksikal seperti nomina (yang berfungsi
sebagai subjek) dan verba (yang berfungsi sebagai finit/predikator), atau kata-kata struktural,
seperti konjungsi dan preposisi.

n. Teks Akademik Tergolong ke dalam Genre Faktual bukan Genre Fiksional

Sebagian besar teks akademik yang dikutip sebagai tugas pada poin-poin di atas adalah
artikel ilmiah. Teks akademik yang demikian itu tergolong ke dalam genre 35 faktual, bukan
genre fiksional. Teks-teks tersebut dikatakan faktual, karena teks-teks tersebut ditulis
berdasarkan pada kenyataan empiris, bukan pada rekaan atau khayalan

Perbedaan ciri ciri teks akademik dan non akademik

Contoh Teks Akademik dalam Berbagai Genre Makro


a. Ulasan buku
Ulasan buku yang juga sering disebut timbangan buku adalah tulisan yang berisi tentang
kritik terhadap buku yang dimaksud. Ulasan buku diperlukan saat kajian pustaka dalam
proposal penelitian, laporan penelitian (yang dapat berupa skripsi, tesis, dan disertasi),
atau artikel ilmiah. Ulasan buku memiliki struktur teks
1. Identitas
2. Orientasi
3. Tafsiran isi
4. Evaluasi
5. Rangkuman evaluasi
b. Proposal
Proposal merupakan tulisan yang berisi rancangan penelitian atau rancangan kegiatan.
Proposal dapat berupa proposal penelitian atau proposal kegiatan.Proposal penelitian
memiliki struktur teks:
1. Pendahuluan
2. landasan teori dan tinjauan Pustaka
3. metodologi penelitian.
Adapun proposal kegiatan memiliki struktur teks
1. Pendahuluan
2. Tata laksana kegiatan
3. Penutup

c. Laporan
Laporan dapat dikelompokkan menjadi laporan penelitian dan laporan kegiatan. Laporan
penelitian ditata dengan struktur teks:
1. Pendahuluan
2. Landasan teoretis dan tinjauan Pustaka
3. Metodologi penelitian
4. Hasil
5. Pembahasan
6. Penutup.
Adapun laporan kegiatan mempunyai struktur teks yang lebih fleksibel, sesuai dengan
cakupan kegiatan yang dilaporkan itu. Pada umumnya, struktur teks laporan kegiatan adalah :
1. Pendahuluan
2. Deskripsi kegiatan
3. Pelaksanaan kegiatan
4. Penutup
d. Artikel ilmiah
Artikel penelitian adalah laporan penelitian yang disusun dalam bentuk artikel. Struktur
teks artikel penelitian yaitu:
1. Abstrak
2. Pendahuluan
3. Tinjauan Pustaka
4. Metodologi penelitian
5. Hasil
6. Pembahasan
7. Simpulan.
Sedangkan artikel konseptual adalah artikel sebagai hasil pemikiran mengenai sesuatu
secara konseptual. Artikel konseptual disusun dengan struktur teks yang lebih fleksibel,
bergantung kepada cakupun pokok persoalan dan konsep atau teori yang digunakan untuk
membicarakan pokok persoalan tersebut.

2. Membuat Tugas Dan Proyek Tentang Teks Akademik

Paracetamol syrup (Paracetamol)

Paracetamol syrup yang dikenal juga dengan nama acetaminophen syrup adalah obat


yang digunakan sebagai analgetic (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun panas/demam) yang
bisa diperoleh tanpa resep dokter. Meskipun Paracetamol syrup memiliki efek anti inflamasi,
obat ini tidak dimasukkan sebagai obat NSAID, karena efek anti inflamasinya dianggap tidak
signifikan.

Cara kerja obat ini yang diketahui sekarang adalah dengan cara menghambat
kerja enzim cyclooxygenase (COX). Enzim COX berperan pada pembentukan prostaglandin
yaitu senyawa penyebab nyeri. Dengan dihambatnya kerja enzim ini, maka jumlah prostaglandin
pada sistem saraf pusat menjadi berkurang sehingga respon tubuh terhadap nyeri berkurang.
Paracetamol syrup menurunkan suhu tubuh dengan cara menurunkan hipotalamus set-point di
pusat pengendali suhu tubuh di otak. Bisa diperoleh tanpa resep dokter di apotek atau toko obat
berizin resmi.

Kemasan

Obat ini dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :


 Syrup 120 mg/5 ml, 160 mg/5 ml, dan 250 mg/5 ml
Tersedia juga sediaan-sediaan berikut :

 Paracetamol tablet 100 mg, 120 mg, 250 mg, 500 mg, dan 650 mg
 Paracetamol drops 100 mg/ml oral drops
 Paracetamol infusion 10 mg/ml
 Paracetamol suppository 125 mg dan 250 mg

Indikasi Paracetamol syrup

Kegunaan Paracetamol syrup adalah sebagai berikut :

 Paracetamol syrup digunakan untuk menurunkan demam pada segala usia. Namun obat


ini sebaiknya digunakan bila suhu tubuh sudah benar-benar tinggi dan membutuhkan
terapi obat penurun panas. Rekomendasi WHO : penggunaan obat penurun panas, bila
suhu tubuh lebih besar dari 38.5 °C (101,3 °F).
 Digunakan secara luas untuk meredakan sakit kepala, sakit gigi dan nyeri ringan lainnya.
Pada nyeri yang lebih berat seperti nyeri pasca operasi obat ini biasanya dikombinasikan
dengan NSAID atau analgetic opioid.
 Kombinasi Paracetamol dengan kafein adalah obat lini pertama pada pengobatan migrain.
 Paracetamol syrup bisa dipilih untuk meredakan nyeri pada arthritis ringan, dengan efek
yang sebanding dengan aspirin tetapi efek samping yang lebih ringan.
 Obat ini adalah komponen utama pada obat flu dan pilek yang beredar luas di pasaran.

Kontra indikasi

 jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif.

 Efek samping Paracetamol syrup


 Secara umum obat ini bisa ditoleransi dengan baik oleh sebagian besar orang, selama
diberikan pada dosis yang dianjurkan. Berikut adalah beberapa efek samping Paracetamol
syrup yang mungkin terjadi :
 Paracetamol syrup bisa menyebabkan kerusakan hati terutama jika penggunaanya
melebihi dosis yang dianjurkan. Potensi efek samping ini meningkat pada orang-orang
yang mengkonsumsi alkohol.
 Efek samping ringan pada saluran pencernaan misalnya mual dan muntah. Pada
penggunaan dosis yang lebih tinggi, Paracetamol syrup diketahui
meningkatkan resiko terjadinya perdarahan lambung.
 Efek samping pada ginjal relatif jarang. Namun pada penggunaan jangka panjang, obat
ini dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal., termasuk gagal ginjal akut.
 Efek samping pada kulit kejadiannya jarang. Pada tahun 2013, FDA (US Food and Drug
Administration) memperingatkan kemungkinan terjadinya efek pada kulit seperti sindrom
stevens-johnson dan nekrolisis epidermal toksik akibat pemakaian Paracetamol, meski
hal ini sangat jarang namun bisa fatal jika terjadi.
 Beberapa ahli menyarankan untuk menghindari penggunaan obat ini pada
penderita asma terutama anak-anak, karena ada kemungkinan terjadinya peningkatan
resiko asma ataupun memperburuk penyakit asma yang telah diderita sebelumnya.
 Reaksi hipersensitivitas (reaksi berlebihan) tidak diinginkan  akibat pemakaian obat ini
sangat jarang, namun jika terjadi pertolongan medis harus segera diberikan karena bisa
menyebabkan syok anafilaksis yang berakibat fatal
 Beberapa ahli mengaitkan penggunaan Paracetamol oleh ibu hamil, dengan resiko
terjadinya asma pada anak-anak dan peningkatan ADHD. Namun obat ini tetap
dianjurkan sebagai obat pilihan pertama untuk nyeri dan demam selama kehamilan,
meski harus memperhatikan resikonya.
 Baca dosis, efek terhadap wanita hamil, dan hal-hal yang harus diperhatikan selama
menggunakan obat ini di halaman berikutnya...

Perhatian
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat ini adalah sebagai berikut :

 Pemakaian obat ini harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi seperti ruam,


gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya muncul,
karena jika terjadi bisa berakibat fatal.
 Obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang mempunyai penyakit asma.
 Paracetamol diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI) meskipun dalam jumlah
yang kecil. Obat ini adalah pilihan pertama sebagai pereda nyeri dan penurun panas bagi
ibu menyusui, namun jika anda ragu berkonsultasilah dengan dokter jika anda ingin
menggunakan Paracetamol syrup saat menyusui.
 Meskipun efeknya terhadap perdarahan lambung relatif lebih kecil daripada obat-obat
golongan NSAID, ada baiknya obat ini dikonsumsi setelah makan.
 Jika anda mengkonsumsi alkohol, potensi terjadinya kerusakan hati sangat tinggi
terutama pada pemakaian jangka panjang dan dosis yang lebih tinggi.
 Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.

Penggunaan oleh wanita hamil


FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Paracetamol
kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada
studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan
dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat
besar.
Penelitian pada hewan telah ditemukan efek buruk obat ini terhadap janin. Hal ini harus
menjadi perhatian jika ingin menggunakan obat ini untuk wanita hamil. Karena penelitian klinis
pada manusia belum dilakukan sebaiknya penggunaan obat ini oleh ibu hamil hanya jika sangat
dibutuhkan dan manfaatnya dapat dipastikan lebih besar dari resiko yang mungkin terjadi.

Interaksi obat
Berikut adalah interaksi dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan :

 Metoclopramide : meningkatkan efek analgetic Paracetamol.


 Carbamazepine, fenobarbital dan fenitoin : meningkatkan potensi kerusakan hati.
 Kolestiramin dan lixisenatide : mengurangi efek farmakologis Paracetamol.
 Antikoagulan warfarin : Paracetamol meningkatkan efek koagulansi obat ini sehingga
meningkatkan potensi resiko terjadinya perdarahan.

Dosis Paracetamol syrup


Paracetamol syrup diberikan dengan dosis berikut :

Syrup 120 mg/5 ml :

 Anak < 1 tahun : 3-4 x sehari 2.5 ml sirup.


 Anak 1-3 tahun : 3-4 x sehari 2.5 ml sirup.
 Anak 3-6 tahun : 3-4 x sehari 5 ml sirup.
 Anak 6-12 tahun : 3-4 x sehari 5-10 ml sirup.
 Di atas 12 tahun : 3-4 x sehari 15-20 ml sirup.

Syrup 160 mg/5 ml :

 Anak 3 tahun : 3-4 x sehari 5 ml sirup.


 Anak 4-5 tahun : 3-4 x sehari 7.5 ml sirup.
 Anak 6 tahun : 3-4 x sehari 10 ml sirup.

Syrup 250 mg/5 ml :

 Anak 6-12 tahun : 3-4 x sehari 5 ml sirup.


 Anak di atas 12 tahun : 3-4 x sehari 10 ml sirup.

Catatan :

 Bila perlu obat diberikan setiap 4 jam atau menurut petunjuk dokter.
 Pemberian tidak lebih dari 5 x sehari.

Terkait

 Merk-merk obat dengan kandungan zat aktif Paracetamol


 Obat yang termasuk analgetic (pereda nyeri)
 Obat yang termasuk antipiretik (penurun panas)

PEMBAHASAN

GENRE MAKRO : Artikel Ilmiah


GENRE MIKRO : Deskripsi, Prosedur, Eksplanasi, Eksposisi.

Ciri-Ciri Teks Akademik :


1. Sederhana dalam struktur kalimat
Contoh : Paracetamol syrup digunakan untuk menurunkan demam pada segala
usia.
Unsur subjek (dicetak tebal), unsur predikator (digaris bawahi) dan unsur
keterangan (di garis miring).

2. Padat informasi
Contoh : Paracetamol syrup adalah obat yang digunakan sebagai analgetic
(pereda nyeri) dan antipiretik (penurun panas/demam) yang bisa diperoleh tanpa
resep dokter.
Informasi yang didapatkan berupa kelompok adverbia yang ditandai “( )”.

3. Padat akan kata kata leksikal


Contoh : Meskipun Paracetamol syrup memiliki efek anti inflamasi, obat ini tidak
dimasukkan sebagai obat NSAID, karena efek anti inflamasinya dianggap tidak
signifikan.
Kata yang ditebalkan merupakan kata leksikal.

4. Banyak memanfaatkan nominalisasi


Contoh : Paracetamol syrup menurunkan suhu tubuh dengan cara menurunkan
hipotalamus set-point di pusat pengendali suhu tubuh di otak.
Kata yang di cetak tebal merupakan kata nominalisasi.
5. Banyak memanfaatkan metafora gramatika
Contoh : Paracetamol diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI)
meskipun dalam jumlah yang kecil.

6. Banyak memanfaatkan istilah teknis


Contoh : Cara kerja obat ini yang diketahui sekarang adalah dengan cara
menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX). Enzim COX berperan pada
pembentukan prostaglandin yaitu senyawa penyebab nyeri.

7. Bersifat taksonomik dan abstrak


Contoh : Dengan dihambatnya kerja enzim ini, maka jumlah prostaglandin pada
sistem saraf pusat menjadi berkurang sehingga respon tubuh terhadap nyeri
berkurang. Paracetamol syrup menurunkan suhu tubuh dengan cara menurunkan
hipotalamus set-point di pusat pengendali suhu tubuh di otak.

8. Banyak memanfaatkan sistem pengacuan esfora


Contoh : Reaksi hipersensitivitas (reaksi berlebihan) tidak diinginkan  akibat
pemakaian obat ini sangat jarang, namun jika terjadi pertolongan medis harus
segera diberikan karena bisa menyebabkan syok anafilaksis yang berakibat fatal.
Kelompok adverbia yang diletakkan dalam (....)

9. Banyak memanfaatkan proses relasional identifikatif dan proses relasional


atributif
Contoh : Paracetamol syrup yang dikenal juga dengan
nama acetaminophen syrup adalah obat yang digunakan sebagai analgetic (pereda
nyeri) dan antipiretik (penurun panas/demam) yang bisa diperoleh tanpa resep
dokter.

10. Bersifat monologis


Jadi pada teks diatas menjelaskan kepada kita tentang syrup dan penggunaan nya.
11. Memanfaatkan bentuk pasif
Pada teks diatas tidak memanfaatkan bentuk pasif. Karena iya menjadikan pelaku
manusia sebagai subjek pada persoalan yang dibicarakan dalam teks tersebut.

12. Seharusnya tidak mengandung kalimat minor


Pada teks diatas tidak ada mengandung kalimat minor.

13. Seharusnya tidak mengandung kalimat tagramatikal


Pada teks diatas tidak ada mengandung kalimat tagramatikal.

14. Biasanya mengambil genre faktual


Pada teks diatas merupakan genre faktual.

Anda mungkin juga menyukai