Anda di halaman 1dari 21

FARMAKOLOGI I

ANTIKOAGULAN,ANTIPLATELET,TROMBOLITI
K

Dosen Pengampu : Apt.Novia Sinata,M.Si

RIZSARI NINGSIH (1900040)

D3-IIIA
MATERI PEMBAHASAN

 Pendahuluan Antikoagulan,Antiplatelet,trombolitik

 Penggolongan Antikoagulan,Antiplatelet,trombolitik
 Mekanisme Antikoagulan,Antiplatelet,trombolitik
 Indikasi,kontraindikasi dan efek samping Obat
Antikoagulan,Antiplatelet,trombolitik

2
ANTIKOAGULAN
 Penggunaan utama antikoagulan adalah untuk mencegah
pembentukan trombus atau memecah trombus yang sudah
terbentuk di sisi vena dengan aliran yang lambat, di mana
trombus terdiri dari jaringan fibrin dengan trombosit dan sel
darah merah.
 Antikoagulan banyak digunakan dalam pencegahan dan
pengobatan trombosis vena dalam di kaki.
 Antikoagulan kurang berguna dalam pencegahan pembentukan
trombus dalam arteri, untuk trombus dalam pembuluh darah
dengan aliran darah yang lebih cepat, yang terutama terdiri dari
platelet dengan sedikit fibrin.
 Biasanya digunakan untuk mencegah pembentukan trombus
yang terjadi pada katup jantung prostetik.
Penggolongan Obat Antikoagulan
 Heparin : Antikoagulan yang bekerja langsung
 Antikoagulan oral : Antikoagulan yang bekerja tidak langsung
a. Derivat 4-Hidroksikumarin : Dikumoral,Warfarin
b. Deivat Indan-1,3-dion : Anisindion
 Antikoagulan bekerja mengikat ion Kalsium (faktor
pembekuan darah)
Heparin
 Heparin satu-satunya antikoagulan diberikan
secara parenteral dan pilihan bila diperlukan efek
cepat pada :
 Emboli paru-paru
 Trombosis vena dalam
 Infark miokard akut
 Juga digunakan :
 Pencegahan tromboemboli vena selama operasi
 Untuk mempertahankan sirkulasi ekstrakorporal
selama operasi jantung terbuka
 Heparin juga diindikasikan untuk wanita hamil
yang memerlukan antikoagulan
 Dosis tepat sangat penting
 Diperlukan monitoring terus menerus
 Pemberian parenteral dapat menimbulkan nyeri
dan hematome di area infeksi
 Efek samping :
 Perdarahan
 Alergi
 Osteoporosis terapi lebih dari 6 bulan
 Trombositopenia
 Rambut rontok
 Raksi anaflaktik,shock
 KI : peminum alkohol karena mengganggu fungsi hepar
 Antagonis : Heparin adalah Protamin Sulfat
 Dosis : Pengobatan trombosis vena-dalam dan embolisme
paru, secara injeksi intravena, dosis muatan 5000 unit (10.000 unit
pada embolisme paru yang berat) diikuti dengan infus
berkesinambungan 15-25 unit/kg bb/jam atau secaara injeksi
subkutan 15.000 unit setiap 12 jam (pemantauan laboratorium
penting sekali sebaiknya setiap hari).
 Interaksi :
 Fenilbutazon
 Kortikosteroid
 Kloramfenikol dapat meningkatkan respon antikoagulan oral
Antikoagulan oral
 Berguna untuk pencegahan dan pengobatan Tromboemboli
 Umumnya digunakan dalam jangka panjang
 Terhadap trombosis vena,efek antikoagulan oral sama dengan
heparin,tetapi tromboemboli arteri,antikoagulan oral kurang
efektif
 Antikoagulan oral pada dasarnya merupakan antagonis vitamin
K
 Indikasi :
Penyakit dengan kecenderungan timbulnya tromboemboli seperti :
 Infark miokard

 Penyakit jantung rematik

 Serangan iskemia selintas

 Trombosis vena

 Emboli paru
WARFARIN
 Warfarin merupakan obat pilihan utama untuk
pengobatan tromboemboli sistemik pada anak-anak
(bukan neonatus) setelah heparinisasi awal. Obat ini
menghambat koagulasi dengan jalan mencegah
reduksi vitamin K secara enzimatik dalam hati.
 Warfarin mencegah metabolisme reduktif vitamin K

epoksida yang tidak aktif kembali ke bentuk


hidrokuinon aktifnya.
Indikasi : Untuk profilaksis dan pengobatan
komplikasi tromboemboli yang berhubungan dengan
fibrilasi atrium dan penggantian katup jantung.
Kontraindikasi : Kehamilan, diskrasia darah.

Efek Samping : gangguan hemoragik pada janin,

Nekrosis kulit, infark terang payudara, jaringan lemak,


usus, dan ekstremitas.
Dosis : Pengobatan dengan warfarin harus dimulai

dengan dosis standar dari 5–10 mg. Penyesuaian awal


membutuhkan waktu protrombin sekitar 1 minggu,
yang biasanya menghasilkan dosis pemeliharaan 5–7
mg / hari.
APIKSABAN
 Indikasi: 
Pencegahan kejadian tromboemboli vena
(Venous Thromboembolic Events, VTE) pada
pasien dewasa paska operasi penggantian
pinggul atau lutut.
 Kontraindikasi: 
Perdarahan aktif, penyakit hati terkait
koagulopati dan risiko perdarahan lainnya.
 Efek Samping: 
Umum : anemia, perdarahan, memar, dan
mual; 
 Dosis: 
Oral, 2,5 mg dua kali sehari, diberikan 12-24
jam setelah operasi. Pengobatan dilakukan
selama 10-14 hari untuk pasca operasi
penggantian lutut atau 32-38 hari untuk pasca
operasi penggantian pinggul.
Warfarin Na Indikasi :
Profilaksis embolisasi pada penyakit jantung
rematik dan fibrilasi atrium; profilaksis setelah
pemasangan katup jantung prostetik; ptofilaksis
dan pengobatan trombosis vena dan embolisme
paru; serangan iskemik cerebral yang transien.
Kontraindikasi :
Kehamilan, tukak peptik, hipertensi berat,
endokarditis bakterial.
Efek samping :
Pendarahan; hipersensitivitas, ruam kulit,
alopesia, diare, hematokrit turun, nekrosis kulit,
purple toes, sakit kuning, disfungsi hati; mual,
muntah, pankreatitis.
Dosis :
Dosis bersifat individual. Dosis awal 5-10
mg/hari selama 2 hari. Penyesuaian dosis
dilakukan menurut hasil INR di kisaran 2-3
sudah dianggap dosis terapeutik.
Dosis pemeliharaan 2-10 mg/hari.
Antikoagulan bekerja mengikat ion Kalsium (faktor
pembekuan darah)
 Natrium sitrat dalam darah akan mengikat kalsium menjadi
kompleks kalsium sitrat. Banyak digunakan dalam darah untuk
transfusi,karena tidak toksik. Tetapi dosis terlalu tinggi pada
transfusi darah sampai 1400 ml dapat menyebabkan depresi
jantung
 Asam oksalat dan senyawa oksalat lainnya digunakan untuk
antikoagulan diluar tubuh (in vitro),sebab terlalu toksik untuk
penggunaan in vivo (didalam tubuh)
 Natrium edetat mengikat kalsium menjadi kompleks dan bersifat
sebagai antikoagulan
 Untuk mengatasi perdarahan akibat penggunaan antikoagulan
digunakan : Protomin sulfat
 Komplikasi dan efek yang tidak diinginkan pada terapi dengan
antikoagulan. Komplikasi yang berbahaya akibat terapi dengan
antikoagulan adalah pendarahan,bisa penyebabnya adalah dosis
tinggi (perlu kontrol terapi)
ANTIPLATELET
Antiplatelet bekerja dengan cara mengurangi agregasi platelet,
sehingga dapat menghambat pembentukan trombus pada sirkulasi
arteri. Fungsi platelet diatur oleh tiga kategori zat.
 Kelompok pertama terdiri dari agen yang dihasilkan di luar
platelet yang berinteraksi dengan reseptor membran platelet,
misalnya katekolamin, kolagen, trombin, dan prostasiklin.
 Kategori kedua berisi agen yang dihasilkan di dalam trombosit
yang berinteraksi dengan reseptor membran, misalnya ADP,
prostaglandin D2, prostaglandin E2, dan serotonin.
 Kelompok ketiga terdiri dari agen yang dihasilkan di dalam
trombosit yang bekerja di dalam trombosit, misalnya,
endoperoksida prostaglandin dan tromboksan A2, cAMP
nukleotida siklik dan cGMP, dan ion kalsium.
Aspirin
 Aspirin memiliki efek antu agregasi
trombosit. Aspirin menghambat aktivitas
enzim cyclo-oxygenase I & II yang
selanjutnya menghambat produksi
tromboksan. Tromboksan merupakan zat
yang merangsang agregasi trombosit.
 Indikasi : Profilaksis penyakit
serebrovaskuler atau infark miokard.
 Kontraindikasi : Hipersensitivitas, asma,
tukak peptik yang aktif; hemofilia dan
gangguan pendarahan lain, hamil, menyusui.
 Efek samping : Mual, muntah, nyeri dan
perdarahan saluran cerna, pendarahan lain,
trombositopeniam tinnitus.
 Dosis : 80-100 mg
 Sindrom Koroner Akut : dosis loading
150-300 mg dan dosis pemeliharaan 75-100
mg setiap harinya untuk jangka panjang.
 Clopidogrel merupakan obat yang memilki
Clopidogrel efekanti agregasi dan menghambat
pembentukan trombus. Clopidogrel digunakan
untuk pencegahan iskemik pada pasien dengan
riwayat gejala penyakit iskemik.
Indikasi : mencegah kejadian aterotrombosis

pada pasien yang menderita infark miokard. Stroke


iskemik atau penyakit arteri perifer. Sindrom
Koroner Akut (STEMI, NSTEMI, Angina Pectoris
tidak stabil).
Kontraindikasi : hipersensitivtas, pendarahan

aktif seperti ulkus peptikum atau perdarahan


intrakanial, menyusui.
Efek samping : dispepsia, nyeri perut, mual,

muntah, gastritis, perut kembung, konstipasi, tukak


lambung dan usus besar, sakit kepala, pusing,
ruam kulit.
Dosis :

Sindrom Koroner Akut : Dosis awal 1 x 300

mg/hari, llau dilanjutkan dengan dosis


pemeliharaan 1 x 75 mg/hari.
Indikasi : Diberikan kombinasi bersama aspirin
Ticagrelor untuk mencegah trombosis (kematian
kardiovaskuler, infark miokard & stroke) pada
pasien dengan sindrom koroner akut (angina
tidak stabil, NSTEMI, STEMI) termasuk pasien
dengan intervensi koroner perkutan atau bedah
bypass jantung.
Kontraindikasi : Pasien dengan riwayat
perdarahan intrakanial (ICH), perdarahan aktif
seperti ulkus, hipersensitivitas.
Efek samping : Dispnea, sakit kepala, batuk,
lemas, pusing, hipertensi, nyeri dada nonkardiak,
diare, hipotensi, konstipasi, vertigo.
Dosis : Untuk Sindrom Koroner Akut : Dosis
loading 180 mg, dilanjutkan 2x90 mg/hari.
Pemberian dilakukan tanpa memandang strategi
pengobatan awal.
Obat Golongan Antiplatelet (Dipiro et al., 2011)
 Asetosal. Rute : Oral. Dosis : sehari sekali 160-325 mg pada
saat hari pertama masuk rumah sakit; sehari sekali 75-162 mg
mulai hari kedua di rumah sakit sampai seterusnya untuk pasien
tanpa PCI; sekali sehari 162-325 mg minimal 30 hari pada
pasien dengan PCI, dosis pemeliharaan PO sekali sehari 75-162
mg seterusnya
 Clopidogrel. Rute : Oral. Dosis : 75 mg – 300 mg sekali sehari
 Dipiridamol. Rute : Oral. Dosis : 300 – 600 mg
 Tiklopidine. Rute : Oral. Dosis : 1 x 250 mg
 Ticagrelor. Rute : Oral. Dosis : 90 mg
 Prasugrel. Rute : Oral. Dosis : sekali sehari 60 mg, DP: 10 mg
untuk pasien dengan BB 60 kg; DP: 5 mg untuk pasien dengan
BB < 60 kg
TROMBOLITIK

Fibrinolitik bekerja sebagai trombolitik dengan


cara mengaktifkan plasminogen untuk membentuk
plasmin, yang mendegradasi fibrin dan kemudian
memecah trombus. Manfaat obat trombolitik untuk
pengobatan infark miokard telah diketahui dengan
pasti. Yang termasuk dalam golongan obat ini di
antaranya streptokinase, urokinase, alteplase.
 Indikasi : Trombosis vena dalam,
Streptokinase embolisme pulmonal, infark miokard akut,
trombosis perifer akut/subakut. Penyakit
arteri oklusif kronik,trombosis arteri perifer
akut.
 Kontraindikasi : Hipertensi, hipotensi,
stroke, diabetes, penyakit jantung, tumor
otak, pankreatitis, dan penyakit paru-paru
seperti tuberkulosis dan bronkitis, penyakit
hati, gangguan fungsi ginjal, dan perdarahan
pada organ tubuh tertentu.
 Efek samping : Mual, muntah, perdarahan,
demam, reaksi alergi ringan, aritmia
reperfusi, hipotensi.
 Dosis : Trombosis vena dalam, embolisme
paru, tromboembolisme arterial akut, vena
retina pusat atau trombosis erfercil: infus
intravena, 250.000 unit selama 30 menit,
kemudian 100.000 unit setiap jam selama
sampai dengan 24-72 jam menurut
kondisiInfark miokard, 1.500.000 unit selama
60 menit.
 Indikasi : Trombosis lintas dari arteri-ovena
Urokinase dan kanula intravena; trombolisis pada
mata; trombosis vena dalam, embolisme
paru, oklusi vaskuler perifer.
Peringatan : Risiko perdarahan dari
penyuntikan atau prosedur invasif, kompresi
dada dari luar, kehamilan, terapi antikoagulan
yang sudah diberikan atau yang diberikan
bersamaan.
 Efek samping : Mual, muntah, perdarahan,
aritmia reperfusi, hipotensi.
 Dosis : Instilasi ke dalam lintas arteriovena,
5000-25.000 UI dalam 2-3 mL injeksi NaCl
0,9%.
 Infus intravena, 4400 UI/kg bb selama 10
menit, kemudian 4400 unit/kg bb/jam
selama 12 jam pada embolisme paru atau
12-24 jam pada trombosis vena dalam.
Penggunaan intraokuler 5000 UI dalam 2 mL
injeksi NaCl 0,9%.

Indikasi : Pnegobatan trombolitik pada infark miokard akut, emboli
pulmonal masif akut dengan hemodinamik yang tidak stabil dan
Alteplase stroke iskemik akut.
Peringatan : Untuk stroke akut monitor perdarahan intrakranial,
tekanan
darah (antihipertensi dianjurkan jika sistolik di atas 180 mmHg atau
diastolik di atas 105 mmHg); gangguan fungsi ginjal.
Kontraindikasi : Pada stroke akut, kejang yang menyertai stroke,
stroke berat, riwayat stroke pada pasien diabetes, stroke 3 bulan
sebelumnya, hipoglikemi, hiperglikemi.
Efek samping : Perdarahan, embolisasi trombotik, aritmia reperfusi,
mual, muntah, penurunan drastis tekanan darah, reaksi anafilaktoid.
Dosis: 
 Infark miokard, rejimen dipercepat (dimulai dalam 6 jam). Awal,
injeksi intravena 15 mg, diikuti dengan infus 35 mg selama 60
menit (total 100 mg selama 90 menit); pada pasien dengan berat
badan kurang dari 65 kg, dosis diturunkan.
 Infark miokard, terapi awal diberikan dalam 6-12 jam: Awal,
injeksi intravena 10 mg, diikuti dengan infus intravena 50 mg
selama 60 menit. Kemudian 4 kali infus intravena 10 mg selama
30 menit (total 100 mg selama 3 jam; maksimal 1,5 mg/kg bb
pada pasien dengan berat badan kurang dari 65 kg).
 Embolisme paru, injeksi intravena 10 mg selama 1-2 menit,
diikuti dengan infus intravena 90 mg selama 2 jam; maksimal 1,5
mg/kg bb pada pasien dengan berat badan kurang dari 65 kg.
 Stroke akut, (terapi harus dimulai dalah 3 jam), meliputi
intravena 900 mcg/kg bb (maksimal 90 mg) selama 60 menit;
10% dosis diberikan melalui injeksi intravena; Lansia. Tidak
dianjurkan untuk usia diatas 80 tahun.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai