Anda di halaman 1dari 18

DIPIRIDAMOL

Indikasi:

sebagai tambahan antikoagulan oral untuk tujuan profilaksis tromboembolisme pada katup
jantung prostetik.

Peringatan:

angina yang memburuk dengan cepat, stenosis, aorta infark miokard yang baru terjadi; gagal
jantung; dapat menyebabkan eksaserbasi migren; hipotensi; miastenia gravis; menyusui.

Interaksi:

lihat lampiran 1 (dipiridamol).

Efek Samping:

efek saluran cerna, pusing, mialgia, sakit kepala berdenyut, hipotensi, muka merah dan panas,
takikardi; penyakit jantung koroner memburuk, reaksi hipersensitifitas (ruam kulit, urtikaria),
bronkospasma dan angioedema berat; pendarahan meningkat selama dan setelah pembedahan;
trombositopenia.

Dosis:

oral, 300-600 mg sehari dalam 3-4 dosis terbagi sebelum makan

List Nama Dagang


Untuk informasi nama produk terkini dapat melihat cekbpom.pom.go.id (link is external)
Aggrenox Persantin
Cardial Vasokor
STREPTOKINASE
Indikasi:

trombosis vena dalam, embolisme paru, tromboembolisme arterial akut, trombosis


lintas arteriovena; infark miokard akut.

Streptokinase adalah obat yang digunakan untuk memecahkan gumpalan darah yang telah
terbentuk di dalam pembuluh darah. Obat ini digunakan segera setelah gejala-gejala
serangan jantung terjadi, untuk meningkatkan kemampuan bertahan pasien.

Indikasi:

Untuk mengobati gumpalan darah di paru-paru (pulmonary embolism) dan di kaki (deep
venous thrombosis).

Untuk memecahkan gumpalan darah saluran tubuh (catheter) yang termasuk dalam
pembuluh darah.

Dosis:

Thrombolysis jangka panjang:

Dosis muatan: 250,000 iu melalu pembuluh darah (intra venous), selama 30 menit.

Diikuti dengan: 100,000 iu/jam melalui infus ke dalam pembuluh darah (intra venous)
selama 12-72 jam.

Mulai gunakan Heparin 3-4 jam setelah pemberian infus Streptokianse atau ketika PTT
kurang dari 100 detik.

Efek Samping:

Efek hematologis (pendarahan khususnya dari luka tusukan, perdarahan internal yang parah,
pendarahan intrakarnial); Reaksi alergi (ruam, kulit kemerah-merahan, urticaria, dan
anaphylatic yang agak jarang dan serum penyakit seperti gejala-gejala); Efek lainnya
(demam, kedinginan dengan sakit di bagian punggung dan perut); Efek GI (N/V); sindrom
Guillain-Barre

Pemberian infus mungkin dihubungkan dengan hipotensi (baik secara langsung maupun
sebagai hasil dari reperfusi), bradycardia, dan arrhythmias bisa terjadi karena reperfusi.

Menghancurkan gumpalan adakalanya menyebabkan emboli dimanapun.

Reaksi alergi yang serius lebih mungkin terjadi dengan penggunaan Urokinase daripada
Streptokinase.

Instruksi Khusus:

Antibodi anti-streptokinase dibentuk setelah sekitar 5 hari setelah penggunaan


Streptokinase.

Antibodi ini bisa menyebabkan resistensi atau hipersensitivitas pada dosis Streptokinase
yang berikutnya.

Direkomendasikan untuk tidak memberikan Streptokianse 5 hari - 12 bulan setelah


pemberian pertama (thrombolytic alternatif bisa digunakan, kecuali Anistreplase).

List Nama Dagang


Untuk informasi nama produk terkini dapat melihat cekbpom.pom.go.id (link is
external)
Streptase
HEPARIN
Indikasi:

pengobatan trombosis vena-dalam dan embolisme paru, angina tidak stabil, profilaksis
pada bedah umum, infark miokard.

Peringatan:

usia lanjut, hipersensitif terhadap heparin bobot molekul rendah; gangguan hati dan
ginjal; kehamilan.

Trombositopenia. Trombositopenia yang secara klinis penting adalah yang


diperantarai sistem imun, biasanya tidak terjadi sampai setelah 6-10 hari. Ini mungkin
disertai dengan trombosis. Disarankan menghitung angka trombosit bagi pasien yang
mendapat heparin (termasuk heparin dengan bobot molekul rendah) lebih dari 5 hari
(dan heparin harus segera dihentikan pada pasien yang mengalami trombositopenia)
atau pengurangan angka platelet. Pasien yang memerlukan antikoagulasi lebih lanjut
sebaiknya diberi suatu heparinoid seperti danaparoid; alternatifnya heparin bobot
molekul rendah (tetapi dapat terjadi reaksi silang), warfarin atau epoprostenol.

Hiperkalemia: Inhibisi dari sekresi aldosteron oleh heparin (termasuk heparin bobot
molekul rendah) dapat menyebabkan hiperkalemia, umumnya pada pasien dengan
diabetes mellitus, gagal ginjal kronik, asidosis, kenaikan kalium plasma, mendapatkan
obat hemat kalium. Kalium plasma harus diukur pada pasien yang beresiko sebelum
memulai terapi heparin dan dimonitor secara teratur sesudahnya jika pengobatan
dengan heparin lebih dari 7 hari.

Interaksi:

lihat lampiran 1 (heparin).

Kontraindikasi:

hemofilia dan gangguan hemorhagik lain, trombositopenia, tukak lambung,


perpendarahan serebral yang baru terjadi. Hipertensi berat, penyakit hati berat
(temasuk farises esofagus), gagal ginjal, sehabis cedera berat atau pembedahan
(termasuk pada mata atau susunan saraf), hipersensitivitas terhadap heparin.

Efek Samping:

perdarahan (lihat keterangan di atas), nekrosis kulit, trombositopenia (lihat keterangan


di atas), hiperkalsemia (lihat keterangan di atas), reaksi hipersensitivitas (urtikaria,
angiodema, dan anafilaksis); osteoforisis setelah penggunaan jangka panjang (dan
jarang terjadi alopesia).

Dosis:

Pengobatan trombosis vena-dalam dan embolisme paru, secara injeksi intravena, dosis
muatan 5000 unit (10.000 unit pada embolisme paru yang berat) diikuti dengan infus
berkesinambungan 15-25 unit/kg bb/jam atau secaara injeksi subkutan 15.000 unit
setiap 12 jam (pemantauan laboratorium penting sekali sebaiknya setiap hari).

Remaja Muda dan Anak-anak, dosis muatan lebih rendah, kemudian 15-25 unit/kg
bb/jam secara infus intravena, atau 250 unit/kg bb/jam secara injeksi subkutan. Angina
tak stabil, oklusi arteri perifer akut, sebagai regimen intravena untuk trombosis vena-
dalam dan embolisme paru, lihat keterangan diatas. Profilaksis pada bedah umum (lihat
keterangan di atas), lewat injeksi subkutan, 5000 unit 2 jam sebelum pembedahan,
kemudian setiap 8-12 jam selama 7 hari atau sampai pasien pulang dari rumah sakit
(pemantauan tidak diperlukan); selama kehamilan (dengan pemantauan), 5000-10.000
unit setiap 12 jam (penting:tidak termasuk pencegahan trombosis katup jantung
prostetik pada kehamilan yang memerlukan penatalaksanaan khusus).

Infark Miokard. Untuk pencegahan reoklusi setelah trombosis, heparin digunakan


dengan regimen yang bervariasi sesuai dengan protokol yang telah disetujui di masing-
masing institusi. Untuk pencegahan trombosis mural, heparin dianggap efektif bila
diberikan lewat injeksi subkutan 12.500 unit setiap 12 jam selama paling tidak 10 hari.

List Nama Dagang


Untuk informasi nama produk terkini dapat melihat cekbpom.pom.go.id (link is
external)
Vaxcel
Heparin Sodium Injection Heparin
Sodium
Inviclot
Warfarin
[ Index Informasi Obat ]
Deskripsi
- Nama & Struktur Kimia : Na-2-oxo-3[(1 RS)-3-oxo-1-phenylbutyl]2H-1-
benzopiran-4-olate. C19H15NaO4
- Sifat Fisikokimia : Serbuk higroskopik berwarna putih. Sangat mudah larut
dalam alkohol dan larut dalam aseton; sangat sedikit larut dalam diklorometan.
- Keterangan : Larutan 1% dalam air mempunyai pH : 7.2 - 8.3

Golongan/Kelas Terapi
Obat Yang mempengaruhi darah

Nama Dagang
- Warfarin Eisai - Simarc 2

Indikasi

Profilaksis dan terapi thrombosis vena, embolism pulmonari dan disorder


thromboembolik, atrial fibrilasi dengan risiko embolism dan sebagai tambahan
pada profilaksis embolism sistemik setelah infark miokardiak.

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian

Oral dan anak :

0.05 - 0.34 mg/kg/hari, bayi < 12 bulan memerlukan dosis sama dengan atau
mendekati rentang ini, antikoagulasi konsisten akan sulit untuk dipertahankan
pada anak< 5 tahun.

Dewasa :

dosis awal tergantung individu (pertimbangkan pasien dengan gangguan fungsi


hati, fungsi kardiak, status nutrisi, terapi lanjutan, risiko pendarahan).
Awali dengan dosis 5-10 mg/hari, dosis pemeliharaan biasanya 2-10 mg setiap
hari (mungkin diperlukan dosis loading dan pemeliharaan di luar pedoman ini).
Dosis awal yang lebih rendah diperlukan pasien dengan gangguan fungsi hati,
gizi buruk, gagal jantung kongestif, pasien lanjut usia, risiko pendarahan dan
pasien yang lemah kondisinya.

Dosis awal yang lebih tinggi dapat diberikan untuk pasien tertentu (misalnya
pasien yang menerima agen penginduksi enzim).

Farmakologi

Onset kerja : antikoagulan oral : 36-72 jam. Durasi 2-5 hari

Absorpsi : cepat

Metabolisme : dihati.

T eliminasi : 20-60 jam, rata-rata 40 jam, bervariasi antar individu.

Stabilitas Penyimpanan

Simpan pada tempat kedap udara, terhindar dari sinar matahari. Setelah
direkonstitusi dengan 2.7 mL air steril, sediaan stabil selama 4 jam pada suhu
kamar.

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap warfarin atau komponen lain dalam sediaan, hemoragi,


hemofilia, trombositopenia purpura, leukemia, operasi mata atau saraf,
anestesia blok lumbar regional atau operasi besar lainnya, pasien yang
mengalami pendarahan pada saluran pencernaan, pernapasan, aborsi,
anuerism, defisiensi asam askorbat, riwayat pendarahan diastesis,
prostatektomi, poliartritis, pendarahan pada kolon, hemoragi serebrovaskular,
eklampsia dan pre-eklampsia, hipertensi tidak terkontrol, penyakit hepatik
parah, perikarditis atau efusi perikardial, endokarditis bakteri sub akut, visceral
carcinoma, setelah punktur spinal dan diagnostik lain atau prosedur terapi
untuk pendarahan signifikan, riwayat nekrosis yang diinduksi warfarin, pasien
tidak patuh, kehamilan.

Efek Samping

Antikoagulan, pendarahan, vasculitis,edema, syok hemoragi, demam, lethargi,


malaise, asthenia, nyeri, sakit kepala, pusing, stroke, rash, dermatitis, urtikaria,
pruritus, alopesia, anoreksia, mual, muntah, kram perut, sakit abdominal, diare,
flatulens, pendarahan intestinal, gangguan rasa, ulkus mulut, hematuria,
hemoragi, leukopenia, tempat pendarahan yang tidak diketahui yang dapat
diatasi dengan antikoagulasi, hematoma retroperitonial, agranulositosis, luka
pada hati, jaundice, peningkatan transaminase, parethesia, osteoporosis,
epitaksis, hipersensitifitas dan reaksi alergi.

Interaksi

- Dengan Obat Lain :

Efek sitokrom P450 : Substrat CYP1A2 (minor), 2C8/9 (mayor), 2C19 (minor),
3A4 (minor), Inhibit : CYP2C8/9 (sedang), 2C19 (lemah).

Meningkatkan efek/toksisitas : Asetaminofen, allopurinol, amiodaron,


androgen, antifungi (imidazol), capecitabin, sefalosporin, simetidin, inhibitor
COX-2, inhibitor CYP2C8/9 (sedang/kuat), disulfiram, etoposida, flukonazol,
fluorourasil, glukagon, inhibitor HMG CoA reduktase, ifosfamida,
leflunomida,antibiotik makrolida, metronidazol, obat inflamasi non steroid,
orlistat, fenitoin, propafenon, propoksifen, inhibitor pompa proton
(omeperazol), kuinidin, antibiotik kuinolon, ropirinol, salisilat, sulfinpirazon,
derivat sulfonamida, derivat tetrasiklin, produk tiroid, tigesiklin, treprostinil,
antidepresan trisiklik, vitamin A, E, voriconazol, zafirlukast dan zilueton.
Penurunan efek : Aminoglutetimida, agen anti thyroid, aprepitant, azatioprin,
barbiturat, bosentan, karbamazepin, inducer CYP2C8/9 (kuat), dikloksasilin,
glutetimida, griseofulvin, hormon kontrasepsi, merkaptopurin, nafsilin,
fitonadion, derivat rifamisin dan sulfasalazin.

- Dengan Makanan :

Hindari penggunaan etanol : etanol menurunkan metabolisme warfarin dan


meningkatkan PT, efek antikoagulan warfarin akan menurun dengan adanya
makanan mengandung vitamin K, vitamin E meningkatkan efek warfarin. Jus
cranberry akan meningkatkan efek warfarin.

Pengaruh

- Terhadap Kehamilan : Faktor resiko : X

- Terhadap Ibu Menyusui : Warfarin tidak didistrubusikan ke dalam air susu,


hanya metabolitnya yang didistribusikan ke dalam air susu.
- Terhadap Anak-anak : -

- Terhadap Hasil Laboratorium : -

Parameter Monitoring

Protrombin time (PT), hematokrit

Bentuk Sediaan

Tablet 5 mg

Peringatan

Hipersensitif terhadap warfarin atau komponen lain dalam sediaan, hemoragi,


hemofilia, trombositopenia purpura, leukemia, operasi mata atau saraf,
anestesia blok lumbar regional atau operasi besar lainnya, pasien yang
mengalami pendarahan pada saluran pencernaan, pernapasan, aborsi,
anuerism, defisiensi asam askorbat, riwayat pendarahan diastesis,
prostatektomi, poliartritis, pendarahan pada kolon, hemoragi serebrovaskular,
eklampsia dan pre-eklampsia, hipertensi tidak terkontrol, penyakit hepatik
parah, perikarditis atau efusi perikardial, endokarditis bakteri sub akut, visceral
carcinoma, setelah punktur spinal dan diagnostik lain atau prosedur terapi
untuk pendarahan signifikan, riwayat nekrosis yang diinduksi warfarin, pasien
tidak patuh, kehamilan.

Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus

Informasi Pasien

1. Obat ini untuk mencegah pembekuan darah

2. Pergunakan obat ini benar-benar sesuai dengan petunjuk dokter. Jangan


dipakai berlebihan tanpa petunjuk dokter karena akan terjadi perdarahan.

3. Lakukan kontrol darah secara teratur karena akan dapat menentukan


pemakaian dosis yang tepat.

4. Jangan mempergunakan obat lain selama penggunaan obat ini. Mintalah


petunjuk dan persetujuan dokter bila harus menggunakan obat lain.

5. Sebaiknya dipergunakan obat dari merek yang sama jangan mengganti


dengan merek yang lain.

6. Selama mempergunakan obat ini jangan minum minuman yang mengandung


alkohol.

7. Segera ke dokter bila terjadi diare, pendarahan baik dari mulut, hidung
ataupun anggota tubuh lainya.

Mekanisme Aksi

Mempengaruhi sintesis faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (II, VII, IX, X)
di hati.

Monitoring Penggunaan Obat


ASPIRIN
Obat aspirin atau asetosal merupakan obat golongan Antiiflamasi non-
steroid yang digunakan untuk mengatasi rasa sakit (analgesik), mengatasi
demam (antipiretik) dan mengatasi peradangan (antiinflamasi). Pada dosis
rendah aspirin dapat digunakan untuk mengatasi trombosis (antitrombotik)
sehingga dapat juga digunakan untuk mencegah serangan jantung. Daftar
Isi: Pengertian Indikasi Kontraindikasi Dosis Efek samping Keamanan
Mengenal Aspirin Aspirin adalah obat antiinflamasi yang menghambat
pembentukan prostaglandin. Aspirin bekerja dengan cara menghambat
enzim COX (siklooksigenase). Sistem enzim COX merupakan enzim yang
berperan dalam pembentukan prostaglandin, dengan kerja penghambatan
ini maka Aspirin dapat menghasilkan efek analgesik, antipiretik,
antiinflamasi, dan antitrombotik. aspirin contoh: Aspirin Setelah
pemakaian oral sebagian Aspirin akan diabsorpsi dengan cepat di
lambung, sementara sebagian lagi diabsorpsi di usus halus. Efek obat
maksimal dapat dicapai kira kira pada 2 jam setelah pemakaian. Setelah
diabsorpsi obat segera menyebar ke seluruh tubuh, sekitar 80% akan
terikat pada albumin kemudian dihidrolisis di hati menjadi asam salisilat
dan dieksresi melalui ginjal, keringat dan empedu. Lihat juga merek obat
lain dengan kandungan yang sama: Miniaspi dan Aspilet Indikasi Aspirin
Fungsi aspirin adalah sebagai obat analgesik, antipiretik, antiinflamasi,
dan antitrombotik, oleh karena itu kegunaan aspirin adalah untuk
mengatasi rasa sakit, untuk mengatasi demam, untuk mengatasi
peradangan tulang dan sendi, untuk mengatasi serangan jantung dan
stroke. Selain kegunaan tersebut manfaat aspirin lainya adalah aspirin
untuk jerawat karena aspirin memiliki kandungan aktif asam salisilat yang
dapat digunakan untuk mengecilkan pori pori pada wajah serta mengatasi
peradangan dan penggumpalan darah pada jerawat. Kontraindikasi Aspirin
tidak boleh diberikan pada penderita yang diketahui : mempunyai riwayat
alergi terhadap aspirin atau komponen salisilat mempunyai riwayat asma
mempunyai riwayat sakit maag dan tukak lambung mempunyai kelainan
perdarahan mempunyai gangguan fungsi hati mempunyai gangguan fungsi
ginjal mempunyai gagal jantung ibu hamil dan menyusui Dosis Aspirin
Aspirin tersedia dalam bentuk tablet, dengan dosis aspirin yang tersedia
adalah aspirin 80 mg, aspirin 320 mg, dan aspirin 500 mg. Adapun dosis
aspirin yang sering digunakan untuk pasien dewasa antara lain : Bagi
penderita nyeri dan demam dosis yang dianjurkan adalah 320 mg sampai
500 mg yang diberikan sebanyak 3 sampai 4 kali sehari Bagi penderita
radang tulang dan sendi dosis yang dianjurkan adalah 1000 mg yang
diberikan sebanyak 3 kali sehari Bagi penderita serangan jantung dosis
yang dianjurkan adalah 160 mg sampai 320 mg yang diberikan sebanyak 1
kali sehari (pada saat serangan) dan 80 mg yang diberikan sebanyak 1 kali
sehari (sebagai rumatan) Bagi penderita penyakit stroke dosis yang
dianjurkan adalah 160 mg sampai 320 mg yang diberikan sebanyak 1 kali
sehari (dalam waktu 48 jam setelah serangan) dan 80 mg yang diberikan
sebanyak 1 kali sehari (sebagai rumatan) Dosis aspirin yang dapat
digunakan pada pasien anak anak yaitu : Bagi penderita penyakit
Kawasaki dosis yang dianjurkan adalah 20 -25 mg/Kg berat badan yang
diberikan sebanyak 4 kali sehari selama 14 hari (pada saat demam) dan 3 -
6 mg/Kg berat badan yang diberikan sebanyak 1 kali sehari (sebagai
rumatan) Dosis obat yang merupakan ambang batas terjadinya keracunan
adalah 200 mg/Kg berat badan Efek Samping Aspirin Efek samping
aspirin yang dapat terjadi antara lain : Alergi berupa biduran hingga
sindrom StevenJohnsons Serangan asma dan sesak napas Rasa tidak
nyaman pada lambung Perdarahan spontan dan perdarahan saluran cerna
Gangguang fungsi hati Gangguang fungsi ginjal Informasi Keamanan
Obat Aspirin sebaiknya diminum setelah makan, bersamaan dengan
makanan, atau bersmaan dengan obat antasida untuk meminimalkan iritasi
lambung Obat ini sebaiknya tidak diminum bersama alkohol karena
berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya pendarahan Sebaiknya
tidak digunakan oleh anak anak dan remaja karena berhubungan dengan
peningkatan risiko terjadinya sindrom Reye, kecuali pada penyakit
Kawasaki Tidak baik digunakan oleh ibu hamil karena dapat menembus
plasenta yang dapat menimbulkan efek berbahaya terhadap janin Aspirin
sebaiknya tidak digunakan oleh ibu menyusui karena dapat menembus
kelenjar susu yang dapat menimbulkan efek berbahaya terhadap bayi
Bersumber dari: Obat Aspirin : Kegunaan, Dosis, Efek Samping -
Mediskus
DIKUMAROL
Dikumarol mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
tidak lebih dari 101,0% C9H12O6 dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.

Pemerian : sebruk hablur putih atau putih krem; bau


enak lemah; rasa agak pahit. Melebur pada suhu lebih
kurang 290 derajar C

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol dan


dalam eter; sukar larut dalam kloroform dan segera larut
dalam larutan alkali hidroksida.

Baku Pembanding : Dikumarol BPFI; lakukan pengeringan


padda suhu 105derajat selama 3jam sebelum digunakan.

Identifikasi :
A. Sprektum serapan intramerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida P menunjukan maksimum hanya
pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Dikumarol BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
100.000) dalam kloroform P menunjukkan maksimum
dan minimum pada panjang gelombang yang sama
seperti pada Dikumarol BPFI.

Keasaman Kocok 500mg dalam 10ml air selama 1menit,


saring: untuk menetralkan filtrat diperlukan tidak lebih
dari 0,50ml natrium hidroksida 0,020N, menggunakan
merah metil LP sebagai inikator.

Wadah dan penyimpanan dalam wadah tertutup baik.


TIKLOPIDIN
Indikasi:
mengurangi risiko terjadinya stroke dan stroke kambuhan pada pasien yang pernah mengalami stroke
tromboemboli, stroke iskemik, minor stroke, reversible ischemic neurological deficit (RIND), transient
ischemic attack (TIA) termasuk transient monocular blindness (TMB); Pencegahan kejadian mayor ischemic
accident, terutama pada koroner, pada pasien dengan arteri kronis dari anggota tubuh bagian bawah pada
tahap intermitten claudication; pencegahan dan perbaikan kerusakan fungsi platelet karena misalnya
hemodialisis berulang; pencegahan oklusi subakut yang diikuti implantasi STENT koroner.
Peringatan:
Efek samping hematologi dan hemoragik dapat terjadi, bisa berat dan bahkan fatal, sehingga pasien harus
selalu dimonitor. Kejadian ini dapat berhubungan dengan kurangnya monitoring, diagnosis yang terlambat dan
tidak tepatnya pengukuran terapetik efek samping yang terjadi. Pemberian bersamaan dengan antikoagulan
atau antiplatelet lain seperti asetosal dan AINS. Pada kasus pemasangan STENT, tiklopidin harus
dikombinasikan dengan asetosal (100-325 mg/hari) selama 1 bulan setelah implantasi. Jumlah platelet harus
diketahui pada awal pengobatan dan setiap 2 minggu untuk 3 bulan pertama terapi, dan setiap 15 hari setelah
pengobatan. Pengobatan harus dihentikan pada kejadian neutropenia (<1.500 neutrofil/mm3) atau
trombositopenia (<100.000 platelet/mm3), dan jumlah platelet harus dimonitor sampai kembali normal.

Interaksi:
kombinasi yang dapat meningkatkan risiko perdarahan: AINS, antiplatelet, derivat asam salisilat, antikoagulan
oral, heparin; kombinasi yang memerlukan perhatian: digoksin, fenobarbital, fenitoin.

Kontraindikasi:
diatesis hemoragik (kecenderungan mengalami perdarahan), lesi organ yang cenderung mengalami pendarahan
(tukak gastroduodenal aktif atau kejadian hemoragik serebrovaskular pada fase akut), kelainan darah termasuk
perpanjangan waktu pendarahan, leukopenia, trombositopenia atau agranulositosis, hipersensitif

Efek Samping:
hematologi (neutropenia, agranulositosis, aplasia sumsum tulang, trombositopenia, purpura trombosis
trombositopenia), hemoragik (memar atau ecchymosis dan epitaksis), diare, mual, ruam kulit umumnya
makulopapular atau urtikaria, pruritus, hepatitis dan kolestatik jaundice, reaksi imunologi (edema Quincle,
vaskulitis, sindroma lupus, hipersensitif nefropati).

Dosis:
Dewasa: 2 tablet sehari, dengan makananUntuk pemasangan STENT, pengobatan dapat dimulai sesaat
sebelum dan sesudah pemasangan dan dilanjutkan selama satu bulan dengan dikombinasikan dengan aspirin
100-25 mg/hari.
KLOPIDOGREL
Indikasi:
menurunkan kejadian aterosklerotik (infark miokardia, stroke, dan kematian vaskuler) pada pasien dengan
riwayat aterosklerosis yang ditandai dengan serangan stroke yang baru terjadi, infark miokardia yang baru terjadi
atau penyakit arteri perifer yang menetap.

Peringatan:
hati-hati digunakan pada pasien dengan risiko terjadinya pendarahan seperti pada keadaan trauma, pembedahan
atau keadaan patologi lainnya; Penggunaan bersamaan dengan obat yang meningkatkan risiko pendarahan. Pada
pasien yang akan menjalani pembedahan dan tidak diperlukan efek anti platelet, klopidogrel harus dihentikan 7
hari sebelumnya. Hati-hati digunakan pada pasien dengan kegagalan fungsi hati karena pengalaman penggunan
masih terbatas; gangguan fungsi ginjal (lampiran 3); kehamilan (lampiran 4).

Interaksi:
lampiran 1 (Klopidogrel).

Kontraindikasi:
hipersensitivitas, perdarahan aktif seperti ulkus peptikum atau perdarahan intrakranial, menyusui (lampiran 5).

Efek Samping:
Dispepsia, nyeri perut, diare; perdarahan (termasuk perdarahan saluran cerna dan intrakranial); lebih jarang
mual, muntah, gastritis, perut kembung, konstipasi, tukak lambung dan usus besar, sakit kepala, pusing,
paraestesia, leukopenia, platelet menurun (sangat jarang trombositopenia berat), eosinofilia, ruam kulit, dan
gatal; jarang vertigo; sangat jarang kolitis, pankreatitis, hepatitis, vaskulitis, kebingungan, halusinasi, gangguan
rasa, gangguan darah (termasuk trombositopenia purpura, agranulositosis, dan pansitopenia), dan reaksi seperti
hipersensitivitas (termasuk demam, glomerulonefritis, nyeri sendi, sindrom Steven Johnson, linchen planus.
Dosis:
75 mg sekali sehari dengan atau tanpa makanan. Tidak diperlukan penyesuaian dosis pada pasien lanjut usia atau
dengan kelainan fungsi ginjal.
SULFINPIRAZON

Indikasi:
profilaksis gout, hiperurisemia.

Peringatan:
lihat Probenesid; dianjurkan secara rutin melakukan hitung darah; hindari pada hipersensitivitas terhadap
AINS; penyakit jantung (bisa menyebabkan retensi garam dan air).

Kontraindikasi:
lihat Probenesid; dianjurkan secara rutin melakukan hitung darah; hindari pada hipersensitivitas terhadap
AINS; penyakit jantung (bisa menyebabkan retensi garam dan air), gangguan fungsi ginjal (lihat Lampiran 3).
Interaksi: lihat Lampiran 1 (sulfinpirazon).

Efek Samping:
gangguan saluran cerna, kadang timbul reaksi alergi kulit, retensi garam dan air; jarang gangguan darah, tukak
dan perdarahan di saluran cerna, gagal ginjal akut, enzim-enzim hati meningkat, jaundice dan hepatitis.

Dosis:
dosis awal 100-200 mg sehari bersama makanan (atau susu) naikkan setelah 2-3 minggu hingga 600 mg
perhari (jarang 800 mg per hari), lanjutkan sampai kadar asam urat normal kemudian kurangi untuk
pemeliharaan (dosis pemeliharaan bisa sampai 200 mg sehari).

Anda mungkin juga menyukai