Indikasi:
sebagai tambahan antikoagulan oral untuk tujuan profilaksis tromboembolisme pada katup
jantung prostetik.
Peringatan:
angina yang memburuk dengan cepat, stenosis, aorta infark miokard yang baru terjadi; gagal
jantung; dapat menyebabkan eksaserbasi migren; hipotensi; miastenia gravis; menyusui.
Interaksi:
Efek Samping:
efek saluran cerna, pusing, mialgia, sakit kepala berdenyut, hipotensi, muka merah dan panas,
takikardi; penyakit jantung koroner memburuk, reaksi hipersensitifitas (ruam kulit, urtikaria),
bronkospasma dan angioedema berat; pendarahan meningkat selama dan setelah pembedahan;
trombositopenia.
Dosis:
Streptokinase adalah obat yang digunakan untuk memecahkan gumpalan darah yang telah
terbentuk di dalam pembuluh darah. Obat ini digunakan segera setelah gejala-gejala
serangan jantung terjadi, untuk meningkatkan kemampuan bertahan pasien.
Indikasi:
Untuk mengobati gumpalan darah di paru-paru (pulmonary embolism) dan di kaki (deep
venous thrombosis).
Untuk memecahkan gumpalan darah saluran tubuh (catheter) yang termasuk dalam
pembuluh darah.
Dosis:
Dosis muatan: 250,000 iu melalu pembuluh darah (intra venous), selama 30 menit.
Diikuti dengan: 100,000 iu/jam melalui infus ke dalam pembuluh darah (intra venous)
selama 12-72 jam.
Mulai gunakan Heparin 3-4 jam setelah pemberian infus Streptokianse atau ketika PTT
kurang dari 100 detik.
Efek Samping:
Efek hematologis (pendarahan khususnya dari luka tusukan, perdarahan internal yang parah,
pendarahan intrakarnial); Reaksi alergi (ruam, kulit kemerah-merahan, urticaria, dan
anaphylatic yang agak jarang dan serum penyakit seperti gejala-gejala); Efek lainnya
(demam, kedinginan dengan sakit di bagian punggung dan perut); Efek GI (N/V); sindrom
Guillain-Barre
Pemberian infus mungkin dihubungkan dengan hipotensi (baik secara langsung maupun
sebagai hasil dari reperfusi), bradycardia, dan arrhythmias bisa terjadi karena reperfusi.
Reaksi alergi yang serius lebih mungkin terjadi dengan penggunaan Urokinase daripada
Streptokinase.
Instruksi Khusus:
Antibodi ini bisa menyebabkan resistensi atau hipersensitivitas pada dosis Streptokinase
yang berikutnya.
pengobatan trombosis vena-dalam dan embolisme paru, angina tidak stabil, profilaksis
pada bedah umum, infark miokard.
Peringatan:
usia lanjut, hipersensitif terhadap heparin bobot molekul rendah; gangguan hati dan
ginjal; kehamilan.
Hiperkalemia: Inhibisi dari sekresi aldosteron oleh heparin (termasuk heparin bobot
molekul rendah) dapat menyebabkan hiperkalemia, umumnya pada pasien dengan
diabetes mellitus, gagal ginjal kronik, asidosis, kenaikan kalium plasma, mendapatkan
obat hemat kalium. Kalium plasma harus diukur pada pasien yang beresiko sebelum
memulai terapi heparin dan dimonitor secara teratur sesudahnya jika pengobatan
dengan heparin lebih dari 7 hari.
Interaksi:
Kontraindikasi:
Efek Samping:
Dosis:
Pengobatan trombosis vena-dalam dan embolisme paru, secara injeksi intravena, dosis
muatan 5000 unit (10.000 unit pada embolisme paru yang berat) diikuti dengan infus
berkesinambungan 15-25 unit/kg bb/jam atau secaara injeksi subkutan 15.000 unit
setiap 12 jam (pemantauan laboratorium penting sekali sebaiknya setiap hari).
Remaja Muda dan Anak-anak, dosis muatan lebih rendah, kemudian 15-25 unit/kg
bb/jam secara infus intravena, atau 250 unit/kg bb/jam secara injeksi subkutan. Angina
tak stabil, oklusi arteri perifer akut, sebagai regimen intravena untuk trombosis vena-
dalam dan embolisme paru, lihat keterangan diatas. Profilaksis pada bedah umum (lihat
keterangan di atas), lewat injeksi subkutan, 5000 unit 2 jam sebelum pembedahan,
kemudian setiap 8-12 jam selama 7 hari atau sampai pasien pulang dari rumah sakit
(pemantauan tidak diperlukan); selama kehamilan (dengan pemantauan), 5000-10.000
unit setiap 12 jam (penting:tidak termasuk pencegahan trombosis katup jantung
prostetik pada kehamilan yang memerlukan penatalaksanaan khusus).
Golongan/Kelas Terapi
Obat Yang mempengaruhi darah
Nama Dagang
- Warfarin Eisai - Simarc 2
Indikasi
0.05 - 0.34 mg/kg/hari, bayi < 12 bulan memerlukan dosis sama dengan atau
mendekati rentang ini, antikoagulasi konsisten akan sulit untuk dipertahankan
pada anak< 5 tahun.
Dewasa :
Dosis awal yang lebih tinggi dapat diberikan untuk pasien tertentu (misalnya
pasien yang menerima agen penginduksi enzim).
Farmakologi
Absorpsi : cepat
Metabolisme : dihati.
Stabilitas Penyimpanan
Simpan pada tempat kedap udara, terhindar dari sinar matahari. Setelah
direkonstitusi dengan 2.7 mL air steril, sediaan stabil selama 4 jam pada suhu
kamar.
Kontraindikasi
Efek Samping
Interaksi
Efek sitokrom P450 : Substrat CYP1A2 (minor), 2C8/9 (mayor), 2C19 (minor),
3A4 (minor), Inhibit : CYP2C8/9 (sedang), 2C19 (lemah).
- Dengan Makanan :
Pengaruh
Parameter Monitoring
Bentuk Sediaan
Tablet 5 mg
Peringatan
Informasi Pasien
7. Segera ke dokter bila terjadi diare, pendarahan baik dari mulut, hidung
ataupun anggota tubuh lainya.
Mekanisme Aksi
Mempengaruhi sintesis faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (II, VII, IX, X)
di hati.
Identifikasi :
A. Sprektum serapan intramerah zat yang didispersikan
dalam kalium bromida P menunjukan maksimum hanya
pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Dikumarol BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
100.000) dalam kloroform P menunjukkan maksimum
dan minimum pada panjang gelombang yang sama
seperti pada Dikumarol BPFI.
Interaksi:
kombinasi yang dapat meningkatkan risiko perdarahan: AINS, antiplatelet, derivat asam salisilat, antikoagulan
oral, heparin; kombinasi yang memerlukan perhatian: digoksin, fenobarbital, fenitoin.
Kontraindikasi:
diatesis hemoragik (kecenderungan mengalami perdarahan), lesi organ yang cenderung mengalami pendarahan
(tukak gastroduodenal aktif atau kejadian hemoragik serebrovaskular pada fase akut), kelainan darah termasuk
perpanjangan waktu pendarahan, leukopenia, trombositopenia atau agranulositosis, hipersensitif
Efek Samping:
hematologi (neutropenia, agranulositosis, aplasia sumsum tulang, trombositopenia, purpura trombosis
trombositopenia), hemoragik (memar atau ecchymosis dan epitaksis), diare, mual, ruam kulit umumnya
makulopapular atau urtikaria, pruritus, hepatitis dan kolestatik jaundice, reaksi imunologi (edema Quincle,
vaskulitis, sindroma lupus, hipersensitif nefropati).
Dosis:
Dewasa: 2 tablet sehari, dengan makananUntuk pemasangan STENT, pengobatan dapat dimulai sesaat
sebelum dan sesudah pemasangan dan dilanjutkan selama satu bulan dengan dikombinasikan dengan aspirin
100-25 mg/hari.
KLOPIDOGREL
Indikasi:
menurunkan kejadian aterosklerotik (infark miokardia, stroke, dan kematian vaskuler) pada pasien dengan
riwayat aterosklerosis yang ditandai dengan serangan stroke yang baru terjadi, infark miokardia yang baru terjadi
atau penyakit arteri perifer yang menetap.
Peringatan:
hati-hati digunakan pada pasien dengan risiko terjadinya pendarahan seperti pada keadaan trauma, pembedahan
atau keadaan patologi lainnya; Penggunaan bersamaan dengan obat yang meningkatkan risiko pendarahan. Pada
pasien yang akan menjalani pembedahan dan tidak diperlukan efek anti platelet, klopidogrel harus dihentikan 7
hari sebelumnya. Hati-hati digunakan pada pasien dengan kegagalan fungsi hati karena pengalaman penggunan
masih terbatas; gangguan fungsi ginjal (lampiran 3); kehamilan (lampiran 4).
Interaksi:
lampiran 1 (Klopidogrel).
Kontraindikasi:
hipersensitivitas, perdarahan aktif seperti ulkus peptikum atau perdarahan intrakranial, menyusui (lampiran 5).
Efek Samping:
Dispepsia, nyeri perut, diare; perdarahan (termasuk perdarahan saluran cerna dan intrakranial); lebih jarang
mual, muntah, gastritis, perut kembung, konstipasi, tukak lambung dan usus besar, sakit kepala, pusing,
paraestesia, leukopenia, platelet menurun (sangat jarang trombositopenia berat), eosinofilia, ruam kulit, dan
gatal; jarang vertigo; sangat jarang kolitis, pankreatitis, hepatitis, vaskulitis, kebingungan, halusinasi, gangguan
rasa, gangguan darah (termasuk trombositopenia purpura, agranulositosis, dan pansitopenia), dan reaksi seperti
hipersensitivitas (termasuk demam, glomerulonefritis, nyeri sendi, sindrom Steven Johnson, linchen planus.
Dosis:
75 mg sekali sehari dengan atau tanpa makanan. Tidak diperlukan penyesuaian dosis pada pasien lanjut usia atau
dengan kelainan fungsi ginjal.
SULFINPIRAZON
Indikasi:
profilaksis gout, hiperurisemia.
Peringatan:
lihat Probenesid; dianjurkan secara rutin melakukan hitung darah; hindari pada hipersensitivitas terhadap
AINS; penyakit jantung (bisa menyebabkan retensi garam dan air).
Kontraindikasi:
lihat Probenesid; dianjurkan secara rutin melakukan hitung darah; hindari pada hipersensitivitas terhadap
AINS; penyakit jantung (bisa menyebabkan retensi garam dan air), gangguan fungsi ginjal (lihat Lampiran 3).
Interaksi: lihat Lampiran 1 (sulfinpirazon).
Efek Samping:
gangguan saluran cerna, kadang timbul reaksi alergi kulit, retensi garam dan air; jarang gangguan darah, tukak
dan perdarahan di saluran cerna, gagal ginjal akut, enzim-enzim hati meningkat, jaundice dan hepatitis.
Dosis:
dosis awal 100-200 mg sehari bersama makanan (atau susu) naikkan setelah 2-3 minggu hingga 600 mg
perhari (jarang 800 mg per hari), lanjutkan sampai kadar asam urat normal kemudian kurangi untuk
pemeliharaan (dosis pemeliharaan bisa sampai 200 mg sehari).