Anda di halaman 1dari 2

RESUME JURNAL SALBUTAMOL

A. Golongan Salbutamol
Salbutamol merupakan salah satu obat bronkodilator golongan Short
Acting β Adrenergik Agonist (SABA). Pada dasarnya pada sistem saraf
otonom dibagi menjadi 2 yaitu sitem saraf simpatik dan saraf
parasimpatik. Pada saraf simpatik terdapat neutransmitter adrenaline yang
mana terdapat pula reseptor α dan β. Dalam hal ini ada kaitannya dengan
mekanime obat salbutamol yang bekerja pada reseptor β2.

B. Mekanisme Kerja Salbutamol


Salbutamol bekerja pada reseptor β2 yang kemudian mengaktivasi adenilat
siklase dan menghasilkan ATP yang selanjutanya menjadi cAMP. Pada
saat kadar cAMP meningkat kemudian cAMP akan berikatan dengan
Myosin Light Chain Kinase (MLCK) dan akan menghambat ikatan antara
myosin – aktin pada sel otot polos, sehingga pada akhirnya terjadi
bronkodilatasi. Salbutamol termasuk kedalam β-adrenergik kerja singkat
dimana mekanisme kerja agonis reseptor β-adrenergik kerja singkat
sebagai anti asma berkaitan dengan relaksasi langsung otot polos saluran
napas dan bronkodilatasi yang diakibatkannnya. Efek samping yang
berkaitan dengan β2 adrenergik mencakup tremor, sakit kepala,
kecemasan, meningkatnya denyut jantung, jantung berdebar (dosis tinggi)
dan sedikit menurunkan tekanan darah.

C. Dosis yang digunakan


Pada jurnal ini dosis yang digunakan yaitu sekitar 100 μg 4 “puffs”.

D. Metode dan subjek


Metode yang digunakan yaitu Random (Acak), Duble – Blind, Placebo –
controlled Cross – Over.

E. Subyek
Kemudian subjek yang digunakan yaitu 15 orang sehat dengan usia sekitar
20 – 60 tahun. Subjek sehat kemudian dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu
pada saat istirahat, latihan kerja/fisik (dalam hal ini berlari), serta fase
pemulihan. Pada fase istirahat umumnya tekanan darah meningkat, denyut
jantung meningkat serta efek samping yang terjadi yaitu takikardia,
palpitasi, dan cemas. Sedangkan pada saat latihan fisik (berlari) kita perlu
energy yang lebih besar, sehingga pasokan oksigen yang diperlukan tubuh
meningkat dan secara otomatis kerja jantung juga semakin cepat dan
meningkat. Selanjutnya terjadi vasokontriksi pembuluh darah yang pada
akhirnya menyebabkan tekanan darah tinggi naik. Dalam kondisi ini jika
diberikan salbutamol maka bronkus dan pembuluh akan mengalami
vasodilatasi.

F. Hasil dan kesimpulan


Jadi penggunaan salbutamol mampu meningkatkan detak jantung saat
“istirahat” namun tidak mempengaruhi detak jantung dan tekanan darah
pada saat beraktifitas dan pada fase pemulihan. Salbutamol masih dapat
dikategorikan aman dan boleh diberikan berdasarkan sudut pandang risiko
kardiovaskular pada subjek sehat,

Anda mungkin juga menyukai