Anda di halaman 1dari 14

ANTICHOLINERGIC

DRUGS

Siti Harniati
Cholinergic Pharmacology
 Cholinergic : efek dari neurotransmiter
Acetylcholine
 Disintesa di nerve terminal
Cholinergic Farmakologi
 Acetylcholine → neurotransmitter untuk
:
 Seluruh sistem saraf parasimpatis
• Ganglion parasimpatis & effector cells
 Sebagian saraf simpatis
• Ganglion simpatis, medula adrenal & kelenjar
keringat
 Beberapa saraf di susunan saraf pusat
 Saraf somatis yang mempersarafi otot skelet.
The
parasympathetic
nervous system
uses
acetylcholine as a
preganglionic and
postganglionic
neurotransmitter
Cholinergic Pharmacology
 Dua jenis reseptor Cholinergic :
‘Muscarinic & Nicotinic’
 Muscarinic : Aktifasi end organ effector otot
polos bronchial, kelenjar ludah, & SA node.
Di blok oleh anticholinergic agent,
co : Atropine
 Nicotinic : menstimulasi autonomic ganglia
& receptor otot polos
Diblok oleh muscle relaxants
 CNS → 2 receptors
OBAT ANTI KOLINERGIK

MEKANISME AKSI
 Anti kolinergik adalah ester dengan kombinasi antara
asam aromatik dan basa organik
 Ester ini penting untuk mengikat anti kolinergik dengan
reseptor acethylcholin dan mencegah aktivasi reseptor
 Reseptor muskarinik :

 M1 → neuronal
 M2 → kardiak

 M3 → glanduler
FARMAKOLOGI KLINIK

KARAKTERISTIK FARMAKOLOGI

Atropine Scopolamine Glycopyrolate


Takikardi +++ + ++
Bronkodilatasi ++ + ++
Sedasi + +++ 0
Antisialogogue ++ +++ +++

0 : tidak ada efek


+ : efek minimal
++ : efek sedang
+++ : efek nyata
A. KARDIOVASKULER
 Blok pada muscarinik reseptor di SA node akan
menyebabkan takikardi
 Efek ini digunakan pada bradikardi akibat vagal
reflek yang disebabkan oleh baroreseptor reflek,
stimulasi peritonial atau reflek oculocardiac
 Pemberian antikolinergik low doses menyebabkan
perlambatan respon heart rate
 Merupakan fasilitas konduksi melintasi
atriventrikular node, memperpendek P-R interval di
EKG dan seringkali menurunkan AV blok yang
disebabkan oleh vagal reflek
 Pemberian dosis besar menyebabkan dilatasi dari
vena cutaneus (atropine flush)
B. RESPIRASI
 Menghambat sekresi dari mukosa respirasi dari hidung
sampai bonkus, efek ini berperan penting sebelum pemberian
agen inhalasi
 Relaksasi otot bronkial menurunkan tahanan airway. Efek
tersebut yang diharapkan terhadap pasien COPD atau asthma.

C. CEREBRAL
 Pemberian anti kolinergik dapat menyebabkan stimulasi
sampai dengan terjadinya depresi, tergantung dosis dan obat
yang dipakai
 Stimulasi pada serebral menyebabkan : eksitasi, kelemahan,
halusinasi
 Sedangkan depresi sebabkan sedasi dan amnesia
 Physostigmin sebagai anti cholin esterase dapat melewati
sawar darah otak dan menetralkan efek depresi pada serebral.
D. GASTROINTESTINAL
 Penurunan sekresi saliva
 Penurunan sekresi gaster , tetapi dibutuhkan dosis yang lebih
besar
 Penurunan motilitas usus dan memperlama pengosongan
lambung.
 Tekanan sphincter bawah esophageal akan menurun
 Secara keseluruhan antikolinergik tidak memberikan
keuntungan terhadap pencegahan kejadian aspirasi
pneumonia.

E. MATA
 Midriasis (pupil dilatation)dan cyclopegia ( ketidak
mampuan melihat dekat)
 Gloukoma sudut tertutup merupakan kontraindikasi
antikolinergik
F. GENITOURINARY
 Menurunkan tahanan ureter dan kandung kencing,
disebabkan oleh relaksasi otot
 Menyebabkan retensi urine, terutama pada prostat
hipertrophy

G. THERMOREGULATOR
 Menghambat sweat glands menyebabkan naiknya
temperatur tubuh.

H. MENINGKATKAN SENSITIFITAS
MEDIATOR IMUN
 Menurunkan cGMP untuk terapi hipersensitif reaksi.
Tetapi secara klinis tidak terlalu efektif
OBAT ANTI KOLINERGIK SPESIFIK
1. ATROPINE
Struktur :
 Amine tersier dengan kombinasi antara asam aromatik dengan basa organik

Dosis :
 Premedikasi 0,01 – 0,02 mg/kgBB atau pada dewasa 0,4 – 0,6 mg

 Bradikardi yang disebabkan vagal digunakan dosis 2 mg i.v

Pertimbangan Klinik :
 Mempunyai efek potensial terhadap jantung dan otot polos bronkus dan efektif
untuk terapi bradikardi
 Derivat atropin (ipratropium bromida)tersedia dalam bentuk inhaler untuk
terapi bronkospasme bila dikombinasi dengan β-agonis
 Mempunyai efek mild postoperative memory defisit

 Pada dosis tosik menyebabkan reaksi eksitasi

 Dosis 0,01-0,02 mg/kgBB sebagai antisialogue

 Hati-hati pemberian pada glaukoma sudut tertutup, BPH, bladder neck obstr.
2. SCOPOLAMIN
Struktur :
 Berbeda dengan atropin dalam pengikatan jembatan
oksigen dengan basa organik
Dosis :
 Untuk premedikasi dosis digunakan sama dengan atropin
dan biasanya dilakukan i.m
 Tersedia dalam kemasan 0.3, 0.4, dan 1 mg/ml
Pertimbangan Klinik:
 Scopolamin lebih poten untuk antisialogogue dibanding
atropin
 Mempunyai efek sedatif
 Dosis klinik biasanya menyebabkan amnesia, mengantuk,
kelemahan otot dan delirium.
 Lebih baik dihindari pada gloukoma sudut tertutup
3. GLYCOPYRROLATE
Struktur :
 Quartener sintetik ammonium yang berisi asam
mandelik di dalam asam aromatik
Dosis :
 Dosis 1,5 kali dosis atropine
 Premedikasi 0,005 – 0,01 mg/kg BB atau dosis
dewasa 0,2 – 0,3 mg
Pertimbangan Klinik :
 Tidak dapat melewati sawar darah otak sehingga
digunakan untuk tindakan pada CNS dan mata
 Poten menghambat saliva dan sekresi respirasi
 HR meningkat pada pemberian i.v dan durasinya
lebih lama dibanding atropine ( 2-4 jam)

Anda mungkin juga menyukai