Rseptor 4.Nukleus
R
Obat
3.Enzim
Video
LIGAND - RESEPTOR
Reseptor Nikotinik
Reseptor nikotinik di ganglia otonom, adrenal medulla, dan SSP (reseptor
nikotinik neuronal)
Reseptor nikotinik di sambungan saraf- otot (reseptor nikotinik otot)
Reseptor Muskarinik
M1 di berbagai kelenjar dan ganglia
M2 di jantung
M3 di otot polos dan kelenjar
Obat Kolinergik
• Shock, dengan memperkuat kerja jantung (Alfa1) dan melawan hipotensi (beta),
contohnya adrenalin dan noradrenalin
• Asma, dengan mencapai bronkodilatasi (beta2), contohnya salbutamol dan
turunannya, adrenalin dan efedrin.
• Hipertensi, dengan menurunkan daya tahan perifer dari dinding pembuluh melalui
penghambatan pelepasan noradrenalin (alfa2 ), contohnya metildopa dan klonidin.
• Pilek (rhinitis), guna menciutkan selaput lendir yang bengkak (alfa) contohnya
imidazolin, efedrin dan adrenalin.
• Midriatikum, yaitu dengan memperlebar pupil mata (alfa), contohnya fenilefrin dan
nafazolin.
AGONIS ADRENERGIK/SIMPATOMIMETIK LANGSUNG
KELOMPOK Efek CONTOH OBAT
Agonis α Vasokontriksi sistemik Lokal: Fenilefrin,
atau lokal nafazolin,
dekongestan tramazolin,
xilometazolin,
oksimetazolin
Agonis β Bronkodilatasiantiasm Salbutamol,
a, tokolitik, peningkatan terbutalin, fenoterol,
kontraksi jantung oksiprenalin,
peningkatan tekanan salmeterol,
darah procaterol
Farmakokinetik dan Penggunaan Epinefrin/ Adrenalin
Farmakokinetik
•Sukar diabsorpsi pada pemberian oral karena sebagian besar dirusak oleh enzim COMT dan
MAO, pemberian i.m absorpsi baik.
•Metabolisme di hati menjadi metabolit, ekskresi metabolit dan zat asal melalui urin.
Penggunaan:
Penyegar (analeptikum)
Bronkodilatasi pada penderita asma
Mengatasi reaksi hipersensitivitas
Memperpanjang efek anestetika local
Menghentikan pendarahan kapiler
Tetes mata untuk mendapatkan efek midriatikum
Efek samping adrenalin
( levarterenol, l-arterenol)
• Bekerja pada semua reseptor β sehingga aktivitas thdp β1menyebabkan stimulasi jantung dan
hampir tidak bekerja pada reseptor α.
• Aktivasi terhadap reseptor β2 menimbulkan relaksasi pada hampir semua otot polos terutama
bronkodilatasi dan saluran cerna.
• Menghambat pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya akibat reaksi antigen antibody.
• Mengurangi tonus dan motilitas otot polos usus dan menghambat motilitas uterus.
SIMPATOLITIK
α- SIMPATOLITIK β-SIMPATOLITIK
α- SIMPATOLITIK
Efek Kardiovaskuler
Alfa 1 Antagonis Block vasokonstriksi simpatis penurunan tekanan
darah reflex takikardi
Alfa 2 Antagonis menaikkan tonus simpatis sentral menaikkan tekanan
darah + reflex bradycardi
Efek lain:
Blok kontraksi otot trigonum & sphincter kandung kemih penurunan
tahanan aliran kencing
Blok alfa 2 sekresi insulin meningkat
Prazosin
EFEK KARDIOVASKULAR
Penurunan inotropik dan kronotropik jantung
Blockade reseptor Beta 2 di vaskuler peningkatan resistensi perifer aliran darah ke
organ menurun
Beta blocker menurunkan tekanan darah penderita hipertensi, tetapi tidak pada orang
normal
Terapi profilaksi dengan beta bloker pada penderita pasca miokard infark cegah
serangan ulang
EFEK PULMONARY
Pada penderita asma bisa cetuskan serangan asma (tidak ada yang 100% selektif)
EFEK METABOLIK
Non-selective Beta blocker hambat glikogenolisis hati-hati pada penderita diabetis
(resiko hypoglycemia) lebih aman pakai selective Beta 1 blocker
Nonselective Beta Blockers
1. Propranolol
Per oral mengalami metabolisme lintas pertama di hepar perhatikan
dosis pada penderita gangguan hepar
Ikatan protein plasma 90%
Efek antihipertensi baru tampak setelah beberapa minggu
Hati-hati withdrawal symptoms
ESO: gangguan gastrointestinal, mimpi buruk, insomnia dan depression.
2. Nadolol
Durasi kerja panjang
Absorbsi kurang baik, Metabolisme di hepar < propranolol
Ekskresi utuh via ginjal hati-hati penderita gagal ginjal
Efek ke SSP kurang
Nonselective Beta Blockers
3. Timolol
Durasi kerja pendek
Per oral absorbsi baik, dimetabolisme di hepar
Untuk terapi glaukoma menurunkan sintesis humor aqueous
4. Labetolol
Juga block alfa 1 vasodilatasi & hipotensi
Farmakokinetik = Propranolol
Indikasi pheochromocytoma and hypertensive emergency
Selective Beta Blockers
1. Metaprolol
Farmakokinetik mirip propranolol tapi selektif beta 1
2. Atenolol
Absorbsi buruk (50%) tapi tidak dirusak hepar
Ekskresi utuh via ginjal
Durasi kerja > metaprolol.
Selective Beta Blockers
3. Esmolol
Durasi kerja sangat pendek (8 menit) dimetabolisme esterase plasma
Pemberian via infus It is given by iv infusion.
Hanya untuk terapi atrial tachycardia.
4. Nebivolol
Beta 1 antagonis paling selektif
Rangsang pelepasan NO vasodilatasi
Efektif sebagai anti-hipertensi dan gagal jantung
= Bisoprolol, Acebutolol
PARASIMPATOLITIK
PARASIMPATOLITIK
Obat yang bersifat parasimpatolitik akan
menghambat aktivitas sistem saraf
parasimpatik, sehingga:
• Terjadi midriasis pada pupil mata
pupil melebar
• Penurunan sekresi asam lambung
penanganan gastritis (jarang
digunakan)
• Pelebaran saluran nafas atau
bronkodilatasi penanganan asma
• Relaksasi otot polos spasmolitik
(mengurangi rasa mulas)
• Menurunkan aktivitas sistem saraf
pusat sedatif mengurangi mabuk
perjalanan (kinetosis)
• Peningkatan denyut jantung
takikardia
PARASIMPATOLITIK
Kelompok Efek Contoh obat