Anda di halaman 1dari 59

PARASIMPATOMIMETIK

 Parasimpatomimetik atau kolinergik : obat- obat yang memilki efek yang


menyerupai aktivitas susunan saraf parasimpatis
 Parasimpatolitik atau penghambat kolinergik : obat- obat yang
menghambat timbulnya efek akibat aktivitas susunan saraf parasimpatis
MEKANISME KERJA OBAT

1. Interaksi ligand /agonist dg receptor


 (obat adrenergik, cholinergic, opiod dll)

2. Mempengaruhi keberadaan ligand endogen

3. Substrat enzim ( captopril,allopurinol)


 Merangsang atau menghambat aktifitas enzim

4. Membuka – menutup ion channel (antagonis calcium)

5. Merusak sistem sel  cytotoxic (antibiotik ,anticancer)

Reseptor adalah suatu protein spesifik pada membran atau dalam


sitoplasma sell yg berinteraksi dg molekul obat (spesifik)
LETAK RESEPTOR
 Pada membran Obat
R
Dalam sitoplasma

Reseptor 1. Membran sel


Obat
2.Sitoplasma

Rseptor 4.Nukleus
R
Obat

3.Enzim
 Video
LIGAND - RESEPTOR

Ada 3 tipe ligand :

1. Agonis : merangsang reseptor  mengikat & aktif  EFEK

2. Antagonis : memblokir reseptor agonis tak dapat masuk


 tdk menimbulkan efek.
ada antagonisme kompetitif dan nonkomptitif
3. Partial agonis : Merangsang reseptor setelah mencapai
batas tertentu memblokirnya
Kurve dosis – efek lebih rendah dari agonis

Contoh: adrenaline : agonis Beta  frekwensi jantung naik . Berikan propranolol =


antagonis Beta  agonis tidak dapat masuk reseptor  frekwensi jantung turun
RESEPTOR KOLINERGIK

Reseptor Nikotinik
 Reseptor nikotinik di ganglia otonom, adrenal medulla, dan SSP (reseptor
nikotinik neuronal)
 Reseptor nikotinik di sambungan saraf- otot (reseptor nikotinik otot)
Reseptor Muskarinik
 M1 di berbagai kelenjar dan ganglia
 M2 di jantung
 M3 di otot polos dan kelenjar
Obat Kolinergik

 Mempengaruhi sintesis dan penglepasan asetilkolin


 Menduduki reseptor muskarinik atau niktotinik
 Mempengaruhi enzim penghancur asetilkolin
Kolinesterase  menghidrolisis asetilkolin menjadi kolin dan asam asetat

EFEK LANGSUNG VS TIDAK LANGSUNG


Agonis Muskarinik

 Asetilkolin dan ester kolin sintetis  metakolin, karbakol, betanekol


 Alkaloid kolinergik  muskarin, pilokarpin, arekolin
Indikasi

 Gastrointestinal tract  atonia


 Urinary bladder  atonia
 Ophthalmology  glaukoma
 Pilocarpine
 Carbachol
Antikolinesterase

 Reversibel  edrofonium, fisostigmin, takrin


 Irreversibel  organofosfat dan insektisida
Indikasi

 Glaucoma (wide angle)  physostigmine


 Atony of the bladder
 Atony of the gastrointestinal tract
 Intoxication by antimuscarinic agents (use physostigmine)
 Intoxication by tricyclic antidepressants (TCA’s) or phenothiazines (use
physostigmine)
 Myasthenia gravis...
 Alzheimer’s disease
 Tacrine
 Donepezil
 Rivastigmine
 Galantamine
Intoksikasi

 Mata hiperemis disertai miosis yang kuat


 Bronkokostriksi disertai laringospasme
 Sekresi lendir hidung, disertai bersin, dan sekresi saliva berlebihan
 Peristaltik usus meningkat disertai muntah dan diare
 Tremor, kejang
 Kelumpuhan nafas
 Kehilangan kesadaran
Terapi

 Atropin 2mg secara IV atau IM (8 ampul sediaan 0,25 mg/ml)


 Dosis diulang tiap 7-10 menit sampai peristaltic dan bronkokonstriksi
dihambat sehingga bisa bernafass sendiri tanpa bantuan alat
 Pasien harus dipertahankan dalam keadaan atropinisasi  muka merah,
sekresi saliva dan keringa berhenti, midriasis, takikardi
SIMPATOMIMETIK
 Simpatomimetik atau adrenergik : obat- obat yang memilki efek yang
menyerupai aktivitas susunan saraf simpatis
 Simpatolitik atau penghambat adrenergik : obat- obat yang
menghambat timbulnya efek akibat aktivitas susunan saraf simpatis
Kerja Obat Adrenergik

Langsung  bekerja secara langsung pada reseptor adrenergic


di membran sel efektor

Tidak langsung  menimbulkan efek adrenergic melalui


penglepasan NE yang tersimpan di ujung syaraf adrenergik
RESEPTOR ADRENERGIK

Alfa 1 Alfa 2 Beta 1 Beta 2


-Vasoconstriction -Inhibition of -Tachycardia -Vasodilatation
-Increased peripheral norepinephrine -Increased -Decreased peri-
resistence release lipolysys pheral resistance
-Increased blood pressure -Inhibition of -Increased -Bronchodilatatation
-Mydriasis insulin release myocardial -Inceased muscle &
-Increased closure of internal contractiliy liver glycogenolysis
sphincter of the bladder -Increased release of
glucagon
-Relaxed uterine
smooth muscle
 Kolinesterase  menghidrolisis asetilkolin menjadi kolin dan asam asetat
 Metabolisme NE:
 Ambilan kembali ke dalam ujung saraf
 Difusi keluar dari celah sinaps dan ambilan oleh jaringan ekstraneuronal
 Metabolisme oleh enzim COMT menjadi normatenefrin
OBAT-OBAT ADRENERGIK LANGSUNG

• Alfa-1, mengaktivasi organ-organ efektor seperti otot-otot polos (vasokontriksi) dan


sel-sel kelenjar dengan efek bertambahnya sekresi ludah dan keringat.
• Alfa-2, yaitu menghambat pelepasan noradrenalin pada saraf-saraf adrenergik
dengan efek turunnya tekanan darah.
• Beta-1, yaitu memperkuat daya dan frekuensi kontraksi jantung.
• Beta-2, yaitu bronkodilatasi dan stimulasi metabolisme glikogen dan lemak
SIMPATOMIMETIK LANGSUNG
Penggunaan

• Shock, dengan memperkuat kerja jantung (Alfa1) dan melawan hipotensi (beta),
contohnya adrenalin dan noradrenalin
• Asma, dengan mencapai bronkodilatasi (beta2), contohnya salbutamol dan
turunannya, adrenalin dan efedrin.
• Hipertensi, dengan menurunkan daya tahan perifer dari dinding pembuluh melalui
penghambatan pelepasan noradrenalin (alfa2 ), contohnya metildopa dan klonidin.
• Pilek (rhinitis), guna menciutkan selaput lendir yang bengkak (alfa) contohnya
imidazolin, efedrin dan adrenalin.
• Midriatikum, yaitu dengan memperlebar pupil mata (alfa), contohnya fenilefrin dan
nafazolin.
AGONIS ADRENERGIK/SIMPATOMIMETIK LANGSUNG
KELOMPOK Efek CONTOH OBAT
Agonis α Vasokontriksi sistemik Lokal: Fenilefrin,
atau lokal nafazolin,
dekongestan tramazolin,
xilometazolin,
oksimetazolin
Agonis β Bronkodilatasiantiasm Salbutamol,
a, tokolitik, peningkatan terbutalin, fenoterol,
kontraksi jantung oksiprenalin,
peningkatan tekanan salmeterol,
darah procaterol
Farmakokinetik dan Penggunaan Epinefrin/ Adrenalin

Farmakokinetik
•Sukar diabsorpsi pada pemberian oral karena sebagian besar dirusak oleh enzim COMT dan
MAO, pemberian i.m absorpsi baik.
•Metabolisme di hati menjadi metabolit, ekskresi metabolit dan zat asal melalui urin.

Penggunaan:
 Penyegar (analeptikum)
 Bronkodilatasi pada penderita asma
 Mengatasi reaksi hipersensitivitas
 Memperpanjang efek anestetika local
 Menghentikan pendarahan kapiler
 Tetes mata untuk mendapatkan efek midriatikum
Efek samping adrenalin

Pemberian epinefrin dapat menimbulkan gejala:


•Perasaan takut dan gelisah, khawatir, tegang.
•Kepala nyeri berdenyut, tremor, rasa lemah, pusing
•Pucat, sukar bernafas
•Dosis besar i.v dapat menimbulkan perdarahan otak
•Menyebabkan aritmia
•Pada penderita angina pectoris mudah menimbulkan serangan karena meningkatkan
kerja jantung.
Norepinefrin/Noradrenalin

( levarterenol, l-arterenol)

• NE terutama bekerja pada reseptor α tapi lebih lemah dari epinefrin.


• Efek terhadap β1 sebanding dengan epinefrin.
• Efek terhadap reseptor β2 lebih lemah dari epinefrin.
• NE dalam dosis kecil tidak menimbulkan vasodilatasi atau penurunan tekanan darah.
• Efek samping NE lebih ringan dari pada epinefrin.
Isoproterenol
(isopropilnorepinefrin, isopropilarterenol, isoprenalin).

• Bekerja pada semua reseptor β sehingga aktivitas thdp β1menyebabkan stimulasi jantung dan
hampir tidak bekerja pada reseptor α.
• Aktivasi terhadap reseptor β2 menimbulkan relaksasi pada hampir semua otot polos terutama
bronkodilatasi dan saluran cerna.
• Menghambat pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya akibat reaksi antigen antibody.
• Mengurangi tonus dan motilitas otot polos usus dan menghambat motilitas uterus.

• Penggunaan: Asma (kerja lebih cepat dari pada efedrin)


• Efek samping:
- Jantung berdebar-debar
- Gelisah dan gemetaran
- Muka merah
• Dosis : Sublingual 3 x sehari 5-10 mg
Terdapat enzim-enzim yang Beberapa obat mampu
menguraikan adrenalin menghambat kerja MAO INHIBITOR
ataupun noradrenalin MAO
contoh: MAO (MONOAMIN
OKSIDASE)
INHIBITOR MAO
SEBAGAI ANTIPARKINSON DAN
ANTIDEPRESAN

CONTOH: SELEGILIN (ANTIPARKINSON),


MOKLOBEMID (ANTIDEPRESAN)
SIMPATOMIMETIK TAK LANGSUNG

Beberapa obat bekerja secara tidak


langsung dengan meningkatkan
pengeluaran epinefrin atau norepinefrin
dan mencegah penyerapan kembali
Obat tidak langsung bekerja pada sel efektor organ  obat mengakibatkan pembebasan
noradrenalin dari depotnya di ujung-ujung neuron.

Contohnya: - Amfetamin- Metaraminol


Efek obat ini menyerupai efek NE tetapi efeknya lebih lambat dan masa kerjanya lebih
panjang.
Bila obat ini diberikan terus menerus dalam waktu singkat akan menimbulkan takifilaksis.
TERIMA KASIH
SIMPATOLITIK
SIMPATOLITIK

SIMPATOLITIK

α- SIMPATOLITIK β-SIMPATOLITIK
α- SIMPATOLITIK

ANTIHIPERTENSI DAN UNTUK PENANGANAN


TUMOR PROSTAT
Alfa Adrenergic Receptor Antagonis

Efek Kardiovaskuler
 Alfa 1 Antagonis  Block vasokonstriksi simpatis  penurunan tekanan
darah  reflex takikardi
 Alfa 2 Antagonis  menaikkan tonus simpatis sentral  menaikkan tekanan
darah + reflex bradycardi
Efek lain:
 Blok kontraksi otot trigonum & sphincter kandung kemih  penurunan
tahanan aliran kencing
 Blok alfa 2  sekresi insulin meningkat
Prazosin

 Selective alpha 1 receptor antagonists  Penurunan resistensi perifer


tanpa takikardi (karena alfa 2 tidak dihambat)
 Durasi kerja 7-10 jam
 Terazosin  durasi kerja 18 jam
 Doxazosin  durasi kerja 36 jam
Efek Samping:
 "first dose phenomenon“  postural hypotensi berat dan pingsan 30-
90 menit setelah dosis pertama
 Postural hypotensi
 Tamsulosin, Alfuzosin  alpha 1 blocker di kandung kemih & prostat
 melancarkan kencing pada hipertrofi prostat tanpa efek hipotensi
β- SIMPATOLITIK

DISEBUT JUGA β- BLOCKER

MENURUNKAN KONTRAKSI JANTUNG DAN


ANTIHIPERTENSI
BETA BLOCKERS

EFEK KARDIOVASKULAR
 Penurunan inotropik dan kronotropik jantung
 Blockade reseptor Beta 2 di vaskuler  peningkatan resistensi perifer  aliran darah ke
organ menurun
 Beta blocker menurunkan tekanan darah penderita hipertensi, tetapi tidak pada orang
normal
 Terapi profilaksi dengan beta bloker pada penderita pasca miokard infark  cegah
serangan ulang
EFEK PULMONARY
 Pada penderita asma  bisa cetuskan serangan asma (tidak ada yang 100% selektif)
EFEK METABOLIK
 Non-selective Beta blocker  hambat glikogenolisis  hati-hati pada penderita diabetis
(resiko hypoglycemia)  lebih aman pakai selective Beta 1 blocker
Nonselective Beta Blockers

1. Propranolol
 Per oral  mengalami metabolisme lintas pertama di hepar  perhatikan
dosis pada penderita gangguan hepar
 Ikatan protein plasma 90%
 Efek antihipertensi baru tampak setelah beberapa minggu
 Hati-hati withdrawal symptoms
 ESO: gangguan gastrointestinal, mimpi buruk, insomnia dan depression.
2. Nadolol
 Durasi kerja panjang
 Absorbsi kurang baik, Metabolisme di hepar < propranolol
 Ekskresi utuh via ginjal  hati-hati penderita gagal ginjal
 Efek ke SSP kurang
Nonselective Beta Blockers

3. Timolol
 Durasi kerja pendek
 Per oral absorbsi baik, dimetabolisme di hepar
 Untuk terapi glaukoma  menurunkan sintesis humor aqueous

4. Labetolol
 Juga block alfa 1  vasodilatasi & hipotensi
 Farmakokinetik = Propranolol
 Indikasi  pheochromocytoma and hypertensive emergency
Selective Beta Blockers

1. Metaprolol
 Farmakokinetik mirip propranolol tapi selektif beta 1
2. Atenolol
 Absorbsi buruk (50%) tapi tidak dirusak hepar
 Ekskresi utuh via ginjal
 Durasi kerja > metaprolol.
Selective Beta Blockers

3. Esmolol
 Durasi kerja sangat pendek (8 menit)  dimetabolisme esterase plasma
 Pemberian via infus It is given by iv infusion.
 Hanya untuk terapi atrial tachycardia.
4. Nebivolol
 Beta 1 antagonis paling selektif
 Rangsang pelepasan NO  vasodilatasi
 Efektif sebagai anti-hipertensi dan gagal jantung
 = Bisoprolol, Acebutolol
PARASIMPATOLITIK
PARASIMPATOLITIK
Obat yang bersifat parasimpatolitik akan
menghambat aktivitas sistem saraf
parasimpatik, sehingga:
• Terjadi midriasis pada pupil mata
pupil melebar
• Penurunan sekresi asam lambung
penanganan gastritis (jarang
digunakan)
• Pelebaran saluran nafas atau
bronkodilatasi penanganan asma
• Relaksasi otot polos spasmolitik
(mengurangi rasa mulas)
• Menurunkan aktivitas sistem saraf
pusat sedatif mengurangi mabuk
perjalanan (kinetosis)
• Peningkatan denyut jantung
takikardia
PARASIMPATOLITIK
Kelompok Efek Contoh obat

Parasimpatolitik Menurunkan sekresi asam Pirenzepin


lambung
Midriatikum (melebarkan Atropin, homatropin
pupil)pemeriksaan
bagian dalam mata
Pelebaran saluran Ipratropium
nafasbronkodilatasi
Memberikan efek sedasi Skopolamin
mencegah kinetosis/
mabuk perjalanan
Mengurangi spasmus otot Hiosiamin
polos
OBAT YANG MEMPUNYAI AKTIFITAS
ANTIMUSKARINIK
 Phenothiazine Antipsychotic H1 Antihistamin
 Chlorpromazine
 Thioridazine  Diphenhydramine
 Perphenazine
 Others
 Dimenhydrinate
 Dibenzodiazepine antipsychotic  Promethazine
 Clozapine
 Carbinoxamine
 Olanzepine
 Dibenzoxazepine antipsychotic  Dimenhydrinate
 Loxapine  Pyrlamine
 Tricyclic antidepressants
 Imipramine  Tripelennamine
 Amitriptyline  Brompheniramine
 Protriptyline
 Others  Chlorpheniramine
 Cyproheptadine
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai