Adrenergik
Adrenergik atau simpatomimetika adalah zat-zat yang dapat menimbulkan (sebagian) efek
yang sama dengan stimulasi susunan simpaticus (SS) dan melepaskan noradrenarlin (NA) di
ujung-ujung sarafnya.
Dikatakan obat adrenergic karena efek yang ditimbulkannya mirip perangsangan saraf
adrenergic, atau mirip efek neurotransmitter norepinefrin dan epinefrin ( yang disebut juga
noradrenalin dan adrenalin ). Golongan obat ini disebut juga obat simpatik atau
simpatomimetik yaitu zat zat yang dapat menimbulkan ( sebagian ) efek yang sama dengan
stimulasi susunan simpaticus ( SS ) dan melepaskan noradrenalin ( NA ) di ujung ujung
sarafnya.
Kerja obat adrenergic dapat dikelompokkan dalam 7 jenis yaitu :
1.
Perangsangan organ perifer : otot polos pembuluh darah kulit dan mukosa, serta
Penghambatan organ perifer : otot polos usus, bronkus dan pembuluh darah otot
rangka
3.
Perangsangan jantung
kontraksi
4.
Efek metabolic : misalnya peningkatan glikogenolisis di hati dan otot, lipolisis dan
Efek endokrin : misalnya modulasi sekresi insulin, rennin, dan hormone hipofisis
7.
1.
Adrenergik dapat dibagi dalam dua kelompok menurut titik-kerjanya di sel-sel efektor dari
organ-ujung, yakni reseptor-alfa dan reseptor-beta (Ahlquist 1948). Perbedaan antara kedua
jenis reseptor didasarkan atas kepekaannya bagi adrenalin, noradrenalin (NA), dan
isoprenalin. Reseptor-alfa lebih peka bagi NA, sedangkan reseptor-beta lebih sensitif bagi
isoprenalin.
Efek rangsangan
Bila di suatu organ terdapat kedua jenis reseptor, maka responsnya terhadap stimulasi oleh
katecholamin (adrenalin, NA, dopamin, serotonin) agar tergantung dari pembagian dan
jumlah reseptor-alfa dan reseptor-beta di jaringan tersebut. Sebagai contoh dapat disebutkan
bronchi, dimana terdapat banyak reseptor beta-2; disini NA hanya berefek ringan sedangkan
adrenalin dan isoprenalin meninbulkan bronchodilatasi kuat. Begitu pula di otot polos
dinding pembuluh terdapat reseptor-alfa dan beta: sedikit NA sudah bisa merangsang
reseptor-beta-2 dengan efek vasodilatasi, sedangkan lebih banyak NA diperlukan untuk
merangsang reseptor-alfa dengan efek vasokonstriksi. Pembuluh kulit memiliki banyak
reseptor alfa, maka adrenalin dan NA mengakibatkan vasokonstriksi, sedangkan isoprenalin
hanya berefek ringan sekali.
Dalam tabel di bawah ini diikhtisarkan efek adrenergis yang terpenting.
RESEPTOR
LETAK
alfa-1 adrenergik
alfa-2 adrenergik
beta 2
Epinefrin
2.
Isoprenalin
3.
Fenilefrin
4.
Amfetamin
Obat penghambat adrenergik sentral atau adrenolitik sentral yaitu klonidin dan metildopa
yang dipakai sebagai obat antihipertensi.