Anda di halaman 1dari 12

FARMAKOLOGI

PRAKTIKUM
DOSEN PENGAMPU : dr. Dwi may indriyani M.,Si

<<
ANGGOTA KELOMPOK 6
1. ANITA ROSALIANTI (2048401003)
2. FITA NURASIH KURNIA (2048401010)
3. RIRIS ARISA (2048401017)
4. CHIKITA RESTU AMANDA (2048401024)
5. JHEVIA MEIDI ROSA (2048401033)
6. MELLA DWI ANGGRAINI (2048401036)
7. PUTRI RAMADANI (2048401040)
8. RIZKA AINA (2048401042)
OBAT ATORVASTATIN
 INDIKASI : untuk menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, serta meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL)
di dalam darah. Jika kolesterol dalam darah tetap terjaga dalam kadar normal, risiko terjadinya stroke dan serangan
jantung akan semakin rendah. Literatur : Alodokter

 KONTRAINDIKASI : Hipersensitivitas terhadap atorvastatin, penyakit hati aktif atau peningkatan transaminase yang
tidak dapat dijelaskan, kehamilan, laktasi. Literatur : Medscape
 ROTD
o Diare.
o Nasofaringitis : infeksi primer pada nasofaring dan hidung yang sering mengeluarkan cairan.
o Artralgia : nyeri sendi yang tidak disertai pembengkakan.
o Insomnia.
o Nyeri musculoskeletal : system musculoskeletal adalah yang terdiri dari otot, jaringan ikat, saraf, serta tulang dan
sendi.
o Mialgia : nyeri tungkai.
o Angina.
o Dispnea : sesak napas.
o Miopati : gangguan otot atau kelainan otot.
o Anafilaksis : syok yang disebabkan oleh reaksi alergi yang berat.
o Miositis : peradangan pada otot yang menyerang serabut-serabut otot.
o ruam petekie.
Literatur : Medscape
● INTERAKSI OBAT :

Mengonsumsi obat atorvastatin dengan obat lain bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi, seperti :

1. Itraconazole, ketoconazole, clarithromycin, erythromycin, verapamil, diltiazem, fenofibrate, gemfibrozil, kombinasi


ezetimibe, niasin, dan ritikina. Penggunaan atorvastatin dan obat-obat tersebut dapat meningkatkan risiko gangguan
otot (miopati), serta kerusakan dan kematian jaringan otot rangka (rhabdomyolysis).

2. Digoxin dan kontrasepsi oral, seperti norethindrone dan etinil estradiol. Penggunaan bersama atorvastatin dapat
meningkatkan kadar serum digoxin dan kontrasepsi oral, sehingga dapat menyebabkan efek samping, seperti sakit
kepala dan mual.

3. Asam fusidat sistemik. Penggunaan atorvastatin bersama atau dalam 7 hari setelah penggunaan asam fusidat
sistemik dapat menyebabkan kerusakan dan kematian jaringan otot rangka yang fatal (rhabdomyolysis).

4. Kombinasi ciclosporin, telaprevir, glekaprevir atau pibrentasvir, dan tipranavir atau ritonavir. Penggunaan
atorvastatin dan obat-obat di atas dapat meningkatkan risiko gangguan otot (miopati) serta kerusakan dan kematian
jaringan otot rangka (rhabdomyolysis).

5. Rifampicin, efavirenz, phenytoin, antasida Al atau Mg, dan colestipol. Penggunaan atorvastatin bersama obat di atas
dapat menurunkan kadar atorvastatin dalam plasma, sehingga efektivitasnya dalam menurunkan kolesterol akan
berkurang.

Literatur : http://Sehatq.com
MEKANISME KERJA ??

Atorvastatin bekerja dengan menghambat enzim HMG-CoA


reduktase, yaitu enzim yang mengkonversi perubahan 3-
hydroxy-3-methyl-glutaryl-coenzyme A menjadi
mevalonate.

Literatur : https://www.kalbemed.com/product/id/15
 FARMAKODINAMIKA
- Onset aksi : Dalam 2 minggu.
- Efek maksimum : Setelah 4 minggu.
Literatur : Pediatric

 FARMAKOKINETIKA
Absorpsi : Atorvastatin diabsorpsi cepat per konsumsi oral. Konsumsi obat
bersama makanan akan menurunkan kecepatan absorpsi obat, tetapi tidak
mempengaruhi efek terapi obat.

Konsentrasi plasma maksimum terjadi antara 1‒2 jam. Onset atorvastatin 3-5 hari
dengan durasi kerja 48-72 jam. Efek maksimum akan tercapai dalam 2 minggu.

Konsentrasi plasma atorvastatin lebih rendah, apabila dikonsumsi malam hari,


dibandingkan konsumsi pagi hari. Bioavailabilitas absolut adalah sekitar 14%.
Kemampuan untuk menghambat enzim reduktase HMG-CoA secara sistemik adalah
sekitar 30%.
Distribusi : Volume rata-rata distribusi obat adalah sekitar 381 liter. Ikatan dengan
protein plasma sekitar 98%. Observasi pada hewan percobaan, obat ini diekskresikan
ke dalam air susu, dan juga melewati sawar plasenta.

Metabolisme : Metabolisme primer atorvastatin terjadi di hepar. Metabolit yang


terbentuk adalah derivat ortohidroksi dan parahidroksi, serta berbagai produk
betaoksidasi. Sekitar 70% dari aktivitas inhibisi terhadap enzim reduktase HMG-
CoA dilakukan oleh metabolit-metabolit aktif ini.

Eliminasi : Secara primer, obat dan metabolitnya dieliminasi ke dalam cairan


empedu, setelah terjadi proses metabolisme di hepar dan ekstra hepatik. Namun, obat
diperkirakan tidak menjalani resirkulasi enterohepatik. Kurang dari 2% dari dosis
atorvastatin ditemukan dalam urin.

Waktu paruh atorvastatin sekitar 14 jam. Namun, waktu paruh aktivitas inhibisi
terhadap enzim reduktase HMG-CoA adalah 20‒30 menit.

Literatur : (https://www.alomedika.com)
DOSIS
● Oral : Dosis harus disesuaikan dengan tingkat LDL-C dasar, tujuan terapi yang
direkomendasikan, dan respons pasien; penyesuaian harus dilakukan dengan
interval 4 minggu (dewasa: 2-4 minggu).
● Anak-anak:
 Hiperkolesterolemia familial dan nonfamilial heterozigot:
Anak-anak dan Remaja 10-17 tahun : 10 mg sekali sehari; dapat meningkat
hingga maksimum 20 mg/hari.
 Hiperlipidemia :
Anak-anak dan remaja 10-17 tahun : 10 mg sekali sehari; dapat meningkat
menjadi 20 mg sekali sehari; dosis >20 mg belum diteliti.
● Pencegahan penyakit arteri koroner cangkok : 0,2 mg/kg/hari dibulatkan ke
kenaikan terdekat 2,5 mg.
DOSIS
● Dewasa :
 Hiperkolesterolemia familial dan nonfamilial heterozigot: 10-20 mg sekali sehari;
dapat meningkat hingga maksimum 80 mg/hari.
● Hiperkolesterolemia familial homozigot : 10-80 mg/hari.
● Hiperlipidemia :
• Awal : 10-20 mg sekali sehari; pasien yang membutuhkan penurunan LDL-C >45%
dapat dimulai dengan 40 mg sekali sehari.
● Pemeliharaan : Kisaran dosis yang direkomendasikan : 10-80 mg/hari.
● Pencegahan primer penyakit kardiovaskular : 10 mg sekali sehari.
● Penyesuaian dosis untuk atorvastatin dengan obat bersamaan:
• Siklosporin : Dosis atorvasiatin tidak boleh melebihi 10 mg/hari.
• Klaritromisin, itrakonazol, ritonavir plus saquinavir, atau lopinavir plus ritonavir
bila dosis atorvastatin >20 mg : Pastikan bahwa dosis atorvastatin yang
digunakan adalah dosis terendah yang diperlukan.
 CARA PEMBERIAN OBAT :
Oral : Dapat diminum tanpa memperhatikan makanan atau waktunya. Literatur :
pediatric.

 PEMANTAUAN PARAMETER :
Kolesterol serum (total dan fraksinasi), CPK; tes fungsi hati (lihat tindakan pencegahan).
Literatur : pediatric.

 BENTUK SEDIAAN :
Atorvastatin tersedia dalam bentuk tablet dengan tiga bentuk sediaan: 10 mg, 20 mg,
dan 40 mg. Atorvastatin dapat dikonsumsi tanpa, atau bersama makanan.
Dikonsumsi kapan saja, asalkan sekali sehari untuk dosis tunggal.
INFORMASI KEPADA PASIEN

Mungkin jarang menyebabkan reaksi fotosensitifitas (misalnya, paparan


sinar matahari dapat menyebabkan kulit terbakar parah, ruam kulit,
kemerahan, atau gatal) yakni dengan cara menghindari paparan langsung
sinar matahari.

Laporkan jika terjadi gangguan lambung yang parah dan belum teratasi,
perubahan penglihatan, nyeri dan kelemahan otot, perubahan warna urin
atau tinja, kulit atau mata menguning, dan memar yang tidak biasa. Pasien
wanita usia subur harus dikonseling untuk menggunakan 2 bentuk
kontrasepsi yang efektif secara bersamaan, kecuali metode yang dipilih
adalah pantang mutlak. Obat ini dapat menyebabkan cacat janin yang
parah. Dapat menyebabkan mulut kering.
Literatur : Pediatric
KASUS
Seorang laki-laki hipertensi 65 tahun, dengan hiperplasia prostat jinak selama 5
tahun terakhir, diberi tablet telmisartan 40 mg dan tablet tamsulosin 0,4 mg,
keduanya sekali sehari. Dia ditemukan dislipidemia pada pemeriksaan rutin dan
diberi tablet atorvastatin 10 mg sekali sehari. Pasien mengalami ruam petekie dan
pendarahan dari gusi dalam waktu seminggu setelah memulai pemakaian
atorvastatin dan jumlah trombosit nya turun

Analisis kasus : kasus diatas merupakan jenis ROTD tipe B (bizarre) dengan
penyelesaian penghentian pemberian Atorvastatin dan pemberian transfusi
trombosit

Anda mungkin juga menyukai