Anda di halaman 1dari 9

TUGAS FARMASI KLINIK

‘’ KASUS – KASUS FARMASI KLINIK‘’

Oleh :

SARI DWI MARYUNI

PF21.045

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU

KENDARI

2022
Kasus – Kasus Farmasi Klinik

1. Pasien B 30 tH, hamil dengan kadar kolesterol 300 mg/dl diresepkan Simvastatin 10 mg.
Pertanyaan :
 Apakah terapi obat diperlukan ?
Sebaiknya, tidak menyarankan penggunaan Simvastatin pada kehamilan
dikontraindikasikan karena efek penurunan kolesterol dari golongan statin dapat
meningkatkan risiko gangguan pembentukan fetus (janin).
Dikarenakan obat berisiko membahayakan kandungan, bahkan bisa mengakibatkan cacat
lahir pada bayi.
Penggunaan Simvastatin dalam kehamilan menurut kategori AU TGA termasuk dalam
kategori D. Golongan Statin yang memiliki efek menghambat produksi kolesterol akan
berpengaruh pada perkembangan fetus karena kolesterol dan produk biosintesis kolesterol
lainnya adalah komponen esensial dalam produksi steroid dan membran sel.
 Apakah ada pilihan lain ( mis. Diet, olahraga … )
Iya, ada beberapa cara alami untuk menurunkan kolesterol pada ibu hamil.
a. Mengonsumsi banyak air putih.
b. Hindari lemak jahat.
c. Olahraga ringan.
d. Minum minyak zaitun.
e. Minum air jeruk nipis.
f. Hindari junk food.
g. Konsumsi teh hitam.
2. Apakah semua pasien hipertensi perlu diberi aspirin ?
Tidak, karena Aspirin pada hipertensi berguna untuk mencegah terjadinya manifestasi klinis
dari kardiovaskular, tetapi dapat menyebabkan terjadi pengerasan dinding arteri dan
terjadinya penurunan kemampuan hemostasis. Tes fungsi agregasi trombosit diperlukan
untuk memantau fungsi trombosit pada pasien hipertensi.
3. Apakah semua pasien dengan kolesterol tinggi perlu diberi obat penurun kolesterol (statin) ?
 Menurut American Heart Association, penggunaan Statin merupakan salah satu pilihan
pengobatan kolesterol yang paling ampuh. Statin bekerja pada liver atau hati untuk
mencegah terbentuknya kolesterol. Dengan begitu, jumlah kolesterol yang bersirkulasi
di dalam darah pun ikut berkurang.
Statin memang dikenal sebagai obat yang efektif dalam menurunkan kadar LDL di
dalam darah. Tidak hanya itu, obat ini juga dapat menurunkan kadar trigliserida dan
meningkatkan jumlah HDL atau kolesterol baik dalam darah.
 Menurut laman my.clevelandclinic.org (14/1/2022), Statin (HMG CoA reductase
inhibitors) adalah obat resep yang dikonsumsi untuk menurunkan kolesterol tinggi ke
tingkat normal.
Merek dagang obat statin yang tersedia di pasaran, diantaranya seperti Lovastatin,
Simvastatin, Fluvastatin, dan Atovarstatin.
Cara kerja obat kolesterol ini adalah dengan mencegah produksi enzim dalam liver yang
menghasilkan kolesterol.
Dengan demikian, produksi LDL atau kolesterol jahat diharapkan bakal berkurang.
Bahkan statin dilaporkan dapat menurunkan LDL hingga 20-40 % dan menaikkan HDL
atau kolesterol baik hingga 5%-10%.
sMenariknya, dari hasil riset tersebut juga, menunjukkan bahwa statin dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya penyumbatan karena penggumpalan (clotting).
4. Apakah obat yang paling cocok untuk pasien berikut ini ?
 Pasien A dengan diagnosa DM tipe 2 dan HTN. Kadar gula 200 mg/dl. BP 160/90 mmhg.
R/ Fanormin 50 mg 1dd1
Glibenclamide 5 mg 1-0-0
Metformin 500 mg 3dd1
 Ibu Euis 35 thn dengan asma dapat resep :
R/ Berotec inh prn 3dd1
Salbutamol 3dd1
 Pasien X dari poli saraf dapat resep
R/ Tremenza 3dd1
Pada resep tertulis diagnosa “ sequelae stroke “
Jawab :
Antiplatelet R/ Aspilet 1dd1
Antikoagulan R/ Clopidogrel 1dd1
Stroke non-hemoragik adalah jenis stroke yang terjadi akibat penyumbatan pada
pembuluh darah otak. Stroke yang juga disebut stroke infark atau stroke iskemik ini
merupakan jenis stroke yang paling sering terjadi.
Stroke hemoragik adalah perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah pada area tertentu
di dalam otak. Kondisi ini menyebabkan aliran darah di bagian tersebut berkurang. Tanpa
pasokan oksigen yang dibawa oleh darah, sel otak dapat cepat mati sehingga fungsi otak
pun terganggu.
Stroke hemoragik merupakan kondisi yang kritis. Artinya, perawatan medis perlu
diberikan kepada penderita stroke hemoragik sesegera mungkin. Penanganan dini dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan otak permanen, cacat, dan bahkan
kematian.
Tanda dan Gejala stroke hemoragik
a. Sakit kepala yang sangat parah, yang bisa dideskripsikan sebagai sakit kepala terparah
yang pernah dialami seumur hidup.
b. Mual dan muntah.
c. Kaku di leher bagian belakang.
d. Penglihatan kabur atau terasa silau.
e. Pusing berputar atau seperti melayang.
f. Bicara pelo dan kelemahan di satu sisi tubuh.
5. Pasien dapat HCT 1dd1/2_+kaptopril 25 mg 3dd1, tekanan darah di pagi hari masih 150/90
mmhg. Pertanyaan :
 Apakah obat yang benar disiapkan ?
Jawab :
Iya benar, Pasien HCT dan Captopril untuk Hipertensi
 Labelnya sudah benar ?
Jawab :
R/ HCT 1dd1/2
R/ Captopril 3dd1/2
 Konseling diberikan
Pasien Hipetensi,
Dewasa : Dosis awal HCT 12,5 mg, dapat ditingkatkan menjadi 25-50 mg sekali sehari
jika diperlukn.
Dewasa : Dosis awal Captopril 12,5mg. 2-3 kali sehari.
Dosis dinaikkan setelah tidak adanya penurunan hipertensi setelah 2 minggu, 25-50 mg 2-
3 kali sehari.
6. Pasien anak dengan otitis media sudah diberi Co-Amoxycalv syr 1 minggu tapi tidak ada
perbaikan. Pertanyaan :
 Apakah pasien yang sebenarnya menerima obat ? ( tidak keliru )
Jawab :
Pasien keliru, Pasalnya, pasien otitis media akan sembuh dengan sendirinya setelah satu
hingga dua minggu. Biasanya, pemulihan kondisi ini juga disertai dengan pemberian obat
maupun cairan tetes untuk mengatasi gejala penyakit
Sebagian besar kasus otitis media tidak memerlukan pengobatan khusus dan akan sembuh
dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun pada beberapa kasus, dokter akan
memberikan obat pereda nyeri dan antibiotik.
Sebagian besar infeksi dari otitis media dapat sembuh tanpa pengobatan antibiotik.
Pengobatan di rumah dan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit juga direkomendasikan
sebelum diberikan antibiotik untuk menghindari penggunaan yang berlebihan dan
mengurangi risiko yang buruk dari obat tersebut.
 Waktu pemberian yang tepat
Sebaiknya diberikan bersamaan dengan makanan untuk menghindari efek samping
terhadap saluran cerna. Pengobatan tidak boleh lebih dari 14 hari tanpa pemeriksaan ulang
oleh dokter.
• Dosis yang tepat
a. Co-Amoxycalv syr
Anak-anak : 3 x sehari, 15mg/3.75mg per kg Berat Badan, maksimal
60mg/15mg/kg/hari.5ml

7. Pasien dengan Nefrotic Syndrom dapat kortikosteroid dosis tapering.


Permasalahan :
 Apakah pasien mengerti
Tidak, Sindrom nefrotik (SN) merupakan penyakit ginjal yang paling sering ditemukan
pada anak-anak dan orang dewasa. Sindrom nefrotik adalah gangguan pada ginjal yang
menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh. Untuk itu, kenali munculnya sindrom
nefrotik pada tubuh. Penanganan yang dilakukan lebih dini dapat menghindari berbagai
komplikasi yang rentan dialami akibat sindrom nefrotik, salah satunya gagal ginjal kronis.
Salah satu penyakit yang mungkin muncul pada organ ginjal adalah sindrom nefrotik.
Sindrom nefrotik merupakan kondisi gangguan pada ginjal yang menyebabkan tubuh
kamu kehilangan terlalu banyak protein yang dibuang melalui cairan urine. Ginjal yang
sehat nyatanya mampu menyimpan protein dalam tubuh
 Mengapa dapat obat

Diagnosis Sindrom Nefrotik


Pada pemeriksaan awal, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pasien,
dilanjutkan dengan memeriksa kondisi fisik pasien. Pada pasien anak-anak, dokter juga
akan menanyakan kepada keluarganya apakah ada anggota keluarga yang pernah
menderita penyakit tersebut.
Apabila dari pemeriksaan awal dokter menduga pasien menderita sindrom nefrotik, maka
akan dilakukan pemeriksaan lanjutan, yang meliputi:
1. Tes urine
Sampel urine akan diperiksa di laboratorium untuk melihat ada tidaknya protein yang
bocor. Dokter dapat meminta pasien untuk melakukan pengambilan sampel urine
selama 24 penuh.
2. Tes darah
Dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk memeriksa kadar protein dalam
darah (albumin), disertai dengan tes fungsi ginjal. Tes darah juga dapat dilakukan
untuk mencari tahu penyebab sindrom nefrotik, misalnya tes kadar gula darah bagi
penderita diabetes.
3. Biopsi ginjal
Prosedur ini digunakan untuk mengambil sampel jaringan pada ginjal. Biopsi ginjal
dilakukan untuk memeriksa jaringan ginjal melalui mikroskop.
Pengobatan Sindrom Nefrotik
Penanganan sindrom nefrotik oleh dokter ginjal tergantung pada penyebabnya. Ada
beberapa obat yang dapat diberikan kepada penderita sindrom nefrotik, antara lain:
1. Obat kortikosteroid
Obat ini berfungsi untuk menangani peradangan pada ginjal atau mengobati penyakit
peradangan penyebab sindrom nefrotik, seperti lupus atau amioloidosis. Contoh obat ini
adalah methylprednisolone.
2. Obat antihipertensi
Obat ini berfungsi untuk menurunkan tekanan darah yang bisa meningkat saat terjadi
kerusakan ginjal. Obat darah tinggi juga dapat mengurangi jumlah protein yang
terbuang melalui urine. Contoh obat ini adalah obat ACE inhibitor, seperti enalapril
atau catropril.
3. Obat diuretik
Fungsi obat diuretik adalah untuk membuang cairan yang berlebihan dari dalam tubuh
sehingga dapat mengurangi gejala edema. Contoh obat diuretik adalah furosemide.
4. Obat pengencer darah
Fungsi obat ini adalah untuk menurunkan risiko penggumpalan darah yang merupakan
komplikasi dari sindrom nefrotik. Contoh obat ini adalah heparin.
5. Obat penisilin
Penisilin adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mencegah infeksi yang
merupakan komplikasi dari sindrom nefrotik.
Bila protein dalam darah terlalu rendah, dokter dapat memberikan albumin melalui
infus. Dokter juga akan menyarankan pasien untuk menjalani transplantasi ginjal atau
cuci darah bila sudah mengalami gagal ginjal kronis.

Pola makan pasien juga perlu diatur. Pasien perlu mengonsumsi protein yang cukup,
tidak lebih atau kurang. Selain itu, pasien perlu mengurangi konsumsi garam, lemak,
serta kolestrol untuk mencegah komplikasi dan mengurangi edema. Konsultasikan
dengan dokter gizi mengenai pola makan bagi penderita sindrom nefrotik.
Tingkat kesembuhan dari kondisi ini sangat bergantung pada penyebab, keparahan, dan
respons tubuh terhadap pengobatan. Umumnya, penderita usia anak-anak bisa sembuh
walau 70% di antaranya kembali mengalaminya lagi di masa depan.

 Cara menggunakan
Pengobatan inisial sindrom nefrotik dengan prednison/prednisolone, memberi dua pilihan,
a. Prednison oral dosis penuh (full dose) selama 6 minggu (maksimal 60 mg/m2/hari),
dilanjutkan 6 minggu dengan dosis alternating, diberikan single dose pagi hari (1B).
b. Pemberian prednison dosis penuh 4 minggu,dilanjutkan dengan 4 minggu kedua 40
mg/m2 atau 1,5 mg/kgbb/hari alternating, jadi tetap 8 minggu seperti sebelumnya,
tetapi dilanjutkan 3 bulan dosis diturunkan (tapering off) sebelum prednison dihentikan.
 Efek samping
a. Diabetes
b. Lupus
c. Penyakit infeksi, seperti kusta, sifilis, HIV, malaria, atau penyakit hepatitis B dan
hepatitis C
d. Henoch-Schonlein purpura
e. Rheumatoid artritis
f. Amiloidosis
g. Kanker, seperti leukemia atau limfoma
h. Sindrom Sjogren
i. Erythema multiforme
Sindrom nefrotik yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan terjadinya
komplikasi, seperti:
a. Hipertensi akibat gangguan pada ginjal
b. Kadar albumin rendah (hipoalbuminemia) dan edema anasarka akibat banyaknya
protein albumin di dalam darah yang terbuang bersama urine.
c. Peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah.
d. Terbentuknya gumpalan darah akibat protein pengencer darah alami ikut terbuang
bersama urine sehingga berisiko menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah
vena.
e. Rentan terkena infeksi akibat antibodi di dalam darah ikut terbuang bersama urine.
f. Penyakit gagal ginjal akut atau gagal ginjal kronis akibat ginjal tidak dapat menyaring
darah dengan optimal
 Apa yang diharapkan setelah minum obat
Sindrom nefrotik yang penyebabnya belum diketahui (sindrom nefrotik primer) sulit untuk
dicegah. Namun, sindrom nefrotik yang muncul akibat penyakit lain dapat dicegah dengan
mengobat penyakit penyebabnya.
Sebagai contoh, penderita diabetes perlu meminum obat pengontrol gula darah dari dokter,
serta menjalani pola makan dan olahraga yang dianjurkan oleh dokter.
Langkah selanjutnya yang juga tidak kalah penting adalah mencegah komplikasi sindrom
nefrotik, salah satunya adalah gagal ginjal akibat kerusakan permanen pada ginjal. Hal ini
dapat dilakukan dengan menjalani pengobatan sesuai anjuran dokter ginjal, serta disiplin
dalam menerapkan pola makan yang dianjurkan oleh dokter gizi.

Anda mungkin juga menyukai