SKRIPSI
Disusun oleh:
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
EVALUASI SISTEM PELAPORAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
(SIPNAP) DARI PERSEPSI PENGGUNA DI APOTEK KOTA DAN
KABUPATEN MAGELANG
Oleh :
Mengetahui
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Magelang
Dekan
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di suatu
Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka, dengan
mengikuti ketentuan sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
iv
PRAKATA
Karya ini merupakan tuntutan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Sarjana Farmasi pada S1 Farmasi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang.
Dalam penulisan Skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Puguh Widiyanto, S.Kp., M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Magelang.
2. Imron Wahyu Hidayat, M.Sc., Apt selaku Ketua Program Studi S1 Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
3. Prasojo Pribadi, M.Sc., Apt selaku pembimbing pertama Skripsi yang telah
membimbing dan banyak memberikan masukan serta arahan demi
terselesaikannya Skripsi ini.
4. Agus Setiawan, M.Eng selaku pembimbing kedua Skripsi yang telah
membimbing dan banyak memberikan masukan serta arahan demi
terselesaikannya Skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan staf S1 Farmasi yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu yang telah membantu penulis dalam menuntut ilmu pengetahuan
selama masa pendidikan kurang lebih 3,5 tahun.
6. Ketua IAI Kota dan Kabupaten Magelang, terimakasih untuk kesempatan
pengambilan data di seluruh apotek Kota dan Kabupaten Magelang
v
7. Bapak Mujiatna dan ibu Tatik Wardayani tersegalanya serta saudara
kandungku Akbar Maulana Kusuma atas segala do’a dan segala dukungan
yang diberikan.
8. Mohammad Arif Fauzi, Salma, Riska, Ayu, Mia, Baity serta seluruh teman-
teman mahasiswa yang selalu membantu dan takhenti memberikan support
selama penyusunan Skripsi sehingga dapat terselesai dengan baik.
Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan penulisan ini. Akhirnya atas segala bantuan dan dorongan dari
semua pihak yang membantu semoga mendapat karunia Allah SWT.
Aamiin Yaa Rabbal’alamin
Wasalamu’alaikum wr wb.
Magelang, 23 Januari 2020
vi
DAFTAR ISI
vii
viii
ix
DAFTAR GAMBAR
x
INTISARI
xi
ABSTRACT
SIPNAP is a system used to report the use of narcotics and psychotropic
drugs. This study aims to determine the level of usability in the narcotics and
psychotropic reporting system (SIPNAP). This research is a quantitative
descriptive study with a purposive sampling approach and with Cross Sectional
sampling techniques, in this research conducted in the City and Magelang
Regency pharmacies as many as 113 respondents showed that the satisfaction
of users of narcotics and psychotropic reporting information systems is
included in the moderate category or quite satisfied. The level of user
satisfaction with SIPNAP which has the highest percentage is in the aspect of
reliability. The usability level of SIPNAP is stated as good with an average
value of 2.8 from a scale of four.
Key words: SIPNAP, Pharmacy
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2006, kasus narkotika di Indonesia naik rata-rata 30,39% per tahun, kecuali
tahun 2008 turun menjadi 12,27% (dewi., dkk, 2014). Berdasarkan data World
Drugs Reports 2018 yang diterbitkan UNODC, menyatakan sebanyak 275 juta
penduduk di dunia atau 5,6% dari penduduk dunia (usia 15-64 tahun) pernah
sebanyak 3.376.115 orang pada rentang usia 10-59 tahun (Puslidatin, 2019).
tahun. Prevalensi NAPZA di Jawa Tengah sebesar 1,16% dari total jumlah
berada di posisi ke tiga, setelah setelah Jawa Barat dan Jawa Timur (BNN,
2019).
1
2
atau tanpa resep dokter, serta usaha yang memerlukan adanya sistem informasi
2011).
masih terdapat beberapa kekurangan pada sistem tersebut antara lain, tingkat
kesalahan yang tinggi, sistem manual rumit sehingga banyak apotek yang tidak
pelaporan obat golongan narkotika dan psikotropika nasional dengan cepat dan
data dasar dalam membuat perencanaan kebutuhan obat golongan narkotika dan
sehingga diharapkan hasil pelaporan yang representatif, akurat, valid dan cepat
seperti, untuk memperoleh data yang valid dan real-time dalam proses
bertugas untuk mengecek pengiriman laporan yang telah dilakukan oleh pihak
mengirimkan laporannya.
4
terjadi di DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan NTB. Banyak yang menilai bahwa
hasil survei awal dan wawancara kepada beberapa Apoteker yang ada di Kota
B. Rumusan Masalah
(SIPNAP)?”.
5
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obat
derajat kesehatannya.
manusia (BPOM, 2018), sedangkan bahan obat merupakan bahan baik yang
dengan standar dan mutu sebagai bahan baku farmasi termasuk baku
a. Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter
b. Obat bebas terbatas adalah obat-obatan yang dalam jumlah tertentu dapat
8
9
d. Narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
3 golongan, yaitu:
pada aktivitas mental dan perilaku. Salah satu efek samping dari
ketergantungan.
untuk pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk
dan pemakaian dengan dosis berlebih atau yang dikenal dengan istilah
3) Pernapasan tidak akan bekerja dengan baik dan cepat lelah sekali.
4) Penggunaan lebih dari dosis yang dapat ditahan oleh tubuh akan
merah, buang air besar dan kecil kurang lancar, sembelit atau sakit
sebagai berikut sangat sensitif dan mudah bosan, jika ditegur atau
dan gelap, takut akan air, batuk dan pilek berkepanjangan, sering
1. Profil SIPNAP
didistribusikan.
14
sudah adalah format laporannya lalu dikirim langsung atau melalui pos
www.sipnap.binfar.depkes.go.id.
pengawasan,
Propinsi/Kabupaten/Kota/unit layanan,
Kesehatan.
(www.sipnap.kemenkes.go.id)
Gambar 2.1 Format aplikasi SIPNAP
dilakukan setiap bulan paling lambat tanggal 10 dengan cara unit layanan
Hasil laporan SIPNAP dapat dicetak sebagai arsip di unit layanan masing-
masing.
17
dengan prosedur yang ada. Dokumen ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
C. Apotek
1. Definisi Apotek
2. Fungsi Apotek
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi
a. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
mencapai suatu tujuan tertentu yang dilakukan secara efektif dan efisien
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
pada setiap proses pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
2017 tentang apotek pada pasal 17 ayat 1 dan pasal 20 dinyatakan bahwa
dan bahan medis habis pakai yang aman, bermutu, bermanfaat, dan
terjangkau.
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
20
Obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety
2016).
E. Profesi
1. Definisi profesi
Suatu profesi biasanya memiliki assosiasi profesi, kode etik, serta proses
21
2018).
2. Organisasi profesi
3. Apoteker
a. Definisi apoteker
kesehatan lainnya.
pasien, sebagai contoh ketika pasien tidak mampu membeli obat yang
ada dalam resep maka apoteker dapat berkonsultasi dengan dokter atau
pasien untuk pemilihan obat dengan zat aktif yang sama namun harga
lebih terjangkau.
F. Dasar-Dasar Hukum
berikut:
produksi, peredaran, ekspor dan impor, pelaporan dan hal lainnya yang
adalah:
penyalahgunaan narkotika,
dilakukan berdasarkan resep dokter atau dokter gigi dan dilarang untuk
kefarmasian
dan psikotropika.
prekursor farmasi,
b. Jumlah persediaan,
penyaluran/penyerahan,
juga oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
a. Peringatan tertulis,
G. Kajian Literatur
kepuasan pengguna berkisar antara 2,50 sampai 3,33 dari skala 5, yang
Tingkat kepuasan pengguna terhadap SIM paling tinggi adalah pada aspek
H. Kerangka Teori
I. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep
yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilaksanakan.
METODE PENELITIAN
menggunakan metode kuantitatif, dimana data dalam penelitian ini berasal dari
Data yang diperoleh dari sampel penelitian selanjutnya dianalisis dengan metode
1. Variabel penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang memiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep
2. Definisi Operasional
32
33
d. Sistem Informasi
mudah dipelajari dan
digunakan
4 Kesalahan Adanya kesalahan atau (Batenburg dkk, 2008) Skala Likert
kegagalan pada saat 1-4
penginputan atau a. SIPNAP lambat Data ordinal
penerimaan data oleh kembali ke kondisi
normal setelah terjadi
sistem sehingga sistem
tidak bisa error
membedakan atau b. Umpan balik
kesalahan dari
berubahnya kategori
data yang telah SIPNAP sudah jelas
diinput. c. Kesalahan sering
terjadi selama
penggunaan SIPNAP
d. Kesalahan di dalam
SIPNAP sulit
diperbaiki
35
1. Populasi
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
purposive yaitu pengambilan sampel yang diambil memiliki kriteria dan tidak
36
memberikan peluang sama dengan sampel yang lain (Sugiyono, 2017). Pada
Keterangan:
N : Ukuran populasi
D2 : Taraf signifikasi
a. Kriteria Inklusi
Petugas apotek (AA, admin, APA, APING, PSA, TTK) yang pernah
b. Kriteria Eksklusi
mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yakni berupa
kuesioner atau daftar pertanyaan yang berkaitan dengan SIPNAP, kemudian akan
dkk, 2008), tampilan & keefisienan SIPNAP (Batenburg dkk, 2008), SIPNAP
mudah dipelajari (Batenburg dkk, 2008) (Tampa’i dkk, 2012), kesalahan yang
sering terjadi pada SIPNAP (Batenburg dkk, 2008) (Tampa’i dkk, 2012),
Alat ukur berisi identitas responden yang terdiri dari, nama, jenis
dari dua kali, serta pertanyaan yang berhubungan dengan variabel penelitian.
1. Data sekunder
ini menggunakan data sekunder berupa data yang diperoleh dari Ketua Ikatan
mengenai jumlah dan lokasi apotek yang ada di wilayah kota dan Kabupaten
Magelang.
2. Data primer
hal yang perlu dilakukan supaya dalam pengisian kuesioner tidak terjadi
langkah:
39
benar dijawab dengan jujur sesuai dengan kondisi apa adanya karena
dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus (point time
G. Alur Penelitian
Studi literatur
Survei awal
Pengembangan kuesioner
Pengumpulan data
1. Lokasi
Terlampir
2. Waktu
I. Analisis Data
1 SMK Farmasi
2 D3 Farmasi
3 S1 Farmasi
4 Apoteker
5 S2 Farmasi
diukur.
untuk melihat nilai uji validitas dan uji reliabilitas serta untuk menghindari
a. Uji Validitas
ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang
43
(construct validity) yakni nilai sig >0,05 yang berarti semua item
merupakan uji korelasi antara skor (nilai) item (pertanyaan) dengan skor
Correlation (r hitung) positif dan memiliki nilai lebih besar dari pada r
faktor yang tidak dapat diobservasi secara langsung. Analisis faktor dapat
b. Uji Reliabilitas
konsisten atau tetap sama apabila dilakukan pengukuran dua kali maupun
lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang
3. Evaluasi SIPNAP
kategori sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju pada
setiap dimensi yang diukur. Kemudian akan dihitung nilai mean teoritik dan
mean teoretik dan satuan standar deviasi populasi. Standar deviasi dihitung
Tinggi X ≥ (μ+1,0σ)
(Azwar, 2012)
Keterangan:
A. Kesimpulan
narkotika dan psikotropika termasuk dalam kategori sedang atau cukup puas.
interface dan sebanyak 58.41 menyatakan cukup puas terhadap error. Tingkat
pada aspek reliability. Tingkat usability dari SIPNAP dinyatakan baik dengan
B. Saran
diperoleh hasil uji validitas dan reliabilitas yang lebih baik. Mempertimbangkan
beberapa elemen lain yang tidak diukur dalam penelitian ini seperti ketepatan
71
72
DAFTAR PUSTAK
Arab, M., Tabatabaei, S. M. G., Rashidian, A., Forushani, A. R., & Zarei, E.
(2012). The Effect of Service Quality on Patient loyalty : a Study of
Private Hospitals in Tehran , Iran, 41(9), 71–77.
Astuti, P. D. (2011). Sistem Informasi Penjualan Obat Pada Apotek Jati Farma
Arjosari. Journal Speed, 3(4), 34–39.
Kemenkes RI. (2014). SIPNAP User Manual untuk Apotek (pp. 1–38).
Sari, M. M., Sanjaya, G. Y., Meliala, A., Studi, P., Kedokteran, F., Mada, U. G.,
… Utara, S. (2016). Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) dengan Kerangka HOT-FIT. Yogyakarta: copyright.
74
Satibi. (2014). Manajemen Obat di Rumah Sakit (1st ed., pp. 1–186). Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Satibi; Rokman, M. Rifqi; Aditama, H. (2015). Manajemen Apotek (1st ed., pp.
1–214). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.