Anda di halaman 1dari 28

Vol 7, No 1 (2020) > Alrosyidi

1. TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP SISTEM


PELAYANAN FARMASI DI APOTEK KIMIA FARMA 274
PAMEKASAN

Achmad Faruk Alrosyidi, Fauzan Humaidi, Iffah Wulandari Aprilia

ABSTRAK

Apotek harus berpedoman pada standar pelayanan yang berlaku dalam melaksanakan
praktek pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian mengalami perubahan yang
semula hanya berfokus pada pengolahan obat (drug oriented) menjadi pelayanan yang
komprehensif (pharmaceutical care) yaitu pelayanan yang langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap sistem pelayanan
kefarmasian di apotek Kimia Farma 274 Pamekasan. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan kuisioner dengan skala Likert. Hasil
dari penelitian yang dilakukan kepada 100 responden menunjukkan bahwa pelanggan
apotek kimia farma 274 Pamekasan merasa sangat puas terhadap lokasi dan tata
ruang apotek, ketersediaan perbekalan farmasi, waktu pelayanan, dan sikap tenaga
kefarmasian dalam melakukan pelayanan kefarmasian. Hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap apotek agar dapat meningkatkan
pelayanan kefarmasian dimasa yang akan datang dan pemacu sarana pelayanan
kefarmasian yang lain untuk memberikan pelayanan kefarmasian yang lebih baik lagi
kepada pelanggan.

Kata Kunci: Apotek, Kimia Farma 274 Pamekasan, Kepuasan Pelanggan, Pelayanan
Kefarmasian
Volume I No. 3, Oktober 2016 ISSN 2502 - 3764

2. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP


PERATAAN LABA (STUDI PADA INDUSTRI SEKTOR
PERTAMBANGAN DAN PERUSAHAAN INDUSTRI FARMASI
YANG TERDAFTAR DI BEI )

Sutri Handayani

Universitas Islam Lamongan

ABSTRAK

Laporan keuangan yang digunakan oleh manajemen sebagai pertanggungjawaban


pihak eksternal. Pihak eksternal akan memiliki kecenderungan yaitu melihat pada
laba, sehingga mendorong manajemen untuk melakukan perilaku yang tidak tepat,
yaitu perataan laba. Banyak penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
munculnya praktik perataan laba. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor
yang mempengaruhi praktek perataan laba pada perusahaan yang termasuk dalam
industri pertambangan dan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2012-2015 dengan metode kuantitatif menggunakan binary logistic regression SPSS
21. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada industry pertambangan faktor
ukuran perusahaan signifikan terhadap perataan laba, sedangkan pada industri farmasi
faktor ROA dan DER yang signifikan terhadap perataan laba.

Kata Kunci : ROA, DER, SIZE, Perusahaan, Perataan Laba


3. Pengaruh Mutu Pelayanan Farmasi terhadap Kepuasan dan Loyalitas
Pasien Rawat Jalan dengan Cara Bayar Tunai

Evi Sa’adah
Magister Manajemen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Tatong Hariyanto
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Fatchur Rohman
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mutu pelayanan farmasi terhadap
kepuasan dan loyalitas pasien di depo farmasi rawat jalan RSUD Gambiran.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional menggunakan
pendekatan cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 115 orang. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive
sampling. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan Structural Equation
Modelling (SEM). Pengujian ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
dilakukan berdasarkan nilai Critical Ratio (CR) > 1.96 dan nilai probability (p)<0.05.
Hasilnya menunjukkan bahwa pelayanan farmasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pasien dengan nilai koefisien sebesar 0,881, pelayanan farmasi
tidak berpengaruh terhadap loyalitas pasien, dan kepuasan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas pasien dengan nilai koefisien sebesar 0,814. Penelitian
ini juga menunjukkan bahwa mutu pelayanan farmasi mempengaruhi loyalitas pasien
secara tidak langsung melalui kepuasan.

Kata Kunci : mutu pelayanan farmasi, kepuasan, loyalitas; pasien, SEM


Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, Maret 2016 Tersedia online pada:
Vol.5 No. 1, hlm 56–66 http://ijcp.or.id
ISSN: 2252–6218 DOI: 10.15416/ijcp.2016.5.1.56

4. Evaluasi Manajemen Obat dan Hubungannya dengan Kualitas


Pelayanan Farmasi Rawat Jalan di Salah Satu Rumah Sakit KotA
Pontianak

Enggy Erwansani, Ahmad Muhtadi, Emma Surahman


Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia

ABSTRAK
Saat ini pemerintah berupaya mewujudkan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
bahwa setiap rakyat Indonesia berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidup yang layak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran manajemen obat farmasi rawat jalan RS X dan menganalisis hubungan
manajemen obat dengan kualitas pelayanan farmasi rawat jalan RS X.
Manajemen obat ini termasuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu analitik
observasional dengan rancangan cross sectional study dengan sampel penelitian
pelanggan farmasi rawat jalan di RS X. Pengumpulan data menggunakan kuesioner
dari 100 orang pelanggan rawat jalan dengan menggunakan metode consecutive
sampling.
Hasil penelitian mengunakan Pearson Correlation menunjukkan hubungan
manajemen obat dengan kualitas pelayanan farmasi rawat jalan yang bermakna
dengan nilai untuk aspek perencanaan (r=0,626; p<0,001), pengorganisasian
(r=0,409; p<0,001), pengarahan (r=0,359; p<0,001), dan pengawasan (r=0,426;
p<0,001) dengan R2 multiple 66,80%. Gambaran manajemen obat di farmasi rawat
jalan RS X menghasilkan nilai rata-rata 96,90% sehingga berada dalam kategori
sangat baik dan membuktikan hubungan kuat antara empat fungsi manajemen obat
terhadap kualitas pelayanan farmasi rawat jalan RS X.
Kata kunci: Evaluasi manajemen obat, kualitas pelayanan, Pearson Correlation
5. PENETAPAN KADAR METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK
ETANOL DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) SECARA
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS.

Giska Refanti Fajarizki


Prodi S1 Farmasi, STIFA Pelita Mas Palu
Joni Tandi
Program Studi S1 Farmasi, STIFA Pelita Mas Palu
Muthmainah Tuldjanah
Magfirah Magfirah

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang melimpah. Alpukat


merupakan tanaman yang bisa dipakai untuk obat (Persea americana Mill.) Penelitian
memiliki tujuan agar mengetahui senyawa metabolit yang terkandung didalam daun
alpukat dan kadar total metabolit sekunder. Metode maserasi menggunakan pelarut
etanol 96% untuk mengekstraksi daun alpukat agar memproleh filtrat. Filtrat yang
didapatkan dilakukan pemekatan memakai rotary evaporator disuhu 60°C sampai
ekstrak pekat didapatkan.Dilakukan uji kualitatif penapisan fitokimia pada ekstrak
yang diperoleh, hasil positif mengandung alkaloid membentuk warna jingga,
flavonoidmembentuk warna kuning, saponin terbentuk busa dan tannin terbentuk
warna biru kehitaman.Sedangkan uji penegasan senyawa fitokimia menggunakan
kromatografi lapis tipis, hasil positif mengandung alkaloid,flavonoid dan tanin yang
sendiri-sendirimempunyai nilai Rf sebesar 0,6 cm 0,8 cm dan 0,91cm. Kemudian
untuk uji kuantitatif senyawa alkaloid memakai parameter uji ekuivalen kafein,
flavonoid memakai parameter uji ekuivalen kuersetin,saponin memakai parameter uji
ekuivalen asam galat dan tanin menggunakan ekuivalen asam tanat dengan masing-
masing hasil uji sebesar 0,187% b/b 2,183 b/b 0,015% b/b dan 0,019% b/b dengan
memakai metode spektrofotometri UV-Vis.
Article Details
Issue
Vol 19 No 1 (2022): Farmakologika Jurnal Farmasi
6. ANALISIS KUANTITATIF TABLET LEVOFLOKSASIN MERK DAN
GENERIK DALAM PLASMA MANUSIA SECARA IN VITRO
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-
VISIBEL

Nur Ida Dwi Retnani, Pri Iswati Utami, Didik Setiawan

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian validasi metode spektrofotometri Ultraviolet-Visibel (UV-


Vis) untuk analisis kuantitatif tablet levofloksasin generik dan merk dalam plasma
manusia secara in vitro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan kadar
Levofloksasin dalam plasma secara in vitro dengan metode Spektrofotometri UV-Vis
dan mengetahui validasi metodenya. Validasi metode analisis meliputi linearitas,
batas deteksi, batas kuantitasi, ketelitian dan kecermatan. Panjang gelombang
maksimum yang digunakan adalah 295,2 nm. Hasil uji linearitas menunjukkan nilai r
= 0,9936 (r hitung > r tabel = 0,878), batas deteksi (0,2256 µg/mL), batas kuantitasi
(0,75 µg/mL), uji ketelitian 4,871%, kecermatan untuk penambahan levofloksasin
baku 10 dan 15 µg/mL ke dalam larutan sampel merk (82,06% dan 91,47%) dan
sampel generik (87,23% dan 104,88%). Hasil penetapan kadar levofloksasin dalam
plasma secara in vitro diperoleh rata-rata kadar levofloksasin untuk produk generik
dan bermerk berturut-turut sebesar 102,68±3,02 dan 138,53±5,82 %. Dari uji-t
diperoleh hasil t hitung > t tabel yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan
antara kadar levofloksasin generik dan merk.

Kata kunci : levofloksasin, validasi metode, Spektrofotometri UV-Vis, plasma, in


vitro.
7. Analisis Kuantitatif Minyak Atsiri Dari Serai (Cymbopogon sp) Sebagai
Aromaterapi

Udrika Lailatul Qodri


Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibrahimy
10.35316/tinctura.v1i2.999

ABSTRAK
Peningkatan kebutuhan terhadap minyak atsiri berbanding lurus dengan
perkembangan industry modern dibidang industri parfum, makanan, kosmetik, obat-
obatan dan aroma terapi. Tanaman serai memiliki potensi sebagai penghasil minyak
atsiri dan bisa dimanfaatkan sebagai aromaterapi. Tujuan dari penelitian ini untuk
menganalisa secara kuanitatif minyak atsiri dari tanaman serai (Cymbopogon sp.)
sebagai aromaterapi. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif yaitu
ekstraksi tanaman serai yaitu bagian batang, bahan yang digunakan adalah simplisia
dan tahapan selanjutnya menganalisa mutu simplisia (kadar air) dan identifikasi
minyak atsiri (rendemen, ujiorganoleptik dan bobot jenis). Hasil penelitian
menunjukkan kadar air simplisia serai sebesar 6%, Presentase rendemen yang paling
tinggi pada sampel kering yaitu 0.72%. Hasil organoleptik menunjukkan minyak
atsiri dari simplisia serai berwarna kuning muda, berbau khas aromatic, rasa pahit dan
bobot jenis 0.878 gr/ml.

Kata Kunci : Tanaman Serai, Minyak Atsiri, Aromaterapi


PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 3 AGUSTUS 2017
ISSN 2302 – 2493
8. ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT ASAM MEFENAMAT DALAM JAMU
PEGAL LINU DAN JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI KOTA
MANADO

Rifani Hutami Supardi


Sri Sudewi
Defny S. Wewengkang
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT
Bahan kimia obat yang sering ditambahkan ke dalam jamu pegal linu dan jamu
rematik adalah Asam Mefenamat, Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kandungan kadar asam mefenamat dalam jamu pegal linu dan jamu rematik. Jamu
pegal linu dan jamu rematik digunakan pada penelitian ini yaitu 10 macam merek
jamu pegal linu dan jamu rematik yang beredar di kota manado. Parameter validasi
metode analisis adalah linearitas, akurasi, presisi, LOD dan LOQ menggunakan
metode Spektrofotometri UV pada panjang gelombang maksimal 291 nm. Hasil yang
diperoleh uji presisi memenuhi syarat sesuai dengan nilai yaitu 99,992%. Akurasi
memenuhi syarat sesuai dengan nilai (80 - 100%) yaitu 86,3752%. Berdasarkan LOD
yang diperoleh yaitu 0,0534 dan LOQ yaitu 0,1781. Pada jamu sampel 1, 2, 4, 5, 7, 8,
9, dan sampel 10 mengandung asam mefenamat sebesar 0,4604 ppm, 0,4725 ppm,
0,3373 ppm, 0,2002 ppm, 0,5017 ppm, 0,4827 ppm, 0,3722 ppm dan 0,1802 ppm.
Sedangkan sampel 3 dan sampel 6 dengan kadar rata-rata 0,0262 ppm dan 0,0164
ppm, menunjukan konsentrasi di bawah LOD ini berarti asam mefenamat pada
sampel tidak terdeteksi.

Kata kunci : Asam Mefenamat, BKO, jamu pegal linu dan jamu rematik
9. Analisis Hubungan Kuantitatif Struktur Dan Aktivitas Senyawa Turunan
Triazolopiperazin Amida Menggunakan Metode Semiempirik AM1

Anjar Purba Asmara


Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Ar Raniry Banda Aceh
Email: anjarpa@ar-raniry.ac.id

Mudasir
Jurusan Kimia, FMIPA, UGM Yogyakarta

Dwi Siswanta
Jurusan Kimia, FMIPA, UGM Yogyakarta

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian QSAR terhadap turunan triazolopiperazine amida sebagai


inhibitor enzim DPP IV yang menyebabkan diabetes mellitus tipe 2. Studi telah
dimulai dengan memodelkan struktur turunan triazolopiperazine amida dan
menghitung deskriptor QSAR dengan semiempiris AM1 metode yang tersedia pada
program Hyperchem. Analisis QSAR dilakukan oleh analisis metode regresi
berganda yang tersedia pada program SPSS menggunakan parameter elektronik dan
molekuler. Model persamaan QSAR terbaik untuk metode AM1 semiempiris :
-log IC50 = 152.252 + (18.295*qC1) + (2.343*qC5) + (2263.448*qC9) +
(1662,252*qC10) – (350.806*qC15) + (639.687*qO25) + (6.515*EH)
n = 18; r2 = 0,712; disesuaikan r2 = 0,510; Fhit/Ftab = 1,124; TEKAN = 0,006
Sisi utama senyawa dapat ditentukan melalui persamaan. Bisa digunakan untuk
penelitian dalam mencegah penyakit DM2 dengan menghambat enzim DPP IV.

Kata kunci: HKSA, triazolopiperazine amida, enzim DPP IV, semiempiris


AM1.
10. HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR AKTIVITAS DAN DESAIN
OBAT TURUNAN N'-BENZOYLISONICOTINOHYDRAZIDE SEBAGAI
KANDIDAT ANTI TUBERKULOSIS

Raja Ramadiansyah
STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
Ruswanto Ruswanto
STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

ABSTRAK

Telah dilakukan analisa hubungan kuantitatif struktur aktivitas (HKSA) dan desain
obat dari 12 senyawa turunan N’-benzoylisonicotinohydrazide terhadap
Mycobacterium tuberculosis, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan
Escherichia coli berdasarkan pada perhitungan sifat kimia senyawa. Deskriptor yang
digunakan dalam analisa HKSA diantaranya deskriptor hidrofobik, deskriptor
elektronik dan deskriptor sterik. Data dekriptor diperoleh dari struktur hasil optimasi
sedangkan data binding affinity diperoleh dari jurnal penelitian dan data MIC dari
hasil pengujian secara in vitro. Analisa HKSA dilakukan dengan Multiple Linear
Regression (MLR) menggunakan metode backward pada program SPSS. Hasil
analisa HKSA menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuantitatif struktur dan
aktivitas dari 12 senyawa turunan N’-benzoylisonicotinohydrazide terhadap
Mycobacterium tuberculosis, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan
Escherichia coli. Analisis hasil docking senyawa 3-{N'-[ (pyridine – 4 - yl)
carbonyl] hydrazinecarbonyl} phenyl acetate dan senyawa 4-nitro-N'-[(pyridin-4-
yl)carbonyl]benzohydrazide terhadap reseptor 2X23, senyawa N'-[(pyridin-4-
yl)carbonyl]-4-(pyrrolidine-1 sulfonyl) benzohydrazide terhadap resptor 1JIJ, serta
senyawa N'-[ (pyridine – 4 -yl) carbonyl] - 2,5 – bis (trifluoromethyl)
benzohydrazide terhadap reseptor 1KZN menunjukkan bahwa semua senyawa usulan
memiliki interaksi yang lebih baik terhadap masing-masingreseptor dibandingkan
dengan INH karena senyawa-senyawa tersebut memiliki nilai binding affinity lebih
kecil daripada INH. Hasil prediksi toksisitas menggunakan PreADMET menunjukkan
bahwa semua senyawa usulan menurut parameter ames test adalah mutagen.

Kata kunci : antituberkulosis, desain obat, HKSA, senyawa N’-


benzoylisonicotinohydrazide

ISSN : 1410 – 7104


11. Analisis Furosemid Dalam Obat Cina Pelangsing Yang Beredar di Jakarta
Timur

Furosemide Analysis in Chinese Medicine Slimming Circulating in East Jakarta


Paryati dan Herdini
Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Institut Sains dan Teknologi Nasional
Jl. Moh. Kahfi II, Bhumi Srengseng Indah, Jagakarsa – Jakarta Selatan 12640, Telp.
(021) 7270090
e-mail : herdinias@yahoo.com

ABSTRAK

Berdasarkan Permenkes Republik Indonesia No. 006 tahun 2012 tentang industri dan
usaha obat tradisional dinyatakan bahwa obat tradisional dilarang megandung bahan
kimia hasil isolasi atau sintetik yang berkhasiat obat. Namun pada kenyataanya ada
beberapa perusahaan obat tradisional yang menambahkan bahan kimia obat pada
produknya. Salah satu dari bahan kimia yang ditambahkan adalah furosemid yang
memiliki khasiat sebagai diuretik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya
obat cina pelangsing yang beredar di Jakarta Timur yang mengandung furosemid dan
mengetahui kadar furosemid yang terkandung dalam obat cina pelangsing yang
beredar di Jakarta Timur. Penelitian dilakukan terhadap tiga sampel obat cina
pelangsing dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Hasil
penelitian menunjukan bahwa ke tiga sampel obat cina pelangsing mengandung
furosemid. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan uji kuantitatif dengan
menggunakan metode spektrofotometri UV pada panjang gelombang 277 nm. Hasil
penelitian menunjukan bahwa kadar rata-rata furosemid dalam sampel A, B dan C
masing-masing sebesar 2,872 %, 5,92 %, dan 9,0 %. Maka dapat disimpulkan ketiga
sampel obat cina pelangsing tidak layak untuk dikonsumsi dan melanggar peraturan
kepala BPOM no HK.03.1.23.02.12.1248 Tahun 2012.
Kata kunci : Furosemid, Obat Cina Pelangsing, KLT, Spektrofotometri UV
JURNAL FARMASI SAINS DAN KOMUNITAS, Mei 2014, hlm. 13-17 Vol. 11
No. 1
ISSN : 1693-5683

12. ANALISIS KUANTITATIF ISOFLAVON TEMPE SECARA CEPAT DAN


SEDERHANA MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS- DENSITOMETRI

AGUSTINA SETIAWATI , SRI HARTATI YULIANI ,MICHAEL RAHARJA


GANI , EVY FENNY, VERONICA , DINA CHRISTIN AYUNING PUTRI , REZA
EKA PUTRA , DAVID CHANDRA PUTRA , AGNES MUTIARA KURNIAWAN ,
ENADE PERDANA ISTYASTONO

Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,


Yogyakarta
Laboratorium Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma,Yogyakarta
Laboratorium Kimia Analisis, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta
Pusat Studi Lingkungan Hidup, Universitas Sanata Dharma, Soropadan,
Condongcatur, Yogyakarta
Email korespondensi: srihartati.yuliani@gmail.com

ABSTRAK

Analisis kuantitatif isoflavon tempe secara cepat dan sederhana menggunakan KLT
densitometry sudah selesai. Fase gerak sistem adalah kloroform: metanol: etilasetat
(45: 5: 0,75). Kromatografi lapis tipis dilakukan pada pelat KLT aluminium. Mendaki
jarak dari 1 L sampel dilakukan 10 cm. Kemudian pelat dipindai pada 261 nm.
Sebuah linear diperoleh hubungan 0,08 - 2 g/spot dengan r= 0,9986. LOD dan LOQ
isoflavon adalah 0,014 g/spot dan 0,048 g/spot. Genistein yang terkandung dalam
tempe sebesar 0,151± 0,005 % b/b.
Kata kunci : tempe, isoflavon, KLT
13. Identifikasi Kandungan Parasetamol Pada Jamu Pegal Linu di Kawasan
Pasar Malam Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan

Rahmadani, Tuti Alawiyah


Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Sari Mulia, Banjarmasin, Indonesia
corresponding author
Email: dani27pharmacy@gmail.com

ABSTRAK

Sediaan jamu sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia sudah dimulai sejak zaman
dahulu dalam upaya pencegahan penyakit, pengobatan serta mengembalikan
kebugaran. Bahan Kimia Obat (BKO) sering ditambahkan ke dalam sediaan jamu
untuk menambah khasiat jamu dan memberikan efek jamu yang lebih instan. Dengan
dosis yang tidak pasti akan menimbulkan efek samping yang sangat serius
bagi kesehatan.
Penelitian ini dilakukan dengan 5 sampel jamu pegal linu di kawasan pasar malam
kota Banjarmasin. Pengujian dilakukan secara analisis kualitatif menggunakan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan uji analisis kuantitatif menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis. Hasil uji secara kualitatif menunjukkan keberadaan BKO
parasetamol pada sampel C dan sampel D dan hasil uji secara kuantitatif
menghasilkan pada sampel C sebesar 8.,13 mg/Kg dan sampel D sebesar 6,28 mg/Kg.

Kata kunci: Bahan kimia obat, Jamu, KLT, Spektrofotometer UV-Vis.


14. Analisis Kuantitatif Hidrokuinon pada Produk Kosmetik Krim Pemutih
yang Beredar di Wilayah Surabaya Pusat dan Surabaya Utara dengan
Metode Spektrofotometri UV-Vis

Arifiyana, D.
Harjanti, Y. S.
Ebtavanny, T. G.

Akademi Farmasi Surabaya. Jl. Ketintang Madya No. 81 Surabaya – 60231, Jawa
Timur
Universitas Brawijaya. Jl. Veteran Malang – 65145, Jawa Timur

ABSTRAK

Hidrokuinon merupakan senyawa aktif yang mampu mengendalikan produksi


pigmen, yakni berfungsi untuk mengurangi atau menghambat pembentukan melanin
kulit. Hal inilah yang menyebabkan hidrokuinon sering kali digunakan sebagai
pemutih dalam krim. Pada penelitian ini dilakukan analisis kuantitatif hidrokuinon
dalam produk kosmetik krim pemutih wajah yang beredar di wilayah Surabaya Pusat
dan Surabaya Utara, baik yang memiliki nomor registrasi BPOM maupun yang tidak
memiliki nomor registrasi BPOM. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 12 sampel
yang terdiri dari 6 sampel krim pemutih yang memiliki nomor registrasi BPOM
dengan kode A, B, C, D, E, F dan 6 jenis krim pemutih yang tidak memiliki nomor
registrasi BPOM dengan kode G, H, I, J, K, L. Analisis dilakukan dengan metode
spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar tertinggi
hidrokuinon.
diperoleh dari sampel G dengan perolehan kadar hidrokuinon sebesar 0,0331%, dan
secara keseluruhan kadar hidrokuinon pada sampel yang digunakan dalam penelitian
ini tidak melebihi batas kadar hidrokuinon yang ditetapkan BPOM, yaitu tidak lebih
dari 2%.
Keywords: Hydroquinone, Whitening Cream, Spectrophotometry UV-Vis.
15. ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI Coliform PADA MINUMAN ES
COKLAT YANG DIJUAL DI WILAYAH BANJARMASIN UTARA

Novia Ariani
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Muhammad Apriawan
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

ABSTRAK

Es coklat merupakan salah satu minuman kegemaran masyarakat dari berbagai


kalangan mulai dari anak kecil sampai orang dewasa khususnya dikota Banjarmasin.
Es coklat dapat mengalami kerusakan secara mikrobiologi yang dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, antara lain dari bahan pembuatan dan alat yang digunakan
sehingga kemungkinan minuman es coklat mengandung bakteri Coliform. Bakteri
Coliform dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, salah satunya adalah diare.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan bakteri
Coliform, mengetahui berapa jumlah kandungan bakteri Coliform yang terkandung
pada minuman es coklat dan untuk mengetahui apakah es coklat yang dijual di
wilayah Banjarmasin Utara memenuhi persyaratan Permenkes No. 492 Tahun 2010.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. Jenis
penelitian adalah non eksperimental dengan teknik pengambilan sampel acidental
sampling. Analisis bakteri Coliform dilakukan dalam 2 tahap uji yaitu uji dugaan
(Presumptive Test)Â dan uji penegasan (Confirmed Test). Alat ukur yang digunakan
adalah Tabel Most Probable Number (MPN) dengan menggunakan 3 seri tabung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 13 sampel es coklat yang dianalisis, semua
sampel positif mengandung bakteri Coliform dengan jumlah MPN/100ml adalah
sebesar >1898 MPN/100ml. Hal ini menunjukkan bahwa semua sampel tidak
memenuhi standar persyaratan Permenkes RI No.492 Tahun 2010
Vol. 10. No.2, Desember2019 CERATA Jurnal Ilmu Farmasi
ISSN online 2685-1229
Print 2089-1458

16. Analisis Kandungan Asam Retinoat Pada Sediaan Krim Malam Yang
Beredar Di Toko X Kota Klaten Dengan Spektrofotometri UV-Vis

Yenni Kusuma Wardhani1, Anita Agustina Styawan, Choril Hana Mustofa Program
Studi D3 Farmasi, STIKES Muhammadiyah Klaten
Email: yenniksm06@gmail.com

ABSTRAK

Kosmetika pemutih adalah kosmetika yang mengandung bahan aktif pemutih


untuk mencerahkan kulit. Asam retinoat dilarang digunakan dalam krim pemutih
karena dapat menyebabkan kulit kering, rasa terbakar, karsinogenik dan teratogenik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar asam retinoat yang terkandung
dalam krim malam. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 5 produk krim malam
yang beredar di Toko X Kota Klaten. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui kandungan asam retinoat pada krim malam dengan menggunakan
kromatografi lapis tipis (KLT). Lima sampel positif mengandung asam retinoat
dengan memberikan bercak gelap berwarna hijau dan penetapan kadar
dilakukan secara Spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pada 5 sampel krim malam yang beredar di Toko X Kota Klaten semua
positif mengandung asam retinoat yaitu rata-rata pada sampel A 0,021%; sampel B
0,014%; sampel C 0,016%; sampel D 0,025% dan sampel E 0,023 %.

Keywords: Asam Retinoat, Krim Pemutih, SpectrophotometriUV-Vis


17. Uji Kuantitatif Kadar Zat Besi dalam Tumbuhan Kelakai dan Produk
Olahannya
Nurul Qamariah
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Rini Yanti
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

ABSTRAK

Produk olahan kelakai oleh masyarakat Kalimantan Tengah biasa diolah menjadi
sayur oseng kelakai, keripik kelakai, peye kelakai, kerupuk kelakai, stik kelakai dan
lain-lainnya yang berbahan dasar tumbuhan kelakai itu sendiri. Penelitian ini
menggunakan analisis kuantitatif dengan metode volumetri yaitu titrasi
permanganometri, dengan pendekatan laboratorium yang dilakukan melalui
serangkaian percobaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tumbuhan kelakai yang diperoleh pada Pasar Besar Kota Palangka Raya dan produk
olahannya pada dua industri rumahan yang terdapat di Kota Palangka Raya. Hasil
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kadar zat besi pada daun
tanaman kelakai segar sebesar 3,285% atau setara dengan 3285mg/100 g. Sedangkan
kadar zat besi pada olahannya diperoleh hasil berupa keripik kelakai 1 sebesar
2,235% atau setara dengan 2235 mg/100 g dan keripik kelakai 2 sebesar 1,925% atau
setara dengan 1925 mg/100 g. Sehingga dapat disimpulkan kadar zat besi pada
tumbuhan kelakai cukup tinggi dan zat besi dalam keripik kelakai sendiri dapat
digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan zat besi hariannya.

Kata kunci : Zat Besi, Tumbuhan Kelakai, Keripik Kelakai, Titrasi Permanganometri
18. Analisis Kuantitatif Kadar Nitrit dalam Produk Daging Olahan di Wilayah
Denpasar Dengan Metode Griess Secara Spektrofotometri

Nur Habibah
Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar, Bali
I G.A. Sri Dhyanaputri
Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar, Bali
I Wayan Karta
Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar, Bali
Ni Nyoman Astika Dewi
Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar, Bali

ABSTRAK

Nitrit merupakan salah satu jenis bahan tambahan pangan (BTP) yang penting,
terutama dalam pengolahan produk daging olahan. Nitrit banyak digunakan sebagai
pengawet pada berbagai jenis daging olahan seperti sosis, kornet, nugget dan lain-
lain. Berbagai dampak negatif nitrit terhadap kesehatan manusia telah banyak
dilaporkan. Kelebihan nitrit dalam darah mampu menyebabkan terjadinya defisiensi
oksigen akibat pembentukan methemoglobin sehingga menyebabkan sindrom blue-
baby pada bayi. Untuk menjamin kemanan bahan pangan, pemerintah telah mengatur
ambang batas maksimal kandungan nitrit sebagai pengawet dalam produk daging
olahan melalui Permenkes nomor 1168/Menkes/Per/X/1999 yaitu sebesar 125 mg/kg
bahan. Analisis dan monitoring kontinyu kandungan pengawet nitrit dalam bahan
pangan sangat penting dilakukan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
18 sosis berbeda merk yang diperoleh dari berbagai wilayah di Denpasar. Pada
penelitian ini analis kuantitatif nitrit dalam sampel sosis dilakukan dengan metode
Griess secara spektrofotometri. Absorbansi larutan standar dan sampel diukur pada
panjang gelombang 520 nm setelah diinkubasi selama 30 menit.
Hubungan yang linier diperoleh dengan pengukuran larutan standar pada rentang
konsentrasi 0,1-0,5 ppm dengan harga R2 sebesar 0,997.
Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi sampel dan persamaan regresi linier yang
telah diperoleh, diketahui bahwa terdapat 6 sampel uji sosis memiliki kandungan
nitrit diatas ambang batas yang telahditetapkan, yaitu lebih dari 125 mg/kg bahan.

Kata kunci: metode Griess, analisis nitrit dalam produk daging olahan, metode
spektrofotometri
19. ANALISIS NATRIUM DIKLOFENAK DALAM SAMPEL JAMU PEGAL
LINU YANG DIJUAL DI KABUPATEN SEMARANG SECARA KLT
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Moudi Ayuty Viony Padanun(1), Tri Minarsih(2)


Program Sudi Farmasi, Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo
Email : moudiayutyvionyp@gmail.com

ABSTRAK

Jamu Pegal Linu merupakan salah satu produk obat tradisional yang banyak diminati
oleh masyarakat karena memiliki banyak manfaat. Bahan Kimia Obat (BKO) sering
ditambahkan pada Jamu Pegal Linu untuk menambah khasiatnya, salah satunya
adalah Natrium Diklofenak. Berdasarkan Permenkes RI No. 24 tahun 2010, obat
tradisional dilarang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan Bahan Kimia Obat (BKO)
Natrium Diklofenak pada sediaan Jamu Pegal Linu yang dijual di Kabupaten
Semarang. Jenis penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimental
laboratorium yang secara deskriptif menggambarkan hasil penelitian berdasarkan data
yang didapatkan. Metode penelitian terdiri dari uji organoleptis, analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif terhadap sampel Jamu Pegal Linu. Uji organoleptis dilakukan
dengan dengan cara mencicipi rasa, mencium bau, melihat warna dan meraba bentuk
sediaan sampel Jamu Pegal Linu. Analisis kualitatif dilakukan dengan Kromatografi
Lapis Tipis (KLT) dan analisis kuantitatif dilakukan dengan Spektrofotometri UV-
Vis. Sampel B, D, dan E yang dijual di Kabupaten Semarang positif mengandung
Natrium Diklofenak berdasarkan nilai Rf yang didapatkan dari sampel berturut-turut
yaitu 0.28, 0.3, dan 0.3 mendekati nilai Rf baku Natrium Diklofenak yaitu 0.26. Fase
diam menggunakan Silica Gel 254 dan fase gerak menggunakan Etil Asetat dan N-
Heksan dengan perbandingan 25 : 25. Pada analisis kuantitatif diperoleh panjang
gelombang 275 nm dengan persamaan garis linier y = 0,0245x + 0,0989 dan nilai r =
0.9994 dengan kadar yang diperoleh pada sampel B, D, E berturut-turut adalah
39.27%, 2.67% dan 4.9%.
Kata kunci : Jamu pegal linu, natrium diklofenak, kromatografi lapis tipis,
spektrofotometri UV-Vis.
20. Penentuan Kadar Parasetamol Pada Obat Dan Jamu Tradisional
Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv/Vis

Tanjung Aryasa, I Wayan


Rahayu Artini, Ni Putu
Risky VA, Desak Putu
Dwi Aprilianti, Ni Kadek

ABSTRAK

Maraknya jamu tradisional yang diedarkan di pasar pada daerah kota Denpasar
membuat banyak orang beralih untuk mengkonsumsinya. Salah satu jenis jamu
tradisional yang banyak dikonsumsi adalah jamu asam urat. Bahan kimia obat yang
sering ditambahkan dalam jamu tradisional adalah parasetamol sebagai penghilang
rasa nyeri. Menurut aturan pemerintah tidak diperbolehkan menambahkan bahan
kimia obat pada jamu tradisional karena sangat berbahaya bagi masyarakat yang
mengkonsumsi jamu asam urat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kemungkinan kandungan kadar parasetamol dalam jamu asam urat. Jamu asam urat
yang digunakan pada penelitian ini yaitu 4 macam merek jamu asam urat yang di jual
di kota Denpasar. Dengan kriteria jamu asam urat paling diminati masyarakat.
Penelitian ini berhasil menentukan kandungan parasetamol pada obat dan jamu
tradisional secara kuantitatif dan kualitatif dengan metode spektrofotometri. Metode
pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu dengan melakukan
pengenceran dan identifikasi kandungan parasetamol pada sampel obat dan jamu
tradisional dan kemudian dilanjutkan dengan rancangan experimental dengan prinsip
laboratoris in vitro untuk menguji kandungan parasetamol pada obat komersial dan
jamu tradisional. Penentuan kadar parasetamol pada 2 jenis obat parasetamol
memberikan hasil yang cukup akurat dengan nilai persen perolehan kembali yaitu
101,27% dan 100,17%. Sedangkan untuk penentuan senyawa parasetamol secara
kuantitatif pada 4 sampel jamu tradisional asam urat juga memberikan hasil yang
positif dengan adanya senyawa parasetamol yang ditunjukkan dengan nilai
konsentrasi pada jamu tradisional yaitu 9,570 ppm; 45,690 ppm; 47,382 ppm dan
45,262 ppm.
Kata kunci: Parasetamol, spektrofotometer UV-Vis

Anda mungkin juga menyukai