Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif
observasional dan bersifat cross sectional. Menurut Dahlan (2006) penelitian
deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan proporsi
atau rerata suatu variabel. Sedangakan metode observasional adalah metode
pengumpulan data tanpa melakukan perlakuan pada subjek penelitian.
Desain penelitian cross sectional adalah penelitian yang mempelajari
hubungan antara faktor resiko (independen) dengan faktor efek (dependen)
dengan cara melakukan observasi pada responden tanpa mengulanginya dalam
waktu yang sama (Riyanto, 2011).

B. Definisi Variabel Penelitian


1. Apotek X
Apotek X yaitu apotek tempat dilakukan praktik kefarmasian yang
berada di Kabupaten Purbalingga. Apotek ini memiliki tempat yang
strategis terletak di pusat kota Kecamatan.
2. Apotek Y
Apotek Y yaitu apotek tempat dilakukan praktik kefarmasian yang
berada di Kabupaten Purbalingga. Apotek ini memiliki tempat strategis
yang berada di jalur utama provinsi.
3. Konsumen
Pasien atau keluarga pasien yang membeli obat di apotek X dan Y
yang datang menebus obat dengan resep atau tanpa resep di apotek.
4. Strategi
Strategi yaitu suatu cara yang digunakan untuk meningkatkan
kepuasan pelayanan kefarmasian yang disesuaikan dengan keadaan
(internal-eksternal) apotek X dan Y di Kabupaten Purbalingga.

18
PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN ..., AWALITA NURVINDA APRIYANI, FARMASI, UMP 2017.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2016. Dengan
mengambil lokasi penelitian diapotek X dan apotek Y di Kabupaten
Purbalingga.

D. Bahan dan Alat


1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Apotek X dan Y
yang berada di Kabupaten Purbalingga.
2. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perekam suara
berupa tape recorder untuk merekam hasil wawancara dengan APA dan
PSA serta kamera untuk mendokumentasikan gambar pada saat
pelaksanaan wawancara dan pengambilan data Apotek X dan Y di
Kabupaten Purbalingga. Sedangkan kuesioner diberikan kepada pasien.

E. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut
adalah populasi penelitian (Notoadmodjo, 2010). Populasi dalam
penelitian ini adalah semua apotek yang masih melakukan pelayanan pada
pasien di wilayah Kota Purbalingga.
2. Sampel
Objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ini
disebut sampel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Sampel yang dibutuhkan
dalam penelitian dibatasi pada 2 sampel apotek. Teknik pengambilan
sampel menggunakan metode random sampling dimana pengambilan
sampel secara random atau acak.
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri yang harus dipenuhi
oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi untuk sampel apotek dalam
penelitian ini adalah:

19
PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN ..., AWALITA NURVINDA APRIYANI, FARMASI, UMP 2017.
a) Apotek yang melakukan pelayanan kefarmasian di wilayah
Kabupaten Purbalingga.
b) Apotek yang bersedia menjadi responden penelitian.
Sedangkan kriteria inklusi untuk sampel responden penelitian
adalah:
a) Pasien yang bersedia menjadi responden kuesioner.
b) Pasien yang datang untuk menebus obat ke apotek dengan atau
tanpa resep dokter.
c) Pasien dengan usia diatas 18-60 tahun.
d) Keluarga pasien atau pengantar pasien yang sedang menebus obat
atau hanya membeli obat tanpa resep dokter di apotek.
e) Dapat menulis dan membaca.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri anggota populasi yang
tidak dapat diambil sebagai sampel. Kriteria eksklusi untuk sampel
apotek dalam penelitian ini adalah:
a) Apotek milik BUMN.
Sedangkan kriteria eksklusi untuk sampel responden penelitian
adalah:
a) Pasien yang tidak bersedia menjadi responden kuesioner.
b) Pasien dengan usia dibawah 18-60 tahun.
c) Pasien yang tidak menebus obat dengan atau tanpa resep dari
dokter di apotek.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan kuesioner untuk konsumen, wawancara untuk APA dan
PSA.
Kuesioner yang diberikan untuk konsumen digunakan untuk
mengukur variabel kualitas pelayanan menurut tingkat harapan dan
kenyataan dari pelayanan di apotek untuk selanjutnya dapat dinilai tingkat
kepuasan pasien terhadap pelayanan di apotek tersebut. Sedangkan hasil
wawancara dengan apoteker digunakan untuk mendukung dalam
identifikasi faktor-faktor internal maupun eksternal. Selain itu apoteker
dipilih sebagai responden karena disamping sebagai alat ukur pemahaman

20
PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN ..., AWALITA NURVINDA APRIYANI, FARMASI, UMP 2017.
mereka terhadap adanya standar pelayanan kefarmasian juga untuk
menjamin mutu pelayanan kefarmasian di apotek kepada masyarakat.
Sampel yang digunakan untuk menilai kepuasan konsumen dalam
pelayanan kefarmasian di Apotek X dan Y yaitu pasien dan keluarga
pasien yang datang ke apotek tersebut.
Metode dalam pengambilan sampel apotek X dan Y yaitu dengan
cara melihat kondisi dan situasi di apotek X dan Y di Kabupaten
Purbalingga dan dari pelayanan dan banyaknya konsumen yang datang.
Apotek X dan Y dipilih karena adanya perbedaan yang menonjol
dibandingkan dengan pelayanan pada apotek yang lain yang ada di seluruh
wilayah Kabupaten Purbalingga.
Adapun penentuan sampling konsumennya adalah dengan cara
random sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi dengan
menggunakan acak tanpa memperhatikan tingkatan dalam anggota
populasi (Arikunto, 2006).
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi
dalam penelitian (Riyanto, 2011). Teknik sampling pada penelitian ini
adalah penentuan sampel apotek menggunakan teknik area random
sampling. Jumlah apotek yang digunakan sebagai sampel penelitian
sebanyak 2 (dua) apotek yang berada di Kabupaten Purbalingga. Jumlah
responden yang digunakan sebagai bahan penelitian sebanyak 200 orang
yaitu pasien yang datang ke apotek untuk membeli obat di apotek
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
Untuk memperolah jumlah sampel yang diinginkan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Dahlan, 2006).

Keterangan :
N : Jumlah sampel
P : Proporsi kategori
Zα : Derivate baku alpha pada 95% atau 1,96
Q : Proporsi sisa dalam populasi ( 1 – p )
( dalam hal proporsi tidak diketahui maka P=Q=0,5)
d : Presisi

21
PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN ..., AWALITA NURVINDA APRIYANI, FARMASI, UMP 2017.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu membuat surat ijin
penelitian yang diajukan ke fakultas kemudian disampaikan kepada
apoteker pengelola apotek atau pemilik sarana apotek untuk mendapatkan
ijin penelitian di tempat tersebut.

2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dimulai dengan cara menganalisis faktor-faktor
meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Data tersebut di
dapatkan langsung dari apoteker selaku penggelola apotek karena apoteker
ini adalah orang yang paling mengetahui hal tersebut dan melakukan
pembobotan. Selain secara langsung dari apoteker bisa juga didapatkan
dari pasien dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan tingkat
kepuasan pasien yang termasuk dalam faktor kekuatan apotek.

3. Tahap Penentuan Strategi


Setelah mengetahui faktor-faktor di atas peneliti dapat
menganalisis kekuatan-kekuatan khususnya untuk menggunakan
kesempatan atas peluang-peluang atau untuk menghindari ancaman-
ancaman, dan mengatasi kelemahan-kelemahanya. Dengan menggunakan
matrik SWOT dapat menggambarkan bagaimana manajemen dapat
mencocokan peluang-peluang dan ancaman-ancaman eksternal yang
dihadapi apotek dengan kekuatan dan kelemahan internalnya untuk
menghasilkan rangkaian strategi alternatif.
Hasil Strategi yang diperoleh kemudian dikonsultasikan kepada
apoteker pengelola apotek atau pemilik badan usaha apakah alternatif
strategi sesuai dengan apotek tersebut. Dan apabila strategi tersebut sesuai
maka strategi tersebut dapat diterapkan pada apotek dalam rangka
meningkatkan strategi pemasaran di apotek X dan Y tersebut.

22
PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN ..., AWALITA NURVINDA APRIYANI, FARMASI, UMP 2017.
G. Teknik Analisis Data
Pada kuesioner sebelum diuji coba pada responden, akan diuji
validitas dan uji realibilitas untuk mengetahui kesahihan dari kuesioner yang
akan disebarkan.
Kuesioner yang diberikan untuk konsumen digunakan untuk
mengukur variabel kualitas pelayanan menurut tingkat harapan dan kenyataan
dari pelayanan di apotek, selanjutnya dapat dinilai tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan di apotek yang akan diteliti.
1. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menujukan tingkat kevalidan
atau kesahihanan suatu instrument.Sebuah instrument dikatakan valid
apabila dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat
(Arikunto, 2009).
Untuk mengetahui apakahalat ukur yang dipakai validatau tidak
digunakan analisis corelas iproduct moment menggunakan software
pengolahan data dengan rumus (Arikunto, 2009):

√{ } { }
Keterangan
r : Koefisien korelasi
X : Skor pernyataan (butir)
Y : Skor total (factor)
N : Jumlah responden
Apabila r hitung (r pearson) ≥ r tabel maka pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid dan jika r hitung (r pearson) < r tabel maka pertanyaan
tersebut tidak valid (Riyanto, 2011).

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat
kehandalan sesuatu. Reliable artinya dapat dipercaya, jadi dapat
diandalkan (Arikunto, 2006).

23
PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN ..., AWALITA NURVINDA APRIYANI, FARMASI, UMP 2017.
Untuk mengetahui apakah data dapat dipercaya atau tidak,
menggunakan analisis Alpha-Cronbach menggunakan software
pengolahan data dengan rumus (Arikunto, 2006) :

[ ][ ]

Keterangan
r11 : Reliabilitas instrument
k : Banyaknya butir pertanyaan soal
∑σb² : Jumlah varians butir
σt² : Varians total
3. Customer Satisfaction Index (CSI)
Metode ini digunakan untuk mengukur indeks kepuasan konsumen
(Indeks Satisfaction) dari tingkat kepentingan (importance) dan tingkat
kinerja (performance). Metode CSI ini meliputi beberapa tahap sebagai
berikut (Rosa, 2009) :
a. Menentukan Mean Importance Score (MIS) dan Mean Satisfaction
Score (MSS), nilai ini berasal dari nilai rata-rata tingkat kepentingan
tiap responden (Rosa, 2009) :

Dimana :
n : Jumlah responden
Yi : Nilai kepentingan atribut ke-i
Xi : Nilai kinerja atribut ke-i
b. Menghitung Weighting Factor (WF), bobot ini merupakan persentase
nilai MIS per atribut terhadap total MIS seluruh atribut (Rosa, 2009).

Dimana :
P : jumlah atribut kepentingan
i : atribut ke-i

24
PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN ..., AWALITA NURVINDA APRIYANI, FARMASI, UMP 2017.
c. Menghitung Weighting Score (WS), yaitu bobot ini merupakan
perkalian antara Weigh Factor (WF) dengan rata-rata tingkat kepuasan
(MSS) (Rosa, 2009).
WSi = WFi × MSSi
Dimana :
i : atribut ke-i
d. Menghitung Customer Satisfaction Index (CSI), yaitu jumlah WS
dibagi dengan skala maksimal yang digunakan, kemudian dikali 100%
(Rosa, 2009).

4. Analisis SWOT
a. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat Deskriptif
dengan menggunakan metode SWOT.
b. Hasil pengumpulan data untuk tiap faktor yang diteliti dikelompokkan
menurut faktor internal dan eksternal yaitu aspek kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman terhadap utilisasi apotek.
c. Selanjutnya untuk mengetahui gambaran mengenai strength posture
dilakukan penjumlahan S dan W, sedangkan gambaran competitive
posture dilakukan penjumlahan O dan T. Keterpaduan dari dua hal
tersebut akan menunjukkan posisi Analisis data hasil kuesioner untuk
menentukan SWOT mengikuti cara penentuan faktor internal dan
faktor internal menurut Rangkuti (2006) adalah:
Menentukan faktor eksternal dari analisis SWOT dengan cara
menyusun dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman)
Tabel 3.1. Eksternal Faktor Analisis SWOT
Faktor-
Bobot X
faktor Bobot Rating Komentar
Rating
strategi
Peluang
Ancaman
Total
(Rangkuti, 2006)
Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
perusahaan dalam kolom 1.

25
PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN ..., AWALITA NURVINDA APRIYANI, FARMASI, UMP 2017.
Tabel 3.2. Internal Faktor Analisis SWOT
Faktor-faktor Bobot Rating Bobot X Komentar
Strategi Rating
Kekuatan
Kelemahan
Total
(Rangkuti, 2006)
Dari hasil analisis SWOT kemudian dibuat suatu matriks SWOT yang
akan menghasilkan strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi
WT
Tabel 3.3. Matriks SWOT
IFAS STRENGTH (S) WEAKNESSES (W)
Tentukan 5-10 Tentukan 5-10 faktor
EFAS faktor kekuatan kelemahan
OPPORTUNIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
Tentukan 5-10 faktor Ciptakan strategi Ciptakan strategi yang
peluang yang menggunakan meminimalkan kelemahan
kekuatan untuk untuk memanfaatkan
memanfaatkan peluang
peluang
TREATHS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
Tentukan 5-10 faktor Ciptakan strategi Ciptakan strategi yang
ancaman yang menggunakan meminimalkan kelemahan-
kekuatan untuk kelemahan dan
mengatasi ancaman menghindari ancaman
(Rangkuti, 2006)
H. Analisis Hasil
Data yang diperoleh dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan internal.
1. Data Eksternal
Diperoleh dari lingkungan di luar apotek, disusun untuk
merumuskan faktor-faktor strategis eksternal tersebut dalam kerangka
opportunities (peluang) dan threats (ancaman). Tahap-tahapnya adalah
(Rangkuti, 2006):
a. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2 mulai dari 1,0
(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor
tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor
strategis.
b. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)

26
PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN ..., AWALITA NURVINDA APRIYANI, FARMASI, UMP 2017.
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi Apotek X dan
Y di Kabupaten Purbalingga. Pemberian rating untuk faktor peluang
bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi
jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating
ancaman adalah kebalikannya (ancaman sangat besar rating +1,
ancaman sedikit rating +4).
c. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi dari
4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
d. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentudipilih dan bagaimana skor pembobotannya
dihitung.
e. Jumlah skor pembobotan (kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi apotek yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukan bagaimana Apotek X dan Y bereaksi terhadap faktor-
faktor strategi eksternal. Total skor ini dapat digunakan untuk
membandingkan Apotek X dan Y di Kabupaten Purbalingga ini
dengan apotek-apotek lainnya dalam kelompok yang sama.
2. Data Internal
Diperoleh di dalam apotek atau dari hasil wawancara dengan objek
peneliti yaitu APA dan PSA. Kemudian data tersebut disusun untuk
merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka
Strength (kekuatan) dan Weakness (kelemahan). Tahap-tahapnya adalah
(Rangkuti, 2006).
a. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2 dengan skala mulai
dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).
Berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis
Apotek X dan Y di Kabupaten Purbalingga (semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
b. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi Apotek X dan

27
PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN ..., AWALITA NURVINDA APRIYANI, FARMASI, UMP 2017.
Y di Kabupaten Purbalingga. Pemberian rating untuk faktor peluang
bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi
jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating
ancaman adalah kebalikannya (ancaman sangat besar rating +1,
ancaman sedikit rating +4).
c. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi dari
4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
d. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya
dihitung.
e. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total
skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukan bagaimana Apotek X dan Y bereaksi terhadap faktor-
faktor strategi eksternal. Total skor ini dapat digunakan untuk
membandingkan Apotek X dan Y yang berada di Kabupaten
Purbalingga ini dengan apotek lainnya dalam kelompok apotek yang
sama.
3. Perumusan Strategi
Setelah diperoleh faktor-faktor yang termasuk kedalam faktor
peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan, faktor-faktor tersebut
kemudian dimasukkan kedalam tabel matriks SWOT, agar dapat
diputuskan strategi apa saja yang digunakan oleh Apotek X dan Y
untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian. Macam-macam strategi
yang diperoleh dari matriks SWOT yaitu (Rangkuti, 2006):
a. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
Apotek X dan Y untuk mengatasi ancaman.

28
PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN ..., AWALITA NURVINDA APRIYANI, FARMASI, UMP 2017.
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada di Apotek X dan
Y.
d. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada di Apotek X dan Y
serta menghindari ancaman.

29
PERUMUSAN STRATEGI PENINGKATAN ..., AWALITA NURVINDA APRIYANI, FARMASI, UMP 2017.

Anda mungkin juga menyukai