OLEH :
NOVI ERVIANA HARAHAP
NIM 177014047
TESIS
OLEH :
NOVI ERVIANA HARAHAP
NIM 177014047
Telah diuji dan dinyatakan LULUS di depan Komisi Penguji Tesis pada hari
Selasa tanggal dua puluh delapan bulan Januari tahun dua ribu dua puluh.
Menyetujui:
iv
Universitas Sumatera
v
Universitas Sumatera
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
karunia, dan ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul
“Evaluasi Implementasi Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kota
Medan”. Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Ilmu Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Tuntutan pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu pelayanan
kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama yang
berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang
berorientasi pada pasien (patient oriented). Untuk meningkatkan mutu pelayanan
kefarmasian di Puskesmas, maka ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 74
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Atas dasar
inilah dilakukan penelitian untuk mengevaluasi implementasi Peraturan Menteri
Kesehatan No. 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas Kota Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Wiryanto, M. S., Apt. dan Bapak Prof. Dr. Urip Harahap, Apt. atas
waktu, arahan, dan bimbingan yang diberikan selama penyelesaian Tesis ini. Pada
kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr.
Masfria, M. S., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
dan Prof. Dr. Urip Harahap, Apt. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan
bantuan dan fasilitas selama menjalani pendidikan di Program Magister Ilmu
Farmasi. Kepada kedua orang tua, Ayahanda Ahmad Efendi Harahap dan Ibunda
Rusiani tercinta, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya atas semua pengorbanan, doa, dan dorongannya, sehingga Tesis
ini dapat diselesaikan.
Medan, Januari 2020
Penulis,
vi
Universitas Sumatera
EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN
ABSTRAK
vi
Universitas Sumatera
EVALUATION OF PHARMACEUTICAL CARE STANDARD
IMPLEMENTATION IN MEDAN CITY HEALTH CENTER
ABSTRACT
vi
Universitas Sumatera
DAFTAR ISI
ix
Universitas Sumatera
3.5 Langkah Kerja Penelitian ........................................................................ 31
3.6 Analisis Data ........................................................................................... 32
3.7 Analisis Parameter .................................................................................. 32
3.8 Definisi Operasional................................................................................ 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 37
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian....................................................... 37
4.2 Gambaran Unit Observasi dan Karakteristik Responden ....................... 38
4.3 Implementasi Standar Pelayanan Kefarmasian ....................................... 39
4.3.1 Sumber Daya Manusia ............................................................................ 40
4.3.2 Sarana dan Prasarana............................................................................... 43
4.3.3 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai ................ 44
4.3.4 Pelayanan Farmasi Klinik ....................................................................... 48
4.3.5 Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian........................................... 53
4.3.6 Hasil Perhitungan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ......... 56
4.4 Kepuasan Pasien...................................................................................... 56
4.4.1 Karakteristik Responden Penelitian ........................................................ 57
4.4.2 Distribusi Penilaian Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Tingkat
Kepuasan Pasien ..................................................................................... 59
4.4.3 Tingkat Kepuasan Pasien ........................................................................ 59
4.5 Korelasi Demografi Pasien terhadap Kepuasan Pasien di Puskesmas
Kota Medan ............................................................................................ 61
4.6 Korelasi Implementasi Standar Pelayanan Kefarmasian terhadap
Kepuasan Pasien di Puskesmas Kota Medan ......................................... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 66
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 66
5.2 Saran ....................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 67
LAMPIRAN ..................................................................................................... 70
x
Universitas Sumatera
DAFTAR TABEL
xi
Universitas Sumatera
DAFTAR GAMBAR
xi
Universitas Sumatera
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Universitas Sumatera
DAFTAR SINGKATAN
Apt : Apoteker
BMHP : Bahan Medis Habis
Pakai D : Darussalam
KB : Kampung
Baru KM : Kota
Matsum M :
Mandala
MESO : Monitoring Efek Samping
Obat PB : Padang Bulan
PBS : Padang Bulan Selayang
PIO : Pelayanan Informasi
Obat
PMK : Peraturan Menteri Kesehatan
PTO : Pemantauan Terapi Obat
SB : Sentosa Baru
SDM : Sumber Daya Manusia
SOP : Standar Operasional Prosedur
TS : Tegal Sari
TTK : Tenaga Teknis Kefarmasian
xi
Universitas Sumatera
BAB I
PENDAHULUAN
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomis (Menkes, 2015a). Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas
tingkat pertama (primary health care) yang merupakan pelayanan yang bersifat
pokok (basic health services) yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar
2006).
adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug
oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented)
1
Universitas Sumatera
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Standar ini berisikan pengelolaan sediaan
farmasi dan bahan medis habis pakai, pelayanan farmasi klinik, sumber daya
pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka
Medan. Distribusi tenaga Apoteker di Kota Medan ini tidak merata di setiap
Apoteker di Puskesmas adalah ketersediaan dan jumlah yang tidak sesuai dengan
dasar Puskesmas yang sudah ada sangat beragam antara daerah satu dengan
2
Universitas Sumatera
daerah lainnya, namun secara keseluruhan belum menunjukkan hasil yang optimal
(Menkes, 2016).
Puskesmas masih terfokus pada pekerjaan administratif dan pengelolaan obat saja.
Sementara untuk pelayanan farmasi klinik yang berorientasi pada pasien masih
kegiatan secara berkala. Indikator yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat
kepuasaan pasien. Pengguna jasa pelayanan Puskesmas dalam hal ini pasien
Pelayanan Farmasi Klinik. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian
Medan.
3
Universitas Sumatera
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Hipotesis
Medan.
4
Universitas Sumatera
1.5 Manfaat Penelitian
Kefarmasian di Puskesmas.
kefarmasian di Puskesmas. Penelitian ini terbagi atas tiga bagian. Bagian pertama
menjadi variabel bebas adalah SDM, sarana dan prasarana, pengelolaan obat dan
bahan medis habis pakai, pelayanan farmasi klinik dan pengendalian mutu
pasien dengan variabel bebas adalah SDM, sarana dan prasarana, pengelolaan
5
Universitas Sumatera
obat dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik dengan variabel
terikat adalah Tingkat Kepuasan Pasien (Gambar 1.1.b). Bagian ketiga untuk
melihat korelasi antara Data Demografi dengan Kepuasan Pasien, dan korelasi
6
Universitas Sumatera
Variabel Bebas Variabel Parameter
Terikat
Tingkat Implementasi:
a. SDM
rhitung>rtabel = Ada Korelasi
b. Sarana & prasarana
rhitung<rtabel = Tidak ada Korelasi
c. Pengelolaan obat dan
bahan medis habis
pakai
d. Pelayanan farmasi
klinik
e. Pengendalian mutu
Gambar 1.1.c Kerangka pikir penelitian Korelasi
7
Universitas Sumatera
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas yang
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok (basic
health services) yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat termasuk
proses perbaikan yang akan berdampak positif outcome layanan kesehatan (Al-
Assaf, 2009).
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
8
Universitas Sumatera
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat
(Menkes, 2004).
tingkat kecamatan.
yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek dokter,
praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat.
9
Universitas Sumatera
Kedudukan Puskesmas diantara berbagai sarana pelayanan kesehatan tingkat
pelayanan kesehatan dasar (PKD) kepada seluruh target dan sasaran masyarakat di
ii. aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan untuk masyarakat dari
i. sadar, mau dan mampu melayani diri sendiri serta masyarakat untuk hidup
sehat.
pembiayaan.
1
Universitas Sumatera
vi. memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya
1
Universitas Sumatera
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk:
(Menkes, 2019).
c. Praktik Bidan desa merupakan praktik bidan yang bertempat tinggal serta
1
Universitas Sumatera
2.6 Pelayanan Kefarmasian
tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam
pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi
2016).
1
Universitas Sumatera
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu
kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus
didukung oleh sumber daya manusia dan sarana dan prasarana (Menkes, 2016).
meliputi:
Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi
Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu
kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dari
1
Universitas Sumatera
Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan Puskesmas secara mandiri
suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diterima agar aman
(tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
perundang-undangan; dan
kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit
1
Universitas Sumatera
Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain:
v. Polindes.
sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan
Penarikan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin
edarnya dicabut oleh Menteri. Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi dan
terdiri dari:
i. membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang akan
dimusnahkan;
1
Universitas Sumatera
ii. menyiapkan Berita Acara Pemusnahan;
terkait;
Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu
strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan Obat di unit
i. Pengendalian persediaan;
h. Administrasi
rangkaian kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima,
lainnya.
1
Universitas Sumatera
i. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga
2016).
yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap
1
Universitas Sumatera
Obat, memberikan label/etiket, menyerahan sediaan farmasi dengan informasi
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker,
memadai).
c. Konseling
pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan dan rawat inap,
pemahaman yang benar mengenai Obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain
tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan Obat, efek
1
Universitas Sumatera
tentang bagaimana menggunakan Obat dan/atau alat kesehatan perlu dilakukan
d. Ronde/Visite Pasien
secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter,
itu, perlu juga dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care)
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
i. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang berat, tidak
ii. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah sangat
2
Universitas Sumatera
f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Kriteria pasien:
vi. Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang
merugikan.
kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan. Rasio untuk menentukan
pasien perhari.
2
Universitas Sumatera
Semua tenaga kefarmasian harus memiliki surat tanda registrasi dan surat
undangan.
kompetensinya. Pendidikan dan pelatihan adalah salah suatu proses atau upaya
(Menkes, 2016).
meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer, jika memungkinkan. Ruang
penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh
pasien.
terbatas meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang
mineral) untuk pengencer, sendok Obat, bahan pengemas Obat, lemari pendingin,
2
Universitas Sumatera
termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label Obat, buku catatan
secukupnya. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang
kebutuhan.
d. Ruang konseling
Ruang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari buku,
buku-buku referensi sesuai kebutuhan, leaflet, poster, alat bantu konseling, buku
pasien dan lemari arsip (filling cabinet), serta 1 (satu) set komputer, jika
memungkinkan.
petugas. Selain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang cukup. Ruang
dan psikotropika, lemari penyimpanan Obat khusus, pengukur suhu, dan kartu
suhu.
2
Universitas Sumatera
f. Ruang arsip
dengan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan
khusus yang memadai dan aman untuk memelihara dan menyimpan dokumen
secara fisik, namun lebih kepada fungsi yang dilakukan. Bila memungkinkan,
setiap fungsi tersebut disediakan ruangan secara tersendiri. Jika tidak, maka dapat
digabungkan lebih dari 1 (satu) fungsi, namun harus terdapat pemisahan yang
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi
b. Pelaksanaan, yaitu:
2
Universitas Sumatera
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu:
(Menkes, 2016).
yang diberikan. Tapi walaupun subyektif tetap ada dasar obyektifnya, artinya
walaupun penilaian itu dilandasi oleh pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi
psikis waktu itu dan pengaruh lingkungan waktu itu, tetapi tetap akan didasari
oleh kebenaran dan kenyataan obyektif yang ada (Sabarguna, 2008). Kepuasan
pasien sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan dari penyedia jasa, apabila
kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien baik maka akan memberikan
yang diberikan tidak baik maka akan menimbulkan ketidakpuasan atau keluhan
pasien.
dasar perbandingan dua faktor utama yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang
terdapat lima determinan atau penentuan mutu pelayanan yang akhirnya menjadi
tepat (akurat), dan memuaskan. Dalam hal ini adalah melayani secara
benar.
2
Universitas Sumatera
b. Ketanggapan, yaitu keinginan para karyawan/staf membantu semua
dengan tanggap. Dalam hal ini adalah sikap dari penyedia jasa yang penuh
dapat dipercaya, bebas dari bahaya, serta bebas dari risiko dan
memberikan jasa.
menyenangkan.
Puskesmas semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan
2
Universitas Sumatera
2.8 Gambaran Umum Puskesmas Kota Medan
Inap dan 30 Puskesmas Rawat Jalan) dan 40 Puskesmas pembantu (Pustu) yang
health care) yang merupakan pelayanan yang bersifat pokok (basic health
Puskesmas, merupakan pedoman serta tolok ukur bagi tenaga kefarmasian dalam
Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang dapat menentukan keberhasilan
faktor SDM, Sarana dan Prasarana, Pengelolaan obat dan Bahan Medis Habis
SDM
Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian
Sarana &
Prasarana
2
Universitas Sumatera
BAB III
METODE PENELITIAN
pengumpulan data dilakukan pada suatu titik waktu tertentu (Hermawan dan
Yusran, 2017).
Pada penelitian ini ada dua instrumen yang digunakan: Instrumen pertama
daftar tilik dibuat berdasarkan PMK No. 74 Tahun 2016 tentang Standar
manusia, sarana dan prasarana, pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai,
Pasien, yang diambil dari PMK No. 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
pada Lampiran 2.
2
Universitas Sumatera
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3.1 Populasi
perhatian peneliti untuk diteliti. Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh
3.3.2 Sampel
anggota dari populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan
(Gunawan, 2018).
Rumus Slovin :
n= N
1 + N. e2
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
2
Universitas Sumatera
3.3.3 Subjek
informasi yang diinginkan dari sumber tertentu (Sekaran, 2006). Subjek penelitian
terdiri dari Kepala Seksi Farmasi Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas, petugas
berikut :
a. Wawancara
memberikan informasi yang sesuai dengan topik penelitian. Alat yang digunakan
b. Pengamatan
3
Universitas Sumatera
c. Kuesioner
Data sekunder didapat dengan telaah dokumen yang ada di ruang farmasi
medis habis pakai, pelayanan farmasi klinik, dan pengendalian mutu pelayanan
Prosedur kerja yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
d. Pengumpulan dan pencatatan data yang termaksud dalam data yang akan
3
Universitas Sumatera
3.6 Analisis Data
masing-masing variabel.
3
Universitas Sumatera
ii. Jika terdapat tenaga teknis kefarmasian diberi nilai 1
iii. Jika terdapat Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian diberi nilai 3
Kemudian nilai tersebut dijumlahkan dan hasil yang diperoleh dibagi atas
3
Universitas Sumatera
b) Nilai Kepuasan Pasien di ukur dengan Skala Likert. Hasil yang diperoleh
b. 33,4-66,7% = Puas
i. Jika nilai signifikansi <0,05, maka artinya Ada Korelasi antar variabel
yang dihubungkan
ii. Jika nilai signifikansi >0,05, maka artinya Tidak Ada Korelasi antar
i. Jika nilai rhitung>rtabel, maka artinya Ada Korelasi antar variabel yang
dihubungkan
ii. Jika nilai rhitung<rtabel, maka artinya Tidak Ada Korelasi antar variabel
yang dihubungkan
3
Universitas Sumatera
3.8 Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian
No. Variabel Definisi Alat Cara Ukur Hasil Skala
Ukur Ukur Ukur
1. Implementasi Proses dan penerapan pelaksanaan kegiatan standar Daftar Observasi, Skor/ Nominal
pelayanan kefarmasian di Puskesmas. tilik wawancara, Nilai
dan telaah
dokumen
2. Pengelolaan Salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai Daftar Observasi, Skor/ Nominal
Sediaan Farmasi dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, tilik wawancara, Nilai
dan Bahan Medis pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan dan telaah
Habis Pakai serta pemantauan dan evaluasi. dokumen
3. Pelayanan farmasi Bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang langsung dan Daftar Observasi, Skor/ Nominal
klinik bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat tilik wawancara, Nilai
dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai dan telaah
hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. dokumen
4. Sumber Daya Individu produktif yang bekerja sebagai pelaksana Daftar Observasi, Skor/ Nominal
Manusia kebijakan. tilik wawancara, Nilai
dan telaah
dokumen
5. Sarana dan Kelengkapan peralatan atau fasilitas yang mendukung Daftar Observasi, Skor/ Nominal
prasarana pelayanan kesehatan. tilik wawancara, Nilai
dan telaah
dokumen
3
Universitas Sumatera
Tabel 3.1 (Sambungan)
6. Pengendalian Kegiatan untuk mencegah terjadinya masalah terkait obat Daftar Observasi, Skor/ Nominal
mutu pelayanan atau mencegah terjadinya kesalahan pengobatan tilik wawancara, Nilai
kefarmasian (medication error), yang bertujuan untuk keselamatan dan telaah
pasien. dokumen
7. Kepuasan Pasien Suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat Kuesioner Penilaian Skor/ Ordinal
dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya. pada Nilai
kuesioner
8. Umur Jumlah tahun kelahiran responden pada saat mengisi Kuesioner Pengisian Nilai Rasio
kuesioner, berdasarkan ulang tahunnya yang terakhir. pada
kuesioner
9. Jenis kelamin Jenis yang dapat menyatakan manusia dikelompokkan Kuesioner Pengisian Nilai Nominal
menjadi laki-laki atau perempuan. pada
kuesioner
10. Pendidikan Pendidikan formal yang pernah diikuti responden Kuesioner Pengisian Nilai Nominal
berdasarkan ijazah yang dimiliki. pada
kuesioner
11. Pekerjaan Sumber mata pencaharian responden. Kuesioner Pengisian Nilai Nominal
pada
kuesioner
12. Kunjungan Jumlah berkunjung responden yang sama untuk Kuesioner Pengisian Nilai Rasio
medapatkan pelayanan kesehatan. pada
kuesioner
3
Universitas Sumatera
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
daerah 265,10 km² atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatra Utara. Secara
geografis kota Medan terletak pada 3°.27'–3°.47' Lintang Utara dan 98°.35'–
98°.44' Bujur Timur dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut.
Kabupaten Deli Serdang. Di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka. Letak
kegiatan perdagangan barang dan jasa baik itu domestik maupun internasional
(Dinkes, 2016).
3
Universitas Sumatera
Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan, dengan jumlah
jiwa/km². Jumlah penduduk Kota Medan Tahun 2017 dilihat dari komposisi
1.110.000 orang dan perempuan 1.137.425 orang (BPS Kota Medan, 2018).
Karakteristik unit observasi tempat penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1.
tertinggi pada Puskesmas Padang Bulan dan kunjungan terendah pada Puskesmas
Kotamatsum.
3
Universitas Sumatera
Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil observasi dan
Medan, Kepala Puskesmas dan Pengelola obat Puskesmas. Seluruh informan telah
menjadi Responden dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Surat Persetujuan menjadi
3
Universitas Sumatera
mutu pelayanan kefarmasian, menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian
dan melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional
bentuk kebijakan, yang mana kebijakan tersebut tersentralisasi dari aktor tingkat
pusat dalam hal ini Kementrian Kesehatan kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan
Puskesmas.
dapat dilihat dari sejauh mana kesesuaian sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai, pelayanan farmasi
sebagai berikut:
yang dapat dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai kebutuhan (Menkes,
2016).
4
Universitas Sumatera
kompetensinya untuk memberikan pelayanan kefarmasian yang bermutu kepada
pasien (Menkes, 2016). Data sumber daya manusia yang diperoleh di Puskesmas
4
Universitas Sumatera
Upaya penyediaan pelayanan yang berkulitas tidak akan terwujud apabila
tidak didukung oleh tenaga yang memiliki kemampuan yang handal dan
bidangnya. Hal ini sesuai dengan penelitian Dewi (2016) bahwa kompetensi
kesehatan.
Puskesmas Kota Medan yaitu melalui seminar dan workshop, selain itu juga
melalui rapat rutin bulanan yang dilakukan di Dinas Kesehatan, yang membahas
4
Universitas Sumatera
4.3.2 Sarana dan Prasarana
Puskesmas. Istilah „ruang‟ di sini tidak harus diartikan sebagai wujud „ruangan‟
secara fisik, namun lebih kepada fungsi yang dilakukan. Bila memungkinkan,
setiap fungsi tersebut disediakan ruangan secara tersendiri. Jika tidak, maka dapat
digabungkan lebih dari 1 (satu) fungsi, namun harus terdapat pemisahan yang
jelas antar fungsi (Menkes, 2016). Data sarana dan prasarana yang diperoleh di
hanya 1 Puskesmas yang sudah memiliki sarana dan prasarana yang lengkap,
sedangkan untuk 7 Puskesmas lainnya sarana dan prasarana yang ada sudah baik
konseling bagi pasien karena keterbatasan ruangan dan anggaran. Seperti yang
“Memang kalau di Puskesmas ini kita tau Puskesmasnya tidak besar dan
ruangan sangat terbatas, jadi kalau untuk pemenuhan ruangan khusus (ruang
konseling) saya rasa belum memungkinkan” (Informan 2).
4
Universitas Sumatera
“Karena memang ruangannya tidak memadai untuk dibuat ruang konseling
gak cukup, makanya diruang penyerahan resep itulah kalaupun mau ada
konseling” (Informan 10).
“Kalau untuk ruang konseling itukan diupayakan, juga terkait dengan
anggaran, juga tergantung dengan efektifitas efisiensi macam mana supaya
disitu. Kalau untuk penyediaannya pasti membutuhkan anggaran karena itu
bukan anggaran yang sedikit, satu lagi kalau untuk merombak itukan juga
harus butuh usulan apa dasarnya, terus urgenitasnya apa, kalau itu hanya
tunggal itu bagaimana, kalau khusus farmasi efektifkah dia atau dibikin ruang
konseling dengan seperti Puskesmas yang sudah ada, satu ruang konseling
tapi bisa dipakai oleh berbagai program” (Informan 1).
Ruang konseling merupakan hal yang sebenarnya harus ada di dalam
haruslah kondusif, aman serta mampu menjaga kerahasiaan untuk dapat membuat
4
Universitas Sumatera
dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin
Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional (Menkes, 2016). Data Pengelolaan
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diperoleh di Puskesmas Kota
Medan dapat dilihat pada Tabel 4.5. Data lengkap Pengelolaan Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai yang diperoleh di Puskesmas Kota Medan dapat
Tabel 4.5 Data Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
N Jumlah Skor
Kegiatan
o TS KM KB PBS D SB M PB
1 Perencanaan kebutuhan
2 2 2 2 2 2 2 2
sediaan farmasi dan BMHP
2 Permintaan sediaan farmasi
2 2 2 2 2 2 2 2
dan BMHP
3 Penerimaan sediaan farmasi
2 2 2 2 2 2 2 2
dan BMHP
4 Penyimpanan sediaan
8 8 6 8 8 8 8 8
farmasi dan BMHP
5 Pendistribusian sediaan
2 2 2 2 2 2 2 2
farmasi dan BMHP
6 Pemusnahan dan Penarikan
sediaan farmasi sesuai 2 2 2 2 2 2 2 2
ketentuan
7 Pengendalian sediaan
10 10 10 10 10 10 10 10
farmasi dan BMHP
8 Administrasi: Pencatatan
2 2 2 2 2 2 2 2
dan pelaporan
9 Pemantauan dan evaluasi
2 2 2 2 2 2 2 2
pengelolaan obat dan BMHP
Total Skor 32 32 30 32 32 32 32 32
sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai secara umum sudah sesuai PMK No.
4
Universitas Sumatera
Proses seleksi sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di Puskesmas
sediaan farmasi periode sebelumnya, data mutasi sediaan farmasi, dan rencana
pengembangan. Proses seleksi sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai juga
dan bahan medis habis yang diserahkan, mencakup bentuk, jenis dan jumlah
suatu kegiatan pengaturan terhadap sediaan farmasi yang diterima agar aman
(tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
Kota Medan berdasarkan: bentuk dan jenis sediaan; stabilitas (suhu penyimpanan,
Berdasarkan hasil data yang diperoleh menunjukkan bahwa salah satu Puskesmas
penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai belum memenuhi
4
Universitas Sumatera
komunikasi antara pihak pemesan dengan pihak penempah lemari khusus
berikut ini:
yang ketat agar tidak disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
terbuat dari bahan yang kuat, serta tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2
Puskesmas Kota Medan, didistribusikan ke sub unit (UGD, poli gigi, poli anak
dilakukan dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor stock).
undangan yang dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan
4
Universitas Sumatera
oleh BPOM. Pemusnahan dilakukan untuk sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai untuk produk yang tidak memenuhi persyaratan mutu; telah kadaluwarsa;
dicabut izin edarnya. Produk yang sesuai kriteria tersebut dibuat daftar, kemudian
produk diasingkan atau disimpan ditempat terpisah sampai produk diambil oleh
penggunaan Narkotika dan Psikotropika, kartu stok, stok opname, dan rekap
bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien (Menkes, 2016). Data pelayanan farmasi klinik yang diperoleh
di Puskesmas Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 4.6. Data lengkap pelayanan
4
Universitas Sumatera
farmasi klinik yang diperoleh di Puskesmas Kota Medan dapat dilihat pada
Lampiran 6.
Jumlah Skor
NO KEGIATAN
TS KM KB PBS D SB M PB
a. Pengkajian dan Pelayanan Resep 17,5 17,5 17,5 17,5 17,5 17,5 17,5 17,5
b. Pelayanan Informasi Obat (PIO) 1 0 2 1 0 2 2 1
c. Konseling 2 3 2 3 4 3 3 3
d. Monitoring efek samping obat 0 3 3 3 0 3 3 3
e. Pemantauan terapi obat pasien 0 0 0 0 0 0 0 0
f. Evaluasi penggunaan obat pasien 0 3 3 3 0 3 3 3
Total Skor 20,5 26,5 27,5 27,5 21,5 28,5 28,5 27,5
dengan informasi yang memadai, namun hasil data yang diperoleh belum semua
Obat (PIO) merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker,
perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien. Pelayanan informasi obat yang
4
Universitas Sumatera
dapat menunjang penggunaan obat yang rasional. Kegiatan ini belum dilakukan
wawancara berikut:
“Tidak dilakukan karena tidak fokus untuk membuat leafleat, hanya fokus
melayani pasien, karena pasien banyak” (Informan 12).
“Satu karena keterbatasan waktu, kedua karena keterbatasan tenaga, ketiga
karena keterbatasan dana, maka tidak ada membuat leafleat, tetapi ada
diberikan dari dinas” (Informan 7).
“Disini kunjungan pasiennya rata-rata 70 sampai 80 pasien perhari, bahkan
bisa lebih, jadi belum bisa melakukan penyuluhan bagi pasien di ruang
tunggu, masih fokus pada pelayanan obat” (Informan 14).
Konseling merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan
rawat jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien. Tujuan dilakukannya konseling
pasien/keluarga pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan
oleh tenaga kesehatan yang memegang program tersebut, seperti program TB dan
HIV. Konseling yang dilakukan oleh pengelola obat dilakukan terbatas mengingat
ketersediaan waktu, SDM dan belum ada ruangan untuk konseling, maka
konseling dilakukan secara tidak efektif pada saat penyerahan obat kepada pasien.
“Saya tidak melakukan konseling karena tidak ada sarana yang sesuai
dengan standar untuk melakukan konseling, tapi saya melakukan konseling
5
Universitas Sumatera
secara sederhana yaitu pada saat penyerahan obat kepada pasien” (Informan
11).
“Memang kalau di Puskesmas ini kita tau Puskesmasnya tidak besar dan
ruangan sangat terbatas, jadi kalau untuk pemenuhan ruangan khusus (ruang
konseling) saya rasa belum memungkinkan, tapi kalau untuk pelaksanaan
konseling kita laksanakan pada saat si petugas memberikan obat, itu kita
lakukan konseling, konseling secukupnya” (Informan 2).
Hampir seluruh Puskesmas belum melaksanakan konseling secara efektif,
konseling yang dilakukan secara pasif dan tidak efektif pada saat penyerahan obat
sulit untuk tercapainya keberhasilan terapi obat. Seperti yang disampaikan Rapoff
(2010) bahwa pasien yang kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan
keterbatasan tenaga dan tidak tersedianya ruangan khusus konseling obat untuk
pasien. Melalui konseling yang efektif akan membantu pasien mengerti tentang
penyakit dan pengobatan yang sedang dijalani sehingga pada akhirnya dapat
setiap respon terhadap Obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi
pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,
5
Universitas Sumatera
yang mempunyai resiko tinggi mengalami efek samping Obat; mengisi formulir
Efek Samping Obat Nasional. Hasil perolehan data menunjukkan belum semua
bahwa seorang pasien mendapatkan terapi obat yang efektif, terjangkau dengan
pemantauan terapi obat yaitu anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui;
menerima obat lebih dari 5 jenis; adanya multidiagnosis; pasien dengan gangguan
fungsi ginjal atau hati; menerima obat dengan indeks terapi sempit (Menkes,
2016). Hasil perolehan data menunjukkan bahwa hal tersebut belum dilakukan
masalah terkait obat. Kompleksitas penyakit dan penggunaan obat, serta respons
pasien yang sangat individual meningkatkan munculnya masalah terkait obat. Hal
2009).
5
Universitas Sumatera
Evaluasi penggunaan obat merupakan kegiatan untuk mengevaluasi
yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional). Evaluasi
Rasional (POR) yang dikirim ke Dinas Kesehatan Kota Medan pertiga bulan
waktu dan SDM. Seperti di sampaikan informan dari hasil wawancara berikut:
klinik yaitu sumber daya manusia, meskipun SDM pengelola obat sudah sesuai
masih belum bisa terpenuhi untuk melaksanakan manajemen obat dan pelayanan
kefarmasian yang sesuai dengan PMK tersebut, karena terkait rasio antara jumlah
pasien dengan pengelola obat yang terdapat di Puskesmas tidak rasional. Sesuai
dengan PMK No. 74 Tahun 2016 menyatakan bahwa satu Apoteker untuk 50
5
Universitas Sumatera
Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian yang diperoleh di Puskesmas Kota
“Ya pasti, jadi kalau misalnya pada saat lintas program itu ada beberapa
program Puskesmas yang belum mencapai target, itu akan kita cari apa
permasalahannya, kemudian kita cari solusinya, kira-kira untuk berikutnya
bagaimana supaya target tersebut bisa tercapai, jadi setiap masalah yang ada
dijumpai pada bulan sebelumnya itu nanti kita bicarakan sekalian dengan
solusi nya bagaimana” (Informan 4).
“Ada, yang tadi dulunya penulisan etiket diobat kami hanya membuat
dikertas yang digunting untuk membuat aturan pakai, nah sekarang ini kami
uda membuat etiket obat sesuai dengan standar kefarmasian, ada etiket biru,
ada etiket putih, ada yang untuk tablet, ada yang untuk sirup” (Informan 11).
Pengendalian mutu pelayanan kefarmasian di Puskesmas penting untuk
dilakukan sesuai dengan PMK No. 74 tahun 2016 pasal 5, untuk menjamin mutu
5
Universitas Sumatera
Dalam menerapkan upaya peningkatan mutu pelayanan kefarmasian yang
satu tahun sekali, dan untuk program khusus pelayanan dilaksanakan setiap bulan
hingga tiga bulan sekali. Seperti yang disampaikan oleh informan dari Dinas
adalah komitmen yang dimulai dari Kepala Dinas Kesehatan, Seksi Kefarmasian
Puskesmas.
yang sudah berjalan dengan baik dan berbagai hal yang masih perlu mendapatkan
perbaikan. Tentunya hal-hal yang telah berjalan baik akan terus dipertahankan
standar pelayanan dapat dilakukan secara berkelanjutan dan mencapai hasil yang
5
Universitas Sumatera
4.3.6 Hasil Perhitungan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
farmasi dan bahan medis habis pakai, pelayanan farmasi klinik dan pengendalian
mutu pelayanan kefarmasian. Hitung total skor yang diperoleh. Hasil total skor
oleh kualitas pelayanan dari penyedia jasa, apabila kualitas pelayanan yang
diberikan kepada pasien baik maka akan memberikan pengaruh terhadap kepuasan
pasien, namun sebaliknya apabila kualitas pelayanan yang diberikan tidak baik
5
Universitas Sumatera
4.4.1 Karakteristik Responden Penelitian
Berdasarkan hasil data yang diperoleh diketahui bahwa distribusi umur responden
pengalaman dan kedewasaan pola pikir responden, ditribusi umur yang paling
banyak adalah umur 21-50 tahun, dimana usia tersebut masih termasuk dalam usia
produktif.
penting sebagai penentu keputusan dalam pelayanan kesehatan, tidak hanya bagi
pendidikan SMA dan perguruan tinggi. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi
2010).
kunjungan lebih dari 5 kali. Data distribusi karateristik responden dapat dilihat
5
Universitas Sumatera
Tabel 4.9 Data Karakteristik Responden
N
Pertanyaan TS % KM % KB % PBS % D % SB % M % PB %
o
1. Umur
17-20 tahun 7 7,45 6 6,52 4 4,30 3 3,16 11 11,46 7 7,29 6 6,32 12 12,50
21-50 tahun 51 54,25 53 57,61 53 56,99 58 61,05 56 58,33 50 52,08 46 48,42 53 55,21
51 tahun keatas 36 38,30 33 35,87 36 38,71 34 35,79 29 30,21 39 40,62 43 45,26 31 32,29
2. Jenis Kelamin
Laki-laki 28 29,79 38 41,30 29 31,18 37 38,95 39 40,63 40 41,67 32 33,68 35 36,46
Perempuan 66 70,21 54 58,70 64 68,82 58 61,05 57 59,37 56 58,33 63 66,32 61 63,54
3. Penidikan Terakhir
Tidak tamat SD 1 1,06 2 2,17 2 2,15 0 0 4 4,17 0 0 5 5,26 0 0
SD 16 17,02 9 9,78 5 5,38 9 9,47 9 9,38 13 13,54 11 11,58 0 0
SMP 12 12,77 5 5,44 8 8,60 11 11,58 2 2,08 12 12,5 8 8,42 7 7,29
SMA 47 50 44 47,83 47 50,54 47 49,48 44 45,83 40 41,67 42 44,21 58 60,42
Perguruan Tinggi 18 19,15 32 34,78 31 33,33 28 29,47 37 38,54 31 32,29 29 30,53 31 32,29
4. Pekerjaan
Mahasiswa/ Mahasiswi 8 8,51 18 19,56 11 11,83 5 5,26 16 16,67 7 7,29 13 13,68 8 8,33
Ibu Rumah Tangga 37 39,36 17 18,48 33 35,48 31 32,29 26 27,08 39 40,62 26 27,37 41 42,71
Pegawai Swasta 16 17,02 27 29,35 23 24,73 26 27,08 20 20,83 12 12,5 25 26,32 17 17,71
Pegawai Negri Sipil 3 3,19 7 7,61 14 15,05 8 8,42 15 15,63 17 17,71 13 13,68 8 8,33
Pedagang 12 12,77 11 11,96 8 8,60 16 16,67 13 13,54 11 11,46 11 11,58 15 15,63
Lain-lain 18 19,15 12 13,04 4 4,30 9 9,38 6 6,25 10 10,42 7 7,37 7 7,29
5. Berapa kali berkunjung
ke Puskesmas
Baru pertama kali 9 9,57 9 9,78 6 6,45 5 5,26 9 9,38 7 7,29 11 11,46 11 11,46
2-5 kali 43 45,75 31 33,70 42 45,16 43 45,26 37 38,54 28 29,17 34 35,42 34 35,42
Lebih 5 kali 42 44,68 52 56,52 45 48,39 47 49,48 50 52,08 61 63,54 51 53,13 51 53,12
5
Universitas Sumatera
4.4.2 Distribusi Penilaian Variabel-variabel yang Mempengaruhi Tingkat
Kepuasan Pasien
Kepuasan dimulai dari penerimaan terhadap pasien dari pertama kali
lain-lain (LAN, 2009). Selain itu, aspek penampilan fisik adalah suatu bukti
langsung yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan dan kebersihan juga menjadi
variabel penilaian terhadap kepuasan pasien. Perolehan data penilaian sub variabel
yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien dapat dilihat pada Lampiran 7, dan
dengan jasa yang akan diberikan. Suatu pelayanan dikatakan baik oleh pasien,
ditentukan oleh kenyataan apakah jasa yang diberikan bisa memenuhi kebutuhan
LAN (2009) meyatakan bahwa kepuasan dapat dicapai apabila SDM yang terlibat
5
Universitas Sumatera
pelayanan yang berkualitas, unsur SDM pelayanan seyogyanya mengerti dan
yang menilai kepuasan dengan Kategori yang Sangat Puas yaitu dengan persentasi
Berikut ini tampilan tingkat kepuasan pasien dalam bentuk grafik batang
120
Darussalam
40
Sentosa Baru
20 Mandala
Padang Bulan
0
Tidak Puas Puas Sangat Puas
Kepuasan Pasien
6
Universitas Sumatera
4.5 Korelasi Demografi Pasien terhadap Kepuasan Pasien di Puskesmas Kota
Medan
Analisis korelasi demografi pasien terhadap kepuasan pasien dilakukan
kepuasan pasien di Puskesmas Kota Medan. Data dianalisis menggunakan uji Chi-
Square dengan batas nilai signifikansi p<0,05. Data analisis korelasi demografi
pasien terhadap kepuasan pasien yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.11.
ditunjukkan dengan nilai p=0,003 (p<0,05). Hal ini berarti adanya pengaruh
6
Universitas Sumatera
perbedaan usia terhadap kepuasan pasien, dimana usia 17-20 tahun dan usia 21-50
tahun lebih mudah merasa sangat puas dibandingkan dengan usia 51 tahun ke atas,
hal ini karena responden yang berusia 51 tahun ke atas memiliki persepsi tentang
pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan yang lebih tinggi dari pada responden
yang berusia 17-50 tahun. Responden yang berusia 51 tahun ke atas karena
kondisi fisik yang sudah menurun cenderung lebih banyak menuntut dan berharap
pendapat Lumenta (1989) dalam Budiman dkk (2010) yang menyatakan bahwa
lebih besar sehingga cenderung untuk tidak puas dibandingkan wanita. Menurut
banyak beranggapan bahwa wanita dianggap lemah, tidak rasional, dan kurang
rendah tapi jika dihadapkan dengan antrian yang lama dalam mendapatkan
6
Universitas Sumatera
pelayanan kefarmasian maka tingkat kepuasan juga akan berpengaruh.
saran muncul dari pasien dengan pendidikan yang lebih tinggi maupun pendidikan
lebih rendah, sehingga hal tersebut tidak berpengaruh signifikan, karena pada
yang ditunjukkan dengan nilai p=0,011 (p<0,05). Hal ini berarti adanya pengaruh
yang paling tinggi diantara yang lainya, hal ini dikarenakan Mahasiswa/
pasien yang ditunjukkan dengan nilai p=0,145 (p>0,05). Hal ini berarti tidak ada
kunjungan baru pertama kali, 2-5 kali maupun kunjungan lebih dari 5 kali secara
tanggapan, keluhan, dan saran pada saat mengisi kuesioner meskipun kunjungan
6
Universitas Sumatera
4.6 Korelasi Implementasi Standar Pelayanan Kefarmasian terhadap
Kepuasan Pasien di Puskesmas Kota Medan
Analisis korelasi Implementasi Standar Pelayanan Kefarmasian terhadap
dianalisis menggunakan uji Spearman’s rho dengan nilai rhitung>rtabel. Data analisis
Nilai rtabel untuk N=8 pada signifikansi 5% adalah 0,707. Berdasarkan hasil yang
kepuasan pasien. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara Implementasi Standar
termasuk pada kategori yang sama yaitu implementasi masuk pada kategori
Sedang dan kepuasan pasien masuk pada kategori Puas, sehingga tidak
memberikan hasil yang berbeda dalam melihat hubungan kedua variabel. Faktor
6
Universitas Sumatera
memahami apa yang menjadi penilaian di dalam Standar Pelayanan Kefarmasian.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Laksanawati dalam Resmisari (2008) bahwa
dan prilaku petugas dan kecepatan pelayanan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Supriyanto dan Ernawaty (2010) bahwa kontak pertama antara petugas dengan
pasien menjadi catatan yang sangat penting bagi pasien dalam memberikan
komitmen, kemauan dan kerja sama semua pemangku kepentingan terkait. Hal
dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya
(Menkes, 2016).
6
Universitas Sumatera
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
c. Perbedaan demografi pasien dalam hal umur, jenis kelamin dan pekerjaan
5.2 Saran
Kefarmasian di Puskesmas.
6
Universitas Sumatera
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, L. 2014. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. Halaman
24-26.
Al-Assaf. 2009. Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran. Halaman
23.
BPS Kota Medan. 2018. Kota Medan dalam Angka 2018. Medan: Badan Pusat
Statistik Kota Medan. Halaman 1-6, 53-59.
Budiman, Suhat, Herlina. 2010. Hubungan Status Demografi dengan Kepuasan
Masyarakat Tentang Pelayanan Jamkesmas di Wilayah Puskesmas
Tanjungsari Kabupaten Bogor Tahun 2010. Jurnal Ksehatan Kartika.
Halaman 10-11.
Bustami. 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya.
Jakarta: Erlangga. Halaman 5-6.
Dewanti, S. W., Andrajati, R., & Supardi, S. 2015. Pengaruh Konseling dan
Leaflet terhadap Efikasi Diri, Kepatuhan Minum Obat, dan Tekanan Darah
Pasien Hipertensi di Dua Puskesmas Kota Depok. Jurnal Kefarmasian
Indonesia, 5 No. 1. Halaman 33-40.
Dewi, E. N. 2016. Pengaruh Iklim Organisasi dan Kompetensi Pegawai terhadap
Kinerja Pegawai dalam Mewujudkan Mutu Pelayanan Kesehatan. Jurnal
Publik. Halaman 11, 89-100.
Dinkes. 2016. Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2016. Dinas Kesehatan Kota
Medan. Halaman: 10-17.
Gunawan, F. 2018. Senarai Penelitian Pendidikan, Hukum, dan Ekonomi di
Sulawesi Tenggara. Yogyakarta. Deepublish. Halaman 12.
Hermawan, A dan Yusran, H. L. 2017. Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif.
Edisi Pertama. Kencana. Halaman: 6, 87, 97.
Kotler, P., Shalowitz, J., dan Stevens, R., 2008. Strategic Marketing for Health
Care Organizations : Building A CustomerDriven Health System. Jossey-
Bass, San Francisco. Halaman 77.
LAN. 2009. Standar Pelayanan Publik: Langkah-langkah Penyusunan. Edisi
Revisi. Jakarta. Pusat Kajian Manajemen Pelayanan Lembaga
Administrasi Negara. Halaman 43-44, 113.
Menkes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta. Menteri Kesehatan RI. Halaman 3,8.
6
Universitas Sumatera
Menkes RI. 2006. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. Halaman 18.
Menkes RI. 2008. Modul TOT Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta. Departemen
Kesehatan RI. Halaman 65-75.
Menkes RI. 2009. Pedoman Pemantauan Terapi Obat. Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.
Halaman 1-10.
Menkes RI. 2015a. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tentang Rencana
Aksi Kegiatan Pusat Data dan Informasi Tahun 2015-2019. Jakarta.
Menteri Kesehatan RI. Halaman 1.
Menkes RI. 2015b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan
Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi Jakarta.
Menteri Kesehatan RI. Halaman 14-15.
Menkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 74 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas. Jakarta. Menteri
Kesehatan RI. Halaman 3-33.
Menkes RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Menteri Kesehatan RI.
Halaman 31-34.
Mubarak, W. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Salemba Medika.
Halaman 183-189.
Notoatmodjo, S., 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Halaman
83.
Pemerintah RI. 2009. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 2009 Tentang
Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta. Presiden RI. Halaman 5.
Rapoff, M. A. 2010. Adherence to Pediatric Medical Regimen. 2th Ed. Springer
New York Dordrecht Heidelberg. London. Halaman 48-51.
Resmisari, R.. 2008. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan KepuasanPasien
Terhadap Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik. Jakarta : EGC.
Sabarguna. 2008. Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit. Edisi Revisi. Jawa
Tengah. Sagung Seto. Halaman 12.
Sekaran, U. 2006. Research Methods for Business. Buku 2. Edisi 4. Salemba
Empat. Halaman: 136.
6
Universitas Sumatera
Supardi, S., Raharni, R., Susyanti, A. L. & Herman, M. J. 2012. Evaluasi Peran
Apoteker Berdasarkan Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas.
Artikel. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. Vol. 22. Nomor
4. Halaman 190–198.
Supriyanto & Ernawaty 2010. Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta.
Andi. Halaman 74-76.
Syafrudin, Theresia Evk & Jomima. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Trans Info Media. Halaman 107-109.
Tjiptono, F., Chandra, G. 2012. Pemasaran Strategi. Edisi 2. Yogyakarta. Andi.
Halaman 77.
Yuniarti, R. 2017. Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan No 30 Tahun 2014
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas di Kabupaten
Bengkulu Utara. Tesis. Fakultas Kedokteran. Universitas Gajah Mada.
Halaman: 2-6, 40-68.
6
Universitas Sumatera
Lampiran 1. Daftar Tilik Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
DAFTAR TILIK STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI
PUSKESMAS
DATA DASAR
Nama Puskesmas :
Kepala Puskesmas :
1. Ketenagaan
Ya
Tidak
TIDAK
NO RUANGAN TERSEDIA TERSEDIA
TERSEDIA
1. Ruang penerimaan resep
Ruang pelayanan resep dan
2.
peracikan
3. Ruang penyerahan obat
4. Ruang konseling
Ruang penyimpanan obat dan bahan
5.
medis habis pakai
7
Universitas Sumatera
6. Ruang arsip
7
Universitas Sumatera
Lampiran 1. (Lanjutan)
C. PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN BAHAN MEDIS HABIS
PAKAI
NO TIDAK
KEGIATAN DILAKUKAN
DILAKUKAN
1. Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi
dan bahan medis habis pakai
2. Permintaan sediaan farmasi dan bahan
medis habis pakai
3. Penerimaan sediaan farmasi dan bahan
medis habis pakai
4. Penyimpanan sediaan farmasi dan
bahan medis habis pakai
a. Bentuk dan jenis sediaan
b. Stabilitas (suhu, cahaya,
kelembaban)
c. Mudah atau tidaknya meledak/
terbakar
d. Narkotika dan psikotropika
disimpan dalam lemari khusus
5. Pendistribusian sediaan farmasi dan
bahan medis habis pakai
6. Pemusnahan dan Penarikan sediaan
farmasi sesuai ketentuan
7. Pengendalian sediaan farmasi dan
bahan medis habis pakai
a. Pengendalian persediaan
b. Pengendalian penggunaan
c. Penanganan sediaan farmasi hilang
d. Penanganan sediaan farmasi rusak
e. Penanganan sediaan farmasi
kadaluwarsa
8. Administrasi: Pencatatan dan pelaporan
9. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan
obat dan bahan medis habis pakai
7
Universitas Sumatera
Lampiran 1. (Lanjutan)
D. PELAYANAN FARMASI KLINIK
NO KEGIATAN YA TIDAK
Tersedianya standar prosedur
1.
operasional
Melakukan monitoring dan evaluasi
2.
capaian pelaksanaan rencana kerja
Melakukan perbaikan dan peningkatan
3.
pelayanan sesuai standar
7
Universitas Sumatera
Lampiran 2. Kuesioner Kepuasan Pasien
Dalam kuesioner ini tidak ada jawaban atau penilaian yang benar atau
dan hanya digunakan dalam rangka penulisan tesis ini. Saya sebagai peneliti akan
Karakteristik Responden:
a. Umur
Usia 17-20 tahun
Usia 21-50 tahun
Usia 51 tahun keatas
b. Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
c. Pendidikan Terakhir
Tidak Tamat SD SMA
SD Perguruan Tinggi
SMP
d. Pekerjaan
7
Universitas Sumatera
Lampiran 2. (Lanjutan)
Berikan tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari.
Sangat Tidak
Puas
No Jenis Pelayanan Puas Puas
3 2 1
1. Ketanggapan Apoteker
terhadap Pasien
2. Keramahan Apoteker
Kejelasan Apoteker dalam
3.
Memberikan Informasi Obat
4. Kecepatan Pelayanan Obat
Kelengkapan Obat dan Alat
5.
Kesehatan
6. Kenyamanan Ruang Tunggu
Saran :
7
Universitas Sumatera
Lampiran 3. Informasi Persetujuan menjadi Responden
EVALUASI IMPLEMENTASI
STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
KOTA MEDAN
INFORMASI PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Dengan hormat,
Sehubungan dengan kegiatan penelitian “Evaluasi Implementasi Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kota Medan”, maka kami sebagai peneliti
mohon kesediaan saudara untuk menjadi responden dalam kegiatan penelitian ini.
Identitas, informasi dan jawaban saudara akan dijaga kerahasiaannya oleh
peneliti. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saudara untuk menjawab
seluruh pertanyaan sesuai dengan keadaan dan pengetahuan saudara yang
sebenarnya. Apabila ada yang belum jelas, dapat saudara tanyakan kepada
peneliti.
Demikian informasi yang kami sampaikan, atas kesediaan saudara
diucapkan terimakasih.
Medan, 2019
Peneliti
7
Universitas Sumatera
Lampiran 4. Pernyataan Persetujuan menjadi Responden
SURAT PERSETUJUAN
EVALUASI IMPLEMENTASI
STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
KOTA MEDAN
(INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Alamat :
Menyatakan bahwa:
Medan, 2019
Peneliti Responden Penelitian
7
Universitas Sumatera
Lampiran 5. Data Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai
N Jumlah Skor
Kegiatan
o TS KM KB PB S D SB M PB
1 Perencanaan kebutuhan
2 2 2 2 2 2 2 2
sediaan farmasi dan BMHP
2 Permintaan sediaan farmasi
2 2 2 2 2 2 2 2
dan BMHP
3 Penerimaan sediaan farmasi
2 2 2 2 2 2 2 2
dan BMHP
4 Penyimpanan sediaan
farmasi dan BMHP
a. Bentuk dan jenis sediaan 2 2 2 2 2 2 2 2
b. Stabilitas (suhu, cahaya,
2 2 2 2 2 2 2 2
kelembaban)
c. Mudah atau tidaknya
2 2 2 2 2 2 2 2
meledak/ terbakar
d. Narkotika dan
psikotropika disimpan 2 2 0 2 2 2 2 2
dalam lemari khusus
5 Pendistribusian sediaan
2 2 2 2 2 2 2 2
farmasi dan BMHP
6 Pemusnahan dan Penarikan
sediaan farmasi sesuai 2 2 2 2 2 2 2 2
ketentuan
7 Pengendalian sediaan
farmasi dan BMHP
a. Pengendalian persediaan 2 2 2 2 2 2 2 2
b. Pengendalian penggunaan 2 2 2 2 2 2 2 2
c. Penanganan sediaan
2 2 2 2 2 2 2 2
farmasi hilang
d. Penanganan sediaan
2 2 2 2 2 2 2 2
farmasi rusak
e. Penanganan sediaan
2 2 2 2 2 2 2 2
farmasi kadaluwarsa
8 Administrasi: Pencatatan
2 2 2 2 2 2 2 2
dan pelaporan
9 Pemantauan dan evaluasi
2 2 2 2 2 2 2 2
pengelolaan obat dan BMHP
Total Skor 32 32 30 32 32 32 32 32
7
Universitas Sumatera
Lampiran 6. Data Pelayanan Farmasi Klinik
Jumlah Skor
NO KEGIATAN
TS KM KB PBS D SB M PB
A. Pengkajian dan Pelayanan Resep
Pemeriksaan administrasi A, B A, B A, B A, B A, B A, B A, B A, B
1.
(kelengkapan resep) 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Kegiatan penyerahan
4.
(Dispensing)
A, B A, B A, B A, B A, B A, B A, B A, B
a. Menyiapkan/meracik obat 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
A, B A, B A, B A, B A, B A, B A, B A, B
b. Memberikan label/etiket 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
c. Menyerahkan sediaan A, B A, B A, B A, B A, B A, B A, B A, B
farmasi 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
A, B A, B A, B A, B A, B A, B A, B A, B
d. Pemberian informasi obat 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
b. Melakukan kegiatan
C D A, C C D A, C C D
penyuluhan bagi pasien 1 0 2 1 0 2 1 0
rawat jalan dan inap
A, C A, C A, C A, C A, C A, C A, C A, C
C. Konseling 2 2 2 2 2 2 2 2
Total Skor 20,5 26,5 27,5 27,5 21,5 28,5 28,5 27,5
Keterangan: A. dilakukan oleh Apoteker (3)
B. dilakukan oleh TTK (2)
C. dilakukan oleh tenaga kesehatan lain (1)
D. tidak dilakukan (0)
Dihitung skor rerata jika dilakukan oleh lebih dari satu tenaga
kesehatan
7
Universitas Sumatera
Lampiran 7. Data Penilaian pada Sub Variabel yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Pasien
8
Universitas Sumatera
Lampiran 8. Persentase Penilaian pada Sub Variabel yang mempengaruhi Tingkat Kepuasan Pasien
8
Universitas Sumatera
Lampiran 9. Hasil Uji Statistik Korelasi Demografi Pasien (Umur) terhadap
Kepuasan Pasien
Case Processing Summary
Cases
Kategori Kepuasan
8
Universitas Sumatera
Lampiran 9. (Lanjutan)
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 5.47.
8
Universitas Sumatera
Lampiran 10. Hasil Uji Statistik Korelasi Demografi Pasien (Jenis Kelamin)
terhadap Kepuasan Pasien
Case Processing Summary
Cases
Kategori Kepuasan
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 27.08.
8
Universitas Sumatera
Lampiran 11. Hasil Uji Statistik Korelasi Demografi Pasien (Pendidikan)
terhadap Kepuasan Pasien
Case Processing Summary
Cases
Kategori Kepuasan
SD Count 67 4 71
SMP Count 59 6 65
8
Universitas Sumatera
Lampiran 11. (Lanjutan)
Chi-Square Tests
8
Universitas Sumatera
Lampiran 12. Hasil Uji Statistik Korelasi Demografi Pasien (Pekerjaan)
terhadap Kepuasan Pasien
Case Processing Summary
Cases
Kategori Kepuasan
Pedagang Count 86 12 98
8
Universitas Sumatera
Lampiran 12. (Lanjutan)
lain-lain Count 68 5 73
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 7.14.
8
Universitas Sumatera
Lampiran 13. Hasil Uji Statistik Korelasi Demografi Pasien (Kunjungan)
terhadap Kepuasan Pasien
Case Processing Summary
Cases
Kategori Kepuasan
8
Universitas Sumatera
Lampiran 13. (Lanjutan)
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 6.65.
9
Universitas Sumatera
Lampiran 14. Hasil Uji Statistik Korelasi Implementasi Standar Pelayanan
Kefarmasian terhadap Kepuasan Pasien
Correlations
Skor_implement
asi kepuasan
N 8 8
N 8 8
9
Universitas Sumatera
Lampiran 15. Hasil Uji Statistik Korelasi Puskesmas terhadap Kepuasan
Pasien
Puskesmas * Kepuasan Pasien Crosstabulation
Kategori Kepuasan
Darussalam Count 89 7 96
9
Universitas Sumatera
Lampiran 15. (Lanjutan)
Mandala Count 74 21 95
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 8.99.
9
Universitas Sumatera
Lampiran 16. Surat Izin Penelitian
9
Universitas Sumatera
Lampiran 17. Surat Keterangan Kelayakan Etik (Ethical Clearance)
9
Universitas Sumatera