NPM : 20.15.014
MATA KULIAH : Manajemen Ketenagaan Rumah Sakit
PRODI : Magister Kesehatan Masyarakat
PEMINATAN : ARS
DOSEN : Dr.dr. Diana Sinulingga,M.Si
Soal
Jawab:
1. Dalam suatu perusahaan, pengelolaan itu diserahkan kepada divisi sumber daya
manusia/departemen personalia yang bertanggung jawab untuk mendapatkan,
memberdayakan, dan memelihara sumber daya manusia. Semakin pentingnya peran
manajemen sumber daya manusia di dalam organisasi telah mendorong munculnya upaya
evaluasi terhadap pelaksanaan divisi tersebut.
3. Meningkatkan kualitas ketenagaan pasien dengan Metode SBAR sama dengan SOAP
yaitu Situation, Background, Assessment, Recommendation. Komunikasi efektif SBAR
dapat diterapkan oleh semua tenaga kesehatan, diharapkan semua tenaga kesehatan maka
dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri. Diharapkan dokumentasi catatan
perkembangan pasien terintegrasi dengan baik. Sehingga tenaga kesehatan lain dapat
mengetahui perkembangan pasien.
5. Tenaga medis secara khusus telah diposisikan sesuai tugas dan fungsi dengan
mempertimbangkan disiplin ilmu atau latar belakang pendidikan mereka, namun dapat
saja tugas dan fungsi administrasi tidak dijabat oleh orang yang tepat sesuai kriteria yang
ditentukan. Meskipun inti jasa pelayanan di rumah sakit adalah jasa kesehatan, pengguna
jasa pelayanan kesehatan tersebut tentunya harus melalui tahap demi tahap proses
kegiatan dan akan bertemu dengan bagian-bagian pelayanan tidak langsung (seperti
bagian informasi, administrasi, dll). Bagian pelayanan tidak langsung di rumah sakit
dapat saja mengakibatkan pasien merasa tidak puas dan tidak nyaman. Kondisi itu terjadi,
apabila petugas di bagian pelayanan tidak langsung bersikap tidak ramah, kurang sopan,
judes dan tidak terampil.
Jika SDM rumah sakit memiliki latar belakang pendidikan, pengetahuan, keterampilan
yang sesuai, SDM tersebut belum dapat dikatakan mempunyai kompetensi yang tinggi
karena kompetensi yang tinggi bukan hanya menyangkut pengetahuan/pendidikan
(knowledge) dan keterampilan (skill) saja tetapi menyangkut banyak kondisi. Mengutip
pernyataan Spencer et al karakteristik kompetensi yang harus dimiliki seseorang agar
melakukan pekerjaan dengan baik berda-sarkan kriteria yang telah ditentukan, meliputi
motif (motive), sifat/ciri bawaan (traits), konsep diri (self concept), pengetahuan
(knowledge) dan keterampilan (skill). Motif menyangkut daya dorong kemauan orang
yakni karyawan rumah sakit untuk melakukan tindakan baik yang berasal dari dalam diri
maupun luar diri. Sifat/ciri bawaaan menyangkut reaksi ciri bawaan yang bersifat
konsisten terhadap situasi misalnya seorang dokter harus mempunyai pandangan luas
dalam mengambil keputusan yang tepat pada saat gawat darurat maupun masalah
kesehatan yang tidak ada kepastian. Inti kedua kompetensi berada pada dasar personality
iceberg sehingga sangat sulit untuk dinilai dan dikembangkan serta memakan biaya yang
cukup besar untuk memilih karakteristik tersebut.