Anda di halaman 1dari 19

ETIKA KOMUNIKASI BISNIS

TUGAS MATA KULIAH : KOMUNIKASI BISNIS

DOSEN: AHMAD NAZIR S.SOS.,M.SI

DISUSUN OLEH :

1) MAKHFUD MEI DIYANTO (201010503523)


2) MOHAMMAD REZA SHAH PALEHPY (201010503412)
DAFTAR ISI
Halaman judul ...............................................................................................i
Daftar isi ........................................................................................................ii
Kata pengantar ..............................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................1
A. Latar belakang ...................................................................................1
B. Rumusan masalah .............................................................................2
C. Tujuan penulisan................................................................................2
BAB 2 PEMBASAAN...................................................................................3
1. Pengertian pemeliharaan karyawan...................................................3
2. Asas-asas pemeliharaan karyawan.....................................................4
3. Metode pemeliharaan karyawan........................................................5
4. Kesejahteraan karyawan....................................................................7
5. Keselamatan dan kesehatan karwayan...............................................8
6. Factor pemeliharaan keamanan dan keselamatan kerja.....................13
7. Cara menjalin hubungaan baik antara perusahan dan karyawan.......16
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................20
A. Kesimpulan .......................................................................................20
B. Daftar pustaka....................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam menjalankan roda organisasi, manusia merupakan unsur yang terpenting


dibandingkan dengan alat produksi lainnya, seperti modal, sarana kerja, mesin-
mesin, bahan mentah, bahan baku, perangkat lunak dan lain sebagainya.
Mengingat bahwa unsur manusia merupakan unsur yang terpenting, maka
pemeliharaan hubungan dengan karyawan yang kontinen dan serasi dalam setiap
organisasi menjadi sangat penting.
Menurunnya semangat kerja karyawan adalah masalah yang umum yang dapat
terjadi pada setiap perusahaan, baik industri maupun organisasi. Jika tidak ada
penanganan yang serius dan perhatian lebih lanjut, hal tersebut dapat menjadi bom
waktu karena langsung atau tidak langsung dapat menurunkan performa
perusahaan secara operasional bahkan fungsional. Untuk mengantisipasi
terjadinya hal tersebut maka pemeliharaan karyawan dalam suatu organisasi
memang sangatlah penting. Pemeliharaan tenaga kerja tidak lepas dari campur
tangan manajer. Jika pemeliharaan karyawan kurang diperhatikan, semangat kerja,
sikap, loyalitas karyawan akan menurun. Absensinya dan turn-over meningkat,
disiplin akan menurun, sehingga pengadaan, pengembangan, kompensasi, dan
pengintegrasian karyawan yang telah dilakukan dengan baik dan biaya yang besar
kurang berarti untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana arti penting pemeliharaan bagi sumber daya manusia?
2.      Metode-metode apa saja yang digunakan dalam pemeliharaan sumber daya
manusia?
3.      Jelaskan pengertian dan program kesejahteraan bagi sumber daya manusia?
4.      Bagaimana cara mewujudkan terciptanya keselamatan dan kesehatan kerja
pada sumber daya manusia yang ada?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Pemeliharaan
2. Untuk mengetahui Asas-asas Pemeliharaan Karyawan
3. Untuk mengetahui Metode Pemeliharaan Karyawan
4. Untuk mengetahui Faktor Pemeliharaan Keamanan dan Keselamatan Kerja
5. Untuk mengetahui Cara Menjalin Hubungan Baik Antara Perusahaan dan
Karyawan

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pemeliharaan Karyawan

Manusia merupakan unsur paling penting dalam proses-proses organisasi


ataupun proses kerja. Dalam hal ini manusialah yang dapat menentukan maju
mundurnya sebuah organisasi, dan pada intinya manusialah yang menjadi sumber
daya yang perlu terus dipelihara. Pemeliharaan ataupun perawatan SDM
merupakan salah satu tindakan penting untuk terus menghasilkan kualitas manusia
yang unggul serta memiliki dedikasi tinggi.
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara, mempertahankan
atau meningkatkan kondisi fisik, mental, sikap karyawan dan loyalitas karyawan,
agar mereka bekerja sama sampai pensiun dan bekerja produktif untuk menunjang
tercapainya tujuan perusahaan.

Pengertian Pemeliharaan (maintenance) Menurut  Para Ahli Yakni :

1.   Hasibuan
“Usaha mempertahankan dan atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan sikap
karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk menunjang
tercapainya tujuan perusahaan”. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan
program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan
serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.
2.   Edwin B. Flippo
“The maintenance function of personel is concerned primarily with preserving the
physical, mental and emotional condition of employees”
Fungsi pemeliharaan karyawan adalah menyangkut perlindungan kondisi fisik,
mental dan emosi karyawan”.
3.   Jay Heizer dan Barry Render
pemeliharaan adalah “ all activities involved in keeping a system’s equipment in
working order ”. Artinya: pemeliharaan adalah segala kegiatan yang di dalamnya
adalah untuk menjaga sistem peralatan agar bekerja dengan baik.
4.    M.S Sehwarat dan J.S Narang
pemeliharaan ( maintenance ) adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan secara
berurutan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada sehingga sesuai
dengan standar (sesuai dengan standar fungsional dan kualitas).
2. Asas-asas Pemeliharaan Karyawan

Berikut beberapa Asas-asas pemeliharaan karyawan yaitu :


1.        Asas Manfaat dan Efisiensi
Pemeliharaan yang dilakukan harus efisien dan memberikan manfaat yang optimal
bagi perusahaan dan karyawan. Pemeliharaan ini hendaknya meningkatkan
prestasi kerja, keamanan, kesehatan, dan loyalitas karyawan dalam mencapai
tujuan. Asas ini harus diprogram dengan baik agar tidak sia-sia.
2.        Asas Kebutuhan dan Kepuasan
Pemenuhan kebutuhan dan kepuasan harus menjadi dasar program pemeliharaan
karyawan. Asas ini penting supaya tujuan pemeliharaan, kesehatan, dan sikap
karyawan baik, sehingga mereka mau bekerja secara efektif dan efisien
menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
3.        Asas Keadilan dan Kelayakan
Keadilan dan kelayakan hendaknya dijadikan asas program pemeliharaan
karyawan. Karena keadilan dan kelayakan akan menciptakan ketenangan dan
konsentrasi karyawan terhadap tugas-tugasnya, sehingga disiplin, kerja sama, dan
semangat kerjanya meningkat. Dengan asas ini diharapkan tujuan pemberian
pemeliharaan akan tercapai.
4. Asas Peraturan Legal
Peraturan-peraturan legal yang bersumber dari undang-undang, Keppres, dan
keputusan menteri harus dijadikan asas program pemeliharaan karyawan. Hal ini
penting untuk menghindari konflik dan intervensi serikat buruh dan pemerintah.
5. Asas Kemampuan Perusahaan
Kemampuan perusahaan menjadi pedoman dan asas program pemeliharaan
kesejahteraan karyawan. Jangan sampai terjadi pelaksanaan pemeliharaan
karyawan yang mengakibatkan hancurnya perusahaan
3. Metode Pemeliharaan Karyawan

Pemilihan metode untuk pemeliharaan pegawai yang tepat sangat penting, agar
pelaksaannya dapat mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Metode – metode
pemeliharaan antara lain :
1. Komunikasi.
Komunikasi harus digunakan dalam setiap penyampaian informasi dan komutator
kepada komunikan. Komunikasi berfungsi untuk instructive, informative,
influencing dan evaluatif. Simbol – simbol komunikasi adalah suara, tulisan,
gambar, warna, mimik, kedipan mata, dan lain-lain. Dengan simbol – simbol
inilah komunikator menyampaikan informasi secara komunikan.

Pengertian komunikasi menurut para ahli sebagai berikut :


a. Menurut Hasibuan, komunikasi adalah suatu alat pengalihan informasi dari
komunikator kepada komunikanagar antara mereka terdapat
interaksi.Interaksi terjadi jika komunikasi efektif atau dipahami.
b. Menurut Raymond Ross komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan
pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar
membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang
dimaksudkan oleh komunikator.
c. Menurut Gerald R. Miller komunikasi terjadi saat satu sumber
menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk
mempengaruhi perilaku mereka.
d. Menurut Everett M. Rogers komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan
dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka.
e. Menurut Carl I. Hovland komunikasi adalah suatu proses yang
memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan
menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.

2. Insentif
a. Pengertian Insentif
adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan tertentu
berdasarkan prestasi kerjanya agar karyawan terdorong meningkatkan
produktivitas kerjanya. 
b. Metode Insentif yang adil dan layak merupakan data penggerak yang
merangsang terciptanya pemeliharaan karyawan. Karena dengan
pemberian insentif karyawan merasa mendapat perhatian dan pengakuan
terhadap prestasi yang dicapainya, sehingga semangat kerja dan sikap
loyal karyawan akan lebih baik.
c. Jenis-jenis Insentif
 Insentif positif, adalah daya perangsang dengan memberikan
hadiah material atau non material kepada karyawan yang prestasi
kerjanya di atas prestasi standar;
 Insentif Negatif, adalah daya perangsang dengan memberikan
ancaman hukuman kepada karyawan yang berprestasi kerjanya, di
bawah prestasi standar.
d. Bentuk-bentuk Insentif.
 Non material insentif, adalah daya perangsang yang di berikan
kepada karyawan berbentuk penghargaan/pengukuhan
berdasarkan prestasi kerjanya, seperti piagam, piala atau medali.
   Sosial insentif, adalah daya perangsang yang di berikan kepada
karyawan berdasarkan prestasi kerjanya, berupa fasilitas dan
kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya, seperti
promosi, mengikuti pendidikan atau naik haji.
  Material insentif, adalah daya perangsang yang di berikan kepada
karyawan berdasarkan prestasi kerjanya, berbentuk uang dan
barang. Material insentif bernilai ekonomis sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan karyawan beserta keluarganya.

4. Kesejahteraan Karyawan

Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu


pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Suma’mur (2002), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang
bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Kesejahteraan yang diberikan sangatlah berarti dan bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan fisik dan mental karyawan beserta keluarganya. Pemberian
kesejahteraan akan menciptakan ketenangan, semangat kerja, dedikasi, disiplin,
dan sikap loyal karyawan terhadap perusahaan sehingga labour turnover relatif
rendah.
Pemberian kesejahteraan ini bertujuan mendorong agar tercapainya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat serta tidak melanggar peraturan legal
pemerintah.
A. Tujuan pemberian kesejahteraan antara lain ;
1)      Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan karyawan kepada perusahaan.
2)      Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi karyawan beserta
keluarganya.
3)      Memotivasi gairah kerja, disiplin, dan produktivitas kerja karyawan.
4)      Menurunkan tingkat absensi dan turnover karyawan.
5)      Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman.
6)      Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai kerjaan.
7)      Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas karyawan.
8)      Mengefektifkan pengadaan karyawan.
9)      Membantu melaksanakan program pemerintah dalam meningkatkan kualitas
manusia Indonesia.

B. Jenis – jenis kesejahteraan :


Jenis-jenis kesejahteraan yang di berikan adalah finansial dan non finansial yang
bersifat ekonomis, serta pemberian fasilitas dan pelayanan. Jenis kesejahteraan
yang akan diberikan harus selektif dan efektif mendorong terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan beserta keluarganya. Jadi, penentuan jenis kesejahteraan
harus hati-hati, bukan secara emosional atau asal-asalan. Berikut tabel Jenis
Kesejahteraan Karyawan yang biasa diberikan perusahaan kepada karyawannya
(Hasibuan, MSDM:188).

C. Program Kesejahteraan
   Ada tiga bentuk program kesejahteraan (pelayanan) karyawan, yaitu:
1.      Program Kesejahteraan Ekonomi Karyawan
Program ini dirancang dan diselenggarakan untuk melindungi keamanan
ekonomi para karyawan. Jenis-jenis program ini antara lain:
 Pensiun
Pensiun diberikan bagi karyawan yang telah bekerja di
perusahaan untuk masa tertentu. pensiun merupakan salah
satu program perusahaan dalam rangka memberikan jaminan
keamanan financial bagi karyawan yang sudak tidak
produktif.
 Asuransi
Perusahaan melakukan kerja sama dengan perusahaan
asuransi untuk asuransi karyawannya. Program asuransi bisa
berbentuk asuransi jiwa, kesehatan atau asuransi
 Pemberian Kredit
Perusahaan memberikan kredit kepada karyawan yang
membutuhkannya, misalnya: mendirikan koperasi simpan
pinjam.

2.      Program Rekreasi dan Hiburan


Program rekreasi sangat perlu bagi karyawan, karena para karyawan
tersebut sudah bekerja secara rutin untuk mengatasi ketegangan atau stres
maka perlu karyawan tersebut menenangkan pikiran. Program rekreasi
yang sering dilakukan adalah kemping dan piknik.

3.     Pemberian Fasilitas
Biasanya perusahaan memberikan fasilitas kepada karyawan untuk
membantu keluhan karyawan dalam melakukan tugas-tugas sehari-hari.
Pemberian fasilitas bisa dalam bentuk antara lain:

a.     Penyediaan cafeteria
b.     Perumahan
c.      Fasilitas Pembelian
d.      Fasilitas Kesehatan
e.      Pendidikan

5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


            Berdasarkan pendapat Leon C. Megginson (1981:364) dalam
Mangkunegara (2001) istilah keselamatan mencakup kedua istilah resiko
keselamatan dan resiko kesehatan. Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang
aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja.
Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo,
patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Semua itu sering
dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan
mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan.
Sedangkan kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan
fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja
melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres
emosi atau gangguan fisik. Keselamatan dan kesehatan kerja menunjukkan
kondisi-kondisi-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh
lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Kondisi fisiologis- fisikal
meliputi penyakit-penyakit dan kecelakaan kerja seperti cedera, kehilangan nyawa
atau anggota badan. Kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stres pekerjaan
dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan,
sikap menarik diri, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan dan
kecenderungan untuk mudah putus asa terhadap hal-hal yang remeh.

6. Faktor Pemeliharaan Keamanan dan Keselamatan Kerja


Pada umumnya ada beberapa faktor yang mendorong suatu perusahaan perlu
melakukan pemeliharaan keamanan dan keselamatan kerja antara lain:
a). Kemanusiaan
Karyawan yang bekerja di perusahaan adalah manusia biasa bukan hanya
sebagai alat produksi tetapi juga merupakan aset perusahaan. Oleh sebab
itu, program pemeliharaan keamanan dan keselamatan kerja ini seharusnya
didorong oleh rasa belas kasihan sesama makhluk yaitu rasa
kemanusiaan. Sehingga para karyawan 
terhindar dari segala malapetaka dan marabahaya dalam melaksanakan
tugasnya sehari-hari.
b). Peraturan Pemerintah
Suatu Perusahaan bertujuan agar produknya itu dapat dipakai/digunakan
oleh masyarakat. Oleh sebab itu keberadaannya perlu diatur melalui
berbagai mekanisme peraturan perundang-undangan yang ada.
c). Ekonomi
Untung rugi dalam pemeliharaan keamanan dan keselamatan merupakan
kerja pendorong terkuat dalam suatu perusahaan. Hal ini dapat dipahami
bahwa suatu perusahaan dalam kegiatannya akan selalu bergerak  menurut
pertimbangan-pertimbangan ekonomis. Dengan pelaksanaan pemeliharaan
oleh perusahaan maka perusahaan itu harus mengeluarkan biaya yang
banyak. Namun biaya yang dikeluarkan akan lebih besar jika terjadi
kecelakaan kerja terhadap karyawan. Oleh sebab itu, perusahaan yang
melakukan pemeliharaan keamanan dan keselamatan kerja dapat berhemat
karena biaya pemulihan akibat kecelakaan dapat diperkecil.

 Pemeliharaan Kesehatan Kerja SDM


Sasaran Pemeliharaan kesehatan kerja SDM adalah terciptanya karyawan yang
sehat jasmani dan  rohani dalam melakukan pekerjaan. Karyawan yang sehat akan
memiliki kemampuan yang tinggi untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh
atasannya. Oleh sebab itu perusahaan berkewajiban melakukan pemeliharaan
kesehatan karyawan agar tujuan perusahaan dapat dicapi bersama-sama. Ada
beberapa macam cara yang bisa dilakukan perusahaan dalam pemeliharaan
kesehatan SDM antara lain:
a)  Penyediaan poliklinik khusus milik perusahaan
b)  Penyediaan dokter perusahaan
c)  Pemberian asuransi kesehatan atau penggantian biaya pemeliharaan kesehatan.

 Tujuan dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Adalah :
1). Sebagai alat mencapai derajat kesehatan tenaga kerja setinggi-tingginya,
baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja bebas.
2). Sebagai upaya mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan
akibat kerja, memelihara, meningkatkan kesehatan dan gizi tenaga kerja,
merawat efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia, memberantas
kelelahan kerja dan melipatgandakan gairah serta kenikmatan bekerja.
3). Memberi perlindungan kepada masyarakat sekitar perusahaan, agar
terhindar dari bahaya pengotoran bahan proses industrialisasi yang
bersangkutan, dan perlindungan masyarakat luas dari bahaya.

 Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan


Kerja
Dalam system penerapan system manajemen K3, organisasi wajib
melaksanakan ketentuan sebagai berikut :
1. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin
komitmen terhadap penerapan system manajemen K3.
2. Merencanakan pemenuhan kebijakan tujuan dan sasaran penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Menerapkan kebijakan, keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif
dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang
diperlukan mencapai kebijakan, tujuan, sasaran, keselamatan dan
kesehatan kerja.
4. Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja serta melakukan tindakan kebaikan dan pencegahan.
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan system manajemen
K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja.
6. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah menjamin keadaan,
keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmani maupun rohani manusia serta
karya 
dan budayanya yang tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada
umumnya dan manusia pada khususnya.

Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah menjamin keadaan,


keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmani maupun rohani manusia serta
karya dan budayanya yang tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada
umumnya dan manusia pada khususnya. Cara menanggulangi kesehatan
dan keselamatan kerja antara lain dengan cara :
a. Mengadakan unsur penyebab kecelakaan
b. Mengadakan pengawasan yang ketat

 Sasaran yang Hendak Dicapai oleh Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Adalah :
1. Tumbuhnya motivasi untuk bekerja secara aman.
2. Terciptanya kondisi kerja yang tertib, aman dan menyenangkan.
3. Mengurangi tingkat kecelakaan di lingkungan kantor.
4. Tumbuhnya kesadaran akan pentingnya makna keselamatan 
 Syarat Keselamatan
Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
berisi syarat keselamatan kerja, sebagai berikut :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
d.  Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian yang berbahaya.
e.   Memberi pertolongan pada kecelakaan
f.   Memberi alat perlindungan diri pada karyawan
g.  Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan
h.  Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
i.   Menyelenggarakan suhu udara yang baik dan cukup
j.   Memelihara kebersihan, kesehatan, ketertiban
k.  Memperoleh keserasian antara proses kerja

 Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan

Pelayanan Kesehatan Karyawan yang telah direkrut dari masyarakat dalam


keadaan baik, sehat baik fisik maupun mentalnya, maka bila nanti terjadi
pemutusan kerja, baik karena pensiun atau sebab yang lain juga dalam
keadaan yang sama, kecuali umur yang tidak dapat dikendalikan. Maka
menjadi sangat penting apabila institusi atau organisasi kerja memberikan
pelayanan terhadap karyawan dalam bentuk program pelayanan kesehatan
dan keselamatan kerja.
Dengan program ini karyawan terlindung dan terpelihara atau paling tidak
diminimalisasikan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan akibat kerja.
Dari segi hukum positif, pelayanan atau program kesehatan dan
keselamatan kerja ini juga telah diatur didalam Undang-Undang No.1
tahun 1970, tentang Undang-Undang Keselamatan Kerja.

Determinan atau faktor-faktor keselamatan kesehatan kerja


Untuk itu, maka diperlukan kondisi kerja yang kondusif terwujudnya
derajat kesehatan dan terhindarnya kecelakaan kerja bagi karyawan
sehingga disebut sebagai determinan kesehatan dan keselamatan kerja
yang antara lain mencakup :

a.         Beban kerja
Setiap pekerjaan apapun memerlukan 2  hal penting yakni pekerjaan-
pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran dan pekerjaan-pekerjaan
yang lebih memerlukan kekuatan-kekuatan fisik. Kedua hal ini
mempunyai keterbatasan-keterbatasan tersendiri. Siapa pun juga tidak
dapat dituntut dan dipaksakan untuk melaksanakan pekerjaannya melebihi
kemampuan yang dimilikinya. Apabila seseorang dituntut dan dipaksakan
untuk melakukan pekerjaan dapat terganggunya kesehatan atau terjadinya
kecelakaan kerja  bagi yang bersangkutan.
Oleh sebab itu, kesehatan dan keselamatan kerja berusaha agar para
karyawan baik yang menggunakan kemampuan pemikiran maupun
fisiknya membuat perencanaan pelayanan terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja.

b.     Beban tambahan
Beban tambahan bagi setiap tenaga kerja adalah lingkungan kerja
yang tidak kondusif. Lingkungan kerja yang tidak kondusif sering bahkan
selalu menghambat atau mempengaruhi kinerja dan pelaksanaan tugas
karyawan.
Lingkungan kerja sebagai beban tambahan karyawan di suatu institusi
antara lain :
1. Faktor fisik, misalnya penerangan dalam lingkungan kerja yang
tidak cukup, udara yang panas, pengap, Kurangnya ventilasi dalam
ruangan kerja, bising, ramai, kelembaban udara yang terlalu tinggi
atau rendah dan sebagainya.
2. Faktor kimia, yaitu terganggunya lingkungan kerja dengan adanya
bahan-bahan kimia yang menimbulkan bau tidak enak, bau gas,
polusi kendaraan bermotor, asap rokok, debu dan sebagainya.
3. Faktor biologi, yakni binatang atau serangga yang mengganggu
lingkungan kerja misalnya, lalat, nyamuk, kecoa, tanaman yang
tidak teratur, lumut dan sebagainya.
4. Faktor fisiologis, yakni peralatan kerja yang tidak sesuai dengan
ukuran tubuh,misalnya meja tulis atau komputer yang terlalu
pendek atau tinggi, meja dan kursi rapat tidak sesuai ukuran dan
sebagainya.
5. Faktor sosio-fisiologis, yakni suasana kerja yang tidak harmonis,
misalnya adanya kelompok-kelompok penggosip, adanya
kecemburuan satu dengan yang lainnya dan sebagainya.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan tidak menjadi
beban tambahan bagi karyawan, maka seorang manajer HRD atau
personalia, membuat skema untuk terwujudnya lingkungan kerja yang
kondusif untuk karyawan.

c.    Kemampuan kerja
       Kemampuan kerja dalam mengerjakan tugasnya berbeda satu dengan
yang lainnya. Meskipun pekerjaannya sama, dikerjakan oleh karyawan
yang tingkat pendidikannya sama, tetapi hasilnya berbeda. Perbedaan hasil
pekerjaan tersebut disebabkan karena perbedaan kemampuan yang dimiliki
oleh para karyawan tersebut. Kemampuan seseorang dalam menjalankan
tugasnya pada umumnya sejajar dengan prestasinya. Kemampuan
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah tingkat pendidikan.
Faktor lainnya yang mempengaruhi kemampuan seseorang antara lain:
kesehatan, status gizi, genetik, motivasi, latar belakang sosial, dan
lingkungan. Oleh sebab itu apabila akan meningkatkan kemampuan
karyawan harus dengan hati-hati. Tidak semua kemampuan harus
ditingkatkan melalui pelatihan. Orang tidak mampu menjalankan tugasnya
bukan karena tidak terampil tetapi karena mungkin tidak merasa fit atau
karena kurang asupan makanan bergizi atau tidak punya motivasi untuk
kerja.

 Skema Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Skema pelayanan kesehatan dan kecelakaan ini dapat dikelompokkan


menjadi dua, yakni program sebelumnya terjadi kasus gangguan kesehatan
dan kecelakaan kerja atau pencegahan (preventif) dan peningkatan
(promotif). Program kedua adalah pelayanan setelah terjadinya kasus
gangguan kesehatan atau kecelakaan kerja atau program kuratif dan
rehabilitasi.
1)  Skema pelayanan preventif dan promotif
Kesehatan sumber daya manusia sangat menentukan kinerja karyawan dan
pada gilirannya kinerja karyawan akan menentukan kemajuan dan
perkembangan organisasi atau institusi. Upaya-upaya preventif dan
promotif terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja ini antara lain
dalam bentuk :
a)   Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
Di institusi mana pun juga, sebelum mengangkat karyawan
pada umumnya melakukan berbagai macam tes, termasuk tes
kesehatan. Bahkan pada saat melamar, calon karyawan harus
melampirkan surat keterangan kesehatan dari dokter yang
berwenang. Tujuan pertama pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
ini di samping berguna bagi institusi yang akan menerima
karyawan tersebut juga bermanfaat calon karyawan yang
bersangkutan. Bagi institusi jelas akan memperoleh karyawan yang
sehat, dan sudah barang tentu secara fisik mampu menjalankan
tugas atau pekerjaannya yang akan dibebankan.
b)     Pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi karyawan
Pemeriksaan kesehatan secara berkala misalnya 1 tahun sekali
adalah sangat penting, akan lebih penting lagi utamanya bagi para
karyawan yang bekerja di tempat yang berisiko, misalnya di pabrik
semen, garmen, textile, pertambangan dan sebagainya. Hasil
pemeriksaan kesehatan secara berkala ini harus ditindak lanjuti
dengan upaya penyembuhan.

c) Tersedianya kantin di lingkungan tempat kerja


Kantin dilingkungan kerja sangat penting dan bermanfaat
bukan saja bagi karyawan, tetapi juga institusi tempat kerja. Bagi
karyawan tersedianya kantin dilingkungan kerja mempunyai
manfaat ganda yakni memudahkan karyawan untuk memperoleh
makan pada waktu istirahat siang, menghemat waktu, dan
berkualitasnya makanan dilihat dari kelengkapan gizinya karena di
bawah pengawasan institusi. Sedangkan bagi perusahaan, dapat
mempertahankan produktivitas kerja karyawan, karena waktu
karyawan yang hilang untuk memperoleh makan siang atau makan
malam dapat dicegah. Pengaruh tersedianya kantin di tempat ini,
status gizi karyawan dapat ditingkatkan, bahkan dapat
dipertahankan dan penyakit menular akibat makan yang kurang
higenis dapat dicegah.
d)     Terpeliharanya lingkungan kerja yang sehat
Lingkungan kerja sangat besar pengaruhnya terhadap
produktivitas kerja. Lingkungan kerja yang tidak baik, lingkungan
kerja yang tidak kondusif merupakan beban tambahan bagi tenaga
kerja. Banyak faktor yang terlibat dalam lingkungan kerja, baik
lingkungan sosio-fisiologis yang harus dipelihara sehingga
kondusif atau berpengaruh positif terhadap kesehatan dan
kecelakaan kerja karyawan antara lain :
a. Pencahayaan dan penerangan
b. Kebisingan
c. Penyejuk tempat kerja
d. Bebas serangga
e. Bau-bauan

 Skema Pelayanan Kuratif dan Rehabilitasi

Sebaik-baiknya upaya pencegahan baik yang dilakukan individu karyawan


maupun oleh perusahaan tempat kerja, tetapi masih juga terjadi kasus
gangguan kesehatan atau kecelakaan kerja yang di alami oleh karyawan di
institusi mana pun. Oleh sebab itu, pelayanan kuratif dan rehabilitasi tetap
diprogramkan oleh institusi kerja terutama perusahaan berisiko. Pelayanan
kuratif yang perlu dilakukan antara lain :
 Klinik
Klinik di lingkungan kerja sangat penting bagi karyawan yang mengalami
gangguan kesehatan atau kecelakaan kerja yang bersifat minor. Gangguan
kesehatan atau kecelakaan minor yang dialami oleh karyawan kalau tidak
segera dilakukan penanganan atau pertolongan pertama bisa berakibat
gangguan kesehatan yang besar sehingga memerlukan perawatan di rumah
sakit. Oleh sebab itu, perusahaan yang besar wajib menyelenggarakan
klinik atau poliklinik di lingkungan tempat kerja. Bagi perusahaan yang
kecil perlu ada unit PKK (Pertolongan Pertama Kecelakaan ).
 Psikiater/psikolog
Kelelahan fisik akibat kerja yang terjadi pada karyawan seperti telah
berkali-kali dan berlanjut menjadi kelelahan mental. Kelelahan mental
yang terus menerus, ditambah dengan persoalan pribadi, keluarga,
hubungan dengan teman kerja dan sebagainya yang di alami oleh
karyawan dapat mengakibatkan depresi pada karyawan yang
bersangkutan. Apabila sudah terjadi maka petugas kesehatan, termasuk
dokter umum di tempat kerja tersebut tidak mampu menanganinya. Oleh
sebab itu, bagi perusahaan-perusahaan yang berisiko tinggi wajib
menyediakan seorang psikiater.

7. Cara Menjalin Hubungan Baik Antara Perusahaan dan Karyawan

Karyawan dan perusahaan keduanya adalah hal yang saling berhubungan


dan membutuhkan karena tanpa ada karyawan, perusahaan tidak dapat
berjalan dengan baik. Demikian tanpa ada perusahaan bagaimana
karyawan dapat bekerja. Menjalin hubungan baik dengan karyawan,
berikut caranya :
1. Outing
Ajaklah karyawan untuk pergi outing karena biasanya di tempat outing
kita akan menemukan permainan ketangkasan yang akan membantu
karyawan dalam pengembangan diri. Untuk pergi ke tempat outing
perusahaan harus menggunakan mobil yang cukup besar sehingga
karyawan dapat pergi bersama dan biasanya jasa sewa mobil menyediakan
mini bus dan mobil besar lainnya yang sangat di perlukan oleh karyawan.
2. Liburan
Ajaklah karayawan liburan bersama seperti ke pantai, pulau, puncak,
taman wisata dan tempat liburan lainnya. Hal ini membantu karyawan
melupakan jenuh, kesal dan bosan dengan pekerjaan. Untuk pergi liburan
sebaiknya gunakan jasa sewa mobil karena jumlah karyawan yang cukup
banyak.
3. Makan Siang
Makan siang bersama mungkin menurut sebagian orang tidak berarti tapi
menurut saya mulailah menjalin hubungan baik melalui hal kecil seperti
makan siang bersama sehingga membuat karyawan merasa di hargai oleh
perusahaan.
4. Penghargaan
Berikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi karena karyawan
juga membutuhkan penghargaan dari hasil kerja mereka.

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengertian di atas, kami menyimpulkan bahwa Pemeliharaan adalah:


suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjaga karyawannya dan
mempertahankan kondisi fisik dan jiwa tenaga kerjanya dalam melakukan
pekerjaannya. Pemeliharaan SDM disini dimaksudkan sebagai suatu kegiatan
manajemen untuk mempertahankan stamina SDM dalam melakukan pekerjaannya
dalam perusahaan. Untuk memelihara stamina tenaga kerja maka perlu dilakukan
usaha perlindungan fisik, jiwa dan raga para karyawan dari berbagai ancaman
yang merugikan.
Adapun beberapa metode yang dapat dilakukan oleh manajer antara lain dengan
proses komunikasi atau proses pemindahan pengertian, memberikan insentif baik
dalam bentuk positif dan negatif.
Selain itu perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan pegawainya dengan
memberikan bonus, fasilitas dan pelayanan kepada karyawannya. Dengan
program kesejahteraan tersebut, karyawan dapat memenuhi kebutuhan fisik dan
mental karyawan beserta keluarganya. Pemberian kesejahteraan akan menciptakan
ketenangan, semangat kerja, dedikasi, disiplin, dan sikap loyal karyawan terhadap
perusahaan sehingga labour turnover relatif rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Manajemen Sumber daya Manusia – Bab X


Pemeliharaan. Dalam:http://literaturekonomi.blogspot.com/2010/04/manajemen-
sumberdaya-manusia-bab-x.html.
Anonim. 2013. Pemeliharaan
Karyawan. Dalam: https://www.facebook.com/ekis.stain.wtp/posts/60279183639
8557D
Emje, Dewi Ayu. 2012. Makalah Pemeliharaan Tenaga
Kerja. Dalam: http://ayuwidigda.blogspot.com/2012/07/v-
behaviorurldefaultvmlo.html.
Fitridewi, Wuland. 2012. Pemeliharaan
Karyawan. Dalam:http://wulandwords.blogspot.com/2012/12/pemeliharaan-
karyawan.html.
Rizqi, Ahmad Qoni’. 2012. Pemeliharaan Sumber Daya
Manusia. Dalam:http://arenamateribelajar.blogspot.com/2012/11/pemeliharaan-
sumber-daya-manusia.html
Sadina, Laurents. 2012. Makalah Pemeliharaan Tenaga Kerja
(MSDM). Dalam:http://elyasonlineshop.blogspot.com/2012/02/makalah-
pemeliharaan-tenaga-kerja-msdm.html.

Anda mungkin juga menyukai