Anda di halaman 1dari 18

PAPER

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (MSDM)

OLEH

NAMA : ANGGUN SRILESTARI


NIM : A1A118060
KELAS : R002/B
PRODI : Pendidikan Ekonomi

DOSEN PENGAMPU : Fachruddiansyah Muslim, S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JAMBI
2020/2021
PEMELIHARAAN

A. PENGERTIAN PEMELIHARAAN

Manusia merupakan unsur paling penting dalam proses-proses organisasi ataupun


proses kerja. Dalam hal ini manusia-lah yang sanggup memilih maju mundurnya sebuah
organisasi, dan pada pada dasarnya manusia-lah yang menjadi sumber daya yang perlu terus
dipelihara. Pemeliharaan ataupun perawatan SDM merupakan salah satu tindakan penting
untuk terus menghasilkan kualitas insan yang unggul serta mempunyai pengabdian tinggi.

Pengertian pemeliharaan (maintenance) berdasarkan Hasibuan (2000:176), ialah


“usaha mempertahankan dan atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan perilaku
karyawan, biar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk menunjang tercapainya
tujuan perusahaan”. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan kegiatan kesejahteraan yang
berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal dan
eksternal konsistensi.

Pemeliharaan (maintenance) ialah perjuangan mempertahankan dana atau meningkatkan


kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan, biar mereka tetap loyal dan bekerja produktif
untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Pemeliharaan (maintenance) karyawan
harus menerima perhatian yang sungguh-sungguh dari manajer. Jika pemeliharaan karyawan
kurang diperhatikan, semangat kerja, sikap, loyalitas karyawan akan menurun. Absensinya
dan turn-over meningkat, disiplin akan menurun, sehingga pengadaan, pengembangan,
kompensasi, dan pengintegrasian karyawan yang telah dilakukan dengan baik dan biaya yang
besar kurang berarti untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Supaya karyawan
semangat bekerja, ber-disiplin tinggi, dan bersikap loyal dalam menunjang tujuan perusahaan
maka fungsi pemeliharaan mutlak menerima perhatian manajer. Tidak mungkin karyawan
bersemangat bekerja dan konsentrasi penuh terhadap pekerjaanya jikalau kesejahteraan
mereka tidak diperhatikan dengan baik.
B. ASAS- ASAS PEMELIHARAAN KARYAWAN
1. Asas Manfaat dan Efesiensi
Pemeliharaan yang dilakukan harus efesien dan menawarkan manfaat yang optimal
bagi perusahaan dan karyawan. Pemeliharaan ini hendaknya meningkatkan prestasi kerja,
keamanan, kesehatan, dan loyalitas karyawan dalam mencapai tujuan. Asas ini harus di
program dengan baik supaya tidak sia-sia.

2. Asas Kebutuhan dan Kepuasan


Pemenuhan kebutuhan dan kepuasan harus menja didasar  kegiatan pemeliharaan
karyawan. Asas ini penting supaya tujuan pemeliharaan, kesehatan, dan perilaku karyawan
baik, sehingga mereka mau bekerja secara efektif dan efesien menunjang tercapainya
tujuan perusahaan.

3. Asas Keadilan dan Kelayakan


Keadilan dan kelayakan hendaknya dijadikan asas kegiatan pemeliharaan
karyawan. Karena keadilan dan kelayakan akan membuat ketenangan dan konsentrasi
karyawan terhadap tugas-tugasnya, sehingga disiplin, kerjasama, dan semangat kerjanya
meningkat. Dengan asa sini diharapkan tujuan pinjaman pemeliharaan akan tercapai.

4.  Asas Peraturan Legal


Peraturan-peraturan legal yang bersumber dari undang-undang, Keppres, dan
keputusan mentri harus dijadikan asas kegiatan pemeliharaan karyawan. Hal ini penting
untuk menghindari konflik dan intervensi serikat buruh dan pemerintah.

5. Asas Kemampuan Perusahaan

Kemampuan perusahaan menjadi anutan dan asas kegiatan pemeliharaan


kesejahteraan karyawan. Jangan hingga terjadi pelaksanaan pemeliharaan karyawan yang
mengakibatkan hancurnya perusahaan.

Dalam pemeliharaan dibutuhkan taktik dalam pelaksanaannya, pemilihan metode


yang tepat sangat penting, supaya pelaksanaannya efektif dalam mendukung tercapainya
tujuan organisasi perusahaan.Manajer yang cakap akan menerapkan metode yang sesuai dan
efektif dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Pemeliharaan keamanan, kesehatan, dan perilaku
loyal karyawan hendaknya dengan metode yang efektif dan efesien supaya tercapai manfaat
yang optimal.

C. TUJUAN PEMELIHARAAN
Pemeliharaan karyawan dilakukan dengan tujuan baik demi kepentingan perusahaan
maupun para karyawan. Pemeliharaan karyawan yang dilakukan untuk kepentingan
perusahaan adalah agar :
 Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
 Meningkatkan disiplin dan menurunkan ketidakhadiran karyawan.
 Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turn-over karyawan.
 Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan karyawan.
 Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.
 Memperbaiki kondisi fisik, mental, dan perilaku karyawan.
 Mengurangi konflik serta membuat suasana yang harmonis.
 Mengefektifkan pengadaan karyawan.

a)   Pentingnya Pemeliharaan Tenaga Kerja


Pemeliharaan SDM dimaksudkan sebagai suatu kegiatan administrasi untuk
mempertahankan stamina SDM dalam melaksanakan pekerjaan dalam perusahaan.
Dengan demikian yang bersangkutan tidak mengalami gangguan selama melaksanakan
kiprah yang diberikan kepadanya.
Faktor yang mendorong perlunya perusahaan melaksanakan pemeliharaan sumber
daya insan ialah :
 Sumber daya insan merupakan modal utama perusahaan yang apabila tidak
dipelihara dapat, menimbulkan kerugian bagi perusahaan
 Sumber daya insan ialah insan yang biasa yang mempunyai kelebihan, keterbatasan,
emosi dari perasaan yang gampang berubah dengan berubah-ubahnya lingkungan
sekitar
 Sumber daya insan yang kurang menerima perhatian dan pemeliharaan perusahaan
akan menimbulkan keresahan, turunnya semangat dan kegairahan kerja, merosotnya
loyalitas dan prestasi yang bersangkutan.
b)  Kegiatan Pemeliharaan Tenaga Kerja
Kegiatan pemeliharaan terhadap SDM yang dilakukan perusahaan melaksanakan
sasarn utama, yaitu tetap bertahannya SDM dalam melaksanakan kiprah yang
dibebankan kepadanya. SDM akan terdorong tetap bekerja menawarkan tenaganya,
kemampuannya, pikirannyya dan waktunya bagi perusahaan.

Kegiatan pemeliharaan sumber daya insan secara rinci untuk :

 Meningkatkan loyalitas SDM terhadap perusahaan.


 Meningkatkan motivasi dan disiplin kerja.
 Meningkatkan semangat dan kegairahan kerja
 Meningkatkan rasa aman, besar hati dan ketenangan jiwa SDM dalam melaksanakan
pekerjaan.
 Meningkatkan kinerja SDM.
 Menurunkan tingkat kemangkiran SDM.
 Menurunkan tingkat turn over SDM.
 Menciptakan suasana korelasi kerja yang serasi dan kebersamaan.

Penyusunan kegiatan kerja  ini  harus didasarkan pada kondisi konkret yang terdapat
dalam perusahaan dan kemungkinan masa tiba yang akan dihadapi.

Pada dasarnya pemeliharaan sanggup dilakukan perusahaan sanggup dibedakan


menjadi 3 macam, yaitu :

 Pemeliharaan SDM yang bersifat ekonomis


 Pemeliharaan SDM yang bersifat penyediaan fasilitas
 Pemeliharaan SDM yang berupa pinjaman pelayanan

c) Program Kesejahteraan Pegawai


Kegiatan pelayanan bagi pegawai diantaranya sanggup berupa :
(1) Program rekreasi, sanggup dibagi 2, yaitu :
 Kegiatan olahraga
 Kegiatan sosial
(2) Kefataria (kantin)
(3) Perumahan
(4) Beasiswa pendidika
(5) Konsultasi untuk memecahkan masalah
(6) Aneka ragam pelayanan lain

D. METODE PEMELIHARAAN
Pemilihan metode yang tepat bertujuan biar pelaksanaannya efektif dalam
mendukung tercapainya tujuan organisasi suatu perusahaan. Menurut Hasibuan dalam
bukunya yang berjudul “Manajemen Sumber Daya Manusia”, manajer seharusnya
menerapkan metode yang sesuai dan efektif dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

 Adapun metode-metode pemeliharaan antara lain:


 Komunikasi
 Insentif
 Kesejahteraan Karyawan
 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

 Berikut klarifikasi mengenai metode pemeliharaan


(1) Metode Komunikasi
Komunikasi ialah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau
informasi dari seseorang  ke orang lain.  Dalam memberikan informasi, komunikasi
sangat diperlukan. komunikasi berfungsi untuk instructive, informative, influencing,
dan evaluative.
Komunikasi disebut efektif jikalau informasi disampaikan secara singkat, jelas,
sanggup dipahami dan dilaksanakan sama dengan maksud komunikator. Melalui
komunikasi yang baik dan efektif maka permasalahan-permasalahan yang terjadi di
dalam perusahaan sanggup diselesaikan.  Konflik yang terjadi sanggup diselesaikan
melalui rapat dan musyawarah. Jadi, komunikasi sangat penting untuk membuat
pemeliharaan karyawan dalam perusahaan.

(2) Metode Insentif


Menurut Hasibuan dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia”, insentif
ialah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan tertentu berdasarakan prestasi
kerjanya biar karyawan terdorong meningkatkan produktivitas kerjanya.
 Adapun jenis insentif dalam buku Hasibuan terbagi atas dua yaitu:
 Insentif positif , ialah daya perangsang dengan menawarkan hadiah material atau
non material kepada karyawan yang prestasi kerjanya di atas prestasi standar.
 Insentif negatif , ialah daya perangsang dengan menawarkan ancaman eksekusi
kepada karyawan yang prestasi kerjanya di bawah prestasi standar.

 Selain jenis-jenisnya, Insentif juga mempunyai bentuk-bentuk insentif antara lain:


  Non material insentif, ialah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan
berbentuk penghargaan atau pengukuhan berdasarkan prestasi kerjanya.
Misalnya piagam, piala, medali.
 Sosial insentif, ialah daya perangsang yang diberikan pada karyawan
berdasarkan prestasi kerjanya, berupa akomodasi dan kesempatan untuk
membuatkan kemampuannya, ibarat promosi, mengikuti pendidikan atau naik
haji.
 Material insentif, ialah daya perangsang yang diberikan pada karyawan
berdasarkan prestasi kerjanya, berbentuk uang dan barang. material insentif ini
bernilai hemat sehingga sanggup meningkatkan kesejahteraan karyawan dan
keluarganya.
Metode insentif yang adil dan layak merupakan data penggagas yang
merangsang terciptanya pemeliharaan karyawan. Karena dengan pinjaman
insentif karyawan merasa menerima perhatian dan legalisasi terhadap prestasi
yang dicapainya, sehingga semangat kerja dan perilaku loyal karyawan akan
lebih baik. Material insentif ialah daya perangsang yang diberikan kepada
karyawan berdasarkan prestasi kerjanya, berbentuk uang dan barang. Material
insentif bernilai hemat sehingga sanggup meningkatkan kesejahteraan karyawan
beserta keluarganya.

(3) Metode Kesejahteraan Kasryawan


a) Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Menurut Hasibuan dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia”,
kesejahteraan karyawan ialah balas jasa komplemen (material dan non material)
yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan.
Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja ialah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan insan pada umumnya, hasil
karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Suma’mur (2002), keselamatan kerja merupakan rangkaian
perjuangan untuk membuat suasana kerja yang aman dan tentram bagi para
karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja ialah kondisi keselamatan
yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang
meliputi wacana kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan
kondisi pekerja.
Kesejaheraan yang diberikan sangatlah berarti dan bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan mental karyawan beserta keluarganya. Pemberian
kesejahteraan akan membuat ketenangan, semangat kerja, dedikasi, disiplin, dan
perilaku loyal karyawan terhadap perusahaan sehingga labour turnover relatif
rendah.

b) Tujuan Kesejahteraan
Pemberian kesejahteraan ini bertujuan mendorong biar tercapainya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat serta tidak melanggar peraturan legal
pemerintah. Tujuan pinjaman kesejahteraan antara lain :
 Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan karyawan kepada perusahaan.
 Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi karyawan beserta
keluarganya.
 Memotivasi gairah kerja, disiplin, dan produktivitas kerja karyawan.
 Menurunkan tingkat ketidakhadiran dan turnover karyawan.
 Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman.
 Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai kerjaan.
 Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas karyawan.
 Mengefektifkan pengadaan karyawan.
 Membantu membantu melaksanakan kegiatan pemerintah dalam
meningkatkan kualitas insan Indonesia.
c) Jenis – jenis kesejahteraan
Jenis-jenis kesejahteraan yang di berikan ialah finansial dan nonfinansial yang
bersifat ekonomis, serta pinjaman akomodasi dan pelayanan. Jenis kesejahteraan
yang akan diberikan harus selektif dan efektif mendorong terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan beserta keluarganya. Jadi, penentuan jenis kesejahteraan
harus hati-hati, bukan secara emosional atau asal-asalan. Berikut tabel Jenis
Kesejahteraan Karyawan yang biasa diberikan perusahaan kepada karyawannya
(Hasibuan, MSDM:188).

d)   Program Kesejahteraan
Ada tiga bentuk kegiatan kesejahteraan (pelayanan) karyawan, yaitu:
1) Program Kesejahteraan Ekonomi Karyawan, Program ini dirancang dan
diselenggarakan untuk melindungi keamanan ekonomi para karyawan.
 Jenis-jenis kegiatan ini antara lain:
- Pensiun
Pensiun diberikan bagi karyawan yang telah bekerja di perusahaan
untuk masa tertentu. pensiun merupakan salah satu kegiatan perusahaan
dalam rangka menawarkan jaminan keamanan financial bagi karyawan
yang sudak tidak produktif.
- Asuransi

     Perusahaan melaksanakan kolaborasi dengan perusahaan asuransi


untuk menanggung asuransi karyawannya. Program asuransi bisa
berbentuk asuransi jiwa, kesehatan atau asuransi kecelakaan.

- Pemberian Kredit
Perusahaan menawarkan kredit kepada karyawan yang
membutuhkannya, misalnya: mendirikan koperasi simpan pinjam.

2) Program Rekreasi dan Hiburan , Program rekreasi sangat perlu bagi karyawan,
lantaran para karyawan tersebut sudah bekerja secara rutin untuk mengatasi
ketegangan atau stress maka perlu karyawan tersebut menenangkan pikiran.
Program rekreasi yang sering dilakukan ialah kemping dan piknik.
3) Pemberian Fasilitas, Biasanya perusahaan menawarkan akomodasi kepada
karyawan untuk membantu keluhan karyawan dalam melaksanakan tugas-
tugas sehari-hari. Pemberian akomodasi bisa dalam bentuk antara lain:
- Penyediaan cafeteria - Fasilitas Kesehatan
- Perumahan - Fasilitas Pembelian
- Pendidikan

(4) Metode Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai arti yang penting baik bagi
perusahaan, terlebih karyawannya. Hal ini harus di tanamkan dalam diri masing-masing
karyawan melalui pembinaan ataupun penyuluhan dari perusahaan. Kesadaran akan
keselamatan dan kesehatan kerja membantu terwujudnya pemeliharaan karyawan yag
baik. Apabila tidak ada perhatian dalam keselamatan dan kesehatan kerja maka
kemungkinan akan menambah tingkat terjadinya kecelakaan kerja yang juga sanggup
menurunkan tingkat produksi. Hal ini sanggup menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

E.  PEMELIHARAAN KEAMANAN KERJA SDM


Pemeliharaan keamanan kerja SDM itu perlu dilakukan oleh setiap perusahaan,
dengan target biar SDM dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari sanggup berjalan lancer,
dan terlindungi dari hal-hal yang sanggup mengancam baik fisik maupun jiwanya. Bila
keamanan dan keselamatan kerja karyawan tidak terjamin dalam suatu perusahaan, maka
akan sanggup menimbulkan akibat-akibat yang merugikan kedua belah pihak, baik
karyawan maupun perusahaan. Dipihak karyawan akn timbul keraguan, kekhawatiran dalam
melaksanakan tugas, lantaran mereka merasa tidak mendapatkan proteksi keamanan dan
keselamatan kerjanya. Sebaliknya dipihak perusahaan, bila terjadi kecelakaan dalam
perusahaan akan mengakibatkan kerugian dan resiko berhentinya kegiatan produksi
perusahaan.
Pada umumnya ada beberapa faktor yang mendorong suatu perusahaan perlu
melaksanakan pemeliharaan keamanan dan keselamatan kerja antara lain:
a. Kemanusiaan
Karyawan yang bekerja di perusahaan ialah insan biasa bukan hanya sebagai alat
produksi tetapi juga merupakan asset perusahaan. Oleh alasannya itu, kegiatan
pemeliharaan keamanan dan keselamatan kerja ini seharusnya didorong oleh rasa belas
kasihan sesama makhluk yaitu rasa kemanusiaan. Sehingga para karyawan terhindar
dari segala malapetaka dan marabahaya dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.

b. Peraturan Pemerintah
Suatu Perusahaan bertujuan biar produknya itu sanggup dipakai/digunakan oleh
masyarakat. Oleh alasannya itu keberadaannya perlu diatur melalui banyak sekali
prosedur peraturan perundang-undangan yang ada. Salah satu undang-undangyang
mengatur keamanan dan keselamatan kerja ialah UU No.1 Tahun 1970 yang termuat
dalam lembaran Negara No.1 Tahun 1970.

c. Ekonomi
Untung rugi dalam pemeliharaan keamanan dan keselamatan kermerupakan kerja
pendorong terkuat dalam suatu perusahaan. Hal ini sanggup dipahami bahwa suatu
perusahaan dalam kegiatannya akan selalu bergerak  berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan ekonomis. Dengan pelaksanaan pemeliharaan oleh perusahaan maka
perusahaan itu harus mengeluarkan biaya yang banyak. Namun biaya yang dikeluarkan
akan lebih besar jikalau terjadi kecelakaan kerja terhadap karyawan. Oleh alasannya
itu, perusahaan yang melaksanakan pemeliharaan keamanan dan keselamatan kerja
sanggup berhemat lantaran biaya pemulihan tanggapan kecelakaan sanggup diperkecil.

F.  PEMELIHARAAN KESEHATAN KERJA SDM


Sasaran Pemeliharaan kesehatan kerja SDM ialah terciptanya karyawan yang sehat
jasmani dan  rohani dalam melaksanakan pekerjaan. Karyawan yang sehat akan mempunyai
kemampuan yang tinggi untuk melaksanakan kiprah yang diberikan oleh atasannya. Oleh
alasannya itu perusahaan berkewajiban melaksanakan pemeliharaan kesehatan karyawan
biar tujuan perusahaan sanggup dicapi bersama-sama.
Ada beberapa macam cara yang bisa dilakukan perusahaan dalam pemeliharaan
kesehatan SDM antara lain:

1.  Penyediaan poliklinik khusus milik perusahaan

2. Penyediaan dokter perusahaan

3. Pemberian asuransi kesehatan atau penggantian biaya pemeliharaan kesehatan.


Tujuan dari sistem administrasi keselamatan dan kesehatan kerja ialah :

1. Sebagai alat mencapai derajat kesehatan tenaga kerja setinggi-tingginya, baik buruh,
petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja bebas.
2.  Sebagai upaya mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan tanggapan kerja,
memelihara, menigkatkan kesehatan dan gizi tenaga kerja, merawat efisiensi dan daya
produktivitas tenaga manusia, memberantas kelelahan kerja dan melipatgandakan
gairah serta kenikmatan bekerja.

Memberi proteksi kepada masyarakat sekitar perusahaan, biar terhindar dari ancaman
pengotoran materi proses indrustrialisasi yang bersangkutan, dan proteksi masyarakuat luas
dari bahaya.

  Pedoman Penerapan  Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam


system penerapan system administrasi K3, organisasi wajib melaksanakan ketentuan sebagai
berikut :

1. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin akad terhadap
penerapan system administrasi K3.
2. Merencanakan pemenuhan kebijakan tujuan dan target penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja.
3. Menerapkan kebijakan, keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan
membuatkan kemampuan dan prosedur pendukung yang diharapkan mencapai
kebijakan, tujuan, sasaran, keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta
melaksanakan tindakan kebaikan dan pencegahan.
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan system administrasi K3 secara
berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamtan dan kesehatan
kerja.

Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja ialah menjamin keadaan, keutuhan dan
kesempurnaan, baik jasmani maupun rohani insan serta karya dan budayanya yang tertuju
pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan insan pada khususnya.
Cara menanggulangi kesehatan dan keselamatan kerja antara lain dengan cara:

 Mengadakan unsur penyebab kecelakaan


 Mengadakan pengawasan yang ketat

Sasaran yang hendak dicapai oleh keselamatan dan kesehatan kerja ialah :

 Tumbuhnyaü motivasi untuk bekerja secara aman.


 Terciptanya kondisi kerja yang tertib, aman dan menyenangkan.
  Megurangiü tingkat kecelakaan di lingkungan kantor.
 Tumbuhnya kesadaran akan pentingnya makna keselamatan kerja di lingkungan
kantor
  Meningkatkan produktivitas kerja.

Syarat Keselamatan
Undang-undang No.1 tahun 1970 wacana keselamatan dan kesehatan kerja berisi
syarat keselamatan kerja, sebagai berikut :
a.  Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b.  Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c.  Mencegah dan mengurangi ancaman peledakan
d. Memberi kesempatan atau jalam menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian yang berbahaya
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan
f.  Memberi alat proteksi diri pada karyawan
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit tanggapan kerja baik fisik
maupun psikis, keracunan, abuh dan penularan
i.  Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
j.  Menyelenggarakan suhu udara yang baik dan cukup
k. Memelihara kebersihan, kesehatan, ketertiban
l.  Memperoleh keserasian antara proses kerja

   Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan


Pelayanan Kesehatan Karyawan yang telah direkrut dari masyarakat dalam keadaan
baik, sehat baik fisik maupun mentalnya, maka bila nanti terjadi pemutusan kerja, baik
lantaran pensiun atau alasannya yang lain juga dalam keaddaan yang sama, kecuali umur
yang tidak sanggup dikendalikan. Maka menjadi sangat penting apabila institusi atau
organisasi kerja menawarkan pelayanan terhadap karyawan dalam bentuk kegiatan
pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja.
Dengan kegiatan ini karyawan terlindung dan terpelihara atau paling tidak
diminimalisasikan dari ganggguan kesehatan dan kecelakaan tanggapan kerja. Dari segi
aturan positif, pelayanan atau kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja ini juga telah
diatur didalam Undang-Undang No.1 tahun 1970, wacana Undang-Undang Keselamatan
Kerja.

Diterminan atau faktor-faktor keselamatan kesehatan kerja


Tujuan utama kesehatan dan keselamatan kerja ialah biar karyawan disebuah institusi
menerima kesehatan yang seoptimal mungkin sehingga mencapai  produktivitas kerja
yang setinggi-tingginya. Sedangkan tujuan keselamatan kerja ialah biar para karyawan di
sebuah institusi bebas dari segala kecelakaan tanggapan kerja atau gangguan-gangguan
yang lain sehingga menrunkan dan bahwa mengakibatkan hilangnya produktivitas kerja.
Untuk itu, maka diharapkan kondisi kerja yang aman terwujudnya derajat kesehatan dan
terhindarnya kecelakaan kerja bagi karyawan sehingga disebut sebagai diterminan
kesehatan dan keselamatan kerja yang antara lain meliputi :
 Beban kerja
Setiap pekerjaan apapun memerlukan 2  hal penting yakni pekerjaan-pekerjaan
yang lebih memerlukan pemikiran dan pekerjaan-pekerjaan yang lebih memerlukan
kekuatan-kekuatan fisik. Kedua hal ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan
tersendiri. Siapapun juga tidak sanggup dituntut dan dipaksakan untuk melaksanakan
pekerjaannya melebihi kemampuan yang dimilikinya. Apabila seseorang dituntut
dan dipaksakan untuk melaksanakan pekerjaan sanggup terganggunya kesehatan
atau terjadinya kecelakaan kerja  bagi yang bersangkutan.
Oleh alasannya itu, kesehatan dan keselamatan kerja berusaha biar para
karyawan baik yang memakai kemampuan pemikiran maupun fisiknya membuat
perencanaan pelayanan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.
 Beban tambahan
Beban tambahan bagi setiap tenaga kerja ialah lingkungan kerja yang tidak
kondusif. Lingkungan kerja yang tidak aman sering bahkan selalu menghambat atau
menghipnotis kinerja dan pelaksanaan kiprah karyawan.
Lingkungan kerja sebagai beban tambahan karyawan di suatu institusi antara
lain :
a. Faktor fisik, contohnya penerangan dalam lingkungan kerja yang tidak cukup,
udara yang panas, pengap, kurangnya ventilasi dalam ruangan kerja, bising,
ramai, kelembaban udara yang terlalu tinggi atau rendah dan sebagainya.
b. Faktor kimia, yaitu terganggunya lingkungan kerja dengan adanya bahan-
bahan kimia yang menimbulkan busuk tidak enak, busuk gas, polusi kendaran
bermotor, asap rokok, abu dan sebagainya.
c. Faktor biologi, yakni hewan atau serangga yang menggangu lingkungan kerja
misalnya, lalat, nyamuk, kecoa, tanaman yang tidak teratur, lumut dan
sebagainya.
d. Faktor fisiologis, yakni peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh,
contohnya meja tulis atau komputer yang terlalu pendek atau tinggi, meja dan
dingklik rapat tidak sesuai ukuran dan sebagainya.
e. Faktor sosio-fisiologis, yakni suasana kerja yang tidak harmonis, contohnya
adanya kelompok-kelompok penggosip, adanya kecemburuan satu dengan
yang lainnya dan sebagainya.

Untuk membuat lingkungan kerja yang aman dan tidak menjadi beban
tambahan bagi karyawan, maka seorang manager HRD atau personalia,
seyogyanya menbuat denah untuk terwujudnya lingkungan kerja yang aman
untuk karyawan.

 Skema pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja


Skema pelayanan kesehatan dan kecelakaan ini sanggup dikelompokan menjadi dua,
yakni kegiatan sebelumnya terjadi kasus gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja atau
pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif). Program kedua ialah pelayanan
sehabis terjadinya kasus gangguan kesehatan atau kecelakaan kerja atau kegiatan kuratif
dan rehabilitasi.
1)  Skema pelayanan preventif dan promotif
Kesehatan sumber daya insan sangat memilih kinerja karyawan dan pada
gilirannya kinerja karyawan akan memilih kemajuan dan perkembangan organisasi
atau institusi. Upaya-upaya preventif dan promotif terkait dengan kesehatan dan
keselamatan kerja ini antara lain dalam bentuk :
2) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
Di institusi manapun juga, sebelum mengangkat karyawan pada umumnya
melaksanakan banyak sekali macam tes, termasuk tes kesehetan. Bahkan pada
ketika melamar, calon kryawan harus melampirkan surat keterangan kesehatan
dari dokter yang berwenang. Tujuan pertama investigasi kesehatan sebelum kerja
ini di samping mempunyai kegunaan bagi institusi yang akan mendapatkan
karyawan tersebut juga bermanfaat calon kayawan yang bersangkutan. Bagi
institusi terperinci akan meperoleh karyawan yang sehat, dan sudah barang tentu
secara fisik bisa menjalankan kiprah atau pekerjaannya yang akan dibebankan.
3) Pemeriksaan kesehatan secara terjadwal bagi karyawan
Pemeriksaan kesehatan secara terjadwal contohnya 1 tahun sekali ialah sangat
penting, akan lebih penting lagi utamanya bagi para karyawan yang bekerja di
kawasan yang berisiko, contohnya di pabrik semen, garmen, textile,
pertambangan dan sebagainya. Hasil investigasi kesehatan secara terjadwal ini
harus ditindak lanjuti dengan upaya penyembuhan.
4)   Tersedianya kantin di lingkungan kawasan kerja
Kantin dilingkungan kerja sangat penting dan bermanfaat bukan saja bagi
karyawan, tetapi juga institusi kawasan kerja. Bagi karyawan tersedianya kantin
dilingkungan kerja mempunyai manfaat ganda yakni memudahkan karyawan
untuk memperoleh makan pada waktu istirahat siang, menghemat waktu, dan
berkualitasnya masakan dilihat dari kelengkapan gizinya lantaran di bawah
pengawasan institusi. Sedangkan bagi perusahaan, sanggup mempertahankan
produktivitas kerja karyawan, lantaran waktu karyawan yang hilang untuk
memperoleh makan siang atau makan malam sanggup dicegah. Pengaruh
tersedianya kantin di kawasan ini, status gizi karyawan sanggup ditingkatkan,
bahkan sanggup dipertahankan dan penyakit menular tanggapan makan yang
kurang hygines sanggup dicegah.
5) Terpeliharanya lingkungan kerja yang sehat
Lingkungan kerja sangat besar pengaruhnya terhadap produktivitas kerja.
Lingkungan kerja yang tidak baik, lingkungan kerja yang tidak aman
merupakan beban tambahan bagi tenaga kerja.
Banyak faktor yang terlibat dalam lingkungan kerja, baik lingkungan sosio-
fisiologis yang harus dipelihara sehingga aman atau kuat positif terhadap
kesehatan dan kecelakaan kerja karyawan antara lain :
·    Pencahayaan dan penerangan
·    Kebisingan
·    Penyejuk kawasan kerja
·    Bebas serangga
·     Bau-bauan

Skema pelayanan kuratif dan rehabilitasi


Sebaik-baiknya upaya pencegahan baik yang dilakukan individu karyawan maupun
oleh perusahaan kawasan kerja, tetapi masih juga terjadi kasus gangguan kesehatan atau
kecelakaan kerja yang di alami oleh karyawan di institusi manapun.
Oleh alasannya itu, pelayanan kuratif dan rehabilitasi tetap diprogramkan oleh
institusi kerja terutama perusahaan berisiko. Pelayanan kuratif yang perlu dilakukan
antara lain :
a.  Klinik
Klinik di lingkungan kerja sangat penting bagi karyawan yang mengalami
gangguan kesehatan atau kecelakan kerja yang bersifat minor. Gangguan kesehatan
atau kecelakaan minor yang dialami oleh karyawan kalau tidak segera dilakukan
penanganan atau pertolongan pertama bisa berakibat gangguan kesehatan yang besar
sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit. Oleh alasannya itu, perusahaan yang
besar wajib menyelenggarakan klinik atau poliklinik di lingkungan kawasan kerja.
Bagi perusahaan yang kecil perlu ada unit PKK (Pertolongan Pertama Kecelakaan ).

b. Psikiater/psikolog
Kelelahan fisik tanggapan kerja yang terjadi pada karyawan ibarat telah
berkali-kali dan berlanjut menjadi kelelahan mental. Kelelahan mental yang terus
menerus, ditambah dengan problem pribadi, keluarga, korelasi dengan sobat kerja dan
sebagainya yang di alami oleh karyawan sanggup mengakibatkan depresi pada
karyawan yang bersangkutan. Apabila sudah terjadi maka petugas kesehatan,
termasuk dokter umum di kawasan kerja tersebut tidak bisa menanganinya. Oleh
alasannya itu, bagi perusahaan-perusahaan yang beresiko tinggi wajib menyediakan
seorang psikiater.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/acer/Downloads/676-1321-1-SM%20(3).pdf

file:///C:/Users/acer/Downloads/5669-145-11477-1-10-20171103%20(1).pdf

Karyawan.  Dalam:http://wulandwords.blogspot.com/2012/12/pemeliharaan-karyawan.html.

Rizqi,AhmadQoni’.2012. PemeliharaanSumberDayaManusia. Dalam:http://arenamateribelaj
ar.blogspot.com/2012/11/pemeliharaan-sumber-daya-manusia.html Sadina, Laurents.
2012. Makalah Pemeliharaan Tenaga Kerja

Anda mungkin juga menyukai