Anda di halaman 1dari 9

DISLIPIDEMIA

Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan


peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama
adalah kenaikan kadar kolesterol total (Ktotal), kolesterol LDL (K-LDL), trigliserida (TG),
serta penurunan kolesterol HDL (K-HDL). Agar lipid dapat larut dalam darah, molekul lipid
harus terikat pada molekul protein (yang dikenal dengan nama apoprotein, yang sering
disingkat dengan nama Apo. Senyawa lipid dengan apoprotein dikenal sebagai lipoprotein.
Tergantung dari kandungan lipid dan jenis apoprotein yang terkandung maka dikenal lima
jenis liporotein yaitu kilomikron, very low density lipo protein (VLDL), intermediate
density lipo protein (IDL), low-density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein
(HDL).
Dislipidemia diklasifikasikan dalam bentuk dislipidemia primer (dislipidemis akibat
kelainan genetik) dan dislipidemia sekunder. Dislipidemia sekunder diartikan dislipidemia
yang terjadi sebagai akibat suatu penyakit lain (Diabetes mellitus, Hipotiroidisme, Penyakit
hati obstruktif, Sindroma nefrotik, Obat-obat yang meningkatkan kolesterol LDL dan
menuurunkan HDL (progestin, steroid anabolic, kortikosteroid, beta bloker). Pembagian ini
penting dalam menentukan pola pengobatan yang akan diterapkan.
A. TERAPI FARMAKOLOGI
Prinsip dasar dalam terapi farmakologi untuk dislipidemia adalah untuk menurunkan
risiko terkena penyakit kardiovaskular. Jika mengacu kepada studi-studi besar
pencegahan primer dan sekunder maka hanya statin yang menunjukkan bukti bukti yang
konsisten sedangkan obat obat yang lain belum mempunyai bukti yang cukup kuat.
Sehingga ACC/AHA 2013 merekomendasikan statin sebagai obat utama pada pencegahan
primer dan sekunder. Obat lain hanya dipakai apabila didapatkan kontraindikasi atau
keterbatasan pemakaian statin.
Terapi obat berdasarakan tipe lipoprotein

Klasifikasi Statin menurut ACC/AHA 2013 berdasarkan kemampuan menurunkan K-


LDL

Obat-obat dislipidemia
Berikut rincian lebih lanjut tentang mekanisme jenis obat dislipidemik :
1. Statin, Statin bekerja dengan mengurangi pembentukan kolesterol di liver dengan
menghambat secara kompetitif kerja dari enzim HMG-CoA reduktase. Pengurangan
konsentrasi kolesterol intraseluler meningkatkan ekspresi reseptor LDL pada
permukaan hepatosit yang berakibat meningkatnya pengeluaran LDL-C dari darah
dan penurunan konsentrasi dari LDL-C dan lipoprotein apo-B lainnya termasuk
trigliserida. Contoh : Atovarstatin, Rosuvastatin, Simvastatin, Provastatin, Lovastatin,
Fluvastatin, Pitavastatin)
2. Asam Fibrat, Obat ini menurunkan trigliserid plasma, selain menurunkan sintesis
trigliserid di hati. Obat ini bekerja mengaktifkan enzim lipoprotein lipase yang
kerjanya memecahkan trigliserid. Selain menurunkan kadar trigliserid, obat ini juga
meningkatkan kadar kolesterol-HDL yang diduga melalui peningkatan apoprotein A-
I, dan A-II. Contoh : Gemfibrozil, Bezafibrat, Cipofibrat, Fenofibrat. Saat Ini yang
dipasarkan di Indonesia adalah Gemfibrozil dan Fenofibrat.
3. Asam Nikotinik, Obat ini diduga bekerja menghambat enzim hormone sensitive
lipase di jaringan adiposa, dengan demikian akan mengurangi jumlah asam lemak
bebas. Diketahui bahwa asam lemak bebas ada dalam darah sebagian akan ditangkap
oleh hati dan akan menjadi sumber pembentukkan VLD. Dengan menurunnya sintesis
VLDL di hati, akan mengakibatkan penurunan kadar trigliserid, dan juga kolesterol-
LDL di plasma. Pemberian asam nikotinik temyata juga meningkatkan kadar
kolesterol-HDL. Efek samping yang paling sering terjadi adalah flushing yaitu
perasaan panas pada muka bahkan di badan.
4. Ezamtimibe, Obat golongan ezetimibe ini bekerja dengan menghambat absorbsi
kolesterol oleh usus halus. Kemampuannya moderate di dalam menurunkan
kolesterol LDL (15-25%). Pertimbangan penggunaan ezetimibe adalah untuk
menurunkan kadar LDL, terutama pada pasien yang tidak tahan terhadap pemberian
statin. Pertimbangan lainnya adalah penggunaannya sebagai kombinasi dengan statin
untuk mencapai penurunan kadar LDL yang lebih rendah.

Tatalaksana Hiperlipidemia
Sumber: PERKI, 2017, Panduan Tata Laksana Dislipidemia.
1. Seorang perempuan berumur 57 th melakukan pemeriksaan profil lipid darah,
didiagnosis menderita hiperlipidemia familial tipe 5. Obat yang direkomendasikan yaitu?
A. Simvastatin
B. Ezetimide
C. Gemfibrozil
D. Probukol
E. Kolestiramin
Jawaban: C. Gemfibrozil (Golongan Fibrat)

Dipiro ed 7 hal ketik 428

2. Dokter meresepkan tablet gemfibrozil kepada pasien dengan kondisi kadar trigliserida
yang tinggi yaitu 250 mg/dl. Bagaimana instruksi yang perlu disampaikan kepada pasien
terkait penggunaan obat tersebut?
A. Obat diminum 30 menit setelah makan
B. Obat diminum bersamaan dengan makanan
C. Obat diminum 1 jam setelah makan
D. Obat diminun ½ jam sebelum makan
E. Obat diminum setelah suapan pertama
Jawaban: D
3. Seorang pasien dengan penyakit kolesterol biasa mengkonsumsi simvastatin, dan disertai
fenitoin untuk mengurangi kejang. Namun saat pemeriksaan kolesterolnya masih tetap
tinggi. Fenomena apa yang terjadi ?
A. Fenitoin menghambat absorbsi simvastatin
B. Fenitoin menghambat distribusi simvastatin
C. Fenitoin mempercepat metabolisme simvastatin
D. Fenitoin mempercepat absorbsi simvastatin
E. Fenitoin memperlambat metabolisme simvastatin
Jawaban: E
Medscape.com

4. Seorang wanita berumur 56 tahun didiagnosa dokter hiperlipidemia dengan hasil


pemeriksaan laboratorium total kadar kolesterol 290 mg/dl, LDL 224 mg/dl, HDL
55mg/dl, TG 55mg/dl. Dokter memberikan obat simvastatin 10mg sekali 1 hari.
Informasi apa yang disampaikan kepada pasien tentang cara penggunaan obat :
A. Diminum bersama makan pada pagi hari
B. Diminum bersama makan pada siang hari
C. Diminum sebelum maan pada siang hari
D. Diminum sebelum makan pada malam hari
E. Diminum sebelum tidur pada malam hari
Jawaban: E
Hal ini disebabkan karena kinerja enzim pemroduksi kolesterol lebih aktif pada malam hari.
Dengan meminumnya saat enzim pemroduksi kolesterol sedang aktif-aktifnya, diharapkan
jumlah produksi kolesterol bisa ditekan dengan signifikan sehingga kadar kolesterol di dalam
tubuh bisa diturunkan dengan signifikan. Selain itu, tubuh mulai mensintesis kolesterol saat
asupan dari luar berkurang, yaitu malam hari sebelum tidur. Jadi, meminum obat statin di
malam hari bisa memberikan manfaat lebih besar dalam menurunkan kolesterol dibandingkan
dengan saat mengonsumsinya di pagi hari.

5. Seorang wanita berumur 45 tahun mengalami hiperlipidemia kemudian dokter


meresepkan simvastatin 20 mg 1x1 sehari yang digunakan malam hari. Apa upaya yang
dilakukan apoteker dalam memberikan informasi mengenai obat tersebut?
A. Terjadinya pembentukan lemak pada malam hari
B. Terjadinya penyerapan lemak pada malam hari
C. Tejadinya penguraian lemak pala Malam hari
D. Terjadinya absorpsi obat paling cepat pada malam hari
E. Tidak terganggunya metabolisme obat saat tidur
Jawaban: A

6. Seorang pasien Iaki-laki berusia 45 tahun datang ke rumah sakit dan mendapatkan obat
obatan antihiperlipidemia pasien mengalami pendarahan di gusi dan mudah mengalami
mermar. Dan hasil pemeriksaan laboratoium juga diketahui terjadi peningkatan nilai
protombin timenya. Kemungkinan obat apakah yang dapat meningkatkan Nilai
protombin time pada kasus?
A. Atorvastatin
B. Kolestiramin
C. Gemfibrozil
D. niasin
E. Probukol
Jawaban: B

Anda mungkin juga menyukai