Anda di halaman 1dari 13

GI Infeksi

A. Diare
 Definisi : perubahan frekuensi buang air besar menjadi lebih sering dari normal/ lebih
dari 3x per hari disertai perubahan konsistensi feses menjadi lebih encer.
 Klasifikasi diare berdasarkan durasinya :
- Akut : <14 hari
- Persisten : 2 – 4 minggu
- Kronis : >4 minggu
Diare infeksi bila etiologinya karena infeksi bakteri, virus, parasit, jamur atau toksin
dalam makanan.
 Penyebab gastroenteritis karena infeksi
Toksin dalam makanan (inkubasi < 6 jam) :
- Bacilluss cereus
- Staph. Aureus
- Clostridium spp. Enterotoxin
Bakteri (inkubasi 12-72 jam)
- Vibrio cholerae
- E. Colienterotoksigenik (ETEC)
- Shiga toxin-producing E.coli (EHEC)*
- E. Colienteroinvasif (EIEC)*
- Salmonella*
- Shigella *
- Campylobacter *
- Clostridium difficile *
(Ket : * diare berdarah)
 Obat atau golongan obta yang dapat memacu diare
1. Laksantif
2. Antasi yang mengandung magnesium (bersifat laksantif)
3. Antineoplastik (karena efek samping obat ini menyebabkan kerusakan pada sel
parietal saluran pencernaan sehingga memacu peristaltik)
4. Antibiotik (karena suprainfeksi atau merubah flora normal). Cth: clindamicin,
tetrasiklin, sulfonamid.
 Tatalaksana
a. Terapi suportif
Peroral : larutan garam gula, oralit, Larutan rehidrasi oral (LRO).

b. Terapi etiologis infeksi


o Terapi empiris diare untuk traveller. Pilihan antibiotik empiris utama
termasuk fluoroquinolon seperti ciprofloxacin atau levofloxacin.
Azitromisin merupakan opsi ketika resistensi fluoroquinolone.
o E. Coli patogen (EPEC), toksigenik (ETEC), hemoragic (EHEC),
Enterobacter aerogenes, Shigella sp :
- Kuinolon : siprofloksasin 2x 500 mg p.o, norfloksasin 2x 400 mg p.o,
levofloksasin 1 x 500 mg p.o selama 3 hari.
- Kotrimoksazol forte 2 x (160 mg + 800 mg) tab p.o selama 5 hari.
o Salmonella sp
- Kloramfenikol 4 x 500 mg p.o selama 10-14 hari
- Kuinolon : siprofloksasin 2x 500 mg p.o, norfloksasin 2x 400 mg p.o,
levofloksasin 1 x 500 mg p.o selama 3-5 hari hari.
- Kotrimoksazol forte 2 x (160 mg + 800 mg) tab p.o selama 10-14 hari.
c. Terapi simpatomatik
o Adsorbent (kaolin, attapulgite, smectite, karbon aktif, kolestiramin) :
bekerja dengan mengikat dan inaktivasi toksin bakteri/zat lain yang
menyebabkan diare.
o Probiotik : terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau
Saccaromyces boulardii, bila mengalami peningkatan jumlahnya di
saluran cerna akan memiliki efek yang positif karena berkompetisi
dengan bakteri patogen untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna.
o Antimomilitas (loperamid HCL, defenoksilat dengan atropin, tinktur
apium, tinktur opium comphor, paregoric, kodein) : mengurangi
ferkuensi BAB pada orang dewasa , tetapi tidak mengurangi volume
tinja.
o Bismuth subsalisilat : mengurangi volume tinja dan keluhan subyektif.
Diberikan setiap 4 jam, dapat mengurangi volume tinja pada diare akut
sampai 30 %.
Obat antidiare : Kontraindikasi bila feses berdarah,
immunocompromise, atau pada risiko sepsis.

 Tatalaksana diare pada anak

Manfaat zink :
- Pada saat diare, anak akan kehilangan zinc dalam tubuhnya. Pemberian Zinc
mampu menggantikan kandungan Zinc alami tubuh yang hilang tersebut dan
mempercepat penyembuhan diare. Zinc juga meningkatkan sistim kekebalan
tubuh sehingga dapat mencegah risiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah
anak sembuh dari diare.
- Obat Zinc merupakan tablet dispersible yang larut dalam waktu sekitar 30 detik.
- Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut dengan dosis sebagai berikut:
a. Balita umur < 6 bulan: 1/2 tablet (10 mg)/ hari
b. Balita umur ≥ 6 bulan: 1 tablet (20 mg)/ hari
B. PUD ( Peptic Ulcer Disease)
Tukak peptik (peptic ulcer disease) merupakan suatu penyakit gastrointestinal paling
umum yang memengaruhi saluran pencernaan bagian atas. Ulkus peptik kronis merupakan
kerusakan pada mukosa lambung (ulkus lambung) atau ulkus duodenum yang membutuhkan
asam lambung dalam pembentukannya.
CONTOH SOAL
1. Pasien positif terinfeksi shigella, AB lini pertama apakah yang sesuai disaat pasien
ingin mengonsumsi antasida?
a. Ciprofloxacin
b. Azitromisin
c. Levofloxacin
d. Ceftriaxon
e. Metronidazole
2. Seorang pria berusia 38 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam. Setelah
melakukan pemeriksaan lengkap, dokter mendiagnosis pasien tersebut terkena ulkus
peptikum akibat infeksi H. Pylori. Terapi apa yang sebaiknya diberikan?
a. Esomeprazole, metronidazole
b. Lansoprazole, amoxicilline, metronidazole
c. Omeprazole,klaritromisin, amoxicilline
d. Pantoprazole, amoxicilinne
e. Rabeprazole, klaritromisin, metronidazole.
3. Seorang pasien anak berumur 1 tahun mengalami diare, datang ke dokter dengan
keluhan sudah mengalami 7x BAB dalam sehari. Dilakukan pemeriksaan lab terhadap
feses, ditemukan ternyata diare disebabkan Clostridium difficile. Terapi yang tepat
untuk diberikan pada pasien adalah?
a. Kotrimoxazol
b. Sefotaksim
c. Metronidazole
d. Kloramfenicol
e. Siprofloxacin

4. Laki-laki kedokter dengan keluhan diare 6 kali, muntah 3 kali, nyeri perut, darah pada
feses. Dokter mendiagnosa diare spesifik Campylobacter jejunii. Antibiotik yang
tepat diberikan ?
a. Amoxicilline
b. Azithromicin
c. Ciprofloxacin
d. Cefixime
e. Klartiromisin
5. Seorang ibu mengantarkan anaknya yang berusia 3 tahun ke dokter akibat diare
selama 3 hari, dimana feses tidak berair, dan tidak berdarah. Dokter meresepkan zink
sirup. Bagaimana cara meminum zink sirup tersebut?
a. 10 mg selama 10-14 hari
b. 20 mg sehari selama 10-14 hari
c. 10 mg sehari selama masa diare
d. 20 mg sehari selama masa diare
e. 20 mg dua kali sehari selama masa diare
Pembahasan :
a. Balita umur < 6 bulan: 1/2 tablet (10 mg)/ hari
b. Balita umur ≥ 6 bulan: 1 tablet (20 mg)/ hari

Anda mungkin juga menyukai