ULKUS PEPTIKUM
Shania Faried
N11120071
Pembimbing Klinik:
dr. Kartin Akune Sp.A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
PENDAHULUAN
Gaster sebagai reservoir makanan berfungsi
menerima makanan/minuman, menggiling,
mencampur , dan mengosongkan makanan ke dalam
duodenum. Lambung yang selalu berhubungan
dengan semua jenis makanan, minuman, dan obat-
obatan akan mengalami iritasi kronik. Lambung
sebenarnya terlindungi oleh lapisan mukus, tetapi
oleh karena beberapa faktor iritan dapat
menimbulkan defek lapisan mukosa dan terjadi
difusi balik ion H+ sehingga dapat menimbulkan
ulkus gaster.
PENDAHULUAN
Lambung sebenarnya terlindungi oleh lapisan
mukus, tetapi oleh karena beberapa faktor
iritan dapat menimbulkan defek lapisan mukosa
dan terjadi difusi balik ion H+ sehingga dapat
menimbulkan ulkus gaster.
Definisi
• Ulkus peptikum adalah kerusakan pada lapisan
mukosa, submukosa hingga lapisan otot
saluran cerna yang disebabkan oleh aktivitas
pepsin dan asam lambung yang berlebihan.
Epidemiologi
• Setiap tahun 4 juta orang menderita
ulkus peptikum di seluruh dunia, sekitar
10%- 20% terjadi komplikasi dan sebanyak
2%- 14% didapatkan ulkus peptikum.
• Pada usia anak, usia yang paling sering
dikenai adalah 12-18 tahun; laki-laki
lebih banyak daripada perempuan.
Etiologi
Penyebab utama terjadinya ulkus peptikum
adalah rusaknya sawar yang disebabkan
oleh berbagai faktor diantaranya adalah :
MEDIKAMENTOSA
3. Terapi H-Pylori
Kombinasi obat yang dapat diberikan:
• Standard Triple Therapy
PPI (1-2 mg/kg/hari), ampisilin (50mg/kh/hari),
claritromicin (20mg/kg/hari) atau metronidazole
(20mg/kg/hari)
• Bismuth-based Quadruple Therapy
Bismuth subsalicylate (8 mg/kg/hari), ampicilin
(50 mg/kg/hari), dan metronidazole (20
mg/kg/hari)
MEDIKAMENTOSA
3. Terapi H-Pylori
Kombinasi obat yang dapat diberikan:
• Standard Triple Therapy
PPI (1-2 mg/kg/hari), ampisilin (50mg/kh/hari),
claritromicin (20mg/kg/hari) atau metronidazole
(20mg/kg/hari)
• Bismuth-based Quadruple Therapy
Bismuth subsalicylate (8 mg/kg/hari), ampicilin
(50 mg/kg/hari), dan metronidazole (20
mg/kg/hari)
TERAPI
NON MEDIKAMENTOSA
1. Mengatur frekuensi makan
2. Jumlah makanan
3. Jenis makanan
4. Mengendalikan stres
Komplikasi