DUODENUM
S I K N I R E T N O K . , S . F AR M . , M . S C . , AP T .
PENDAHULUAN
1
3
FISIOLOGI LAMBUNG
1. Sekresi Asam
• tjd di sel parietal pd mukosa lambung, bila
mendapat rangsang mk sel tsb a/ mensekresi
asam ke dlm lumen gastric.
• Tdp 3 senyawa endogen yg dpt merangsang
sel parietal scr spesifik, yi: asetilkolin, histamine
& gastrin
2. Sekresi Pepsin & Pepsinogen
• sel mukosa gastric mensekresi 2 tipe proenzim
proteolitik: pepsinogen kelp I (PG I) &
pepsinogen kelp II (PG II).
• Pepsin di aktifkan o/ pH asam (pH optimal 1,8-
3,5) , diinaktifkan scr timbal balik pd pH 4 &
dirusak scr tak terbalikkan pd pH 7.
4
2
LANJUTAN…
3. Perlindungan Mukosa
a. Sekresi Mukus
disekresi ke permukaan mukosa scr
berkesinambungan.
Fungsinya:
• melindungi sel2 utama & beraksi sbg lap
pelicin antara mukosa & kandungannya
• membentuk gel-mukus yg merintangi difusi
balik ion hidrogen
b. Sekresi Bicarbonat
disekresi o/ sel epitel permukaan lambung &
duodenum, pancreas, serta system empedu.
Ion hydrogen a/ dinetralkan bila berdifusi
lewat lapisan gel-mukus
5
LANJUTAN…
c. Prostaglandin
PGE2 diproduksi dlm lambung & sel
mukosa duodenum, merangsang
sekresi mucus & bikarbonat.
d. Alir darah mukosa
sangat penting u/ memelihara
keutuhan mukosa
3
PATOFISIOLOGI
Tukak peptic ganggan saluran cerna bagian atas
yg bersifat ulceratif, yg pembentukannya
memerlukan asam & pepsin.
Berdasarkan tingkat keparahan : akut (melibatkan
jaringan hingga ke submukosa) & kronis (menembus
hingga lapisan epitelium & jaringan otot lambung, bs
melibatkan pankreas/hati)
Patogenesis peny tukak (duodenum, lambung &
refluks esofagitis) dipengaruhi oleh keseimbangan
(antara faktor penyerang (spt asam, pepsin , H.pylori
& NSAID) vs faktor pertahanan (sptintegritas sel epitel,
lendir, bikarbonat & aliran darah mukosa))
4
9
5
DIAGNOSA
• Gejala menetap
• Test darah lengkap (Hb, WBC, dll)
• Test feces (darah pada feces)
• Endoscopy pada gastrointestinal
atas
• Biopsi pada jaringan lambung
• X-ray pada gastrointestinal atas
11
6
Farmakoterapi tukak lebih ditekankan pd penekanan sekresi as.lambung.
13
14
7
TATALAKSANA TERAPI
1. Pengatasan hipersekresi asam lambung
a. Penyekat aktivitas reseptor H2
sekresi asam lambung diperantarai o/ aktivitas
intrinsic histamine
• Contohnya; simetidin, ranitidine, famotidin,
nizatidin & roxatidin
• Masa pengobatan bagi penderita tukak
duodenum tanpa kompliksi adl 6-8 minggu
• Bagi penderita tukak lambung biasanya 8 minggu
• Bagi penderita dgn gangguan ginjal dosis
sebaiknya dikurangi
• Simetidin dpt berintx dgn obat yg memiliki IT
sempit eliminasinya a/ terhambat
15
16
8
LANJUTAN…
c. Penetral (antasida) basa lemah
berperan menetralkan as lambung dgn cara
mempertahankan pH cukup tinggi shg pepsin
tdk aktif, melindungi mukosa dr rasa nyeri &
melindungi mukosa.
• biasa digunakan bersama obat anti tukak yg
lain
• efek penetralan antasida pd perut kosong ± 15-
30 mnt.
• Bila dipakai 1 jam stl makan, makanan a/
memberikan efek penyangga ± 1jam,
pengosongan lambung tertunda &
memperpanjang efek penetralan antasida slm
2jam lagi.
17
LANJUTAN…
• Dipakai gabungan antara Al & Mg.
• Intx dpt tjd krn antasida dpt meningkatkan
pH gastric ,adsorbsi, kelasi, meningkatkan
pH urin dpt dihindari dgn memberi jeda
minimal 2 jam
• Intx a/ bermakna klinis bila diberikan
bersama: tetrasiklin, warfarin, digoksin,
INH, ketokenazol,dll.
18
9
LANJUTAN…
2. Peningkatan system perlindungan mukosa
dgn memakai sukralfat, mrpkan garam Al dr
disakarida tersulfatkan yg absorbsinya
disaluran cerna hanya 3-5%
• jika terkena asam ,sukralfat a/ membentuk s/
perekat kental yg scr elektostatik berikatan
dgn protein positif pada lubang tukak,
membentuk s/ barrier perlindungan difusi balik
ion hydrogen, pepsin, & garam empedu.
• Perlekatan pd lubang tukak berakhir slm 6 jam
stl pemberian scr oral.
• Intx obat tjd krn menghambat absorbsi obat:
fenitoin, teofilin, amitriptilin, warfarin
19
LANJUTAN…
3. Prostaglandin sitentik
analog PGE sintetik juga menghambat
sekresi asam dgn cara berikatan dgn
reseptor PGE. Contohnya: misoprostol
4. Sedian bismuth
• yg paling sering digunakan meliputi
bismuth subsalisilat (BSS), bismuth
subsitrat koloidal (BSK)
• Gastroprotektif lokal & merangsang
PGE
20
10
5. Pembasmian Faktor penyebab
hsl yg lebih ditunjukkan o/ kombinasi
bismuth-metronidazol dosis tinggi. Atau
tertasiklin/amoksislin – PPI.
• monoterapi: BSS, PPI, klaritomisin,
antagonis H2
• satu mikroba + 1 anti sekresi: amoksisilin +
PPI; klaritomisin + PPI
• 2 antimikroba + 1 antisekresi: metronidazol
+ amoksisilin + PPP; dll
21
DIPIRO 11 ed
22
11
23
24
12