Anda di halaman 1dari 5

PERTEMUAN 9

Hari / tanggal : Rabu, 22 April 2020


Dosen : dr. Yora Nindita, M.Sc.
Metode Pembelajaran : Daring
Judul : Interaksi Obat dan Makanan pada Pasien dengan
Gangguan Gastrointestinal

A. Pengertian
Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal adalah sistem organ dalam
manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat
gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang
bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari
tubuh.

B. Bagian-bagian
1. Mulut
a. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh
gigi belakang (molar).
b. Ludah (saliva) akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut
dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
2. Kerongkongan
Merupakan tabung berotot yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari
bagian mulut ke dalam lambung.
3. Lambung
a. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting : lendir, asam
klorida (HCl), pepsin.
b. Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.
c. HCl menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin
guna memecah protein dan berperan sebagai penghalang terhadap infeksi
dengan cara membunuh berbagai bakteri.
4. Usus halus
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
5. Usus besar
a. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
b. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti
vitamin K.
6. Anus
a. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah
keluar dari tubuh.
b. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
7. Pankreas
Pankreas melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
8. Hati
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan
kapiler. Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan
vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena
porta.
9. Empedu
a. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak.
b. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh.

C. Interaksi obat
1. Obat obyek, yakni obat yang aksinya atau efeknya dipengaruhi atau diubah oleh
obat lain (contoh: warfarin, digoksin, antihipertensi, kontrasepsi oral steroid).
2. Obat presipitan (precipitant drug), yakni obat yang mempengaruhi atau
mengubah aksi atau efek obat lain (contoh: aspirin, kloramfenikol, obat
diuretik).

D. Interaksi gastrointestinal
Interaksi gastrointestinal adalah interaksi dua/lebih obat yang diberikan secara
bersamaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan.
1. Interaksi langsung, yaitu interaksi secara fisik / kimia antara obat dalam lumen
saluran cerna sebelum diabsorpsi, sehingga mengganggu proses absopsi.
2. Perubahan Ph pada cairan saluran cerna akan mempengaruhi kelarutan dan
absopsi obat-obat yang bersifat asam atau basa.
3. Perubahan waktu pengosongan lambung dan waktu transit dalam usus
(motilitas saluran cerna).
4. Pemberian antibiotic spectrum luas (seperti : tetrasiklin, kloramfenikol,
ampisilin, sulfonamide) akan mempengaruhi flora usus sehingga menghambat
sintesa vitamin K oleh mikroorganisme usus.
5. Terapi kronik dengan asam mefanamat, neomisin dan kolkisin menimbullkan
sindrom malabsorpsi yang menyebabkan absorpsi obat lain terganggu.
6. Ada beberapa obat mengurangi jumlah absorpsi obat lain dengan mekanisme
yang tidak diketahui.

E. Interaksi antara obat dan makanan


1. Pembagian obat
a. Antasida, obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk
nyeri tukak peptik.
b. Obat penghambat sekresi asam lambung, obat ini diindikasikan untuk tukak
peptik karena dapat menghambat sekresi asam lambung.
c. Obat-obat yang meningkatkan mukosa lambung.
d. Digestan, obat yang membantu proses pencernaan. Obat ini bermanfaat pada
defisiensi satu atau lebih zat yang berfungsi mencerna makanan di saluran
cerna.
e. Laksansia, zat-zat yang menstimulasi gerakan peristaltik usus sebagai refleks
dari rangsangan langsung terhadap dinding usus dan dengan demikian
menyebabkan atau mempermudah buang air besar atau (defekasi) dan
meredakan sembelit.
f. Antidiare, obat yang digunakan untuk mencegah atau mengurangi terjadinya
diare.
g. Antiemetika, zat-zat yang berkhasiat menekan rasa mual dan muntah.
2. Mekanisme kerja obat
a. Antasida. Antasida dibagi kedalam dua golongan yaitu antasida sistemik dan
antaasida non sistemik. Antasida sistemik misalnya natrium bikarbonat,
diabsorbsi dalam usus halus sehingga menyebabkan urin bersifat alkalis.
Pada pasien dengan kelainan ginjal, dapat terjadi alkalosis metabolik kronik
natrium bikarbonat memudahkan nefrotiliasis fosfat. Antaida non sistemik
hampir tidak diabsorbsi dalam usus sehingga tidak menimbulkan alkalosis
metabolik.
b. Obat penghambat sekresi asam lambung. Penghambat pompa proton
merupakan penghambat sekresi asam lambung lebih kuat dari AH2. Obat ini
bekerja di terakhir proses asam lambung, lebih distal dari AMP. Pada obat
misoprostol, suatu analog metil ester prostaglandi E1. Obat ini berefek
menghambat sekresi HCL dan bersifat sitoprotektif untuk mencegah tukak
saluran cerna yang diinduksi obat-obat AINS.
c. Obat yang mempertahankan mukosa lambung contohnya sukralfat. Senyawa
alumunium sukrosa ini membentuk polimer mirip lem dalam suasana asam
dan terikat pada jaringan nekrotik tukak secara selektif. Sukralfat hampir
tidak diabsorbsi secara sistemik. Obat yang bekerja sebagai sawar terhadap
HCL dan pepsin ini terutama efektif terhadap tukak duodenum.
d. Obat penguat motilitas. Gerakan peristaltik lambung dan usus duabelas jari
dihambat oleh neurotransmiter dopamin. Efek ini ditiadakan oleh antagonis-
antagonis tersebut dengan jalan menduduki reseptor DA yang banyak
terdapat disaluran cerna dan otak.
e. Obat penenang. Sudah lama diketahui bahwa stres emosional membuat
penyakit tukak lambung bertambah parah, sedangkan pada waktu serangan
akut biasanya timbul kegelisahan dan kecemasan pada penderita. Guna
mengatasi hal-hal tersebut, penderita sering kali diterapi dengan antasida
disertai tambahan obat penenang.

F. Contoh interaksi obat dan makanan

Obat Makanan Mekanisme Obat Interaksi


Menghambat produksi asam
Makanan yang kaya akan
Telur, ikan, dengan berkompetisi secara
protein akan meningkatkan
tempe reversibel untuk mengikat
Cimetidine keasaman lambung sehingga
(kaya H2-
menghambat / mempersulit
protein) reseptor pada membran
kerja Cimetidine
basolateral sel parietal
Berbagai Mengontrol sekresi asam
Makanan dapat menghambat
jenis lambung dengan menghambat
absorpsi omeprazol sehingga
makanan pompa proton yang
Omeprazole kadar plasma omeprazol
(Karbohidrat, mentranspor
menurun dan efikasinya juga
lemak, ion H+ keluar dari sel parietal
menurun.
protein) lambung
Kafein meningkatkan produksi
Teh, kopi Melindungi mukosa saluran
asam lambung sehingga
Sukralfat kaya cerna dengan menstimulasi
menghambat / mempersulit
akan kafein prostaglandin mukosa cerna
kerja Sukralfat

Anda mungkin juga menyukai