Jessica Lawrence
11-2013-128
Definisi
Klasifikasi
Berdasarkan
pengelolaan penyakit,
Investigated : pemeriksaan
endoskopi.
Organik : ulkus peptik, ulkus gaster, ulkus
duodenum, atau bahkangastric cancer.
Fungsional : tidak ditemukan kelainan pada
saluran cerna bagian atas.
Uninvestigated.
Patofisiologi
Meningkatnya sensitifitas mukosa lambung
terhadap asam.
Ambang rangsang persepsi lebih rendah
Adanya disfungsi saraf otonom yaitu neuropati
vagal sehingga ada rasa cepat kenyang
Adanya stress psikologik
Masih belum jelas: pengaruh aktivitas
mioelektrik lambung, pengaruh hormonal,
pengaruh infeksi Helicobacter pylori, hubungan
dengan dismotilitas gastrointestinal, pengaruh
diet dan faktor lingkungan.
Penatalaksanaan
Lifestyle
PPI empirik
Pengobatan
Infeksi H. pylori
Prokinetik misalnya
metoklopramid
Ketidakseimbangan faktor
protektif dan merusak
Gastritis Kronik
Penyebab terbanyak gastritis kronik adalah:
Infeksi Hp
OAINS
Helicobacter pylori
Gastritis kronik non atropi predominasi antrum ->
Ulkus duodenum
Gastritis kronik atropi multifokal -> Ca gaster
OAINS
Topikal: bersifat asam -> kerusakan epitel
Sistemik: produksi PG turun.
Tukak Peptik
Tukak Gaster
FISIOLOGI GASTER
1.
2.
3.
1. OAINS
AGRESI
Asam HCl dan Pepsin
TUKAK PEPTIK
DEFENSIF
3. STRES
INFLAMASI
2. HP
GAMBARAN KLINIS
KOMPLIKASI:
Perdarahan
Perforasi
Obstruksi (gastric outlet obstruction): bisa temporer akibat
udema/spasme, bisa permanen akibat fibrosis
Penatalaksanaan
NON MEDIKAMENTOSA
Tanpa komplikasi: rawat jalan
Diet: Makanan biasa, lunak, tidak
merangsang, diet seimbang
Hindari rokok dan alkohol
Hindari OAINS, pilih golongan Cox2 inhibitor
selektif
MEDIKAMENTOSA
Antasida: untuk menghilangkan keluhan; dosis
4x30 cc. KI: gagal ginjal
Koloid bismuth: membentuk lapisan pelindung di
dasar tukak; dosis 2x2 tablet. ES: neurotoksik,
tinja hitam
Sukralfat: membentuk lapisan fisiko-kemikal pada
dasar tukak; dosis 4x1 gr. KI: gagal ginjal
Prostaglandin (misoprostol): sekresi HCl,
sekresi mukus, aliran darah mukosa; dosis
4x200 mg. ES: diare, mual, muntah
TERAPI BEDAH
INDIKASI
1.
Elektif: tukak refrakter/gagal pengobatan
2.
Darurat : perdarahan, perforasi, stenosis
pilorik
3.
Tukak gaster dengan dugaan keganasan
Tukak Duodenum
FAKTOR AGRESIF: H pylori dan OAINS
1.
H pylori:
-
OAINS:
- Efek langsung pada mukosa (asam
kerusakan epitel
- Efek sistemik yang menghambat kerja enzim
COX (siklooksigenase) sekresi PG
- Akibat sekresi PG:
Isoenzim COX:
Mikrosirkulasi
PG endogen menekan ekstravasasi
leukosit yang merangsang reaksi
inflamasi jaringan
Gejala klinis
Sindrom dispepsia, dengan periode remisi
dan eksaserbasi
Gejala alarm:
Eradikasi HP
Hentikan OAINS/pilih COX2
Antasida, H2RA, PPI, sukralfat
Patogenesis
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
GASTROSKOPI biopsi mukosa lambung
Tes serologi : IgG Helicobacter pylori
Urea breath test (UBT)
ERADIKASI HP
Sangat dianjurkan pada: ulkus duodeni,
ulkus ventrikuli, MALT lymphoma gaster
derajat keganasan rendah, riwayat kanker
lambung di keluarga, PA gastritis kronik
aktif, pasca reseksi kanker lambung dini,
gastritis atrofik
Konsensus Nasional Penatalaksanaan Infeksi
HP 2003:
Lini Pertama
Lini Kedua
1.
2.
3.
Selama 1 minggu
Dosis:
Omeprazol 2x20 mg
REFLUKS GASTROESOFAGEAL
Gastroesofageal reflux desease (GERD):
keadaan patologis akibat refluks kandungan
lambungkedalam esofagus.
Patogenesis: ketidakseimbangan antara
faktor defensif dan faktor ofensif dari bahan
refluksat.
Mekanisme:
Faktor defensif
Pemisah antirefluks (LES, Lower Esophageal
Sphincter)
Bersihan asam dari lumen esofagus
Ketahanan epitel esofagus
Faktor ofensif:
Asam lambung
Kelainan di lambung: dilatasi lambung, obstruksi
gastric outlet, delayed gastric emptying
Helicobacter pylori peranan kecil
Non acid reflux (reflukx gas) hipersensitifitas
viseral
Gejala
Nyeri/rasa tidak enak di epigastrium /
retrosternal bawah
Rasa nyeri: terbakar (heartburn), disfagia
(kesulitan menelan makanan), odinofagia
(rasa sakit waktu menelan), mual,
regurgitasi, rasa pahit di lidah
Gejala ekstraesofageal: non kardiac chest
pain, suara serak, laringitis, batuk,
bronkiektasis, asma
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Endoskopi SCBA:
Pemeriksaan lainnya
Pentalaksanaan
Target:
Terapi Medikamentosa
Supresi asam lebih efektif daripada
pemberian obat prokinetik untuk gangguan
motilitas
Ada 2 alur pendekatan
Pendekatan Step Up: H2RA PPI
Pendekatan Step Down: PPI H2RA
Simetidin 2 x 800 mg
Ranitidin 4 x 150 mg
Famotidin 2 x 20 mg
Prokinetik:
Metoklopramid:
antagonis reseptor dopamin
Efektivitas rendah, harus bersama PPI
Dosis 3 x 10 mg
Prokinetik:
Metoklopramid: 3 x 10 mg
Domperidon: 3 x 10 mg
Antag res dopamin, tidak melalui sawar darah-otak
Efektifitas klinis? Namun diketahui dapat tonus LES,
mempercepat pengosongan lambung
Cisapride: 3 x 10 mg
Antagonis res 5 HT4,
Sukralfat:
Diagnosis salah
GERD disertai kembung, cepat kenyang, mual
Perlu terapi PPI lebih lama
Barrett, adenoCa
Striktur, stasis lambung, disfungsi LES
KONSENSUS NASIONAL
PENATALAKSANAAN GERD 2004
GEJALA KHAS GERD
GEJALA ALARM [-]
USIA < 40 th
ENDOSKOPI
TERAPI MINIMAL
4 MINGGU
ON DEMAND
THERAPY
KAMBUH
SEKIAN
TERIMA KASIH