Anda di halaman 1dari 22

BAB I

KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi

Diare atau Gastroenteritis akut adalah pengeluaran feces lunak dan

tidak bermassa (Wilkinson, 2011). Adapun definisi lain dari Gastroeneritis

yaitu penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih

dari biasanya (>3 kali/ hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi

cair), dengan/ tanpa darah dan/ lendir.

Pengertian lain adalah defekasi cair/ encer >3 kali sehari dengan atau

tanpa darah dan atau lendir dalam tinja. Namun demikian secara umum akibat

gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang

terjadi akibat buang air besar cair dan suatu gejala dari banyak kondisi dan

dapat disebabkan oleh banyak penyakit (Diyono, 2013).

B. Etiologi

Menurut Diyono (2013), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan

penyebab utama diare paling umum, meliputi infeksi yang disebabkan

oleh :

1) Infeksi bakteri; E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobakter

sebagainya.

2) Infeksi virus; Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis),

Adenovirus, Rotavirus, Antrovirus dan lain-lain.

1
3) Infeksi parasit; Cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides),

Protozoa (Entamoeba histolitika, Giardia lambia, Trichomonas

hominis), Jamur (Candida albicans).

b. Infeksi Parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti;

otitis media akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis, bronchopneumonia,

enchefalitis dan sebagainya

2. Faktor Malabsorpsi:

a. Malabsorpsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan

sukrosa): monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).

b. Malabsorpsi lemak

c. Malabsorpsi protein

3. Faktor Makanan: Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4. Faktor Psikologis: Rasa takut dan cemas.

5. Faktor imunologik: defisiensi Ig A menyebabkan tubuh tidak mampu

mengatasi infeksi dan investasi parasit dalam usus.

C. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare adalah yang pertama

gangguanosmotik, akibat terdapatnya makanan yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam usus meningkat, sehingga terjadi

pergeseran air dan elektrolit dalam rongga usus, isi rongga usus yang

berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul

diare.

Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus

akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit kedalam rongga usus dan

selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

2
Ketiga, gangguan motalitas usus, terjadi hiperperistaltik akan

mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan

sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan

mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya diare pula.

Selain itu diare juga dapat terjadi akibat masuknya mikroorganisme

hidup kedalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung,

mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian, kemudian

mengeluarkan toksik dan akibat toksik tersebut terjadi hipersekresi yang

selanjutnya menimbulkan diare.

D. Manifestasi klinis

Menurut Rosdianah (2012), beberapa tanda dan gejala yang sering ditemukan

pada keadaan Gastroenteritis adalah:

1. Sering BAB dengan konsistensi fecer cair.

2. Badan lemas.

3. Dehidrasi: turgor kulit buruk, kulit kering, kadang lidah pecah-pecah.

4. Anorkesia, mual dan muntah.

5. Berat badan turun.

6. Selaput lendir pucat.

7. Perut nyeri dan tegang.

8. Peristaltik usus meningkat.

9. Anus kadang lecet.

10. Takikardi.

11. Ketidakseimbangan antara masukan dan keluaran.

12. Peningkatan serum natrium.

13. Urine pekat.

3
14. Perilaku tak konsntrasi, mudah terganggu.

15. Demam.

E. Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Diyono (2013), pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada

keadaan Gastroenteritis adalah:

1. Riwayat alergi pada obat-obatan dan makanan.

2. Pemeriksaan tinja makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar glukosa

jika diduga ada intoleransi glukosa, biakan kuman untuk mencari kuman

penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare

persisten).

3. Pemeriksaan darah: darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit.

4. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah.

5. Intubasi deodenal untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif

dan kualitatif terutama pada diare kronis.

F. Komplikasi

Menurut Mansjoer (2007), beberapa akibat diare, kehilangan cairan dan

elektrolit secara mendadak akibat diare dapat menjadi berbagai komplikasi

sebagai berikut :

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik).

2. Renjatan hipovolemik.

3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,

bradikardia, perubahan elektrokardiogram).

4. Hipoglikemia.

4
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi

enzim laktose.

6. Kejang, terjadi pada dehydrasi hipertonik.

7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).

G. Penatalaksanaan
Menurt Mansjoer (2007), pada orang dewasa, penatalaksanaan diare
akut akibat infeksi terdiri atas :

1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan. Empat hal penting yang

perlu diperhatikan adalah :

a. Jenis cairan: Pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit.

Diberikan cairan Ringer Laktat, bila tak tersedia dapat diberikan cairan

NaCl isotonik ditambah satu ampul Na bikarbonat 7,5 % 50 ml.

b. Jumlah cairan; Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah

cairan yang dikeluarkan. Kehilangan cairan tubuh dapat dihitung

dengan cara :

Tabel 1.1 Metode Pierce yang berdasarkan keadaan klinis :

Derajat Dehidrasi Kebutuhan cairan (X kg BB)


Ringan 5%
Sedang 8%
Berat 10% Sum

ber : Kapita Selekta Kedokteran, Mansjoer Arif, 2007.

5
2. Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi: Secara klinis, tentukan

jenis diare koleriform atau disentriform. Selanjutnya dilakukan

pemeriksaan penunjang yang terarah.

3. Terapi simtomatik: Obat antidiare bersifat simtomatik dan diberikan

sangat hati-hati atas pertimbangan yang rasional.

Tabel 1.3. Sifat beberapa golongan obat antidiare

Sifat Golongan
Antimotilitas
dan sekresi Turunan opiat
usus Difenoksilat (Lomotil)
Loperamid (Imodium)
Kodein HCl / Fosfat
Antiemetik Metoklopramid
Prokloprazin
Domperidon
Sumber : Kapita Selekta Kedokteran, Mansjoer Arif, 2007.

Antimotilitas dan sekresi usus seperti loperamid, sebaiknya jangan

dipakai pada infeksi salmonella, shigela, dan kolitis pseudomembran, karena

akan memperburuk diare yang diakibatkan bakteri enteroinvasif akibat

perpanjangan waktu kontak antara bakteri dengan epitel usus. Bila pasien

amat kesakitan, maka dapat diberikan obat antimotilitas dan sekresi usus di

atas dalam jangka pendek selama 1 – 2 hari saja dengan 3 – 4 tablet/hari, serta

memperhatikan ada tidaknya glaukoma dan hipertrofi prostat.

4. Terapi definitif: Pemberian edukasi yang jelas sangat penting sebagai

langkah pencegahan. Higiene perorangan, sanitasi lingkungan, dan

imunisasi melalui vaksinasi sangat berarti, selain terapi farmakologi yang

tertera pada tabel berikut:

6
Tabel. 1.4. Daftar obat dan dosis berdasarkan penyebab diare

Penyebab Obat Dosis (per Jangka


hari) Waktu
Kolera eltor Tetrasiklin 4 x 500 mg 3 hari
Kotrimoksazol 2 x 3 tab
(awal) 6 hari
Kloramfenikol 2x2 tab 7 hari
E. Coli Tak memerlu- 4x500 mg
kan terapi
Salmonelosis Ampisillin 10-14 hari
Kotrimoksazol 4x1 g 10-14 hari
Siprofloksasin 4x500 mg 3-5 hari
Shigelosis Ampisillin 2x500 mg 5 hari
Kloramfenikol 4x1 g 5 hari
Amebiasis Metronidazol 4x500 mg 3 hari
Tinidazol 4x500 mg 3 hari
Secnidazol 1x2 g 3 hari
Tetrasiklin 1x2 g 10 hari
Giardiasis Kuinakrin 4x500 mg 7 hari
Klorokuin 3x100 mg 5 hari
Metronidazol 3x100 mg 7 hari
Kandidosis Mikostatin 3x250 mg 10 hari
Virus Simtomatik & 3x500.000
suportik Unit
Sumber : Kapita Selekta Kedokteran, Mansjoer Arif, 2007.

H. Prognosis

Penyebab diare akut mendadak tersering adalah virus, maka tidak ada

pengobatan yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh

dengan sendirinya setelah beberapa hari. Diare akut dapat disembuhkan

dengan pemberian makanan seperti biasa dan minuman/cairan yang cukup

saja. Mencoba untuk menyembuhkan diare dengan obat seperti menyumbat

saluran pipa yang akan keluar menyebabkan aliran balik dan akan

memperbanyak salauran tersebut.

7
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), beberapa data yang dapat
diperolah dari pengkajian pada klien dengan Gastroenteritis yaitu melalui
pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi,observasi, dan
pemeriksaan fisik :
1. Identitas klien.
2. Riwayat keperawatan.
a. Awal kejadian: Awalnya suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian
timbul diare
b. Keluhan utama: Feses semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak
air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun.
Turgor kulit berkurang,selaput lendir mulut dan bibir
kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
c. Riwayat kesehatan masa lalu.
d. Riwayat penyakit keluarga.
3. Diagnosis Medis dan Terapi: Gastroenteritis Akut dan terapi obat
antidiare, terapi intravena, dan antibiotic.
4. Pengkajian Pola Gordon (Pola Fungsi Kesehatan).
a. Persepsi Kesehatan: pasien tidak mengetahui penyebab penyakitnya,
higienitas pasien sehari-sehari kurang baik.
b. Nutrisi metabolic: diawali dengan
mual,muntah,anopreksia,menyebabkan penurunan berat bada pasien.
c. Pola eliminasi: akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4
kali sehari,BAK sedikit atau jarang.
d. Aktivitas: akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan
adanya nyeri akibat distensi abdomen yakni dibantu oleh orang lain.
e. Tidur/istirahat: akan terganggu karena adanya distensi abdomen
yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.

8
f. Kognitif/perceptual : pasien masih dapat menerima informasi namun
kurang berkonsentrasi karena nyeri abdomen.
g. Persepsi diri/konsep diri: pasien mengalami gangguan konsep diri
karena kebutuhan fisiologis nya terganggu sehingga aktualisasi diri
tidak tercapai pada fase sakit.
h. Seksual/reproduksi: mengalami penurunan libido akibat terfokus
pada penyakit.
i. Peran hubungan: pasien memiliki hubungan yang baik dengan
keluarga dan peran pasien pada kehidupan sehari-hari mengalami
gangguan.
j. Manajemen koping/stress: pasien mengalami kecemasan yang
berangsur-angsur dapat menjadi pencetus stress. Pasien memiliki
koping yang adekuat.
k. Keyakinan/nilai:pasien memiliki kepercayaan, pasien jarang
sembahyang karena gejala penyakit.

B. Diagnosa
1. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi, atau malabsorbsi usus.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan banyak
melalui rute normal (diare berat, muntah).
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan intake makanan
4. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi
kulit/jaringan
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan klien sering terjaga
6. Resiko infeksi berhubungan dengan pemajanan terhadap patogen
lingkungan meningkat
7. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan eksresi atau BAB sering
8. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
9. Defisiensi pengetahuan tentang penyakit, dan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya paparan informasi.

9
C. Intervensi Keperawatan

Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

Diare berhubungan dengan NOC NIC


inflamasi, iritasi, atau a. Bowel elimination Diarhea Management
1
malabsorbsi usus. b. Fluid balance 1. Identifikasi faktor penyebab diare
1
c. Hydration R : Menjadi dasar dalam pemberian
d. Electrolyte and acid base balance intervensi selanjutnya.
2. Observasi dan catat frekuensi defekasi,
Setelah dilakukan tindakan keperawatan karakteristik feses.
selama …. Pasien tidak mengalami R : Membantu membedakan penyakit
diare, dengan kriteria hasil: individu dan mengkaji beratnya episode
1. Feses terbentuk, BAB sehari sekali- diare
tiga hari
3. Monitor tanda dan gejala diare
2. Menjaga daerah sekitar rectal dari
R : Mengetahui tingkat keparahan yang
iritasi
dialami klien
3. Tidak mengalami diare
4. Observasi turgor kulit secara rutin
4. Menjelaskan penyebab diare dan

10
rasional tindakan R : Menjadi dasar dalam penentuan
5. Mempertahankan turgor kulit derajat dehifrasi
5. Kolaborasi dalam pemberian obat anti
diare
R : Mempercepat proses penyembuhan
2 Resiko Kekurangan NOC NIC
2
volume cairan a. Fluid Balance Fluid Management
berhubungan dengan b. Hydration 1. Monitor vital sign
kehilangan banyak melalui c. Nutritional status : Food and Fluid R : menjadi dasar penentuan intervensi
rute normal (diare berat, selanjunya
muntah). Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Monitor status hidrasi (kelembaban
selama …. Volume cairan adekuat, membran mukosa, nadi adekuat)
dengan kriteria hasil: R : status hidrasi dapat menunjukkan
1. TTV dalam batas normal tingkat dehidrasi yang dialami pasien
2. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, 3. Monitor masukan makanan/cairan dan
elastisitas turgor kulit baik, hitung intake cairan
membran mukosa lembab, tidak ada R : memberikan informasi tentang
rasa haus yang berlebihan keseimbangan cairan, fungsi ginjal dan
control penyakit usus juga merupakan

11
pedoman untuk penggantian cairan.
4. Dorong keluarga untuk membantu pasien
makan
R : mempertahankan intake cairan
5. Kolaborasikan pemberian cairan IV
R : mempertahankan istirahat usus akan
memerlukan penggantian cairan untuk
memperbaiki kehilangan
3 Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC
3
kurang dari kebutuhan a. Nutritional status : food and fluid 1. Kaji adanya alergi makanan
tubuh berhubungan dengan intake R : menjadi dasar dalam pemberian
penurunan intake makanan b. Nutritional status : nutrient intake nutrisi
c. Weight control 2. Monitor mual dan muntah
R : mengetahui jumlah output cairan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3. Anjurkan kepada pasien untuk banyak
selama….nutrisi kurang teratasi dengan minum
indikator: R : minum air putih yang banyak dapat
1. Albumin serum mencegah dehidrasi
4. Informasikan kepada pasien dan keluarga

12
2. Pre albumin serum tantang manfaat nutrisi
3. Hematokrit R : memberi pemahaman kepada pasien
4. Hemoglobin dan keluarga manfaat nutrisi
5. Total iron binding capacity 5. Kolaborasi dengan dokter tentang
pemberian suplemen makanan seperti
NGT atau TPN
R : pemberian suplemen makanan untuk
mempertahankan intake yang adekuat

4 Nyeri berhubungan dengan NOC NIC


4
hiperperistaltik, diare lama, a. Pain Level, 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
iritasi kulit/jaringan b. pain control, komprehensif termasuk lokasi,
c. comfort level karakteristik, durasi, frekuensi dan
kualitas nyeri.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan R : mengetahui tingkat neyri yang
selama …. Pasien tidak mengalami dirasakan pasien
nyeri, dengan kriteria hasil: 2. Observasi reaksi nonverbal dari
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu ketidaknyamanan
penyebab nyeri, mampu R : reaksi nonverval dapat menunjukkan

13
menggunakan tehnik tingkat nyeri yang dirasakan pasien
nonfarmakologi untuk mengurangi 3. Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
nyeri, mencari bantuan) napas dalam, relaksasi, distraksi, kompres
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang hangat/ dingin
dengan menggunakan manajemen R : teknik non-farmakologi dapat
nyeri membantu pasien untuk mengurangi nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala, yang dirasakan
intensitas, frekuensi dan tanda 4. Berikan informasi tentang nyeri seperti
nyeri) penyebab nyeri, berapa lama nyeri
4. Menyatakan rasa nyaman setelah berlangsung nyeri akan berkurang
nyeri berkurang R : menambah pengetahuan pasien dan
5. Tanda vital dalam rentang normal keluarga tentang penyakit yang dialami
5. Kolaborasi pemberian obat analgetik
R : pemberian analgetik dapat
mengurangi nyeri

5 Gangguan pola tidur NOC : NIC :

14
5 berhubungan dengan klien a. Anxiety reduction Sleep Enhancement
sering terjaga b. Comfort level 1. Monitor atau catat kebutuhan tidur pasien
c. Pain level setiap hari dan jam
d. Rest : Extent and pattern R : mengetahui perubahan pola tidur
e. Sleep : Extend and pattern pasien
2. Ciptakan lingkungan yang nyaman
Seterlah dilakukan tindakan R : agar pasien dapat beristirahat dengan
keperawatan selama …. Pasien tidak nyaman
mengalami gangguan pola tidur, dengan 3. Beri posisi yang nyaman
kriteria hasil: R : memudahkan dalam beristirahat
1. Jumlah jam tidur dalam batas 4. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
normal R : menambah pengetahuan pasien dan
2. Pola tidur, kualitas dalam batas keluarga tentang pentingnya istirahat-
normal tidur
3. Perasaan segar sesudah tidur atau 5. Diskusikan dengan pasien dan keluarga
istirahat tentang teknik tidur pasien
4. Mampu mengidentifikasi hal-hal R : agar keluarga mengetahui teknik tidur
yang meningkatkan tidur pasien sehingga keluarga dapat
berpartisipasi dalam membantu pasien

15
untuk bisa istirahat tidur.
5 Resiko infeksi NOC : NIC
6
berhubungan dengan a. Immune Status 1. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
pemajanan terhadap b. Knowledge : Infection control tindakan keperawatan
patogen lingkungan c. Risk control R : meminimalisir resiko terjadinya
meningkat infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Batasi pengunjung bila perlu
selama…… pasien tidak mengalami R : mengurangi tingkat kontaminasi
infeksi dengan kriteria hasil: pasien dengan orang lain
1. Klien bebas dari tanda dan gejala 3. Intruksikan kepada pengunjung untuk
infeksi mencuci tangan saat berkunjung dan
2. Menunjukkan kemampuan untuk setelah berkunjung meninggalkan pasien
mencegah timbulnya infeksi R : mencegah terjadinya infeksi silang
3. Jumlah leukosit dalam batas normal 4. Inspeksi kulit dan membran mukosa
4. Menunjukkan perilaku hidup sehat terhadap kemerahan, panas, drainase
5. Status imun, gastrointestinal, R : mengetahui terjadinya infeksi dan
genitourinaria dalam batas normal menjadi dasar penetuan intervensi
selanjutnya

16
5. Tingkatkan intake nutrisi
R : nutrisi yang adekuat dapat
memperkuat sistem imunitas tubuh
6. Instruksikan kepada pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
R : mencegah terjadinya infeksi

8 Kerusakan integritas kulit NOC NIC


7
berhubungan dengan a. Tissue integrity : Skin and Mucous Pressure Management
eksresi atau BAB sering Membranes 1. Monitor status nutrisi pasien
b. Hemodyalis akses R : mengetahui status nutrisi pasien
2. Monitor kulit akan adanya kemerahan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan R : kemerahan menandakan adanya infeksi
selama…… pasien tidak mengalami 3. Mobilisasi pasien setiap dua jam sekali
kerusakan integritas kulit dengan R : meminimalisir terjadinya kerusakan
kriteria hasil: pada jaringan
1. Integritas kulit yang baik dapat 4. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
dipertahankan kering
2. Tidak ada luka/lesi pada kulit R : mencegah terjadinya kerusakan

17
3. Perfusi jaringan baik integritas kulit
4. Menunjukkan pemahaman dalam 5. Anjurkan pasien untuk menggunakan
proses perbaikan kulit dan mencegah pakaian yang longgar
terjadinya cedera berulang R : supaya ada sirkulasi udara sehingga
5. Mampu melindungi kulit dan dapat mencegah terjadinya kerusakan
mempertahankan kelembaban kulit jaringan
dan perawatan alami
8 Ansietas berhubungan NOC NIC
8
dengan perubahan status - Kontrol kecemasan Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
kesehatan - Koping 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
R : memberikan rasa nyaman kepada
Setelah dilakukan asuhan selama …… pasien
kecemasan klien teratasi dgn kriteria 2. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
hasil: dirasakan selama prosedur
1. Klien mampu mengidentifikasi dan R : agar klien dapat mengerti dan
mengungkapkan gejala cemas memahami prosedur yang akan
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dilaksanakan
dan menunjukkan tehnik untuk 3. Instruksikan kepada pasien untuk
mengontol cemas

18
3. Vital sign dalam batas normal menggunakan teknik relaksasi
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, R : dapat mengurangi kecemasan pasien
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas 4. Libatkan keluarga untuk mendampingi
menunjukkan berkurangnya pasien
kecemasan R : support dari keluarga dapat
mengurangi kecemasan pasien
5. Kolaborasi pemberian obat anti cemas
R : pemberian obat cemas dapat
menurunkan kecemasan pasien

9 Defisiensi pengetahuan NOC: NIC


9
tentang penyakit, dan a. Kowlwdge : disease process Teaching : disease process
pengobatan berhubungan b. Kowledge : health Behavior 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang
dengan kurangnya Setelah dilakukan tindakan keperawatan penyakitnya
paparan informasi. selama …. pasien menunjukkan R : mengetahui apa yang diketahui
pengetahuan tentang proses penyakit pasien tentang penyakitnya
dengan kriteria hasil: 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
1. Pasien dan keluarga menyatakan bagaimana hal ini berhubungan dengan
pemahaman tentang penyakit, anatomi fisiologi, dengan cara yang tepat

19
kondisi, prognosis dan program R : memberi pemahaman kepada pasien
pengobatan agar pasien mengerti proses terjadinya
2. Pasien dan keluarga mampu penyakit yang dialami
melaksanakan prosedur yang 3. Gambarkan kondisi dan gejala yang bisa
dijelaskan secara benar muncul pada penyakit, dengan cara yang
Pasien dan keluarga mampu tepat
menjelaskan kembali apa yang R : agar pasien mengetahui gejala yang
dijelaskan perawat/tim kesehatan bisa muncul
lainnya 4. Instruksikan pasien mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang
tepat
R : intervensi cepat dapat mencegah
komlikasi yang serius
5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang
R : mencegah komplikasi yang mungkin
terjadi sehingga pasien dapat hidup

20
dengan kualitas hidup yang lebih baik

21
DAFTAR PUSTAKA

Diyono. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Sistem Pencernaan.


Jakarta; Kencana.

Mansjoer, Arief. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta; Media Aesculapius.

Rosdianah. 2012. Pemeriksaan Fisik Diagnostik. Makassar; Alauddin University


Press.

Tarwoto dan Wartonah. 2011. Kebutuhan dasar manusia dan proses


keperawatan. Jakarta; Salemba Medika.

Wilkinson. Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosa


NANDA, NIC NOC. Jakarta; EGC.

22

Anda mungkin juga menyukai