A. Definisi
dari biasanya (>3 kali/ hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi
Pengertian lain adalah defekasi cair/ encer >3 kali sehari dengan atau
tanpa darah dan atau lendir dalam tinja. Namun demikian secara umum akibat
terjadi akibat buang air besar cair dan suatu gejala dari banyak kondisi dan
B. Etiologi
Menurut Diyono (2013), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
1. Faktor Infeksi
oleh :
sebagainya.
1
3) Infeksi parasit; Cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides),
2. Faktor Malabsorpsi:
b. Malabsorpsi lemak
c. Malabsorpsi protein
C. Patofisiologi
pergeseran air dan elektrolit dalam rongga usus, isi rongga usus yang
diare.
akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit kedalam rongga usus dan
2
Ketiga, gangguan motalitas usus, terjadi hiperperistaltik akan
D. Manifestasi klinis
Menurut Rosdianah (2012), beberapa tanda dan gejala yang sering ditemukan
2. Badan lemas.
10. Takikardi.
3
14. Perilaku tak konsntrasi, mudah terganggu.
15. Demam.
E. Pemeriksaan Diagnostik
jika diduga ada intoleransi glukosa, biakan kuman untuk mencari kuman
persisten).
3. Pemeriksaan darah: darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit.
F. Komplikasi
sebagai berikut :
2. Renjatan hipovolemik.
4. Hipoglikemia.
4
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi
enzim laktose.
7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).
G. Penatalaksanaan
Menurt Mansjoer (2007), pada orang dewasa, penatalaksanaan diare
akut akibat infeksi terdiri atas :
a. Jenis cairan: Pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit.
Diberikan cairan Ringer Laktat, bila tak tersedia dapat diberikan cairan
dengan cara :
5
2. Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi: Secara klinis, tentukan
Sifat Golongan
Antimotilitas
dan sekresi Turunan opiat
usus Difenoksilat (Lomotil)
Loperamid (Imodium)
Kodein HCl / Fosfat
Antiemetik Metoklopramid
Prokloprazin
Domperidon
Sumber : Kapita Selekta Kedokteran, Mansjoer Arif, 2007.
perpanjangan waktu kontak antara bakteri dengan epitel usus. Bila pasien
amat kesakitan, maka dapat diberikan obat antimotilitas dan sekresi usus di
atas dalam jangka pendek selama 1 – 2 hari saja dengan 3 – 4 tablet/hari, serta
6
Tabel. 1.4. Daftar obat dan dosis berdasarkan penyebab diare
H. Prognosis
Penyebab diare akut mendadak tersering adalah virus, maka tidak ada
saluran pipa yang akan keluar menyebabkan aliran balik dan akan
7
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), beberapa data yang dapat
diperolah dari pengkajian pada klien dengan Gastroenteritis yaitu melalui
pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi,observasi, dan
pemeriksaan fisik :
1. Identitas klien.
2. Riwayat keperawatan.
a. Awal kejadian: Awalnya suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian
timbul diare
b. Keluhan utama: Feses semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak
air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun.
Turgor kulit berkurang,selaput lendir mulut dan bibir
kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
c. Riwayat kesehatan masa lalu.
d. Riwayat penyakit keluarga.
3. Diagnosis Medis dan Terapi: Gastroenteritis Akut dan terapi obat
antidiare, terapi intravena, dan antibiotic.
4. Pengkajian Pola Gordon (Pola Fungsi Kesehatan).
a. Persepsi Kesehatan: pasien tidak mengetahui penyebab penyakitnya,
higienitas pasien sehari-sehari kurang baik.
b. Nutrisi metabolic: diawali dengan
mual,muntah,anopreksia,menyebabkan penurunan berat bada pasien.
c. Pola eliminasi: akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4
kali sehari,BAK sedikit atau jarang.
d. Aktivitas: akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan
adanya nyeri akibat distensi abdomen yakni dibantu oleh orang lain.
e. Tidur/istirahat: akan terganggu karena adanya distensi abdomen
yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
8
f. Kognitif/perceptual : pasien masih dapat menerima informasi namun
kurang berkonsentrasi karena nyeri abdomen.
g. Persepsi diri/konsep diri: pasien mengalami gangguan konsep diri
karena kebutuhan fisiologis nya terganggu sehingga aktualisasi diri
tidak tercapai pada fase sakit.
h. Seksual/reproduksi: mengalami penurunan libido akibat terfokus
pada penyakit.
i. Peran hubungan: pasien memiliki hubungan yang baik dengan
keluarga dan peran pasien pada kehidupan sehari-hari mengalami
gangguan.
j. Manajemen koping/stress: pasien mengalami kecemasan yang
berangsur-angsur dapat menjadi pencetus stress. Pasien memiliki
koping yang adekuat.
k. Keyakinan/nilai:pasien memiliki kepercayaan, pasien jarang
sembahyang karena gejala penyakit.
B. Diagnosa
1. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi, atau malabsorbsi usus.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan banyak
melalui rute normal (diare berat, muntah).
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan intake makanan
4. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi
kulit/jaringan
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan klien sering terjaga
6. Resiko infeksi berhubungan dengan pemajanan terhadap patogen
lingkungan meningkat
7. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan eksresi atau BAB sering
8. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
9. Defisiensi pengetahuan tentang penyakit, dan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya paparan informasi.
9
C. Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
10
rasional tindakan R : Menjadi dasar dalam penentuan
5. Mempertahankan turgor kulit derajat dehifrasi
5. Kolaborasi dalam pemberian obat anti
diare
R : Mempercepat proses penyembuhan
2 Resiko Kekurangan NOC NIC
2
volume cairan a. Fluid Balance Fluid Management
berhubungan dengan b. Hydration 1. Monitor vital sign
kehilangan banyak melalui c. Nutritional status : Food and Fluid R : menjadi dasar penentuan intervensi
rute normal (diare berat, selanjunya
muntah). Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Monitor status hidrasi (kelembaban
selama …. Volume cairan adekuat, membran mukosa, nadi adekuat)
dengan kriteria hasil: R : status hidrasi dapat menunjukkan
1. TTV dalam batas normal tingkat dehidrasi yang dialami pasien
2. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, 3. Monitor masukan makanan/cairan dan
elastisitas turgor kulit baik, hitung intake cairan
membran mukosa lembab, tidak ada R : memberikan informasi tentang
rasa haus yang berlebihan keseimbangan cairan, fungsi ginjal dan
control penyakit usus juga merupakan
11
pedoman untuk penggantian cairan.
4. Dorong keluarga untuk membantu pasien
makan
R : mempertahankan intake cairan
5. Kolaborasikan pemberian cairan IV
R : mempertahankan istirahat usus akan
memerlukan penggantian cairan untuk
memperbaiki kehilangan
3 Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC
3
kurang dari kebutuhan a. Nutritional status : food and fluid 1. Kaji adanya alergi makanan
tubuh berhubungan dengan intake R : menjadi dasar dalam pemberian
penurunan intake makanan b. Nutritional status : nutrient intake nutrisi
c. Weight control 2. Monitor mual dan muntah
R : mengetahui jumlah output cairan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3. Anjurkan kepada pasien untuk banyak
selama….nutrisi kurang teratasi dengan minum
indikator: R : minum air putih yang banyak dapat
1. Albumin serum mencegah dehidrasi
4. Informasikan kepada pasien dan keluarga
12
2. Pre albumin serum tantang manfaat nutrisi
3. Hematokrit R : memberi pemahaman kepada pasien
4. Hemoglobin dan keluarga manfaat nutrisi
5. Total iron binding capacity 5. Kolaborasi dengan dokter tentang
pemberian suplemen makanan seperti
NGT atau TPN
R : pemberian suplemen makanan untuk
mempertahankan intake yang adekuat
13
menggunakan tehnik tingkat nyeri yang dirasakan pasien
nonfarmakologi untuk mengurangi 3. Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
nyeri, mencari bantuan) napas dalam, relaksasi, distraksi, kompres
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang hangat/ dingin
dengan menggunakan manajemen R : teknik non-farmakologi dapat
nyeri membantu pasien untuk mengurangi nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala, yang dirasakan
intensitas, frekuensi dan tanda 4. Berikan informasi tentang nyeri seperti
nyeri) penyebab nyeri, berapa lama nyeri
4. Menyatakan rasa nyaman setelah berlangsung nyeri akan berkurang
nyeri berkurang R : menambah pengetahuan pasien dan
5. Tanda vital dalam rentang normal keluarga tentang penyakit yang dialami
5. Kolaborasi pemberian obat analgetik
R : pemberian analgetik dapat
mengurangi nyeri
14
5 berhubungan dengan klien a. Anxiety reduction Sleep Enhancement
sering terjaga b. Comfort level 1. Monitor atau catat kebutuhan tidur pasien
c. Pain level setiap hari dan jam
d. Rest : Extent and pattern R : mengetahui perubahan pola tidur
e. Sleep : Extend and pattern pasien
2. Ciptakan lingkungan yang nyaman
Seterlah dilakukan tindakan R : agar pasien dapat beristirahat dengan
keperawatan selama …. Pasien tidak nyaman
mengalami gangguan pola tidur, dengan 3. Beri posisi yang nyaman
kriteria hasil: R : memudahkan dalam beristirahat
1. Jumlah jam tidur dalam batas 4. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
normal R : menambah pengetahuan pasien dan
2. Pola tidur, kualitas dalam batas keluarga tentang pentingnya istirahat-
normal tidur
3. Perasaan segar sesudah tidur atau 5. Diskusikan dengan pasien dan keluarga
istirahat tentang teknik tidur pasien
4. Mampu mengidentifikasi hal-hal R : agar keluarga mengetahui teknik tidur
yang meningkatkan tidur pasien sehingga keluarga dapat
berpartisipasi dalam membantu pasien
15
untuk bisa istirahat tidur.
5 Resiko infeksi NOC : NIC
6
berhubungan dengan a. Immune Status 1. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
pemajanan terhadap b. Knowledge : Infection control tindakan keperawatan
patogen lingkungan c. Risk control R : meminimalisir resiko terjadinya
meningkat infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Batasi pengunjung bila perlu
selama…… pasien tidak mengalami R : mengurangi tingkat kontaminasi
infeksi dengan kriteria hasil: pasien dengan orang lain
1. Klien bebas dari tanda dan gejala 3. Intruksikan kepada pengunjung untuk
infeksi mencuci tangan saat berkunjung dan
2. Menunjukkan kemampuan untuk setelah berkunjung meninggalkan pasien
mencegah timbulnya infeksi R : mencegah terjadinya infeksi silang
3. Jumlah leukosit dalam batas normal 4. Inspeksi kulit dan membran mukosa
4. Menunjukkan perilaku hidup sehat terhadap kemerahan, panas, drainase
5. Status imun, gastrointestinal, R : mengetahui terjadinya infeksi dan
genitourinaria dalam batas normal menjadi dasar penetuan intervensi
selanjutnya
16
5. Tingkatkan intake nutrisi
R : nutrisi yang adekuat dapat
memperkuat sistem imunitas tubuh
6. Instruksikan kepada pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
R : mencegah terjadinya infeksi
17
3. Perfusi jaringan baik integritas kulit
4. Menunjukkan pemahaman dalam 5. Anjurkan pasien untuk menggunakan
proses perbaikan kulit dan mencegah pakaian yang longgar
terjadinya cedera berulang R : supaya ada sirkulasi udara sehingga
5. Mampu melindungi kulit dan dapat mencegah terjadinya kerusakan
mempertahankan kelembaban kulit jaringan
dan perawatan alami
8 Ansietas berhubungan NOC NIC
8
dengan perubahan status - Kontrol kecemasan Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
kesehatan - Koping 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
R : memberikan rasa nyaman kepada
Setelah dilakukan asuhan selama …… pasien
kecemasan klien teratasi dgn kriteria 2. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
hasil: dirasakan selama prosedur
1. Klien mampu mengidentifikasi dan R : agar klien dapat mengerti dan
mengungkapkan gejala cemas memahami prosedur yang akan
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dilaksanakan
dan menunjukkan tehnik untuk 3. Instruksikan kepada pasien untuk
mengontol cemas
18
3. Vital sign dalam batas normal menggunakan teknik relaksasi
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, R : dapat mengurangi kecemasan pasien
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas 4. Libatkan keluarga untuk mendampingi
menunjukkan berkurangnya pasien
kecemasan R : support dari keluarga dapat
mengurangi kecemasan pasien
5. Kolaborasi pemberian obat anti cemas
R : pemberian obat cemas dapat
menurunkan kecemasan pasien
19
kondisi, prognosis dan program R : memberi pemahaman kepada pasien
pengobatan agar pasien mengerti proses terjadinya
2. Pasien dan keluarga mampu penyakit yang dialami
melaksanakan prosedur yang 3. Gambarkan kondisi dan gejala yang bisa
dijelaskan secara benar muncul pada penyakit, dengan cara yang
Pasien dan keluarga mampu tepat
menjelaskan kembali apa yang R : agar pasien mengetahui gejala yang
dijelaskan perawat/tim kesehatan bisa muncul
lainnya 4. Instruksikan pasien mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang
tepat
R : intervensi cepat dapat mencegah
komlikasi yang serius
5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang
R : mencegah komplikasi yang mungkin
terjadi sehingga pasien dapat hidup
20
dengan kualitas hidup yang lebih baik
21
DAFTAR PUSTAKA
22