Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA “An.A” DENGAN OPEN FRAKTUR LEFT TIBIA

NUR SYAHRAENY RAMLI


DEFINISI
OPEN FRAKTUR Fraktur atau patah tulang adalah keadaan dimana hubungan
atau kesatuan jaringan tulang terputus. Tulang mempunyai
LEFT TIBIA daya lentur (elastisitas) dengan kekuatan yang memadai,
apabila trauma melebihi dari daya lentur tersebut maka
terjadi fraktur (patah tulang).

Cruris berasal dari bahasa latin crus atau cruca yang berarti
tungkai bawah yang terdiri dari tulang tibia dan fibula.

Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan


ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia
dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang
lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya.

Open fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang


tibia dan fibula yang menyebabkan luka atau robek pada
kulit.
KLASIFIKASI
Fraktur terbuka : fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.
Fraktur terbuka dibagi menjadi tiga derajat, yaitu :

Derajat I Derajat II Derajat III


• Luka kurang dari 1 cm • Laserasi lebih dari 1 cm Terjadi kerusakan jaringan
• Kerusakan jaringan • Kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi
lunak sedikit tidak ada lunak, tidak luas, avulse struktur kulit, otot dan
tanda luka remuk. • Fraktur komuniti neurovaskuler serta
• Fraktur sederhana, kontaminasi derajat tinggi.
sedang.
tranversal, obliq atau
kumulatif ringan
• Kontaminasi ringan.
ETIOLOGI

Fraktur dapat terjadi diakibat oleh beberapa


hal:

Trauma langsung
Trauma langsung menye-
Trauma tidak langsung Trauma akibat tarikan otot
babkan patah tulang pada titik
Trauma tidak langsung Patah tulang akibat tarikan
terjadinya kekerasan. Fraktur
menyebabkan patah tulang otot sangat jarang terjadi.
demikian sering bersifat fraktur
ditempat yang jauh dari tempat Kekuatan dapat berupa pemu-
terbuka dengan garis patah
terjadinya kekerasan. Yang ntiran, penekukan dan
melintang atau miring. Misal-
patah biasanya adalah bagian penekanan, kombinasi dari
nya tulang kaki terbentur
yang paling lemah dalam jalur ketiganya, dan penarikan.
bumper mobil maka tulang
hantaran vektor kekerasan.
akan patah, tepat di tempat
benturan.
PATOFISIOLOGI
Bila sebuah tulang patah, maka jaringan lunak sekitarnya
juga rusak, periosteum terpisah dari tulang dan terjadi
perdarahan yang cukup berat. Bekuan darah terbentuk pada
daerah tersebut.
Bekuan akan membentuk jaringan granulasi, dimana sel-sel
pembentuk tulang premitif (osteogenik) berdeferensiasi
menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan
mensekresi fosfat yang akan merangsang deposisi kalsium.
Terbentuk lapisan tebal (kalus) disekitar lokasi fraktur.
Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan
lapian kalus dari fragmen yang satunya dan menyatu. Fusi
dari kedua fragmen terus berlanjut dengan terbentuknya
trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan
meluas menyebrangi lokasi fraktur.
Persatuan (union) tulang provisional ini akan
menjalanitransformasi metaplastikuntuk menjadi lebih kuat
dan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan mengalami re-
modelling dimana osteoblas akan membentuk tulang baru
sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian yanng
rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang
menyerupai keadaan tulang aslinya.
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen
tulang diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur meru-
01 pakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk memini-
malkan gerakan antar fragmen tulang.

Deformitas dapat disebabkan pergeseran fragmen pada ek-


-40 02 sremitas.

Pemendekan tulang, karena kontraksi otot yang melekat diatas


03 dan dibawah tempat fraktur.

Krepitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan tangan,


04 teraba adanya derik tulang. Krepitasi yang teraba akibat
gesekan antar fragmen satu dengan lainnya.

Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi


05 akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

01 Foto Rontgen

02 Skor tulang tomography, skor C1, Mr1 : dapat


digunakan mengidentifikasi kerusakan jaringan
lunak.

03 Artelogram dicurigai bila ada kerusakan vaskuler

04 Hitung darah lengkap HT mungkin meningkat


( hemokonsentrasi ) atau menrurun ( perdarahan bermakna pada
sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multiple). Peningkatan
jumlah SDP adalah respon stres normal setelah trauma
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI
DALAM WAKTU
AWAL
LAMA

1. Kerusakan Arteri Delayed Union adalah proses


2. Kompartement Syndrom penyembuhan yang terus
3. Fat Embolism Syndrom berjalan dengan kecepatan
yang lebih lambat dari keadaan
4. Infeksi normal.
5. Avaskuler Nekrosis
6. Shock Malunion adalah suatu keadaan
dimana tulang yang telah patah
telah sembuh dalam posisi yang
tidak seharusnya. Malunion
merupakan penyembuhan
tulang ditandai dengan
meningkatnya tingkat kekuatan
dan perubahan bentuk
(deformitas)
PENATALAKSANAAN

Rekognisi (pengenalan) Reduksi fraktur berarti Imobilisai fraktur, setelah Rehabilitasi


Riwayat kecelakaan, mengembalikan fragmen fraktur di reduksi fragmen Mengembalikan aktivitas
derajat keparahan harus tulang pada kesejajarannya tulang harus di imobilisasi fungsional semaksimal
jelas untuk menentukan dan rotasi anatomis. atau di pertahankan dalam mungkin untuk menghindari
diagnosa dan tindakan Metode dalam reduksi posisi dan kesejajaran yang atropi atau kontruktor
selanjutnya. adalah reduksi tertutup, benar sampai terjadi
traksi dan reduksi terbuka, penyatuan. Immobilisasi
yang masing-masing di pilih dapat dilakukan dengan
bergantung sifat fraktur. fiksasi eksternal atau
internal.
PENGKAJIAN

Kondisi saat ini


Pasien mengatakan merasa nyeri pada kaki sebelah
kiri dirasakan sejak 25hari yang lalu, saat pasien
sedang duduk dipinggirl jalan dan kemudian ada
Nama inisial : An.A mobil truk yang melindas kaki kiri pasien dari arah
Tempat/tanggal lahir (Umur) : 14/05/2013 samping karena sopir truk tidak melihat pasien. Sete-
lah kejadian pasien mengeluh nyeri hebat sehingga
(8 tahun)
pasien tidak dapat berdiri atau berjalan. Pasien ke-
Jenis Kelamin : Laki-laki mudian di bawa ke RS untuk mendapatkan per-
Status perkawinan: Belum Kawin awatan dan dilakukan debridement dan necrotomy
oleh specialis bedah. Sebelum kejadian pasien dapat
Jumlah anak :-
berjalan normal tanpa alat bantu. Tidak ada riwayat
Agama/Suku : Islam pingsan, tidak ada riwayat muntah.
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan: Indonesia
Tanda-tanda vital
Pendidikan : SD
Pekerjaan :- Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Alamat : Papua Barat Nadi : 108x/mnt
Pernapasan : 20 x/mnt
Suhu : 36,8

Anda mungkin juga menyukai